Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN ILMU

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

“Transmisi Budaya dan Perkembangan Institusi Pendidikan”

Oleh:

Ali Akmal Zoni


Devi Evenda
Elsa Pratiwi
M. Iqbal
Popi Dayurni

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala


rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata
kuliah Landasan Ilmu Pendidikan Teknologi Dan Kejuruan. Tak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Landasan Ilmu Pendidikan
Teknologi Dan Kejuruan, Ibu Dr. Ellizar, M.pd dan Bapak Drs. Azwar Inra
sebagai dosen pengampuh, juga kepada pihak – pihak yang secara sengaja
maupun tidak sengaja telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, September 2017

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki

bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan

politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.

Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri

manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara

genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang

berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan

bahwa budaya itu dipelajari.

Kebudayaan akan berubah terus sejalan dengan perkembangan zaman,

percepatan perkembangan ilmu dan teknologi, serta perkembangan kepandaian

manusia. Maka dari itu budaya harus diberikan kepada generasi – generasi

berikutnya. Supaya budaya tidak akan punah atau hilang begitu saja.

Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan. pendidikan dan kebudayaan

mempunyai pengaruh timbal balik. Bila kebudayaan berubah maka pendidikan

juga bisa berubah dan bila pendidikan berubah akan dapat mengubah kebdayaan.

Disini tampak bahwa peranan pendidikan dalam mengembangkan kebudayaan

adalah sangat besar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, berbagai masalah yang dapat

diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Transmisi Budaya?

2. Apa hubungan pendidikan dengan tranmisi budaya?

3. Bagaimana perkembangan institusi pendidikan?


C. Tujuan

Melalui mata kuliah ini kita dapat memahami pengertian transmisi budaya

dan perkembangan dari institusi pendidikan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Transmisi Kebudayaan

Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan

dari generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah

menjadi kebiasaan dan sulit diubah. Transmisi budaya adalah cara sekelompok

orang dalam suatu masyarakat atau budaya cenderung untuk belajar dan

menyampaikan informasi baru.

Pewarisan budaya belajar dapat disamakan dengan istilah Transmisi

kebudayaan. Yakni suatu usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan

atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam meneruskan estafet

kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada suatu masyarakat yang tidak melakukan

usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan ini bukan sekedar menyampaikan

atau memberikan suatu yang material, melainkan yang terpenting adalah

menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang telah menjadi pedoman

yang baku dalam masyarakat.

Dalam proses pewarisan budaya secara tidak langsung terjadi interaksi

sosial antar individu yang mungkin saja membahas tentang ide-ide atau gagasan

suatu budaya atau dapat saja memperkuat kesepakatan norma - norma.

Transmisi budaya memiliki fokus dan konsentrisitas pada tiga misi, yaitu :

1. Menanamkan (juga menggagas, mengkreasi, apabila publik belum memiliki

bibit dan potensi keunggulan).


2. Mengembangkan (dengan inovasi dan adaptasi, apabila masyarakat telah

memiliki benih-benih keunggulan yang kemudian diperluas dan

ditingkatkan).

3. Memantapkan (juga melestarikan dan konservasi, apabila masyarakat telah

mengembangkan tradisi keunggulan secara padu dan bersama).

Proses transmisi budaya meliputi proses-proses imitasi, identifikasi dan

sosialisasi. Imitasi adalah meniru tingkah laku dari sekitar. Pertama-tama

tentunya imitasi didalam lingkungan keluarga dan semakin lama semakin

meluas terhadap masyarakat lokal. Transmisi unsur-unsur tidak dapat berjalan

dengan sendirinya. Seperti telah dikemukakan manusia adalah aktor dan

manipulator dalam kebudayaannya. Oleh sebab itu, unsur-unsur tersebut harus

diidentifikasi. Proses identifikasi itu berjalan sepanjang hayat sesuai dengan

tingkat kemampuan manusia itu sendiri.

Selanjutnya nilai-nilai atau unsur-unsur budaya tersebut haruslah

disosialisasikan artinya harus diwujudkan dalam kehidupan yang nyata didalam

lingkungan yang semakin lama semakin meluas. Nilai - nilai yang dimiliki

seseorang harus mendapatkan pengakuan lingkungan sekitarnya. Artinya

kelakuan-kelakuan yang dimiliki tersebut adalah yang sesuai atau yang

seimbang dengan nilai-nilai yang ada dalam lingkungannya. Ketiga proses

transmisi tersebut berakitan dengan bagaimana cara mentransmisikannya.

B. Transmisi Kebudayaan dan Pendidikan

Dalam kepustakaan yang berhubungan dengan penyampaian kebudayaan

dari suatu generasi ke generasi berikutnya ditemui beberapa istilah , yakni

enculturation (pembudayaan/pewarisan), socialization


(sosialisasi/pemasyarakatan), education (pendidikan), dan schooling

(persekolahan).

Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari

generasi satu ke generasi selanjutnya. Kita mempelajari budaya, bukan

mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan dengan gen.

Orang tua, teman-teman, lembaga sekolah, dan pemerintahan adalah guru utama

di bidang kultur.

Agar budaya terus berkembang, proses adaptasi perlu dilakukan. Paradigma

yang berkembang adalah budaya itu dinamis dan merupakan hasil proses belajar.

sehingga budaya suatu masyarakat tidak hadir dengan sendirinya. Proses belajar

dan mempelajari budaya sendiri dalam masyarakat itu dinamakan Enkulturasi

Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses dimana anggota

masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat dimana ia

menjadi anggota. Maksudnya sosialisasi merupakan seluruh proses apabila

seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa berkembang,

berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain

dalam masyarakat. Proses sosialisasi dalam perkembangan psikologi individu

memberi pengaruh peranan-peranan individu dimana ia berada maupun

dimasyarakat luas. Dalam proses sosialisasi individu diajarkan untuk

menjalankan peranannya secara baik dan sesuai dengan standar.

Bagi Herskovits, pendidikan (education) adalah ”directed learning” dan

persekolahan (schooling) adalah “formalized learning”. Dalam literature

pendidikan dewasa ini dikenal istilah pendidikan formal, informal dan non-

formal. Pendidikan formal adalah system pendidikan yang disusun secara


hierarkis dan berjenjang secara kronologi mulai dari sekolah dasar sampai ke

universitas dan disamping pendidikan akademis umum termasuk pula

bermacam-macam program dan lembaga untuk pendidikan kejuruan teknik dan

profesional.

Pendidikan informal adalah pendidikan seumur hidup yang memungkinkan

individu memperoleh sikap-sikap, nilai-nilai, keterampilan-keterampilan dan

pengaruh-pengaruh yang ada di lingkungannya dari keluarga, tetangga. Label

informal berasal dari kenyataan bahwa tipe proses belajarnya bersifat tidak

terorganisasi dan tidak tersistematis. Pendidikan informal biasanya dilaksanakan

dalam masyarakat sederhana dimana belum ada sekolah.

Pendidikan non-formal merupakan kegiatan terorganisasi di luar kerangka

sekolah formal atau sistem universitas yang ada yang bertujuan untuk

mengkomunikasikan gagasan-gagasan tertentu, pengetahuan, sikap-sikap.

Pendidikan non-formal memusatkan perhatian kepada perbaikan kehidupan

sosial dan kemampuan dalam pekerjaan. Pendidikan non-formal lebih

berorientasi terhadap menolong individu-individu memecahkan masalah mereka,

bukan pada penyerapan isi kurikulum tertentu. Pengajaran dilakukan melalui

kerjasama dengan guru, umpamanya dengan pekerja-pekerja ahli, pekerja sosial,

penyuluh pertanian, dan petugas kesehatan

Berbagai saluran dan media pendidikan telah digunakan dalam transmisi

budaya mulai dari keluarga,sekolah,teman sebaya dan media massa dan

lingkungan kerja.

1. Lingkungan keluarga
Kajian Antropologi pendidikan, lingkungan keluarga merupakan

unit sosial yang paling kecil dan menjadi salah satu lingkungan yang

mendapat perhatian penting dalam mengenali fenomena sosial yang

berimplikasi kepada pengenalan sistem kekerabatan dan organisasi sosial

serta sistem mata pencaharian hidupnya. Demikian halnya dengan mengenal

sitem pewarisan kebudayaan, keluarga mempunyai peranan penting karena

dalam keluarga itulah suatu generasi dilahirkan dan dibesarkan. Mereka

mendapatkan pelajaran pertama kali di lingkungan keluarga.

2. Lingkungan Sekolah

Pendidikan di sekolah dalam krangka pewarisan budaya jelas sekali

arahnya. Para pendidik yang bertugas sebagai guru melakukan penyampaian

pengetahuan dan interaksi moral itu berdasarkan rancangan adalah program

yang disesuaikan dengan sistem pengetahuan dan nilai-nilai yang dianut

oleh masyarakat.

Proses pewarisan budaya di sekolah dilakukan secara bertahap,

terencana dan terus menerus. Cara pewarisan melalui lembaga sekolah itu

hanya berlaku bagi masyarakat yang berkebudayaannya kompleks.

3. Media massa adalah

Media massa merupakan suatu bagian dalam masyarakat yang

bertugas menyebarluaskan berita, opini, pengetahuan, dsb. Sifat media

massa adalah mencari bahan pemberitaan yang aktual (hangat), menarik

perhatian, dan menyangkut kepentingan bersama. Berdasrkan sifatnya,

media massa salah satu fungsinya sebagai media kontrol yang terjadinya

berbagai penyimpangan dari nilai dan norma serta aturan yang berlaku di

masyarakat. Selain itu berfungsi juga sebagai sarana pendidikan bagi


masyarakat. Melalui media massa akan terjalin hubungan atau kontak sosial

secara tidak langsung antar anggota masyarakat.

C. Perkembangan Institusi Pendidikan

Dalam masyarakat pendidikan merupakan gejala yang universal, tetapi

tidak semua masyarakat mempunyai sistem persekolahan atau pendidikan

formal. Perkembangan persekolahan juga tergantung kepada faktor-faktor

seperti kemampuan masyarakat untuk membiayai sistem persekolahan,

kemungkinan orang tua membebaskan anak-anak dari pekerjaan produktif

menolong orang tua, dan perhatian dari kelompok-kelompok tertentu dalam

mengawasi penguasaan pengetahuan dari keterampilan tertentu dan dalam

memberi kesempatan kepada generasi muda menguasainya untuk menjamin

kesinambungan masyarakat dan kelestarian pengetahuan.

Dengan adanya faktor-faktor pendorong ini maka dalam berbagai

masyarakat telah berkembang berbagai bentuk sistem persekolahan,termasuk

dalam masyarakat sederhana dengan ekonomi yang masih bersifat subsistensi

dan belum mempunyai aksara. Pemilikan aksara dapat dipakai sebagai salah

satu faktor kunci dalam menentukan tingkat perkembangan kebudayaan.

Hansen mengemukakan perbedaan kualitatif kehidupan masyarakat

yang memiliki aksara dengan masyarakat tanpa aksara berikut ini:

Masyarakat Tanpa Aksara Masyarakat Beraksara


Jumlah pengetahuan relatif terbatas Jumlah pengetahuan besar dan
dan tidak berkembang berkembang
Belajar bersifat informal dan tidak Belajar bersifat formal dan
Sistematik sistematik
Pendidikan terutama mengenai
Pendidikan ditekankan terutama pengetahuan objektif seperti
pada moralitas,etika dan agama matematika,sain dan
sejarah,kesusteraan
Pengetahuan yang disampaikan Pengetahuanyang disampaikan
terutama yang bersifat terutama bersifat abstrak,dan tidak
konkrit,pragmatis,dan berhubungan langsung berhubungan dengan
langsung dengan kehidupan anak. kehidupan anak.
Mengajar hanya merupakan satu
Mengajar merupakan sebuah
aspek dari seorang dewasa atau
pekerjaan
seorang spesialis.
Tidak ada sekolah formal Ada sekolah formal

Antara lembaga pendidikan dengan masyarakat terjadi hubungan timbal

balik. Pendidikan atau sekolah memberi manfaat kepada masyarakat

begitupula masyarakat memberikan dukungannya kepada sekolah. Hubungan

seperti itu jelas menguntungkan kedua belah pihak. Wuradji (1988) juga

menulis tentang sekolah sebagai kontrol sosial dan perubah sosial. sebagai

kontrol antara lain dengan memperbaiki kebiasaan-kebiasaan jelek anak-anak

di rumah dan di masyarakat. Dan sebagai perubah sosial antara lain dengan

menyeleksi nilai-nilai, menghasilkan warga negara yang baik, menciptakan

ilmu dan teknologi baru.

Dari pendapat beberapa ahli, manfaat sekolah atau pendidikan bagi

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan sebagai transmisi budaya dan pelestari budaya

2. Sekolah sebagai pusat budaya bagi masyarakat sekitarnya

3. Sekolah mengembangkan kepribadian anak

Perkembangan persekolahan tergantung kepada faktor-faktor, antara lain

kemampuan suatu masyarakat untuk membiayai sistem persekolahan,

kemungkinan orang tua membebaskan anak-anaknya dari pekerjaan produktif

menolong orang tua, perhatikan dari kelompok-kelompok tertentu dalam

mengawasi penguasaan pengetahuan dari ketarampilan tertentu dan dalam


memberi kesempatan kepada generasi muda menguasainya untuk menjamin

kesinambungan masyarakat dan kelestarian pengetahuan.

Kebudayaan di dalam suatu masyarakat atau bangsa memiliki arti dan

fungsi tersendiri bagi anggotanya, antara lain:

1) Untuk memenuhi kebutuhan pokok tertentu manusia.

2) Memproduksi dan mendistribusikan barang-barang dan jasa.

3) Menjamin kelestarian biologis .

4) Dapat menciptakan suasana tertib dan memberikan motivasi kepada para

anggotanya untuk bertahan hidup.

BAB III

PENUTUP

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia

dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Penerusan Kebudayaan satu proses yang

dikenal luas tentang kebudayaan adalah transmisi kebudayaan. Proses tersebut

menunjukkan bahwa kebudayaan itu ditransmisikan dari satu generasi kepada

generasi berikutnya. Transmisi budaya adalah suatu usaha untuk menyampaikan

sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan sebagai pegangan dalam

meneruskan estafet kebudayaan proses belajar. Transmisi budaya muncul sebagai

pedoman agar acuan dan pedoman belajar tetap terjaga, sekalipun kemungkinkan

adanya perubahan karena inovasi. Transmisi budaya itu sendiri dikarenakan

beberapa faktor, diantaranya adalah karena waktu, kontak budaya, inovasi, asimilasi

dan difusi budaya. Sehingga menghasilkan proses terjadinya transmisi budaya

belajar. Adapun sarana-sarana untuk mentransmisikan budaya belajar, diantaranya

keluarga, sekolah, masyarakat dan media masa.


DAFTAR PUSTAKA

http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.com/2013/08/transmisi-budaya-dan-
perkembangan.html

Manan Imran. 1998. Antropologi Pendidikan, Suatu Pengantar. Jakarta:


PPLPTK Dikti Depdibud

Manan Imran. 1989. Dasar-Dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta:


Depdikbud Dikjen Dikti Proyek Pengembangan LPTK.

Anda mungkin juga menyukai