Anda di halaman 1dari 18

Gambaran Umum Masail Fiqhiyah

A. Pengertian
Secara etimologi Kata Masail Fiqhiyah (‫ )ﺔﻴﻬﻘﻔﻟﺍ ﻞﺋ ﺎﺴﻤﻟﺍ‬berasal dari bahasa
Arab yang merupakan rangkaian dari dua lafazh, masail dan fiqhiyah. Lafazh
masail (‫ )ﻞﺌﻠﺴﻣ‬bermakna masalah atau problem. Fiqh berarti paham. Masail Fiqhiyah
adalah masalah-masalah baru yang muncul tentang hukum Islam.

Secara terminologi Masail fiqhiyah adalah problem-problem hukum islam


baru al-waqi’iyyah (faktual) dan dipertanyakan oleh umat jawaban
hukumnya karena secara eksplisit permasalahan tersebut tidak tertuang di
dalam sumber-sumber hukum Islam. Ia juga berarti persoalan hukum Islam
yang selalu dihadapi oleh umat Islam sehingga mereka beraktivitas dalam sehari-
hari selalu bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntunan Islam. Jadi Masail
Fiqhiyah merupakan masalah-masalah baru yang muncul setelah turunnya
Al-quran dan hadits dan setelah wafatnya Rasulullah SAW yang
belum ada ketentuan hukum secara pasti, sehingga dalam mencari
jawabannya memerlukan kesepakatan para ulama dalam menentukan
hukum yang diambil dari Al-quran, Hadits, Ijma’, qiyas dan lain-lain.

B. Ruang lingkup
 Hubungan manusia dengan Allah SWT (Ibadah),
 Hubungan manusia dengan sesama manusia,
 Hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
 Hubungan manusia dengan alam sekitar

C. Faktor-Faktor Muncul Masail Fiqhiyah


1. Sosiologis yaitu status atau pranata sosial yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat yang berbeda-beda, sehingga kehidupan masyarakat selalu
diukur dengan status sosialnya atau ada kecenderungan masyarakat
terhadap pergaulan.
2. Antropologis, yaitu tatanan adat istiadat atau kebudayaan yang beraneka ragam
yang ada dalam kehidupan masyarakat, atau masyarakat yang terdiri
dari berbagai suku bangsa, seperti kawin lari.
3. Anatomis, yaitu keadaan yang ada pada tubuh manusia, seperti masalah donor
ginjal.
4. Geografis, yaitu keadaan suatu daerah yang berbeda keadaan daerahnya dengan
daerah yang lainnya, sehingga juga memunculkan persoalan-persoalan daerah,
seperti masalah zakat.
5. Biologis, yaitu keadaan yang ada pada makhluk hidup yang ada
dipermukaan bumi, kaitannya dengan usaha pemenuhan kebutuhan
hidupnya, seperti memakai alat seksual untuk memenuhi kebutuhan seks.
6. Biologis, yaitu keadaan yang ada pada makhluk hidup yang ada
dipermukaan bumi, kaitannya dengan usaha pemenuhan kebutuhan
hidupnya, seperti memakai alat seksual untuk memenuhi kebutuhan seks.
7. IPTEK, seperti jejaring social dan jual beli online.
8. Ekonomis, seperti: Sistem bunga dalam bank, zakat mal dalam perpajakan,
kredit dan arisan, zakat profesi, asuransi, dll.

Semua masalah tersebut masing-masing membutuhkan jawaban karena hal itu


masuk dalam aktivitas manusia sehari-hari.

D. Fungsi masail fiqhiyyah dalam kehidupan praktik


1. Dapat memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia
yang aktual.
2. Mengetahui jawaban dan mengetahui proses penyelesaian masalah melalui
metodologi ilmiah, sistematis dan analisis.
3. Mengetahui jawaban dan mengetahui proses penyelesaian masalah melalui
metodologi ilmiah, sistematis dan analisis.

E. Dasar Kajian

Persoalan-persoalan-persoalan kontemporer (al- nawazil atau al-mustajaddat)


yang tidak dijelaskan secara eksplisit akan kedudukan hukumnya baik dalam al-
Qur’an maupun al-Sunnah.

