Anda di halaman 1dari 61

MANAJEMEN PENANGANAN KASUS FELINE INFECTIOUS

PERITONITIS (FIP) TIPE NON EFUSIF PADA KUCING BELLA,


KASUS GIARDIASIS PADA KUCING JELLY DAN
UROLITHIASIS PADA KUCING ABU DI K AND P CLINIC
SURABAYA

MAKALAH

Oleh:

ARMANDO WANDIRI HAMIN

NPM. 21830035

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

SURABAYA
2023

MANAJEMEN PENANGANAN KASUS FELINE INFECTIOUS


PERITONITIS (FIP) TIPE NON EFUSIF PADA KUCING BELLA,
KASUS GIARDIASIS PADA KUCING JELLY, DAN
UROLITHIASIS PADA KUCING ABU DI K AND P CLINIC
SURABAYA

MAKALAH

Makalah ini diajukan untuk memenuhi syarat ujian Stase Interna Hewan Kecil
Pendidikan Profesi Dokter Hewan di Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Oleh:

ARMANDO WANDIRI HAMIN


NPM. 21830035

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
SURABAYA
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan praktek kerja lapangan
(PKL) stase Interna Hewan Kecil dan laporan PKL berupa makalah yang berjudul
“Manajemen Penanganan Kasus Feline Infectious Peritonitis (FIP) pada kucing Bella,
Giardiasis pada Kucing Jelly, dan Urolithiasis pada Kucing Abu di K and P Clinic
Surabaya”.
Penulisan makalah ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan doa dan motivasi
dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Prof. Dr. H. Widodo Ario
Kentjono, dr. Sp. THT-KL (K), FICS, yang telah menerima penulis
sebagai mahasiswa di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
2. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya, Dr. drh. Era Hari Mudji Restijono, M.Vet., yang telah
membantu kelancaran pendidikan penulis sebagai mahasiswa Pendidikan
Profesi Dokter Hewan (PPDH) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Wijaya Kusuma Surabaya.
3. drh. Ady Kurnianto, M.Si., selaku dosen pembimbing utama, drh.
Maylendah Wibowo selaku pembimbing lapangan yang telah membimbing,
mengarahkan dan memberikan dorongan semangat dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan.
4. drh. Palestin, M.Imun., dan pihak manajemen K and P Clinic yang telah
memfasilitasi penulis untuk melaksanakan PKL koasistensi interna hewan
kecil, seluruh dokter hewan dan paramedis K and P Clinic yang telah
membantu dalam pelaksanaan PKL.
5. Kedua orang tua, Bapak Frans Hamin dan Mama Mersiana Jenia serta
adik Felicia dan Raditia yang selalu memberikan doa, semangat dan
dukungan.
6. Teman kelompok koas istensi interna hewan kecil penulis yaitu, Amadius
Calvianus Djata, S.KH., Veridiana Elvi, S.KH., Matilda Andriani
Mendonca,S.KH., yang telah menemani dan saling memeberikan
ii

semangat.
7. Kepada semua pihak, penulis berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan
kesehatan, rahmat, serta kebahagiaan dunia maupun akhirat. Amin.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, baik berupa ilmu pengetahuan,
inspirasi dan motivasi bagi pembaca. Pembuatan makalah tentu masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan.

Surabaya, 25 Maret 2023

Penulis
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah..............................................................................................2
.............................................................................................................................
1.3 Tujuan Kegiatan ...............................................................................................2
1.4 Manfaat Kegiatan..............................................................................................2
II. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................3
2.1 Kasus Feline Infectious Peritonitis (FIP) Tipe
Efusif pada Kucing Bella.................................................................................3
2.1.1 Feline Infectious Peritonitis (FIP)................................................................3
2.1.2 Hasil Pemeriksaan pada Kucing Bella.........................................................4
2.2....................................................... Kasus Giardisis pada Kucing Jelly
.....................................................................................................................9
.......................................................................................................................
2.2.1 Giardisis........................................................................................................9
2.2.2 Hasil Pemeriksaan pada Kucing Jelly..................................................................10
2.3.......................................................Kasus Urolitiasis Pada kucing Abu
...................................................................................................................14
2.3.1 Urolitiasis...................................................................................................14
2.3.2 Hasil Pemeriksaan pada Kucing Abu.........................................................15

DAFTAR GAMBAR
iv
1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Feline infectious peritonitis (FIP) atau peritonitis menular pada kucing

merupakan penyakit viral umumnya fatal pada berbagai jenis kucing, disebabkan oleh

Feline corona virus (FCoV) dari genus Alphacoronavirus, famili Coronaviridae. Feline

Infectious Peritonitis (FIP) merupakan penyakit yang disebabkan oleh coronavirus

(FCoV) yang dapat menyebabkan gangguan respirasi akut atau enteritis pada kucing.

Virus ini relatif tidak berbahaya, akan tetapi FECV dapat bermutasi menjadi virus ganas

yang dapat berakibat kematian (Sumule 2021).

Lingkungan yang lembab dan kotor merupakan tempat perkembangan beberapa

agent penyakit, salah satunya adalah protozoa. Cara penularan dari protozoa adalah

tercemarnya makanan dan minuman kucing oleh stadium infektif (tropozoit, kista, atau

ookista). Khususnya kucing yang cara hidupnya liar, karena lingkungan tempat mencari

makan adalah tempat yang kotor (Al-Malki 2021). Giardiasis adalah suatu penyakit

gastrointestinal yang ditandai dengan diare akut atau kronik dan disebabkan oleh parasit

protozoa genus Giardia. Giardia lamblia (G. Lamblia) juga dikenal dengan nama

Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis merupakan spesies yang Giardia yang

paling banyak ditemukan pada mamalia dan merupakan satu-satunya yang diketahui

menyebabkan penyakit pada manusia(Harun dkk., 2019).

Komposisi dan cara pemberian pakan yang kurang tepat dapat menyebabkan

ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh kucing tersebut. Pakan yang kurang tepat dapat

berpengaruh terhadap tingkat keasaman (pH) urin, volume urin, dan konsentrasi urin

yang dapat menyebabkan terbentuknya mineral berlebih pada urin.Urolithiasis


2

merupakan kondisi terbentuknya kalkuli akibat terjadinya supersaturasi pada urin yang

terdiri dari satu atau beberapa jenis mineral yakni kalsium, oksalat, dan fosfat yang

dapat bergerak turun sepanjang ureter, vesika urinaria, dan uretra (Men dan Arjentinia,

2018).

Dokter hewan diharapkan mampu mempraktekkan teori-teori terhadap penangan

kasus dilapangan yang akan dihadapi. Berdasarkan latar belakang tersebut, parktek kerja

lapangan ini dilakukan untuk mengatahui manjemen penanganan kasus Feline

Infectious Peritonitis (FIP), Giardiasis dan Urolithiasis pada kucing di Klinik Hewan K

and P Clinic Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana manajemen penanganan kasus Feline Infectious Peritonitis (FIP)

tipe efusif, pada kucing Bella di K and P Clinic Surabaya?

1.2.2 Bagaimana manajemen penanganan kasus Giardiasis pada kucing Jelli di K and

P Clinic Surabaya?

1.2.3 Bagaimana manajemen penanganan kasus Urolithiasis pada kucing Abu di K

and P Clinic Surabaya?

1.3 Tujuan Kegiatan

Mengetahui dan menganalisis manajemen penanganan kasus FIP tipe efusif pada

kucing Bella, giardiasis pada kucing Jeli dan urolithiasis pada kucing Abu di K and P

Clinic Surabaya.

1.4 Manfaat Kegiatan

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, pengalaman, wawasan,

dan keterampilan mahasiswa sebagai calan Dokter hewan dalam menanganani kasus

khususnya dibidang praktisi hewan kecil


3

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

II.1 Kasus Feline Infectious Peritonitis (FIP) Tipe Non Efusif pada Kucing Bella

II.1.1 Feline Infectious Peritonitis (FIP)

Feline Infectious Peritonitis (FIP) merupakan penyakit yang disebabkan oleh

coronavirus (FCoV) dan jenis corona virus yang sering menyerang kucing

disebabkan oleh Feline Enteric Coronavirus (FECV). FECV biasanya menginfeksi

bagian sel epitel usus dan dikeluarkan melalui feses serta air liur. FECV dapat

bertahan lama di lingkungan (± 6 minggu). Litter box atau debu yang terkontaminasi

sangat berperan dalam penyebaran virus ini. Kucing yang terinfeksi FECV tetap

terlihat sehat, tidak menunjukkan gejala sakit apapun. Namun dalam beberapa kasus,

kucing yang terinfeksi FECV akhirnya akan mengalami infeksi FIP karena FECV

bermutasi menjadi FIP Virus (FIPV) (Hartono dkk., 2022).

Manifestasi FIP dibagi ke dalam 2 bentuk, yaitu tipe basah dan kering. Kedua

tipe memiliki gejala demam, anoreksia, kehilangan bobot badan, dan letargi. Tipe

basah dicirikan oleh adanya akumulasi cairan di dalam rongga abdomen, rongga

dada, atau keduanya. Kucing yang rongga dadanya terakumulasi cairan menyebabkan

sulit bernafas, sedangkan kucing dengan cairan dalam rongga abdomen menunjukkan

adanya pembesaran abdomen secara progresif. Penyakit tipe basah ini berjalan cepat

dan perut kucing akan membuncit karena penimbunan cairan di dalam dada dan perut

(Widhyari et al. 2108).

FIP tipe basah bentuk awal yang akut pada kucing yang sangat peka terhadap

infeksi coronavirus (FCoV). Virus ini menginfeksi pembuluh darah sehingga


4

mengalami peradangan, degenerasi sampai rusak. Rusaknya pembuluh darah

mengakibatkan terlepasnya cairan ke rongga tubuh, kemudian kerusakan pembuluh

darah diatasi oleh pembentukan jaringan fibrinous oleh trombosit yang dampak

negatifnya dapat menyebabkan thrombus hemoragi yang mengobstruksi pembuluh

darah. Adanya obstruksi pada pembuluh darah kapiler menyebabkan serum darah

merembes keluar menuju rongga tubuh seperti rongga abdomen. Akumulasi cairan

pada rongga abdomen akan menyebakan kerusakan pada permukaan peritoneum

sehingga peritoneum mengalami peritonitis. Pada bentuk kering, cairan yang

menumpuk relatif sedikit dan gejala yang muncul tergantung organ yang terinfeksi

virus. Sekitar setengah dari kasus bentuk kering, menunjukkan gejala radang mata

atau gangguan syaraf seperti lumpuh, cara berjalan yang tidak stabil dan kejang-

kejang (Sumule, 2021).

II.1.2Hasil Pemeriksaan pada Kucing Bella

 Signalement

Kucing persia bernama Bella dengan jenis kelamin betina, berusia 21 bulan

dengan berat badan 2,31 Kg, warna rambut putih.

Gambar 2.1 Kucing Bella

 Anamnesa
5

Kucing Bela datang ke K and P Clinic dengan keluhan ada pilek yang

sudah lama namun belum sembuh, makan minum disuap, belum ada urinasi,

defikasi, sering muntah, sesekali bersin, nafas grok-grok, sudah divaksin dan

bulu rontok.

 Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik yaitu badan lemas, mukosa pink kepucatan suhu

tubuh meningkat yakni 39,3C dan berat badan 2,31 Kg, turgor normal, mata

tampak merah, adanya leleran pada hidung dan pilek.

 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang digunakan yaitu pemeriksaan hematologi

atau Complete Blood Count (CBC). Berikut hasil pemeriksaan darah lengkap

kucing Bella.

Reverance
Test Result Unit Keterangan
interval
HTC 36,40 % 24,00-55,00 Normal
HGB 11,10 g/dl 8,00-15,00 Normal
MCHC 30,80 g/dl 30,00-36,90 Normal
WBC 28,80 k/ul 5,00-18,90 Tinggi
(Leukositosis)
GRANS 22,20 1O g/L 2,50-12,50 Tinggi
(Granulositosis)
GRANS 77,00 % Normal
L/M 6,60 1O g/L 1,50-7,80 Normal
L/M 23,00 % Normal
PTL 516,00 1O g/L 175,00-500,00 Tinggi
(trombositosis)

Tabel 2.1 Hasil pemeriksaan hematologi kucing Bela

Keterangan: HCT (Hematokrit), HGB (Hemoglobin), MCHC (Mean


6

Corpuscular Hemoglobin Concentration), WBC (White Blood Cell), GRANS

(Granulosit), L/M (Limfosit/Monosit), PLT (Platelet).

