Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ILMU TEKNOLOGI DAN

REPRODUKSI TERNAK UNGGAS

AYAM PEMBIBITAN (DOC)

Disusun oleh :

Kelompok 5

Afdal Yusra (1710612072)


Muhammad Eka Putra (1710613059)
Annisa Adriansyah (1710613022)
Meisa santri liyana (1710613063)

Dosen pengampu :
Prof. Dr. Ir. H. Erman Syahruddin, SU

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang Ayam Bibit. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. H. Erman Syahruddin, SU yang telah memberikan tugas untuk membuat
makalah tentang Ayam Bibit ini kepada kelompok kami.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Ayam Bibit yang sangat dibutuhkan dalam
ilmu peternakan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran serta adanya usulan demi perbaikan makalah-makalah yang akan
penulis buat di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Padang, Februari 2019


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan masalah

1.3 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembibitan

2.2 Ayam Pembibit

2.3 Sistem Pemeliharaan Ayam Pembibit

2.4 Pakan

2.5 Air Minum

2.6 Perkandangan

2.7 Sanitasi dan Biosecurity

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Bibit

3.2 Jenis Ayam Pembibit

3.3 Karakteristik Ayam Bibit

3.4 Faktor yang Mempengaruhi Bibit DOC

3.5 Perawatan DOC

3.6 Pemilihan DOC

BAB IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan peternakan merupakan integral dari pembangunan pertanian


yang mengemban misi untuk menyediakan pangan asal hewan yang bergizi dan
berdaya saing tinggi. Di Indonesia, perkembangan perusahaannn pembibitan
(Breeding Farm) sangat signifikan dan menyebar ampir keseluruh wilayah.pelang
membuka usaha peternakan bibit ayam parent stock di Indonesia ckup menjanjikan,
karena persahaan peternakan yang ada di Indonesia saat ini masi sedikit.

Breeing farm atau pembibitan ayam merupakan salah satu usaha peternakan
yang memelihara ayam indukan (parent stock) untuk menghasilkan bibit yang baik
atau ayam indukan yang menghasilkan telur tetas. Pembibitan ayam berperan penting
karena ayam dengan produktivitas tinggi diperoleh dari bibit yang baik. Ayam
pembibit akan menghasilkan telur tetas sesuai standar dan kualitas yang baik apabila
dipelihara dengan prinsip manajemen pemeliharaan yang benar.

Selain manajemen pemeliharaan, manajemen kesehatan ayam pembibit juga


perlu diperhatikan. Manajemen kesehatan dimaksudkan untuk mencegah ayam dari
serangan penyakit. Penyakit yang sering menyerang ayam antara lain oenyakit yang
disebabkan oleh parasite, bakteri, maupun virus. Wabah penyakit tersebut secara
umum bisa diminimalisir dengan program biosecurity yang ketat. Apabila penyakit
yang menyerang ayam tersebut tidak ditangani dengan baik maka akan berakibat
dengan penurunan produktivitas ayam pembibit.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu Bibit ?

1.2.2 Apa Jenis-jenis Ayam Pembibit ?

1.2.3 Bagaimana Karakteristik Ayam Bibit ?

1.2.4 Apa Faktor yang Mempengaruhi Bibit DOC ?

1.2.5 Bagaimana Perawatan DOC ?

1.2.6 Bagaimana Pemilihan DOC ?


1.3 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembibitan

Pembibitan ayam broiler dimulai dari Great grand parents stock, Grand
parents stock, Parents stok, dan Final stock. Great grand parents stock adalah jenis
ayam hasil persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas yang
dilakukan oleh pembibit dan untuk membentuk Grand parents stock yang dihasilkan
dari persilangan galur murni (pure line). Grand parents stock adalah jenis ayam yang
digunakan untuk menghasilkan Parents stock. Parents stok adalah jenis ayam yang
dipelihara untuk menghasilkan Final stock. Final stock adalah ayam yang dipelihara
khusus dengan tujuan untuk menghasilkan telur melalui berbagai persilangan dan
seleksi (Anggorodi, 1984).

Pembibitan merupakan suatu kegiatan pemeliharaan ternak untuk


menghasilkan bibit induk atau bibit sebar. Bibit ayam yang digunakan dalam
pemeliharaan ayam pembibit biasanya adalah bibit ayam ras niaga (Kuri/DOC) yaitu
anak ayam umur 1 hari. Penyediaan bibit untuk pembibitan baik dari dalam maupun
luar negeri harus memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh pihak-pihak yang
berwenang. Persyaratannya adalah ayam bibit harus berasal dari ayam yang sehat,
dibuktikan dengan keterangan asal DOC dari pejabat berwenang dan memenuhi
ketentuan kesehatan hewan dari dokter hewan yang berwenang serta bebas dari
penyakit unggas yang menular (Permentan, 2011).

Persyaratan mutu DOC ayam pedaging yaitu (1) memiliki berat minimal 35
gram/ekor; (2) kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri tegak tampak segar
dan aktif, tidak dehidrasi, dubur kering tidak basah, tidak ada kelainan bentuk dan
tidak cacat fisik; (3) warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain) dan
kondisi bulu kering; dan (4) jaminan kematian DOC maksimal 2% (Permentan,
2014).