F. Metode
Al-Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas dan lain-lain.
G. Tujuan dan Manfaat
1. Untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan baru yang
muncul dalam masyarakat di kehidupan modern.
2. Adanya ilmu Masail Fiqiyah ini menunjukkan kepedulian yang kuat dan
mendalam dari kalangan para ahli hukum islam untuk memberikan jawaban
terhadap berbagai masalah yang berkembang.
3. Dengan keilmuan masail fiqhiyyah diharapkan mampu memahami dengan baik
tentang problema-problema yang timbul dalam Fiqh Islam.
4. Untuk Memperbaiki manusia secara individu dan kolektif agar dapat menjadi
sumber kebaikan bagi masyarakat.
5. Untuk Menegakkan keadilan dalam masyarakat Islam.

H. Prinsip penetapan hukum dalam masail fiqhiyyah


1. Tidak boleh merusak akidah
2. Tidak boleh mengurangi/menghilangkan martabat manusia
3. Tidak boleh mendahulukan kepentingan perorangan atas kepentingan umum.
4. Tidak boleh mengutamakan hal-hal yang masih samar-samar kemanfaatannya
atas hal-hal yang sudah nyata kemanfaatannya
5. Tidak boleh melanggar ketentuan dasar akhlaq al-karimah (moralitas
manusia).

I. Kaidah fikih
1. Al-umuru bi Maqashidiha : segala perkara tergantung niatnya;
2. Al-yaqinu laYuzalu bi al-Syakk : keyakinan tidak dapat dihilangkan oleh
keraguan;
3. Al-masyaqqatu Tajlib al-Taysir: kesulitan mendatangkan kemudahan;
4. Al-dhararu Yuzal: kemudaratan/bahaya harus dihilangkan; dan
5. Al-‘Adat Muhakkamah : adat/kebiasaan dapat dijadikan sebagai pertimbangan
hukum.
6. Adharuratu Tubhihul Mahdhurot: keadaan darurat yg lebih kecil didahulukan
drpd darurat yg lebih besar.
7. Dar’ul Mafasid Muqadimun ala jalbil Masholih: mengambil madhorot lebih
didahulukan drpd mengambil manfaat.
J. Sumber Kajian
Masalah kontemporer, Dalil syariat, Qiyas, Masalahah mursalah, Maqasidus syariah,
Dsb.
Jual Beli Via Internet
A. Pengertian Jual Beli
 Menurut bahasa disebut ‫البيع‬, merupakan masdar dari kata ‫ ِبْع ُت‬diucapkan ‫ َباَع‬- ‫َيِبْيُع‬
bermakna memiliki dan membeli.
 Menurut istilah syara’ adalah:

‫مقابلة مال بما ل قابلين للتصرف بايجاب وقبول على الوجه المأذ ون فيه‬
“Menukar suatu barang dengan barang (alat tukar yang sah) dengan ijab qabul
dan berdasarkan suka sama suka.”
 Jadi, jual beli adalah kegiatan tukar menukar barang dengan barang lain dengan
cara tertentu.

B. Dasar Hukum Jual Beli


Jual beli hukum asalnya jâiz atau mubah/boleh (halal).

…‫…التأكلوااموالكم بينكم با لباطل اال ان تكون تجارة ان تكون تجارة ان تراض منكم‬
Artinya: “…janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang
batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara
kamu…“ (QS. An Nisa’29).
‫وأحل هللا البيع وحرم الربا‬

Artinya: “Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”(Qs. Al


Baqarah 275).

C. Rukun dan Syarat Jual Beli


1. Penjual dan Pembeli Syarat:
a. Berakal. Orang yang gila atau bodoh tidak sah jual belinya.
b. Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa).
c. Tidak mubazir (pemboros), sebab harta orang yang mubazir itu di tangan
walinya.
d. Baligh (berumur 15 tahun ke atas/dewasa).
2. Obyek/barang Syarat:
a. Suci. Barang najis tidak sah dijual
b. Ada manfaatnya.
c. Barang itu dapat diserahkan.
d. Barang itu diketahui oleh si penjual dan si pembeli.
3. Akad (Ijab dan Kabul)
Akad ialah ikatan antara penjual dan pembeli, jual beli belum dikatan sah
sebelum ijab dan Kabul dilakukan, sebab ijab Kabul menunjukan kerelaan
(keridhaan), pada dasarnya ijab Kabul dilakukan dengan lisan, tapi kalau tidak
mungkin, seperti bisu atau yang lainnya, maka boleh ijab Kabul dengan surat-
menyurat yang mengandung arti ijab dan kabul.