Pemeriksaan hematologi dilakukan dengan mengamati parameter

eritrosit, leukosit, dan kimia darah. Eritrosit memiliki peran utama sebagai

pembawa oksigen ke jaringan. Leukosit terdiri dari beberapa jenis benda darah

yaitu neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Peningkatan produksi

neutrofil mengindikasikan adanya infeksi (Sumule 2021). Berdasarkan hasil

pemeriksaan hematologi (Tabel 2.1) dapat di interpretasikan bahwa kucing Bella

mengalami leukositosis, granulositosis dan trombositosis.

Kenaikan leukosit pada kasus FIP bersifat patologis sebagai respon

akibat adanya penyakit (Nururrozi et al., 2022). Peningkatan WBC diikuti

peningkatan komponennya sperti granulositosis sebagai respon infeksi dan

inflamasi maka produksi dalam sirkulasi meningkat, reaksi hormonal (aktifitas

fisik meningkat, trigger rasa takut) nekrosis jaringan dan organ, hemolysis

(internal atau eksternal), gangguan imun; dan disebabkan adanya infeksi

(Prudenta dkk., 2021).

 Pemeriksaan Penunjang

Pada penegakan diagnosa juga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk

menunjang dan penentuan langkah terapi, pada kasus ini pemeriksaan penunjang

menggunakan alat rapid tes antibodi Feline Infectious Peritonitis Virus (FIPV)

dari PetX
7

Gambar 2.2 Hasil pemeriksaan rapid tes FIP

Hasil pemeriksaan kucing Bela menunjukkan hasil (+) FIP dimana pada

hasil tersebut menunjukkan adanya garis tebal pada titik “T” (yang ditandai

dengan panah biru) dan hasil pembacaan menunjukkan bahwa kucing Dede

positif FIP dengan tipe kering dilihat dari gejala klinis kucing Bella yang tampak

tidak terdapat pembesaran pada bagian abdomen akibat adanya cairan.

 Penanganan dan Terapi

Kucing Bela dirawat inap di K and P Clinic terhitung mulai tanggal 13

Mei 2023. Penanganan awal berupa terapi cairan infus NS (Normal Salin) 0.9%,

Sodium Chloride, rapid tes FIP, dan pemeriksaan darah. Terapi berupa obat racik

antibiotik (Doxycycline), racik pelega nafas (Ambroxol dan salbutamol), Channa

blister, pemberian antivirus (Redemsivir), berjemur pagi. Berikut perhitungan

dosis untuk terapi kucing Bella:

- Racik Doxycycline tablet (100 mg) = dosis 10 mg / Kg bb, 1 kapsul

q24h (PO).

- Racik pelega nafas Amburaxol (all size) = dosis 1-10 mg / Kg bb 2-3x

sehari.

- Racik pelegah nafas salbutamol (all size)= dosis 0,1 mg/kg bb 2-3x

sehari q4-6 hari.


8

- Racik antivirus Redemsivir (all size)= 15mg/kg bb.

- Channa blister 1 cap/bb.

Kucing bela pada kasus FIP ini memiliki gejala tidak makan dan sering

muntah maka dilakukan tindakan medis dengan cara terapi cairan. Terapi cairan

merupakan tindakan pengobatan esensial untuk pasien dalam kondisi kritis

atau memerlukan perawatan intensif. Terapi cairan harus menjadi pilihan

dan mendapat perhatian yang serius terutama pada pasien anjing dan

kucing yang telah lama tidak mau makan dan minum (Lynn dan lym 2021).

Tindakan infus melalui intravena menggunakan NS 0.9% Sodium Chloride

dengan kandungan natrium chloride yang dapat mengganti cairan plasma

isotonic dalam tubuh serta merestorasi cairan tubuh yang hilang.

Penanganan selanjutnya diberikan terapi saluran pernapasan (Subtamol

dan Heptasan) dimana kucing bela memiliki nafas grok grok saat di bawa ke

klinik. Salbutamol sulfat merupakan golongan agonis β2 adrenergik, dapat

menyebabkan relaksasi otot bronkhus dan uterus, pembuluh darah berdilatasi,

detak jantung meningkat, dan efek metabolik (seperti penurunan derajat kalium

plasma) dan juga mempunyai efek anti inflamasi. Salbutamol melalui efek

relaksasi otot polos saluran napas dan meningkatkan aliran udara. Efek

pengobatan dimulai dalam waktu sekitar 10 -15 menit dan efek puncak biasanya

dalam waktu 30 menit. Kucingmerasakan manfaat segera dengan pengurangan

batuk, mengi, sesak dada,dan sesak napas (Akib dkk., 2021). Heptasan

termasuk obat kelompok antihistamin sedatif yang digunakan untuk meredakan

gejala alergi, Antihistamin adalah zat-zat yang dapat mengurangi atau

menghalangi efek histamin terhadap tubuh dengan jalan memblok reseptor-


9

histamin. Antihistamin banyak digunakan untuk pengobatan berbagai kondisi,

termasuk reaksi alergi akut (Anagnostou K, et al., 2016).

Channa blister merupakan extrak dari ikan gabus Salah satu kandungan

yang ada di ikan gabus adalah albumin, yang merupakan protein globular yang

sering diaplikasikan secara klinis untuk perbaikan gizi dan penyembuhan luka

paska operasi. Albumin berfungsi mengatur tekanan osmotik di dalam darah,

menjaga keberadaan air dalam plasma darah sehingga dapat mempertahankan

volume darah dalam tubuh dan sebagai sarana pengangkut dan transportasi.

Albumin juga bermanfaat dalam pembentukan jaringan tubuh (Alauddin 2016).

Selanjutnya diberikan antibiotic doxycycline, pada kasus ini kucing bela

mengalami keluhan seperti pilek yang sudah berlangsung lama maka terapi yang

diberikan yakni Doxycycline. Doxycycline (alpha-6-deoxytetracycline), turunan

semi-sintetik dari oxytetracycline, memiliki spektrum luas termasuk bakteri

Gram-positif, Gram-negatif, dan atipikal. Doxycycline menunjukkan aktivitas

bakteriostatik untuk menghalangi pengikatan aminoasil-tRNA ke kompleks

mRNA ribosom bakteri, sehingga menghambat sintesis protein. Dibandingkan

dengan tetrasiklin lainnya, doksisiklin memiliki lipofilisitas yang lebih tinggi,

waktu paruh eliminasi yang lebih lama, penetrasi jaringan yang lebih baik,

kemanjuran terapeutik yang lebih tinggi, dan profil efek samping yang lebih

rendah. Selain efek antibakterinya, doksisiklin memiliki efek penghambatan

antiinflamasi, antineoplastik, dan matriks metalloproteinase. Doksisiklin

digunakan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, infeksi menular seksual.

Penggunaan doksisiklin untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri

rentan pada, anjing, kucing, babi, unggas, dan kalkun telah disetujui oleh
10

European Medicines Agency (EMA). Antibiotik ini digunakan untuk mengobati

infeksi bakteri seperti pneumonia, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi

saluran kemih, salmonellosis, dan colibacillosis. Pada banyak spesies hewan,

penggunaan berulang doksisiklin selama 3-5 hari direkomendasikan untuk

infeksi bakteri (Turk et al., 2020).

Tetrasiklin juga telah terbukti memiliki sifat biologis bermanfaat lainnya,

tidak terkait langsung dengan penggunaan antimikrobanya. Ini termasuk

aktivitas anti-inflamasi, anti-apoptosis, antiparasit dan antivirus. Meskipun saat

ini belum ada data ilmiah yang mendukung penggunaan doksisiklin untuk

pengobatan FIP, tetrasiklin (doksisiklin dan minosiklin) terbukti efektif dalam

menghambat replikasi beberapa virus lain baikin vitro Dan in vivo. Mekanisme

yang tepat dari sifat antivirus doksisiklin tidak dipahami dengan baik, tetapi

mereka mungkin terkait dengan kemampuannya untuk menghambat matriks

metalloproteinase atau untuk mengikat RNA beruntai ganda (Dunowska et al.,

2021).

Dalam menangani FIP itu sendiri diberikan antivirus Remdesivir yang

merupakan sebuah prodruk analog nukleotida. Obat ini dimetabolisme di dalam

sel inang untuk membentuk nukleosida trifosfat yang aktif secara farmakologis

(Grein J, et al 2020). Dengan masuk ke dalam sel epitel pernapasan prodrug

dapat dimetabolisme secara efisien menjadi nukleosida trifosfat sebagai bentuk

aktif (Warren TK, et al, 2020). Kondisi ini dapat mencegah replikasi beberapa

virus corona di sel epitel paru. Obat analog nukleosida ini dapat menghambat

RNAdependent RNA polymerase (RdRp) melalui kompetisi dengan adenosin

trifosfat (ATP) yang biasa. Analog nukleosida dimasukkan ke dalam untai RNA
11

pembangkit dan menyebabkan penghentian tertunda dalam proses replikasi virus

(Warren TK, et al, 2020; Tchesnokov EP, et al, 2020). Saat enzim

menggabungkan satu, dua, atau tiga nukleotida lagi, maka analog nukleotida

yang tergabung bergerak mundur sehingga obat memblokir enzim saat mencapai

posisi ketiga jauh dari situs aktif enzim. Ini akan menabrak serin (Ser) yang

dilestarikan di situs aktif enzim dan menghambat enzim bergerak satu langkah

maju untuk menggabungkan nukleotida berikutnya. Exoribonuclease dari virus

yang biasanya mengoreksi kesalahan replikasi menjadi tidak dapat bekerja

melawan bentuk aktif remdesivir (Awdisma dkk.,2021).

II.2 Kasus Giardisis pada Kucing Jelly

II.2.1 Giardisis

Giardia lamblia adalah protozoa yang memiliki flagella dan berinti dua

yang ditemukan oleh Van Leeuwenhock pada tahun 1681 tidak lama setelah

mikroskop ditemukan, Spesies Giardia yang dibedakan berdasarkan morfologi

trofozoitnya antara lain G. lamblia, G. agilis, G. muris, G. ardeae dan G. psittaci.

Giardia agilis, G. muris, G. ardeae dan G. psittaci umumnya menginfeksi hewan

dan tidak menyebabkan penyakit signifikan pada manusia. Terdapat beberapa

strain G. lamblia yang berbeda dalam hal antigen, tetapi pengaruh variabilitas

antigen ini terhadap penyakit manusia belum diketahui. Giardia lamblia dapat

menyebabkan penyakit sporadik ataupun epidemik, walaupun mayoritas infeksi

pada manusia bersifat asimptomatik (Harun dkk., 2019).

Giardia zoonotik yang banyak menginfeksi hewan dan manusia adalah

Giardia duodenalis atau Giardia lamblia. Giardiabergerak menggunakan flagella

dan memiliki dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase kista dan fase
12

tropozoit. Habitat dari protozoa ini adalah pada usus halus dan saluran

empedu. Manusia atau kucing dapat menderita Giardiasis karena memakan kista

infektif yang mengkontaminasi makanan dan air minum. Giardiasis pada kucing

tidak mempunyai gejala yang patognomonis, namun sering kali infeksi parasit

ini menyebabkan diare non-spesifik yang berlangsung lama.

TAKSONOMI DAN MORFOLOGI

 Kingdom : Protista

 Subkingdom : Protozoa

 Filum : Sarcomastigophora

 Subfilum : Mastigophora

 Kelas : Zoomastigophora

 Ordo : Diplomonadida

 Famili : Haxamitidae

 Genus : Giardia

 Spesies : lamblia
13

Gambar 2.3 (Harun dkk.,2019)

a. Trofozoit

Bentuk trofozoit G. lamblia seperti buah pir dan konveks pada bagian

dorsal dengan organel spiral, batil isap pada bagian ventral yang digunakan

untuk menempel pada permukaan mukosa. Panjang tropozoit G. Lamblia sekitar

10 – 21 µm dan lebar 5 -15 µm dengan dua nukleus simetris dan empat pasang

flagella.

b. Kista

Kista G. lamblia berbentuk oval dengan panjang 8 – 12 µm dan lebar 5 –

10 µm, mengandung empat nukleus dan sisa-sisa organel. Kista G. lamblia dapat

hidup 2 – 3 bulan di air dingin dan umumnya resisten terhadap iodin dan klorin.

Kista G. lamblia dapat dimatikan dengan pemanasan 50°C dan pengeringan

(Harun dkk., 2019).

II.2.2Hasil Pemeriksaan pada Kucing Jelly

 Signalement

Kucing persia bernama Jelly dengan jenis kelamin betina, berusia 1 bulan,

dengan berat badan 0,28 kg, warna rambut putih abu-abu.

Gambar 2.4. Kucing Jelly (Dokumentasi pribadi, 2023)


14

 Anamnesa

Kucing Jelly datang ke K and P klinik dengan keluhan kondisi kucing yang

lemas, sering diare dan muntah serta perut yang nampak membesar.

