Disusun oleh :
Kelompok 5
Dosen pengampu :
Prof. Dr. Ir. H. Erman Syahruddin, SU
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Ayam Bibit. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. H. Erman Syahruddin, SU yang telah memberikan tugas untuk membuat
makalah tentang Ayam Bibit ini kepada kelompok kami.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Ayam Bibit yang sangat dibutuhkan dalam
ilmu peternakan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran serta adanya usulan demi perbaikan makalah-makalah yang akan
penulis buat di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
2.1 Pembibitan
2.4 Pakan
2.6 Perkandangan
3.1 Bibit
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Breeing farm atau pembibitan ayam merupakan salah satu usaha peternakan
yang memelihara ayam indukan (parent stock) untuk menghasilkan bibit yang baik
atau ayam indukan yang menghasilkan telur tetas. Pembibitan ayam berperan penting
karena ayam dengan produktivitas tinggi diperoleh dari bibit yang baik. Ayam
pembibit akan menghasilkan telur tetas sesuai standar dan kualitas yang baik apabila
dipelihara dengan prinsip manajemen pemeliharaan yang benar.
2.1. Pembibitan
Pembibitan ayam broiler dimulai dari Great grand parents stock, Grand
parents stock, Parents stok, dan Final stock. Great grand parents stock adalah jenis
ayam hasil persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas yang
dilakukan oleh pembibit dan untuk membentuk Grand parents stock yang dihasilkan
dari persilangan galur murni (pure line). Grand parents stock adalah jenis ayam yang
digunakan untuk menghasilkan Parents stock. Parents stok adalah jenis ayam yang
dipelihara untuk menghasilkan Final stock. Final stock adalah ayam yang dipelihara
khusus dengan tujuan untuk menghasilkan telur melalui berbagai persilangan dan
seleksi (Anggorodi, 1984).
Persyaratan mutu DOC ayam pedaging yaitu (1) memiliki berat minimal 35
gram/ekor; (2) kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri tegak tampak segar
dan aktif, tidak dehidrasi, dubur kering tidak basah, tidak ada kelainan bentuk dan
tidak cacat fisik; (3) warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan
kondisi bulu kering; dan (4) jaminan kematian DOC maksimal 2% (Permentan,
2014).
Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan
keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari
tetuanya.Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Lineatau ayam
galur murni, ayam pembibit Great Grand Parent Stock atau ayam bibit buyut, ayam
pembibit Grand Parent Stock, ayam pembibit parent stock atau ayam induk. Ayam
pembibit yang sering digunakan adalah Ross, Cobb, dan Hubbard.Hal ini sesuai
denganpendapat Santoso dan Sudaryani (2011), menyatakan bahwa strain ayam yang
populer di Indonesia adalah Cobb, Ross, Lohman meat, Hubbard, Hybrodan AA
plus.Ayam pembibityang baik mempunyai ciri-ciri antara lain: mata jernih, bulu halus
dan mengkilap,kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri tegak tampak segar
dan aktif,tidak ada kelainan bentuk dan tidak cacat fisik. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pemeliharan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Permentan (2011) yang menyatakan bahwa ayam pembibit harus dari ayam
yang sehat, memiliki keterangan asal DOC, memenuhi syarat-syarat kesehatan
hewandari pihak berwenang serta bibit yang digunakan bebas dari penyakit yang
menular.
Sitem pemeliharaan ayam pembibit fase starter yaitu dimulai dari umur 1 hari
sampai umur 28 hari (4 minggu). Anak ayam (DOC) pada fase ini membutuhkan
kondisi yang hangat supaya ayam merasa nyaman sehingga untuk mengatur
temperatur yang nyaman untuk anak ayam tersebut digunakan alat pemanas buatan
(brooding system) (Permentan, 2011).
2.4. Pakan
Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran bahan pakan, baik yang
diolah maupun tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi, dan berkembangbiak. Pakan diberikan sesuai dengan jumlah dan
kebutuhan nutrisi ternak berdasarkan umur atau periode pertumbuhan (Permentan,
2014).