D. Jual Beli Via Internet


Zaman dahulu ketika orang membutuhkan sesuatu/barang maka mereka harus
menukarnya dengan barang (barter) terus berkembang dengan memakai uang untuk
membeli barang tersebut. Sekarang dengan seiringnya waktu yang terus berjalan dan
ilmu teknologi yang semakin canggih maka di kenallah jual beli dengan cara online
dan kedepan apapun modelnya bentuk jual beli, menurut islam boleh dan halal selama
memenuhi aturan-aturan yang telah di tetapkan dalam syari'at islam.
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa jual beli via internet adalah jual beli
yang terjadi dimedia elektronik, yang mana transaksi jual beli tidak mengharuskan
penjual dan pembeli bertemu secara langsung atau saling menatap muka secara
langsung, dengan menentukan ciri-ciri, jenis barang, sedangkan untuk harga nya
dibayar terlebih dahulu baru diserahkan barangnya.

E. Pelaksanaan transaksi jual beli via internet


1. Penjual atau pengusaha yang menawarkan sebuah produk melalui internet sebagai
pelaku usaha.
2. Pembeli atau konsumen
3. Bank sebagai pihak penyalur dana dari pembeli atau konsumen kepada penjual
atau pelaku usaha/merchant, karena pada transaksi jual beli secara elektronik.
4. Provider sebagai penyedia jasa layanan akses internet

F. Dasar hukum jual beli Via internet: Salam (Pemesanan)

Al-Quran: Al-Baqarah: 275


 )٢٧٥ : ‫(ﺍﻟﺑﻗﺮﺓ‬. . .۱‫…وﺃﺤﻝﷲﺍﻟﺑﯾﻊﻮﺤﺮﻢﺍﻟﺮﺑﻭ‬
Artinya: ….“Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…..”
‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا َتَداَيْنُتْم ِبَدْيٍن ِإَلٰى َأَج ٍل ُم َس ًّمى َفاْكُتُبوُه‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang telah ditentukan, hendaklah kamu menulisnya.” (al-Baqarah 2:282.)
Kaidah Fikih
‫األصل في المعاملة اإلباحة حتى يدل الدليل على تحرمه‬
“Pada asalnya semua Muamalah diperbolehkan sehingga ada dalil yang
menunjukkan keharamannya”.

G. Dasar As-Salam

Adapun hadits tentang dasar hukum diperbolehkannya transaksi ini adalah,


sebagaimana riwayat Hakim bin Hizam:

‫ قدم النبي صلى هللا عليه وسلم المدينة وهم يسلفون في الثمر السنتين‬: ‫عن ابن عباس رضي هللا عنهما قال‬
‫ من أسلف في شيئ ففي كيل في ثمر معلوم ووزن معلوم إلى اجل معلوم‬: ‫والثالث فقال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
)‫(رواه البخاري‬.

“Dari Abdullah bin Abbas, ia berkata, Nabi datang ke Madinah, dimana


masyarakat melakukan transaksi salam (memesan) kurma selama dua tahun dan tiga
tahun, kemudian Nabi bersabda, barang siapa melakukan akad salam terhadap
sesuatu, hendaklah dilakukan dengan takaran yang jelas, timbangan yang jelas, dan
ditulis sampai batas waktu yang jelas.”

H. Jual Beli Via internet yang sah menurut islam


 Produk halal
 Status jelas
 Kesesuaian harga dengan kualitas barang
 Jujur
 Barang yg dijual, sifat dan kriterianya (spesifikasi) jelas

I. Rambu-rambu yang harus Diperhatikan dalam Jual beli Via Internet


Sebagaimana telah disebutkan di atas, hukum asal mu’amalah adalah al-ibaahah
(boleh) selama tidak ada dalil yang melarangnya. Namun demikian, bukan berarti
tidak ada rambu-rambu yang mengaturnya. Sebagai pijakan dalam berbisnis via
internet, kita harus memperhatikan hal-hal di bawah ini.
Transaksi jual beli via internet diperbolehkan menurut Islam selama tidak
mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya seperti:
a. Kezhaliman,
b. Penipuan,
c. Kecurangan
d. Maisir (judi)

