Religio Education
RE
Journal homepage: https://ejournal.upi.edu/index.php/religio/index
e-mail: religio.education_journal@upi.edu
First Author* (use Garamond 12, bold, Capitalize Each Word, single,
centered)
Full institution address or place of the research, including country (single, centered,
Garamond 11) e-mail: use Garamond 11, single, centered
Second Author (use Garamond 12, bold, Capitalize Each Word, single,
centered)
Full institution address or place of the research, including country (single, centered
Garamond 11) e-mail: use Garamond 11, single, centered
Abstracts ArticleInfo
Jual beli online merupakan transaksi yang dilakukan oleh Article History:
kedua belah pihak tanpa bertemu secara langsung untuk Received 00 Jan
melakukan negosiasi dan transaksi yang dilakukan melalui 2xxx Revised 00
alat komunikasi. Salah satu syarat terjadinya jual beli yaitu Jan 2xxx Accepted
dengan dilakukannya akad. Jual beli sendiri termasuk ke 00 Jan 2xxx
dalam kegiatan muamalah di dalam ajaran agama Islam. Available online
Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini mengenai 00 Jan 2xxx
hukum jual beli online dalam Islam yang berkaitan dengan
muamalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Keyword:
mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap jual beli Jual Beli, Jual Beli
online yang saat ini menjadi alternatif dalam berbelanja. Online, Muamalah
Manfaat yang diharapkan adalah agar bisa berpikir lebih
kritis dalam melakukan segala tindakan agar senantiasa
mematuhi hukum hukum sesuai ajaran agama Islam. Dalam
penelitian ini kami memfokuskan terhadap resiko-resiko jual
beli online, dimana resiko-resiko tersebut dapat menjadikan
faktor untuk menentukan hukum jual beli online. Adapun
metode yang digunakan pada penelitian adalah metode
kualitatif dengan teknik pengumpulan data-data yang
dilakukan secara triagulasi.
Pendahuluan
Di lingkungan masyarakat, jual beli merupakan kegiatan yang lumrah dilakukan oleh semua
orang disetiap saat. Jual beli juga merupakan kegiatan utama ekonomi manusia dan sangat dianjurkan
dalam ajaran agama Islam, bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu
rezeki adalah dari pintu perdagangan. Artinya, melalui perdagangan ini akan dibukakan pintu-pintu
rezeki agar keluarnya rahmat dari Allah SWT. Pada perkembangan teknologi digital saat ini, jual beli
sudah sangat dipermudah dengan adanya platform-platform marketplace yang menyediakan jual beli
secara online. Diantaranya seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli dsb. Namun tidak
dapat dipungkiri bahwa jual beli online saat ini belum sepenuhnya mengikuti hukum Syariat Islam.
Karena dalam syariat Islam itu sendiri jual beli itu harus mengikuti rukun-rukun jual beli seperti
adanya ijab qabul atau akad. Namun dalam jual beli online ijab qabul atau akad tersebut tidak bisa
dilakukan karena penjual dan pembeli tidak bertemu secara langsung. Hal ini berkaitan dengan
muamalah yaitu hubungan antar manusia sebagai bentuk atau bukti terjadinya transaksi dalam
perdagangan dan jual beli. Dalam hal ini, apakah proses jual beli online ini diperbolehkan dalam islam
atau tidak? Lantas bagaimana prosesnya?
PEMBAHASAN
1. Pengertian Paradigma Menurut Islam
Kata paradigma sendiri berasal dari bahasa Inggris abad pertengahan, sebuah kata yang diserap
dari bahasa Latin pada tahun 1483, yaitu paradigma yang berarti suatu model atau pola;
Paradeigma dalam bahasa Yunani (para + deiknunai) berarti "membandingkan", "di samping"
(para) dan menunjukkan (deik). Kata "paradigma" memiliki beberapa arti: pertama, itu adalah
cara memandang sesuatu. Kedua, dalam sains: model, pola, ideal. Dari model-model tersebut,
fenomena yang diamati akan dijelaskan. Ketiga, seperangkat premis teoretis dan metodologis
yang mendefinisikan atau mendefinisikan studi ilmiah tertentu. Keempat, dasar pemilihan
masalah dan model pemecahan masalah penelitian. Makna pola dalam pembahasan di sini dekat
dengan tafsir kedua, yakni model, pola, ideal, dalam hal ini model atau pola ilmu sesuai dengan
pandangan al-Qur'an. Paradigma adalah suatu bentuk mekanisme manusia untuk melihat sesuatu
yang mempengaruhi pemikiran seseorang. Paradigma intelektual adalah cara pandang orang
terhadap diri sendiri dan lingkungannya, yang mempengaruhi pemikiran (kognitif), sikap
(afektif), dan perilaku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai,
dan praktik yang berlaku. Dari perspektif nyata dalam masyarakat umum, terutama di bidang
intelektual. Untuk melatih keterampilan berpikir, seseorang harus memiliki paradigma. Karena
paradigma merupakan bagian dari rencana disiplin intelektual. Model tersebut merupakan model
teoritis ilmiah. Fungsi model adalah menjadi dasar interaksi seseorang dengan lingkungannya.