2.2 Ayam Pembibit

Ayam bibit adalah ayam yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan
keturunan yang mempunyai kualitas genetik yang sama atau lebih unggul dari
tetuanya.Ayam pembibit terbagi atas 4 yaitu ayam pembibit Pure Lineatau ayam
galur murni, ayam pembibit Great Grand Parent Stock atau ayam bibit buyut, ayam
pembibit Grand Parent Stock, ayam pembibit parent stock atau ayam induk. Ayam
pembibit yang sering digunakan adalah Ross, Cobb, dan Hubbard.Hal ini sesuai
denganpendapat Santoso dan Sudaryani (2011), menyatakan bahwa strain ayam yang
populer di Indonesia adalah Cobb, Ross, Lohman meat, Hubbard, Hybrodan AA
plus.Ayam pembibityang baik mempunyai ciri-ciri antara lain: mata jernih, bulu halus
dan mengkilap,kondisi fisik sehat, kaki normal, dan dapat berdiri tegak tampak segar
dan aktif,tidak ada kelainan bentuk dan tidak cacat fisik. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pemeliharan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Permentan (2011) yang menyatakan bahwa ayam pembibit harus dari ayam
yang sehat, memiliki keterangan asal DOC, memenuhi syarat-syarat kesehatan
hewandari pihak berwenang serta bibit yang digunakan bebas dari penyakit yang
menular.

2.3. Sistem Pemeliharaan Ayam Pembibit

Managemen pemeliharaan ayam tipe petelur dibagi menjadi 3 periode


berdasarkan umurnya yaitu periode starter, grower dan layer. Ayam pada periode
starter sampai grower merupakan waktu yang signifikan pengaruhnya terhadap
produksi telur. Masa awal atau periode starter merupakan fase penting yang harus
diperhatikan dalam menjamin pertumbuhan seluruh organ vital dalam tubuh ayam,
jika terhambat maka pertumbuhan pada umur berikutnya akan terhambat (Nugroho et
al., 2012).

Sitem pemeliharaan ayam pembibit fase starter yaitu dimulai dari umur 1 hari
sampai umur 28 hari (4 minggu). Anak ayam (DOC) pada fase ini membutuhkan
kondisi yang hangat supaya ayam merasa nyaman sehingga untuk mengatur
temperatur yang nyaman untuk anak ayam tersebut digunakan alat pemanas buatan
(brooding system) (Permentan, 2011).

2.4. Pakan

Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran bahan pakan, baik yang
diolah maupun tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup,
berproduksi, dan berkembangbiak. Pakan diberikan sesuai dengan jumlah dan
kebutuhan nutrisi ternak berdasarkan umur atau periode pertumbuhan (Permentan,
2014).

Asupan nutrisi yang yang diberikan harus cukup dan memiliki kualitas pakan
yang baik agar produksi telur yang dihasilkan optimal dan sumber utamanya dari
pakan yang diberikan. Penambahan feed additive juga dapat melengkapi kandungan
nutrisi mikro, seperti vitamin, mineral maupun asam amino (Nugroho et al., 2012).
Konsumsi pakan dapat mempengaruhi peningkatan pertambahan bobot badan
yaitu semakin tinggi tingkat konsumsi pakan maka tinggi pula pertumbuhan bobot
badannya, karena salah satu fungsi pakan dalam tubuh ayam selain untuk kebutuhan
hidup pokok juga untuk pertumbuhan (Wijayanti et al., 2011).

Ransum untuk ayam pembibit yang diberikan biasanya ransum yang


mengandung protein 15% dan energi metabolis 2.900 kkal/kg. Cara pemberian
ransum untuk ayam pembibit tidak diberikan ad libitum tetapi dengan cara terbatas
(restricted feeding) yaitu pemberian pakan dengan sistem jatah dan disertai dengan
puasa, tidak diberikan makan satu atau dua hari dalam seminggu. Cara ini dilakukan
dengan tujuan agar ayam pembibit yang dipelihara tidak terlalu gemuk. Jika bobot
ayam terlalu gemuk dapat menyebabkan banyak kerugian yaitu produksi menurun,
lebih peka terhadap penyakit, mudah terkena cekaman panas dan mortalitasnya lebih
tinggi (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006).

2.5. Air Minum

Konsumsi air pada ayam petelur umumnya dipengaruhi oleh umur, temperatur
lingkungan, produksi, konsumsi ransum dan kesehatan ayam. Air minum yang
diberikan pada ayam harus cukup serta baik kualitasnya. Faktor yang mempengaruhi
kualitas air minum adalah bakteri Eschericia coli, pH air, kadar magnesium, kadar
nitrat dan nitrit, kadar sodium/klorida, serta mineral lainnya. Air minum yang baik
diberikan pada ayam adalah air yang bersih dan dingin terutama saat udara panas
karena ayam memerlukan persediaan air yang bersih dan dingin secara optimal untuk
pertumbuhan optimum, produksi, dan efisiensi penggunaan ransum (Risnajati, 2011).

Pemberian air minum dilakukan ad libitum bertujuan agar ayam tidak


kekurangan air atau dehidrasi. Penambahan feed supplement yang berupa obat-obatan
dan vitamin serta antibiotik dilakukan secara rutin. Penambahan vitamin bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mengatasi atau mencegah cekaman panas
serta stress yang diakibatkan oleh hujan lebat atau cuaca yang terlalu panas.
Kebersihan tempat air minum dapat mempengaruhi konsumsi pakan menjadi
menurun serta dapat menimbulkan bibit-bibit penyakit yang mengakibatkan
gangguan kesehatan (Nurcholis et al., 2009).

Fungsi kaporit adalah untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di
dalam air, serta untuk membunuh kuman atau bakteri coli (Idaman, 1999). Secara
fisiologis, air memiliki fungsi sebagai media proses kimiawi di dalam tubuh. Air
berperan sebagai pengangkut zat nutrisi dan sisa metabolisme, mempermudah proses
pencernaan, pengaturan suhu tubuh dan melindungi sistem saraf serta melumasi
persendian (Tamalluddin, 2012).
Bila menggunakan tempat minum otomatis harus selalu mengecek sistem
otomatisnya. Setelah pemberian obat-obatan, lubang air minum juga harus dicek
barangkali terjadi penyumbatan. Tersumbatnya aliran air akan mengakibatkan
macetnya aliran air dan mengakibatkan ayam dehidrasi (Sudaryani dan Santoso,
2000).