 Pemeriksaan Fisik

Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan tampak kucing Jelly dengan

kondisi lemas, mukosa pucat, perut Nampak membesar, suhu tubuh 30C, warna

urin normal, tidak ada batuk dan leleran, mukosa pink pucat, turgor cepat, dehidrasi

ringan.

 Pemeriksaan penunjang

Pada penegakan diagnosa juga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk

menunjang dan penentuan langkah terapi, pada kasus ini pemeriksaan penunjang

menggunakan alat rapid tes Giardia.

Gambar 2.5 Hasil pemeriksaan rapid tes Giardia (Dokumentasi pribadi


2023).
Hasil pemeriksaan kucing Jelly menunjukkan hasil (+) GIA dimana pada

hasil tersebut menunjukkan adanya garis pada titik “T” (yang ditandai dengan

panah biru) dan hasil pembacaan menunjukkan bahwa kucing Jelly positif GIA.

 Penanganan dan Terapi

Kucing jelly di rawat inap di klinik KandP terhitung mulai tanggal 32 mei

2023. Penanganan awal yang dilakukan yakni pemberian terapi cairan NS (Normal
15

salin) 0,9% Sodium Chloride, pemeriksaan menggunakan Rapid Tes, selanjutnya

diberikan terapi berupa Advocate immuns, Biomc4, channa, Clavamox, serta anti

diare (Imodium loperamide). Berikut perhitungan dosis untuk terapi kucing Jelly:

- Clavamox : 0,3 ml (0,3 x 0,2=0,6) q8h (PO)

- Channa : 1 ml/ kg bb(untuk kucing < 2kg) q8h (PO)

- Biomc4 : 1 ml (1 mg/kgBB) q8h (PO)

- Imodium (loperamide): 1caps (PO)

- Advocate immuns : 2,5 ml q12h

Pada awal dating ke K and P klinik keluhan Kucing Jelly yakni sering muntah

dan dalam sehari kucing jelly ini muntah sampai 3x, maka dilakukan tindakan

medis dengan cara terapi cairan. Terapi cairan merupakan tindakan pengobatan

esensial untuk pasien dalam kondisi kritis atau memerlukan perawatan intensif.

Terapi cairan harus menjadi pilihan dan mendapat perhatian yang serius terutama

pada pasien anjing dan kucing yang telah lama tidak mau makan dan minum

(Lynn dan lym 2021). Tindakan infus melalui intravena menggunakan NS 0.9%

Sodium Chloride dengan kandungan natrium chloride yang dapat mengganti cairan

plasma isotonic dalam tubuh serta merestorasi cairan tubuh yang hilang.

Penanganan selanjutnya yakni pemberian BioMC4 merupakan probiotik yang

memiliki fungsi membantu menjaga daya tahan tubuh, melancarkan pencernaan,

melawan bakteri jahat yang ada di dalam usus dan mencegah terjadinya peradangan

pada bagian usus. BioMC4 merupakan produk komersil mengandung bakteri

selulolitik yang mampu meningkatkan nilai nutrisi sehingga memperbaiki

kecernaan terhadap bahan pakan berserat tinggi. Kandungan bakteri BioMC4 yaitu

Bacillus sp., Enterobacter sp., Cellulomonas sp. dan Actinomyces sp. Bakteri
16

selulolitik sebagian besar berbentuk coccus yang memperlihatkan tipe struktur

dinding sel grampositif dan terdapat beberapa berbentuk bacill yang

memperlihatkan tipe struktur dinding sel gramnegatif. Bakteri selulolitik

digolongkan menjadi dua berdasarkan akan kebutuhan oksigen, yaitu kelompok

bakteri aerob dan anaerob. Bakteri selulolitik kelompok aerob meliputi bakteri

Pseudomonas, Cellvibrio, Cellulomonas, Bacillus, Actinommycetes (Streptomyces,

Microbispora, Thermomonospora) dan Acidothermus, sedangkan bakteri selulolitik

kelompok anaerob meliputi Ruminococcus, Clostridium, Caldocellum, Bacteroides

dan Acetivibrio (Mujnisa 2019).

Channa blister merupakan extrak dari ikan gabus Salah satu kandungan yang

ada di ikan gabus adalah albumin, yang merupakan protein globular yang sering

diaplikasikan secara klinis untuk perbaikan gizi dan penyembuhan luka paska

operasi. Albumin berfungsi mengatur tekanan osmotik di dalam darah, menjaga

keberadaan air dalam plasma darah sehingga dapat mempertahankan volume darah

dalam tubuh dan sebagai sarana pengangkut dan transportasi. Albumin juga

bermanfaat dalam pembentukan jaringan tubuh (Alauddin 2016).

Clavamox merupakan formulasi obat antibiotik spektrum luas beta lactamase.

Beta-laktamase adalah suatu enzim yang diproduksi oleh beberapa bakteri dimana

menghasilkan resistansi terhadap antibiotika beta-lactam. Cincin beta-lactam pada

antibiotika mempunyai peranan penting dalam menghambat sintesis dinding sel.

Cincin beta-lactam yang terikat pada penisilin binding protein akan menghentikan

proses sintesis dinding sel. Proses sintesis dinding sel yang terhenti akan

menyebabkan kematian sel. Hal ini terjadi karena ketidak seimbangan osmotik

yang disebabkan dari kegagalan sintesis (Biutifasari 2018). Obat ini bekerja sebagai
17

antibakterial dengan cara menghambat pembentukan dinding sel dari bakteri yang

bersangkutan. Asam clavulanate meningkatkan cakupan spektrum antibakterial dari

amoxicillin. Beberapa contoh bakteri yang dapat diatasi dengan obat ini adalah

Staphylococcus aureus, Corynebacterium pyogenes, Proteus mirabilis, Eschericia

coli dan Proteus sp.

Sesuai dengan gejala kucing Jelly dimana terdapat diare maka perlu

dilakukan tindakan dengan pemberian anti diare. Imodium Loparamid adalah

adalah opoid yang sangat tepat untuk gangguan pada usus, karena tidak memiliki

efek yang menuju langsung ke otak dan tidak memiliki ketergantungan. Opioid

adalah salah satu jenis golongan obat anti nyeri yang dapat berikatan secara spesifik

dengan reseptor opioid di tubuh manusia. Mekanisme kerja obat ini sendiri adalah

menghambat mortalitas saluran pencernaan dan mempengaruhi otot sirkulasi dan

longitudinal usus. Obat ini sangat efektif untuk pengobatan diare kronik (Alkel

2018).

Advocate tube merupakan obat  pencegahan dan pengobatan terhadap infeksi

Endoparasit yang memiliki kandungan selenium, zin, omega-3, EPA 5,85 mg, Beta

glucam 150 mg, Calcidiol (vitamin B3) 10mg. Selenium merupakan salah satu trace

element yang memiliki kemampuan antioksidan di dalam tubuh. Di dalam tubuh

selenium berikatan dengan protein dan disebut dengan selenoprotein dan berperan

sebagai komponen enzim gluthione peroxidase (GPx) dan berkaitan dengan

fungsi vitamin E dan daya tahan tubuh (Siregar 2022). Zn memegang peranan

penting terutama dalam proses fisiologis dan metabolisme ternak. Zn juga berfungsi

di dalam sintesis beberapa hormon seperti insulin dan glukagon, serta berperan

dalam metabolisme karbohidrat, keseimbangan asam basa dan metabolisme


18

vitaminA. Zn juga menentukan perkembangan normal sel imun dan berperan

penting dalam menjaga aktivitas sel imun, termasuk neutrofil, monosit, makrofag,

sel natural killer (NK), serta sel T dan sel B (Widhyari 2012).

II.3 Kasus Urolitiasis Pada kucing Abu


II.3.1 Urolitiasis
Urolithiasis merupakan kondisi terbentuknya kalkuli akibat terjadinya

supersaturasi pada urin yang terdiri dari satu atau beberapa jenis mineral yakni

kalsium, oksalat, dan fosfat yang dapat bergerak turun sepanjang ureter, vesika

urinaria, dan uretra (Men dan Arjentinia, 2018). Urolithiasis lebih sering terjadi

pada kucing jantan dibandingkan dengan kucing betina dan hewan yang terserang

umumnya berumur antara 1-7 tahun. Masalah kesehatan ini mengganggu VU dan

uretra kucing. Gangguan pada uretra disebabkan oleh struktur uretra kucing jantan

yang berbentuk seperti tabung, memiliki bagian yang menyempit sehingga sering

menimbulkan penyumbatan urin asal VU ke luar tubuh.

Kristal urin yang paling sering ditemukan yaitu kalsium oksalat dengan

persentase kejadian 46,3% dan magnesium amonium fosfat 42,4%. Partikel yang

mengendap kemudian mengkristal dan dapat bertambah besar ukurannya,

memperparah kerusakan sehingga menimbulkan gejala klinis pada hewan. Urolith

yang terbentuk dapat dibedakan atas empat berdasarkan jenis mineralnya, yaitu urat

(urat amonium, urat sodium, dan asam urat), sistin, fosfat amonium magnesium

(struvit), dan kalsium (kalsium oksalat dan kalsium fosfat). Kondisi terjadinya

hematuria dapat disebabkan karena adanya perlukaan dan infeksi pada mukosa

saluran kencing (Riesta dkk., 2020).

Manifestasi klinis pada kejadian urolitiasis bersifat nonspesifik dan sangat

bervariasi tergantung dari besarnya, jumlah dan lokasi kalkuli. Urolitiasis pada
19

umumnya diikuti hematuria, disuria, serta stanguria (Mihard dkk., 2019). Sesuai

dengan penelitian Nurrurozi, dkk. (2019) kucing pada penelitiannya yang

mengalami struvit urolithiasis menunjukkan gejala klinis stranguria, disuria, dan

hematuria. Semua gejala itu disebabkan oleh sumbatan struvit yang

menyebabkan keradangan pada saluran urinasi sehingga menyebabkan kesulitan

urinasi, sering menjilat area genital, merejan saat buang air kecil,

sertakeluarnya darah pada urin. Ada tiga teori yang menjelaskan terbentuknya urolit

pada saluran urinari yaitu endapan kritalisasi, pembentukan inti matriks, dan

penghambat faktor kristalisasi. Endapan kristalisasi terjadi akibat kejenuhan yang

tinggi (supersaturation) antara urin dan kristaloid kemudian berkembang menjadi

kalkuli. Pembentukan inti matriks (komponen organik non kristal dari kalkuli

seperti albumin dan globulin) yaitu substansi abnormal dari urin menjadi penyebab

awal terjadinya pembentukan kalkuli. Teori penghambat kristalisasi menyatakan

bahwa faktor penghambat pembentukan kalkuli tidak tersedia. Terbentuknya batu

pada saluran kemih dapat disebabkan oleh 3 faktor, yaitu konsentrasi kristaloid

yang tinggi dalam urin, lesi pada dinding saluran urinarius atau perubahan

fisikokimia dalam urin hingga terbentuknya kristal, dan stastis air kemih.

Pembentukan batu dapat terjadi karena urin yang jenuh dengan garam-garam

pembentuk batu atau urin kekurangan faktor penghambat pembentukan batu.

Kotoran dan debris dalam urin juga akan mengendap sehingga mengkristal dan

membentuk batu-batu dalam saluran urinarius (Mihard dkk., 2019).

II.3.2 Hasil Pemeriksaan pada Kucing Abu

 Signalement

Kucing persia bernama Abu dengan jenis kelamin jantan, berusia 18 bulan,
20

dengan berat badan 3,67 kg, warna rambut putih hitam.

Gambar 2.6 kucing Abu (Dokumentasi Pribadi 2023)

 Anamnesa

Kucing Abu datang ke K and P klinik dengan keluhan kondisi kucing yang

kesusahan saat urinasi (sudah pernah dilakukan pemasangan kateter sebanyak 3x),

kondisi tubuh lemas, suhu tubuh meningkat 39,9C, sering muntah, ada penurunan

nafsu makan, bisa pub namun lama, belum pernah di lakukan vaksin serta

pemberian obat cacing.

 Pemeriksaan fisik

Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan tampak kucing Abu dengan kondisi

lemas, mukosa pink pucat, suhu tubuh meningkat 39,9C, dehidrasi sedang, bulu

rontok, tidak ada batuk dan leleran

 Pemeriksaan Penunjang

Pada penegakan diagnosa juga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk

menunjang dan penentuan langkah terapi. Pada kasus kucing Abu ini, pemeriksaan

penunjang yang dilakukan yakni melakukan tes urin (Urinalis) dan tes darah

(Haematologi).

