Anda di halaman 1dari 58

Assalamu ‘alaikum wr wb

Selamat Siang
Biodata
Dr. med. vet. drh. Denny Widaya Lukman,
M.Si

Dosen di Divisi Kesehatan Masyarakat


Veteriner dan Epidemiologi, FKH IPB
University

Bidang keahlian: Higiene Pangan dan


Kesmavet
1982 – 1986
Sarjana Kedokteran Hewan; FKH IPB
1986 – 1987
Dokter Hewan; FKH IPB
1990 – 1994
M.Si; Program Studi Kesmavet; IPB
1994 – 1998
Doctor medicinae veterinariae (Dr.
med. vet.); FKH Ludwig-Maximilians
München, Jerman
Pelatihan
 HACCP (Jerman, Indonesia)
 ISO 22000 (Indonesia)
 Analisis Risiko (Indonesia)
 One Health (Chiang Mai, Thailand)
 Veterinary Leadership (Uni Sydney, Australia)
Lain-lain
 Anggota Komisi Ahli Kesehatan
Hewan, Kesmavet, dan Karantina
Hewan, Kementerian Pertanian
 Anggota Komisi Teknis Kesmavet
Standar Nasional Indonesia,
Direktorat Jenderal Peternakan
dan Keswan, Kementan
 Auditor unit usaha pangan asal
hewan Ditjen PKH – Pengalaman
audit RPH di Irlandia, Amerika,
Italia, Belanda, Jepang, New
Zealand, India, Meksiko
Kuliah Daring untuk Mahasiswa PPDH FKH UB
Senin, 22 Maret 2021

Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan


Epidemiologi
Denny W Lukman Fakultas Kedokteran Hewan
IPB University
Pendahuluan
1415 Spesies Mikroorganisme Patogen
pada Manusia

217 virus dan prion 868 dari 1415 (61,3%)


diklasifikasikan zoonosis
538 bakteri dan riketsia
175 dari 1415 (12,4%)
307 cendawan
spesies terkait emerging
diseases : 132 dari 175
66 protozoa (75%) bersifat zoonotik;
92 dari 132 (70%)
287 helminth bersumber di satwa liar
8
Penyakit Pangan Asal Konsumen
Hewan Hewan sakit

Penyakit
Konsumen
Tanaman
UU No 18 Tahun 2009
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Bab VI Kesehatan Masyarakat Veteriner
dan Kesejahteraan Hewan
Bagian Kesatu - KESMAVET
Definisi Kesmavet
UU No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan juncto
UU No 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No 18
Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan

Segala urusan yang berhubungan


dengan Hewan dan Produk Hewan yang
secara langsung atau tidak langsung
memengaruhi kesehatan manusia
Definisi Kesmavet
(WHO, FAO, OIE, WHO/FAO Collaborating Centre for Research and Training in
Veterinary Epidemiology and Management 1999)

Kontribusi terhadap kesehatan fisik,


mental dan kesejahteraan sosial
masyarakat melalui suatu pemahaman
dan penerapan ilmu kedokteran hewan
The contribution of the complete physical, mental and social well-
being of humans through an understanding and application of
veterinary medical science
Pada definisi Kesmavet
(WHO, FAO, OIE, WHO/FAO Collaborating Centre for Research and Training in Veterinary
Epidemiology and Management 1999):

Ilmu kedokteran hewan adalah seluruh


aktivitas veteriner yang meliputi produksi
dan perawatan hewan, serta disiplin inti
untuk mewujudkan kesehatan masyarakat
dan semua yang langsung memengaruhi
kesehatan manusia
 Kesmavet merupakan bagian penting
dari aktivitas masyarakat dan sebagai
rantai penghubung antara bidang
pertanian dan kesehatan manusia
Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet)
Hewan/Ternak Produk Hewan/Ternak KIE,
Komunikasi
Ternak – pangan  Daging risiko
 Telur
 Susu
 Produk non-pangan

