Bpk.Dr.Khalilurrahman, M. A
Afiefuddin ; 222300043
Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu, shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’at nya diakhirat nanti
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhin tugas semester
1 dan judul makalah ini adalah “Hukum Transaksi Online dan Jual Beli Online
Dalam Islam”
Afiefuddin
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu Muqtasid, Terj Abu Usamah Fakhtur,
Mukhlis Mukti (Jakarta, Pustaka Azzam, 2007) hlm 249
2
Muhammad Syafi’I Antonio, Muhammad SAW The Super Leader Super Manager
(Jakarta; Tazkia Multimedia & Pro LM Centre, 2007), hlm 77
memecahkan permasalahan mengenai isu-isu degradasi moral dalam jual
beli ini.
Di era perkembangan teknologi yang semakin pesat ini, tentunya
banyak perusahaan-perusahaan marketplace yang mulai tumbuh
berkembang, oleh karena itu praktek jual beli secara online sudah mulai
dilakukan oleh masyarakat dan tentunya muncul resiko akan ada benih-
benih kejahatan dalam bermuamalah, seperti penipuan.
Akad dalam fiqh muamalah yang berhubungan dengan jual beli
online adalah Akad Salam. Salam adalah salah satu bentuk jual beli dimana
uang harga barang dibayarkan secara tunai, sedangkan barang yang dibeli
belum ada, hanya sifat-sifat, jenis dan ukurannya sudah disebutkan pada
waktu perjanjian dibuat3
Hasil penelitian Kaspersky Lab dan B2B International, sebanyak 26
persen konsumen Indonesia kehilangan uang karena menjadi sasaran tindak
penipuan online. Indonesia menjadi negara dengan korban tertinggi disusul
Vietnam 26 persen dan India 24 persen. Ros Horgan (Pimpinan Global
Divisi Pencegahan Penipuan Kapersky Lab) mengatakan bahwa bentuk
ancaman keuangan online terhadap konsumen semakin berkembang. Selain
penipuan online dengan gaya tradisional terdapat pula para penjahat siber
yang mengeksploitasi serta mencari cara baru untuk menipu konsumen.4
Oleh karena itu pada makalah ini akan dijelaskan salah satu dari
beberapa degradasi moral yang ada pada jual-beli yaitu jual beli yang
dilarang karena kerugian yang disebabkannya yakni penipuan.5 Dan
permasalahan-permasalahan yang diangkat adalah dari isu-isu kontemporer.
3
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta, Sinar Grafika Offset, 2010) hlm 243
4
Tekno tempo, “Penipuan Online di Indonesia Tertinggi”, diakses dari tekno.tempo.co
pada tanggal 24 Oktober 2018 pukul 00.21 WIB
5
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatu Muqtasid, Terj Abu Usamah Fakhtur,
Mukhlis Mukti (Jakarta, Pustaka Azzam, 2007) hlm 294
B. Rumusan Masalah
1. Latar Belakang Jual Beli Online
2. Landasan Normatif dan Hukum Jual Beli Online
3. Modus- Modus Penipuan Jual-Beli Online
4. Penipuan Jual Beli Online Perspektif Islam
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui latar belakang munculnya jual beli online
2. Untuk mengetahui Landasan normatif dan hukum jual beli online
3. Untuk mengetahui macam-macam modus jual beli online
4. Untuk mengetahui bagaimana penipuan jual beli perspektif Islam
BAB 2
PEMBAHASAN
6
Moh. Thalib, Tuntunan Berjual Beli menurut Hadis Nabi, (Surabaya: PT Bina Ilmu,
1977), hlm. 7.
7
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011),
hlm. 66.
7. Menurut Ibnu Qadamah, jual beli adalah pertukaran harta dengan harta
umtuk menjadikan miliknya.
8. Nawawi, jual beli adalah pemilikan harta benda secara tukar menukar
yang sesuai dengan ketentuan syariah.
9. Menurut Al-Hasani, mengemukakan bahwa jual beli adalah pertkaran
harta dengan harta melalui sistem yang menggunakan cara tertentu. 8
8
Ismail Nawawi,Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2012), hlm. 75.
