Anda di halaman 1dari 68

JUAL BELI ONLINE

DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Kelulusan Tingkat Ma’hadul Aly
Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Miftahul Huda II

Disusun oleh :

DEDE FAKHRUROZI
NIS. : 510032070321.13.0044

LEMBAGA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN


MIFTAHUL HUDA II
TAHUN 1444 H / 2023 M
Dsn. Wetan Rt/Rw 05/02 Ds.Bayasari Kec.Jatinagara Kab.Ciamis Prov.Jawa Barat

Kode pos : 46273 web : www.huda2bys.co.id


JUAL BELI ONLINE
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Disusun oleh :

DEDE FAKHRUROZI
NIS. : 510032070321.13.0044

LEMBAGA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN


MIFTAHUL HUDA II
TAHUN 1444 H / 2023 M
Dsn. Wetan Rt/Rw 05/02 Ds.Bayasari Kec.Jatinagara Kab.Ciamis Prov.Jawa Barat

Kode pos : 46273 web : www.huda2bys.co.id


ABSTRAK

DEDE FAKHRUROZI, Jual Beli Online Dalam Perspektif Hukum Islam, Karya
Tulis Ilmiah : Jual Beli Online Dalam Perspektif Hukum Islam, Lembaga
Pendidikan Pondok Pesantren Miftahul Huda II 2023.

Pada zaman modern ini manusia gemar sekali melakukan transaksi jual beli
dalam segi apapun. Sebagaimana yang telah diketahui bahwasannya jual beli
merupakan salah satu perbuatan atau kegiatan yang boleh dilakukan dan dihalalkan
dalam Islam. Pada zaman modern ini, perkembangan teknologi semakin canggih.
Hal itu memudahkan semua orang untuk bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi
satu sama lain dalam jarak jauh salah satunya melalui internet atau yang biasa kita
sebut online. Pengertian online sendiri adalah suatu keadaan dimana kita terhubung
atau terkoneksi dengan jaringan internet sehingga kita bisa mengakses apapun dari
internet. Pada masa kini, kita tidak hanya bisa browsing saja melalui internet tetapi
juga bisa melakukan kegiatan transaksi jual-beli melalui internet atau yang biasa
disebut jual beli online.
Rumusan Masalah Penelitian ini adalah : 1) Apakah yang dimaksud dengan
transaksi jual-beli secara online 2) Bagaimana cara melakukan transaksi jual beli
secara online 3) Bagaiamana transaksi jual-beli secara online dalam pandangan
hukum Islam.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepustakaan.
Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan buku-buku yang diperlukan serta mempelajarinya. Penelitian ini,
penulis menggunakan buku, internet, karya ilmiah dan literatur-literatur yang ada
relefansinya dengan pandangan Islam dalam jual beli Online, kemudian peneliti
memelajari dan menarik kesimpulan dari sumber-sumber yang telah terkumpul.
Penelitian ini dikenal dengan library research atau riset perpustakaan.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa transaksi jual beli online
sah-sah saja dilakukan dalam hukum islam. Asalkan tidak ada unsur kebohongan
atau penipuan ataupun barang yang diinginkan tersebut tidak utuh atau cacat (tidak
seperti yang diharapkan) yang terjadi selama proses transaksinya kalaupun terjadi,
maka pihak yang bertanggung jawab wajib mengembalikan seluruh uang milik
pembeli dan jual beli dianggap tidak sah karena tidak memenuhi rukun jual beli

Kata Kunci : Transaksi Jual Beli Online : Hukum Islam

i
ABSTRAK

DEDE FAKHRUROZI, Online Buying and Selling in the Perspective of Islamic


Law, Scientific Writing: Online Buying and Selling in the Perspective of Islamic
Law, Miftahul Huda II Islamic Boarding School Educational Institution 2023.

In this modern era, humans are very fond of buying and selling transactions
in any aspect. As is well known that buying and selling is one of the actions or
activities that are permissible and lawful in Islam. In this modern era, technological
developments are increasingly sophisticated. This makes it easier for everyone to
be able to interact and communicate with each other remotely, one of which is via
the internet or what we usually call online. The definition of online itself is a
situation where we are connected or connected to the internet network so that we
can access anything from the internet. Nowadays, we can not only browse via the
internet but can also carry out buying and selling transactions via the internet or
what is commonly called buying and selling online.

The formulation of the research problem is: 1) What is meant by online


buying and selling transactions 2) How to carry out online buying and selling
transactions 3) How are online buying and selling transactions in the view of
Islamic law.

The type of research used in this study is literature. Library research is a


research conducted by collecting the necessary books and studying them. In this
research, the author uses books, the internet, scientific works and literature that has
relevance to Islamic views in buying and selling online, then researchers study and
draw conclusions from the sources that have been collected. This research is known
as library research or library research.

From the results of this study, it can be concluded that online buying and
selling transactions are legitimate in Islamic law. Provided that there is no element
of lying or fraud or the desired item is incomplete or defective (not as expected)
that occurs during the transaction process, even if it occurs, the responsible party is
obliged to return all money belonging to the buyer and the sale and purchase is
considered invalid because it does not fulfill trade agreement

Keywords : Buying and selling transactions online : Islamic law

ii
‫نبذة مختصرة‬

‫ديدي فهروروزي ‪ ،‬الشراء والبيع عبر اإلنترنت من منظور الشريعة اإلسالمية ‪ ،‬الكتابة العلمية‪ :‬الشراء‬
‫والبيع عبر اإلنترنت من منظور الشريعة اإلسالمية ‪ ،‬مؤسسة مفتاح الهدى الثانية اإلسالمية التعليمية ‪.2023‬‬

‫في هذا العصر الحديث ‪ ،‬مغرمون جدًا بمعامالت البيع والشراء في أي جانب‪ .‬كما هو معلوم أن البيع والشراء‬
‫من األعمال أو األنشطة المباحة والمشرعة في اإلسالم‪ .‬في هذا العصر الحديث ‪ ،‬تتطور التطورات‬
‫التكنولوجية بشكل متزايد‪ .‬هذا يجعل من السهل على الجميع التفاعل والتواصل مع بعضهم البعض عن بعد ‪،‬‬
‫أحدها عبر اإلنترنت أو ما نطلق عليه عادة ً عبر اإلنترنت‪ .‬تعريف اإلنترنت بحد ذاته هو الموقف الذي نكون‬
‫فيه متصلين أو متصلين بشبكة اإلنترنت حتى نتمكن من الوصول إلى أي شيء من اإلنترنت‪ .‬في الوقت‬
‫الحاضر ‪ ،‬ال يمكننا التصفح عبر اإلنترنت فحسب ‪ ،‬بل يمكننا أيضًا إجراء معامالت البيع والشراء عبر‬
‫اإلنترنت أو ما يسمى عادة البيع والشراء عبر اإلنترنت‪.‬‬

‫صياغة مشكلة البحث هي‪ )1 :‬المقصود بمعامالت البيع والشراء عبر اإلنترنت ‪ )2‬كيفية إجراء معامالت‬
‫البيع والشراء عبر اإلنترنت ‪ )3‬كيف تتم معامالت البيع والشراء عبر اإلنترنت من وجهة نظر الشريعة‬
‫اإلسالمية‪.‬‬

‫نوع البحث المستخدم في هذه الدراسة هو األدب‪ .‬البحث المكتبي هو بحث يتم إجراؤه من خالل جمع الكتب‬
‫الالزمة ودراستها‪ .‬يستخدم المؤلف في هذا البحث الكتب واإلنترنت والمصنفات العلمية واألدبيات التي لها‬
‫صلة بآراء اإلسالم في البيع والشراء عبر اإلنترنت ‪ ،‬ثم يدرس الباحثون ويستخلصون النتائج من المصادر‬
‫التي تم جمعها‪ .‬يُعرف هذا البحث بأبحاث المكتبات أو أبحاث المكتبات‪.‬‬

‫من نتائج هذه الدراسة ‪ ،‬يمكن استنتاج أن معامالت البيع والشراء عبر اإلنترنت مشروعة في الشريعة‬
‫اإلسالمية‪ .‬شريطة عدم وجود عنصر كذب أو احتيال أو أن العنصر المطلوب غير مكتمل أو معيب (ليس كما‬
‫هو متوقع) يحدث أثناء عملية المعاملة ‪ ،‬حتى لو حدث ذلك ‪ ،‬يلتزم الطرف المسؤول بإعادة جميع األموال‬
‫العائدة للمشتري والمشتري‪ .‬يعتبر البيع والشراء غير صالح ألنه ال يفي باتفاقية التجارة‬

‫الكلمات المفتاحية‪ :‬معامالت البيع والشراء عبر اإلنترنت‪ :‬الشريعة اإلسالمية‬

‫‪iii‬‬
LEMBAR PERSETUJUAN

JUAL BELI ONLINE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Yang Dipersiapkan dan Disusun Oleh :

DEDE FAKHRUROZI
NIS. : 510032070321.13.0044

Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Dipertahankan

Didepan Dewan Penguji Pada Ujian Sidang Munaqosah Karya Tulis Ilmiah

Disetujui Oleh :

Rois ‘Am Murobby

ADE HILMAN AR RIDWANIE HJ.LILIS KHOLISOH N.K

Ketua Yayasan
Wali kelas Pondok Pesantren Miftahul Huda II

HJ.DAIS NURUL WAHIDAH S.T. KH.NONOP HANAFI S.Pd.

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi “Jual Beli Online Dalam Perspektif Hukum Islam”, telah


dipertanggung jawabkan dalam sidang Munaqosah pada :
Hari :……………………………………………………………..

Tgl/bln/thn :……………………………………………………………..

Oleh yang terhormat :……………………………………………………………..

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat Kelulusan
Tingkat Ma’hadul Aly Pondok Pesantren Miftahul Huda II.

Sidang Munaqosah

________________________ ________________________
Ketua Majelis/Penguji I

________________________ ________________________
Anggota Majelis/Penguji II

________________________ ________________________
Sekretaris Majelis/Penguji III

Pimpinan Umum
Pondok Pesantren Miftahul Huda II

KH.AGUS MALIK AN-NAWAWI

v
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Dede Fakhrurozi

N.I.S. : 510032070321.13.0044

Tempat, Tanggal Lahir : Ciamis, 31 Mei 1996

Kelas : Ma’hadul Aly III

Alamat : Dsn.Sindangrasa Rt/Rw 04/15 Ds.Tambaksari

Kec.Tambaksari Kab.Ciamis

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis yang

berjudul “JUAL BELI ONLINE DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”

adalah asli, bukan jiplakan. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali, yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Miftahul Huda II, Januari 2023


Yang membuat pernyataan,

DEDE FAKHRUROZI

vi
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Dede Fakhru Rozi, biasa dipanggil

Fakhru yang dilahirkan di Ciamis, Tanggal 31 Mei 1996. Penulis

merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara dengan ayahanda yang

bernama Maman Badruzaman dan Ibunda bernama Oom Kholisoh.