Asupan nutrisi yang yang diberikan harus cukup dan memiliki kualitas pakan
yang baik agar produksi telur yang dihasilkan optimal dan sumber utamanya dari
pakan yang diberikan. Penambahan feed additive juga dapat melengkapi kandungan
nutrisi mikro, seperti vitamin, mineral maupun asam amino (Nugroho et al., 2012).
Konsumsi pakan dapat mempengaruhi peningkatan pertambahan bobot badan
yaitu semakin tinggi tingkat konsumsi pakan maka tinggi pula pertumbuhan bobot
badannya, karena salah satu fungsi pakan dalam tubuh ayam selain untuk kebutuhan
hidup pokok juga untuk pertumbuhan (Wijayanti et al., 2011).
Konsumsi air pada ayam petelur umumnya dipengaruhi oleh umur, temperatur
lingkungan, produksi, konsumsi ransum dan kesehatan ayam. Air minum yang
diberikan pada ayam harus cukup serta baik kualitasnya. Faktor yang mempengaruhi
kualitas air minum adalah bakteri Eschericia coli, pH air, kadar magnesium, kadar
nitrat dan nitrit, kadar sodium/klorida, serta mineral lainnya. Air minum yang baik
diberikan pada ayam adalah air yang bersih dan dingin terutama saat udara panas
karena ayam memerlukan persediaan air yang bersih dan dingin secara optimal untuk
pertumbuhan optimum, produksi, dan efisiensi penggunaan ransum (Risnajati, 2011).
Fungsi kaporit adalah untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di
dalam air, serta untuk membunuh kuman atau bakteri coli (Idaman, 1999). Secara
fisiologis, air memiliki fungsi sebagai media proses kimiawi di dalam tubuh. Air
berperan sebagai pengangkut zat nutrisi dan sisa metabolisme, mempermudah proses
pencernaan, pengaturan suhu tubuh dan melindungi sistem saraf serta melumasi
persendian (Tamalluddin, 2012).
Bila menggunakan tempat minum otomatis harus selalu mengecek sistem
otomatisnya. Setelah pemberian obat-obatan, lubang air minum juga harus dicek
barangkali terjadi penyumbatan. Tersumbatnya aliran air akan mengakibatkan
macetnya aliran air dan mengakibatkan ayam dehidrasi (Sudaryani dan Santoso,
2000).
2.6. Perkandangan
Kandang terbagi menjadi dua yaitu kandang terbuka (open house) dan
kandang tertutup (close house). Daya tampung kandang terbuka untuk ayam bibit
pedaging dewasa 3-4 ekor/m2 dengan sistem litter atau 4-5 ekor/m2 dengan sistem
2/3 slat. Daya tampung kandang tertutup untuk ayam bibit pedaging dewasa 4-5
ekor/m2 dengan sistem litter atau 5-6 ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat. Bangunan
kandang harus mempunyai ventilasi yang cukup dan suhu pada siang hari berkisar
26-30ºC dengan kelembaban relatif 70-90%. Peralatan yang digunakan di kandang
umumnya terdiri dari rangkaian kipas (fan) dan atau kombinasi rangkaian kipas
dengan rangkaian sel pendingin (cooling pad). Atap kandang dapat dipasang
ventilator yang berfungsi menghisap udara kotor dari dalam kandang. Bahan
bangunan dapat memberikan kemudahan pemeliharaan, sanitasi dan disinfeksi
kandang, serta berlantai kedap air (Permetan, 2011).
Lantai kandang untuk ayam pembibit biasanya menggunakan sistem litter atau
slat dan litter. Ayam pedaging untuk pembibit jarang menggunakan kandang sistem
litter karena dapat menyebabkan fertilitas yang rendah dan hampir semua ayam yang
bertelur di slat telurnya pecah. Atap kandang dapat dibedakan berdasarkan
konstruksinya yaitu atap bentuk jongkok, atap bentuk A, atap gabungan bentuk A dan
jongkok, atap bentuk monitor dan atap bentuk semi monitor. Kepadatan dalam
kandang juga harus diperhatikan dengan disesuaikan dengan kapasitas kandang.
Jumlah ayam yang terlalu padat mengakibatkan ayam mengalami cekaman atau stress
(Suprijatna et al., 2008).
Kandang yang lantainya diberi alas (litter) yang berfungsi untuk menyerap air,
agar lantai kandang tidak basah oleh kotoran ayam, karena itu bahan yang digunakan
untuk litter harus mempunyai sifat mudah menyerap air, tidak berdebu dan tidak
basah. Bahan litter yang paling banyak digunakan adalah sekam karena mempunyai
sifat dapat menyerap air, kering, bebas debu dan mempunyai kepadatan yang baik
(Muharlien et al., 2011).
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah arah kandang,
ukuran kandang, ventilasi kandang, dan sistem alas kandang. Arah kandang
sebaiknya mengarah ke timur atau arah terbitnya matahari. Kandang untuk ayam
pembibit broiler biasanya di dalam kandang diberi jalan di tengah kandang (David,
2013).
Pusat pembibitan ayam harus bebas dari penyakit menular agar dapat
menghasilkan telur tetas yang sehat. Penyakit yang sering menyerang adalah
pullorum, mycoplasma gallisepticum (MG) dan mycoplasma synoviae (MS)
(Kartasudjana dan Suprijadna, 2006).
Sanitasi adalah upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak
dan manusia. Desinfeksi adalah tindakan pensucihamaan dengan menggunakan bahan
desinfektan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme.
Biosecurity adalah upaya untuk mencegah masuknya agen penyakit ke induk semang
dan untuk menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi dalam suatu
laboratorium tidak mengkontaminasi atau tidak disalahgunakan. Setiap karyawan atau
tamu, kendaraan dan peralatan yang akan masuk dan keluar lokasi usaha pembibitan
harus terlebih dahulu didesinfeksi. Sebelum masuk ke unit/flock harus melalui ruang
sanitasi dengan terlebih dahulu menanggalkan pakaian luar dan alas kaki dan
menempatkan di tempat penyimpanan, kemudian mandi keramas dan memakai
pakaian kerja khusus. Sebelum masuk dan atau keluar kandang harus melalui bak
celup kaki yang telah diberi didesinfektan (Permentan, 2011).
PEMBAHASAN
3.1 Bibit
Bibit ayam merupakan anak ayam yang berumur sehari yang dipelihara yang
disebut DOC. DOCyang berkualitas adalah anak ayam yang berasal dari induk yang
berkualitas pula (Rasyaf, 1999). Keunggulan dari cobbmempunyai konfersi pakan
yang cukup baik, pertumbuhan cepat dan tingkat keseragaman tinggi (Cobb, 2008).
Strain Cobbmerupakan salah satu strain ayam pembibit yang ada di Indonesia
yang memiliki keunggulan tingkat pertumbuhan yang cepat,breast formation yang
baik, konversi pakan yang baik, mempunyai struktur tulang serta otot yang lebih baik
dan mempunyai kualitas daging yangb baik (Pambudi, 2007). Straincobb 500mulai
bertelur pada umur 24 minggu dengan HDP 5%. Pemilihan bibit dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu menilai bentuk (karakteristik) eksterior yang dihubungkan
dengan tipe produksi, seleksi berdasarkan silsilah dengan perkiraan kemampuan
produktivitas ternak dari sifat nenek moyang yang diturunkan, seleksi berdasarkan
hasil penilaian dalam performanya, dan seleksi berdasarkan catatan prosuksi ataun
dikenal dengan istilah production test (Sosroanidjojojo dan Soeradji, 1990).