Jenis Hasil Unit Refferenc Keterangan


Pemeriksaa e Interval
21

n
Leukosit 500 Cell/uL 0 Tinggi
(Pyuria)
Urobilinogen Normal umol/L 3,2 -16 Normal
Protein 3,0 g/L <0,15 Tinggi
(Proteinuria)
PH 7,0 5,0 -7,0 Normal
Blood 80 Cell/uL 0 Tinggi
(Hematuria)
Spesific 1020 1015 – Normal
Gravity (SG) 1045
Ketone 0 mmol/L 0 Normal
Bilirubin 0 umol/L 0 Normal
Vc (Ascorbic 0,6 mmol/L 0 Tinggi
Acid)
Micro 150 Mg/L <25 Tinggi
Albumin
(MA)
Creatinin 26,4 mmol/L 0,9 – 26,4 Normal
Protein to 56,6 Mg/L <0,2 Tinggi
Creatinine
Ratio (PCR)
Calcium 1,0 mmol/L 1,0-10 Normal
(CA)

Glucose 0 mmol/L <2,8 Normal

Tabel 2.2 Hasil Uji Urin (Urinalisis)

Keterangan: Pada hasil pemeriksaan urin (urinalis) ditemukan peningkatan

kadar leukosit (pyuria), peningkatan kadar protein (Proteinuria), tingginya kadar

darah dalam urin (Hematuria), tingginya Vitamin C dalam urin (Ascorbic Acid),

tingginya Micro Albumin (MA) dan Protein to Creatinine Ratio (PCR).

Hasil pemeriksaan urin kucing abu ditemukan peningkatan kadar leukosit

(pyuria), peningkatan kadar protein (Proteinuria), tingginya kadar darah dalam urin

(Hematuria), tingginya Vitamin C yang ada dalam urin (Ascorbic Acid), tingginya

Micro Albumin (MA) dan Protein to Creatinine Ratio (PCR). Peningkatan leukosit

yang tinggi menandakan adannya infeksi,Infeksi terjadi disebabkan adanya benda

asing yang menyerang jaringan saluran kemih, kondisi ini disebabkan oleh
22

tingginya kadar garam dan mineral yang tidak tersaring dari darah (Caesar dkk.,

2021). Blood meningkat dikarena kanadanya pendarahan dalam kantung kemih,

peningkatan ascorbic acid dikarenakan konsumsi vitamin C yang berlebih,

peningkatan protein, microalbumin, dan protein to creatinine ratio dapat

menunjukkan adanya infeksi saluran kemih dan gangguan organ ginjal (Ningsih,

Fitria 2023).

Refference
Test Result Unit Keterangan
Interva
HCT 44,30 % 24,00 – 55,00 Normal
HGB 16,00 g/dL 8,00 - 15,00 Tinggi
(polisitemia)
MCHC 32,50 g/dL 30,00 - 36,90 Normal
WBC 16,80 K/uL 5,00 – 18,90 Normal
GRANS 15,60 109/L 2,50 – 12,50 Tinggi
(granulositosis)
GRANS 93,00 %
L/M 1,20 109/L 1,50 – 7,80 Rendah
(Limfositopenia)
L/M 7,00 %
PLT 317,00 109/L 175,00 – Normal
500,00

Tabel 2. 3 Hasil Pemeriksaan Darah (Haematologi)

Keterangan : Pada hasil pemeriksaan darah (Haematologi) ditemumukan adanya

peningkatan kadar haemoglobin (Polisetemia), namun dalam hal ini kadar

haemoglobin masih di golongkan normal dikarenakan selisih antara rata- rata

normal dan hasilnya masih batas wajar, tingginya kadar granulosit (granulositosis)

dan rendahnya Limfosit (Limfositopenia).


23

Hasil pemeriksaan darah (Haematologi) ditemumukan adanya peningkatan

kadar haemoglobin (Polisetemia), namun dalam hal ini kadar haemoglobin masih di

golongkan normal dikarenakan selisih antara rata- rata normal dan hasilnya masih

batas wajar, tingginya kadar granulosit (granulositosis) dan rendahnya Limfosit

(Limfositopenia). Kadar haemoglobin masih di golongkan normal dikarenakan

selisih antara rata- rata normal dan hasilnya masih batas wajar, tingginya kadar

granulosit (granulositosis) Kondisi tersebut diduga karena terdadinya perdarahan

yang keluar bersamaan dengan urin, rendahnya Limfosit (Limfositopenia) hal ini

bisa disebabkan oleh malnutrisi atau kurang gizi yakni penyebab umum

limfositopenia. Hal ini terjadi karena tubuh kekurangan protein maupun nutrisi

lainnya untuk memproduksi limfosit. Gangguan makan, misalnya anoreksia hal ini

sesuai dengan amnanesa kucing abu di awal yakni kucig Abu kehilangan nafsu

makan serta badan yang lemas.

 Penanganan dan Terapi

Kucing Abu dirawat inap di K and P Clinic terhitung mulai tanggal 28 Mei

2023. Penanganan awal berupa terapi cairan infus NS (Normal Salin) 0.9% Sodium

Chloride, melakukan tes urin (Urinalis) dan tes darah (Haematologi), Aminavast,

Cefotaxime, Glukortin, Cystaid, Hemostop, Urinaid, flushing kateter dan pakan

recoveri. Perhitungan dosis yang diberikan:

- Aminavast 1 capsul : Dibawah 4,5 kg 1 kapsul, q12h (PO)

- Cefotaxime 1,4 ml q12h (IV) : Dosis 40 mg x BB (3,67): pengenceran

10 mg dari sediaan 1 g

- Glukortin 0,25 ml q24h (SC) : (untuk kucing 0.25 ml) dosis 0,15

mg/kg
24

- Cystaid 1 capsul untuk kucing q12h (PO)

- Hemostop q24h, sprn (SC) 1 ml : dosis 0,2 ml/kgBB

- Urinaid ½ tablet, q24h (PO), <10 Kg one tablet per day

- Flushing kateter

Kucing Abu pada kasus urolitiasis ini memiliki gejala tidak makan dan

muntah maka dilakukan tindakan medis dengan cara terapi cairan. Pemberian infus

perlu diberikan dikarenakan ketika dilakukan pemasangan kateter urin akan terus

keluar dengan jumlah yang banyak sehingga diperlukan terapi cairan. Pemberian

infus berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.

Keseimbangan air sangat diperlukan dalam metabolisme dan melarutkan hasil

metabolisme untuk dapat dimanfaatkan oleh sel tubuh. Tujuan utama dari terapi

cairan untuk mengatasi dehidrasi, memulihkan volume sirkulasi darah pada

keadaan hipovolemia atau shock, mengembalikan dan mempertahankan elektrolit

(Na+ dan K+), dan asam basa dalam tubuh ke arah batas normal (Azhar et

al.,2022).

Terapi selanjutnya diberikan Glukortin yang mengandung Dexamethason,

Sifat dari dexamethasone merupakan glukokortikosteroid long acting, memiliki

sifat anti inflamasi, anti-alergi, antistress serta dapat meningkatkan kadar

hemoglobin. Indikasi untuk kortikosteroid dan anti inflamasi, efek samping

dexamethasone adalah immunosupresi. Farmakokinetik dexamethasone yaitu

diabsorbsi pada saluran pencernaan secara cepat, metabolisme dihati dan

dikeluarkan melalui urin ataun feses (Hermawan 2023). Terapi glucortin

dimaksudkan mengurangi peradangan akibat akumulasi cairan.


25

Diberikan juga Cystaid (Cystaid Plus ®, Vetplus, Lytham, Lancashire,

Inggris)satu kali sehari satu tablet secara secara per oral sebagai terapi supportif.

Suplemen ini digunakan untuk kasus gangguan saluran perkemihan bawah. Obat ini

memiliki tiga kandungan N-asetil D-Glukosamin yang berperan dalam membantu

mempertahankan lapisan pada vesika urinaria, melindungi mukosa vesika urinaria

dan mengurangi peradangan pada vesika urinaria (Lewinsky dkk.,2022).

Selanjutnya terapi yang diberikan yakni Hemostop-K dengan kandungan

vitamin K Terlibat dalam pembentukan faktor koagulasi aktif II, VII, IX dan

X oleh hati. Terapi Hemostop K yang mengandung Carbazochrome Sodium

sulfonate yang merupakan obat hemostatik diindikasikan untuk perdarahan internal

dengan intensitas rendah (Purwitasari dkk., 2022).

Suplemen Urinaid dengan kandungan D-mannose. D-mannose adalah

monosakarida, secara alami ditemukan di berbagai tanaman, dan

buah-buahan/berry, misalnya di cranberry. Ia juga diketahui disintesis dalam tubuh

dari glukosa untuk sintesi glikoprotein. D-mannose umumnya dipasarkan sebagai

suplemen makanan untuk kesehatan saluran kemih. Penelitian menunjukkan bahwa

D-mannosa bebas dalam urin berpotensi menjenuhkan struktur FimH E. coli, dan

selanjutnya memblokir adhesi E. coli ke sel epitel saluran kemih. Apa yang disebut

penghambatan kompetitif ini dianggap sebagai salah satu mekanisme potensial

untuk mencegah perkembangan ISK (Jaakkola dkk., 2022).

Pemasangan kateter merupakan tindakan utama yang harus dilakukan bila

sudah terjadi sumbatan pada uretra. Jika kandung kemih tidak dapat dikosongkan

maka akan terjadi penurunan fungsi pada organ ginjal yang mengakibatkan

kegagalan ginjal dalam lakukan filtirasi yang berlanjut pada kerusakan ginjal
26

(Korys et al., 2017).Memasang kateter pada kucing jantan memerlukan bantuan

sebanyak dua orang, satu orang menahan penis agar tetap keluar dari preputium dan

melakukan pemasangan kateter Kateter dimasukkan dibantu dengan flushing

menggunakan syringe berisi saline yang disemprotkan perlahan untuk mendilatasi

uretra agar kateter mudah dimasukan. Selain itu, flushing juga digunakan untuk

mengeluarkan runtuhan sel dari uretra pada kejadian obstruksi (Azhar et al.,2022).

DAFTAR PUSTAKA

Akbari, Rizal Arifin, et al. "Terapi giardiasis penyebab diare non-spesifik pada

kucing." ARSHI Veterinary Letters 2.1 (2018): 7-8.

Akel, T., & Bekheit, S. (2018). Loperamide cardiotoxicity:“a brief review”. Annals

of Noninvasive Electrocardiology, 23(2), e12505.

Alauddin, A. (2016). Uji Efek Ekstrak Ikan Gabus (Channa Striata) Pada Luka

Sayat Dengan Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diberikan Secara

Oral. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN, 3(1).

Al-Malki, E. S. (2021). Toxoplasmosis: stages of the protozoan life cycle and risk

assessment in humans and animals for an enhanced awareness and an

improved socio-economic status. Saudi Journal of Biological

Sciences, 28(1), 962-969.

Anagnostou, K., Swan, K. E., & Brough, H. (2016). The use of antihistamines in

children. Paediatrics and Child Health (United Kingdom),

https://doi.org/10.1016/j.paed.20 16.02.00 6Baxter, K., (2008).

Stockley¶V'UXJ ,QWHUDFWLRQVWK edition, London: Pharmaceutical

Press.
27

Awdisma, W. M., Nosa, U. S., Hasmono, D., & Nurmainah, N. (2021). Kajian

Literatur: Tinjauan Remdesivir sebagai Pilihan Terapi pada COVID–

19. Jurnal Pharmascience, 8(2), 121-132.

Azhar, A. P. N., Dewi, K., Dwi, L., & Palestin, P. (2022). Catheterization as A

Treatment for Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD) Case in K and

P Clinic Surabaya. Journal of Applied Veterinary Science and

Technology, 3(1), 18-21.

Biutifasari, V. (2018). Extended spectrum beta-lactamase (ESBL). Oceana

Biomedicina Journal, 1(1), 3-3.

Caesar, Geovani Meryza Oka Putra, et al. "Stasis urin pada Kucing: Evaluasi Klinis

dan Laboratoris." Jurnal Sain Veteriner 39.1: 84-89.

Dunowska, Magdalena, and Sayani Ghosh. "In vitro effects of doxycycline on

replication of feline coronavirus." Pathogens 10.3 (2021): 312.

Gilead Sciences. (2020) Fact sheet for health care providers emergency use

authorization (EUA) of remdesivir. http://www.fda.gov

Gilead Sciences. (2020) Gilead’s Volume 8, Nomor 2 (2021) Jurnal Pharmascience

InvestigationalAntiviral Remdesivir Receives U.S. Food and Drug

Administration Emergency Use Authorization for the Treatment of COVID-

19

Hartono, Muhamad Irfan, Endang Endrakasih, and Harry Harry. "Feline Infectious

Peritonitis in British Short Hair Cat at Petvet Animal Clinic

Jakarta." Journal of Applied Veterinary Science and Technology 3.1 (2022):

1-5.

