Liputan 6
Rukaya_22051376
Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Sunan Pandanaran Yogyakarta
Abstrak
Di era modern ini tidak sedikit pengguna media yang melakukan transaksi online.
Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana media menggambarkan hukum
transaksi online dari media Liputan 6 dalam media tersebut dianalisis menggunakan
teori analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki tentang
bagaimana pemangku kepentingan terlibat dalam proses framing informasi hukum
tersebut. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana hukum fiqih dalam
transaksi jual beli online yang melakukan pembayaran sebelum adanya barang atau
jasa dalam media online yang di muat dalam beberapa media. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang bagaimana
hukum transaksi online dipahami dan dipresentasikan dalam media, serta
implikasinya terhadap pemahaman masyarakat dan kebijakan hukum islam.
Kata Kunci: Analisis Framing, Transaksi Online, Liputan 6, Model Zhongdang Pan
dan Gerald M. Kosicki
Abstrack
This modern era is not a few media users who do online transactions. This research
aims to understand how the media describes the law of online transactions of the
media Cover 6 in the media is analyzed using the analysis theory framing model
Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki about how stakeholders are involved in the
process of framing such legal information. This analysis is done to find out how the
law is fixed in online sales transactions that make payments before the presence of
goods or services in online media that are uploaded in some media. The results of
1
this research are expected to provide a deeper insight into how the law of online
transactions is understood and presented in the media, as well as its implications for
public understanding and policy of Islamic law.
Pendahuluan
َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّلِذ ْي َيَتَخَّبُطُه الَّشْيٰط ُن ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِبَاَّنُهْم َقاُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْي ُع ِم ْث ُل الِّر ٰب وۘا
ٰۤل
َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظ ٌة ِّم ْن َّرِّب ٖه َف اْنَتٰه ى َفَل ٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه ِاَلى ِهّٰللاۗ َو َم ْن َع اَد َفُاو ِٕى َك
َاْص ٰح ُب الَّناِر ۚ ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن
2
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-
penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah : 275).
Rumusan masalah
Media seringkali memberikan informasi yang kurang tepat dan tidak sesuai
dengan hukum di dalam agama. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana
hukum fiqih dalam transaksi jual beli online yang melakukan pembayaran sebelum
adanya barang atau jasa dalam media online yang di muat dalam beberapa media.
Kajian Teori
Kegiatan jual beli online saat ini semakin marak, apalagi situs yang digunakan
untuk melakukan transaksi jual beli online ini semakin baik dan beragam. Namun,
seperti yang kita ketahui bahwa dalam sistem jual beli online produk yang ditawarkan
hanya berupa penjelasan spesifikasi barang dan gambar yang tidak bisa dijamin
kebenarannya. Untuk itu sebagai pembeli, maka sangat penting untuk mencari tahu
serta memahami kebenaran apakah barang yang ingin dibeli itu sudah sesuai atau
tidak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, jual beli adalah persetujuan saling
mengikat antara penjual, yakni pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai
pihak yang membayar harga barang yang dijual. 1 Menurut Rahmat Syafe’i, secara
bahasa jual beli adalah pertukaran sesuatu dengan sesuatu yang lain.2
Kata Online terdiri dari dua kata, yaitu On (Bahasa Inggris) yang berarti hidup
atau didalam, dan Line (Bahasa Inggris) yang berarti garis, lintasan, saluran atau
jaringan. Secara bahasa online bisa diartikan “didalam jaringan” atau dalam koneksi.
Online adalah keadaan terkoneksi dengan jaringan internet. Dalam keadaan online,
kita dapat melakukan kegiatan secara aktif sehingga dapat menjalin komunikasi, baik
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi IV
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2008), hal. 589.
2
Rahmat Syafe`I, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Pustaka Setia, 2004),hal. 73.
3
komunikasi satu arah seperti membaca berita dan artikel dalam website maupun
komunikasi dua arah seperti chatting dan saling berkirim email. Online bisa diartikan
sebagai keadaan dimana sedang menggunakan jaringan, satu perangkat dengan
perangkat lainnya saling terhubung sehingga dapat saling berkomunikasi.
Dapat disimpulkan bahwa jual beli online adalah persetujuan saling mengikat
melalui internet antara penjual sebagai pihak yang menjual barang dan pembeli
sebagai pihak yang membayar harga barang yang dijual. Jual beli secara online
menerapkan sistem jual beli di internet. Tidak ada kontak secara langsung antara
penjual dan pembeli. Jual beli dilakukan melalui suatu jaringanyang terkoneksi
dengan menggunakan handphone, komputer, tablet, dan lain-lain.
Menurut ijma’ para ulama, rukun jual beli ada empat, yaitu:3
1. Bai’ (Penjual)
2. Musytari (Pembeli)
3. Maq’ud’alaih (Barang yang dijual)
4. Shigat (Ijab dan qabul)
3
Dio Aditya Pratama, “TRANSAKSI JUAL BELI SECARA ONLINE DALAM
PANDANGAN HUKUM ISLAM” Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarih Hidayatullah, Tahun.
2018, hal. 7
4
a. Berakal (Aqil). Orang yang terganggu jiwanya atau gila, maka tidak sah
jual belinya.
b. Dengan kehendak sendiri (tidak dengan dipaksa).
c. Tidak mubazir. Sebab harta orang yang mubadzir itu di tangan walinya.
d. Baligh (telah cukup umur / dewasa). Anak kecil yang belum baligh, maka
tidak sah jual belinya. Kalau seandainya seorang yang belum baligh,
namun dia sudah mengerti tentang jual beli sebagian ulama berpendapat
bahwasannya diperbolehkan jual beli barang-barang yang kecil saja.
2. Uang dan benda yang dibeli.
Syaratnya yaitu:
a. Suci, Barang najis tidak sah dijual dan tidak boleh dijadikan uang untuk
dibelikan, seperti kulit binatang atau bangkai yang belum disamak.
b. Ada manfaatnya, Tidak boleh memperjual belikan barang-barang yang
tidak bermanfaat dan dilarang juga mengambil kembalian dari barang
tersebut karenadalam al-qur‟an telah dijelaskan bahwasannya hal tersebut
termasuk dalam arti menyia-nyiakan harta yang terlarang.
Metode Analisis
Tulisan ini menggunakan metode analisis teks media dengan analisis framing ,
untuk mengetahui media dalam membingkai suatu informasi yang berkaitan dengan
hukum transaksi di dalam media online. Pendekatan yang digunakan adalah
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki. Pendekatan kualitatif yang dilakukan untuk
mengumpulkan informasi apa adanya dan memahami tentang hukum transaksi online
dalam media.
5
5W+1H meliputi (What, Who, When, Where, Why Dan How). Ketiga struktur
tematik atau cara wartawan dalam menuliskan fakta dan keempat struktur retoris atau
cara warawan dalam menekankan fakta. Struktur retoris meliputi leksikon atau
pilihan kosakata untuk menjelaskan peristiwa yang dikaitkan dengan ideiologis
wartawan dalam pemaknaan yang faktual. Kemudian grafis yaitu suatu hal mampu
mendukungmengartikan pesan dalam berita. Terakhir metafora yaitu sebuah kiasan
yang didasari oleh gagasan tertentu.
“Hukum Jual Beli Online dalam Perspektif Islam, Simak Pandangan 3 Imam
Mazhab”
6
Analisis Media
1. Struktur Sintaksis
2. Struktur Skrip
Struktur skrip pada media antaranews.com dalam berita yang berjudul “Hukum Jual
Beli Online dalam Perspektif Islam, Simak Pandangan 3 Imam Mazhab ” pada media
Liputan 6 sudah memenuhi kriteria dengan susunan 5W+1H yang sistematis.
Sehingga penyusunan dengan sangat baik, dengan kelengkapan informasi yang
7
mencakup unsur 5W+1H. Hal tersebut dapat ditinjau dari hasil analisis struktur skrip
berikut:
Dikutip dari
laman Muhammadiyah.or.id, khiyar adalah
hak yang dimiliki seseorang yang
melakukan perjanjian usaha (jual-beli)
untuk menentukan pilihan antara
meneruskan perjanjian jual beli atau
membatalkannya.
3. Struktur Tematik
8
Secara tematik, pada media Liputan 6 berita yang disajikan hanya mengajak
khalayak untuk mengetahui dan memahami informasi yang disampaikan oleh Buya
Yahya yaitu dimana beliau meyampaikan bagaimana hukum transaksi online dalam
tiga Mahzab yaitu mahzab Imam Malik bahwa “jual beli bisa dikatakan sah meski
penjual hanya menyebutkan sifat-sifat yang bisa dibayangkan oleh pembeli”, dalam
Mazhab Imam Syafi’i “Jual beli online itu hanya melihat gambarnya saja yang
kadang barangnya lebih jelek daripada gambarnya, dan itu yang banyak” dan dalam
Mazhab Imam Abu Hanifah “Biar pun gak disebut sifatnya, aku punya mobil ente
mau beli, langsung bilang ana mau beli”. Penulis tidak menggunakan kata ganti
dalam penyebutan narasumber. Pemberitaan ini memiliki 14 paragraf dengan kalimat
yang saling berkesinambungan. Tema yang diangkat dalam pemberitaan pada media
Liputan 6 yaitu mengenai hukum sah tidaknya transaksi online.
4. Struktur Retoris
Struktur retoris pada media Liputan 6 menekankan pada fakta mengenai
hukum jual beli online dalam pandangan tiga Mazhab. Hal itu dapat dilihat adanya
pengulangan kata “hukumnya boleh atau sah” pada beberapa kalimat sehingga,
melalui kalimat itu dapat diketahui bahwa berita tersebut menkankan pada fakta yang
ada. Adapun susunan kata yang digunakan merupakan kata yang mudah dipahami.
Namun dalam beberapa kata terdapat kata kiasan seperti “ente”, “ana”, serta kata
“rakus’ dalam penulisan berita tersebut.
9
Simpulan dan Saran
Daftar Pustaka
10
Muzakkir, “ANALISIS FRAMING DALAM PEMBERITAAN MEDIA”, Program
Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Teuku Umar
Sopyan, Irda. Hendra Setiawan,(2023) Analisis Framing Model Zhongdang Pan dan
Gerald M.Kosicki Terhadap Pemberitaan Gempa Bumi Cianjur Pada Media
Online Kompas.Com dan Antaranews.Com,Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, April 2023, 9 (7), 228-235
Yana, Asep Yusyama, Ratna Khoirunnisa.(April 2021), “Analisis Wacana Kritis Pada
Media Massa Daring (Online) Bantennews.co.id Kolom Hukum Edisi
Februari 2021”, Jurnal Ilmiah Dikdaya, 11(1),15-24.
11