2.6. Perkandangan

Kandang terbagi menjadi dua yaitu kandang terbuka (open house) dan
kandang tertutup (close house). Daya tampung kandang terbuka untuk ayam bibit
pedaging dewasa 3-4 ekor/m2 dengan sistem litter atau 4-5 ekor/m2 dengan sistem
2/3 slat. Daya tampung kandang tertutup untuk ayam bibit pedaging dewasa 4-5
ekor/m2 dengan sistem litter atau 5-6 ekor/m2 dengan sistem 2/3 slat. Bangunan
kandang harus mempunyai ventilasi yang cukup dan suhu pada siang hari berkisar
26-30ºC dengan kelembaban relatif 70-90%. Peralatan yang digunakan di kandang
umumnya terdiri dari rangkaian kipas (fan) dan atau kombinasi rangkaian kipas
dengan rangkaian sel pendingin (cooling pad). Atap kandang dapat dipasang
ventilator yang berfungsi menghisap udara kotor dari dalam kandang. Bahan
bangunan dapat memberikan kemudahan pemeliharaan, sanitasi dan disinfeksi
kandang, serta berlantai kedap air (Permetan, 2011).

Kandang merupakan hal terpenting yang harus diperhatikan dalam


manajemen pemeliharaan ayam, karena kenyamanan ayam dalam kandang dapat
mempengaruhi produktivitas ayam. Sitem kandang tertutup (closed house) adalah
sistem kandang yang dikontrol secara otomatis oleh sistem elektronika mulai dari
sistem pemberian pakan, pengaturan suhu dan kelembaban kandang. Kandang sistem
tertutup atau closed house memiliki kelebihan sanggup mengeluarkan kelebihan
panas, kelebihan uap air, gas-gas yang berbahaya seperti CO, CO2 dan NH3 yang ada
dalam kandang, serta dapat menyediakan berbagai kebutuhan oksigen bagi ayam.
Kandang fase starter pada brooder terdapat heater yang berfungsi sebagai penghangat
atau penjaga suhu ruangan agar tetap nyaman untuk anak ayam (DOC) (Prihandanu
et al., 2015). Kadar amonia yang tinggi yang disebabkan karena penumpukan feses
dalam kandang tidak baik bagi ayam pedaging (Sadarman et al., 2011).

Lantai kandang untuk ayam pembibit biasanya menggunakan sistem litter atau
slat dan litter. Ayam pedaging untuk pembibit jarang menggunakan kandang sistem
litter karena dapat menyebabkan fertilitas yang rendah dan hampir semua ayam yang
bertelur di slat telurnya pecah. Atap kandang dapat dibedakan berdasarkan
konstruksinya yaitu atap bentuk jongkok, atap bentuk A, atap gabungan bentuk A dan
jongkok, atap bentuk monitor dan atap bentuk semi monitor. Kepadatan dalam
kandang juga harus diperhatikan dengan disesuaikan dengan kapasitas kandang.
Jumlah ayam yang terlalu padat mengakibatkan ayam mengalami cekaman atau stress
(Suprijatna et al., 2008).

Kandang yang lantainya diberi alas (litter) yang berfungsi untuk menyerap air,
agar lantai kandang tidak basah oleh kotoran ayam, karena itu bahan yang digunakan
untuk litter harus mempunyai sifat mudah menyerap air, tidak berdebu dan tidak
basah. Bahan litter yang paling banyak digunakan adalah sekam karena mempunyai
sifat dapat menyerap air, kering, bebas debu dan mempunyai kepadatan yang baik
(Muharlien et al., 2011).

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah arah kandang,
ukuran kandang, ventilasi kandang, dan sistem alas kandang. Arah kandang
sebaiknya mengarah ke timur atau arah terbitnya matahari. Kandang untuk ayam
pembibit broiler biasanya di dalam kandang diberi jalan di tengah kandang (David,
2013).

Pencahayaan saat fase starter berperan penting dalam proses pertumbuhan


melalui pengaturan sekresi hormon somatotropin. Cahaya yang cukup dan sesuai
akan membantu memaksimalkan pertumbuhan dan pendewasaan ayam. Fungsi
cahaya dalam kandang antara lain untuk mengetahui letak pakan, merangsang unggas
untuk selalu dekat dengan sumber panas, mempengaruhi unggas untuk
mengkonsumsi, dan memberi kesempatan untuk makan pada malam hari sehingga
feed intake meningkat (Negara et al., 2013).

2.7. Sanitasi dan Biosecurity

Pusat pembibitan ayam harus bebas dari penyakit menular agar dapat
menghasilkan telur tetas yang sehat. Penyakit yang sering menyerang adalah
pullorum, mycoplasma gallisepticum (MG) dan mycoplasma synoviae (MS)
(Kartasudjana dan Suprijadna, 2006).