Harun, Haerani, Nurhayana Sennang, and Benny Rusli. "Giardiasis." Healthy


28

Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) 5.3 (2019): 4-12.

Hashary, A. R., Manggau, M. A., & Kasim, H. (2018). ANALISIS EFEKTIVITAS

DAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN

INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR.

WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR. Majalah Farmasi dan

Farmakologi, 22(2), 52-55.

Hermawan, I. P. (2023). Studi Kasus: Keberhasilan Terapi Pada Kasus Intoksikasi

Kucing Kunkun. Jurnal Veteriner dan Biomedis, 1(1), 5-8.

Illiyyin Akib, N., Septiani, I., Zubaydah, W. O. S., & Halimahtussaddiyah, R.

(2021). Preparasi Salbutamol Sulfat dalam Pembawa Vesikuler

Etosom. Majalah Farmasetika, 6(2), 129-137

Jaakkola, R.A., Arja, L., Arthur, C.O., dan Liisa, L. 2022. Role of D-

mannose in Urinary Tract Infections-a Narrative Review. Nutririon

Journal. 21 (18).

Kojrys, S.L., Mikulska-Skupien, E., Snarska, A., Krystkiewicz, W., Pomianowski,

A., 2017. Evaluation of clinical signs and causes of lower urinary tract

disease in Polish cats. Vet. Med. (Praha). 62, Pp.386–393.

Lewinsky, M., Widyastuti, S. K., & Anthara, M. S. Laporan Kasus: Cystitis pada

Kucing Persia Jantan.

LYNN, LIM JO. Kajian Terapi Cairan Pada Pasien Anjing Di Rumah Sakit

Hewan Prof. Soeparwi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah

Mada Periode November 2020-Oktober 2021. Diss. Universitas Gadjah

Mada, 2022.

Mihardi, Arief Purwo, et al. "Kasus urolitiasis pada kucing persia betina." ARSHI

Veterinary Letters 3.1 (2019): 13-14


29

Mohamed HS, Meguid MM. 2017. Effect of nebulized budesonide on respiratory

mechanics and oxygenation in acute lung injury/acute respiratory distress

syndrome: Randomized controlled study. Journal Anaesthesia , 11(1): 9–14.

Morse JS, Lalonde T, Xu S, Liu WR.(2020) Learning from the Past: Possible

Urgent Prevention and Treatment Options for Severe Acute Respiratory

Infections Caused by 2019-nCoV. ChemBioChem,21(5):730-738.

doi:10.1002/cbic.202000047

Mujnisa, A. (2019). KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG LIMBAH BIJI KAKAO

YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN BAKTERI SELULOLITIK

DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA. Buletin Nutrisi

dan Makanan Ternak, 13(2).

Ningsih, Awalul Fitria. "Urolithiasis pada Kucing Snow di K and P Clinic

Surabaya." VITEK: Bidang Kedokteran Hewan 13.1 (2023): 46-54.

Nururrozi A., Indarjulianto S., Yanuartono, Purnamaningsih H., Widyarini S.,

Raharjo S., Ramandani D. Terapi Amonium Khlorida-Asam Askorbat

untuk Menurunkan Tingkat Keasaman Urin dan Kristalisasi Struvit Pada

Kucing Urolithiasis. Jurnal Veteriner. 20(1): 8-13

Prihatiningsih, Nur Liliana Puri. "Studi Kasus: Sindrom Pernapasan Akut Parah

Akibat Infeksi Virus Corona-2 (SARS CoV-2) pada Kucing Bengal (Severe

Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS Cov-2) in Bengal

Cats: A Case Report)." Acta VETERINARIA Indonesiana 11.1 (2023): 26-

33.

Purwitasari, M. S., Soma, I. G., & Batan, I. W. (2022). Laporan Kasus:

Kesembuhan Enteritis Hemoragika pada Anak Anjing Kacang yang


30

Terinfeksi Canine Parvovirus. Jurnal Kajian Veteriner, 10(1), 67-81.

Riesta, Baiq Deby Aprila, and I. Wayan Batan. "LaporanKasus: Cystitis

Hemoragika dan Urolithiasis pada Kucing Lokal Jantan

Peliharaan." Indonesia Medicus Veterinus 9.6 (2020): 870-883.

Siregar, M. H., & Riyadi, H. (2022). Pengaruh Asupan Selenium terhadap Kejadian

Obesitas. Gorontalo Journal Of Nutrition And Dietetic, 2(1), 1-9.

Sumule, Charisma. Feline Infectious Peritonitis (FIP) Pada Kucing Ras Himalaya

Di Klinik Hewan Pendidikan Universitas Hasanuddin. Diss. Universitas

Hasanuddin, 2021.

Turk, E., Corum, O., Tekeli, I. O., Sakin, F., & Uney, K. (2020). Effects of single

and repeated doses on disposition and kinetics of doxycycline hyclate in

goats. Animals, 10(6), 1088.

Warren TK, Jordan R, Lo MK, et al.(2016) Therapeutic efficacy of the small

molecule GS-5734 against Ebola virus in rhesus monkeys.

Nature.;531(7594):381-385. http://doi:10.1038/nature17180

Widhyari, S. D. (2012). Peran dan dampak defisiensi zinc (Zn) terhadap sistem

tanggap kebal. Wartazoa, 22(3), 141-148.

Widhyari, Sus Derthi, et al. "Suspect feline infectious peritonitis pada

kucing." ARSHI Veterinary Letters 2.1 (2018): 15-16.

AMBULATOR BELLA
Nama Hewan : Bella

Jenis Hewan : Kucing

Berat Badan : 2,31 Kg


31

Warna : Putih

Umur : 21 Bulan

Amnanesa : Ada pilek sudah lama, sempat dibawah ke sini 2 kali dan masih

belum sembuh, masih mau makan dan minum, kondisi lemah dan

tidak muntah, sesekali bersin, nafas grok-grok, sudah vaksin,

belum diberi obat cacing dan bulu sering rontok.

13 Mei 2023

 Pagi: Check in. Suhu normal, kondisi ada pilek sudah lama, sempat dibawah ke

sini 2 kali dan masih belum sembuh, masih mau makan dan minum, kondisi

lemas, tidak ada muntah, sesekali bersin, nafas grok-grok, lupa sudah diberi obat

cacing atau belum, bulu sering rontok. Tindakan: Pemeriksaan darah

(Haematologi), tes kit FIP dan terapi cairan.

 Siang: Suhu tubuh normal, kondisi banyak istirahat dan responsif, belum ada

urinasi dan defekasi, mukosa pink sedikit pucat, tidak ada muntah, tidak terlihat

bersin dan batuk, terdapat leleran hidung, kondisi pernapasan tampak berat,

infus terpasang dan jalan. Tindakan: Kontrol

 Malam: Suhu badan 39,3ºC. Makan wet food dan minum disuap, belum ada

urinasi dan defekasi, mukosa pink pucat, sesekali tampak grooming sendiri,

masih beradaptasi, tidak ada bersin, tidak ada batuk, tidak ada muntah.

Tindakan: Racik anti biotik Doksisiklin 1 capsul, racik pelega nafas 1 capsul dan

Channa Blister 1 capsul.

14 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,9ºC, kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

makan pakan basah dan minum dibantu disuapi, respon menelan baik, terdapat
32

urin kuning normal, tidak terdapat feses, mukosa pucat, tidak dehidrasi, tidak

terdapat muntah, infus terpasang dan jalan. Tindakan: Pemberian anti virus,

Channa Blister dan pelega nafas.

 Siang: Suhu tubuh 38,2ºC, makan wet food dan minum disuapi, respon menelan

baik, ada urinasi, urin berwarna kuning normal, belum ada defekasi, terdapat

bersin, kondisi mata tampak kotor (sudah dibersihkan), tidak ada muntah,

mukosa pink pucat, tampak sesekali grooming badan sendiri, infus terpasang

dan jalan. Tindakan: Channa Blister 1 capsul dan anti virus 1 capsul.

 Malam: Kondisi responsif dan aktif, sering terlihat istirahat, terkadang grooming

badannya sendiri, makan wet food dibantu suap, minum dibantu suap, urin

berwarna kuning normal, belum adanya defekasi, infus terpasang dan berjalan.

Tindakan: Racik anti biotik Doksisiklin 1 capsul, pelega nafas 1 capsul dan

Channa 1 capsul.

15 Mei 2023

 Pagi: Suhu 38,2ºC. Hewan sering istirahat, makan pakan wet food, dan minum

disuapi, respon menelan baik, terdapat urin dengan volume sedang berwarna

kuning, tidak terdapat defekasi, mukosa berwarna pink pucat, sedikit dehidrasi,

infus terpasang dan jalan, telinga kotor dan sudah dibersihkan, tidak muntah,

tidak batuk, tidak bersin.Tindakan: Racik anti virus 1 capsul, Channa Blister 1

capsul dan pelega nafas 1 capsul.

 Siang: Kondisi responsif, terlihat grooming diri sendiri, nafas tidak berat,

mukosa pink sedikit pucat, tidak ada bersin, makan wet food disuap, respon

menelan bagus, tidak ada urinasidan defekasi, tidak bersin, infus terpasang dan

jalan. Tindakan: Racik anti virus 1 capsul dan Channa Blister 1 capsul.
33

 Suhu tubuh 38,4ºC , kondisi responsif dan sering istirahat, makan pakan dry

food dan minum lahap, terdapat urine dengan volume sedang berwarna kuning,

tidak terdapat defekasi, mukosa pink sedikit pucat, sedikit dehidrasi, tidak ada

bersin, tidak batuk, tidak muntah, infus terpasang dan jalan. Tindakan: Anti

virus 1 capsul, pelega nafas 1 capsul dan Channa Blister 1 capsul.

16 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,8ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, urinasi normal, belum ada

defekasi, mukosa pink, ada respon mual saat sebelum diberi makan, tidak ada

muntah, terlihat bersin sesekali, terlihat batuk sesekali, kondisi pernapasan

tampak lebih cepat. Tindakan: Racik anti virus 1 capsul, Channa 1 capsul dan

pelega nafas 1 capsul.

 Siang: Kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan kering

dan minum mau sendiri, respon menelan baik, terdapat urin kuning normal dan

volume banyak, terdapat feses normal berbentuk, mukosa pink pucat, tidak

dehidrasi, tidak terdapat muntah,tidak terdapat bersin, tidak terdapat batuk, infus

terpasang dan jalan. Tindakan: Racik anti biotik 1 capsul, pelega nafas 1 capsul

dan Channa 1 capsul.

 Malam: Suhu tubuh 39ºC, kondisi banyak istirahat namun responsif, makan dry

food sedikit-sedikit, minum sedikit-sedikit, volume urinasi sedikit dan berwarna

kuning jernih, tekstur feses sedikit padat. Tidak ada batuk dan bersin, tidak

dehidrasi, terdapat sedikit leleran pada area hidung. Tindakan: Racik anti biotik

1 capsul, pelega nafas 1 capsul dan Channa blister 1 capsul.

17 Mei 2023
34

 Pagi: Suhu tubuh 38,2ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food sedikit, minum sedikit, urinasi normal, belum ada defekasi, mukosa pink

pucat, tidak ada muntah, tidak ada bersin dan batuk. Tindakan: Channa blister 1

capsul dan racik pelega nafas 1 capsul.

 Siang: Kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan basah,

dan minum sedikit-sedikit, terdapat urin kuning normal, belum defekasi, mukosa

pink pucat, tidak dehidrasi, tidak terdapat bersin dan muntah. Tindakan: Injeksi

Ramdesivir, Channa dan tetes Destick 3 ml.

 Malam: Suhu tubuh 39,1ºC, kondisi umum banyak istirahat dan responsif,

makan wet food dan minum dibantu suap, respon menelan baik, belum urinasi

dan defekasi, tidak tampak bersin dan batuk, pernapasan terlihat stabil.

Tindakan: Anti biotik Doksisiklin 1 capsul, racik pelega nafas 1 capsul dan

Channa blister 1 capsul.

18 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,8ºC, kondisi responsif dan aktif, terlihat sering beristirahat,

terkadang grooming badannya sendiri, makan wet food dibantu suap, minum

disuapi, urin berwarna kuning normal dengan volume yang banyak, belum

adanya defekasi, mukosa pink pucat, ada bersin dan leleran hidung. Tindakan:

Channa 1 capsul dan racik pelega nafas 1 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 38,9ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food disuapi, minum disuapi, belum ada urinasi dan defekasi, mukosa pink

pucat, tidak ada muntah, terdapat benjolan pada tengkuk, sesekali terlihat bersin,

terdapat leleran hidung yang kental. Tindakan: Remdesivir 6,9 ml, Channa 1

capsul, obat racik Mukolitik 1 capsul dan glove.


