Anda di halaman 1dari 7

DIAGNOSIS KLINIK VETERINER

LAPORAN PRAKTIKUM

Pemeriksaan Umum Secara Klinik Pada Sapi

Disusun Oleh : Kelas 2015 B

Ni Made Hani Pujaswarini 1509005056


Nikko Marthen Mamboran 1509005077
Tania Ria Gunawan 1509005086

LABORATORIUM DIAGNOSIS KLINIK VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
JALAN RAYA SESETAN, GANG MARKISA No 6
BANJAR GADUH DENPASAR BALI
2017
bPemeriksaan Umum Secara Klinik Pada Sapi

1. Sapi Sehat
Tingkah laku sapi memberikan gambaran tentang status kesehatan sapi
tersebut. Sapi yang sehat akan menampakkan gerakan yang aktif, sikapnya sigap,
selalu sadar dan tanggap terhadap perubahan situasi sekitar yang mencurigakan.
Kondisi sapi yang seimbang adalah tidak terlalu gemuk atau kurus, langkah kakinya
mantap dan teratur
Sudut matanya terlihat bersih tanpa adanya kotoran atau getah radang.
Ekornya selalu aktif megibas untuk mengusir lalat. Kulit dan bulu tampak halus dan
mengkilat serta pertumbuhan bulu merata di permukaan tubuhnya, hidung sapi
keadaannya basah. pada sapi sehat, selaput lendir mulut dan gusi berwarna merah
muda, lidah dapat bergeraka dengan bebas. Ujung hidung bersih, sedikit basah dan
tersa dingin jika disentuh.

2. Fisiologi Ternak
Kondisi fisiologi ternak dapat digunakan untuk mengetahui kesehatan seekor
ternak, kondisi fisiologis yang digunakan untuk mengetahui indikasi ternak sehat
adalah suhu tubuh, frekuensi denyut nadi dan frekuensi respirasi.

3. Suhu rektal
Suhu tubuh bagian dalam tubuh hewan dapat diukur dengan menggunakan
termometer. Hasil yang diperoleh tidak menunjukkan jumlah total panas yang
diproduksi tubuh tetapi menunjukkan keseimbangan antara produksi panas dan
pengeluaran panas tubuh, ternak mempunyai sistem pengaturan suhu tubuh untuk
memelihara suhu tubuhnya dari pengaruh luar

4. Frekuensi denyut nadi


Denyut nadi sapi normal sekitar 50-60 kali per menit. Hal ini berhubungan
dengan faktor bahwa semakin kecil ukuran hewan, laju metabolisme per unit berat
badannya semakin tinggi. Hewan yang sakit atau stres akan meningkat denyut
jantungnya untuk sementara waktu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan denyut nadi adalah umur,
spesies, kelamin, kondisi ternak, aktivitas dan suhu lingkungan. Hewan yang sakit
atau stress akan meningkat denyut jantungnya untuk waktu tertentu. Semakin tinggi
aktivitas yang dilakukan ternak, semakin cepat denyut nadinya. Hewan yang memiliki
tubuh lebih kecil, denyut nadinya lebih besar dari pada hewan yang mempunyai
ukuran tubuh besar.

5. Frekuensi pernapasan
Frekuensi pernapasan bervariasi, tergantung dari jenis sapi pada umumnya.
Rata-rata frekuensi pernapasan sapi normal adalah 19 kali per menit, Angka ratarata
dapat naik jika terjadi kejutan atau latihan. Sapi yang mengalami demam tinggi akan
bernapas lebih cepat, sedangkan sapi yang terserang penyakit menahun dan cukup
serius, frekuensi pernapasannya akan menjadi lambat dan berat.
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran
tubuh, umur, aktifitas ternak, kehamilan, lingkungan dan aktifitas pencernaan
terutama pada rumen. Frekuensi pernapasan yang sebenarnya dapat dihitung bila
ternak dalam keadaan istirahat dan tenang.

6. Kontraksi Rumen
Proses ruminansi pada sapi sehat berupa peremasan pakan yang ditelan secara
kuat dan mantap kemudian dicampur dengan cairan. Kontraksi rumen rata-rata terjadi
sekali tiap dua menit. Peristiwa ini menimbulkan gerakan rumen yang dapat dirasakan
oleh tangan pemeriksa dengan mengepalkan tinju dan mendesaknya di bagian kiri atas
lambung tepat di lekuk pinggang di belakang rusuk terakhir. Terjadinya perubahan
frekuensi atau gerak ruminansi yang tidak dapat dirasakan menandakan adanya
gangguan fungsi rumen.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik ternak sapi dapat dilakukan dengan mengamati kondisi umum
ternak, yang meliputi:
a. Pengamatan fisik
Pengamatan fisik ini berupa mata, hidung, mulut dan gigi. Pengamatan dilakukan
dengan memperhatikan bagian tubuh tersebut seperti hidung dan mulut kering atau tidak,
adakah cairan atau lendir, sedangkan pada mata apakah terlihat bersih dan bening. Pada gigi,
hitung jumlahnya dan tentukan apakah gigi tersebut gigi seri, taring atau geraham serta warna
dari gigi-gigi sapi tersebut.
b. Mengukur suhu tubuh sapi
Adapun langkah-langkah untuk mengukur suhu tubuh sapi adalah sebagai berikut :
Tenangkan ternak pada tempat yang teduh atau kandang.
Termometer yang akan digunakan sudah dalam keadaan bersih dan kering serta sudah
distandarisasi.
Angkat ekor ternak secara hati-hati ke atas kemudian masukkan ujung termometer
(1/3 bagian) ke dalam rektum selama kira-kira 3 menit.
Amati berapa temperatur tubuh sapi ( yang ditunjukkan pada skala termometer.