Hewan pelihara
Manusia
Hewan lab

Satwa liar  Daging


 Produk non-pangan

Kesejahteraan Hewan
Zoonosis Zoonosis
Higiene Sanitasi Higiene Sanitasi
Sanitary Sanitary
Peraturan Perundangan yang mengatur
Bidang Kesmavet
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan juncto
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor
18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan
Hewan
 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95
Tahun 2012 tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner
dan Kesejahteraan Hewan
Pasal 56 UU 18 Tahun 2009
Kesehatan masyarakat veteriner merupakan
penyelenggaraan kesehatan hewan dalam
bentuk:
a. Pengendalian dan penanggulangan zoonosis
b. Penjaminan keamanan, kesehatan, keutuhan,
dan kehalalan produk hewan
c. Penjaminan higiene dan sanitasi
d. Pengembangan kedokteran perbandingan
e. Penanganan bencana
Produk Hewan ASUH (Pasal 58)
 Untuk menjamin produk hewan yang ASUH,
Pemerintah dan Pemda sesuai kewenangannya
melaksanakan:
• Pengawasan
• Pemeriksaan
• Pengujian
• Standardisasi Produk hewan
• Sertifikasi
• Registrasi
 Pengawasan dan pemeriksaan produk hewan:
dilakukan di tempat produksi, waktu pemotongan,
penampungan, pengumpulan; segar, sebelum
pengawetan, waktu peredaran, setelah pengawetan
 Standardisasi, sertifikasi, dan registrasi produk
hewan: produksi di dalam negeri, dimasukkan ke
wilayah NKRI untuk diedarkan atau dikeluarkan dari NKRI
 Produk hewan yang diproduksi dan/atau dimasukkan
ke wilayah NKRI untuk diedarkan wajib disertai
sertifikat veteriner dan sertifikat halal (bagi yang
dipersyaratkan)
Izin Pemasukan Produk Hewan dari
Luar Negeri
 Ijin pemasukan dari menteri yang yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
perdagangan setelah mendapat rekomendasi:
• Produk segar – Menteri Pertanian
• Produk hewan olahan – Kepala Badan POM
atau Mengeri Pertanian; kecuali produk
hewan olahan yang masih memiliki risiko
zoonosis harus mendapat rekomedasi dari
Menteri Pertanian
Izin pemasukan produk hewan dari luar negeri . . .

 Mengacu kepada ketentuan atau kaidah


internasional berbasis analisis risiko dan
kesmavet serta mengutamakan kepentingan
nasional
Negara lain Indonesia

Peternakan Peternakan

RPH,
Pengolahan Pasar, ritel,
Distribusi rumah makan
RPH, Pelabuhan
Pengolahan Gudang,
Cold Storage
Riview
dokumen,
verifikasi, audit Tindakan Karantina Konsumen
• Halal
• Sanitary
Pembinaan, Registrasi, Sertifikasi, Pengawasan, Monitoring
• Keamanan Surveilan Cemaran Mikroba dan Residu (PMSR) – Bidang
pangan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Kementan
Pengawasan Produk Hewan Asal Luar Negeri
 Country approval
Negara Asal  Veterinary Public Health Protocol
 Establishing approval

