Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF KEBUDAYAAN

Dosen pengampu
Sugiyono, M. IP
Ogiesugiyono.id@gmail.com

Afiefuddin 222300043
Jurusan PAI

TUGAS UAS BAHASA INDONESIA STAI AL- AQIDAH AL-


HASYIMIYAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pendidikan berperan strategis dalam pengembangan budaya. Akan
menjadi apa sebuah bangsa sangat tergantung pada pendidikan yang mereka
lakukan. Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya pewarisan
nilai-nilai budaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian, pendidikan
merupakan produk budaya dan sebaliknya budaya merupakan produk pendidikan.
Pendidikan secara praktis tak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai budaya. Dalam
menjaga dan melestarikan kebudayaan sendiri, secara proses mantransfernya yang
paling efektif dengan cara pendidikan.

Tujuan pendidikan pun adalah melestarikan dan selalu meningkatkan


kebudayaan itu sendiri, dengan adanya pendidikanlah kita bisa mentransfer
kebudayaan itu sendiri dari generasi ke generasi selanjutnya. Dan juga kita
sebagai masyarakat mencita-citakan terwujudnya masyarakat dan kebudayaan
yang lebih baik ke depannya, maka sudah dengan sendirinya pendidikan kitapun
harus lebih baik lagi.

1.2 Rumusan Masalah

• Apa pengertian pendidikan


• Apa pengertian kebudayaan
• Apa hubungan antara pendidikan dan kebudayaan

1.3 Tujuan masalah

• Untuk mengetahui apa itu pengertian pendidikan


• Untuk mengetahui apa itu pengertian kebudayaan
• Membahas hubungan antara pendidikan dan kebudayaan secara
bersamaan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pendidikan

Secara ontologis, sasaran obyek pendidikan adalah manusia. Karena


Manusia mengandung banyak aspek dan sifatnya yang kompleks, karena sifatnya
yang kompleks itu, maka tidak ada sebuah batasan yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan pendidikan yang dirumuskan
oleh para ahli sangat beraneka ragam, dan kandungannyapun berbeda. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang
menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasi luasnya aspek yang dibina
oleh pendidikan.

Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana, pendidikan
adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai yang ada dalam
masyarakat.

Adapun menurut Carter V.Good dalam Dictinary of Education bahwa


pendidikan itu mengandung pengertian:

✓ Proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan


prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya
✓ Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh sesuatu lingkungan yang
terpimpin (misalnya sekolah) sehingga ia dapat mencapai kecakapan sosial
dan mengembangkan pribadinya.
Sedangkan menurut konsep yang dikemukakan oleh Freeman Butt dalam
bukunya yang terkenal Cultural History of Western Education bahwa: Pendidikan
adalah kegiatan menerima dan memberikan pengetahuan sehingga kebudayaan
dapat diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya.

Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai usaha pemberian informasi dan


pembentukan ketrampilan saja, namun diperluas, sehingga mencakup usaha untuk
mewujudkan keinginan, kebutuhan dan kemampuan individu sehingga tercapai
pola hidup pribadi dan sosial yang memuaskan. Pendidikan bukan semata-mata
sebagai sarana untuk persiapan kehidupan yang akan datang, tetapi untuk
kehidupan anak sekarang yang sedang mengalami perkembangan menuju ke
tingkat kedewasaan.

Dalam pengertian yang sederhana atau umum makna pendidikan sebagai


usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di
dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan adalah suatu proses menaburkan
benih-benih budaya dan peradaban manusia yang hidup dan dihidupi oleh nilai-
nilai atau visi yang berkembang di dalam suatu masyarakat. Inilah pendidikan
suatu proses pembudaya.

Menurut Horton dan Hunt, pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
yaitu:

✓ Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.


✓ Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi
kepentingan masyarakat.
✓ Melestarikan kebudayaan.
✓ Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

2.1 Konsep Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,


yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah
atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Menurut E.B. Tylor dalam H. Abu Ahmadi (2004) kebudayaan adalah kompleks
yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat
dan lain kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,


kesenian, moral, hukum, adat istiadat serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan
Soekiman Soemardi (dalam H. Abu Ahmadi, 2004) kebudayaan sebagai semua
hasil karya, rasa cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Manusia sebagai makhluk
berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan perubahan. Dengan
sifatnya yang kreatif dan dinamis, manusia terus berevolusi meningkatkan kualitas
hidup yang semakin maju.

Dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan


mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.

