Anda di halaman 1dari 12

JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING


DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

Ainol 1
ainol1968@gmail.com
Institut Zainul Hasan Genggong Probolinggo

Totok Harianto 2
totoky407@gmail.com
Institut Zainul Hasan Genggong Probolinggo

Abstrak
Dalam kehidupan sehari-hari pemenuhan kebutuhan hidup setiap hari, setiap orang
pasti dipastikan melakukan transaksi jual beli. Jual beli adalah transaksi satu orang
dengan orang yang lain yang berupa tukar menukar barang berdasarkan tata cara atau
akad tertent, dengan tekhnologi antara si penjual dan si pembeli dalam melakukan
transaksi jual beli cukup melalui media online, seperti facebook, whatsApp yang dapat
berkomunikasi langsung melalui handphone. Akhirnya makin banyak bermunculan
salah satu model bisnis online internet marketing yang disebut dengan istilah
dropshipping. Dropshiping adalah system dan pola bisnis yang sangat populer
terutama sejak kemunculan dunia digital internet. Dengan pola dropship ada banyak
pihak yang beburu bai suplier, dropshipier adalah pemilik barang yang memiliki stok.
Dropshipier adalah pihak penjual yang menjual barang milik suplier. Adapun yang
terjadi di desa pajarakan ada permasalahan dalam peneelitian in, bagaimana resiko jual beli
dengan menggunakan system dropshipping, dan bagaiamana menrut hukum islam tentang
resiko system dropshipping di desa Pajarakan Kulon? Adapun tujuan penelitian ini ialah :
untuk mengetahui resiko jual beli dengan menggunakan system dropshipping serta untuk
mengetahui tinjauan hukum islam tentang resiko jual beli dengan menggunakan system drop
shipping. Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian Lapangan adalah
penelitian yangdilakukan dalam kehidupan sebenarnya. Berdasarkan sifatnya
penelitian ini bersifat deskriptif, ayitu dengan emberi gambaran yang cermat mengenai
sesuatu, individual, gejala, keadaan serta kelompok tertentu. Berdasarkan hasil analisis
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa resiko jual beli system dropshipping di desa
apajarakan Kulon bahwa jual beli online menimbulkan resiko dikedua belah pihak
yaitu : Pertama, penipuan dengan tidak dikirimnya barang setelah melakukan transfer
pembayaran atas sebuah barang yang dilakukan oleh penjual atau dropshippers yang
tidak bertanggung-jawab. Kedua, barang yang dikirim tidak sesuai pesanan, Ketiga,

Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun |1


AINUL, TOTOK HARIANTO

lambatnya pengiriman. Demikianlah resiko yang akan dialami oleh pembeli atau
konsumen jual beli online dengan menggunakan system dropshipping di desa
pajarakan Kulon dan suatu Tinjauan hukum Islam serta resiko jual beli sytem
dropshipping desa pajarakan Kulon diperbolehkan, karena pembeli sudah mengetahui
segala resiko yang akan diterima jika melakukan jual beli menurut Hukum Islam maka
jual beli dengan system tersebut diperbolehkan secara hukum.