Pintu Masuk  Karantina hewan Sistem pengawasan


Indonesia  Bea cukai kuat dan tangguh

 Sertifikasi dan registrasi unit usaha PAH


Peredaran melalui NKV
 Labelisasi PAH

 Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah/


Masyarakat Pemda
 Public awareness
Pasal 60
 Setiap unit usaha produk hewan wajib memiliki
Sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV)
 Sertifikat NKV atau NKV adalah sertifikat sebagai
bukti tertulis yang sah telah dipenuhinya persyaratan
higiene sanitasi sebagai jaminan keamanan produk
hewan pada unit usaha produk hewan
 NKV dikeluarkan oleh Gubernur
 Pembinaan dan pengawasan unit usaha dilakukan
oleh Bupati/Walikota
Pemotongan Hewan (Pasal 61)
 Jika daging diedarkan: pemotongan di rumah
potong dan mengikuti cara penyembelihan yang
memenuhi kaidah kesmavet dan kesrawan
 Untuk menjamin ketentraman batin masyarakat,
pemotongan hewan memperhatikan kaidah
agama dan unsur kepercayaan masyarakat
Pasal 62
 Pemda kabupaten/kota wajib memiliki RPH yang
memenuhi persyaratan teknis
 Usaha RPH harus dilakukan di bawah pengawasan
dokter hewan berwenang di bidang pengawasan
kesmavet
Penjaminan Higiene Sanitasi
(Pasal 63)
 Pengawasan, inspeksi dan audit terhadap tempat
produksi, RPH, tempat pemerahan, tempat
penyimpanan, tempat pengolahan, tempat penjualan
atau penjajaan, alat dan mesin produk hewan
 Surveilans residu obat, cemaran mikroba, cemaran
kimia
 Pembinaan
Pasal 64
 Pemerintah dan pemerintah daerah
mengantisipasi ancaman terhadap kesehatan
masyarakat yang ditimbulkan oleh hewan
dan/atau perubahan lingkungan sebagai dampak
bencana alam yang memerlukan kesiagaan dan
cara penanggulangan terhadap zoonosis, dan
masalah higiene dan sanitasi lingkungan
Peraturan Pemerintah No 95 Tahun 2012
Kesehatan Masyarakat Veteriner dan
Kesejahteraan Hewan
PP 95 Tahun 2012 mengatur:
 Kesehatan masyarakat veteriner (Kesmavet)
 Kesejahteraan hewan (Kesrawan)
 Penanganan hewan akibat bencana
 Kesehatan Masyarakat Veteriner
meliputi:
• Penjaminan higiene dan sanitasi
• Penjaminan produk hewan
• Pengendalian dan penanggulangan
zoonosis
Produk Hewan terdiri atas:
 Produk pangan asal hewan
 Produk hewan non-pangan yang berpotensi
membawa risiko zoonosis secara langsung
kepada manusia, dan
 Produk hewan non-pangan yang berisiko
menularkan penyakit ke hewan dan lingkungan
 Penjaminan higiene sanitasi: menerapkan
cara yang baik pada rantai produksi produk
hewan
• Tempat budidaya
• Tempat produksi pangan asal hewan
• Tempat produksi produk hewan non-pangan
• Rumah potong hewan
• Tempat pengumpulan dan penjualan
• Pengangkutan
Cara yang Baik (Good Practices)
 Penerapan praktik higiene sanitasi
 Penerapan praktik biosekuriti
 Pemeriksaan antemortem dan
postmortem di RPH (RPH-R, RPH-U,
RPH-B)
 Penjaminan produk hewan dilakukan
melalui:
• Pengaturan peredaran produk hewan
• Pengawasan unit usaha produk hewan
• Pengawasan produk hewan
• Pemeriksaan dan pengujian produk hewan
• Standardisasi produk hewan
• Sertifikasi produk hewan
• Registrasi produk hewan
 Pengaturan peredaran produk
hewan
• Produksi dalam negeri
• Yang dimasukkan ke dalam wilayah negara RI
• Yang dikeluarkan dari wilayah negara RI
Nomor Kontrol Veteriner
(NKV)
Unit Usaha Produk Hewan dalam NKV (Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 11 Tahun 2020 tentang Sertifikasi
NKV pada Unit Usaha Produk Hewan)
1. Rumah Potong Hewan Ruminansia
2. Rumah Potong Hewan Unggas
3. Rumah Potong Hewan Babi
4. Budidaya Unggas Petelur
5. Budidaya Ternak Perah
6. Usaha Pengolahan Daging
7. Usaha Pengolahan Susu
8. Usaha Pengolahan Telur
9. Ritel dan Kios Daging
10. Gudang Berpendingin
Unit Usaha Produk Hewan dalam NKV …
11. Gudang Kering
12. Usaha Penampungan Susu
13. Usaha Pengumpulan, Pengemasan dan
Pelabelan Telur Konsumsi
14. Usaha Penanganan atau Pengolahan Madu
15. Usaha Pencucian Sarang Burung Walet
16. Usaha Pengolahan Produk Pangan Asal
Hewan
17. Usaha Pengolahan Produk Hewan
Nonpangan
18. Usaha Pengolahan Sarang Burung Walet
Prerequisite Programs (PrPs) atau
Program Persyaratan Dasar
adalah praktik-praktik dan kondisi yang
diperlukan sebelum dan selama
pelaksanaan jaminan keamanan pangan
(Hazard Analysis Critical Control
Point/HACCP) yang sangat esensial untuk
produksi pangan yang aman (WHO)
Program Persyaratan Dasar …