9
Sofyan AP. Kau, Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli Via Telepon dan Internet, (Al-
Mizan, 2007), hal. 11.
perkembangan bentuk transaksi jual beli pemasaran inilah kita mengenal
dengan nama online shop.
a. Belanja online pertama kali dilakukan di Inggris pada tahun 1979 oleh
Michael Aldrich dari Redifon Computers. Ia menyambungkan televisi
berwarna dengan komputer yang mampu memproses transaksi secara
realtime melalui sarana kabel telepon.
b. Sejak tahun 1980, ia menjual sistem belanja daring yang ia temukan di
berbagai penjuru Inggris.
c. Pada tahun 1980, belanja online secara luas digunakan di Inggris dan
beberapa negara di daratan Eropa seperti Perancis yang menggunakan
fitur belanja online untuk memasarkan Peugeot, Nissan, dan General
Motors.
d. Pada tahun 1992, Charles Stack membuat toko buku daring pertamanya
yang bernama Book Stacks Unlimited yang berkembang menjadi
Books.com yang kemudian diikuti oleh Jeff Bezos dalam membuat situs
web Amazon.com dua tahun kemudian.
e. Pada tahun 1994, Netscape memperkenalkan SSL encryption of data
transferred online karena dianggap hal yang paling penting dari belanja
daring adalah media untuk transaksi daringnya yang aman dan bebas dari
pembobolan.
f. Pada tahun 1996, eBay situs belanja daring lahir dan kemudian
berkembang menjadi salah satu situs transaksi daring terbesar hingga saat
ini.
Toko online di Indonesia baru mulai populer di tahun 2006. Pada
akhir tahun 2008 jumlah toko online di Indonesia meningkat puluhan
hingga ratusan persen dari tahun sebelumnya. Faktor pendukungnya
adalah makin banyaknya pengguna internet di Indonesia, yang tadinya
hanya sekitar 2.000.000 orang pada tahun 2000 menjadi 25.000.000
pengguna pada tahun 2008 (internetworldstats.com, data hingga Juni
2008). Faktor kedua yang menyebabkan hal tersebut, karena semakin
mudah dan murahnya koneksi internet di Indonesia, ketiga semakin
banyak pendidikan dan pelatihan pembuatan toko online dengan harga
sangat terjangkau. Bentuk kegiatan jual beli ini tentu memiliki banyak
nilai positif, diantaranya kemudahan dalam melakukan transaksi karena
penjual dan pembeli tidak perlu repot bertemu untuk melakukan
transaksi. Dalam online shop, biasanya menawarkan barang, harga, dan
juga gambar. Dari situlah pembeli memilih dan kemudian memesan
barang yang biasanya akan dikirim setelah pembeli mentransfer uangnya.
Dalam Islam berbisnis mealui online diperbolehkan selagi tidak
terdapat unsur-unsur riba, kezaliman, menopoli dan penipuan. Adapun
beberapa syarat yang mendasar diperbolehkannya jual beli lewat online,
yakni:
1) Tidak melanggar ketentuan syari’at Agama, seperti transaksi
bisnis yang diharamkan, terjadinya kecurangan, penipuan dan
menopoli.
2) Adanya kesepakatan perjanjian diantara dua belah pihak (penjual
dan pembeli) jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan antara
sepakat (Alimdha’) atau pembatalan (Fasakh). Sebagaimana yang
telah diatur didalam Fikih tentang bentuk-bentuk option atau
alternative dalam akad jual beli (Alkhiarat) seperti Khiar Almajlis
(hak pembatalan di tempat jika terjadi ketidak sesuaian), Khiar
Al’aib (hak pembatalan jika terdapat cacat), Khiar As-syarath (hak
pembatalan jika tidak memenuhi syarat), Khiar At-
Taghrir/Attadlis (hak pembatalan jika terjadi kecurangan), Khiar
Alghubun (hak pembatalan jika terjadi penipuan), Khiar Tafriq
As-Shafqah (hak pembatalan karena salah satu diantara duabelah
pihak terputus sebelum atau sesudah transaksi), Khiar Ar-Rukyah
(hak pembatalan adanya kekurangan setelah dilihat) dan Khiar
Fawat Alwashaf (hak pembatalan jika tidak sesuai sifatnya).
3) Adanya kontrol, sangsi dan aturan hukum yang tegas dan jelas dari
pemerintah (lembaga yang berkompeten) untuk menjamin
bolehnya berbisnis yang dilakukan transaksinya melalui online
bagi masyarakat. Jika bisnis lewat online tidak sesuai dengan
syarat-syarat dan ketentuan yang telah dijelaskan di atas, maka
hukumnya adalah “Haram” tidak diperbolehkan. Kemaslahatan
dan perlindungan terhadap umat dalam berbisnis dan usaha harus
dalam perlindungan negara atau lembaga yang berkompeten. Agar
tidak terjadi hal-hal yang membawa kemudratan, penipuan dan
kehancuran bagi masyarakat dan negaranya.