Adapun jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh Penulis adalah

sebagai berikut:

1. Pendidikan Formal

- Pada tahun 2002 memasuki Sekolah Dasar di SD 2 Mekarsari dan lulus pada

tahun 2008

- Selanjutnya Penulis melanjutkan pendidikan formalnya di tingkat SLTP di

MTs Negeri 5 Ciamis dan lulus pada tahun 2011

- Tidak berhenti di tingkat SLTP, Penulis juga melanjutkan pendidikan

formalnya ke tingkat SLTA di SMK Ma’arif NU Ciamis dan lulus pada

tahun 2014

2. Pendidikan Non-Formal

Selain menempuh pendidikan formal, tentunya penulis juga menempuh

pendidikan Non-Formal di beberapa pondok pesantren dan juga lembaga

pendidikan lainya, diatanyata adalah sebagai berikut :

- Pada tahun 2008 Penulis pertama menempuh pendidikan Non-Formal nya

di Pondok Pesantren Subulul Huda Rancah-Ciamis-Jawa Barat sampai

tahun 2011,

- Kemudian pada tahun 2011 Penulis berpindah ke Pondok Pesantren

Miftahul Ulum Bangunsirna-Ciamis-Jawa Barat sampai dengan tahun 2014,

vii
- Selanjutnya pada 2014 penulis melanjutkan kembali pendidikan Non-

Formal nya di Pondok Pesantren Miftahul Huda II dan masih menjadi santri

aktif sampai sekarang.

viii
MOTO DAN PERSEMBAHAN

• Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi oranglain

• Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

• Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung, buat jalanmu sendiri dan

tinggalkanlah jejak

• Perbanyak bersykur kurangi mengeluh, buka mata jembarkan telinga, perluas

hati sadari kamu ada pada sekarang bukan kemarin atau besok, nikmati setiap

moment dalam hidup, berpetualanglah!

Perjuangan mengarungi samudra illahi tanpa

batas dengan keringat dan air mata

dipersembahkan Karya Tulis ini teruntuk

orang-orang yang selalu hadir dan berharap

ridho Allah Swt. Tak lupa karya tulis ini Penulis

persembahkan untuk semua guru-guru yang

telah membimbing dan mengajari Penulis

berbagai ilmu pengetahuan, juga kepada teman-

teman seperjuangan yang selalu setia

menemani Penulis dalam pencarian hikmah

dibalik setiap langkah.

ix
PEDOMAN TRANSLITERASI

ARAB-LATIN

Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam Skripsi ini menggunakan pedoman

transliterasi Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan R.I. No. 158 Tahun 1987 dan No. 0543b/U/1987 yang

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Konsonan

Huruf Nama Penulisan

‫ا‬ Alif Tidak Dilambangkan

‫ب‬ Ba B

‫ت‬ Ta T

‫ث‬ Tsa S

‫ج‬ Jim J

‫ح‬ Ha H

‫خ‬ Kha Kh

‫د‬ Dal D

‫ذ‬ Zal Z

‫ر‬ Ra R

‫ز‬ Zai Z

‫س‬ Sin S

‫ش‬ Syin Sy

‫ص‬ Sad Sh

‫ض‬ Dlod Dl

‫ط‬ Tho Th

‫ظ‬ Zho Zh

x
‫ع‬ ‘Ain ‘

‫غ‬ Gain Gh

‫ف‬ Fa F

‫ق‬ Qaf Q

‫ك‬ Kaf K

‫ل‬ Lam L

‫م‬ Mim M

‫ن‬ Nun N

‫و‬ Waw W

‫ه‬ Ha H

‫ء‬ Hamzah ‘

‫ي‬ Ya Y

‫ة‬ Ta (Marbutoh) T

B. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti halnya dalam vokal bahasa Indonesia, terdiri atas

vokal tunggal (monoftong) dan vokal rangkap (diftong).

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal dalam bahasa Arab:

Tanda Nama Huruf Latin

--- Fathah A

--- Kasrah I

xi
ُ--- Dammah U

Contoh :

‫ُمنر‬ : Munira

‫كتب‬ : Kataba

‫ذُكر‬ : Zukira (Pola I) atau zukira (Pola II) dan seterusnya

2. Vokal Rangkap

Lambang yang digunakan untuk vokal rangkap adalah gabungan antara harakat

dan huruf, dengan transliterasi berupa gabungan huruf.

Tanda/Huruf Tanda Baca Huruf

‫ي‬ Fathah dan Ya Ai a dan i

‫و‬ Fathah dan waw Au a dan u

Contoh :

‫كيْف‬ : Kaifa

‫ه ْول‬ : Haula

3. Mad

Mad atau panjang dilambangkan dengan harakat atu huruf, dengan transliterasi berupa

huruf dan tanda.

Harakat dan Huruf Tanda Baca Keterangan

xii
‫اي‬ Fathah dan alif atau Ā A dan garis panjang
ya di atas

‫اي‬ Fathah dan ya Ī I dan garis di atas

‫او‬ Dlommah dan waw Ū U dan garis di atas

Contoh :

‫قال‬ : qāla

‫رمي‬ : rama

‫ اذقال يوسف البيه‬: liabihi yusufu qala i

4. Ta’Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutah ada dua macam:

1. Ta’Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasroh, dan dlammah, maka

transliterasinya adalah /t/.

2. Ta’Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka transliterasinya adalah /h/.

3. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti dengan kata yang memakai al

serta bacaan keduanya terpisah, maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan /h/.

4. Pola penulisan tetap 2 macam.

Conto :

‫رومضة االطفال‬ Raudlatul aṭhfāl

‫المدينة المنورة‬ al-Madīnah al-Munawwarah

xiii
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah

tanda, yaitu tanda syaddah atau tasydid. Dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut

dilambangkan dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut.

Contoh:

‫ربنا‬ Robbana

‫نزل‬ Nazzala

6. Kata Sandang

Diikuti oleh Huruf Syamsiah

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan bunyinya dengan

huruf /I/ diganti dengan huruf yang langsung mengikutinya. Pola yang dipakai ada dua

seperti berikut.

Contoh:

Pola Penulisan

‫التواب‬ Al-tawwabu At-tawwabu

‫الشمس‬ Al-syamsu Asy-syamsu

Diikuti huruf Qomariah

Kata sandang yang diikuti huruf qomariyah ditransliterasikan sesuai dengan

aturan- aturan diatas dan dengan bunyinya.

xiv
Pola Penulisan

‫البديع‬ Al-badi’u Al-badi’u

‫القمر‬ Al-qomaru Al-qomaru

Catatan : Baik diikuti huruf syamsiah maupun maupun qomariyah, kata sandang

ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya dan diberi tanda hubung (-).

7. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan opostrof. Namun hal ini hanya berlaku bagi

hamzah yang terletak ditengah dan akhir kata. Apabila terletak diawal kata, hamzah tidak

dilambangkan karena dalam tulisannya ia berupa alif.

Contoh:

Pola Penulisan

‫تاخذون‬ Nazzala

‫الشهداء‬ Ta’khusuna

‫اومرت‬ Umirtu

‫فاتيبها‬ Fa’tibiha

C. Penulisan Huruf

Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf ditulis terpisah. Hanya

kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazim dirangkaikan

dengan kata-kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan. Maka penulisan

kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Penulisan dapat

menggunakan salah satu dari dua pola sebagai berikut:

xv
Contoh Pola Penulisan

‫وانلهالهخيرالرازقين‬ Wa innalaha lahuwa khair al-raziqin

‫فاوفوا الكيل والميزان‬ Fa aufu al-kaila wa al-mizani

xvi
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا ّالرمحن ّالرحمي‬


Alhamdulillahirobbil’alamin, allahummasholli ‘alamuhammad wa’ala ali

muhammad, syukur alhmadulillah Penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya serta nikmat iman dan nikmat islam. Shalawat

dan salam Penulis hadiahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Pembawa risalah dan pemberi contoh keteladanan dalam menjalankan syariat Islam

yang kita berharap mendapat syafa’atnya di Yaumil Akhir kelak, sehingga

penulisan Karya Tulis yang berjudul “Jual Beli Online Dalam Perspektif Hukum

Islam” ini dapat diselesaikan.

Diawali dari pencarian objek kajian, inventarisasi data (bahan), penulisan,

bimbingan, pencetakan, sampai penyelesaian dan akhirnya terwujud sebagaimana

adanya, banyak pihak yang memberikan bantuan kepada Penulis. Penulis

menyadari bahwa Karya Tulis ini dapat diselesaikan karena adanya arahan,

bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka untuk itu Penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kh.Agus Malik Nawawi., sebagai pimpinan umum pondok pesantren

Miftahul Huda 2 Ciamis, yang menjadi panutan di Almamater Miftahul Huda

2.

2. Kh. Nonop Hanafi., Selaku ketua yayasan Pondok Pesantren Miftahul Huda

2 Ciamis yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam

menempuh pendidikan di pondok pesantren Miftahul Huda 2.

xvii
3. Guruku tercinta Hj. Lilis Kholisoh dan Kh Iqbal Syihabudin., sebagai

murobby santri takhosus putra yang selalu membingbing dan mendidik

penulis menjadi yang lebih baik.

4. Syekhotuna Hj. Dais Nurul Wahidah sebagai wali kelas MA 3 yang selalu

memberikan ilmu pengtahuan dan wawasannya.

5. Seluruh Dewan Murobby pondok pesantren Miftahul Huda 2 Ciamis yang tak

bisa saya sebutkan satu persatu semoga Alloh berkahi.

6. Ust.Ade Hilam Selaku pembingbing penyusunan skripsi sakaligus Rois 'Am

pondok pesantren Miftahul Huda 2 Ciamis.

7. Kepda Ayahanda dan Ibu ku tercinta yang berkat merekalah penulis bisa di

berikan kesempatan untuk menjadi seorang santri, Darah dan keringat Ayah

dan ibu terus mengalir dalam setiap tinta dan langkah penulis untuk

mengenyam pendidikan di almamater tercinta, semoga Alloh selalu

memberikan kesehatan baginya.

8. Kakak-kakak ku tercinta yang selalu membirakan kesemangatan, motifasi

dan dorongan untuk menjadikan penulis mandiri dalam berbagai situasi

apapun.

9. Teman-teman seperjuangan yang selalu ada dalam suka maupun duka.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

memberikan banyak dorongan dan bantuan kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini. semoga Alloh SWT meridhai kita dalam mengurangi

kehidupan, dan memberikan ganjaran yang berlipat atas apa yang telah kita

lakukan, baik di dunia maupun akhirat kelak nanti.

xviii
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan ketulusan

hati para pembaca skripsi ini untuk berkenan memberi tanggapan, masukan, kritik

maupun saran kepada penulis, bisa di kirim langsung sebagai bentuk dialog

intelektual dan pengetahuan tradisi akademika dikalangan santri atau umum.