 Prerequisite program mencakup


cara-cara yang baik (good
practices)  Good Hygiene Practices
(GHP)/Good Manufacturing Practices
(GMP), Nomor Kontrol Veteriner
(NKV)
Komponen NKV
Praktik Veteriner
Biosekuriti
Nomor Kesejahteraan Hewan
Kontrol Halal
Veteriner Higiene Sanitasi
Pengujian Eksternal
Komponen Audit NKV
A. Data Umum
B. Data Khusus
C. Audit Kelayakan Dasar – Cara Praktik yang Baik
1. Praktik Veteriner yang Baik
2. Biosekuriti
3. Kesejahteraan Hewan
4. Bangunan, Fasilitas, dan Peralatan
5. Penanganan Produk
6. Higiene Personal
7. Higiene Sanitasi
8. Pengujian oleh Pihak Eksternal Terakreditasi
Kompetensi Dokter Hewan
dalam Keamanan Pangan
Kompetensi
Knowledge+Skills+Attitude+Aptitude
 Pengetahuan (knowledge):
kemampuan kognitif, keterampilan mental
 Keterampilan (skills): kemampuan
melakukan tugas spesifik
 Perilaku (attitude): kemampuan afektif,
perasaan dan emosi
 Talenta (aptitude): kemampuan alami,
talenta atau kapasitas belajar
Kompetensi Dokter Hewan
 Terkait kompetensi dokter hewan OIE
menerbitkan “OIE recommendations on the
Competencies of graduating veterinarians
(‘Day 1 graduates’) to assure National
Veterinary Services of quality (Mei 2012)
 Day 1 Graduate: dokter hewan yang baru
lulus dari institusi pendidikan kedokteran
hewan
Kompetensi Dokter
Hewan
 Kompetensi spesifik (specific
competencies)
 Kompetensi lanjut (advanced
competencies)

https://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Support_to_OIE_Members/Vet_Edu_AHG/DAY_1/DAYONE-B-
ang-vC.pdf
Specific Competencies
 Epidemiology
 Transboundary animal diseases
 Zoonoses (including food borne diseases)
 Emerging and re-emerging diseases
 Disease prevention and control programmes
 Food hygiene
 Veterinary products
 Animal welfare
 Veterinary legislation and ethics
 General certification procedures
 Communication skills
Advanced Competencies
 Organisation of veterinary services
 Inspection and certification procedures
 Management of contagious disease
 Food hygiene
 Application of risk analysis
 Research
 International trade framework
 Administration and management
Tantangan Dokter Hewan
dalam Keamanan Pangan
 Bahaya-bahaya baru  biologis dan
kimia
 Keamanan psikis  jaminan halal,
produk organik
 Digitalisasi  label, ketelusuran,
registrasi, pengawasan, informasi
 Penjualan on-line  registrasi,
pengawasan
 Rantai dingin  kesegaran, masa simpan
 Sertifikasi  NKV, produk, kompartemen
 Uji cepat  biosensor
 Berita hoax terkait produk hewan yang
tidak aman dan tidak sehat
 Kompetensi Dokter Hewan
 Risk analysis  kebijakan, manajemen,
komunikasi
Keterampilan yang Dibutuhkan dalam
Industri 4.0
1. Berpikir analitis dan inovasi
2. Belajar aktif, dan inisiatif
3. Disain teknologi dan programming
4. Berpikir kritis dan analisis
5. Pemecahan masalah kompleks
6. Kepemimpinan dan pengaruh sosial
7. Kecerdasan emosional
8. Memberikan dasar pikir (alasan), pemecahan
masalah, dan ide
9. Analisis sistem dan evaluasi
Future of Jobs Survey 2018, World Economic Form
Karakter yang Dibentuk dalam
Kedokteran Hewan
• Bertanya
Pola pikir ilmiah • Pengamatan

Keterampilan • Berbagai orang


komunikasi • Kasih sayang

Pengalaman • Mengelola orang


kepemimpinan dan bisnis
http://www.avma.org/public/YourVet/Pages/Veterinarians.aspx
Kesmavet is the
Dr. med. vet. drh. Denny Widaya Lukman, MSi
Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Epidemiologi
Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesmavet
Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
Jalan Agatis Kampus IPB Darmaga Bogor
Telpon/Faksimili 0251 8625588

0815 1380 3047 dwl4fb dennylukman@apps.ipb.ac.id

Anda mungkin juga menyukai