Sanitasi adalah upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak
dan manusia. Desinfeksi adalah tindakan pensucihamaan dengan menggunakan bahan
desinfektan yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan mikroorganisme.
Biosecurity adalah upaya untuk mencegah masuknya agen penyakit ke induk semang
dan untuk menjaga agen penyakit yang disimpan dan diisolasi dalam suatu
laboratorium tidak mengkontaminasi atau tidak disalahgunakan. Setiap karyawan atau
tamu, kendaraan dan peralatan yang akan masuk dan keluar lokasi usaha pembibitan
harus terlebih dahulu didesinfeksi. Sebelum masuk ke unit/flock harus melalui ruang
sanitasi dengan terlebih dahulu menanggalkan pakaian luar dan alas kaki dan
menempatkan di tempat penyimpanan, kemudian mandi keramas dan memakai
pakaian kerja khusus. Sebelum masuk dan atau keluar kandang harus melalui bak
celup kaki yang telah diberi didesinfektan (Permentan, 2011).

Penerapan biosecurity pada seluruh sektor peternakan bertujuan untuk


mengurangi resiko penyebaran mikroorganisme penyebab penyakit yang mengancam
kesehatan ternak. Meskipun biosecurity bukan satu–satunya upaya pencegahan
terhadap serangan penyakit, namun biosecurity merupakan garis pertahanan terhadap
penyakit (Yatmiko, 2008). Setiap memasuki kandang harus melakukan proses
penyemprotan dengan desinfektan kemudian celup kaki dan tangan agar terhindar
dari bakteri (Rusianto, 2008).
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Bibit

Bibit ayam merupakan anak ayam yang berumur sehari yang dipelihara yang
disebut DOC. DOCyang berkualitas adalah anak ayam yang berasal dari induk yang
berkualitas pula (Rasyaf, 1999). Keunggulan dari cobbmempunyai konfersi pakan
yang cukup baik, pertumbuhan cepat dan tingkat keseragaman tinggi (Cobb, 2008).

Strain Cobbmerupakan salah satu strain ayam pembibit yang ada di Indonesia
yang memiliki keunggulan tingkat pertumbuhan yang cepat,breast formation yang
baik, konversi pakan yang baik, mempunyai struktur tulang serta otot yang lebih baik
dan mempunyai kualitas daging yangb baik (Pambudi, 2007). Straincobb 500mulai
bertelur pada umur 24 minggu dengan HDP 5%. Pemilihan bibit dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu menilai bentuk (karakteristik) eksterior yang dihubungkan
dengan tipe produksi, seleksi berdasarkan silsilah dengan perkiraan kemampuan
produktivitas ternak dari sifat nenek moyang yang diturunkan, seleksi berdasarkan
hasil penilaian dalam performanya, dan seleksi berdasarkan catatan prosuksi ataun
dikenal dengan istilah production test (Sosroanidjojojo dan Soeradji, 1990).

3.2 Jenis Ayam Pembibit

Pembibitan ayam broiler dimulai dari Great grand parents stock, Grand
parents stock, Parents stock, dan Final stock. Great grand parents stock adalah jenis
ayam hasil persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau varietas yang
dilakukan oleh pembibit dan untuk membentuk Grand parents stock yang dihasilkan
dari persilangan galur murni (pure line). Grand parents stock adalah jenis ayam yang
digunakan untuk menghasilkan Parents stock. Parents stok adalah jenis ayam yang
dipelihara untuk menghasilkan Final stock. Final stock adalah ayam yang dipelihara
khusus dengan tujuan untuk menghasilkan telur melalui berbagai persilangan dan
seleksi(Sudaryanti dan Santosa,2000). Strain Lohman Indian River berasal dari
negara Amerika strain jenis ini merupakan ayam tipe jenis sedang atau
mediummemiliki ciri ukurandaya hidup tinggi, konversi pakan rendah dan
konformasi otot dada dan kaki yang baik (Sudarmono, 2003).

Jenis strain parent stock broiler breederyang banyak dipelihara oleh


perusahaan breeding farmdi Indonesia adalah parent stock strain Cobbdan strain
Ross. Strain Rossberasal dari negara Inggris dan memiliki keunggulan laju
pertumbuhan yang cepat, efisiensi pakan tinggi, mortalitas rendah, memiliki kaki
yang kuat sehingga tidak mudah lumpuh, sistem kerja jantung kuat sehingga tahan
terhadap suara-suara yang keras dan daya hidup lebih bagus. Strain Rossmulai
berproduksi pada umur 25 minggu atau 175 hari dengan HDP 5% serta body weigth
2.975 gram. Ayam jenis strain cobb berasal dari benua Amerika yang merupakan
ayam broiler dengan ciri warna bulu putih, jengger tunggal, kaki kuning dan besar.
Keunggulan dari cobb mempunyai daya konversi pakan yang cukup baik,
pertumbuhan cepat dan tingkat keseragaman tinggi (Cobb, 2008). Strain
Cobbmerupakan salah satu strain ayam pembibit broiler yang ada di Indonesia yang
memiliki keunggulan tingkat pertumbuhan yang cepat, breast formation yang baik,
konversi ransum yang baik, mempunyai struktur tulang dan otot yang lebih baik dan
mempunyai kualitas daging yang baik (Prambudi, 2007).

Tipe ayam pembibit ada dua macam yaitu tipe ayam bibit petelur dan tipe
ayam bibit pedaging,ciri ayam bibit petelur adalah berbadan ramping, kecil, mata
bersinar dan berjengger tunggal. Ayam bibit pedaging mempunyai bobot badan yang
besar, jengger dan pial merah darah serta mata bersinar (Rasyaf, 2008).