Hal ini sejalan dengan tujuan model itu sendiri, yaitu membentuk pemikiran dengan cara
mendekati dan terlibat dengan hal-hal yang berbeda atau dengan orang lain.
Pengertian paradigma dalam terminologi paradigma Islam yang dikemukakan oleh
Kuntowijoyo, tampaknya mengadopsi pemikiran Thomas Kuhn dalam buku The Structure of
Scientific Revolutions. Hal ini dinyatakan Kunto dalam satu tulisannya bahwa yang dimaksud
dengan paradigma adalah seperti yang dipahami oleh Thomas Kuhn yang berpendapat bahwa
realitas sosial dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang akan
menghasilkan mode of knowing tertentu pula. Lebih lanjut dijelaskan oleh Kunto bahwa model
seperti itu serupa dengan skema konseptual Immanuel Kant, ideologi Marx, dan cagar bahasa
Wittgenstein.”
HASIL PENELITIAN
Menurut hasil penelitian yang telah kami lakukan melalui survey data yang diajukan kepada
mahasiswa UPI, 100% mahasiswa mengetahui ada jual beli online, 100% mahasiswa yang
mengisi survey mempunyai aplikasi marketplace, 80% mahasiswa memiliki usaha online, 100%
mahasiswa berpendapat bahwasannya jual beli online terdapat kegiatan muamalah. Beberapa
mahasiswa berpendapat bahwa jual beli online diperbolehkan dalam islam dengan syarat selama
tidak ada yang dirugikan transaksi berjalan dengan sesuai prosedur islam, dan adanya
kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Menurut mahasiswa yang mengisi Google Form jual beli online memiliki kekurangan dan
kelebihan.
Adapun kelebihannya:
1. Dapat berbelanja dimana saja tanpa harus mengeluarkan effort lebih.
2. Harga lebih terjangkau dari kalangan kelas menengah kebawah
3. Mempermudah belanja dan transaksi
4. Waktunya efisien
5. Jarak tidak menjadi kendala dalam berbelanja
6. Bisa menjangkau banyak konsumen
Adapun kekurangannya yaitu:
1. Barang tidak sesuai dengan foto yang diiklankan
2. Membutuhkan waktu yang lama untuk menerima barang
3. Rentan terjadinya penipuan
Conclusion
Jual beli adalah sebuah transaksi atau tukar menukar barang dengan cara tertentu dan dilakukan
sesuai ajaran islam. Dalam jual beli harus ada penjual dan pembeli yang sudah memahami
tatacara muamalah. Seiring dengan perkembangan tekhnologi, jual beli sudah merambat ke
media elektronik dengan adanya marketplace. Seperti shopee, toko pedia, Lazada, bahkan tiktok
dan instagrampun sudah memiliki fitur belanja online. Jual beli online tidak terlepas dari
keuntungan dan kerugian, disisi lain juga dapat memberi kemudahan. Namun, kemudahan dan
kerugian itu jika tidak diiringi dengan etika, budaya, dan hukum yang tegas maka akan mudah
terjebak tipu daya muslihat, saling mendzolimi dan berbuat curang dari sinilah hukum islam
bertujuan untuk melindungi umat msnusia dengan aturan-aturan hukum jual beli yang sesuai
dengan ketentuan syariat agar tidak terjebak dengan keserakahan dan kedzaliman yang
merajalela.
Sebagaimana telah dijelaskan diatas, hukum asal muamalah adalah al-ibaahah (boleh) selama
tidak ada dalil yang mengharamkannya. Namun, bukan berarti tidak ada aturan-aturan yang
menjadi pedomannya. Jual beli online diperbolehkan menurut agama Islam selama jual beli
tersebut tidak mengandung unsur-unsur yang dapat merusaknya, seperti riba, penipuan,
kedzoliman, kecurangan, dan yang sejenisnya. Transaksi secara online diperbolehkan dalam
Islam namun harus berdasar pada prinsip-prisip yang ada dalam perdagangan.