Anda di halaman 1dari 10

KANDANG

BIOSECURITY Peternakan Indonesia


Apa itu
BIOSECURITY
Biosekuriti adalah serangkaian praktik atau tindakan yang dilakukan untuk mencegah masuknya
penyakit hewan ke dalam peternakan atau menyebar dari satu ternak ke ternak lainnya. Praktik
biosekuriti sangat penting untuk dilakukan dalam peternakan karena ternak rentan terhadap
banyak penyakit menular yang dapat memengaruhi kesehatan dan produktivitas ternak.

Penerapan biosekuriti yang baik tidak hanya bermanfaat bagi peternak, tetapi juga dapat
berdampak positif pada kesehatan masyarakat dan lingkungan. Karena itu, penting bagi
peternak untuk selalu memperhatikan praktik biosekuriti dalam setiap aspek pengelolaan
peternakan mereka.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

Pemilihan Lokasi yang Tepat


Pemilihan lokasi yang tepat sangat berpengaruh pada praktik biosekuriti di
peternakan. Lokasi yang tepat dapat meminimalkan risiko terjadinya masalah
kesehatan hewan dan membantu dalam penerapan praktik biosekuriti yang efektif.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi peternakan
kambing antara lain :
Jauh dari pemukiman lingkungan yang padat.
Penempatan peternakan di lingkungan yang padat dapat meningkatkan risiko
penyebaran penyakit hewan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya
interaksi yang lebih intens antara ternak dan manusia, peningkatan risiko transmisi
penyakit antara ternak, serta peningkatan risiko penyebaran penyakit dari ternak ke
lingkungan sekitarnya.
Dalam lingkungan yang padat, peternakan biasanya berdekatan dengan pemukiman
manusia, perkantoran, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum lainnya. Hall ini dapat
mempermudah penyebaran penyakit dari ternak ke manusia atau sebaliknya. Selain
itu, lingkungan yang padat juga dapat meningkatkan risiko penularan penyakit antar
ternak karena jumlah ternak yang banyak dan interaksi
yang lebih sering antara ternak. Selain itu, penempatan peternakan di lingkungan yang
padat dapat meningkatkan risiko adanya hewan liar dapat membawa penyakit ke
dalam peternakan. Hewan liar tersebut dapat membawa virus atau bakteri penyakit
dari lingkungan sekitarnya dan menularkannya ke ternak di peternakan.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

Jauh dari kawasan aliran sungai dan jaringan drainase


Peternakan sebaiknya tidak ditempatkan di dekat kawasan aliran sungai atau jaringan
drainase. Hal ini karena kotoran dan limbah dari peternakan dapat mencemari air dan
lingkungan sekitarnya, yang dapat menyebabkan masalah lingkungan dan kesehatan.
Penempatan peternakan jauh dari kawasan aliran sungai dan jaringan drainase dapat
mengurangi risiko penyebaran penyakit hewan karena lingkungan yang basah dapat
menjadi tempat berkembang biak bagi vektor penyakit, seperti nyamuk dan lalat. Air
yang tercemar oleh kotoran ternak dapat mengalir ke sungai dan jaringan drainase,
yang kemudian dapat menyebar ke lingkungan sekitar.
Selain itu, penempatan peternakan jauh dari kawasan aliran sungai dan jaringan
drainase dapat mengurangi risiko kontaminasi lingkungan dengan limbah ternak.
Limbah ternak yang dibuang secara sembarangan dapat mencemari air dan tanah,
sehingga dapat menimbulkan risiko kesehatan bagi manusia dan hewan lain di sekitar
lingkungan peternakan.
Dengan demikian, penempatan peternakan jauh dari kawasan aliran sungai dan
jaringan drainase dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit hewan dan
meningkatkan keamanan lingkungan sekitar peternakan.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

Membuat Zona Biosecurity


Ini adalah Hal terpenting dalam penerapan Biosecurity di area perkandangan.
Zona biosekuriti adalah suatu area atau wilayah di sekitar peternakan yang ditentukan
berdasarkan tingkat risiko penyebaran penyakit hewan yang dapat mempengaruhi
kesehatan ternak dan lingkungan sekitarnya. Ada dua jenis zona biosekuriti yaitu zona
biosekuriti rendah dan zona biosekuriti tinggi.
Zona Biosekuriti Rendah adalah area di sekitar peternakan yang tidak memiliki risiko
penyebaran penyakit hewan yang signifikan. Zona ini terletak di luar dari area
peternakan atau sekitar 100 meter dari lokasi peternakan. Dalam zona ini, peternak
masih perlu menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya agar terhindar
dari kemungkinan adanya penyakit hewan.
Sementara itu, Zona Biosekuriti Tinggi adalah area di sekitar peternakan yang memiliki
risiko penyebaran penyakit hewan yang tinggi. Zona ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
zona merah, zona kuning, dan zona hijau. Zona merah adalah area terdekat dengan
kandang atau area yang paling rentan terhadap penyebaran penyakit. Zona kuning
adalah area di luar zona merah yang memiliki risiko penyebaran penyakit yang lebih
rendah. Zona hijau adalah area terluar yang paling aman dari risiko penyebaran
penyakit.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

3 Zona Biosecurity

ZONA MERAH (Area Luar Peternakan)


Area ini harus di waspadai karena sumber penyakit dan kuman.
Semua (orang, barang, hewan) harus diperiksa.