3.3. Karakteristik Ayam Bibit

Menurut Fadilah et al (2006), saat ini lebih dari 300 jenis ayam murni dan
varietas, termasuk ayam broiler pembibit (broiler breeder stock) yang telah terseleksi
dan ditingkatkan keunggulan potensi genetiknya, telah tersebar diseluruh dunia.
Beberapa potensi genetik yang telah ditingkatkan, yaitu sebagai berikut :

1. Ukuran tubuh besar.

2. Proporsi daging karkas tinggi,

3. Kerangka tulang kuat.

4. Cepat tumbuh.

5. Kulit berwarna putih atau kuning bersih.

6. Memiliki konversi pakan yang baik.

7. Tahan terhadap penyakit.

Berdasarkan berbagai permasalahan yang ada di lapangan mengenai


karakteristik ayam bibit, maka menurut Gunawan dkk (2000) terdapat beberapa
persyaratan catur raga yang harus dimiliki oleh ayam bibit, diantaranya yaitu a) kaki
kecil dan pendek, b) tulang pubis lebih dari 2 jari, c) tubuh elastis, d) ekor mengipas,
di bagian tunggir tumbuh bulu yang merata, e) punggung rata, dari mulai ujung leher
sampai kloaka, f) paruh pendek dan kecil, g) mata cerah, h) pial merah, i) jarak capit
udang berkisar 4 jari, j) bulu mengkilat.

Menurut Roni (2008) ciri-ciri ayam broiler bibit betina produktif dan
nonproduktif yang terdapat pada tabel berikut ini :

Uraian Ayam Produktif Ayam Non Produktif


Daerah Kepala Muka cerah, mata bening, Muka buram, mata sayu
jengger merah, tidak kadang-kadang berair dan
mengantuk, serta lubang mengantuk, jengger pucat
hidung dan mulut bersih, dan mengecil, lubang
tidak berlendir, atau tidak hidung dan mulut
ada eksudat. berlendir atau ada eksudat.
Bulu Cerah, tidak kusam, dan Kusam, kelihatan lusuh,
kelihatan berminyak. kering, dan posisi bulu
seperti berdiri.
Sayap Kuat dan posisi tidak jatuh Lemah dan posisi sayap
terkulai
Kaki Ayam berdiri tegak, kaki Ayam duduk lesu dan
kokoh dan berminyak. lemah, kaki kelihatan
kering.
Kloaka Bersih, besar, tidak ada Kotor, kecil, kadang-
kotoran pada bulu di kadang ada pasta putih,
sekitar anus, dan kelihatan bulu-bulu disekitar anus
seperti berminyak (basah). kotor, dan kelihatan
kering.
Tulang Pubic Lebar sekitar tiga jari. Sempit, kurang dari tiga
jari.
Produksi Telur Selama satu siklus hidup Selama satu siklus hidup
menghasilkan lebih dari menghasilkan kurang dari
300 butir. 300 butir.
Aktivitas Lincah dan aktif, nafsu. Lesu, tidak aktif, dan
nafsu.
Umum Makan, dan minum Makan kurang.
normal.

Satu ekor ayam induk nenek betina (grand parent stock/GPS) selama satu
siklus hidupnya bisa menghasilkan 35-40 ekor ayam induk (parents stock atau ayam
pembibit atau ayam breeder). Sementara itu, satu ekor ayam parent stock betina bisa
menghasilkan 120-140 ekor ayam komersial.
3.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Bibit DOC

Keberhasilan dalam memperoleh anak ayam yang sehat dan baik banyak
ditentukan oleh penanganan selama penetasan, selain faktor genetik dari ayam itu
sendiri yang sudah dibawa sejak telur masih dalam tubuh induknya.

Penanganan selama proses penetasan yang mempergunakan mesin penetas


(inkubator) prinsip kerjanya meniru keadaan induk ayam pada waktu mengerami
telurnya, hanya saja dengan mesin tetas, proses penetasan bisa berlangsung untuk
sekian ribu telur sekaligus. Untuk meniru itu perlu banyak faktor-faktor yang
mempengaruhinya, terutama faktor lingkungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam proses penetasan dengan inkubator, agar diperoleh daya tetas yang tinggi
dengan mutu DOC yang baik adalah sebagai berikut :

1. Suhu

Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam mesin tetas tidak baik.
Temperatur yang tinggi me-nyebabkan anak ayam menetas lebih awal dan
menghasilkan mortalitas embrio yang tinggi, juga akan menghasilkan dan
menyebabkan embrio tidak normal, sehingga kualitas DOC yang dihasilkan menurun.
Sejumlah telur akan menetas jika suhu dipertahankan secara kontinyu antara 95 -
1040F. Di luar interval tersebut akan menyebabkan terjadinya kegagalan dalam
penetasan. Suhu optimum pada mesin tetas “Forced draf” adalah 98,6 - 100,40 dan
untuk mesin tetas Still air kira-kira 10F lebih tinggi.

North (1984) menyatakan bahwa, selama 19 hari pertama pada inkubasi suhu
optimumnya berkisar antara 99,5 – 99,750F atau 37,5 – 37,70C, sedangkan pada hari
ke-20 dan ke-21 suhunya lebih rendah, yaitu 97 - 990F atau 36,1 - 37,20C dengan
menggunakan mesin tetas jenis Forced draft, sedangkan menurun Funk dan Irwin
(1955) yang dikutip oleh Rasyaf (1987), dengan menggunakan mesin tetas Forced
draft selama 18 hari pertama suhu mesin tetas antara 99 - 1000F dan untuk hari
berikutnya 2 - 30F lebih rendah.

2. Kelembaban

Kelembaban atau “relatif humadity” dalam mesin penetasan harus sesuai


dengan anjuran, karena kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
penyerapan kalsium yang berlebihan oleh emrio, sedangkan kelembaban yang terlalu
rendah akan menghambat penyerapan kalsium, sehingga dapat menghasilkan embrio
yang abnormal dan menyebabkan kematian embrio selama penetasan, juga penurunan
kualitas DOC (Anwar, 1988). Kelembaban yang dianjurkan untuk telur ayam selam
18 hari pertama adalah 60% dan 70% untuk hari berikutnya (Rasyaf, 1987).