Pembibitan ayam broiler dimulai dari Great grand parents stock, Grand
parents stock, Parents stock, dan Final stock. Great grand parents stock adalah jenis
ayam hasil persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas yang
dilakukan oleh pembibit dan untuk membentuk Grand parents stock yang dihasilkan
dari persilangan galur murni (pure line). Grand parents stock adalah jenis ayam yang
digunakan untuk menghasilkan Parents stock. Parents stok adalah jenis ayam yang
dipelihara untuk menghasilkan Final stock. Final stock adalah ayam yang dipelihara
khusus dengan tujuan untuk menghasilkan telur melalui berbagai persilangan dan
seleksi(Sudaryanti dan Santosa,2000). Strain Lohman Indian River berasal dari
negara Amerika strain jenis ini merupakan ayam tipe jenis sedang atau
mediummemiliki ciri ukurandaya hidup tinggi, konversi pakan rendah dan
konformasi otot dada dan kaki yang baik (Sudarmono, 2003).
Tipe ayam pembibit ada dua macam yaitu tipe ayam bibit petelur dan tipe
ayam bibit pedaging,ciri ayam bibit petelur adalah berbadan ramping, kecil, mata
bersinar dan berjengger tunggal. Ayam bibit pedaging mempunyai bobot badan yang
besar, jengger dan pial merah darah serta mata bersinar (Rasyaf, 2008).
Menurut Fadilah et al (2006), saat ini lebih dari 300 jenis ayam murni dan
varietas, termasuk ayam broiler pembibit (broiler breeder stock) yang telah terseleksi
dan ditingkatkan keunggulan potensi genetiknya, telah tersebar diseluruh dunia.
Beberapa potensi genetik yang telah ditingkatkan, yaitu sebagai berikut :
4. Cepat tumbuh.
Menurut Roni (2008) ciri-ciri ayam broiler bibit betina produktif dan
nonproduktif yang terdapat pada tabel berikut ini :
Satu ekor ayam induk nenek betina (grand parent stock/GPS) selama satu
siklus hidupnya bisa menghasilkan 35-40 ekor ayam induk (parents stock atau ayam
pembibit atau ayam breeder). Sementara itu, satu ekor ayam parent stock betina bisa
menghasilkan 120-140 ekor ayam komersial.
3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bibit DOC
Keberhasilan dalam memperoleh anak ayam yang sehat dan baik banyak
ditentukan oleh penanganan selama penetasan, selain faktor genetik dari ayam itu
sendiri yang sudah dibawa sejak telur masih dalam tubuh induknya.
1. Suhu
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam mesin tetas tidak baik.
Temperatur yang tinggi me-nyebabkan anak ayam menetas lebih awal dan
menghasilkan mortalitas embrio yang tinggi, juga akan menghasilkan dan
menyebabkan embrio tidak normal, sehingga kualitas DOC yang dihasilkan menurun.
Sejumlah telur akan menetas jika suhu dipertahankan secara kontinyu antara 95 -
1040F. Di luar interval tersebut akan menyebabkan terjadinya kegagalan dalam
penetasan. Suhu optimum pada mesin tetas “Forced draf” adalah 98,6 - 100,40 dan
untuk mesin tetas Still air kira-kira 10F lebih tinggi.
North (1984) menyatakan bahwa, selama 19 hari pertama pada inkubasi suhu
optimumnya berkisar antara 99,5 – 99,750F atau 37,5 – 37,70C, sedangkan pada hari
ke-20 dan ke-21 suhunya lebih rendah, yaitu 97 - 990F atau 36,1 - 37,20C dengan
menggunakan mesin tetas jenis Forced draft, sedangkan menurun Funk dan Irwin
(1955) yang dikutip oleh Rasyaf (1987), dengan menggunakan mesin tetas Forced
draft selama 18 hari pertama suhu mesin tetas antara 99 - 1000F dan untuk hari
berikutnya 2 - 30F lebih rendah.
2. Kelembaban
3. Pemutaran Telur
Selama waktu pengeraman selama 18 hari dalam setter telur yang ditetaskan
perlu dibalik-balikkan secara teratur (900) guna mencegah embrio melekat pada
dinding kerabang telur. Paling baik bila telur dibalik setiap jam, tetapi untuk mesin
tetas sederhana hal ini tidak mungkin dilakukan mengingat akan mengganggu suhu,
kelembaban mesin tetas dan keadaan telur bila mesin tetas sering dibuka. Pemutaran
telur 3 - 4 kali sehari sudah cukup.
4. Bobot Telur
Bobot telur tetas sangat mempengaruhi kualitas dari DOC. Telur yang terlalu
besar atau terlalu kecil tidak dapat menetas dengan baik. Bobot telur yang baik untuk
ditetaskan berkisar antara 55 - 65 gram. Bobot telur yang akan ditetaskan ini akan
mempengaruhi kualitas DOC yang dihasilkan, kita ketahui bahwa terdapat korelasi
yang positif antara ukuran bobot telur dengan bobot tetas anak ayam, apabila telur
tetas kecil maka akan menghasilkan anak ayam yang kecil pula, sehingga akan
menurunkan grade dari DOC.
5. Kebersihan Kerabang
6. Keutuhan Telur
Telur yang retak (tidak utuh) tidak baik untuk ditetaskan, selain terjadi
penguapan yang tinggi yang mengakibatkan kematian embrio karena masuknya
bakteri melalui pori-pori yang terbuka.
7. Penyimpanan Telur
Anda bisa memberikan larutan gula merah untuk membuat DOC ayam
tersebut menjadi berenergi. Kandungan glukosa pada gula merah bisa membuat ayam
tidak lemas dan menjadi berenergi terutama setelah menempuh perjalanan yang jauh.
DOC Ayam ini membutuhkan tambahan energi agar bisa terus bergerak dengan
lincah. Barulah setelah meminumkan larutan gula merah tersebut Anda bisa
memasukkan DOC tersebut ke kandang litter yang sudah Anda siapkan sebelumnya.
Kandang DOC ayam yang ideal adalah yang tertutup dan tidak membuat
angin terlalu besar masuk ke dalam kandang DOC. Hal itu dikarenakan DOC belum
bisa beradaptasi dengan angin yang terlalu kencang. Oleh sebab itu pada beberapa sisi
kandang harus benar-benar tertutup. Berbeda dengan kandang ayam dewasa yang
semakin lancar udara yang keluar masuk semakin bagus. Namun tidak dengan DOC.
Untuk bagian atasnya Anda bisa menggunakan strimin kawat untuk membuat
pertukaran udara itu tetap ada.
3. Lampu
Cara merawat DOC ayam jenis broiler selanjutnya adalah dengan memberikan
pakan yang bernutrisi. DOC ayam tidak bisa memakan pakan yang kasar sehingga
sangat penting bagi Anda untuk memberikan DOC tersebut pakan jenis bubuk.
Letakkanlah pakan tersebut di nampan plastik agar DOC bisa menceker pakan
tersebut.
6. Vaksin
Vaksin adalah salah satu hal penting dalam perawatan DOC ayam. Alasannya
adalah tanpa vaksin DOC akan mudah terkena berbagai macam penyakit. Untuk
ayam broiler yang masih DOC vaksin akan diberikan dalam bentuk tetes mata bukan
suntik. Jangan lupa juga untuk memberikan vitamin secara berkala untuk membuat
daya tahan tubuh ayam tersebut menjadi lebih stabil. Vitamin akan membuat DOC
ayam menjadi lebih sehat.