Mudah-mudahan penyusun skripsi ini diridhai Alloh SWT, dan hasilnya

bermanfaat bagi semua pihak.

xix
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... v

MOTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ........................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... xv

DAFTAR ISI .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

1.2. Batasan Masalah ................................................................. 3

1.3. Rumusan Masalah ............................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................ 3

1.5. Kegunaan Penelitian ........................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1. Transaksai Jual Beli Online ................................................ 5

2.1.1. Definisi Jual Beli ................................................................ 5

2.1.2. Dasar Hukum Jual Beli ....................................................... 6

2.1.3. Macam-macam Jual Beli .................................................... 7

2.1.4. Rukun Jual Beli ................................................................... 8

2.1.5. Syarat Sah Jual Beli ............................................................ 8

2.1.6. Transaksi yang Dilarang Dalam Islam ............................... 9

xx
2.1.7. Sistem Jual Beli .................................................................. 11

2.1.8. Definisi Online .................................................................... 13

2.2. Hukum Islam ...................................................................... 14

2.2.1. Definisi Hukum Islam ........................................................ 14

2.2.2. Pembagian Hukum Dalam Islam ........................................ 16

2.2.3. Landasan Hukum Dalam Islam .......................................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian .................................................... 24

3.1.1. Jenis Penelitian ................................................................... 24

3.1.2. Sifat Penelitian .................................................................... 24

3.2. Sumber Data ....................................................................... 25

3.2.1. Bahan Primer ...................................................................... 25

3.2.2. Bahan Sekunder .................................................................. 25

3.3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 25

3.4. Teknik Analisa Data ........................................................... 26

BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Pengertian Jual Beli Online ................................................ 28

4.2. Transaksi Jual Beli Online .................................................. 29

4.3. Transaksi Jual Beli Online Dalam Perspektif Hukum Islam 31

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ......................................................................... 39

5.2. Saran ................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN TARKIBAN

xxi
JUAL BELI ONLINE
DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Kelulusan Tingkat Ma’hadul Aly
Lembaga Pendidikan Pondok Pesantren Miftahul Huda II

Disusun oleh :

DEDE FAKHRUROZI
NIS. : 510032070321.13.0044

LEMBAGA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN


MIFTAHUL HUDA II
TAHUN 1444 H / 2023 M
Dsn. Wetan Rt/Rw 05/02 Ds.Bayasari Kec.Jatinagara Kab.Ciamis Prov.Jawa Barat

Kode pos : 46273 web : www.huda2bys.co.id


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah Subhanahu Wa

Ta‟ala kepada nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam sebagai nabi dan

rasul terakhir penutup para nabi untuk menjadi panutan dan pedoman hidup

bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman kelak. Islam juga merupakan

agama yang telah diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta‟ala seperti firmannya

yang telah termaktub dalam Al-Qur‟an yang berbunyi :

ً ْ َ َ ْ ْ ُ ُ َ ُ ْ َ َ ْ َ ْ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َْ َ ْ ُ َ ْ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ َْ
ۗ‫ اليوم اكملت لكم ِدينكم واتممت عليكم ِنعم ِتي ور ِضيت لكم ال ِاسلام ِدينا‬.......
ُ َ َ ‫ْ َ َّ ه‬ َ َ َ َ َْ ُ ْ َ
‫اّٰلل غف ْو ٌر َّر ِح ْي ٌم‬ ‫ف َم ِن اضطَّر ِف ْي مخ َمص ٍة غ ْي َر ُمتجا ِن ٍف ِل ِاث ٍمٍۙ ف ِان‬
Artinya :

“...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-

cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama

bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat

dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

( Al-Maidah : 3 )

Kutipan ayat diatas menjelaskan bahwasannya Allah telah meridhai

agama Islam sebagai agama yang sempurna yang akan membawa umat

manusia menuju surganya manakala manusia itu sendiri menjalankan seluruh

syariat-syariat yang telah ditetapkan di dalamnya dan menjauhi larangan-

larangannya.

Pada zaman modern ini manusia gemar sekali melakukan transaksi jual

beli dalam segi apapun. Sebagaimana yang telah diketahui bahwasannya jual

1
beli merupakan salah satu perbuatan atau kegiatan yang boleh dilakukan dan

dihalalkan dalam Islam.

Sebagaimana Allah berfirman dalam kitab suci Al-Qur’an :

َ
ْ َ ُ ٰ َّ ُ ُ َ َ ْ َّ ُ ْ ُ َ َ َّ َ ْ ُ ْ ُ َ ٰ
ْ َّ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ََّ
ۗ‫الربوا لا يقومون ِالا كما يقوم ال ِذي يتخبطه الشيطن ِمن الم ِس‬
ِ ‫ال ِذين يأكلون‬
َ َ
‫الر ٰبواۗ ف َم ْن جا َۤء ٗه‬ َ ‫اّٰلل ْال َب ْي َع َو َحَّر‬
‫م‬
َ ْ ُ
ُ ‫ك ب َاَّن ُه ْم َقال ْوْٓا اَّن َما ال َب ْي ُع م ْث ُل الر ٰبواۘ َوا َحَّل ه‬َ ٰ
‫ذ ِل‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ٰ ْ َ َ ٰۤ ُ َ َ َ ‫َْ ٗ َ ه‬ ََ َ َٗ َ ٰ َْ َ ْ ٌ َ ْ َ
‫اّٰللۗ َو َم ْن عاد فاول ِٕىك اصح ُب‬
ِ ‫مو ِعظة ِمن َّر ِب ٖه فانتهى فله ما َسلفۗ َوام ُر ْٓه ِالى‬
َ ُ ٰ ُ َّ
‫الن ِارۚ ه ْم ِف ْي َها خ ِلد ْون‬
Artinya :

“... Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melanikan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit

gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), sesungguhya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Allah

telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang

telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum

datang larangan); dan urusannya Iterserah kepada Allah. Orang yang

mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni

neraka; mereka kekal di dalamnya.”

(Al-Baqarah : 275)

Pada zaman modern ini, perkembangan teknologi semakin canggih. Hal itu

memudahkan semua orang untuk bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi

satu sama lain dalam jarak jauh salah satunya melalui internet atau yang biasa

2
kita sebut online. Pengertian online sendiri adalah suatu keadaan dimana kita

terhubung atau terkoneksi dengan jaringan internet sehingga kita bisa

mengakses apapun dari internet. Pada masa kini, kita tidak hanya bisa

browsing saja melalui internet tetapi juga bisa melakukan kegiatan transaksi

jual-beli melalui internet atau yang biasa disebut jual beli online. Dari

pemaparan Penulis diatas, maka dari itu Penulis ingin membahas tentang

hukum suatu kegiatan transaksi jual beli yang dilakukan secara online

menurut perspekif hukum Islam sehingga Penulis tertarik untuk mengangkat

karya tulis ilmiahnya dengan judul : “JUAL BELI ONLINE DALAM

PERSPEKTIF HUKUM ISLAM”

1.2. Batasan Masalah

Karena keterbatasan Peneliti dalam hal waktu, serta untuk menjaga agar

penelitian lebih terarah, maka diperlukan adanya pembatasan masalah

berdasarkan pertimbangan tersebut, serta mengacu pada uraian latar belakang

masalah diatas, maka Peneliti membatasi masalah di atas pada transaksi jual-

beli (tukar-menukar) barang yang dilakukan secara online dalam pandangan

hukum Islam.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan transaksi jual-beli secara online?

2. Bagaimana cara melakukan transaksi jual beli secara online?

3. Bagaiamana transaksi jual-beli secara online dalam pandangan hukum

Islam?

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui definisi transaksi jual beli online.

3
2. Untuk mengetahui cara melakukan transaksi jual beli online.

3. Untuk mengetahui transaksi jual beli secara online dalam pandangan

hukum Islam.

1.5. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran tentang transaksi jual beli yang

dilakukan secara online dalam pandangan hukum Islam.

b. Diharapkan memperoleh temuan-temuan yang menunjang ilmu

pengetahuan berkaitan tentang transaksi jual beli secara online dalam

pandangan hukum Islam.

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pondok Pesantren

sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan jasa transaksi jual-

beli yang dilakukan secara online.

b. Sebagai bahan referensi lanjutan.

4
BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1. Transaksi Jual Beli Online

2.1.1. Definisi Jual Beli

Jual beli atau perdagangan dalam istilah fiqih disebut Al-Ba’i yang

menurut etimologi berarti menjual atau mengganti. Kata Al-Ba’i dalam

bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yaitu kata Asy-

Syiro (Beli) sehingga kata Al-Ba’i berarti ”Jual” tapi sekaligus juga berarti

”Beli”. Secara terminologi terdapat beberapa definisi jual beli yang

dikemukakan para ulama fiqih sekaligus substansi dan tujuan masing-masing

definisi sama. Sayyid Sabiq mendefinisikan dengan : ”Jual-beli ialah

pertukaran harta dengan harta atas dasar saling merelakan atau memindahkan

milik dengan ganti yang dibenarkan.”

Pengertian jual beli menurut Suhrawardi K Lubis yaitu terdiri dari dua

suku kata yaitu ”Jual” dan ”Beli” mempunyai arti yang satu sama lainnya

bertolak belakang. Perkataan jual-beli menunjukkan adanya dua perbuatan

dalam satu peristiwa yaitu satu pihak menjual dan satu pihak membeli. Jual

beli merupakan kebutuhan doruri dalam kehidupan manusia artinya manusia

tidak dapat hidup tanpa kehidupan jual-beli maka Islam menetapkan

kebolehannya sebagaimana dinyatakan ke dalam banyak keterangan Al-

Qur’an dan Hadits Nabi

Menurut ilmu fiqih ialah suatu transaksi tukar-menukar harta yang

dilakuan secara suka rela atau proses mengalihkan haq kepemilikan kepada

5
orang lain dengan adanya konvensasi tertentu dan dilakukan dalam koridor

syariat Islam

2.1.2. Dasar Hukum Jual Beli

Transaksi jual beli merupakan aktivitas yang dibolehkan dalam islam

yang disebutkan dalam al-qur’an dan al-hadits, adapun dasar jual beli adalah

sebagaimana disebutkan dalam surat al-baqoroh ayat 275, Allah berfirman :

ٰ َ َّ َ َ َ ْ َ ْ ُ ‫َ َ َ َّ ه‬
‫الربوا‬
ِ ‫واحل اّٰلل البيع وحرم‬
Artinya : “......Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”

Dan surat an-nisa ayat 29, Allah berfirman :


َ َ ْ ُ َ ْ َ َّ
ْ‫تج َار ًة َعن‬ َ ْ ْ ُ َ ْ َ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ َ ٰٓ
ُّ
ِ ‫يايها ال ِذين امنوا لا تأكلوْٓا اموالكم بينكم ِبالب‬
ِ ‫اط ِل ِال ْٓا ان تكون‬

ً ْ َ ْ ُ َ َ َ ‫ْ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ ْ َّ ه‬ َ
ٍ ‫ت َر‬
‫اض ِمنكمۗ ولا تقتلوْٓا انفسكمۗ ِان اّٰلل كان ِبكم ر ِحيما‬
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling mamakan

harta sesamamu kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama suka di antara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu

sesungguhnya allah adalah maha penyayang kepadamu”

Dan hadits nabi :


َ َّ َّ َ َّ َّ َّ َ ُ ْ َ ُ َّ
ُّ‫ أي‬: ‫اّٰلل َع َل ْيه َو َسَّل َم ُسئ َل‬
ُ َ َ َ
‫ع ْن ِرفاعة ْب ِن َر ِاف ٍع َر ِض َي اّٰلل عنه { أن النبي صلى‬
َ
ِ ِ ِ
ُ‫ َو ُك ُّل َب ْيع َم ْب ُرور } َر َو ُاه الْ َبَّزار‬، ‫الر ُجل ب َيده‬ ُ َ َ َ ُ َ َْ َ ْ
ْ ‫الك‬
َّ ‫ل‬ َ
‫م‬ ‫ع‬ : ‫ال‬ ‫ق‬ ‫؟‬ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ط‬ ‫أ‬ ‫ب‬ ‫س‬
ٍ ٍ ِ ِ ِ ِ ِ
ْ
ُ‫َو َصَّح َح ُه ال َحاكم‬
ِ
Artinya : ”Dari rif’ah bin rofi’ sesungguhnya nabi saw pernah ditanya

tentang usaha apa yang paling baik, nabi berkata usaha seseorang dengan

tangannya dan jual beli yang mabrur.”