ِّ َ ِّذَل
ۚ اَّللُ ا لْبَ يْ عَ َو َح َّرمَ الرِّ ََب َ ك ِِّبَّنُ ْم قَال َُواْ إِّّنَا الْبَ ْي ُع مثْ ُل الرََب َوأ
َّ ََّح ل
َوُك ُّل بَ ْي ٍع َم ْْبُوٍر } َرَواهُ الْبَ َّز ُار، ِّالر ُج ِّل بِّيَ ِّده
َّ َع َم ُل: ال ِّ الْ َك ْس
ُ َب أَطْي
َ َب ؟ ق
3. Kaidah Ushulul-Fiqh
5. Hukum Undang-Undang
a. Pasal 1320 KUH Perdata (syarat-syarat terjadinya suatu persetujuan
yang sah)
Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat;
1) kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;
2) kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
3) suatu pokok persoalan tertentu;
4) suatu sebab yang tidak terlarang.
b. Pasal 378 KUH Pidana (pelaku penipuan)
“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain secara melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau
martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan,
menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu
kepadanya, atau supaya memberi hutang rnaupun menghapuskan
piutang diancam karena penipuan dengan pidana penjara paling lama
empat tahun”.
c. Pasal 1 ayat 2 UU ITE
10
Ibnu Hajar Astqolani, Bulughul Maram (Jakarta; Daar el Kutub) hlm 176
“Perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer,
jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya”
d. Pasal 9 UU ITE
“Pelaku usaha yang menawarkan produk melalui sistem elektronik harus
menyediakan informasi yang lengkap dan benar berkaitan dengan syarat
kontrak, produsen, dan produk yang ditawarkan”
11
Vyctoria, Bongkar Rahasia E-Banking Security dengan Teknik Hacking dan Carding,
2015), 71.
rata produk sejenis yang dijual di situs lainnya. Kalau sudah begini, dapat
dipastikan penjual tersebut “abal-abal”.
Kalau pun harga yang dijual lebih murah, range harganya pasti tidak
jauh berbeda dengan pedagang lain. Sebab harga murah yang terlampir di
situs e-Bay merupakan salah satu taktik penjual untuk mendapat perhatian
dari para pengunjung.
5. Nigerian Scam
Penipuan ini menggunakan cara menghibahkan suatu barang atau
harta tertentu. Si penipu berpura-pura ingin mewariskan harta ataupun
benda kesayangannya kepada orang lain dengan berbagai macam alasan.
Tujuannya tidak lain untuk mendapatkan data diri si korban.
6. HYIP atau High Yield Investment Program
Merupakan salah satu jenis program yang menggunakan skema
Ponzi. 90% dari HYIP adalah bohong dan 10% sisanya menunggu antrian
untuk dicap sebagai pembohong, mengapa? Bos HYIP biasanya
menggunakan modal yang besar untuk mendapatkan dana yang besar pula.
Mereka rela membayar member mereka selama beberapa tahun untuk
meningkatkan kredibilitas dan kepercayaan calon investor, sehingga
investor yang tidak berhati-hati akan langsung melakukan investasi secara
besar - besaran.
7. Money handling
Modus jenis ini melibatkan pihak ketiga untuk menerima dana yang
dicuri melalui email scam lain ke sebuah account sebelum kemudian
memindahkan uang dari luar negeri, setelah dikurangi komisi.
9. Program Pay To
Demikian pula dalam hal berbisnis yang disini berfokus pada jual beli online
(E-commerce) yang merupakan salah satu bentuk dari muamalah. Pada
prinsipnya kegiatan berbisnis merupakan suatu bentuk usaha yang
diperbolehkan menurut ajaran Islam. Prinsip ini ditegaskan dan didukung dalam
Al-Qur’an dan As-sunnah serta keputusan ulama mengenai hal ini sebagai
sesuatu yang telah dipraktikkan pada masa nabi SAW sampai sekarang.
Hal yang sering menjadi problematika dalam dunia bisnis salah satunya
adalah kesamaran. Kesamaran dalam dunia bisnis sangatlah dilarang, karena
sering melibatkan ketidakpastian (uncertainely) dan kekaburan. Kurangnya
informasi tentang segala sesuatu yang terdapat dalam transaksi jual beli akan
mendatangan sifat keraguan dan ketidakpastian, dan hal ini akan menghapuskan
keadilan dalam transaksi tersebut.
Dan juga, berbisnis yang mengandung unsur gharar dilarang karena hal
tersebut melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam
etika Islam.
Dalam hal ini akan muncul selanjutnya adalah tadlis (unknown to one party)
dimana terdapat ketidaktahuan diantara pihak-pihak yang bertransaksi sehingga
dapat menimbulkan kecurangan atau penipuan yang disebabkan hanya salah satu
pihak yang mengetahui adanya informasi (asimmetric information) atau
spesifikasi dari objek yang akan diperjual belikan. Hal ini dapat diartikan sebagai
pelanggaran terhadap prinsip kerelaan atau suka sama suka. Hal tersebut dapat
terjadi dalam 4 kategori, yaitu: kualitas, kuantitas, harga, dan waktu penyerahan.