35

 Malam: Suhu badan 39,5ºC (sudah diberikan ice pack), kondisi responsif,

terlihat sering beristirahat, terkadang grooming badannya sendiri, makan wet

food dibantu suap, minum dibantu suap, urin berwarna kuning normal dengan

volume yang banyak, belum terlihat adanya defekasi, mukosa pink pucat, ada

bersin. Tindakan: Racik antibiotik 1 capsul, pelega nafas 1 capsul, Channa 1

capsul, nebul, vitolin dan biosolval ekstra.

19 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 39,1ºC, kondisi umum sering responsif dan sering istirahat,

makan wet food dan sering diisuapi, terdapat urin berwarna kuning dengan

volume sedang, belum defekasi, mukosa hidung dan mulut terlihat pucat, tidak

ada muntah, tidak ada batuk, sesekali bersin. Tindakan: Kompres tengkuk, racik

mukolitik 1 capsul, Channa blister 1 capsul dan pelega nafas 1 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 38,7ºC, kondisi responsif dan aktif, terlihat sering

beristirahat, terkadang grooming badannya sendiri, makan wet food disuapi,

minum dibantu disuapi, belum adanya urinasi, belum adanya defekasi, mukosa

pink pucat. Tindakan: Injeksi Remdesivir 6,9 ml, kompres tengkuk, mukolitik 1

capsul dan Channa 1 capsul.

 Malam: Kondisi banyak istirahat dan responsif, makan dan minum dibantu suap,

respon menelan baik, urinasi normal, belum ada defekasi, mukosa pink pucat,

tidak ada muntah, tampak bersin sesekali, tidak ada batuk, tidak ada leleran

hidung. Tindakan: Racik anti biotik 1 capsul, racik pelega nafas 1 caapsul dan

Channa blister 1 capsul.

20 Mei 2023
36

 Pagi: Suhu badan 38,7ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food disuapi, respon menelan baik, urinasi normal, defekasi normal padat

berbentuk, mukosa pink pucat, tidak ada muntah, sesekali terlihat bersin dan

batuk, tidak ada leleran hidung, terdapat benjolan pada area tengkuk. Tindakan:

Kompres tengkuk, obat racik Mukolitik 1 capsul, Channa 1 capsul, obat racik

pelega nafas 1 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 39,5ºC (sudah diberikan terapi), kondisi banyak istirahat dan

responsif, makan dan minum dibantu suap, respon menelan baik, belum urinasi

dan defekasi, mukosa pink pucat, kondisi tengkuk bengkak, terlihat sesekali

bersin, terdapat sedikit leleran hidung, tidak ada batuk, tidak ada muntah.

Tindakan: Injeksi Redemsivir 6,9 ml, injeksi Tolfedine 0,1 ml, kompres

tengkuk, dengan glove hangat, racik Mukolitik 1 capsul dan Channa Blister 1

capsul.

 Malam: Kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan kering

dan mau minum sendiri sedikit-sedikit, terdapat urin kuning normal, belum

terdapat feses, mukosa pink pucat, tidak dehidrasi, tidak terdapat bersin dan

muntah, tidak terdapat batuk. Tindakan: Racik anti biotik, racik pelega nafas,

Channa blister dan Ferro –B.

21 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,1ºC, kondisi banyak istirahat namun responsif, makan wet

food disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, belum ada urinasi dan

defekasi, mukosa pink pucat, tidak ada muntah, sesekali terlihat bersin dan

batuk, tidak ada leleran hidung, terdapat benjolan pada area tengkuk. Tindakan:

Kompres tengkuk, obat racik Mukolitik 1 capsul, Channa 1 capsul, Ferro B ½


37

tablet, obat racik anti biotik Doksisiklin, Nebulizer, Ventolin dan Bisolvon

nebul.

 Siang: Suhu tubuh 37,8ºC, makan wet food dan minum dibantu disuap, respon

menelan bagus, ada urinasi, urin berwarna kuning normal, belum ada defekasi,

tidak ada bersin, masih terdapat benjolan di area tengkuk, mukosa pink pucat.

Tindakan: Injeksi Remdesivir 6,9 ml, racik Mukolitik 1 capsul, Channa 1 capsul

dan kompres tengkuk.

 Malam: Suhu tubuh 38,6ºC, kondisi banyak istirahat namun responsif, makan

wet food dibantu disuap, respon menelan baik, minum lahap, urinasi normal,

volume urin banyak, belum defekasi, tidak dehidrasi, mukosa pink, terdapat

muntah bulu, masih terdapat benjolan pada area tengkuk. Tindakan: Racik anti

biotik 1 capsul, racik pelega nafas 1 capsul, Channa blister 1 capsul, Ferro –B ½

tablet, metabolisme dan injeksi Ranitidine 0,2 ml.

22 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,1ºC, kondisi umum banyak istirahat dan responsif, makan

pakan wet food dan minum lahap sendiri, urinasi normal, volume urin banyak

dan berwarna kuning, belum defekasi, tidak dehidrasi, mukosa pink, tidak

muntah, tidak batuk serta tidak bersin. Tindakan: Kompres tengkuk, racik

Mukolitik 1 capsul, Channa blister 1 capsul dan Ferro B ½ tablet.

 Siang: Suhu tubuh 38,1ºC, mukosa mulut tampak pink sedikit pucat, tidak

dehidrasi, tidak tampak bersin, tidak tampak ada leleran di hidung, tampak ada

sedikit benjolan saat diraba dibagian tengkuk (sudah diterapi), mau makan wet

food, dibantu disuap, respon menelan baik, minum dibantu disuap, sudah

urinasi, urin tampak normal, belum terdapat defekasi. Tindakan: Obat racik
38

Mukolitik 1 capsul, Channa 1 capsul, jadwal kompres tengkuk, injeksi

Remdesivir 8,9 ml.

 Malam: Suhu tubuh 39,1ºC, kondisi umum banyak istirahat dan responsif,

makan pakan wet food sedikit demi sedikit, minum lahap, urinasi berwarna

kuning normal dengan volume yang banyak, feses cair ada sedikit warna merah,

tidak dehidrasi, mukosa pink sedikit pucat, tidak muntah, tidak batuk dan tidak

bersin. Tindakan: Ferro B ½ tablet, anti biotik Doksisiklin 1 capsul, Channa 1

capsul.

23 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 39,8ºC (sudah diberi terapi), kondisi banyak istirahat dan

responsif, makan wet food disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, belum

ada urinasi, defekasi normal padat berbentuk, mukosa pink pucat, tidak ada

muntah, terlihat bersin sesekali, tidak terlihat batuk, tidak leleran hidung,

terdapat sedikit benjolan pada tengkuk, infus terpasang dan jalan. Tindakan:

Obat racik Mukolitik 1 capsul, kompres tengkuk, Channa 1 capsul, Ferro B ½

tablet dan Toflen 0,06ml.

 Siang: Suhu tubuh 38,7ºC, berat badan 2,3 Kg, kondisi responsif, makan wet

food dan minum disuapi, respon menelan bagus, sudah urinasi berwarna kuning

normal, belum ada defekasi, mukosa pink pucat, tidak ada bersin dan batuk.

Tindakan: Injeksi Remdesivir 0,9 ml, racik Mukolitik 1 capsul dan Channa 1

capsul.

 Malam: Suhu tubuh 37,6ºC, makan wet food dan minum disuap, respon menelan

bagus, belum ada urinasi dan defekasi, mukosa pink, tidak ada leleran dari

hidung, tidak ada bersin dan batuk, kondisi secara umum banyak istirahat, ada
39

respon ketika diajak berinteraksi, infus terpasang dan berjalan. Tindakan: Ferro

B ½ tablet dan Channa 1 capsul.

24 Mei 2023

 Pagi: Suhu 38,4ºC, kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan

pakan basah dan minum sendiri sedikit-sedikit, terdapat urin kuning normal,

belum terdapat feses, mukosa pink pucat, tidak dehidrasi tidak terdapat bersin

dan muntah. Tindakan: Kompres tengkuk, Channa dan Ferro B.

 Siang: Suhu tubuh 38,9ºC, hasil teskit FIP (+). Kondisi banyak istirahat dan

responsif, makan lahap dan mau minum sedikit-sedikit, belum ada urinasi dan

defekasi, mukosa pink pucat, tidak dehidrasi, frekuensi nafas normal, tidak ada

muntah, tidak ada bersin maupun batuk, tidak ada leleran hidung, kondisi

tengkuk masih bengkak, infus masih terpasang dan jalan. Tindakan: Injeksi

Remdesivir 6,9 ml, 3ml, Channa blister 1 capsul, kompres tengkuk dan tes kit

FIP.

 Malam: Suhu tubuh 38,9ºC, kondisi lebih banyak istirahat dan responsif, makan

pakan wet food dan minum dibantu disuap, respon menelan baik, terdapat

urinasi berwarna kuning normal dan volume yang banyak, belum defekasi,

mukosa hidung tampak pink, tidak ada leleran di hidung, tidak dehidrasi, tidak

muntah, tidak bersin dan batuk, infus terpasang dan jalan. Tindakan: Ferro B ½

tablet, anti biotik Doksisiklin 1 capsul, Channa 1 capsul.

25 Mei 2023

 Pagi: Suhu badan 38,5ºC, kondisi responsif dan aktif, terlihat sering beristirahat

dan sering grooming sendiri, makan dan minum sedikit demi sedikit, urine

berwarna kuning dan volumenya banyak, belum ada defekasi, mukosa tampak
40

pink pucat, tidak ada leleran di hidung, tidak batuk, tidak bersin dan tidak

muntah. Tindakan: Kompres tengkuk, Channa 1 capsul dan Ferro B ½ tablet.

 Siang: Suhu tubuh 39ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet food

sendiri sedikit demi sedikit, sisanya disuapi, minum disuapi, respon menelan

baik, urinasi normal, belum ada defekasi, mukosa pink pucat, tidak ada muntah,

tidak terlihat bersin dan batuk, terdapat sedikit leleran pada hidung, terdapat

benjolan pada tengkuk, infus terpasang dan jalan. Tindakan: Kompres tengkuk,

Channa 1 capsul, obat racik anti virus 1 capsul, nebulizer , Bisolvon dan terapi

metabolisme..

 Malam: Suhu tubuh 38,9ºC , kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

makan pakan basah dan mau minum sendiri sedikit-sedikit, terdapat urin kuning

normal, belum defekasi, mukosa pink pucat, tidak dehidrasi, tidak terdapat

bersin dan muntah. Tindakan: Ferro B, anti biotik dan Channa.

26 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,9ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food dibantu disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, terdapat urinasi

normal berwarna kuning, belum ada defekasi, mukosa pink pucat, tidak ada

muntah, terlihat batuk sesekali seperti mengeluarkan dahak, tidak bersin, tidak

terdapat leleran hidung, terdapat benjolan pada tengkuk, infus terpasang dan

jalan. Tindakan: Racik anti virus 1 capsul, Channa 1 capsul, Ferro B ½ tablet

dan kompres tengkuk.

 Siang: Suhu tubuh 39ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet food

disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, urinasi normal, belum ada

defekasi, mukosa pink pucat, tidak ada muntah, tidak terlihat bersin, terlihat
41

batuk sesekali, tidak ada leleran hidung, masih terdapat benjolan pada tengkuk.

Tindakan: Obat racik anti virus 1 capsul, Channa 2 capsul, kompres tengkuk,

obat racik Mukobiotik 1 capsul.

 Malam: Suhu tubuh 38,7ºC , kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

makan pakan basah dan minum mau sendiri sedikit-sedikit, terdapat urin kuning

normal, belum terdapat feses, mukosa pink pucat, tidak dehidrasi, tidak terdapat

bersin dan muntah. Tindakan: Ferro B, anti biotik Doksisiklin, Channa dan racik

Mukolitik.

27 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 39,3ºC, makan wet food dan minum disuap, ada urinasi

berwarna kuning normal, belum ada defekasi, mukosa pink pucat, terdapat

batuk, kondisi secara umum banyak istirahat, namun ada respon ketika diajak

berinteraksi. Tindakan: Racik anti virus 1 capsul dan Channa 2 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 38,8ºC, kondisi umum tampak lebih banyak istirahat, tampak

aktif sesekali berpindah posisi di dalam kandang, mukosa mulut tampak pink

sedikit pucat, tidak dehidrasi, tidak tampak batuk, tidak tampak bersin, mau

makan dry food sedikit-sedikit, minum sendiri sedikit-sedikit, urinasi normal,

belum tampak defekasi. Tindakan: Obat racik anti virus 1 capsul, Channa blister

2 capsul dan obat racik Mukolitik 1 capsul.