J. Sebab Keharaman bisnis via internet


1. Sistemnya haram. Ex: Money Gambling
2. Barang atau jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang yang diharamkan.
3. Melanggar perjanjian atau mengandung unsur penipuan.
4. Tidak membawa manfaat akan tetapi membawa mudharat

K. Kesimpulan
 Jual beli via internet adalah kegiatan jual beli dengan menggunakan media
elektronik dan tidak harus saling bertemu diantara kedua belah pihak.
 Jual beli via internet hukumnya boleh, sepanjang dilakukan sesuai aturan jual beli
dalam Islam itu sendiri, baik syarat maupun rukunnya.
 Dasar hukum kebolehan jual beli via internet yaitu Qiyas. Di Qiyaskan dengan
jual beli Salam (pemesanan) sebab ilat dari kedua jual beli tersebut adalah sama,
yaitu sama-sama jual beli secara pemesanan.
 Semua muamalah pada dasarnya hukumnya adalah boleh, sepanjang belum ada
dalil yang mengharamkannya.

Multi Level Marketing


A. Sejarah Multi Level Marketing
Sejarah multi level marketing Bіѕnіѕ atau реmаѕаrаn јаrіngаn, atau yang biasa
lebih dikenal dengan (MLM) dіmulаі раdа tаhun 1940-аn оlеh реruѕаhааn Cаlіfоrnіа
Vіtаmіnѕ. Sіѕtеm іnі dіgunаkаn untuk mеrаngѕаng раrа реmаkаі mеngајаk реlаnggаn
lеbіh bаnуаk untuk mеmаkаі рrоduk уаng mеrеkа раkаі. Pаrа реlаnggаn іtu
mеmрunуаі hаk уаng ѕаmа уаng dараt mеnѕроnѕоrі реlаnggаn lаіnnуа. Pаdа tаhun
1956, реruѕаhааn Cаlіfоrnіа Vіtаmіnѕ kеmudіаn bеrgаntі nаmа mеnјаdі Nаturе Lіtе
Fооd Suррlеmеnt Cоrроrаtіоn.
Sааt іtu Dr. Fоrrеѕt Shаklее bеrgаbung dеngаn реruѕаhааn tеrѕеbut untuk
mеmреrluаѕ раѕаr рrоduk ѕuрlіmеn уаng dіkеmbаngkаnnуа. Sеkіtаr tаhun 1959 Rісh
DеVоѕѕ dаn Jау Vаn Andеl mеnсеtuѕkаn реruѕаhааn Amwау ѕеbаgаі ѕаtu-ѕаtunуа
ѕаrаnа bаgі bаngѕа Amеrіkа mеmаѕаrkаn рrоduk dеngаn саrа реmаѕаrаn јаrіngаn.
Pаdа tаhun 1975 Fеdеrаl Trаdе Cоmmіѕѕіоn (FTC) mеnudіng Amwау ѕеbаgаі ѕаlаh
ѕаtu реruѕаhаn ріrаmіdа іllеgаl. Lаngkаh FTC dіаntаrаnуа mеlаrаng ѕеluruh kеgіаtаn
реnјuаlаn рrоduk-рrоduk Amwау.
Mеnurut Wurуаndо (2010), dі Indоnеѕіа, реruѕаhааn MLM уаng реtаmа kаlі
bеrdіrі аdаlаh PT. Nuѕаntаrа Sun Chоrеllа. Pеruѕаhааn іnі dіdіrіkаn dі kоtа bаndung
раdа tаhun 1986. Dаlаm реrkеmbаngаnnуа PT. Nuѕаntаrа Sun Chоrеllа tеlаh bеrgаntі
nаmа mеnјаdі PT. Cаntrа Nuѕа Inѕаn Cеmеrlаng уаng ѕеkаrаng lеbіh dі kеnаl dеngаn
ѕеbutаn реruѕаhааn MLM CNI. Pеruѕаhааn MLM lаіnnуа рun mulаі bеrmunсulаn
ѕереrtі Amwау уаng bеrаѕаl dаrі Amеrіkа dаn dіdіkutі оlеh lаhіrnуа MLM dаrі dаlаm
nеgеrі ѕереrtі реruѕаhааn Cарrіаѕі, Sорhіе Mаrtіn, Mеlіа Nаturе, dаn bаnуаk
реruѕаhааn MLM lаіnnуа.
Kеtіkа ѕіѕtеm реmаѕаrаn јаrіngаn dіtеrарkаn dі Indоnеѕіа mеnghаdарі
tаntаngаn уаng bеrаt. Tіdаk ѕеdіkіt оrаng-оrаng уаng tіdаk bеrtаnggung јаwаb уаng
mеlаkukаn реnірuаn mеngаtаѕnаmаkаn bіѕnіѕ реmаѕаrаn јаrіngаn untuk mеngеruk
kереntіngаn рrіbаdі. Nуаtаnуа bаnуаk оrаng Indоnеѕіа уаng tеrtірu оlеh іmіng-іmіng
kеutungаn уаng dіtаwаrkаn. Hаl іnіlаh уаng mеnјаdі gаmbаrаn buruk аkаn bіѕnіѕ
реmаѕаrаn јаrіngаn dі Indоnеѕіа. Itulah sejarah multi level marketing yang pernah
ada.