6
2.1.3. Macam-macam Jual Beli

Jual beli merupakan penukaran secara umum dibagi menjadi 4 macam:

1) Jual Beli Salam (Pesanan)

Jual beli salam adalah jual beli melalui pesanan yakni jual beli dengan cara

menyerahkan terlebih dahulu uang muka kemudian barangnya di antar

belakangan.

2) Jual Beli Muqoyyadhah (Barter)

Jual beli muqoyyadhah adalah jual beli dengan cara menukar dengan

barang seperti menukar baju dengan sepatu.

3) Jual Beli Mutlak

Jual beli mutlak adalah jual beli barang dengan sesuatu yang telah

disepakati sebagai alat pertukaran seperti uang.

4) Jual Beli Alat Penukar Dengan Alat Penukar (Money Charger)

Jual beli alat penukar dengan alat penukar (money charger) adalah jual beli

barang yang bisa dipakai sebagai alat penukar lainnya seperti uang rupiah

dan uang dolar.

Kemudian berdasarkan pembayaran, jual beli dibagi menjadi 4 bagian:

1) Jual beli dengan menyerahkan barang dan pembayaran secara langsung

2) Jual beli dengan pembayaran tertunda

3) Jual beli dengan penyerahan barang tertunda

4) Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran yang sama-sama

tertunda

7
2.1.4. Rukun Jual Beli

Rukun jual beli diantara ulama terjadi perbedaan pendapat, menurut

ulama hanafiyah rukun jual beli adalah ijab dan qobul yang menunjukan

pertukaran barang secara ridho baik secara ucapan maupun perbuatan.

Adapun hukum jual beli menurut jumhur ulama ada 4, yaitu :

1) Ba’i (Penjual)

2) Musytari (Pembeli)

3) Sighat (Ijab dan Qobul)

4) Ma’qud ’alaih (benda atau barang)

2.1.5. Syarat Sah Jual Beli

Adapun syarat dalam jual beli yaitu :

1) Berakal

2) Baligh

3) Tempat akad

4) objek

Suatu jual beli tidak akan sah bila tidak terpenuhi dalam suatu akad

tujuh syarat yaitu :

a) saling rela antar kedua belah pihak,

b) pelaku akad adalah orang yang dibolehkan melakukan akad, yaitu orang

yang telah baligh, berakal dan mengerti.

c) Harta yang menjadi objek transaksi telah memiliki sebelumnya oleh kedua

belah pihak. Maka, tidak sah jual beli barang yang belum dimiliki tanpa

seizin pemiliknya.

8
Artinya : ”Tidak sah jual beli kecuali pada barang yang dimilikinya”

(HR.Abu Daud dan Tirmidzi)

d) Objek transaksi adalah barang yang dibolehkan agama,

e) Objek transaksi adalah barang yang bisa diserah terimakan, maka tidak sah

jual beli mobil hilang, burung diangkasa karena tidak bisa diserah

terimakan.

f) Objek jual beli diketahui oleh kedua belah pihak saat akad. Maka tidak sah

menjual barang yang tidak jelas.

g) Harga harus jelas saat transaksi.

2.1.6. Transaksi yang Dilarang Dalam Islam

Transaksi jual beli merupakan keharusan yang harus dilaksanakan oleh

umat Islam dengan tujuan akhir untuk beribadah kepada Allah swt, sehingga

adanya etika transaksi dalam Islam. Adapun transaksi yang dilarang dalam

Islam adalah transaksi yang mengandung unsur-unsur berikut :

a. Riba

Dalam kitab Fathul Mu’in bab jual beli, Riba terbagi menjadi 4 macam:

1. Riba Fadhl, yaitu dengan menambah salah satu dari dua barang yang

dijadikan alat transaksi.

2. Riba Qordhli, yaitu bila dalam hutang disyaratkan sesuatu yang

bermanfaat bagi yang menghutangi.

3. Riba Yadh, yaitu bila salah satu penjual atau pembeli dalam jual beli

riba telah meninggalkan majlis akad sebelum saling serah terima.

9
4. Riba Nasa’i, yaitu bila disyaratkan adanya penundaan penyerahan

untuk salah satu barang yang diperjual belikan.

Jika barang yang diperjual belikan itu jenis riba nya sama semisal emas

dengan emas, perak dengan perak maka disyaratkan 3 macam :

1. ‫ُحلُ ْول‬ yaitu kontan dari dua belah pihak

2. ‫ض‬
ْ ُ‫تقاب‬ yaitu saling serah terima sebelum berpisah dari tempat

transaksi

3. ‫ ُمماثل ْة‬yaitu sama takarannya untuk barang yang ditakar, sama

ukurannya untuk barang yang di ukur dan sama beratnya untuk

barang yang ditimbang .

َ ْ َ َّ َ َّ ُ َ َ َ َ ُ ‫َ َّ ه‬ َّ َ َ
‫اّٰلل عل ْي ِه َو َسل َم لات ِب ْيع ْوا الذه َب ِبالذ ِب َولا ال َو َرق ِبا‬ ‫قال النب ُّي صل‬
ِ
َْ ْ َ َّ َّ َ َّ َّ َ ْ ْ َ ْ
‫ل َو َر ِق َولا ال ِبَّر ِبا ل ِب ِر َولا الش ِع ْي َر ِبا لش ِع ْي ِر َو لا الت َم َر ِبا لت َم ِر َو لا ال ِملح‬
ٰ ْ َََ ْ َ َ ًّ َ ًْ َ َّ ْ ْ
‫اء ِب َس َو ٍاء عينا ِبع ْي ٍن َيدا ِب َي ٍد ف ِاذا اختلفت ه ِذ ِه‬ ً ‫با لملح الا َس َو‬
ِ ِ ِ ِ
َ ُ َ ْ َْ
ْ‫اف َفب ْي ُع ْوا ك ْي َف ش ْئ ُتم‬ ‫الاصن‬
ِ ِ
Jika jual beli komoditi riba dengan jenis lain tetapi masih sama-sama

kelompok riba, misalnya gandum dengan beras atau emas dengan

perak maka di syaratkan ;

1. ‫ ُحلُ ْول‬yaitu kontan dari dua belah pihak

2. ‫ُض‬
ْ ‫ تقاب‬yaitu saling serah terima sebelum berpisah dari tempat

transaksi

Apabila berbeda komoditi/ilat ribawi misalnya menjual makanan

bukan dengan jenis makanan misalnya emas,perak dan uang, atau

10
menjual bukan jenis makanan di jual dengan jenis makanan,maka

tidak ada persyaratan apapun dari tiga syarat di atas.

Elat/komoditi riba ada 2 :

1. ‫ ن ْقض‬yaitu emas dan perak

2. ْ ‫م‬
‫طعُ ْوم‬ yaitu jagung,kurma,gandum,beras dan garam

b. Maysir

Maysir adalah prilaku yang berbau judi dalam setiap penetapan aturan

dan syarat transaksi

c. Gharar

Gharar adalah ketidak pastian dalam setiap penetapan aturan dan syarat

transaksi.

2.1.7. Sistem Jual Beli

Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar.

Sedangkan menurut pengertian fiqih, jual beli adalah menukar suatu barang

yang lain dengan rukun dan syariat tertentu. Jual beli juga dapat diartikan

menukar uang dengan barang yang diinginkan sesuai dengan rukun dan syarat

tertentu. Setelah jual beli dilakukan secara sah, barang yang dijual menjadi

milik pembeli sedangkan uang dibayarkan pembeli sebagai ganti harga

barang.

Pada masa sekarang, jual beli mengalami perkembangan. Dipasar

swalayan ataupun mall, para pembeli dapat memilih dan mengambil barang

yang dibutuhkan tanpa berhadapan dengan penjual. Pernyataan penjual (ijab)

diwujudkan dalam daftar harga barang atau label harga pada barang yang

11
dijual sedangkan pertanyaan pembeli (kabul) berupa tindakan pembeli

membayar barang-barang yang dibelinya.

Jual beli mengalami perkembangan seiring pemikiran dan pemenuhan

kebutuhan manusia. Jual beli yang ada di masyarakat diantaranya adalah :

a. Jual beli barter (tukar menukar barang dengan barang),

b. Money Charger (pertukarang mata uang),

c. Jual beli kontan (langsung dibayar tunai),

d. Jual beli pesanan (as-salam),

e. Jual beli dengan cara mengangsur (kredit),

f. Jual beli dengan cara lelang (ditawarkan kepada masyarakat umum untuk

medapat harga tertinggi).

Berbagai macam bentuk jual beli tersebut harus dilakukan sesuai hukum

jual beli dalam agama Islam. Hukum asal jual beli adalah mubah (boleh).

Allah st telah mengharamkan riba dan menghalalkan jual beli sesuai

ketentuan dan syari’at-Nya. Jual beli yang dilakukan tidak boleh bertentangan

dengan syariat agama Islam. Prinsip jual beli dalam Islam, tidak boleh

merugikan salah satu pihak, baik penjual ataupun pembeli. Jual beli harus

dilakukan atas dasar suka sama suka, bukan karena paksaan.

Jual beli dikatakan sah, apabila memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Persyaratan itu untuk menghindari timbulnya perselisihan antara penjual dan

pembeli akibat adanya kecurangan dalam jual beli. Bentuk kecurangan dalam

jual beli misalnya dengan mengurangi timbangan, mencampur barang yang

berkualitas baik dengan barang yang berkualitas rendah, kemudian dijual

dengan harga barang yang berkualitas baik. Rasulullah SAW melarang jual

12
beli yang mengandung unsur tipuan. Oleh karena itu seorang pedagang

dituntut untuk berlaku jujur dalam menjual dagangannya.