3. Pemutaran Telur

Pemutaran telur selama inkubasi penting untuk mencegah naiknya embrio ke


bagian atas telur dan melekat pada bagian dinding kerabang bagian dalam, dimana
akan dapat menyebabkan kematian embrio tersebut (Anwar, 1988). Jika embrio
melekat pada bagian dinding kerabang dimana akan dilakukan pembukaan dengan
paksa akan menyebabkan anak ayam lemah dan menurunkan kualitas DOC.

Selama waktu pengeraman selama 18 hari dalam setter telur yang ditetaskan
perlu dibalik-balikkan secara teratur (900) guna mencegah embrio melekat pada
dinding kerabang telur. Paling baik bila telur dibalik setiap jam, tetapi untuk mesin
tetas sederhana hal ini tidak mungkin dilakukan mengingat akan mengganggu suhu,
kelembaban mesin tetas dan keadaan telur bila mesin tetas sering dibuka. Pemutaran
telur 3 - 4 kali sehari sudah cukup.

4. Bobot Telur

Bobot telur tetas sangat mempengaruhi kualitas dari DOC. Telur yang terlalu
besar atau terlalu kecil tidak dapat menetas dengan baik. Bobot telur yang baik untuk
ditetaskan berkisar antara 55 - 65 gram. Bobot telur yang akan ditetaskan ini akan
mempengaruhi kualitas DOC yang dihasilkan, kita ketahui bahwa terdapat korelasi
yang positif antara ukuran bobot telur dengan bobot tetas anak ayam, apabila telur
tetas kecil maka akan menghasilkan anak ayam yang kecil pula, sehingga akan
menurunkan grade dari DOC.

5. Kebersihan Kerabang

Kebersihan kerabang akan mempengaruhi DOC yang dihasilkan.


Rasyaf,(1987) menyatakan bahwa telur yang kotor kurang baik menetasnya
disebabkan karena kotoran yang terdapat pada permukaan kulit telur akan menutupi
pori-pori kulit telur, sehingga dapat mengganggu pertukaran udara pada waktu
perkembangan embrio dan anak ayam yang dihasilkan akan lemah serta menurunkan
kualitas DOC. Kerabang telur yang tidak bersih dapat disebabkan dari kandang yang
terkena kotoran, yaitu pada sistem pemeliharaan memakai litter, oleh karena itu untuk
mengurangi tingkat kekotoran kerabang telur, sebaiknya pengumpulan telur
dilakukan sesering mungkin, misalnya 3 kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore
hari.
Kerabang telur yang tidak normal juga mempengaruhi DOC yang dihasilkan
dalam suatu penetasan. Jika kerabang telur tipis sehingga pori-porinya besar akan
menyebabkan bakteri mudah masuk ke dalam telur dan penguapan yang terjadi juga
besar (tidak seimbang), jika penguapan tinggi, DOC yang dihasilkan akan lemah
karena kekurangan cairan dan menurunkan grade DOC. Kerabang telur yang tipis ini
dapat disebabkan oleh ransum induknya kekurangan mineral, yaitu kalsium.
Pemberian kalsium untuk ayam yang sedang berproduksi adalah 3,5 - 3,75% (NRC,
1984).

6. Keutuhan Telur

Telur yang retak (tidak utuh) tidak baik untuk ditetaskan, selain terjadi
penguapan yang tinggi yang mengakibatkan kematian embrio karena masuknya
bakteri melalui pori-pori yang terbuka.

7. Penyimpanan Telur

Penyimpanan telur tetas yang terlalu lama dapat menyebabkan rendahnya


daya tetas, meningkatkan jumlah kematian embrio pada masa pengeraman dan
berkurangnya bobot tubuh anak ayam yang dihasilkan, sehingga akan menurunkan
grade DOC. Rasyaf (1987) menyatakan bahwa, kelembaban ruang penyimpanan
perlu diperhatikan karena dapat mempengaruhi tingginya penguapan cairan dalam
telur. Kelembaban ruang penyimpanan telur yang tinggi dapat meningkatkan daya
tetas telur tetapi hanya sedikit dan memperbaiki kualitas anak ayam. Walaupun
demikian kelembaban ruang penyimpanan yang terlalu rendah tidak baik karena
dapat meningkatkan kehilangan cairan dalam telur dan menurunkan daya tetas.

Kelembaban ruang penyimpanan telur yang optimum adalah 65 - 75%.


menyimpan telur dengan posisi rongga udara di sebelah atas dapat mengurangi
kehilangan air dan gas dari telur, ini berarti akan mencegah kekurang-an daya tetas
disamping juga menghindari terjadinya cacat pada embrio.

Penyakit Salmonellosis seperti pullorum dan infeksi bakteri lainnya akan


menurunkan daya tetas, karena mikroorganisme tersebut dapat merusak telur.
Penyakit infeksi bronkhitis dan ND juga dapat mem-pengaruhi kualitas kerabang,
sehingga telur-telur yang dihasilkan oleh induk yang menderita penyakit tersebut
mudah mengalami penurunan bobot, yang pada akhirnya akan menyebabkan daya
tetas dan kualitas anak ayam akan menurun.
3.5. Perawatan DOC

Ayam broiler yang berkualitas bisa menghasilkan daging yang berkualitas.