 Suhu 38,2ºC, kondisi umum responsif dan banyak istirahat, makan pakan dry

food, dan minum sedikit-sedikit, belum terdapat urin dan feses, mukosa tampak

pink pucat, tidak dehidrasi, tidak bersin dan batuk, terdapat muntah makanan.

Tindakan: Ferro B ½ tablet, anti biotik Doksisiklin 1 capsul, Channa 2 capsul

dan racik Mukolitik 1 capsul.


42

28 Mei 2023

 Pagi: Kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan kering, dan

mau minum sendiri, terdapat urin kuning normal, belum terdapat feses, mukosa

pink pucat, tidak dehidrasi, tidak terdapat bersin dan muntah. Tindakan: Racik

antivirus, Channa dan Ranitidine.

 Siang: Suhu tubuh 38,7ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, belum ada urinasi dan

defekasi, mukosa pink pucat tidak ada muntah, terlihat bersin sesekali, terlihat

batuk sesekali, tidak ada leleran hidung. Tindakan: Obat racik Mukolitik 1

capsul, obat racik anti virus 1 capsul dan Channa 2 capsul.

 Malam: Suhu tubuh 39ºC, makan wet food dan minum disuap, respon menelan

bagus, belum ada urinasi dan defekasi, mukosa pink pucat, kondisi secara umum

banyak istirahat, ada respon ketika diajak berinteraksi tidak ada batuk dan

bersin. Tindakan: Channa 2 capsul, racik Mukolitik 1 capsul dan Ferro B ½

tablet.

29 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,7ºC, kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

makanpakan kering dan mau minum sendiri, terdapat urin kuning normal,

belum terdapat feses, mukosa pink pucat, tidak dehidrasi, tidak terdapat bersin

dan batuk. Tindakan: Anti virus, Channa.

 Siang: Suhu tubuh 38,1ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food disuapi, respon menelan baik, urinasi normal di pasir, defekasi normal

berbentuk pada di pasir setelah diklisma, mukosa pink pucat, tidak ada muntah,

tidak terlihat bersin dan batuk, masih terdapat sedikit benjolan di area tengkuk.
43

Tindakan: Vettusin 0,48 ml, obat racik anti virus 1 capsul, Channa 2 capsul dan

klisma.

 Malam: Suhu tubuh 38,1ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food disuapi dan minum disuapi, respon menelan baik, terdapat urin berwarna

kuning bervolume sedikit, mukosa pink pucat, tidak ada muntah, tidak terlihat

bersin dan batuk masih terdapat sedikit benjolan di area tengkuk. Tindakan:

Ferro B ½ tablet dan Channa 2 Capsul.

30 Mei 2023

 Pagi: Suhu badan 38,6ºC, makan dry food lahap, minum sedikit-sedikit, belum

ada urinasi dan defekasi, mukosa pucat, ada batuk, kondisi secara umum aktif

dan responsif. Racik anti virus 1 capsul dan Channa 2 capsul.

 Siang: Kondisi umum banyak istirahat dan responsif, makan dry food sedikit-

sedikit, makan wet food sedikit-sedikit, sisanya dibantu suap, respon menelan

baik, minum sedikit-sedikit, urinasi normal, volume urine sedang, belum

defekasi, mukosa pink sedikit pucat, tidak tampak batuk. Tindakan: Anti virus 1

capsul, Channa blister 1 capsul, Vettusin 0,48 ml.

 Malam: Suhu badan 38,2ºC, kondisi umum tampak lebih banyak istirahat,

makan pakan wet food dan minum disuapi, respon menelan bagus, belum urinasi

dan defekasi, mukosa tampak pink pucat, tidak dehidrasi, tidak batuk, tidak

bersin dan tidak muntah.Tindakan: Ferro B ½ tablet dan Channa 2 capsul.

31 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,2ºC, kondisi umum tampak lebih banyak istirahat, mukosa

mulut tampak pink sedikit pucat, tidak dehidrasi, tidak tampak batuk, tidak

tampak bersin, mau makan dry food, sedikit-sedikit hingga habis, minum sendiri
44

sedikit-sedikit, urinasi normal, belum tampak defekasi. Tindakan: Obat racik

anti virus 1 capsul dan Channa 2 capsul.

 Siang: Kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan kering

dan minum mau sendiri, terdapat urin kuning normal, belum terdapat feses,

mukosa pink pucat, tidak dehidrasi, tidak terdapat bersin dan muntah. Tindakan:

Racik anti virus 1 capsul dan Channa 2 capsul.

 Malam: Pulang dengan kondisi akhir aktif dan responsif, sesekali mengeong,

tidak terdapat batuk dan bersin, tidak terdapat discharge nasal. Tindakan: Ferro

B ½ tablet dan Channa blister.

AMBULATOR JELLY
 Nama Hewan : Jelly

 Jenis Hewan : Kucing

 Berat Badan : 0,28 Kg

 Warna : Putih abu abu

 Umur : 21 Bulan

Amnanesa : Kucing Jelly datang ke K and P klinik dengan keluhan

kondisi kucing yang lemas, sering diare dan muntah serta perut yang nampak

membesar

23 Mei 2023

 Siang: Check in, kondisi lemas, tampak diare, muntah tiga kali, muntah

berwarna kuning bercampur dengan makanan, perut tampak membesar.

Tindakan: Teskit GIA (+), FPV (-)

 Malam: Suhu 38˚C, kondisi banyak istirahat, makan dan minum dibantu

disuap, respon menelan baik, belum urinasi, terdapat defekasi dengan


45

konsistensi cair, mukosa pucat, dehidrasi sedang, infus terpasang dan

berjalan, tidak muntah, tidak batuk dan tidak bersin. Tindakan: Advocate

immuns support 0,5 ml, Biomc4 0,2 ml, Channa syr 0,2 ml.

24 Mei 2023

 Pagi: Kondisi secara umum banyak istirahat, makan pakan basah dengan

lahap, minum sendiri, respon menelan baik, sudah urinasi, terdapat diare

dengan konsistensi cair, mukosa pink pucat, dehidrasi ringan, tidak terdapat

muntah, infus terpasang dan berjalan. Tindakan: Clavamox 0,06 ml, Channa

syr 0,2 ml, Advocate immuns support 0,5 ml.

 Siang: Kondisi secara umum banyak istirahat namun responsif, sering

duduk dan mengeong, makan pakan basah dengan lahap, minum sedikit-

sedikit, feses sudah mulai berbentuk, mukosa pucat, dehidrasi ringan, tidak

ada muntah, frekuensi nafas normal, suhu 37,90˚C, tidak bersin, tidak batuk,

infus terpasang dan berjalan. Tindakan: Biomc4 0,2 ml, Clavamox 0,06 mk,

Channa syr 0,2 ml.

 Malam: Kondisi secara umum banyak istirahat namun responsif, makan

pakan basah dan minum sendiri, terdapat urin berwarna kuning normal,

terdapat diare dengan konsistensi cair, mukosa pink pucat, dehidrasi ringan,

tidak muntah, infus terpasang dan jalan. Tindakan: Racik antidiare 1 capsul,

Advocate immun support 0,5 ml, Biomc4 0,2 ml, Channa syr 0,2 ml.

25 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 37˚C, kondisi secara umum banyak istirahat namun

responsif, makan wet food lahap, minum sedikit-sedikit, mukosa sedikit

pucat, urin berwarna kuning normal, belum defekasi, tidak bersin dan tidak
46

batuk. Tindakan: Clavamox 0,06 ml, Channa syr 0,2 ml, Advocate immuns

support 0,5 ml dan racik antidiare 1 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 38,6˚C, kondisi secara umum banyak istirahat namun

masih responsif, makan wet food lahap dan minum mau sendiri, respon

menelan baik, terdapat urin berwarna kuning normal, terdapat feses

berbentuk, mukosa pink pucat, dehidrasi ringan dan tidak muntah.

Tindakan: Biomc4 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml dan Channa syr 0,2 ml.

 Malam: Kondisi secara umum banyak istirahat namun responsif, makan

pakan basah dan minum mau sendiri, respon menelan baik, terdapat urin

berwarna kuning normal, terdapat feses berbentuk, mukosa pink pucat,

dehidrasi ringan, dan tidak muntah. Tindakan: Racik antidiare 1 capsul,

Advocate immuns support 0,5 ml, Biomc 0,2 ml, dan Channa syr 0,2 ml.

26 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,50˚C, kondisi secara umum banyak istirahat namun

responsif, makanlahap dan minum mau sendiri, respon menelan baik, terdapat

urin berwarna kuning normal, terdapat feses berbentuk, mukosa pink pucat,

dehidrasi ringan, dan tidak terdapat muntah. Tindakan: Clavamox 0,06 ml,

Channa syr 0,2 ml, Advocate immuns support 0,5 ml dan racik antidiare 1

capsul.

 Siang: Suhu tubuh 38,6˚C, kondisi secara umum banyak istirahat namun

responsif, makan pakan basah lahap, minum sedikit-sedikit, belum ada urinasi,

defekasi normalpadat berbentuk, mukosa pucat, tidak ada muntah. Tindakan:

Biomc4 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml, Channa syr 0,2 ml.
47

 Malam: Kondisi secara umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan

basah dan minum mau sendiri, respon menelan baik, terdapat urin berwarna

kuning normal, belum terdapat feses, mukosa pink pucat, dehidrasi ringan, tidak

muntah. Tindakan: Grooming kering, Advocate immuns support 0,5 ml, Biomc4

0,2 ml, Channa 0,2 ml.

27 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,8˚C, makan wet food lahap, minum sedikit-sedikit, ada

urinasi dan defekasi, urinasi berwarna kuning, feses mulai berbentuk,

mukosa pucat, kondisi secara umum banyak istirahat, namun ada respon

ketika diajak berinteraksi, tampak sesekali grooming diri sendiri. Tindakan:

Clavamox 0,06 ml, Channa syr 0,2 ml, Advocate immuns support 0,5 ml,

racik antidiare 1 capsul dan grooming kering.

 Siang: Suhu tubuh 38,2 ˚C, kondisi umum tampak aktif dan responsif,

mukosa mulut tampak sedikit pucat, tidak dehidrasi, tidak tampak bersin,

tidak tampak batuk, makan wet food dengan lahap, minum sendiri sedikit-

sedikit, urinasi normal, sudah defekasi, feses padat berbentuk. Tindakan:

Biomc4 0,2 ml, Channa syr 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml.

 Malam: Suhu 39,6˚C (sudah diberi ice pack), kondisi umum hewan responsif

dan sering istirahat, makan wet food dan minum sendiri dengan lahap,

respon menelan bagus, terdapat urin bervolum banyak berwarna kuning,

terdapat feses dengan konsistensi pada berbentuk, tidak dehidrasi, mukosa

tampak pink pucat, tidak ada muntah. Tindakan: Advocate immuns support

0,5 ml, Biomc4 0,2 ml, Channa syr 0,2 ml.

28 Mei 2023
48

 Pagi: Kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan basah

dan minum mau sendiri, respon menelan baik, terdapat urin berwarna kuning

normal, belum defekasi, mukosa pink pucat, tidak terdapat muntah, dehidrasi

ringan. Tindakan: Advocate immuns support 0,5 ml, Clavamox 0,06 ml,

racik antidiare 1 capsul, dan grroming kering.

 Siang: Suhu tubuh38,4˚C, kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

makan wet food lahap, minum sedikit-sedikit, urinasi normal, belum

defekasi, mukosa pink pucat, tidak muntah, tidak terlihat batuk dan bersin.

Tindakan: Biomc4 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml, dan Channa syr 0,2 ml.

 Malam: Suhu tubuh 38,9˚C, makan wet food sendiri, minum sendiri, mukosa

pucat, belum urinasi dan defekasi, tidak ada batuk, tidak pilek dan bersin,

kondisi secara umum banyak istirahat, ada respon ketika diajak interaksi.

Tindakan: Avocate immuns support 0,5 ml, racikantidiare 1 capsul, Biomc4

0,2 ml, Channa syr 0,2 ml, dan grooming kering.

29 Mei 2023

 Pagi: Kondisi secara umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan

basah lahap dan minum banyak, respon menelan baik, terdapat urin berwarna

kuning normal, belum defekasi, mukosa pink pucat, dehidrasi ringan, tidak

terdapat muntah. Tindakan: Clavamox 0,06 ml, Advocate immuns support

0,5 ml, racik antidiare 1 capsul dan Channa syr 0,2 ml.