2.1.8. Definisi Online

Arti kata online adalah berasal dari kata on dan line, on artinya hidup,

line artinya saluran. Pengertian online adalah keadaan komputer yang

terkoneksi/ terhubung ke jaringan Internet. Atau arti dari online adalah sebuah

istilah yang digunakan untuk menyebutkan ketika kita sedang terhubung

dengan jaringan internet. Sehingga apabila komputer kita online (connect

dengan internet) maka kita dapat mengakses internet/ browsing, mencari

informasi-informasi di internet dan menggunakan media sosial untuk

berkomunikasi.

Definisi online menurut para ahli antara lain sebagai berikut ini :

- Pengertian online menurut Dedik Kurniawan, bahwa online adalah suatu

kegiatan yang menggunakan fasilitas jaringan internet untuk melakukan

berbagai kegiatan yang bisa dilakukan secara online seperti halnya untuk

searching, mencari berita, stalking, bisnis, daftar kuliah, dan lain-lain.

- Pengertian online menurut Yudhi Wicaksono, online dapat menjadi media

untuk berbisnis yang menjadikan pemahaman online sebagai suatu

kegiatan jual beli dalam sambungan internet dan fitur belanja online yang

telah tersedia.

- Pengertian online menurut Jasmadi dan Solusindo, online merupakan

sebuah tempat berbagi informasi di mana kita dapat menyumbangkan

kemampuan kita untuk membuat sebuah komunitas yang solid melalui

internet.

13
Di zaman serba modern ini, segala sesuatunya bisa di lakukan dengan

mudah melalui internet atau online.Tidak hanya saling bertukar informasi

atau berkomunikasi lewat akun media sosial , tapi kita juga bisa bertransaksi

lewat internet atau online.Contohnya, yang sedang marak dilakukan oleh

masyarakat kita adalah transaksi jual beli online.Lewat online transaksi bisa

dilakukan dengan mudah dan tidak ribet.Maka dari itu masyarakat lebih

memilih bertransaksi online.Banyak situs yang menawarkan jual beli secara

online contohnya,shopee.com,tokopedia.com,lazada.com,blibli.com dan

masih banyak lagi.Bukan hanya transaksi saja,tapi juga proses transportasi

pun bisa dilakukan lewat online.Seperti perusahaan Gojek yang menyediakan

transportasi ojek masyarakat secara online.Dengan itu ,semua menjadi mudah

dan cepat.Dengan internet atau online segala sesuatunya terasa lebih mudah

dan tidak susah karena internet membuka dunia dan tidak ada batas

2.2. Hukum Islam

2.2.1. Definisi Hukum Islam

Definisi hukum islam pada umumnya disamakan dengan syariat islam,

dalam hal ini disebut syara’. Syara’ secara etimologi berarti jalan. Sedangkan

dari segi bahasa, syari’at bisa diartikan sebagai aturan yang dibuat oleh Allah

swt dan Rasulnya.

Secara umum, definisi hukum islam berarti hukum yang bersumber dari

agama islam. Hukum islam juga merupakan bagian dari agama islam. Selain

itu, definisi hukum islam dapat dijelaskan sebagai keseluruhan ketentuan

yang ditetapkan oleh allah swt yang harus ditaati seorang muslim. Dasar dan

kerangka hukum islam ditetapkan oleh Allah swt.

14
Definisi hukum islam, oleh beberapa ulama memiliki pengertian yang

berbeda. Menurut ulama ushul fiqih, definisi hukum islam :

‫ض ًعا‬
ْ ‫ع َّم َو‬ َ ِ‫ّللا ا َ ْلمت َ َعلَّق ِب ِف ْع ِل ْالم َكلَّفِ اِ ْقت‬
َ َ ‫ضا ًءا ا َ ْو تَ ْخ ِيي ًْرا اَ ْو ِبا‬ َ ِ‫خ‬
ِ ٰ ‫طاب‬

Artinya : Doktrin ( perintah ) Alloh yang bersangkutan dengan perbuatan

orang mukallaf, baik perintah atau diperintahkan memilih atau berupa

ketetapan atau berhubungan dengan sesuatu yang lebih umum secara wadh’i.

Definisi ini dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pengertian khitob ( perintah ) yaitu :

َ ْ َ‫ك َََلمه النَّ ْف ِس ا‬


‫ْلزَ ِل ْي‬

Artinya : Kalam nafsu Alloh SWT yang telah ada sejak zaman azali.

Zaman azali adalah penisbatan kepada azal, yang memiliki arti tidak ada

permulaan menurut sebuah pendapat, antara azali dengan qodim (dahulu

tanpa permulaan ) secara sekilas memiliki makna yang sama, akan tetapi

dalam realitanya ada perbedaan tipis di antara keduanya. Yakni bahwa

azali lebih umum dari kodim, sebab azali mencakup dua hal yakni wujudi

( eksistensi ) dan Adami ( ketiadaan ), sedangkan qadim terkhusus pada

wujudi, dalam pemaknaan tidak adanya permulaan bagi wujudnya

sesuatu.

2. Maksud perbuatan mukallaf dalam definisi di atas memiliki cakupan

makna cukup luas, meliputi ;

a) Perbuatan hati, baik berupa keyakinan, seperti meyakini Allah

subhanahu Wa ta’ala adalah dzat yang maha tunggal, atau selain

keyakinan, seperti niat.

15
b) Perbuatan berbentuk ucapan, seperti mengucapkan takbiratul

ihram pada saat memulai shalat.

c) Perbuatan badan, seperti pelaksanaan ritual haji.

3. Maksud mukallaf adalah orang yang berakal dan menginjak usia baligh,

serta tidak mustahil dikenai tuntutan. Baik hubungannya bersifat ma’nawi

saat seseorang belum wujud sempurnanya sifat mukallaf atau setelah

wujud, namun sebelum terutusnya Nabi, atau tanjizi, saat sudah wujud

sempurnanya sifat mukallaf dan setelah terputusnya Nabi.

4. Maksud berupa tuntutan adalah tuntutan atau sesuatu, baik secara wajib,

sunah, haram, makruh, atau khilaful aula.

5. Maksud pilihan adalah antara melakukan dan meninggalkan dalam arti

pembolehan. Hal ini meliputi perbuatan hati berjenis keyakinan, dan yang

lain ucapan dan yang lain pencegahan, seorang mukallaf seperti Nabi

shallallahu alaihi wasallam dalam beberapa kekhususannya, dan yang

lebih dari satu orang

2.2.2. Pembagian Hukum Dalam Islam

Dari definisi di atas menyimpulkan, hukum menurut Ulama Ushul fikih

terbagi menjadi dua macam :

1. Hukum Taklifi

‫ع ْن فِ ْعل ا َ ْو ت َ ْخيِيْر بَيْنَ ْال ِف ْع ِل َو ْالك َِفعَ ْنه‬


َ ِ‫ب ْال ِف ْع ِل مِ نَ ْالمكَلَّف‬
َ َ‫طل‬ َ َ‫َما اِ ْقن‬
َ ‫ضي‬

Artinya : hukum yang menetapkan tuntutan melakukan sebuah pekerjaan

dari seorang mukallaf, atau mencegah sebuah perbuatan, atau memberi

pilihan antara melakukan dan meninggalkannya.

16
Hukum taklifi ada enam macam :

a. Wajib, yaitu khitob yang menuntut dilakukannya sebuah perbuatan

selain mencegah dengan tuntutan yang bersifat mengharuskan atau

tidak boleh ditinggalkan

Hukum wajib dilihat dari sudut pandang waktunya, menurut

Imam Syafi’i, Maliki, dan Hambali terbagi dua :

➢ Wajib muassa’ ( dilapangkan ), yaitu suatu kewajiban yang

memiliki durasi waktu wajib lebih longgar dibandingkan waktu

pelaksanaannya. Dalam arti, terdapat sisa waktu setelah terpakai

melaksanakan kewajiban. Contoh, shalat fardhu dilihat dari sisi

waktunya.

➢ Wajib mudlayyaq ( dipersempit ), ya itu suatu kewajiban yang

memiliki durasi waktu wajib sebanding dengan kadar waktu

pelaksanaannya. Dalam arti, waktunya sempit sehingga mukalaf

tidak memiliki peluang mengakhirkan keseluruhan atau sebagian

kewajiban. Contoh, puasa yang memiliki waktu sehari.

Hukum wajib dilihat dari sudut pandang penetapan kadar dan

batasan dari as-syari’ (pencetus syariat ) , juga terbagi 2 :

➢ Wajib muhaddad, yaitu hukum wajib yang mana As-syari’ telah

menetapkan kadar tertentu sehingga mukallaf belum dianggap

bebas dari tanggungan, selama dia belum mengerjakannya sesuai

sifat yang telah ditentukan As-syari’. Seperti shalat 5 waktu, zakat

dan lain-lain.

17
➢ Wajib ghairu muhaddad, yaitu hukum wajib yang mana

as+syari’ tidak menetapkan kadar tertentu, dan hanya

menuntut mukallaf untuk melakukannya tanpa ada batasan.

Seperti menafkahkan harta di jalan Allah SWT, saling

menolong dalam kebaikan, bersedekah pada fakir miskin dan

lain-lain.

Hukum wajib dilihat dari sudut-sudut pandang orang yang

dibebani terbagi dua :

➢ Wajib A’ini, ya itu kewajiban yang dibebankan kepada setiap

orang yang sudah baligh dan berakal ( mukallaf ), dan tidak bisa

digantikan orang lain. Misalnya, kewajiban melaksanakan salat

lima waktu sehari semalam, menghindari perbuatan yang

diharamkan seperti zina, dan minum khamr.

➢ Wajib kifa’i, ya itu kewajiban yang dituntut terlaksana tanpa

memandang siapa pelaksananya dan kewajiban ini dibebankan

kepada seluruh mukallaf secara komunal. Kewajiban jenis ini

apabila telah dilaksanakan oleh satu orang maka dianggap sudah

menggugurkan tuntutan bagi yang lain dan jika ditinggalkan

oleh semuanya maka dosa ditanggung bersama.

Wajib dilihat dari sudut pandang penentuan tuntutan terbagi

dua bagian:

18
➢ Wajib muayyan ( tertentu ), adalah kewajiban yang dituntut oleh

syara’ secara tertentu, tanpa ada hak memilih bersama alternatif

lain, seperti kewajiban shalat, dan puasa.