B. Pengertian
Multi Level Marketing (MLM) berasal dari bahasa Inggris, multi berarti
banyak, level berarti tingkat atau jenjang, dan marketing berarti pemasaran. Jadi Multi
Level Marketing secara sederhana adalah pemasaran yang berjenjang banyak. Disebut
multi level karena merupakan organisasi distributor yang melaksanakan penjualan
yang berjenjang banyak atau bertingkat-tingkat.

C. Prinsip-Prinsip Jual Beli dalam Islam


1. Maysir (judi),
2. Gharar (penipuan),
3. Haram,
4. Riba (bunga) dan
5. Bathil.
Kalau kita ingin mengembangkan bisnis MLM, maka ia harus terbebas dari
unsur-unsur di atas. Oleh karena itu, barang atau jasa yang dibisniskan serta tata cara
penjualannya harus halal, tidak syubhat dan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syari’ah di atas.
Ulama yang membolehkannya dengan syarat:
1. (MUI) Pusat.
2. Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Mencatat dari sekian kurang lebih 650 Perusahaan MLM yang pernah ada di
Indonesia hanya ada beberapa MLM yang sudah mengantongi status MLM syariah
dari DSN MUI. Misal:
 PT Ahad Net Internasional,
 PT UFO BKB Syariah,
 PT Exer Indonesia,
 PT Mitra Permata Mandiri
 PT K-Link Nusantara.

D. Fatwa DSN No : 75/DSN MUI/VII 2009


(12 prinsip atau syarat yang harus dipenuhi dan tidak boleh di langgar oleh MLM
syariah):
1. Produk yang dipasarkan harus berkualitas, halal, thayyib dan menjauhi syubhat
(Syubhat adalah sesuatu yang masih meragukan).
2. Sistem akadnya harus memenuhi kaedah dan rukun jual beli sebagaimana yang
terdapat dalam hukum Islam (fikih muamalah).
3. Operasional, kebijakan, corporate culture, maupun sistem akuntansinya harus
sesuai syari’ah.
4. Strukturnya memiliki Dewan Pengawas Syari’ah (DPS) yang terdiri dari para
ulama yang memahami masalah ekonomi.
5. Formula insentif harus adil, tidak menzalimi dan berorientasi kemaslahatan/falah.
6. Tidak ada harga barang sampai dua kali lipat.
7. Jumlah bonus yang diberikan harus jelas sejak awal.
8. Tidak ada eksploitasi dalam aturan pembagian bonus antara orang yang awal
menjadi anggota dengan yang akhir.
9. Pembagian bonus harus mencerminkan usaha masing-masing anggota.
10. Tidak menitik beratkan barang-barang tersier ketika umat masih bergelut dengan
pemenuhan kebutuhan primer.
11. MLM tidak boleh menggunakan sistem piramida yang merugikan orang yang
paling belakangan masuk sebagai member.
12. Cara penghargaan kepada mereka yang berprestasi tidak boleh mencerminkan
hura-hura dan pesta yang tidak syari’ah. Praktik ini banyak terjadi pada sejumlah
perusahaan MLM.