 Siang: Suhu tubuh 38,7˚C, kondisi secara umum banyak istirahat namun

responsif, makan wet food sedikit-sedikit, minum sedikit-sedikit, urinasi

normal, belum ada defekasi, mukosa pucat dan tidak ada muntah. Tindakan:

Biomc4 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml dan Channa syr 0,2 ml.
49

 Malam: Suhu tubuh 39,2˚C, kondisi responsif, sering istirahat, makan wet

food lahap dan minum banyak, respon menelan baik, mukosa pink pucat,

tidak dehidrasi, tidak muntah, tidak bersin dan tidak batuk. Tindakan:

Advocate immuns support 0,5 ml, racik antidiare 1 capsul, Biomc4 0,2 ml

dan Channa syr 0,2 ml.

30 Mei 2023

 Pagi: Berat badan 0,33 Kg, suhu tubuh 38,8˚C, makan wet food lahap,

minum sedikit-sedikit, ada urinasi berwarna kuning, belum defekasi,

mukosa pink pucat, kondisi banyak istirahat, ada respon ketika diajak

berinteraksi. Tindakan: Channa syr 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml dan grooming

kering.

 Siang: Suhu 38,7˚C, kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

tampak grooming badan sendiri, makan wet food lahap, dan minum sedikit-

sedikit, urinasi normal, volume urin sedikit, feses masih cair, dehidrasi

ringan dan mukosa pink pucat. Tindakan: Boomc4 0,2 ml, Channa syr 0,2

ml, Clavamox 0,06 ml, grooming kering.

 Malam: Suhu tubuh 39,9˚C (sudah diberi ice pack), kondisi umum banyak

istirahat namun responsif, makan wet food lahap dan minum sedikit-sedikit,

belum urinasi dan defekasi, dehidrasi ringan, mukosa pink pucat, tidak

muntah, tidak bersin dan tidak batuk. Tindakan: Racik antidiare 1 capsul,

Advocate immuns support 0,5 ml, Biomc4 ml, Channa syr 0,2 ml.

31 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38˚C, kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

tampak aktif sesekali, mukosa mulut tampak sedikit pucat, tidak dehidrasi,
50

tidak tampak bersin, mau makan dengan lahap, minum sedikit-sedikit,

urinasi normal, dan belum defekasi. Tindakan: Advocate immuns support 0,5

ml, Channa syr 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml, dan obat racik antidiare 1 capsul.

 Siang: Kondisi umum banyak istirahat namun responsif, makan pakan basah

dan minum sisanya disuapi, respon menelan baik, terdapat urin berwarna

kuning, belum defekasi, mukosa pink pucat, dehidrasi ringan, tidak terdapat

muntah dan kembung. Tindakan: Biomc4 0,2 ml, Clavamox 0,06 ml, Channa

syr 0,2 ml, grooming kering,

 Malam: Kondisi banyak beristirahat, ada respon ketika diajak berinteraksi,

sudah urinasi berwarna kuning normal, belum defekasi, makan dan minum

sedikit sisanya disuapi, respon menelan baik, sedikit kembung, suhu tubuh

38˚C, mukosa pucat. Tindakan: Grooming kering, Advocate immuns support

0,5 ml, racik antidiare 1 capsul, Biomc4 0,2 ml, dan Channa syr 0,2 ml.

01 Juni 2023

Check out meninggal. Meninggal pukul 04.33, kondisi terakhir mukosa

pucat, tidak ada muntah, tampak lemas, tiba-tiba hilang nafas, sudah dibantu

dimasukan icu room, dibantu pacu jantung dan diberi oksigen.

AMBULATOR KUCING ABU

Nama Hewan : Abu

Jenis Hewan : Kucing

Berat Badan : 3,67 Kg

Warna : Blue

Umur : 18 bulan
51

Jenis Kelamin : Jantan

Amnanesa : Kesusahan saat urinasi, kondisi tidak terlalu lemas, muntah-

muntah dari semalam, ada penurunan nafsu makan bisa defekasi

namun lama, belum vaksi dan obat cacing.

28 Mei 2023

 Siang: Check in, kesusahan saat urinasi, kondisi tidak terlalu lemas, muntah-

muntah dari semalam, ada penurunan nafsu makan bisa defekasi namun lama,

belum vaksi dan obat cacing. Tindakan: melakukan tes kit FIP, pemasangan

keteter, pemasangan infus, pemeriksaan darah (Haematologi) dan cystaid.

 Malam: Suhu badan 40ºC (Sudah diberikan terapi), makan wet food dan minum

disuap, respon menelan bagus, ada urinasi di pampers (dibantu dengan kateter),

urin bercampur darah, belum ada defekasi, mukosa pink pucat, terdapat radang

gusi, infus terpasang dan jalan.Tindakan: Urinaid ½ tablet, Cystaid 1 capsul,

Aminavast 2 capsul dan injeksi Tolfedin 0,09 ml.

29 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,6 ºC, kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

makan pakan basah dan minum dibantu disuapi, respon menelan baik, terdapat

urin bercampur darah pada pampers, belum terdapat feses, mukosa pink pucat,

tidak dehidrasi, tidak terdapat bersin dan muntah, infus jalan dan terpasang.

Tindakan: Glucortin, Aminavast, Cefotaxim dan flushing kateter.

 Siang: Suhu tubuh 38ºC, kondisi banyak istrahat dan responsif, makan wet food

disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, urin masihbercampur sedikit

darah, belum ada defekasi, mukosa pink pucat, tidak ada muntah, tidak terlihat
52

bersin dan batuk, kateter masih terpasang, infus terpasang dan jalan. Tindakan:

Cefotaxime 1,4 ml dan obat racik antivirus 1 capsul.

 Malam: Suhu 38,9ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet food

disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, urin masih bercampur sedikit

darah, belum ada defekasi, mukosa pink pucat, tidak ada muntah, tidak terlihat

bersin dan batuk, kateter masih terpasang, infus terpasang dibantu flushing.

Tindakan: Injeksi Cefotaxime 1,4 ml, Aminavast 1 capsul, Cytaid 1 capsul, dan

Urinaid ½ tablet.

30 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 39ºC. Makan wet food dan minum disuap, respon menelan

bagus, ada urinasi, urin di pampers (dibantu dengan kateter), urin masih

bercampur sedikit darah, belum ada defekasi, kondisi secara umum masih

banyak istirahat, ada respon ketika diajak berinteraksi, infus terpasang dan

berjalan, mukosa pink pucat. Tindakan: Aminavast 1 capsul, injeksi Cefotaxime

1,4 ml dan Glocortin 0,25 ml.

 Siang: Suhu tubuh 38,7ºC, kondisi umum banyak istirahat dan responsif, makan

wet food dan dibantu suap, respon menelan baik, urinasi di pampers melalui

kateter, warna urin kuning normal dan tidak ditemukan darah dalam urin, belum

defekasi, tidak dehidrasi, mukosa pink pucat, infus terpasang dan jalan.

Tindakan: Cefotaxime 1,4 ml, Cystaid 1 capsul, Hemostop 1 ml dan antivirus 1

capsul.

 Malam: Suhu tubuh 38ºC, kondisi umum banyak istirahat dan responsif, makan

wet food dan minum dibantu suap, respon menelan baik, urinasi di pampers

melalui kateter, warna urin kuning masih bercampur darah sedikit, belum
53

defkasi, tidak dehidrasi, mukosa pink pucat, infus terpasang dan jalan. Tindakan:

Injeksi Cefotaxime 1,4 ml, Cystaid 1 capsul, urinaid dan Aminavast.

31 Mei 2023

 Pagi: Suhu tubuh 38,4 ºC, kondisi umum tampak lebih banyak istirahat, mukosa

mulut tampak pink sedikit pucat, tidak dehidrasi, tidak tampak bersin, mau

makan wet food dibantu disuap, respon menelan baik, minum sendiri sedikit-

sedikit, sudah urinasi, urin sudah tidak bercampur dengan darah, sudah defekasi,

feses padat berbentuk, infus dan kateter masih terpasang dengan baik. Tindakan:

Aminavast 1 capsul, injeksi Cefotaxime 1,4 ml, injeksi Glucortin 0,25 ml, obat

racik antivirus 1 capsul dan jadwal flushing kateter.

 Siang: Suhu tubuh 38,6 ºC (normal), kondisi umum banyak istirahat namun

responsif, makan pakan basah dan minum dibantu disuap, terdapat urin kuning

normal,volume urin banyak, belum terdapat feses, mukosa pink pucat, tidak

dehidrasi, tidak terdapat bersin dan batuk, tidak terdapat muntah, infus terpasang

dna jalan.Tindakan: Injeksi Cefotaxime 1,4 ml, cystaid 1 capsul, injeksi

Hemostop 1 ml, racik anti virus 1 capsul dan flushing kateter.

 Malam: Suhu tubuh 39,9 ºC (sudah diberikan terapi pendingin), kondisi banyak

beristirahat, ada respon saat diajak berinteraksi, terlihat grooming diri sendiri,

makan wet food sendiri sedikit demi sedikit hingga habis, minum mau sedikit-

sedikit, urinasi di pampers, urin masih terdapat darah, kateter masih terpasang

dan jalan, belum ada defekasi, mukosa pink pucat. Tindakan: Injeksi Cefotaxime

1,4 ml, Aminavast 1 capsul, Urinaid ½ tablet.

01 Juni 2023
54

 Pagi: Suhu tubuh 3,8 ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet food

lahap, minum sedikit-sedikit, urin masih bercampur darah, belum ada defekasi,

mukosa pink pucat, tidak ada muntah, kateter masih terpasang, infus terpasang

dan jalan. Tindakan: Dexa 0,25 ml, Cefotoxime 1,4 ml, obat racik antivirus 1

capsul, flushing kateter dan Aminavast 1 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 38,8 ºC, kondisi umum banyak istirahat namun responsif,

makan pakan basah dan minum lahap, respon menelan baik, terdapat urin

bercampur darah pada pampers, belum terdapat fases, mukosa pink pucat, tidak

dehidrasi, tidak terdapat bersin dan muntah, infus jalan dan terpasang.

 Malam: Suhu tubuh 39 ºC, kondisi responsif, sesekali mengeong, terlihat

grooming diri sendiri, makan wet food dan minum disuap, respon menelan

bagus, sudah urinasi dipampers, urin berwarna kuning dan tidak terdapat darah,

belum ada defekasi, infus terpasang dan jalan, kateter terpasang dan jalan.

02 Juni 2023

 Pagi: Kondisi banyak istirahat dan pasif, makan wet food sedikit-sedikit, minum

sedikit-sedikit, urin berwarna kuning kemerahan dengan volume yang banyak,

belum defekasi. Tindakan: Injeksi Glucortin 0,25 ml, Flushing Kateter,

Cefotoxime 1,4 ml dan Aminavast 1 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 38,5 ºC, kondisi responsif namun banyak istirahat, terlihat

sering grooming diri sendiri, mukosa pink, sudah lepas kateter, makan wet food

sedikit-sedikit, minum sedikit-sedikit, respon menelan bagus. Tindakan: Injeksi

Cefotoxime 1,4 ml dan Cystaid 1 capsul.

 Malam: Suhu tubuh 39,3 ºC, kondisi banyak istirahat dan responsif, makan wet

food disuapi, minum disuapi, respon menelan baik, belum ada urinasi dan
55

defekasi, mukosa pucat dan tidak ada muntah. Tindakan: Cefotoxime 1,4 ml,

Cystaid 1 capsul dan Urinaid ½ tablet.

03 Juni 2023

 Pagi: Suhu tubuh 39,1 ºC, kondisi umum banyak istirahat dan responsif,

grooming badan sendiri, makan wet food dibantu suap, respon menelan baik,

minum sedikit-sedikit, urinasi kuning normal, volume urin banyak, belum

defekasi, mukosa pink sedikit pucat, tidak ada muntah. Tindakan: Cefixime 1,8

ml dan antivirus 1 capsul.

 Siang: Suhu tubuh 39,8 ºC (sudah diberi terapi), kondisi banyak istirahat dan

responsif, makan dry food sedikit-sedikit, minum sedikit-sedikit, urinasi normal

berwarna kuning keruh, defekasi normal padat berbentuk, mukosa pucat, tidak

ada muntah, tidak terlihat bersin dan batuk. Tindakan: Cystaid 1 capsul, obat

racik antivirus 1 capsul, Cefixim 1,8 ml dan urinary s/o dry 400 g.

 Malam: Check out pulang (17:10), suhu tubuh 38,8 ºC, berat badan 3,48 Kg,

kondisi sebelum pulang banyak istirahat dan responsif, mukosa pink pucat, tidak

ada muntah, tidak terlihat bersin dan batuk.

Anda mungkin juga menyukai