➢ Wajib mukhayyar ( diberi hal pilihan ) atau mubhan (

tersamarkan ), adalah sesuatu yang dituntut oleh syara’secara

tersamarkan di antara beberapa persoalan yang telah ditentukan

seperti salah satu bentuk keparat bagi pelanggar sumpah.

b. Sunnah, adalah khitan yang menuntut dilakukannya sebuah

perbuatan dengan tuntutan yang bersifat tidak mengharuskan atau

boleh ditinggalkan

c. Haram, adalah hitam Allah yang menuntut ditinggalkannya sebuah

perbuatan dengan tuntutan yang bersifat mengharuskan atau tidak

boleh dilakukan.

d. Makruh, adalah kitab Allah yang menuntut ditinggalkannya sebuah

perbuatan dengan tuntutan yang bersifat tidak mengharuskan yang

ditunjukkan oleh nahi makshud atau larangan yang tertuju pada

perkara tertentu, baik nash, ijma’ atau qiyash. Seperti makruhnya

meninggalkan salat tahiyatul masjid.

e. Khilaful aula, adalah khitan Allah yang menuntut ditinggalkannya

sebuah perbuatan dengan tuntutan yang bersifat tidak mengharuskan

yang ditunjukkan oleh nahi ghairu makshud atau larangan yang tidak

makshud ( konkrit ) ada perkara tertentu titik dalam arti, larangan ini

19
disimpulkan dari perintah mengerjakan perkara sunnah.karena setiap

perkara atas sebuah perkara, merupakan larangan untuk melakukan

kebalikannya. Seperti, meninggalkan salat Dhuha

f. Mubah, adalah khitan Allah yang memperbolehkan memilih antara

melaksanakan atau meninggalkan sebuah perbuatan.

2. Hukum wadl’i

Hukum wadl’i adalah hukum diposisikan oleh syara’ sebagai

sabar, syarat, mani’, shahih dan fasid ( batal ).

Hukum wadl’i terbagi 5 macam :

a. Sabab, sesuatu yang menjadi tempat sandaran hukum, karena

hukum terkait dengannya dari sisi bahwa sesuatu itu adalah

penanda hukum, atau yang lain.

Contoh :

َّ ‫ص ََلة َ لِدل ْوكِ ال‬


‫ش ْم ِس‬ َّ ‫اَقِ ِم ال‬

Artinya : “Dirikanlah shalat sesudah matahari tergelincir “.

Dalil ini dalil ini menegaskan bahwa tergelincirnya matahari

menjadi sebab dari wajibnya salat zuhur.

b. Syarat, adalah sesuatu yang ketiadaannya menetapkan tidak adanya

hukum dan keberadaannya tidak menetapkan ada atau tidak adanya

hukum

20
Contohnya, wudhu sebagai syarat shalat. Tidak adanya wudhu

menyebabkan tidak adanya shalat. Dan wujudnya wudhu tidak

menetapkan ada dan tidak adanya shalat.

c. Mani’, adalah sesuatu yang keberadaannya memastikan tidak

adanya hukum atau batalnya sebab hukum.

Contoh, membunuh merupakan mani’ seorang kerabat atau yang

lain mendapatkan warisan, karena memuat hikmah berupa tidak

menggegaskannya ahli waris atas kematian orang yang diwaris

dengan cara dibunuh. Contoh lain sifat kebapakan menjadi mani’

seseorang terkena hukum qishas.

d. Sah, adalah kesesuaian perbuatan berisi ganda ( dua wajah ) dari

aspek realisasinya terhadap syara.

e. Fasad, adalah ketidaksesuaian sebuah perbuatan yang berisi ganda

( memiliki dua wajah ) terhadap syariat. Contoh dalam jual beli,

syara’ menetapkan ketentuan syarat dan rukun.manakala jual beli

melanggar ketentuan ini, maka jual beli tersebut disebut batal dan

pasad.

Berbeda lagi dengan ulama ahli fiqih maka hukum terbagi menjadi

beberapa bagian, diantaranya :

a. Wajib,adalah apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila

ditinggalkan mendapat siksa.

21
b. Sunnah, adalah apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila

ditinggalkan tidak mendapat siksa.

c. Haram, adalah apabila dikerjakan mendapatkan siksa dan apabila

ditinggalkan mendapatkan pahala.

d. Makruh, adalah apabila dikerjakan tidak mendapatkan siksa dan apabila

ditinggalkan akan mendapatkan pahala.

e. Mubah, adalah apabila dikerjakan tidak mendapatkan pahala dan apabila

ditinggalkan tidak mendapatkan siksa.

2.2.3 landasan hukum dalam Islam

dalam Islam, ada beberapa sumber hukum yang menjadi landasan

pemikiran dan penentuan konsep ekonomi islam. Berikut adalah sumber

hukum jual beli dalam Islam :

a. Kitab Suci Al-Qur’an

sumber hukum Islam yang asli dan abadi adalah kitab suci Alquran.

AlQuran merupakan suatu lafal yang diturunkan kepada nabi Muhammad

SAW sebagai pembenar pengakuan kerasulan ( i’jaz ) dengan satu surat

dan membacanya dinilai sebagai ibadah.

b. As-sunnah

Sunnah adalah beberapa ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad

SAW. Termasuk sunnah adalah taqrir (penetapan ) Nabi Muhammad

SAW, karena taqrir adalah mencegah dan mencegah termasuk bagian dari

perbuatan.

22
Para pelaku ekonomi akan mengikuti sumber hukum ini apabila dalam Al-

Qur’an tidak terperinci secara lengkap terkait dengan ekonomi Islam itu

sendiri.

c. Ijma

ijma merupakan sumber hukum ketiga setelah Al-Que’an dan As-Sunnah

yang disepakati umat Islam. Ijma adalah kesepakatan mujtahid dari umat

Muhammad SAW setelah beliau wafat pada satu masa atas perkara

apapun.

d. Qiyas

Sumber hukum Islam yang keempat adalah qiyas,Qiyas adalah

mengarahkan perkara ma’lum atas perkara ma’ Lum lainnya karena

kesamaan dalam illat hukumnya, menurut orang yang mengarahkan.

23
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat Penelitian

3.1.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kepustakaan. Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian yang dilakukan

dengan cara mengumpulkan buku-buku yang diperlukan serta

mempelajarinya. Penelitian ini, penulis menggunakan buku, internet, karya

ilmiah dan literatur-literatur yang ada relefansinya dengan pandangan Islam

dalam jual beli Online, kemudian peneliti memelajari dan menarik

kesimpulan dari sumber-sumber yang telah terkumpul. Penelitian ini dikenal

dengan library research atau riset perpustakaan.

Penelitian yang demikian ini merupakan penelitian yang bertujuan

mengumpulkan data dan informasi lain dengan bantuan berbagai literatur

yang terdapat diperpustakaan. Penelaahan dimaksudkan untuk mendapatkan

informasi secara lengkap dan apa adanya serta menentukan tindakan yang

diambil sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah.

3.1.2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif adalah suatu penelitian itu terbatas pada

usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaannya sebagaimana adanya,

sehingga hanya merupakan penyingkapan fakta.

Sifat deskriptif yang dimaksud dalam penelitian ini bahwa peneliti akan

mengungkapkan masalah tentang jual beli online, dalam jual beli Online yang

akan ditinjau berdasarkan perspektif Hukum Islam yang berupa keterangan-

24
keterangan atau penjelasan. Sehingga penelitian ini memberi gambaran yang

jelas dan menganalisa persoalan secara metodelogis data yang dikaji.

3.2. Sumber Data

3.2.1. Bahan Primer

Bahan primer merupakan bahan dasar yang langsung dikumpulkan oleh

peneliti dari buku-buku dan sumber pokok yang paling utama. Adapaun data-

data yang diperoleh nantinya adalah sebagai berikut : Fiqih Muamalah dan

Bank Syari’ah dari teori ke praktik. Peneliti mengambil sumber atau landasan

data dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan buku yang membahas tentang jual

beli Online

3.2.2. Bahan Sekunder

Bahan sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

berupa jumlah ketarangan atau fakta dengan mempelajari bahan-bahan

perpustakaan. Data ini diperoleh dari literatur-literatur, ensiklopedia dan

kebijakan-kebijakan serta data-data resmi.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini menggunakan metode study pustaka dengan

teknik pengumpulan datanya adalah dokumentasi, study dokumen merupakan

suatu alat pengumpulan data tertulis. Di dalam pengumpulan data peneliti

mengumpulkan data yang relevan dengan problematika pembahasan. Data

yang diperoleh kemudian disusun dan dijelaskan secara sistematik.

Sebagian besar kegiatan dalam penelitian ini adalah dengan membaca.

Sumber bacaan adalah merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.

Dengan kata lain proses pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah

25
dengan membaca dan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan penelitian ini. Kemudian menetapkan data mana yang akan digunakan

untuk penelitian ini.

Data yang dikumpulkan adalah hal-hal yang membicarakan tentang jual

beli Online, Hukum Islam yang terkait sebagai penunjang didalam penelitian

ini. Sesuai dengan hal tersebut, maka pengumpulan data diupayakan melalui

pengumpulan dan penginventarisasikan buku-buku, surat kabar, majalah-

majalah, catatan-catatan untuk mencari hal-hal yang berhubungan dengan

jual beli Online ditinjau dari perspektif hukum Islam.

3.4. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam

bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Setelah data di peroleh

maka keseluruhan data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode

analisa kualitatif yang biasa juga disebut content analysis atau analisis isi..

yaitu teiknik penyelidikan untuk mendapatkan deskriptif yang objektif,

sistematis, dan kualitatif tentang isi aktual komunikasi. Metode ini digunakan

dalam rangka memperoleh gambaran dan detail-detail pemikiran jual beli

online ditinjau dari perspektif hukum islam.

Analisis data yang digunakan adalah berangkat dari teori-teori atau

konsep-konsep yang bersifat umum, analisis (diperinci) melalui penalaran

deduktif (penarikan kesimpulan dari umum ke khusus). Cara berfikir deduktif

ialah bertolak dari proporsisi umum yang kebenarannya telah diketahui

(diyakini) dan berakhir pada suatu kesimpulan (pengetahuan baru) yang

bersifat khusus. Cara berfikir ini digunakan untuk penalaran terhadap

26
permasalahan jual beli online ditinjau dari perspektif hukum Islam. Kemudian

digeneralisasikan dengan jual beli online yang merupakan hal khusus.

Setelah data terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan

data di atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut

dengan menggunakan analisis secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif

kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan

menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan

dan merekap sebnyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu,

sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang

keadaan yang sebenarnya.

27
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pengertian Jual Beli Secara Online

Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran

islam. Bahkan, Rasulullah SAW sendiripun telah menyatakan bahwa 9 dari

10 pintu rezeki adalah melalui berdagang (al-hadits). Artinya, melalui jalan

berdagang inilah pintu-pintu rezeki akan dibuka sehingga karunia Alloh

terpancar daripadanya. Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan,

dengan catatan selama dilakukan dengan benar sesuai dengan tuntutan ajaran

Islam.

Dalil di atas dimaksudkan untuk transaksi offline. Sekarang bagaiamana

dengan transaksi online di akhir zaman ini? Kalau kita bicara bisnis online ,

banyak sekali jenisnya. Namun demikian secara garis besar bisa diartikan

sebagai jual beli barang dan jasa melalui media elektronik, khususnya melalui

internet atau secara online.