c. Menghitung denyut nadi


Menghitung denyut nadi sapi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Tenangkan ternak pada tempat yang teduh atau kandang.
Angkat ekor ke atas (jangan terlalu ke atas), asal kita dapat memegang vena
coccygealis, kira-kira 8-10 cm dari pangkal ekor.
Vena coccygealis letaknya dibagian tengah bagian bawah, kemudian hitung berapa
denyut nadi selama 1 menit (ulangi 3 kali) kemudian catat dan rata-ratakan.

d. Menghitung frekuensi rumen


Menghitung frekuensi rumen dapat dilakukan dengan menggunakan tangan terkepal,
tekan bagian rumen kemudian rasakan adanya dorongan rumen ke samping kurang lebih 5
menit, hitung berapa frekuensi rumen. Untuk melihat gerakan rumen ternak dapat dilihat dari
samping kiri bagian belakang dari rusuk terakhir atau bagian flank.

e. Menghitung frekuensi pernafasan


Cara menghitung frekuensi pernafasan pada ternak sapi adalah dengan menggunakan
telapak tangan bagian luar kemudian letakkan kira-kira 5 7 cm didepan hidung sapi. Hitung
berapa gerakan atau frekuensi pernafasan selama 1 menit.

f. Pemeriksaan Mata
Mukosa mata jika kelainan akan merah, banyak leleran, nyeri. Normalnya: warna
pink,Tidak Normal warna merah, putih, biru, kuning. (Biru = Sianosis, Kuning = Ikterus /
Jaundice, Putih = Anemis, dan Merah = Hiperemia)
Sianosis terjadi karena kekurangan O2
Ikterus terjadi karena gangguan hati dan gangguan sel darah merah.
Putih/Anemis terjadi karena kurang makanan.
Sedangkan mata merah/Hiperemia terjadi karena radang atau sel darah merah mati.

g. Pada Kelenjar Mata/Palpenbre/Eyelid


Tidak normal : terjadi bengkak dan posisi tidak tetap. Bengkak karena Fotosensitifitas
(peka terhadap sinar) Contoh penyakit yang mangakibatkan Fotosensitifitas :
Baliziekta, Alergi atau Trauma.
Tetap menutup : terjadi radang konjungtiva (konjungtivitis), karena trauma/injuri,
atau kemungkinan juga pada Keratitis, Keracuna Pb, Encepalitis dan
Hipomagnesemia.
Pemerikasan pada Membrana nicitan ditujukan untuk penyakit tetanus (Kuda, anjing,
kucing dll). Kemungkinan juga karena enchepalitis atau sakit mata karena nyeri. Pada
kucing membrana nickitan dapat mencerminkan kelemahan atau umur yang sidah tua.
Amati mata ---> terbebas dari benda asing.

h. Konjungtiva
Putih pucat bararti anemiia
Putih kering berarti Syok
Warna merah bata karena keracunan Arsen.
Konjungtiva bengkak dan hiperemi sering pada penyakit MCF sapi, Distemper anjing
dan Swine Fever.
Chemosis : bengkak parah
Blephara Spamus : radang kelenjar mata karena benda asing pada cornea atau
konjungtiva

i. Kornea
Keratitis
- kekeruhan ringan sampai putih tebal
- ulserasi
- jaringan parut
- pigmentasi fokal
Peningkatan kecembungan kornea (keratoglobus)

j. Pupil
Ukuran : diperiksa ditempat agak gelap kemudian matanya disinari dengan senter.
Bila normal, pupil akan mengecil jika terkena sinar.
Bentuk dan posisi : bentuk dan posisi pupil yang abnormal terjadi bila iris melekat
pada permukaan posterior kornea atau pada lensa.

k. Parasit
Cacing Thelazia sp.
- konjunctiva, saluran air mata, kelopak mata
- bentuk panjang warna putih
- host intermedier : lalat

l. Leleran dan Lakrimasi


Akibat adanya inflamasi
Akibat adanya parasit (cacing)
Leleran berupa eksudat radang serous (serum), purulen (nanah), hemoragis (berdarah)
Lakrimasi : keluarnya air mata secara berlebihan (epifora)

m. Pemeriksaan Telinga
Kulit telinga bagian dalam & luar diperiksa mengenai adanya kerusakan2 (lesi)
Pemeriksaan adanya parasit, kotoran, atau benda asing
Basis telinga kanan & kiri diremas serumen meleleh akibat adanya infeksi
bercampur dgn eksudat terdengar suara gemericik/krepitasi
Pemeriksaan sampel serumen mikroskop adanya parasit, jamur, atau bakteri
Untuk pemeriksaan telinga bagian dalam lebih jelas menggunakan otoskop
Pemeriksaan infeksi karena ear tag

n. Pemeriksaan Mulut
Berbagai lesi yg terjadi pada kulit dapat juga terjadi pada mukosa mulut, seperti
ulkus, vesikula, papula, dll.
o. Pemeriksaan Rongga Mulut
Mukosa
Adanya lesi atau tidak
Pemeriksaan lidah: warna, lesi
Pemeriksaan gigi
Adanya bau mulut

p. Pemeriksaan Leher
Palpasi daerah pharinx, larinx, trachea
respon batuk
terasa lebih hangat
kebengkakan

Anda mungkin juga menyukai