Ayam kampung merupakan salah satu jenis ayam buras (bukan ras) yang
sudah banyak diternakkan sejak jaman dahulu. Nama ilmiah untuk ayam kampung
adalah Gallus domesticus, jenis ayam ini merupakan unggas yang paling banyak
dipelihara untuk dimanfaatkan daging dan telurnya untuk dikonsumsi. Ayam kampung
di Indonesia pada umumnya diternakkan hanya sebagai usaha sampingan saja. Ayam
kampung dipelihara hampir disetiap rumah, sebagai usaha sampingan pemeliharaan
ayam kampung tidak dilakukan secara intensif. Pada umumnya masyarakat beternak
ayam kampung secara umbaran, yaitu ayam peliharaan dibiarkan lepas untuk mencari
makan sendiri di alam bebas, dan dimasukkan kandang pada malam hari saja.
Pemberian pakan pun tidak dilakukan secara rutin, pakan hanya diberikan jika ada sisa-
sisa nasi atau sisa makanan lainnya. Ternak ayam buras hampir semuanya dipelihara
oleh peternak kecil di perkotaan maupun di pedesaan. Umumnya ayam dipelihara
secara ekstensif (tidak dikandangkan) dan bila dikandangkan tempatnya sangat dekat
bahkan berbaur dengan pemukiman. Pembudidayaan ayam buras belum mengikuti
good farming practice, sehingga sangat rentan terhadap serangan berbagai penyakit.
Dengan kondisi tersebut, restrukturisasi manajemen peternakan unggas lokal sangat
diperlukan sebagai salah satu upaya pemutusan mata rantai utama penyebaran penyakit
antar unggas maupun antara unggas ke manusia.
Berjangkitnya wabah penyakit flu burung (Avian influenza) telah
menyebabkan kerugian cukup besar bagi industri perunggasan dan diperkirakan
mencapai sekitar Rp 4 triliun (Deptan, 2009). Banyak ternak unggas yang mati maupun
dimusnahkan akibat penyakit ini. Konsumen ragu untuk mengkonsumsi produk unggas,
secara tidak langsung berdampak pada sektor budidaya. Salah satu penyebab sulitnya
penanggulangan penyakit Avian influenza adalah unggas dipelihara pada lokasi
tersebar, sehingga sulit dikontrol. Disamping itu pengelolaan pasar tradisional,
pengawasan TPA (Tempat Pemotongan Ayam), pengumpul dan penjualan unggas hidup
serta pengawasan lalutintas unggas masih belum sesuai dengan harapan pernerintah.
Penerapan biosekuriti, manajemen perkandangan, tata ruang, dan program vaksinasi
belurn dilakukan secara komprehensif atau masih bersifat parsial, karena berbagai
keterbatasan yang dimiliki oleh usaha peternakan unggas skala kecil (Dirjenpeternakan,
2007).
Adanya variasi dalam usaha peternakan ayam dipengaruhi oleh banyak faktor
di antaranya sistem pemberian makanan, sistem perkandangan dan lingkungan.
Lingkungan adalah sesuatu yang sangat luas, mengacu pada semua faktor selain
genetik, yang mempengaruhi produktivitas dan kesehatan seekor ternak. Karena
pentingnya pengendalian faktor lingkungan terhadap kesehatan ternak ayam maka
diperlukan suatu usaha dalam mencegah terjangkit dan menyebarnya berbagai penyakit
yang dapat mengganggu kesehatan ternak, salah satu upaya tersebut adalah dengan
penerapan sistem biosekuriti.
Biosekuriti adalah suatu tindakan pencegahan penyakit dari dalam atau luar
area kandang sehingga ternak unggas (ayam kampung) berikut ikutannya menjadi aman
dikonsumsi oleh manusia. inti dari biosekuriti adalah suatu proses menjauhkan bibit
penyakit dari unggas dan menjauhkan unggas dari bibit penyakit. biosekuriti dapat
mencegah agen-agen penyakit seperti virus, bakteri, jamur, protozoa dan parasit masuk
ke peternakan dan membahayakan kesehatan unggas yang akan menyebabkan penyakit
klinis yaitu suatu penyakit yang dapat diamati dengan jelas, penyakit sub klinis yaitu
penyakit yang tersembunyi dan zoonosis yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari
hewan ke manusia
Menurut Saptono (2009) rangkaian program biosekuriti pada ternak unggas mencakup
tiga aspek utama, tiga aspek tersebut adalah:
1. Isolasi
Isolasi adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk memberi barrier bagi ayam
dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Penjabaran lebih lanjut, isolasi
berarti menjauhkan ayam (flock) dari orang, kendaraan, dan benda yang dapat
membawa patogen. Menciptakan lingkungan tempat ayam terlindung dari
pembawa patogen (orang, hewan lain, udara, air, dll).
Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menerapkan isolasi bisa berupa;
menyimpan ayam di kandang tertutup yang sudah di screening di farm.
Menerapkan manajemen all in all out. Memisahkan ayam dari hewan lain dan
dari spesies unggas lain. Tidak boleh ada tempat dengan air menggenang di
wilayah farm.
2. Pengendalian Lalu Lintas
Pengendalian lalu lintas adalah berbagai upaya untuk men-screening orang, alat,
barang dan hewan lain, agar kegiatan lalu lintas yang dilakukannya tidak
menyebabkan masuknya patogen ke dalam farm. Penjabaran lebih lanjut,
pengendalian lalu lintas berarti kita tidak boleh mengijinkan siapapun masuk ke
kandang, apalagi mendekati ayam-ayam kita. Jika memang mereka harus masuk,
maka harus dipastikan bahwa mereka harus mengikuti tindakan biosekuriti
khusus (screening). Membatasi jumlah orang, kendaraan dan alat-alat yang
berada di wilayah isolasi dan yang keluar dari wilayah isolasi ke daerah lain.