E. Alasan MUI Mengahalalkan MLM dengan Syarat:


 Hukum Asal dari setiap muamalah adalah halal/boleh, kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
Menurut Muhammad Hidayat, Dewan syari’ah MUI Pusat, metode semacam
ini pernah digunakan Rasulullah dalam melakukan dakwah Islamiyah pada awal-
awal Islam. Dakwah Islam pada saat itu dilakukan melalui teori gethok tular
(mulut ke mulut) dari sahabat satu ke sahabat lainnya. Sehingga pada suatu ketika
Islam dapat di terima oleh masyarakat kebanyakan.
 Kehadiran bisnis Multi Level Marketing (MLM) Syariah merupakan solusi dari
banyaknya praktek penipuan berkedok MLM maupun bisnis riba lainnya.

F. Fatwa DSN MUI No 75 Tahun 2009


Fatwa DSN MUI tentang MLM dengan nama Penjualan Langsung Berjenjang
Syariah. DSN MUI menetapkan sebagai berikut:
a) Penjualan Langsung Berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa melalui
jaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada
sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut.
b) Barang adalah setiap benda berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak,
dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat dimiliki,
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
c) Produk jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau pelayanan untuk
dimanfaatkan oleh konsumen.
d) Perusahaan adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang melakukan
kegiatan usaha perdagangan barang dan atau produk jasa dengan sistem penjualan
langsung yang terdaftar menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e) Konsumen adalah pihak pemakai barang dan atau jasa, dan tidak untuk
diperdagangkan.
f) Komisi adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha atas
penjualan yang besaran maupun bentuknya diperhitungkan berdasarkan prestasi
kerja nyata, yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan
barang dan atau produk jasa.
g) Bonus adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra
usaha atas penjualan, karena berhasil melampaui target penjualan barang dan atau
produk jasa yang ditetapkan perusahaan.
h) Ighra’ adalah daya tarik luar biasa yang menyebabkan orang lalai terhadap
kewajibannya demi melakukan hal-hal atau transaksi dalam rangka mempereroleh
bonus atau komisi yang dijanjikan.
i) Money Game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan
uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil
perekrutan/pendaftaran Mitra Usaha yang baru/bergabung kemudian dan bukan
dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang
dijual tersebut hanya sebagai kamuflase atau tidak mempunyai mutu/kualitas
yang dapat dipertanggung jawabkan.
j) Excessive mark-up adalah batas marjin laba yang berlebihan yang dikaitkan
dengan hal-hal lain di luar biaya.
k) Member get member adalah strategi perekrutan keanggotaan baru PLB yang
dilakukan oleh anggota yang telah terdaftar sebelumnya.
l) Mitra usaha/stockist adalah pengecer/retailer yang menjual/memasarkan produk-
produk penjualan langsung.

G. MLM yang diperbolehkan


1. Produk barang atau jasa yang dijual
Mengenai produk barang yang di jual, apakah halal atau haram tergantung dari
kandungannya, apakah terdapat sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT atau
tidak, demikian juga mengenai jasa yang dijualnya.
2. Sistem penjualannya atau pemasarannya
Adapun mengenai sistem penjualannya, apakah terhindar dari pantangan-
pantangan bisnis dalam Islam seperti :
 Maysir (judi),
 Gharar (penipuan),
 Haram,
 Riba (bunga) dan
 Bathil.
Jual Beli Saham

A. Pengertian
Saham adalah surat berharga yang mewakili kepemilikan seseorang atau
lembaga atas bagian perusahaan atau bisnis tertentu atas sejumlah dana yang telah
diinvestasikan, dalam hal ini dengan membeli saham itu sendiri.
Menurut William H. Pike, selembar saham adalah selembar kertas yang
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari
suatu perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang
tertera pada saham. Jadi, Saham pada dasarnya merupakan bukti kepemilikan
seseorang atas suatu perusahaan (emiten) dan berfungsi sbg sarana penyertaan modal
(investasi). Contoh:
 Dalam dunia nyata Misalnya, si A sudah punya bisnis peternakan domba
kemudian karena modalnya masih kurang ia lalu mengajak rekannya si B
mendanai bisnisnya. Nah, dari hasil usaha si A tersebut kemudian ia bagi dengan
si B berdasarkan persentase modal dan kesepakatan di awal.
 Nah, dari contoh di atas, dalam dunia saham sebenarnya seperti itu juga, dimana
perusahaan yang butuh pendanaan untuk bisnisnya kemudian mendaftarkan
perusahaannya di BEI (Bursa Efek Indonesia) lalu menawarkan kepada publik
(istilahnya IPO) agar masyarakat umum bisa ikut berinvestasi, yakni dengan
membeli saham dari perusahaan tersebut.
 Hanya saja bedanya, kalau dalam dunia investasi saham (saat ini bentuknya
online melalui web atau pun aplikasi).