Islam memandang kasus penipuan dalam jual beli online adalah hal yang
sangat fatal karena telah melanggar asas-asas dalam Islam yang sudah tertera
sangat jelas dalam pedoman kitab suci umat Islam yakni Al-qur’an (Q.S An-Nisa
{4}:29). Kasus penipuan pada jual beli online telah melanggar asas amanah
khususnya dari pihak penjual oline, untuk menghindari pelanggaran asas amanah
tersebut penjual online harus memberikan informasi sejujurnya kepada pihak
pembeli yang tidak banyak mengetahuinya. Hal ini bertujuan untuk menghindari
adanya kasus penipuan (gharar) atau kemungkinan risiko yang terjadi lainnya.
Dalam hukum Islam, tindak pidana penipuan jual beli online termasuk ke
dalam jarimah ta’zir. Jarimah ta’zir adalah perbuatan tindak pidana yang bentuk
dan ancaman hukumnya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi
pelakunya (ta’zir artinya: ajaran atau pelajaran) (Munajat Makhrus, 2009: 35).
Menurut Syarbini al-Khatib, bahwa ayat al-Qur’an yang dijadikan landasan
adanya jarimah ta’zir adalah Qur’an Surat al-Fath ayat 8-9 yang artinya:
ِّ اك َش
اه ًدا َوُمبَ ِّش ًرا َونَ ِّذ ًيرا َ َإ ََّّن أ َْر َسلْن
1. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bahz ibn Hakim yang artinya: “Dari
Bahz ibn Hakim dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi SAW menahan
seseorang karena disangka melakukan kejahatan;
2. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Abi Burdah yang artinya: “Dari Abu
Burdah Al-Anshari RA. Bahwa ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Tidak boleh dijilid diatas sepuluh cambuk kecuali didalam hukuman yang
telah ditentukan oleh Allah ta’ala (Muttafaqun Alaih)”;
3. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Aisyah yang artinya “Dari Aisyah Ra.
Bahwa nabi bersabda: Ringankanlah hukuman bagi orang-orang yang tidak
pernah melakukan kejahatan atas perbuatan mereka, kecuali dalam jarimah-
jarimah hudud”.
2. Dilihat dari segi sifatnya, Jarimah ta’zir dibagi dalam tiga bagian:
3. Dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya) ta’zir juga dbagi kedalam tiga
bagian:
Dari penjelasan yang dikemukakan diatas, ta’zir adalah suatu istilah untuk
hukum atas jarimah-jarimah yang hukumnya belum ditetapkan oleh syara’.
Dikalangan fuqaha, jarimah-jarimah yang hukumnya belum ditetapkan oleh
syara’ dinamakan jarimah ta’zir. Jadi, istilah ta’zir bisa digunakan untuk
hukuman dan bisa juga untuk jarimah (tindak pidana). Hukumannya, diserahkan
sepenuhnya kepada penguasa atau hakim. Pelaksanaan jarimah ta’zir juga harus
dipertimbangkan hal ini berarti dalam menentukan sanksi ta’zir itu harus
mempertimbangkan pelakunya karena kondisi pelakunya itu tidak selalu sama
baik motif tindakannya maupun kondisi psikisnya disamping itu untuk
menjerakan pelakunya.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Astqolani, I. H. (2002). Bulughul Marom minnal adillati wal ahkam. Jakarta: Darul
Kutub Al-Islamiyah.
Antonio, M. S. (2007). Muhammad SAW, The Super Leader, Super Manager. Jakarta:
Tazkia Multimedia & ProL.M Centre.
AP, S. (2007). Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli via Telefon dan Internet .
Jakarta: Al-Mizan.
Desak Made Prilia Darmayanti, K. S. (2016). Kajian Terhadap Tindak Pidana Penipuan
Melalui Jual Beli Online. Jurnal Fakultas Hukum, Universitas Udayana, 15-20.
Moh.Thalib. (1977). Tuntunan Berjual Beli Menurut Hadist Nabi. Surabaya: PT. BIna
Ilmu.
Muslich, A. W. (2010). Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah.
Nawawi, I. (2012). Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor: Ghalia Indonesia .
Rusyd, I. (2007). Terjemahan Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid . Jakarta: A&M
Design.
Saharani, S. (2011). Fiqh Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia.
Stabilitas. (2018, Oktober 23). "Awas skema phonzi berkedok bisnis diinternet".
Retrieved from Majalah manajemen resiko: www.stabilitas.co.id
Tempo, T. (2018, Oktober 24). Penipuan online di Indonesia tertinggi. Retrieved from
tekno.tempo.co: www.tekno.tempo.co