Kerber dan Smith (Imran Manan, 1989) menyebutkan ada enam fungsi
utama kebudayaan dalam kehidupan manusia, yaitu:

1. Penerus keturunan dan pengasuh anak


2. Pengembangan kehidupan berekonomi
3. Transmisi budaya
4. Meningkatkan iman dan takwa kepa tuhan YME
5. Pengendalian sosial
6. Rekreasi

Kneller (Imran Manan, 1989) menyebutkan tiga hal yang menimbulkan


perubahan kebudayaan, yaitu:

1. Originasi atau penemuan-penemuan baru


2. Difusi atau pencampuran budaya baru dengan budaya lama
3. Reinterpretasi atau modifikasi kebudayaan agar sesuai dengan
keadaan zaman

3.1 Pendidikan Dalam Perspektif Kebudayaan

Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha untuk


menimbang dan menghubungkan potensi individu. Adapun dari sudut pandang
kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan nilai-nilai budaya dari
generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai budaya tersebut tetap
terpelihara. Maka sudah jelas bahwa pendidikan dan kebudayaan sangat erat
hubungannya karena keduanya berkesinambungan, keduanya saling mendukung
satu sama lainnya.

Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai proses budaya manusia.


Kegiatannya dapat berwujud sebagai upaya yang dipikirkan, dirasakan dan
dikehendaki manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan unsur dan peristiwa
budaya. Pendidikan merupakan proses budaya untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Pendidikan merupakan proses budaya dimana generasi
manusia berturut-turut mengambil peran sehingga menghasilkan peradaban masa
lampau dan mengambil peran di masa kini serta mampu menciptakan peradaban
di masa depan.

Hasil kebudayaan juga ditransmisikan dari generasi tua kepada generasi


muda. Selain kebudayaan yang ada, ditransmisikan melalui pendidikan tetapi juga
ada perubahan-perubahan sesuai dengan kondisi baru, sehingga terbentuklah pola
tingkah laku baru, nilai-nilai dan norma-norma baru yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan masyarakat. Dengan pendidikan kebudayaan dapat diwariskan, dan
dengan pendidikan kebudayaan dapat diperbaharui sesuai dengan kemajuan dan
tuntutan masyarakat.

Dengan kata lain pendidikan memiliki tiga peran yaitu sebagai pewarisan,
sebagai pemegang peran, dan sebagai pemberi kontribusi. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa pendidikan sebagai aset untuk pemeliharaan masa lampau,
penguatan individu dan masyarakat sekarang serta sebagai penyiapan manusia
untuk berperan pada masa yang akan datang. Nilai-nilai budaya yang tinggi dan
baik, pantas untuk dilestarikan, maka sekolah perlu untuk memelihara dan
melestarikannya, sedangkan budaya yang tidak perlu seperti egosentris
(mementingkan diri sendiri) harus dikurangi.

Pendidikan sebagai proses upaya pemeliharaan dan berperan dalam


membangun peradaban dan pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang
tampak seperti bangunan fisik melainkan meliputi gagasan, perasaan, kebiasaan,
peran dan kehidupan masa sekarang juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
masa yang akan datang, karena pemeliharaan peradaban manusia merupakan
tugas tanpa akhir.

Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk budaya dapat menyesuaikan


diri dengan kebudayaan setempat. Salah satu cara menjaga kebudayaan adalah
melalui pengajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan dapat
berfungsi sebagai penyampai, pelestari, dan sekaligus pengembangan kebudayaan.

Lebih lanjut secara jelas disebutkan bahwa pendidikan itu merupakan


bagian dari kebudayaan. Pendidikan itu merupakan bagian integral dari
kebudayaan. Dari uraian di atas dapat diketahui dengan jelas bahwa pendidikan
nasional Indonesia berkaitan erat dengan kebudayaan, sebab pendidikan nasional
berakar pada kebudayaan Indonesia.

3.2 Peningkatan Mutu Pendidikan


Agar mutu peningkatan mutu pendidikan dapat tercapai secara optimal
maka perlu diperhatikan antara lain yaitu;