Salah satu contoh adalah penjualan produk secara online melalui

internet seperti yang dilakukan Shopee, Tokopedia, Lazada dan lain

sebagainya. Dalam bisnis ini, dukungan dan pelayanan terhadap konsumen

menggunakan website, e-mail sebagai alat bantu, mengirimkan kontrak

melalui mail dan sebagainya.

Definisi lain untuk bisnis online, ada istilah e-commerce. Tetapi yang

pasti, setiap kali orang berbicara tentang e-commerce, mereka memahaminya

sebagai bisnis yang berhubungan dengan internet. Dari definisi diatas, bisa

diketahui karakteristik bisnis online yaitu :

28
a. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak

b. Adanya pertukaran barang, jasa atau informasi

c. Internet merupakan media utama dalam proses atau mekanisme akad

tersebut.

Karakteristik di atas, bisa dilihat bahwa yang membedakan bisnis

online dengan bisnis offline yaitu proses transaksi (akad) dan media utama

dalam proses tersebut. Akad merupakan unsur penting dalam suatu bisnis.

Secara umum, bisnis dalam Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat

fisik, dengan menghadirkan benda tersebut ketika transaksi atau tanpa

menghadirkan benda yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus dinyatakan

sifat benda secara kongkret, baik diserahkan secara langsung atau diserahkan

kemudian hari sampai batas waktu tertentu, seperti dalam transaksi as-salam

(Pesanan) dan transaksi istisnha.

4.2. Cara melakukan transaksi jual beli secara online

Tahapan-tahapan untuk melakukan transaksi jual beli secara online

sebenarnya cukup mudah dan tidak sulit untuk melakukannya. Langkah awal

adalah mengunjungi situs di internet yang menyediakan jasa jual beli online.

Biasanya, sebelum masuk kita harus memasukan e-mail atau nomor telepon

untuk memudahkan informasi. Lalu setelah itu, carilah barang yang dicari.

Setelah menemukan barang yang dicari ., klik barang tersebut. Biasanya

disana akan tertera harga barang yang telah ditentukan. Kelebihan disini

adalah kita bisa membeli banyak barang hanya dalam satu kali pembelian dan

tidak usah repot-repot mengunjungi banyak tokok atau pasar untuk membeli

jenis barang yang berbeda. Setelah itu pilihlah ikon setuju yang menandakan

29
bahwa kita telah sepakat untuk membeli jenis barang tersebut. Jika sudah,

tunggulah beberapa saat sampai penyedia jasa atau penjual online tersebut

mengirimkan suatu pesan ke e-mail anda biasanya berupa informasi tentang

total pembayaran yang harus dibayarkan. Pembayaran dilakukan lewat

rekening bank atau yang lainnya secara cash. Barang yang anda telah beli

akan dikirimkan beberapa hari setelah itu.

Jual beli melalui internet atau online tentunya terdapat kekurangan dan

kelebihan. Keuntungan yang di dapat oleh konsumen antara lain :

a. Pembeli tidak perlu mendatangi toko untuk mendapatkan barang dan

selanjutnya melakukan pemesanan barang, dan barang akan diantar

kerumah.

b. Menghemat waktu dan biaya transportasi berbelanja, karena semua

barang belanjaan bisa di pesan melalui perantara media internet

khuusnya situs yang menjual belikan barang apa yang ingin di beli.

c. Pilihan yang ditawarkan sangat beragam, sehingga sebelum melakukan

pemesanan kita dapat menbandingkan semua produk dan harga yang

ditawarkan oleh perusahaan.

d. Dengan perantara via internet pembeli dapat membeli barang di negara

lain secara online.

e. Harga yang ditawarkan sangat komfentitif, karena tingkat persaingan

dari pelaku usaha melalui media internet sehingga mereka bersaing untuk

menarik perhatian dengan cara menawarkan harga serendah-rendahnya.

Disamping keuntungan yang didapat penjual dan pembeli, adapun

kerugiannya adalah sebagai berikut :

30
a. Produk tidak dapat dicoba.

Dalam jual beli online produk yang ditawarkan adalah bermacam-macam

dan beragam, dan semua produk tidak dapat dicoba. Bila pembeli mencari

pakaian, terutama pakaian dan sepatu maka pembeli tidak bisa mencoba.

b. Standar dari barang tidak sesuai

Salah satu kerugian yang di dapat pembeli dalam jual beli online adalah

barang tidak sama dengan aslinya. Karena di situs toko berbasis web yang

ditampilkan adalah foto/gambar barang yang ditawarkan.

c. Biaya pengiriman mahal

Jual beli via internet atau jual beli online yang terjadi melalui media

elektronik yang berjauhan tentunya produk yang dibeli tidak selalu

langsung dapat kita ambil, pemilik tokok online masih memerlukan jasa

pengiriman dan yang menentukan pengiriman produk yang memiliki

barang-barang tersebut pengiriman jasa JNE, TIKI, Pos Indonesia dan

sebagainya.

4.3. Transaksi jual beli secara online menurut perspektif hukum islam

Dalam dunia islam jual beli online hampir bisa disamakan dengan ba’i

as-salam yaitu bentuk transaksi dengan sistem pembayaran tunai/disegerakan

tetapi penyerahan barang ditangguhkan.jadi dari penjelasan diatas dapat di

simpulkan bahwasanya jual beli online hukum dasarnya sama dengan jual beli

akad as-salam, dan akad as-salam ini di perbolehkan dalam islam.Transaksi

online di perbolehkan dalam islam selama tidak mengandung unsur-unsur

yang dapat merusaknya seperti riba, kedzaliman, penipuan, kecurangan dan

31
yang sejenisnya, serta memenuhi rukun-rukun dan syarat-syarat didalam jual

belinya.

Rukun as-salam yaitu :

a. muslam (pembeli/pemesan)

b. muslam ilaih (penjual/penerima pesanan)

c. muslam fih (barang yang dipesan)

d. ra’sul mal (harga pesanan atau barang yang di pesan)

e. shigat ijab-qabul (ucapan serah terima)

Shigat harus menggunakan lafadz yang menunjukan memesan

barang, karena salam pada dasarnya jual beli dimana barang yang menjadi

objeknya belum ada. Hanya saja diperbolehkan dengan syarat harus

menggunakan kata ”memesan” atau salam. Kabul juga harus menggunakan

kalimat yang menunjukan kata menerima atau rela terhadap harga.sementara

barang yang menjadi objek jual beli salam adalah barang harus milik penuh

si penjual,barang bermanfaat serta dapat di serah terimakan. Sementara modal

harus diketahui, modal atau uang harus diserahkan terlebih dahulu di lokasi

akad.

Syarat akad As-Salam :

a. Pembayaran dilakukan di muka ( kontan).

b. Dilakukan pada barang yang memiliki kriteria jelas.

c. Penyebutan kriteria barang dilakukan saat akad dilangsungkan.

d. Penentuan tempo penyerahan barang pesanan.

e. Barang pesanan tersedia pada saat jatuh tempo.

f. Barang pesanan adalah barang yang pengadaannya dijamin pengusaha.

32
Persyaratan salam,khususnya syarat modal dan barang secara lebih rinci

dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Modal

Modal dalam salam harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Harus jelas jenisnya, misalnya satuan rupiah, dolar ataupun mata

uang lainnya bila modal berupa uang tunai

2. Harus jelas macam nya, bila dalam suatu negara terdiri dari

beberapa mata uang. Bila modal berupa beras harus jelas beras jenis

apa.

3. Harus jelas sifat dan kualitasnya, baik sedang ataupun buruk, ketiga

syarat ini untuk menghindari ketidak jelasan modal yang diberikan

pembeli kepada penjual,sehingga mencegah terjadinya perselisihan

diantara penjual dan pembeli.

4. Harus jelas kadar modal bila modal memang suatu yang berkadar .

Hal ini tidak cukup dengan isyarat, harus jelas dan eksplisit.

5. Modal harus diserahkan ditempat akad atau transaksi sebelum

kedua belah pihak berpisah, apabila kedua belah pihak berpisah

sebelum pemesan memberikan modalnya maka akad dianggap

ruksak atau tidak sah.

b) Syarat barang yang dipesan

1. Disebutkan semua sifat dan kriterianya dengan detail sesuai dengan

apa yang diinginkan oleh pemesan.

2. Wujud barang harus sesuai dengan yang dikehendaki tersebut.

3. Harus bisa terdeteksi sifat dan kadarnya.

33
c) Shigat

Yaitu transaksi kesepakatan saling Ridha dari kedua belah pihak.

Syarat-syaratnya antara lain sebagai berikut :

1. jika penyerahan barang di Tempo (muajjal) maka harus dijelaskan

waktu jatuh tempo dan tempat penyerahannya,

2. Kondisi muslam fih adalah barang yang dipesan bukan seperti

barang langka,

3. Akar salam harus ( najdan )

4. Penyerahan modal harus secara hakiki sebelum terpisah dari tempat

Mengenai syarat ba’i as-salam,secara umum sama dengan

akad jual beli,yaitu:barang yang dipesan sepenuhnya milik

penjual,bukan barang najis dan bisa diserah terimakan.Hanya saja

dalam akad as-salam tidak ada syarat bagi pemesan untuk melihat

barang yang dipesan,ia hanya disyaratkan menentukan sifat-sifat

dan jenis atau spesifikasi barang yang dipesan secara jelas.

Landasan syari’at ba’i as-salam terdapat pada al-qur’an dan

al-hadits.

a. Al-Quran
ْ َّ
‫ه‬ُ ‫يٰٓ َايُّ َها الذيْ َن ٰا َم ُن ْوْٓا ا َذا َت َد َاي ْن ُت ْم ب َد ْين الٰٓى َا َجل ُّم َس ًّمى َفاك ُت ُب ْو‬......
ۗ ٍ ِ ٍ ِ ِ ِ

34
Artinya : ”Hai Orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah

tidak secara tunai untuk waktu yang dintentukan, hendaklah kamu

menuliskannya......” (QS.Al-Baqoroh : 282)

b. Al-Hadits

َ ُ ُ ُ ََ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ َ
‫ َوه ْم ي ْس ِلفون‬,‫ ق ِد َم النب ُّي ﷺ ال َم ِدينة‬:‫ قال‬-‫اّٰلل عن ُهما‬ ‫ َر ِض َي‬- ‫اس‬ ٍ ‫ع ِن ْاب ِن عَّب‬
ِ
ُ ْ َ َْ ْ َُْْ َْ ََ َْ ْ َ َ َ َ ْ َ َ َّ َ َ َ َ
,‫وم‬
ٍ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ٍ ‫ي‬‫ك‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ف‬
ِ ِ ‫ل‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ف‬ ‫ر‬
ٍ ‫م‬ ‫ت‬ ‫ي‬‫ف‬ِ ‫ف‬ ‫ل‬‫س‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ( : ‫ال‬ ‫ق‬ ‫ف‬ , ‫ن‬ِ ‫ي‬‫ت‬ ‫ن‬ ‫الس‬ ‫و‬ ‫ة‬ ِ ‫ن‬ ‫الس‬ ‫ار‬
ِ ‫الث‬
‫م‬ ِ ‫ِفي‬
َ ََ َْ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ ٌ َ َّ ُ ُ ْ َ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ
.‫ من أسلف ِفي ش ْي ٍء‬:‫ و ِللبخ ِاري‬.‫وم ) متفق علي ِه‬ ٍ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ل‬ٍ ‫ج‬ ‫أ‬ ‫ى‬ ‫ل‬ ‫إ‬ِ ٍ ‫ووز ٍن مع‬
, ‫وم‬ ‫ل‬
ِ
Artinya : ”Ibnu Abbas r.a berkata ”Nabi saw datang ke

madinah dan penduduknya biasa meminjamkan buahnya

untuk masa setahun dan dua tahun. Lalu beliau bersabda :

”barangsiapa meminjamkan buah maka hendaknya ia

meminjamkannya dalam takaran, timbangan, dan masa

tertentu.” muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari : ”Barang

siapa meminjamkan sesuatu.

D. Ijma

Mengutip dari perkataan Ibnu Mundzir yang mengatakan

bahwa, semua Ahli Ilmu (Ulama) telah sepakat bahwa jual beli

salam diperbolehkan, karena terdapat kebutuhan dan keperluan

untuk memudahkan urusan manusia. Dari berbagai landasan di

atas, jelaslah bahwa akad salam diperbolehkan sebagai kegiatan

bermuamalah sesama manusia.

35
Penjelasan mengenai dasar hukum hingga persyaratan

transaksi salam dalam hukum islam, kalau dilihat secara sepintas

mungkin mengarah ketidak diperbolehkannya transaksi jual beli

online, disebabkan ketidak jelasan tempat dan tidak hadirnya

kedua belah pihak yang terlibat dalam tempat. Dengan melihat

keterangan diatas dijadikan sebagai pemula dan pembuka chanel

keterlibatan hukum islam terhadap permasalahan kontemporer.

Karena dalam Al-Qur’an permasalahn transaksi online masih

bersifat global, selanjutnya hanya mengarahkan pada peluncuran

teks Hadits yang dikolaborasikan dalam permasalahan sekarang

dengan pengqiyasan.

Langkah-langkah yang dapat kita tempuh agar jual beli

online diperbolehkan, halal dan sah menurut syari’at islam adalah:

1) Produk Halal

Kewajiban menjaga hukum halal haram dalam objek

perniagaan tetap berlaku, termasuk perniagaan secara online,

mengingat Islam mengharamkan hasil perniagaan hasil

perniagaan barang atau layanan jasa yang haram, sebagaimana

ditegaskan dalam hadits : Artinya : ” sesungguhnya bila Allah

telah mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu,

36
pasti Allah mengharamkan pula penjualannya.” ( HR Ahmad

dan Lainnya)

Saat berniaga secara online rasa sungkan atau segan kepada

orang lain sirna atau berkurang. Tapi anda pasti bisa

menyadari bahwa Allah subhanahu Wa ta’ala tetap mencatat

halal atau haram perniagaan anda

2) Kejelasan Status

Poin penting yang harus diperhatikan dalam setiap perniagaan

adalah kejelasan status. Apakah sebagai pemilik, atau paling

kurang sebagai perwakilan dari pemilik barang, sehingga

berwenang menjual barang. Ataukah anda hanya menawarkan

jasa perdagangan barang, atau jasa ini anda mensyaratkan

imbalan tertentu. Atau sekedar seorang pedagang yang tidak

memiliki barang namun bisa mendatangkan barang yang Anda

tawarkan.

3) kesesuaian Harga Dengan Kwalitas Barang

Dalam jual beli online, kerap kali kita jumpai banyak pembeli

merasa kecewa setelah melihat pakaian yang telah dibeli

secara online. Entah itu kualitas kainnya, ataukah ukuran yang

ternyata tidak pas dengan badan. Sebelum hal ini terjadi pada

anda, patutnya anda mempertimbangkan benar apakah harga

37
yang ditawarkan telah sesuai dengan kualitas barang yang

akan.. sebaiknya juga Anda meminta foto real dari keadaan

barang yang akan dijual.

4) Kejujuran

berbicara tentang berniaga secara online, walaupun memiliki

banyak keunggulan dan kemudahan, namun bukan berarti

tanpa masalah. Berbagai masalah dapat saja muncul pada

perniagaan secara terutama masalah yang berkaitan dengan

tingkatan amanah kedua belah pihak. Bisa jadi ada orang yang

melakukan pembelian atau pemesanan. Namun setelah barang

anda kirim kepadanya, ia tidak melakukan pembayaran atau

tidak melunasi sisa pembayarannya. Bila anda sebagai

pembeli, bisa jadi setelah melakukan pembayaran atau paling

kurang mengirim uang muka, ternyata penjual berkhianat dan

tidak mengirimkan barang. Bisa jadi barang yang dikirim

ternyata tidak sesuai dengan apa yang dia gambarkan di

situsnya atau tidak sesuai dengan yang anda inginkan.

38
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

setelah melakukan penelitian transaksi jual beli secara online dalam

pandangan hukum Islam, Penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian yang

terangkum secara terperinci sebagai berikut :

1. Transaksi jual beli online adalah transaksi jual beli yang dilakukan melalui

internet dimana modal didahulukan terlebih dahulu melalui bank dan

sejenisnya atau dengan cara di bayar setelah barang datang di tempat

(COD / Cash On Delivery) lalu barang akan datang dikemudian hari sesuai

dengan kesepakatan yang telah ditentukan.

2. Cara melakukan transaksi jual beli onlinenya diantaranya ”kunjungi

aplikasi online shop lalu pilih barang-barang yang kita inginkan, setelah

memilih barang biasanya akan tertera total harga yang harus di bayarkan

oleh pembeli, pembeli akan mengirimkan uangnya melalui rekening bank

atau pilihan lainnya, kemudian barang akan datang beberapa hari

kemudian.

3. Hukum transaksi jual beli online bisa dikatakan sah atau tidaknya ditinjau

dari 3 segi :

1) Barang yang dijual

a. Apabila yang dijual emas dan perak maka jual beli nya tidak sah,

sebab emas perak termasuk barang riba.

b. Apabila bukan emas perak maka hukumnya sah asal jangan barang

haram dan najis.

39
2) Orang yang menjual

a. Jikalau barang milik penjual maka hukumnya sah

b. jika barang bukan milik penjual sekedar mosting tetapi ada izin

dari pemilik barang maka sah hukumnya

c. jika tidak ada izin dari pemilik barang hukumnya sah asal bayar di

muka

d. jika barang bukan milik penjual dan tidak ada izin dari pemilik

barang lalu dibayar di akhir maka hukumnya tidak sah

3) Ditinjau dari segi pembeli

Umpama kita membeli suatu barang secara online tetapi dengan

bahasa membeli menurut madzhab imam syafi’i hukumnya tidak sah

sebab menurut madzhab imam syafi’i disyaratkan harus melihat

barang )‫ (رؤية المبيع‬bukan melihat barang ( ‫ (صورة المبيع‬terkecuali dengan

bahasa memesan barang maka hukumnya sah dinamakan dengan ba’i

as-salam (‫(بيع السلم‬

5.2. Saran

Dari apa yang telah di uraikan oleh Penulis dalam penelitian ini, Penulis

berharap kepada para pembaca untuk mencari informasi yang lebih luas dan

lengkap mengenai transaksi jual beli online karena dalam penelitian ini

penulis tidak membahas semua hal tentang transaksi jual beli online

melainkan hanya membahas hal-hal yang mengenai hukum transasksi jual

beli online secara umumnya saja dan hanya dari beberapa referensi dan tidak

begitu terperinci, sedangkan banyak informasi lain yang membahas tentang

hukum transaksi jual beli online itu sendiri, sehingga dengan mencari

40
informasi yang lebih luas dan lengkap kita dapat mengetahui serta memahami

banyak tentang hukum transaksi jual beli online. Penulis juga menyarankan

agar kita selalu menjalankan segala pekerjaan kita dengan tepat waktu dan

untuk tidak menunda-nunda pekerjaan kita.

41
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Agama . (2019). Al-Quran dan Terjemahnya. Semarang: Karya Putra.

Kurniadi, B. D. (2011). Praktek Penelitian Kualitatif :Pengalaman dari UGM.


Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah, Bandung : Pustaka Setia, 2001

Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers: 2010

Yusuf Qordawi, Ahlis Bahasa: Zaenal Arifin, Norma dan Etika Ekonomi Islam,
Jakarta: Gema Insani Pers, 1997

M. Iqbal A, “Jual Beli Online Menurut Syari’at Islam”, Makalh 2014

M.Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syari’ah, Jakarta: Kencana Prenada Media


Grup, 2012

Muhammad Syafií Antonio, Bank Syari’ah: Dari Teori Ke Praktik , Gema Insani,
Jakarta, 2001

Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004

Sayid Sabiq, Fiqhussunnah, Ahli Bahasa: Kamaluddin A. Marzuki, Fikih Sunnah,


Bandung: Almaárif, 1987
LAMPIRAN TARKIBAN

ُ َ ُ َ ُ ْ ْ َ َ ْ َْ
ْ ْ ْ َ
.......‫ اليوم اك َملت لكم ِدينكم‬......

“...Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu.....”


(QS.Al-Maidah : 3)

َ ْ َْ
1. Lafadz َ
: ‫اليوم‬
Kedudukan Kalimah : Dzorof Jaman
Keadaan Kalimah : Nasob
Alamat Kalimah : Fathah
Jenis Kalimah : Isim Mufrod
Sighot Kalimah :-
Lughot Kalimah : Pada Hari Ini

2. Lafadz ُ ْ َْ َ
: ‫اكملت‬
Kedudukan Kalimah : Fi’il Madhi dan Fa’il Isim Dlomir

Muttasil Marfu’
Keadaan Kalimah : Mabni Sukun
Alamat Kalimah :-
Jenis Kalimah : Fi’il Madli
Sighot Kalimah : Fi’il Madli (Tsulasi Majid warna ke 1

bab 1)
Lughot Kalimah : Telah ku sempurnakan

ُ َ
3. Lafadz ْ
: ‫لكم‬
Kedudukan Kalimah : Jar Majrur
Keadaan Kalimah : Khofad
Alamat Kalimah :-

Jenis Kalimah : Isim Dlomir

Sighot Kalimah :-

Lughot Kalimah : Untuk Kamu

4. Lafadz
: ‫ِدين‬
َْ
Kedudukan Kalimah : Maf’ul Bih
Keadaan Kalimah : Nasob
Alamat Kalimah : Fathah
Jenis Kalimah : Isim Mufrod
Sighot Kalimah :-
Lughot Kalimah : Agama

ُ
5. Lafadz ْ
: ‫كم‬
Kedudukan Kalimah : Mudlof Ilaih
Keadaan Kalimah : Khofad
Alamat Kalimah :-
Jenis Kalimah : Isim Dlomir
Sighot Kalimah :-
Lughot Kalimah : kamu

Anda mungkin juga menyukai