DOC yang berkualitas tidak lahir begitu saja, namun dihasilkan dari cara yang
berkualitas pula. Oleh sebab itu harga DOC yang berkualitas lebih mahal
dibandingkan yang biasa. Khusus pemula disarankan untuk membeli DOC terlebih
dahulu, barulah setelah peternakan sudah berkembang bisa membudidayakannya
sendiri. Berikut ini adalah cara memilih DOC ayam yang berkualitas:
Peternakan yang skalanya sudah besar tidak akan menjual ayam saja namun
juga menjual DOCnya. DOC yang dihasilkan dari peternakan yang skalanya sudah
besar tersebut banyak yang berkualitas sehingga menjadi tujuan pembelian DOC bagi
peternak pemula atau yang skalanya masih kecil. Anda bisa meminta rekomendasi
dari teman yang menggeluti bisnis yang sama. Oleh sebab itu sangat disarankan
sekali bagi Anda untuk bergabung dengan komunitas peternak sehingga bisa sharing
ilmu dan berbagai macam informasi. Semakin banyak informasi justru semakin bagus
untuk Anda.
b. Berat Badan
DOC yang berkualitas juga harus memiliki berat badan yang normal. Berat
badan tersebut tidak boleh kurang dari 35 gram. Bahkan DOC dengan kualitas super
berat badannya bisa mencapai lebih dari 35 gram. Oleh sebab itu Anda bisa minta
kepada penjual DOC tersebut untuk menimbangnya terlebih dahulu.
DOC yang berkualitas akan memiliki mata yang cerah dan juga jernih.
Sehingga jika ada DOC yang matanya buram dan mengeluarkan air mata terus-
terusan sebaiknya jangan dipilih sebab DOC tersebut sudah terkena infeksi. Biasanya
peternakan akan menjual DOC dengan sistem box. Cek DOC yang ada di dalam Box
satu per satu untuk mengetahui adakah yang kondisinya tidak sehat dan tidak sesuai
dengan harapan.
Cara memilih DOC yang berkualitas adalah yang sehat dan tidak cacat. Cacat
bawaan akan membuat hasil peternakan menjadi tidak berkualitas. Hal itu
dikarenakan ayam akan menjadi kurang produktif dalam menghasilkan daging atau
telur. Ciri ayam yang cacat adalah sayapnya tidak simetris seperti terjuntai ke bawah,
badan tidak kokoh, kaki tidak mampu menopang tubuh, berjalan dengan pincang,
mata tidak sempurna dan lain sebagainya.
e. Suara Nyaring
Ciri DOC ayam yang berkualitas adalah yang memiliki suara nyaring.
Dengarkanlah suaranya jika ada yang kurang nyaring atau tidak bisa bersuara sama
sekali sebaiknya jangan dipilih.
DOC yang berkualitas akan lincah dan juga gesit. Dia bisa bergerak bebas ke
sana kemari sedangkan yang tidak berkualitas akan merasa lemas dan lesu. Anda juga
harus melihat fisik dari DOC tersebut, yang berkualitas memiliki kulit putih dan
kekuningan, paruh atau kaki warnanya kuning cerah selain itu bulunya mengkilap.
Semakin berkualitas DOC tersebut maka harganya semakin mahal. DOC ini
terbagi menjadi beberapa grade dan harganya pun bervariasi, sehingga disarankan
untuk memilih DOC ayam yang berkualitas namun sesuai dengan budget Anda.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Breeding farm atau pembibitan ayam merupakan salah satu usaha prternakan
yang memelihara ayam indukan (parent stock) untuk menghasilkan bibit yang baik
atau ayam indukan yang menghasilkan telur tetas. Pembibitan ayam berperan penting
karena ayam dengan produktivitas tinggi diperoleh dari bibit yang baik. Ayam
pembibit akan menghasilkan telur tetas sesuai dengan standard dan kualitas yang baik
apabila dipelihara dengan prinsip manajemen pemeliharaan yang benar. Manajemen
pemeliharaan ayam tipe petelur dibagi menjadi 3 periode berdasarkan umurnya yaitu
periode starter, grower dan layer. Pada ayam periode starter sampai grower
merupakan waktu yang sangat signifikan pengaruhnya terhadap produksi telur.
DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, R.P., Busono, W., dan Indrati, R. 2011. Pengaruh suhu kandang
yang berbeda terhadap performans ayam pedaging periode starter. J. Of Apl. Poult.
Resrch. Universitas Brawijaya, Malang.
https://ayamkita.com/cara-merawat-doc-ayam/