3. Sanitasi
Sanitasi adalah berbagai upaya yang ditujukan untuk membunuh patogen. Lebih
lanjut, sanitasi bisa dijabarkan sebagai tindakan pembersihan (cleaning) dan
desinfeksi untuk membunuh kuman. Sanitasi juga berarti upaya pengendalian
hama yang bertujuan untuk mencegah hama (burung liar, hewan pengerat &
serangga) membawa patogen. Dan pembuangan bangkai atau karkas yang
ditujukan untuk menjauhkan kontaminasi dari flok. Implementasi sanitasi harus
dilaksanakan secara tertata baik untuk kandang, alat, kendaraan maupun orang.
Wujud nyata dari implementasi ini misalnya: pekerja mencuci tangan dan kaki,
berganti pakaian dan sepatu sebelum bekerja dengan ayam. Membersihkan dan
mendesinfeksi alat-alat secara teratur. Membersihkan dan mendesinfeksi
kandang-kandang dalam masa peralihan antara satu periode ke periode
berikutnya, dan memiliki program pengendalian hama.
BIOSECURITY
1. LOKASI BIOSEKURITI:
A. Gerbang Utama : Di lokasi ini yang bertanggung jawab adalah Watch Man
(satpam)Gerbang utama adalah tempat yang paling penting harus di perhatikan,
disini adalah tempat umum dimana semua orang dan berbagai kendaraan asing bisa
masuk ke lokasi peternakan sebelum memasuki kawasan yang lain, demi
keselamatan kesehatan yang harus di lakukan adalah:
1. Tugas satpam adalah harus mencatat, Semua Personal atau orang, dan mobil
yang keluar masuk melalui pintu ini harus mengisi buku tamu, yang harus di
catat adalah: waktu masuk, number mobil, berapa orang di dalam mobil
tersebut, dan apa tujuan orang tersebut masuk ke dalam lokasi. Termasuk
pekerja, dan mobil yang datang dari luar Harus di persilahkan masuk ke
tempat lokasi setelah di spray menggunakan disinfektan.
2. Tempat lokasi Foot Dip (celup kaki yang berisi air disinfektan) dan tempat
lokasi penyemprotan mobil harus di bersihkan sehari sekali atau ketika air
sudah kotor.
3. Siapkan seragam khusus untuk orang yang masuk kedalam lokasi sebuah
peternakan, jadi sebelum mereka masuk ke dalam, harus mandi terlebih
dahulu, dan mengganti pakaian mereka dengan yang sudah di persiapkan tadi,
tapi dengan catatan pakaian tersebut harus bagus dan bersih , demi
kenyamanan si pengguna.
4. Orang yang membawa mobil kedalam lokasi peternakan (selain lokasi
kandang) jangan di persilahkan membawa mobil kedalam lokasi kandang,
gunakan mobil dalam yang sudah di persiapkan.
3. VAKSINASI.
a. Ikuti biosecuriti yang sudah di tetapkan, Sebelum melakukan vaksinasi, dari
kantor atau dimana tempat vaksin di simpan, maka cara membawa vaksin harus
benar.
b. Perhatikan dan catat kadaluarsa vaksin, jika vaksin sudah kaladuarsa maka
jangan gunakan vaksin tersebut, gunakan vaksin yang belum kadaluarsa, hindari
pemakaian vaksin jika kadar kadaluarsa nya kurang dari satu bulan.
c. Ketika vaksin sebelum di masukan ke tempat vaksin (mungkin termos vaksin-
untuk membawa vaksin dari tempat penyimpanan ke kandang) maka satu jam
sebelum vaksin disimpan, sebaiknya termos tersebut di isis dengan es batu, dan
pastikan di dalam termos vaksin yang berisi es batu tersebut suhunya di bawah 2
drajat Celsius jangan melebihi 5 drajat. Karena jika vaksin di simpan di suhu
yang panas maka vaksin hidup itu akan mati, dan tidak layak untuk di gunakan,
untuk itu agar vaksin tetap hidup dan layak di gunakan maka kita harus
menyimpan vaksin itu dengan suhu 1-5 drajat celcius.
d. Vaksin-lah ayam yang sehat saja, jangan memvaksin ayam yang sakit, karena
ayam yang sakit tidak akan menerima reaksi dari vaksin tersebut
e. Ketika selesai vaksin, vial vaksin (botol vaksin) seharusnya jangan di buang
sembarangan, bawa botol bekas vaksin tersebut ke tempat dimana anda
menyimpan vaksin tersebut.
f. Rebus botol vaksin tersebut dengan menggunakan air panas, dengan tujuan
untuk memastikan vaksin itu mati, dan buang lah ke tempat sampah yang jauh
dari lokasi kandang.
g. Jika anda mempunyai sisa vaksin, maka sisa vaksin trersebut jangan di buang di
sembarang tempat, campur sisa vaksin tersebut dengan disinfektan dan rebus
dengan menggunakan air panas lalu buang ke tempat sampah yang jauh dari
lokasi kandang.
DAFTAR PUSTAKA
TUGAS KESMAVET
Biosecurity pada Peternakan Ayam Kampung
Oleh:
Bagus Nanda Govinda Muria S 1409005111