Jika Anda menggeluti usaha peternakan akan disarankan bagi Anda untuk memilih
DOC ayam yang berkualitas tersebut. DOC ayam yang berkualitas tinggi akan
memiliki kemampuan survive yang tinggi, mentalnya pun lebih sehat dibandingkan
dengan yang kualitasnya tidak bagus. Meski begitu, Anda harus bisa
mengimbanginya dengan perawatan yang tepat. Jangan sampai DOC ayam sudah
berkualitas namun pemeliharaannya tidak berkualitas. DOC akan menjadi kurang
berkualitas jika teknik pemeliharaannya salah bahkan bisa sampai mengalami
kematian. Berikut ini adalah cara merawat DOC ayam broiler yang harus Anda
perhatikan:

1. Larutan Gula Merah

Anda bisa memberikan larutan gula merah untuk membuat DOC ayam
tersebut menjadi berenergi. Kandungan glukosa pada gula merah bisa membuat ayam
tidak lemas dan menjadi berenergi terutama setelah menempuh perjalanan yang jauh.
DOC Ayam ini membutuhkan tambahan energi agar bisa terus bergerak dengan
lincah. Barulah setelah meminumkan larutan gula merah tersebut Anda bisa
memasukkan DOC tersebut ke kandang litter yang sudah Anda siapkan sebelumnya.

2. Kandang yang Tertutup

Kandang DOC ayam yang ideal adalah yang tertutup dan tidak membuat
angin terlalu besar masuk ke dalam kandang DOC. Hal itu dikarenakan DOC belum
bisa beradaptasi dengan angin yang terlalu kencang. Oleh sebab itu pada beberapa sisi
kandang harus benar-benar tertutup. Berbeda dengan kandang ayam dewasa yang
semakin lancar udara yang keluar masuk semakin bagus. Namun tidak dengan DOC.
Untuk bagian atasnya Anda bisa menggunakan strimin kawat untuk membuat
pertukaran udara itu tetap ada.

3. Lampu

Anda harus menjamin keamanan DOC ayam broiler tersebut dengan


memasang lampu. Lampu ini berguna untuk menghindarkan DOC ayam dari berbagai
macam serangan hewan yang lainnya seperti tikus atau kucing. Selain bisa membuat
tubuh DOC ayam semakin hangat, bohlam tersebut juga bermanfaat untuk membantu
penglihatan ayam DOC di saat malam hari karena ayam rabun senja.
4. Brooder

DOC ayam ini membutuhkan penghangat yang berguna untuk menghangatkan


tubuhnya. Aturlah suhu brooder dengan tepat jangan terlalu dingin dan jangan terlalu
panas. Brooder ini sangat diperlukan di saat musim penghujan terutama di saat udara
sedang ekstrem. Tanpa brooder ini DOC akan merasakan kedinginan dan daya tahan
tubuhnya menjadi lemah.

5. Pakan yang Bernutrisi

Cara merawat DOC ayam jenis broiler selanjutnya adalah dengan memberikan
pakan yang bernutrisi. DOC ayam tidak bisa memakan pakan yang kasar sehingga
sangat penting bagi Anda untuk memberikan DOC tersebut pakan jenis bubuk.
Letakkanlah pakan tersebut di nampan plastik agar DOC bisa menceker pakan
tersebut.

6. Vaksin

Vaksin adalah salah satu hal penting dalam perawatan DOC ayam. Alasannya
adalah tanpa vaksin DOC akan mudah terkena berbagai macam penyakit. Untuk
ayam broiler yang masih DOC vaksin akan diberikan dalam bentuk tetes mata bukan
suntik. Jangan lupa juga untuk memberikan vitamin secara berkala untuk membuat
daya tahan tubuh ayam tersebut menjadi lebih stabil. Vitamin akan membuat DOC
ayam menjadi lebih sehat.

3.6. Pemilihan DOC

DOC yang berkualitas tidak lahir begitu saja, namun dihasilkan dari cara yang
berkualitas pula. Oleh sebab itu harga DOC yang berkualitas lebih mahal
dibandingkan yang biasa. Khusus pemula disarankan untuk membeli DOC terlebih
dahulu, barulah setelah peternakan sudah berkembang bisa membudidayakannya
sendiri. Berikut ini adalah cara memilih DOC ayam yang berkualitas:

a. Beli dari Peternakan Terpercaya

Peternakan yang skalanya sudah besar tidak akan menjual ayam saja namun
juga menjual DOCnya. DOC yang dihasilkan dari peternakan yang skalanya sudah
besar tersebut banyak yang berkualitas sehingga menjadi tujuan pembelian DOC bagi
peternak pemula atau yang skalanya masih kecil. Anda bisa meminta rekomendasi
dari teman yang menggeluti bisnis yang sama. Oleh sebab itu sangat disarankan
sekali bagi Anda untuk bergabung dengan komunitas peternak sehingga bisa sharing
ilmu dan berbagai macam informasi. Semakin banyak informasi justru semakin bagus
untuk Anda.

b. Berat Badan

DOC yang berkualitas juga harus memiliki berat badan yang normal. Berat
badan tersebut tidak boleh kurang dari 35 gram. Bahkan DOC dengan kualitas super
berat badannya bisa mencapai lebih dari 35 gram. Oleh sebab itu Anda bisa minta
kepada penjual DOC tersebut untuk menimbangnya terlebih dahulu.

c. Mata yang Cerah

DOC yang berkualitas akan memiliki mata yang cerah dan juga jernih.
Sehingga jika ada DOC yang matanya buram dan mengeluarkan air mata terus-
terusan sebaiknya jangan dipilih sebab DOC tersebut sudah terkena infeksi. Biasanya
peternakan akan menjual DOC dengan sistem box. Cek DOC yang ada di dalam Box
satu per satu untuk mengetahui adakah yang kondisinya tidak sehat dan tidak sesuai
dengan harapan.