• Tujuan , Baik tujuan institusional, tujuan kurikuler maupun tujuan


intruksional dirumuskan secara jelas, tepat berdasarkan kompetensi
• Materi pelajaran , Berbentuk pengetahuan, sikap dan keteramplian, sesuai
kebutuhan untuk mencapai kompetensi, dan isi. Materi pelajaran disusun
sedemikian rupa untuk mencapai tujuan. Organisasi materi harus dapat
memberi kesempatan menganalisis, menyimpulkan,berbuat sesuatu, dan
mengerjakan sesuatu. Metode pengajaran bervariasi; dapat meningkatkan
siswa untuk berdis-kusi, berlatih, berpikir ilmiah, dapat menemukan
sesuatu sendiri, belajar bekerja sama.
• Kemampuan yang telah dimiliki siswa (entry behavior) diperhatikan.
Metode dan materi pengajaran disesuaikan kemampuan siswa.
• Fasilitas dan perlengkapan yang memadai; sehingga dapat mendukung
terjadinya proses belajar mengajar yang optimal.
• Menciptakan masyarakat belajar
• Pendidikan hendaknya menciptakan siswa agar ada upaya untuk selalu
ingin tahu dan agar tercipta keinginan belajar sepanjang hayat.
• Sekolah dapat menjadi teladan dari masyarakat
• Jika sekolah dapat menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya, maka
sekolah dapat menjadi pusat kebudayaan.

3.3 Membentuk Manusia Indonesia Seutuhnya

Menurut UU No. 2 tahun 1989 bab II pasal 4 adalah: (1) Manusia yang
beriman, (2) Memiliki pengetahuan dan ketrampilan, (3) Memiliki kesehatan
jasmani dan rohani, (4) Kepribadian yang matap dan mandiri, (5) serta memiliki
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Pendidikan merupakan sarana untuk membudayakan anak. Hal ini


tercermin dari fungsi sekolah adalah mentransformasikan nilai budaya dari satu
generasi ke generasi lainnya. Lebih lanjut hubungan sekolah dengan masyarakat
merupakan hubungan transformatif. Dalam arti positif pendidikan dapat
dipandang sebagai kegiatan inovasi. Melalui pendidikan di sekolah, pendidikan
dalam rumah tangga maupun pendidikan di luar sekolah dapat dipakai sebagai
sarana untuk pembentukan kebudayaan. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan
bahwa pendidikan merupakan sarana untuk pembudayaan.

Peranan sekolah dalam hal kebudayaan, yaitu:

a. Peranan sekolah sebagai pewaris


Kebudayaan tidak dengan sendirinya dimiliki anak didik tanpa diajarkan
(ditransmisikan) kepada anak/dipelajari terlebih dahulu.
b. Peranan sekolah sebagai pemelihara
Nilai-nilai budaya yang tinggi dan pantas untuk dilestarikan, maka sekolah
perlu memelihara, sedang budaya yang tidak perlu seperti egosentris
(mementingkan diri sendiri) harus bisa dikurangi.
c. Peranan sekolah sebagai pembaharu kebudayaan
Budaya yang tidak sesuai dengan kehendak masyarakat dihilangkan,
sedangkan yang sesuai dengan kehendak masyarakat dijaga dan
dikembangkan, sehingga timbul budaya-budaya baru di kemudian hari.
BAB III

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pendidikan bukan hanya menjadikan manusia itu berbeda dengan binatang


yang dapat makan, minum, berpakaian dan mempunyai tempat tinggal, tetapi juga
merupakan suatu proses humanisasi atau proses pemanusiaan seseorang. Hal ini
berarti bahwa inti pendidikan ialah memiliki dan melaksanakan nilai-nilai
kemanusiaan yang berlaku di dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Nilai-
nilai tersebut hidup dan berkembang, dikembangkan di lingkungan keluarga dan
masyarakat yang berbudaya. Orientasi kebudayaan tersebut merupakan tuntutan
kehidupan masa depan termasuk kehidupan global.

Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan. Dengan pendidikan


kebudayaan dapat diwariskan, dan dengan pendidikan kebudayaan dapat
diperbaharui sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat.

Tanpa proses pendidikan tidak mungkin kebudayaan itu berlangsung dan


berkembang. Melalui pendidikan, kepribadian seseorang itu dibentuk dan
dikembangkan. Individu yang dididik melalui pendidikan merupakan kreator dan
sekaligus sebagai manipulator dari kebudayaannya. Tanpa kepribadian manusia
tidak ada kebudayaan, meskipun kebudayaan bukanlah sekedar jumlah dari
kepribadian kepribadian. Sebaliknya kebudayaan akan sangat diperlukan upaya
pembentukan kepribdian. Kesenian misalnya, sebagai aspek kebudayaan, sangat
besar peranannya dalam pengembangan kepribadian seseorang, dan karena itu
sangat penting bagi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Munib, Achmad. 2009 Pengantar Ilmu pendidikan. Semarang : Unnes Press

Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

http://hadirukiyah.blogspot.cpm/2010/hubungan-kebudayaan-dengan-
pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai