Anda di halaman 1dari 21

Biosecurity, Benteng Awal Pencegahan Penyakit Ayam

> Medion Ardhika Bhakti > Biosecurity, Benteng Awal Pencegahan Penyakit Ayam


Serangan penyakit pada usaha peternakan terutama unggas dapat menimbulkan
kerugian yang signifikan. Sebagai pelaku usaha, kita pasti akan berusaha menjaga
ternak kita agar selalu sehat dan tidak terserang penyakit. Dengan tantangan bibit
penyakit yang semakin kompleks, selayaknya kita melakukan vaksinasi untuk
mencegah penyakit yang disebabkan virus. Jika vaksinasi sudah pasti dilakukan oleh
peternak, lalu bagaimana dengan biosecurity? Untuk biosecurity, terkadang peternak
masih belum maksimal menerapkannya. Hal inilah yang akan kita review kembali.

Mengapa Biosecurity Penting?
Pada dasarnya setiap makhluk hidup, termasuk ayam, memiliki sistem
pertahanan tubuh alami melalui kerja beberapa organ di dalam tubuhnya. Meski
begitu, kita sebagai peternak juga harus mengembangkan sistem pertahanan di luar
tubuh ayam. Jika ayam sakit menunjukkan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara
bibit penyakit, lingkungan dan hospes (ayam). Hal ini bisa terjadi karena
meningkatnya jumlah bibit penyakit di lingkungan atau menurunnya daya tahan tubuh
ayam akibat perubahan lingkungan seperti perubahan cuaca yang ekstrem. Maka
untuk meminimalkan jumlah bibit penyakit dan mencegah ayam terinfeksi, peternak
harus dapat menerapkan biosecurity secara optimal sebagai sistem perlindungan dari
luar disamping melakukan vaksinasi. Manajemen pemeliharaan dengan
diterapkannya biosecurity secara ketat merupakan perpaduan tepat sebagai kunci
sukses pemeliharaan ayam. Biaya yang dikeluarkan untuk pencegahan pun akan lebih
murah dibandingkan dengan biaya pengobatan/penanganan saat sudah terjadinya
wabah penyakit.
Bagaimana Bibit Penyakit dapat Menyebar masuk ke Peternakan?
Agen penyakit dapat menyebar ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui
berbagai cara yang berlangsung secara vertikal maupun horizontal (Hadi, 2010).
Berikut penjelasannya :
1. Penularan secara vertikal
Penularan secara vertikal biasanya terjadi melalui saluran reproduksi induk ayam,
yaitu melalui ovarium atau oviduk yang terinfeksi. Telur yang menetas kemudian
akan menghasilkan DOC yang tercemar virus atau bakteri dan terbawa masuk ke
peternakan. Contoh agen penyakit yang ditularkan dari induk ke anak ayam
adalah Adenovirus, bakteri Salmonella pullorum, serta Mycoplasma.
2. Penularan secara horizontal
Penularan secara horizontal terjadi secara kontak langsung dengan masuknya ayam
dari luar flok yang membawa agen penyakit atau tertular dari ayam yang sakit. Bisa
juga dari ayam sehat yang baru sembuh dari penyakit tetapi kemudian berperan
sebagai pembawa (carrier) agen penyakit.
Sedangkan penularan horizontal secara tidak langsung dapat melalui:
 Terbawa masuk melalui alas kaki dan pakaian tamu atau pegawai kandang
yang bergerak dari flok satu ke flok lain
 Terbawa melalui debu, bulu-bulu, dan feses yang melekat pada peralatan dan
sarana lain seperti truk, tempat telur, dll.
 Terbawa oleh burung liar, tikus, lalat, caplak, tungau, kumbang, dan serangga
lainnya
 Terbawa melalui bahan baku pakan atau pakan jadi yang terkontaminasi
mikroorganisme sejak dipanen, di pabrik atau saat di kandang
 Menular lewat air seperti bakteri E. coli dan Salmonella
 Menular lewat udara seperti virus ND dan ILT
 Menular melalui peralatan kandang
Biosecurity
Hal terpenting dari sistem biosecurity adalah pelaksaannya yang dilakukan
secara menyeluruh dan terus-menerus. Biosecurity tidak harus identik dengan biaya
yang besar, namun dapat diterapkan sesuai persyaratan dengan biaya yang murah.
Penerapan biosecurity yang paling umum dilakukan peternak adalah sanitasi
kandang dengan menyemprot desinfektan. Namun apakah ini cukup untuk menekan
bibit penyakit di lingkungan peternakan maupun kandang? Tentu saja tidak. Secara
harfiah, biosecurity diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
melindungi makhluk hidup dari bibit penyakit. Dalam usaha budidaya
ayam, biosecurity sebagai upaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya penyakit
menular ke dalam maupun keluar lingkungan peternakan. Oleh karena itu,
penerapan biosecurity harus secara menyeluruh, terus menerus dan dinamis untuk
menjaga ayam kita agar terhindar dari bibit penyakit. Tentunya
sistem biosecurity tidak akan berjalan secara efektif tanpa melibatkan masyarakat
peternakan seperti pemilik, manager, pekerja atau pegawai kandang serta seluruh
pengunjung peternakan tersebut.
Biosecurity Menekan Bibit Penyakit di Luar Tubuh Ayam
Secara hakikatnya biosecurity merupakan program yang dirancang untuk
melindungi agar ayam terhindari dari bibit penyakit dari luar dan agar bibit penyakit
tidak menyebar ke luar peternakan serta menginfeksi peternakan lain. Maka dalam
penerapannya kita mengenal 3 konsep utama yaitu :
Biosecurity Konseptual
Biosecurity konseptual merupakan biosecurity tingkat pertama dan menjadi dasar dari
seluruh program pengendalian penyakit, meliputi pemilihan lokasi yang tepat, penentuan jarak
dengan pemukiman warga atau peternakan lain, akses transportasi dan sumber daya ayam yang
mudah, pembatasan kontak dengan unggas lain atau hewan liar yang dapat berperan menekan
rantai penularan penyakit. Pemilihan lokasi kandang yang tepat menjadi fondasi awal untuk
membangun peternakan yang baik. Tentunya membutuhkan beberapa pertimbangan seperti
kondisi suhu dan kelembapan yang cocok dengan karakter ayam, topografi dan tekstur tanah
serta sumber air, luas lahan yang disesuaikan dengan skala usaha, kebutuhan akses transportasi
dan instalasi listrik dengan memikirkan jarak dari pemukiman warga yang harus diperhitungkan.
Seperti yang dipersyaratkan jarak antar peternakan dengan pemukiman minimal 500 m – 1 km.

Biosecurity Struktural
Biosecurity struktural merupakan biosecurity tingkat kedua terkait penentuan tata
letak dan struktur kandang, pembuatan saluran pembuangan limbah, penyediaan
peralaran dekontaminasi, serta pembangunan ruang penyimpanan hingga ruang ganti
pakaian. Idealnya dalam suatu peternakan, terdapat kandang, pos jaga, tempat parkir,
kantor gudang penyimpanan pakan, mess pegawai, dan bangunan pendukung lainnya.
Penentuan letak atau posisi kandang maupun bangunan pendukung tersebut
hendaknya dilakukan dengan tepat agar alur distribusi ayam, personal (manusia),
pakan maupun peralatan bisa berjalan efektif. Kandang juga sebaiknya membujur ke
arah Barat-Timur sehingga intensitas sinar matahari yang masuk ke kandang tidak
berlebih dan mencegah stres pada ayam. Perhatikan juga lebar kandang sebaiknya
tidak lebih dari 7 m agar sirkulasi udara tetap optimal. Jika kandang yang akan
dibangun lebih dari satu, maka jarak antar kandang idealnya minimal 1 x lebar
kandang.

Biosecurity Operasional
Menurut Food and Agriculture Organization  (FAO), ada tambahan 3 konsep
pendukung biosecurity yaitu isolasi, pengaturan lalu lintas dan sanitasi (pembersihan dan
desinfeksi). Tiga konsep ini bisa dimasukkan juga dalam biosecurity operasional.
 Isolasi
Isolasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan dan melindungi ternak dari bibit penyakit
yang berasal dari luar kandang dan luar peternakan, seperti tamu asing, hewan liar, ayam sakit,
dll. Dengan isolasi ini diharapkan bibit penyakit yang masuk ke dalam lingkungan kandang dapat
diminimalkan sehingga tantangan penyakit menjadi lebih sedikit. Ayam yang akan masuk ke
area peternakan pertama kali sebaiknya diisolasi terlebih dahulu dan tidak langsung dicampur
dengan ayam yang datang lebih dulu. Ayam sakit/mati juga dapat menjadi sumber penyakit
berbahaya bagi ayam. Oleh karena itu, ayam sakit harus seger dikeluarkan dan dipisahkan dari
kandang.                                                                                                                                             

Agar proses isolasi berjalan dengan baik, dapat diterapkan dengan membuat “3 zona” wilayah
kandang, yaitu zona merah, kuning dan hijau.
 Zona merah adalah zona kotor, batas antara lingkungan luar yang kotor,
misalnya lokasi penerimaan dan penyimpanan egg tray/boks bekas telur, lokasi
penerimaan tamu seperti pembeli ayam/telur, technical service, maupun pengunjung
lain seperti tetangga atau peternak lain. Pada area ini kemungkinan cemaran bibit
penyakit sangat banyak.
 Zona kuning merupakan zona transisi antara daerah kotor (merah) dan
bersih (hijau). Area ini hanya dibatasi untuk kendaraan yang penting seperti truk
ransum, DOC/pullet, dan telur. Akses hanya diperuntukkan bagi pekerja kandang,
lokasi tempat menyimpan egg tray/boks telur yang sudah bersih.
 Zona hijau adalah zona bersih yang merupakan wilayah yang harus
terlindungi dari kemungkinan kontaminasi cemaran/penularan penyakit. Area ini
merupakan kandang tempat tinggal ternak. Hanya pekerja kandang yang boleh
masuk ke zona hijau. Untuk masuk ke wilayah ini, pekerja harus menggunakan alas
kaki khusus zona hijau. Kendaran tidak boleh masuk ke zona ini. Begitu pula dengan
pengunjung, kecuali jika ada kepentingan khusus, misalnya tenaga vaksinasi
(vaksinator) atau technical service yang ingin mengontrol kesehatan ayam kita dapat
masuk ke zona ini setelah mengikuti prosedur sesuai yang diterapkan.                       

 Pengaturan lalu lintas


Pengaturan lalu lintas bertujuan menyeleksi agar barang-barang yang masuk ke
lingkungan kandang hanyalah barang-barang yang benar-benar diperlukan. Yang
boleh masuk diantaranya adalah bibit (DOC/pullet), ransum, air, peralatan yang
penting, vaksin, obat desinfektan, dan pekerja. Selain itu, pekerja juga harus paham
mengenai tata cara masuk kandang. Sebagai contoh jika kandang tidak menerapkan
sistem all in all out atau one age farming, maka kunjungan kandang diawali dari
kandang ayam berumur muda baru yang tua, dan dari ayam sehat ke ayam sakit.         
                                       

 Sanitasi (pembersihan dan desinfeksi)


Sanitasi merupakan salah satu kegiatan biosecurity yang sudah banyak dilakukan
peternak. Kegiatan sanitasi terdiri dari dua hal, yaitu pembersihan dan desinfeksi
secara teratur terhadap peralatan maupun pekerja yang keluar masuk kandang.             

Satu kesalahan yang sering terjadi adalah pekerja bebas keluar masuk kandang tanpa
melewati kegiatan sanitasi terlebih dahulu. Bahkan kadang peternak justru tidak menyediakan
bak pencelup alas kaki di depan kandang, atau ada bak pencelup tapi tidak ada cairan
desinfektannya atau cairan desinfektan tidak pernah diganti.
Kegiatan sanitasi sederhana yang dapat dilakukan yaitu mengganti alas kaki khusus
untuk ke kandang, menggunakan baju khusus untuk bekerja di kandang, menyikat dan
mencelupkan alas kaki di bak desinfektan, serta semprot baju dengan desinfektan.
Kegiatan tersebut berlaku untuk semua orang baik pekerja maupun technical
service yang akan kontrol kesehatan ayam.
Jika perlu, tetapkan satu orang khusus untuk menengakkan peraturan tersebut. Penjelasan
mengenai beberapa kegiatan sanitasi yang wajib dilakukan adalah:
 Pembersihan, pencucian dan penyemprotan kandang serta peralatan
kandang menggunakan desinfektan setelah panen/afkir. Saat kondisi kandang kotor,
konsentrasi bibit penyakit masih tinggi dan peluang ayam pada periode selanjutnya
terserang penyakit akan semakin besar.                                                                         

 Lakukan pencucian tempat minum dan tempat pakan secara rutin 2 kali
sehari, serta didesinfeksi dengan merendamnya (bukan hanya dilap)
dalam Medisep (15 ml tiap 10 l air), Zaldes (6 ml tiap 1 liter), atau Neo Antisep (9
ml tiap 5 liter air).                                                                                                          

 Pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang baik, meliputi tata


laksana brooding, tata laksana ransum dan air minum, memperhatikan
kualitas litter, melakukan penanganan bangkai dan feses ayam dengan tepat, serta
mengatur kepadatan kandang dengan optimal.
 Desinfeksi litter/sekam sebelum disebar dalam kandang untuk
membasmi bibit penyakit apabila ada yang menempel di litter tersebut. Jenis
desinfektan yang bisa digunakan yaitu Formades yang berbahan dasar formalin.
 Pencucian egg tray atau boks kotak telur dan perendaman dengan
desinfektan. Untuk pengiriman telur, sebaiknya pilih egg tray yang berbahan plastik,
agar mudah dibersihkan dan dicuci. Jika menggunakan egg tray/boks dari kayu,
maka boks harus dicuci dan disikat hingga bersih, kemudian dikeringkan. Setelah
itu, jerami bekas di dalamnya harus dibakar dan diganti dengan yang baru.
Kelemahan dari penggunaan boks kayu ini ialah mudah lapuk dan lebih berisiko
menyebarkan penyakit karena bahan kayu memiliki pori-pori yang bisa dijadikan
sarang bibit penyakit.
 Kendaraan tamu yang akan memasuki area farm harus disemprot dan
bannya harus melewati bak yang berisi desinfektan.                                                     

 Memberantas lalat, kumbang, kutu Franky dan serangga lainnya dengan


insektisida. Untuk membasmi lalat bisa menggunakan
produk Larvatox, Flytox dan Delatrin.
 Basmi tikus yang sering berkeliaran di kandang dan gudang pakan.
 Air merupakan salah satu media yang bisa menularkan bibit penyakit
pada ayam. Dari data Technical Education and Consultation Medion (2017)
sebanyak 51,25% dari total sampel air di peternakan positif tercemar E. coli.
Cemaran E. coli ini kemungkinan besar berasal dari kontaminasi feses. Oleh karena
itu, air di peternakan harus didesinfeksi dengan antiseptik (Desinsep/Antisep/ Neo
Antisep/Medisep) atau kaporit (12-20 gram tiap 1.000 liter air).
 Khusus air minum yang dicampur dengan Desinsep/kaporit, setelah
diendapkan minimal 8 jam baru bisa digunakan untuk melarutkan obat/vitamin.
Untuk menjamin bahwa air yang kita berikan pada ayam sudah memenuhi syarat air
bersih, kita perlu melakukan uji laboratorium di Medilab secara berkala minimal 1
tahun sekali.
Tentunya dalam menjamin bahwa peternakan kita telah
menjalankan biosecurity dengan ketat dan disiplin, sebaiknya pula kita melakukan
pengontrolan secara rutin (2 minggu atau 1 bulan sekali) atau meminta karyawan lain
untuk melakukan audit biosecurity dengan mengisi form checklist. Dari hasil
pengontrolan maupun audit tersebut diharapkan dapat mengarahkan perhatian lebih
para peternak pada aspek-aspek biosecurity yang belum dijalankan secara optimal dan
memberikan pengaruh signifikan terhadap munculnya infeksi penyakit pada ayam.
Biosecurity merupakan cara untuk mencegah serangan bibit penyakit dari luar tubuh
ayam dengan meminimalisir bibit penyakit di lingkungan peternak dan kandang. Jadi,
jangan dianggap sepele karena jika peternak sampai lengah dan
mengabaikan biosecurity maka berbagai macam ancaman penyakit bisa datang kapan
saja. Semoga bermanfaat.

Biosecurity, Benteng Awal Pencegahan Penyakit Ayam


> Medion Ardhika Bhakti > Biosecurity, Benteng Awal Pencegahan Penyakit Ayam
Serangan penyakit pada usaha peternakan terutama unggas dapat menimbulkan
kerugian yang signifikan. Sebagai pelaku usaha, kita pasti akan berusaha menjaga
ternak kita agar selalu sehat dan tidak terserang penyakit. Dengan tantangan bibit
penyakit yang semakin kompleks, selayaknya kita melakukan vaksinasi untuk
mencegah penyakit yang disebabkan virus. Jika vaksinasi sudah pasti dilakukan oleh
peternak, lalu bagaimana dengan biosecurity? Untuk biosecurity, terkadang peternak
masih belum maksimal menerapkannya. Hal inilah yang akan kita review kembali.

Mengapa Biosecurity Penting?
Pada dasarnya setiap makhluk hidup, termasuk ayam, memiliki sistem
pertahanan tubuh alami melalui kerja beberapa organ di dalam tubuhnya. Meski
begitu, kita sebagai peternak juga harus mengembangkan sistem pertahanan di luar
tubuh ayam. Jika ayam sakit menunjukkan bahwa terjadi ketidakseimbangan antara
bibit penyakit, lingkungan dan hospes (ayam). Hal ini bisa terjadi karena
meningkatnya jumlah bibit penyakit di lingkungan atau menurunnya daya tahan tubuh
ayam akibat perubahan lingkungan seperti perubahan cuaca yang ekstrem. Maka
untuk meminimalkan jumlah bibit penyakit dan mencegah ayam terinfeksi, peternak
harus dapat menerapkan biosecurity secara optimal sebagai sistem perlindungan dari
luar disamping melakukan vaksinasi. Manajemen pemeliharaan dengan
diterapkannya biosecurity secara ketat merupakan perpaduan tepat sebagai kunci
sukses pemeliharaan ayam. Biaya yang dikeluarkan untuk pencegahan pun akan lebih
murah dibandingkan dengan biaya pengobatan/penanganan saat sudah terjadinya
wabah penyakit.
Bagaimana Bibit Penyakit dapat Menyebar masuk ke Peternakan?
Agen penyakit dapat menyebar ke dalam lingkungan peternakan ayam melalui
berbagai cara yang berlangsung secara vertikal maupun horizontal (Hadi, 2010).
Berikut penjelasannya :
1. Penularan secara vertikal
Penularan secara vertikal biasanya terjadi melalui saluran reproduksi induk ayam,
yaitu melalui ovarium atau oviduk yang terinfeksi. Telur yang menetas kemudian
akan menghasilkan DOC yang tercemar virus atau bakteri dan terbawa masuk ke
peternakan. Contoh agen penyakit yang ditularkan dari induk ke anak ayam
adalah Adenovirus, bakteri Salmonella pullorum, serta Mycoplasma.
2. Penularan secara horizontal
Penularan secara horizontal terjadi secara kontak langsung dengan masuknya ayam
dari luar flok yang membawa agen penyakit atau tertular dari ayam yang sakit. Bisa
juga dari ayam sehat yang baru sembuh dari penyakit tetapi kemudian berperan
sebagai pembawa (carrier) agen penyakit.
Sedangkan penularan horizontal secara tidak langsung dapat melalui:
 Terbawa masuk melalui alas kaki dan pakaian tamu atau pegawai kandang
yang bergerak dari flok satu ke flok lain
 Terbawa melalui debu, bulu-bulu, dan feses yang melekat pada peralatan dan
sarana lain seperti truk, tempat telur, dll.
 Terbawa oleh burung liar, tikus, lalat, caplak, tungau, kumbang, dan serangga
lainnya
 Terbawa melalui bahan baku pakan atau pakan jadi yang terkontaminasi
mikroorganisme sejak dipanen, di pabrik atau saat di kandang
 Menular lewat air seperti bakteri E. coli dan Salmonella
 Menular lewat udara seperti virus ND dan ILT
 Menular melalui peralatan kandang
Biosecurity
Hal terpenting dari sistem biosecurity adalah pelaksaannya yang dilakukan
secara menyeluruh dan terus-menerus. Biosecurity tidak harus identik dengan biaya
yang besar, namun dapat diterapkan sesuai persyaratan dengan biaya yang murah.
Penerapan biosecurity yang paling umum dilakukan peternak adalah sanitasi
kandang dengan menyemprot desinfektan. Namun apakah ini cukup untuk menekan
bibit penyakit di lingkungan peternakan maupun kandang? Tentu saja tidak. Secara
harfiah, biosecurity diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
melindungi makhluk hidup dari bibit penyakit. Dalam usaha budidaya
ayam, biosecurity sebagai upaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya penyakit
menular ke dalam maupun keluar lingkungan peternakan. Oleh karena itu,
penerapan biosecurity harus secara menyeluruh, terus menerus dan dinamis untuk
menjaga ayam kita agar terhindar dari bibit penyakit. Tentunya
sistem biosecurity tidak akan berjalan secara efektif tanpa melibatkan masyarakat
peternakan seperti pemilik, manager, pekerja atau pegawai kandang serta seluruh
pengunjung peternakan tersebut.
Biosecurity Menekan Bibit Penyakit di Luar Tubuh Ayam
Secara hakikatnya biosecurity merupakan program yang dirancang untuk
melindungi agar ayam terhindari dari bibit penyakit dari luar dan agar bibit penyakit
tidak menyebar ke luar peternakan serta menginfeksi peternakan lain. Maka dalam
penerapannya kita mengenal 3 konsep utama yaitu :
Biosecurity Konseptual
Biosecurity konseptual merupakan biosecurity tingkat pertama dan menjadi dasar dari
seluruh program pengendalian penyakit, meliputi pemilihan lokasi yang tepat, penentuan jarak
dengan pemukiman warga atau peternakan lain, akses transportasi dan sumber daya ayam yang
mudah, pembatasan kontak dengan unggas lain atau hewan liar yang dapat berperan menekan
rantai penularan penyakit. Pemilihan lokasi kandang yang tepat menjadi fondasi awal untuk
membangun peternakan yang baik. Tentunya membutuhkan beberapa pertimbangan seperti
kondisi suhu dan kelembapan yang cocok dengan karakter ayam, topografi dan tekstur tanah
serta sumber air, luas lahan yang disesuaikan dengan skala usaha, kebutuhan akses transportasi
dan instalasi listrik dengan memikirkan jarak dari pemukiman warga yang harus diperhitungkan.
Seperti yang dipersyaratkan jarak antar peternakan dengan pemukiman minimal 500 m – 1 km.
Biosecurity Struktural
Biosecurity struktural merupakan biosecurity tingkat kedua terkait penentuan tata
letak dan struktur kandang, pembuatan saluran pembuangan limbah, penyediaan
peralaran dekontaminasi, serta pembangunan ruang penyimpanan hingga ruang ganti
pakaian. Idealnya dalam suatu peternakan, terdapat kandang, pos jaga, tempat parkir,
kantor gudang penyimpanan pakan, mess pegawai, dan bangunan pendukung lainnya.
Penentuan letak atau posisi kandang maupun bangunan pendukung tersebut
hendaknya dilakukan dengan tepat agar alur distribusi ayam, personal (manusia),
pakan maupun peralatan bisa berjalan efektif. Kandang juga sebaiknya membujur ke
arah Barat-Timur sehingga intensitas sinar matahari yang masuk ke kandang tidak
berlebih dan mencegah stres pada ayam. Perhatikan juga lebar kandang sebaiknya
tidak lebih dari 7 m agar sirkulasi udara tetap optimal. Jika kandang yang akan
dibangun lebih dari satu, maka jarak antar kandang idealnya minimal 1 x lebar
kandang.

Biosecurity Operasional
Menurut Food and Agriculture Organization  (FAO), ada tambahan 3 konsep
pendukung biosecurity yaitu isolasi, pengaturan lalu lintas dan sanitasi (pembersihan dan
desinfeksi). Tiga konsep ini bisa dimasukkan juga dalam biosecurity operasional.
 Isolasi
Isolasi dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan dan melindungi ternak dari bibit penyakit
yang berasal dari luar kandang dan luar peternakan, seperti tamu asing, hewan liar, ayam sakit,
dll. Dengan isolasi ini diharapkan bibit penyakit yang masuk ke dalam lingkungan kandang dapat
diminimalkan sehingga tantangan penyakit menjadi lebih sedikit. Ayam yang akan masuk ke
area peternakan pertama kali sebaiknya diisolasi terlebih dahulu dan tidak langsung dicampur
dengan ayam yang datang lebih dulu. Ayam sakit/mati juga dapat menjadi sumber penyakit
berbahaya bagi ayam. Oleh karena itu, ayam sakit harus seger dikeluarkan dan dipisahkan dari
kandang.                                                                                                                                             

Agar proses isolasi berjalan dengan baik, dapat diterapkan dengan membuat “3 zona” wilayah
kandang, yaitu zona merah, kuning dan hijau.
 Zona merah adalah zona kotor, batas antara lingkungan luar yang kotor,
misalnya lokasi penerimaan dan penyimpanan egg tray/boks bekas telur, lokasi
penerimaan tamu seperti pembeli ayam/telur, technical service, maupun pengunjung
lain seperti tetangga atau peternak lain. Pada area ini kemungkinan cemaran bibit
penyakit sangat banyak.
 Zona kuning merupakan zona transisi antara daerah kotor (merah) dan
bersih (hijau). Area ini hanya dibatasi untuk kendaraan yang penting seperti truk
ransum, DOC/pullet, dan telur. Akses hanya diperuntukkan bagi pekerja kandang,
lokasi tempat menyimpan egg tray/boks telur yang sudah bersih.
 Zona hijau adalah zona bersih yang merupakan wilayah yang harus
terlindungi dari kemungkinan kontaminasi cemaran/penularan penyakit. Area ini
merupakan kandang tempat tinggal ternak. Hanya pekerja kandang yang boleh
masuk ke zona hijau. Untuk masuk ke wilayah ini, pekerja harus menggunakan alas
kaki khusus zona hijau. Kendaran tidak boleh masuk ke zona ini. Begitu pula dengan
pengunjung, kecuali jika ada kepentingan khusus, misalnya tenaga vaksinasi
(vaksinator) atau technical service yang ingin mengontrol kesehatan ayam kita dapat
masuk ke zona ini setelah mengikuti prosedur sesuai yang diterapkan.                       

 Pengaturan lalu lintas


Pengaturan lalu lintas bertujuan menyeleksi agar barang-barang yang masuk ke
lingkungan kandang hanyalah barang-barang yang benar-benar diperlukan. Yang
boleh masuk diantaranya adalah bibit (DOC/pullet), ransum, air, peralatan yang
penting, vaksin, obat desinfektan, dan pekerja. Selain itu, pekerja juga harus paham
mengenai tata cara masuk kandang. Sebagai contoh jika kandang tidak menerapkan
sistem all in all out atau one age farming, maka kunjungan kandang diawali dari
kandang ayam berumur muda baru yang tua, dan dari ayam sehat ke ayam sakit.         
                                       

 Sanitasi (pembersihan dan desinfeksi)


Sanitasi merupakan salah satu kegiatan biosecurity yang sudah banyak dilakukan
peternak. Kegiatan sanitasi terdiri dari dua hal, yaitu pembersihan dan desinfeksi
secara teratur terhadap peralatan maupun pekerja yang keluar masuk kandang.             

Satu kesalahan yang sering terjadi adalah pekerja bebas keluar masuk kandang tanpa
melewati kegiatan sanitasi terlebih dahulu. Bahkan kadang peternak justru tidak menyediakan
bak pencelup alas kaki di depan kandang, atau ada bak pencelup tapi tidak ada cairan
desinfektannya atau cairan desinfektan tidak pernah diganti.
Kegiatan sanitasi sederhana yang dapat dilakukan yaitu mengganti alas kaki khusus
untuk ke kandang, menggunakan baju khusus untuk bekerja di kandang, menyikat dan
mencelupkan alas kaki di bak desinfektan, serta semprot baju dengan desinfektan.
Kegiatan tersebut berlaku untuk semua orang baik pekerja maupun technical
service yang akan kontrol kesehatan ayam.
Jika perlu, tetapkan satu orang khusus untuk menengakkan peraturan tersebut. Penjelasan
mengenai beberapa kegiatan sanitasi yang wajib dilakukan adalah:
 Pembersihan, pencucian dan penyemprotan kandang serta peralatan
kandang menggunakan desinfektan setelah panen/afkir. Saat kondisi kandang kotor,
konsentrasi bibit penyakit masih tinggi dan peluang ayam pada periode selanjutnya
terserang penyakit akan semakin besar.                                                                         

 Lakukan pencucian tempat minum dan tempat pakan secara rutin 2 kali
sehari, serta didesinfeksi dengan merendamnya (bukan hanya dilap)
dalam Medisep (15 ml tiap 10 l air), Zaldes (6 ml tiap 1 liter), atau Neo Antisep (9
ml tiap 5 liter air).                                                                                                          

 Pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang baik, meliputi tata


laksana brooding, tata laksana ransum dan air minum, memperhatikan
kualitas litter, melakukan penanganan bangkai dan feses ayam dengan tepat, serta
mengatur kepadatan kandang dengan optimal.
 Desinfeksi litter/sekam sebelum disebar dalam kandang untuk
membasmi bibit penyakit apabila ada yang menempel di litter tersebut. Jenis
desinfektan yang bisa digunakan yaitu Formades yang berbahan dasar formalin.
 Pencucian egg tray atau boks kotak telur dan perendaman dengan
desinfektan. Untuk pengiriman telur, sebaiknya pilih egg tray yang berbahan plastik,
agar mudah dibersihkan dan dicuci. Jika menggunakan egg tray/boks dari kayu,
maka boks harus dicuci dan disikat hingga bersih, kemudian dikeringkan. Setelah
itu, jerami bekas di dalamnya harus dibakar dan diganti dengan yang baru.
Kelemahan dari penggunaan boks kayu ini ialah mudah lapuk dan lebih berisiko
menyebarkan penyakit karena bahan kayu memiliki pori-pori yang bisa dijadikan
sarang bibit penyakit.
 Kendaraan tamu yang akan memasuki area farm harus disemprot dan
bannya harus melewati bak yang berisi desinfektan.                                                     

 Memberantas lalat, kumbang, kutu Franky dan serangga lainnya dengan


insektisida. Untuk membasmi lalat bisa menggunakan
produk Larvatox, Flytox dan Delatrin.
 Basmi tikus yang sering berkeliaran di kandang dan gudang pakan.
 Air merupakan salah satu media yang bisa menularkan bibit penyakit
pada ayam. Dari data Technical Education and Consultation Medion (2017)
sebanyak 51,25% dari total sampel air di peternakan positif tercemar E. coli.
Cemaran E. coli ini kemungkinan besar berasal dari kontaminasi feses. Oleh karena
itu, air di peternakan harus didesinfeksi dengan antiseptik (Desinsep/Antisep/ Neo
Antisep/Medisep) atau kaporit (12-20 gram tiap 1.000 liter air).
 Khusus air minum yang dicampur dengan Desinsep/kaporit, setelah
diendapkan minimal 8 jam baru bisa digunakan untuk melarutkan obat/vitamin.
Untuk menjamin bahwa air yang kita berikan pada ayam sudah memenuhi syarat air
bersih, kita perlu melakukan uji laboratorium di Medilab secara berkala minimal 1
tahun sekali.
Tentunya dalam menjamin bahwa peternakan kita telah
menjalankan biosecurity dengan ketat dan disiplin, sebaiknya pula kita melakukan
pengontrolan secara rutin (2 minggu atau 1 bulan sekali) atau meminta karyawan lain
untuk melakukan audit biosecurity dengan mengisi form checklist. Dari hasil
pengontrolan maupun audit tersebut diharapkan dapat mengarahkan perhatian lebih
para peternak pada aspek-aspek biosecurity yang belum dijalankan secara optimal dan
memberikan pengaruh signifikan terhadap munculnya infeksi penyakit pada ayam.
Biosecurity merupakan cara untuk mencegah serangan bibit penyakit dari luar tubuh
ayam dengan meminimalisir bibit penyakit di lingkungan peternak dan kandang. Jadi,
jangan dianggap sepele karena jika peternak sampai lengah dan
mengabaikan biosecurity maka berbagai macam ancaman penyakit bisa datang kapan
saja. Semoga bermanfaat.
FacebookTwitterWhatsAppGmailLinkedInSambung

Anda mungkin juga menyukai