d. Sehat dan Tidak Cacat

Cara memilih DOC yang berkualitas adalah yang sehat dan tidak cacat. Cacat
bawaan akan membuat hasil peternakan menjadi tidak berkualitas. Hal itu
dikarenakan ayam akan menjadi kurang produktif dalam menghasilkan daging atau
telur. Ciri ayam yang cacat adalah sayapnya tidak simetris seperti terjuntai ke bawah,
badan tidak kokoh, kaki tidak mampu menopang tubuh, berjalan dengan pincang,
mata tidak sempurna dan lain sebagainya.

e. Suara Nyaring

Ciri DOC ayam yang berkualitas adalah yang memiliki suara nyaring.
Dengarkanlah suaranya jika ada yang kurang nyaring atau tidak bisa bersuara sama
sekali sebaiknya jangan dipilih.

f. Lincah dan Gesit

DOC yang berkualitas akan lincah dan juga gesit. Dia bisa bergerak bebas ke
sana kemari sedangkan yang tidak berkualitas akan merasa lemas dan lesu. Anda juga
harus melihat fisik dari DOC tersebut, yang berkualitas memiliki kulit putih dan
kekuningan, paruh atau kaki warnanya kuning cerah selain itu bulunya mengkilap.
Semakin berkualitas DOC tersebut maka harganya semakin mahal. DOC ini
terbagi menjadi beberapa grade dan harganya pun bervariasi, sehingga disarankan
untuk memilih DOC ayam yang berkualitas namun sesuai dengan budget Anda.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Breeding farm atau pembibitan ayam merupakan salah satu usaha prternakan
yang memelihara ayam indukan (parent stock) untuk menghasilkan bibit yang baik
atau ayam indukan yang menghasilkan telur tetas. Pembibitan ayam berperan penting
karena ayam dengan produktivitas tinggi diperoleh dari bibit yang baik. Ayam
pembibit akan menghasilkan telur tetas sesuai dengan standard dan kualitas yang baik
apabila dipelihara dengan prinsip manajemen pemeliharaan yang benar. Manajemen
pemeliharaan ayam tipe petelur dibagi menjadi 3 periode berdasarkan umurnya yaitu
periode starter, grower dan layer. Pada ayam periode starter sampai grower
merupakan waktu yang sangat signifikan pengaruhnya terhadap produksi telur.
DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1984. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia. Jakarta.

David, M. 2013. Analisis Risiko Produksi Pada Peternakan Ayam Broiler Di


Kampung Kandang, Desa Tegal, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Institut Pertanian Bogor. (Skripsi).

Kartasudjana, R dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadaya. Jakarta.

Muharlien., Achmanu dan R.Rachmawati. 2011. Meningkatkan produksi


ayam pedaging melalui pengaturan proporsi sekam, pasir dan kapur sebagai litter. J.
Ternak Tropika. 12 (1): 38-45.

Nugroho, C. S., O. Sjofjan dan E. Widodo. 2012. Pengaruh penambahan


probiotik dalam air minum terhadap kualitas telur ayam petelur. Universitas
Brawijaya, Malang.

Nurcholis., D.Hastuti., dan B. Sutiono. 2009. Tatalaksana pemeliharaan ayam


ras petelur periode layer di Populer Farm desa Kuncen kecamatan Mijen kota
Semarang. Mediargo. 5 (2): 38-49.

Negara. A. H. S., E. Sudjarwo dan H. Prayogi. 2013. Pengaruh lama


pencahayaan dan intensitas cahaya terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot
badan dan konversi pakan pada burung puyuh Jepang. Universitas Brawijaya,
Malang.

Risnajati, D. 2011. Pengaruh pengaturan waktu pemberian air minum yang


berbeda temperatur terhadap performan ayam petelur periode grower. J. Sains.
Perternakan. 9 (2): 77-81.

Rusianto, N. (2008). Manajemen Beternak Broiler Modern. Kalamedia.


Surabaya.

Sadarman., A.E.T.H. Wahyuni., C. R. Tabbu., dan S. Budhiarta. 2011.


Hubungan antara praktek manajemen pemeliharaan dengan kejadian avian influenza
pada peternakan ayam pedaging di sektor 3 milik mitra PT. Duta Technovet di DIY
selama satu siklus pemeliharaan. J. Peternakan. 8 (11): 1-10.
Sudaryani, T., dan Santoso. (2000). Pembibitan Ayam Ras. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Suprijatna, E. U.Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2008. Ilmu Dasar


Ternak Unggas. Cetakan Ke-2. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wijayanti, R.P., Busono, W., dan Indrati, R. 2011. Pengaruh suhu kandang
yang berbeda terhadap performans ayam pedaging periode starter. J. Of Apl. Poult.
Resrch. Universitas Brawijaya, Malang.

Yatmiko, A. 2008. Kondisi Biosecurity Peternakan Unggas Sektor 4 di


Kabupaten Cianjur. Institut Pertanian Bogor. (Skripsi).

Anwar. 1988. Pengaruh tatalaksana penetasan terhadap kualitas anak ayam.


Karya Ilmiah. Fakultas Peternakan IPB : Bogor.

National Research Council. 1984. Nutrient requirements of poultry.


National Academy of Sciences : Washington DC., USA.

North, M.O. 1984. Commercial chicken production mannual. 3rd Ed.


The AVI Publishing Company Inc. : Westport, Connecticut.

Rasyaf, M. 1987. Pengelolaan penetasan. Penerbit Kanisius : Jakarta.

https://ayamkita.com/cara-merawat-doc-ayam/

Anda mungkin juga menyukai