Anda di halaman 1dari 5

II

PEMBAHASAN

2.7 Penanganan Limbah

Limbah ternak merupakan sisa buangan dari suatu kegiatan usaha


peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan
produk ternak, dan lain lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah
cairseperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu,
kuku,tulang, tanduk, dan isi rumen (Nurtjahya dkk, 2003). Limbah peternakan
meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan baik
berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan (Soehadji, 1992)

Usaha peternakan ayam broiler menjadi salah satu sumber pencemaran


lingkungan yang harus melakukan penanganan khusus untuk menjadi peternakan
yang ramah lingkungan dan efisien. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu
tata laksana pemeliharaan, perkandangan, dan penanganan limbah menjadi
perhatian yang lebih.

Adanya masalah yang timbul di peternakan ayam broiler, Pemerintah


mengeluarkan peraturan menteri melalui SK Mentan No. 237/1991 dan SK
Mentan No. 752/1994, yang menyatakan bahwa usaha peternakan dengan
populasi tertentu perlu dilengkapi dengan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan. Dalam usaha peternakan ayam ras pedaging, yaitu populasi lebih dari
15.000 ekor per siklus terletak dalam satu lokasi (Deptan, 1994).

Penanganan yang dilakukan dalam mengelola limbah ayam broiler tidak


hanya limbah yang harus diolah tetapi lokasi juga harus diperhatikan, karena
lokasi menjadi faktor yang menentukan sebelum rencana pembangunan kandang.
Pemilihan lokasi yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah dikemudian hari.
Masalah pertama yang muncul yaitu adanya protes dari masyarakat disekitar
lokasi peternakan yang merasa terganggu dengan bau yang ditimbulkan. Hal
tersebut berdampak sekali ketika musim hujan, dimana bau yang ditimbulkan
lebih besar dibandingkan dengan pada waktu musim kemarau. Timbulnya
penyakit akibat bakteri, virus dan jamur yang diakibatkan dengan sangat dekatnya
lokasi peternakan dengan pemukiman. Adanya isu dan ketakutan masyarakat akan
penyakit flu burung, sehingga apabila mendirikan usaha peternakan unggas
didaerah pemukiman banyak yang ditentang oleh warga sekitar. Pemilihan lokasi
yang tidak tepat mengakibatkan rendahnya produksi akibat pengaruh iklim dan
lingkungan yang terlalu ekstrim. Dapat terjadi kesulitan dalam pelaksanaan
tatalaksana pemeliharaan yang diakibatkan sulitnya memperoleh sumber air, jauh
dari sarana jalan dan kesulitan dalam komunikasi.

Lokasi merupakan syarat utama dalam mendirikan usaha budidaya


peternakan, termasuk didalamnya usaha budidaya ayam broiler. Dalam melakukan
pemilihan lokasi untuk budidaya ayam broiler, harus memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:

1. Letak tempat usaha budidaya


2. Iklim
3. Kondisi tanah
4. Situasi sekitar lokasi
5. Sumber air.

Pengelolaan bau dari kotoran ayam broiler salah satunya dapat diatasi
dengan penggunaan zeolit pada pakan, penambahan kapur pada kotoran dan
penggunaan mikroba probiotik starbio pada pakan. Penggunaan zeolit lebih dari
4% dalam pakan, memberikan kemungkinan yang lebih besar dalam menurunkan
pembentukan gas amonia, tetapi perlu diperhatikan efek samping dari penggunaan
zeolit yang lebih tinggi. Penambahan kapur 1% dan 3% pada kotoran ayam
broiler dapat mengurangi gas amonia. Sedangkan penggunaan mikroba starbio
sebanyak 0,025%-0,05% pada pakan dapat menurunkan kadaramonia
dilingkungan kandang (Zainuddin, dkk.,1994). Untuk menurunkan bau kotoran
ayam broiler dan mengurangi kepadatan lalat bisa menggunakan Effective
Organisme, selain itu permasalahan bau juga dapat diatasi dengan memanfaatkan
limbah ternak berupa kotoran ayam yang dapat diolah menjadi biogas dan pupuk.

2.8 Biosekuriti Operasional di Broiler

Biosekuriti operasional merupakan biosekuriti tingkat ketiga terdiri atas


prosedur manajemen untuk mencegah kejadian dan penyebaran infeksi dalam
suatu peternakan. Biosekuriti operasional terdiri dari tiga hal pokok yaitu
biosekuriti operasional terdiri dari isolasi, trafik control, sanitasi. Trafik control
dilakukan dengan cara penyemprotan kendaraan farm dan peternakan.
Penyemprotan terhadap kendaraan atau orang yang keluar masuk areal peternakan
dapat mencegah masuknya virus ke dalam peternakan (Ardana, 2009).

Menurut Satyanarayana, (2008) dan Zavala, (2011) bahwa biosekuriti


operasional memiliki tiga komponen utama, yaitu :
1. Isolasi
Isolasi mengandung pengertian penempatan atau pemeliharaan ternak di
dalam lingkungan yang terkendali. Pengandangan atau pemagaran kandang akan
menjaga dan melindungi unggas serta menjaga masuknya ternak lain ke dalam
kandang. Isolasi ini diterapkan juga dengan memisahkan ayam yang sakit.
Selanjutnya,memberi kesempatan pelaksanaan pembersihan dan disinfeksi seluruh
kandang dan peralatan untuk memutus siklus penyakit (Jeffrey, 1997).
2. Penerapan biosekuriti dalam pengawasan lalu lintas manusia

Pengendalian lalu lintas ini diterapkan terhadap lalu lintas ke peternakan


dan lalu lintas di dalam peternakan. Pengendalian lalu lintas ini diterapkan pada
manusia, peralatan, barang, dan bahan. Pengendalian ini data berupa penyediaan
fasilitas kolam dipping dan spraying pada pintu masuk untuk kendaraan ,
penyemprotan desinfektan terhadap peralatan dan kandang, sopir, penjual, dan
petugas lainnya dengan mengganti pakaian ganti dengan yang pakaian khusus.
Pemerikasaan kesehatan hewan yang datang serta adanya Surat Keterangan
Kesehatan Hewan (SKKH). (Jeffrey, 1997).
Pengawasan lalu lintas meliputi:

a. Karyawan atau orang yang terlibat di bisnis peternakan pembibitan ayam tidak
diperbolehkan memelihara burung atau ayam di rumahnya. Begitu pula untuk
peternakan komersial.

b. Orang yang akan masuk ke dalam peternakan, sebelumnya tidak mengunjungi


peternakan pada tingkat di bawahnya (peternakan komersial, processing dan
lain-lain) yang status higienenya tidak diketahui, minimum dua hari setelah
kunjungan tersebut.

c. Tamu sebaiknya tidak mengunjungi peternakan bibit tetua (grand parent),


kecuali profesional (ahli).
3. Sanitasi
Sanitasi adalah proses pencegahan dari berbagai penyakit atau membuat
kontaminasi lingkungan oleh ageng penyakit seminimal mungkin yang dapat
membahayakan ternak. Sanitasi ini meliputi praktek disinfeksi bahan, manusia,
dan peralatan yang masuk ke dalam peternakan, serta kebersihan pegawai di
peternakan (Jeffrey, 1997). Sanitasi meliputi pembersihan dan disinfeksi secara
teratur terhadap bahan – bahan dan peralatan yang masuk ke dalam peternakan.
Pengertian disinfeksi adalah upaya yang dilakukan untuk membebaskan media
pembawa dari mikroorganisme secara fisik atau kimia, antara lain seperti
pembersihan desinfektan, alkohol, NaOH, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana I. B. 2009. Ternak Petelur (Manajemen Produksi dan Penyakit). Cetakan


I. Swasta Nulus. Denpasar : Bali.
Jeffey, J.S. 1997. Biosecurityrules for poultry flocks. World Poultry 13(9): 101.
Satyanaraya , S.K.V.IAS . , M.N. Reddy. , N. Balasubramani.,
P.Chandrashekara K.H. Rao dan B.S. Santakki. 2008 .Pengembangan
Ternak iy8uyNational Institute of Manajemen Penyuluhan Pertanian
(Atur). Andhira Pradesh, India.
Soehadji. 1992. Kebijaksanaan Pemerintah dalam Pengembangan Industri
Peternakan dan Penanganan Limbah Peternakan. Direktorat Jenderal
Peternakan Departemen Pertanian. Jakarta.
Nurtjahya, Eddy, dkk. 2003. Pemanfaatan Limbah Ternak Ruminansia untuk
Mengurangi Pencemaran Lingkungan. Institute Pertanian Bogor: Bogor.
Departemen Pertanian, 1994. Metode Belajar Mengajar. Badan Diklat
Pertanian.
Zainuddin, D., K. Dwiyanto dan Suharto. 1994. Penggunaan Probiotik Starbio
(MikrobaStarter) Dalam Ransum Ayam Pedaging Terhadap Produktivitas,
Nilai, Ekonomis(IOFC) Dan Kadar Amonia Lingkungan Kandang.
Prosiding Pertemuan Nasional Pengolahan Dan Komunikasi Hasil-
Hasil Penelitian. Sub Balai Penelitian Ternak Klepu, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian hal.159-165. 1994.
Zavala. 2011. Viral Respiratory Disease of Poultry: A Continuous Challenge.
Poultry Disease. This paper was presented at the XVII World Veterinary
Poultry Association Congress in Cancun, Mexico, August 14-18, 2011.

Anda mungkin juga menyukai