ZONA KUNING (Area Peralihan)


Area ini adalah area antara zona merah dan zona hijau. Area ini
diperuntukkan segala sesuatu yang telah melalui prosedur
pembersihan.

ZONA HIJAU (Area Bersih)


Area ini adalah area bersih dan hanya petugas peternakan yang
boleh masuk. Hanya petugas yang sudah melalui pembersihan,
pergantian baju dan alas kaki.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

Dalam zona biosekuriti tinggi, peternak harus menerapkan praktik biosekuriti


yang ketat, seperti membatasi akses masuk ke dalam peternakan, melakukan
pemeriksaan kesehatan pada ternak secara berkala, menjaga kebersihan
kandang dan lingkungan, dan mencatat semua kegiatan yang berkaitan dengan
peternakan. Selain itu, zona biosekuriti tinggi juga memerlukan koordinasi yang
erat dengan instansi terkait seperti Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
setempat untuk memantau keadaan kesehatan ternak dan mencegah
kemungkinan terjadinya wabah penyakit hewan.

Mengatur Akses ke dalam Peternakan


Hanya orang-orang yang diperlukan dalam operasi peternakan yang seharusnya
diperbolehkan masuk ke dalam peternakan. Pengunjung harus dihindari, kecuali
jika benar-benar diperlukan, dan harus mengikuti protokol biosekuriti yang telah
ditetapkan.
Praktik biosekuriti yang efektif mencakup pengaturan akses ke dalam peternakan.
Langkah-langkah berikut dapat membantu meminimalkan risiko masuknya
penyakit ke dalam peternakan :
Melaksanakan manajemen biosecurity kendaraan.
Selektif terhadap pengunjung dan pekerja terkait kebersihan.
Melaksanakan biosecurity peralatan.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

Memperhatikan Kebersihan Kandang dan Lingkungan


Kandang dan lingkungan peternakan harus dijaga kebersihannya dengan cara
membersihkan area sekitar perkandangan.
Praktik biosekuriti dalam peternakan juga melibatkan pengawasan dan
pemeliharaan kebersihan kandang dan lingkungan peternakan. Beberapa praktik
yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan kandang dan lingkungan
peternakan dengan membersihkan alat dan perlengkapan serta mengontrol
serangga dan hewan pengerat.

Isolasi Ternak yang Baru


Ternak yang baru harus diisolasi terlebih dahulu selama minimal 14 hari sebelum
diintegrasikan ke dalam populasi kambing yang ada. Hal ini dapat mencegah
masuknya penyakit yang mungkin dibawa oleh ternak yang baru.
Praktik isolasi ternak baru merupakan salah satu tindakan biosekuriti yang
penting dalam mencegah masuknya penyakit ke dalam peternakan Isolasi ini
dilakukan dengan cara memisahkan ternak yang baru dari populasi ternak yang
ada selama minimal 14 hari sebelum diintegrasikan ke dalam peternakan. Hal ini
dilakukan untuk memastikan bahwa ternak baru tersebut tidak membawa
penyakit yang dapat menyebar ke dalam populasi kambing yang ada di
peternakan.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

Memantau Kesehatan Ternak


Dalam praktik biosekuriti ini, penting juga untuk memantau kesehatan ternak
secara teratur. Jika ada tanda-tanda penyakit, peternak harus segera
memisahkan ternak yang sakit dari populasi ternak yang ada dan memanggil
dokter hewan untuk memeriksa kesehatan ternak. Pemantauan kesehatan hewan
merupakan bagian penting dari program biosekuriti pada peternakan. Tujuannya
adalah untuk mendeteksi dini adanya penyakit pada hewan, sehingga dapat
segera diambil tindakan pencegahan dan pengendalian yang efektif.
Dengan melakukan praktik biosekuriti untuk membersihkan dan mendisinfeksi
peternakan secara berkala, peternak dapat meminimalkan risiko masuknya
penyakit ke dalam peternakan dan menyebar di antara populasi ternak. Hal ini
dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ternak, serta
meningkatkan produktivitas peternakan secara keseluruhan. Praktik biosekuriti
pemantauan kesehatan ternak adalah salah satu aspek penting dalam menjaga
kesehatan hewan ternak di peternakan. Beberapa praktik yang dapat dilakukan
untuk memantau kesehatan ternak adalah dengan pengamatan fisik, cek
kesehatan ternak secara berkala, identifikasi ternak yang sakit, perawatan ternak
yang sakit dan dokumentasi kesehatan ternak.

Universitas Gadjah Mada


Apa yang Perlu Dilakukan?

Manajemen Pencatatan dalam Penunjang Biosecurity


Manajemen pencatatan merupakan salah satu aspek penting dalam penerapan
biosekuriti di peternakan. Pencatatan yang dilakukan dengan baik akan
membantu peternak dalam memantau kondisi kesehatan ternak, mengidentifikasi
faktor risiko penyakit, mengawasi proses pemeliharaan dan perawatan, serta
memastikan kebersihan lingkungan peternakan. Pencatatan ternak dapat
dilakukan dengan mencatat data individu tiap ekor ternak, seperti jenis kelamin,
umur, berat badan, status kesehatan, vaksinasi, dan riwayat penyakit. Data ini
dapat membantu peternak dalam mengenali adanya penyakit dan memonitor
kemajuan kesehatan ternak.
Hal-hal yang perlu dicatat antara lain :
Manajemen pencatatan ternak dan produk peternakan.
Manajemen pencatatan orang, kendaraan dan peralatan.
Manajemen pencatatan pendekatan fasilitas.

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai