Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Peran pendidikan sangat penting bagi
manusia adalah agar manusia dapat mencari ilmu pengetahuan yang digunakan untuk bekal
hidup.
Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik
manusia dengan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah
kebudayaan, karena hanya sedikit tindakan manusia dalam hidup bermasyarakat yang tidak
perlu dibiasakan dengan belajar, misalnya tindakan naluri, tindakan reflex, tindakan akibat
proses fisiologi atau kelakuan membabi buta. Dengan demikian, keberadaan kebudayaan dan
masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu sama lain, karena di dalam sekelompok
masyarakat terdapat suatu kebudayaan.
Pendidikan merupakan proses yang penting dalam kehidupan manusia, untuk mengubah
sikap dan tingkah lakunya dalam usaha mendewasakan diri melalui upaya pengajaran dan
latihan. Pendidikan dan kebudayaan merupakan hal yang saling berintegrasi, pendidikan
selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan dan sebagai cermin nilai-nilai
kebudayaan. Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain, membuat perbedaan
sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus menjadi cermin tingkat pendidikan dan
kebudayaan. Peran pendidikan adalah sebagai transfer nilai-nilai budaya atau sebagai
cara yang paling efektif dalam mentransfer nilai-nilai budaya adalah dengan cara
proses pendidikan, karena keduanya sangat erat hubungannya. Kebudayaan dengan
pendidikan sangat erat sekali keduanya saling berkesinambungan dan tidak dapat
dipisahkan karena saling dan membutuhkan antara satu sama lainnya.
Budaya Indonesia
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, keanekaragaman budayanya ini
tersebar dari Sabang sampai Merauke. Proses pembentukan budaya ini tidaklah serta merta
terwujud dalam rentang waktu yang singkat, melainkan proses yang sangat panjang. Pada
masa awal timbul rasa persatuan bangsa, yang mana pada awalnya budaya-budaya di seluruh
Indonesia masih berkembang pada pusat perkembangan budaya di daerah asal, kemudian
budaya - budaya tersebut dipersatukan, puncak dari budaya-budaya daerah inilah yang
menjadi kebudayaan Indonesia. Budaya daerah yang sudah menjadi budaya nasional diisi
oleh nilai-nilai dan norma-norma nasional sebagai pedoman bagi seluruh bangsa Indonesia.
Kebudayaan ini mempunyai peran dan fungsi penting dalam tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara salah satunya dalam pendidikan. Pendidikan juga merupakan proses
kebudayaan, sebab proses pendidikan terjadi dalam konteks kebudayaan. Proses pendidikan
yang berfungsi merekonstruksi kebudayaan yang artinya, proses pendidikan yang
memungkinkan peserta didik mampu memberi makna terhadap lingkungan atau dunia
kehidupan.
Kaitan Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat sedangkan kebudayaan
merupakan suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok
masyarakat yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi masyarakat itu dalam
bersikap dan berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial di tempat mereka berada.
Dapat dibayangkan betapa kering dan gersangnya pendidikan nasional tanpa kebudayaan,
ibarat petani yang menanam biji-bijian tanpa melihat musim, sehingga biji tanamannya tidak
tumbuh karena ditanam pada saat musim kemarau. Pendidikan tanpa kebudayaan adalah
suatu aktivitas pertukaran informasi yang bersifat teknis semata, tidak memiliki ruh
kebudayaan sama sekali. Praktis pendidikan yang semacam itu tidak mampu menumbuhkan
manusia yang berkarakter, tapi hanya mencetak manusia-manusia yang taat pada instrumen
teknis belaka. Mereka pun tidak tahu, hasil akhir apa yang akan dicapai melalui instrumen
itu.
Kita ketahui di timur tengah banyak negara-negara islam yang hancur karena proses
mendidik warga negaranya hanya menggunakan agama saja tenpa melibatkan budaya.
Berbeda dengan di Indonesia, proses mendidik di Indonesia selalu menggunakan budaya
sebagai landasan dan acuan.
Hal kecil misalnya di sebuah keluarga ada anak pertama katakanlah setara SD berebut
mainan dengan adiknya yang lebih kecil setara 3 tahun, orang tua pasti memberikan tuntunan
kepada anak pertama untuk membimbing kepada anak pertama untuk mengalah dan
memberikan mainannya kepada anak yang kedua. Proses ini contoh unsur mendidik
berlandas budaya.
Kebiasaan atau tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari secara sadar maupun tidak
akan membentuk suatu budaya. Ruang lingkup kebudayaan sangat luas mencakup segala
aspek kehidupan manusia salah satunya adalah pendidikan. Jadi pendidikan sendiri
merupakan bagian dari kebudayaan. Perubahan kebudayaan akan mengubah pendidikan dan
begitu juga sebaliknya, karena pendidikan merupakan suatu proses budaya memasuki dalam
diri manusia serta membuat manusia berperilaku mengikuti suatu budaya tersebut.
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan, karena pendidikan merupakan upaya
memberikan pengetahuan dasar sebagai bekal hidup manusia. Pengetahuan dasar untuk bekal
hidup yang dimaksudkan di sini adalah kebudayaan, karena kehidupan adalah keseluruhan
dari keadaan diri manusia, totalitas dari apa yang kita lakukan sebagai manusia, yaitu sikap,
usaha, dan kerja yang harus dilakukan oleh setiap orang, menetapkan suatu pendirian dalam
tatanan kehidupan bermasyarakat yang menjadi ciri kehidupan manusia sebagai makhluk
biososial.
Proses pembudayaan (enkulturasi) adalah upaya membentuk perilaku dan sikap seseorang
yang didasari oleh ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga setiap individu dapat
memainkan perannya masing-masing. Tugas pendidikan adalah memotivasi agar setiap anak
mengenali potensi dirinya dan menyediakan pelayanan yang sesuai dengan potensi yang
dimiliki serta mengarahkan pada persiapan menghadapi tantangan ke depan. Untuk menjamin
kekonsistenan antara tujuan pendidikan dengan pembentukan manusia yang berbudaya
(enkulturasi), perlu dirancang desain pembelajaran di sekolah yang tidak terlepas dari kondisi
kehidupan nyata. Antara dunia pendidikan dan dunia nyata terkait dengan hubungan sinergis.
Dengan demikian, antara nilai-nilai yang ditanamkan dengan pengetahuan akademis terikat
dengan hubungan yang berkelanjutan.
Pertanyaan
Karena sebagian besar individu yang tinggal di daerah terpencil, mereka cenderung akan
berinteraksi dengan kelompoknya saja. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain dan
adat istiadat serta kebiasaan yang sulit diubah dapat menghambat terjadinya perubahan sosial.
Hal tersebut akan membuat pendidikan di daerah terpencil lebih tertinggal dibandingkan
daerah lain.