B. Macam Saham
Ada dua jenis saham yakni:
1) Common Stock
Common stock atau saham biasa adalah saham yang sifat pemberian
devidennya tidak tentu, tergantung bagaimana keuntungan yang diperoleh
perusahaan penerbitnya.
2) Prefered Stock
Prefered stock atau saham preferen adalah saham yang sifat pemberian
devidennya bisa disepakati antara investor dengan perusahaan penerbit saham.
Deviden akan ditetapkan lebih dahulu melalui perjanjian penetapan peneriamaan
deviden. Besarnya deviden biasanya tetap. Tetapi seandainya perusahaan sedang
jatuh, pemilik saham preferen akan dinomorduakan dari pemilik obligasi, tetapi
dinomorsatukan dari pemilik saham biasa.

C. Sistem Transaksi Saham


1. Investasi
2. Trading

D. Dalil Al-Qur’an, Hadis, dan Pendapat Ulama Tentang Investasi Saham


Dalil Al-Qur’an maupun hadis yang disebutkan di bawah adalah juga dalil
yang dijadikan landasan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional Majelis Ulama
Indonesia (MUI) no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
a. Al-Qur’an
“…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS. al-
Baqarah:275).
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu.” (QS. An-Nisa:29).
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. Al-Ma’idah: 1)
b. Hadis
“…tidak halal keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan tidak
halal (melakukan) penjualan sesuatu yang tidak ada padamu” (HR. Al Khomsah
dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya).
“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya” (HR. Baihaqi dari
Hukaim bin Hizam).
“Rasulullah s.a.w melarang jual beli yang mengandung gharar” (HR.
Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah).
c. Pendapat Ulama
 Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5/173 [Berikut:Dar al Fikr,
tanpa tahun]: “Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi
mitra serikatnya, maka hukumnya boleh karena ia membeli milik dari pihak
lain.”
 Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu juz
3/1841: “Bermuamalah dengan (melakukan kegiatan transaksi atas) saham
hukumnya adalah boleh, karena si pemilik saham adalah mitra dalam
perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”
 “Bermusahamah (saling bersaham) dan bersyarikah (kongsi) dalam bisnis
atau perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya, jika perusahaan
itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian dan ketidakjelasan yang
signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan karena saham adalah bagian
dari modal yang dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai
hasil dari usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu hukumnya halal, tanpa
diragukan.”
d. Kaidah Fiqih
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkan.”
e. Ijma’ Ulama
Yakni keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di Jeddah
“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan
peraturan yang berlaku pada perseroan.”

 Dari pemaparan dalil-dalil di atas jelas sekali bahwa investasi dan jual beli
saham halal dan dibenarkan dalam ajaran Islam, baik Al-Qur’an maupun
Hadis Nabi.
 Hukum jual beli saham dan bursa efek dalam Islam dan juga menurut MUI
adalah halal. Selama, metode transaksinya dilakukan sesuai tuntutan syari dan
jenis saham yang dibeli dari perusahaan yang menjalankan bisnisnya secara halal
pula.
 Apakah semua saham halal?
Kalau ditanya apakah main saham halal? Jawabannya adalah: ya!
Tapi, ada tapinya. kalau dikatakan semua saham halal maka tunggu dulu, karena
walaupun system saham itu halal tapi bisa jadi perusahaan yang menerbitkan
saham itu tidak halal jenis usahanya. Selain itu, dari sisi proses transaksinya juga
bisa menjadi persoalan, maka dari itu kita perlu mengkajinya lebih dalam.
 Apa saja dasar hukum pasar modal syari’ah?
1. Undang-undang:
 UU No. 21 tahun 2011 tentang OJK
 UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
2. Peraturan OJK
 POJK No. 15/POJK No. 04/2015 terkait Prinsip Syari’ah di Pasar Modal
 POJK No. 16/POJK No. 04/2015 terkait Ahli Syari’ah Pasar Modal
 POJK No. 17/POJK No. 04/2015 terkait Saham Syari’ah, dll.

Anda mungkin juga menyukai