Kata Kunci: Jual Beli Dropshipping, Hukum Islam

Abstract
In daily life, the fulfillment of the necessities of life every day, everyone is sure to
make buying and selling transactions. Buying and selling is a transaction between one
person and another person in the form of exchanging goods based on certain
procedures or contracts, with technology between the seller and the buyer in making
buying and selling transactions simply through online media, such as Facebook,
WhatsApp which can communicate directly via mobile . Finally, there is an increasing
number of online internet marketing business models known as dropshipping.
Dropshiping is a very popular business system and pattern, especially since the
emergence of the digital internet. With the dropship pattern, there are many parties
who are hunting for suppliers, the dropshipier is the owner of the item that has stock.
Dropshipier is the seller who sells goods owned by suppliers. As for what happened in
Pajarakan village, there were problems in this research, what was the risk of buying
and selling using the dropshipping system, and how to recruit Islamic law about the
risks of the dropshipping system in Pajarakan Kulon village? The objectives of this
study are: to determine the risk of buying and selling using a dropshipping system and
to find out a review of Islamic law about the risks of buying and selling using a drop
shipping system. The form of this research is field research. Field research is research
that is carried out in real life. Based on the nature of this research, it is descriptive in
nature, namely by providing an accurate picture of something, individual, symptom,
condition and certain group. Based on the results of the analysis above, it can be
concluded that the risk of buying and selling the dropshipping system in the village is
that buying and selling online poses risks to both parties, namely: First, fraud by not
sending goods after transferring payments for an item made by a seller or dropshippers
that does not to be responsible. Second, the goods sent are not according to the order.
Third, the slow delivery. This is the risk that will be experienced by buyers or
consumers buying and selling online by using the dropshipping system in the village
of Pajarakan Kulon and a review of Islamic law and the risk of buying and selling the
dropshipping system in the village of Pajarakan Kulon is allowed, because the buyer
already knows all the risks that will be accepted when buying and selling according to
Islamic law, buying and selling with the system is legally permissible.

Keywords: Dropshipping Sale and Purchase, Islamic Law

2 | Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun


JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

Pendahuluan langsung dengan bertemu, maka pada

Manusia adalah makhluk sosial, zaman sekarangjual beli sudah tidak

yakni tidak dapat hidup sendiri dan selalu terbatas pada suatu ruang saja. Dengan

membutuhkan orang lain dalam memenuhi kemajuan tekhnologi tersebut kedua belah

segala kebutuhan hidupnya terutama dalam pihak tidak perlu bertemu secara langsung

hal muamalah. Muamalah dapat dilihat dari dalam bertransaksi. Tetapi cukup dilakukan

dua segi, Pertama dari segi Bahasa. Kedua secara online melalui media sosial seperti

dari segi istilah. Menurut bahsa artinya facebook, WhatApp sehingga dapat diakses

saling bertindak, saling berbuat serta saling dengan mudah dengan menggunakan

membantu satu sama yang lain. handphone.

Menurut istilah pengertan Jual beli secara online di Indonesia

muamalah dapat dibagi menjadi dua macam meningkat dengan pesat. Banyak pebisnis

; pengertian dari arti luas dan arti sempit. kecil, UKM, sampai ibu-ibu rumah tangga

Defenisi tersebut pengertian dalam arti luas yang berjualan secara online melalui media

adalah aturan hukum Allah SWT untuk sosial. Jual beli secara online memang

mengatur manusia dalam kaitannya uusan sangat potensial karena tidak dibatasi ruang

duniawi serta defenisi pengertian muamalah dan waktu, dapat dilakukan setiap saat dan

arti sempit adalah aturan-aturan Allah SWT menjangkau calon konsumen yang

yang mengatur hubungan amnusia dengan luashingga seluruh dunia.

manusia dalam kaitannya dengan cara Pada saat ini mulai bermunculan

memperoleh dan mengembangkan harta model bisnis online internet marketing

benda.1 dengan istilah dropshipping. Dropshipping

Untuk mengetahui kebutuhan hidup adalah suatu usaha penjualan produk tanpa

setiap hari, setiap orang pasti melaksanakan harus memiliki produk apapun.2 Sehingga

bermualah seperti halnya jual beli. Jual beli dropshipping dikategorikann sebagai model

adalah tukar menukar barang dengan cara dalam bermuamalah. Disinilah seorang

tertentu yang dilaksanakan kedua belah muslim dituntut kepekaannya terhadap

pihak yaitu penjual dengan pembeli. Jika fakta hukum dalam aktifitas jual beli. Allah

zaman dahulu transaksi dilakukan oleh SWT berfirman :

kedua belah pihak yaitu penjual dan


pembeli yang dilakukan dengan cara 2
Iswidharmanjaya, D., Dropshipping Cara
1
Suhendi, H, Fiqih Mu'amalah (Jakarta: Mudah Bisnis Online (Jakarta: PT Elex
Raja Grafindo Persada, 2002), 63. Media Komputindo, 2012), 78.

Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun |3


AINUL, TOTOK HARIANTO

Namun perlu dicatat, walau supplier yang


mengirimkan barang tetapi nama
dropshipper lah yang akan dicantumkan
sebagai pengiriman barang.
Jual beli system dropshipping
menimbulkan banyak perdebatan dalam
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, hukum Islam karena jual beli dengan
janganlah kamu saling sistem tersebut dilakukan secara online
memakan harta sesamamu melalui media sosial yang tentunya terdapat
dengan jalan yang batil, kecuali lebih banyak resikonya terhadap penjual
dengan jalan perniagaan yang dan pembeli dibanding dengan jual beli
berlaku dengan suka sama suka secara langsung tanpa melelui media
diantaramu. (QS. An-Nisa’ : 29) sosial.3
Resiko merupakan suatu bahaya,
Dropship adalah jual beli online, akibat atau konsekwensi yang dapat terjadi
dan proses penjuannya pun tanpa produk akibat sebuah proses yag sedang
harus memiliki modal apapun, dimana berlangsung atau kejadian yang akan
dropshipper tidak perlu mengurus datang. Bagi orang awam, resiko berarti
pengiriman barang ke pembeli. Dengan menghadapi kesulitan atau bahaya, yang
begitu bisnis ini tidak memerlukan modal mungkin menimbulkan musibah, cidera
dan dropshipper tidak perlu membeli suatu atau hal-hal semacam itu yang sifatnya akan
barang terlebih dahulu, melainkan hanya merugikan.4
menyediakan sarana pemasaran seperti di Dalam jual beli dengan system
facebook, whatapp dan perangkat computer dropshipping resiko adalah penipuan yang
atau handphone. Pembeli terlebih dahulu dilakukan baik oleh penjuan maupun
membayar secara tunai atau transfer ke pembeli. Beberapa penyebabnya adalah
rekening dropshipper. Dropshipper tidak bertemu penjual dan pembeli secara
berkewajiban menyerahkan data pembeli,
yakni berupa nama, alamat dan nomor 3
Miftahul Ulum, “The Concept of Maslahah By Al-
Imam Malik And Al-Imam Al-Tufi (Comparatif
telepon kepada supplier. Bila semua Study of Maslahah Al-Imam Malik and Al-Imam
Najm al-Din Al-Tufi)”, Veteran Law Review, Vol. 2,
prosedur tersebut dipenuhi, supplier No. 1 (November, 2018), 60.
kemudia mengirimkan barang ke pembeli. 4
Darmawi, H, 2004). Manajemen Asuransi
(Jakarta: Manajemen Asuransi, 2004), 96.

4 | Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun


JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

langsung (satu majlis) tetapi pihak penjual massanger (bbm) di perangkat komputer
dan pembeli hanya diwakilkan dengan atau handphone.
media computer atau handphone. Jual beli sistem dropshipping yang
Resiko yang dihadapi oleh penjual dilakukan oleh Siti Nurmahmudah,
yaitu mendapat konsumen yang berpura- Wantoro dan Sri Ayu Lestari sebagai
pura sebagai pembeli yang mengaku sudah dropshipper di Desa Pajarakan Kulon yaitu,
mentransfer sejumlah uang kepada penjual pembeli terlebih dahulu membayar secara
(dropshipper) dan meminta barang segera tunai melalui transfer ke rekening
dikirim. Sedangkan resiko yang dihadapi dropshipper, selanjutnya dropshipper
oleh pembeli yaitu setelah uang ditransfer, membayar ke suplier sesuai dengan harga
barang tak kunjung datang atau barang beli dropshipper diserta ongkos kirim
tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah barang ke alamat konsumen, selisih antara
dipaparkan dan pada akhirnya harga supplier dan harga dropshipper
menimbulkan kerugian oleh satu pihak.5 adalah keuntungan dropshipper (penjual).
Dropshipper berkewajiban menyerahkan
Pembahasan data pembeli, yakni berupa nama, alamat
Resiko Jual Beli Sistem Dropshipping di dan nomor telephone kepada suplier. Bila
Desa Pajarakan Kulon semua prosesdur dan persyaratan dipenuhi
Dropshipping adalah model jual beli suplier kemudian mengirim barang ke
secara online, dan proses penjuan produk pembeli. Namu perlu dicatatkan meskipun
tanpa harus memiliki modal apapun, suplier yang mengirikan barang tetapi nama
dimana dropshipper tidak perlu mengurus dropshipper lah yang dicantumkan sebagai
pengiriman barang ke pembeli. Dengan pengirim barang.
begitu bisnis ini tidak memerlukan suatu Untuk melakukan pembelian pada,
modal dan dropshipper tidak perlu membeli jual beli dropshipping ini, caranyapun
suatu barang terlebih dahulu untuk dijual, sangatlah mudah. Menurut beberapa
melainkan hanya menyediakan sarana pembeli yang telah diwawancarai caranya
pemasaran.di media sosial seperti di yaitu, pilih produk yang akan dibeli beserta
facebook, instagram dan blackberry mencantumkan jumlahnya, dan jangan lupa
untuk mengisi data -data diri dengan
5
Miftahul Ulum, “Fikih Organisasi (Reaktualisasi lengkap, jika ada comment atau pesan
Sejarah Nahdlatul Ulama di Indonesia)”, Al-
Insyiroh Jurnal Studi Keislaman, Vol. 5 Nomor 2
silahkan sertakan pesan tersebut dengan
(September 2019), 74.

Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun |5


AINUL, TOTOK HARIANTO

format nama (spasi) nama produk (spasi) dropshipping di Desa Pajarakan Kulon baik
jumlah barang (spasi) warna (spasi) alamat bagi penjual/dropshipping maupun
lengkap. pembeli. Menurut Yusri, Ahmad dan Umi
Setelah pesanan diterima oleh pihak Farida sebagai penjual/dropshipper di Desa
dropshipper, dalam tempo 1x24 jam pihak Pajarakan Kulon, resiko yang terjadi yaitu:
dropshipper akan mengirimkan balasan 1. Pembatalan pesanan ketika barang
chat BBM ke handphone pembeli yang sudah diproduksi.
berisi jumlah nota belanja berserta 2. Jaringan trouble (akses terputus).
jumlahuang yang harus di transfer ke 3. Pengembalian barang yang tidak sesuai
rekening dropshipper seperti yang telah pesanan pembeli.
dicantumkan. Setelah menerima konfirmasi 4. Penipuan, ketika barang sudah dikirim
dari pihak dropshipper, maka ia melakukan tetapi uang belum ditransfer.
transfer uang termasuk biaya pengiriman 5. Foto-foto diduplikasi oleh penjual lain
kepada rekening dropshipper. Selanjutnya
Akan tetapi dengan adanya resiko
pembeli melakukan konfirmasi kepada
bagi penjual/dropshipper, mereka tidak
dropshipper bahwa uang sudah ditransfer
memperdulikan masalah tersebut karena
agar dropshipper segera melakukan
menurutnya resiko yang mereka hadapi
pengiriman barang yang telah dibeli.
jarang sekali terjadi. Lain halnya dengan
Barangpun sampai sesuai dengan
para pembeli/konsumen di Desa Pajarakan
kesepakatan.
Kulon yang banyak dihadapkan pada resiko
Namun mudahnya dalam
jual beli dengan sistem dropshipping, yaitu:
bertransaksi menggunakan media sosial
Pertama, adanya penipuan.
tersebut justru banyak menimbulkan
Penipuan yang dialami Nur Kholis dalam
resikodibandingkan dengan jual beli secara
transaksi jual beli ini adalah tidak
langsung. Beberapa penyebab adalah tidak
dikirimnya barang setelah pembeli
bertemunya penjual dan pembeli secara
melakukan pembayaran atas barang
langsung tetapi pihak penjual dan pembeli
pesanan handphone yang di beli. Kedua,
hanya diwakilkan dengan media computer
barang tidak sesuai dengan pesanan.
atau dengan alat komunkasi.
Resiko ini yang seringkali terjadi pada jual
Sesuai wawancara yang telah
beli sistem dropshipping di Desa Pajarakan
lakukan, diketahui bahwa ada beberapa
Kulon. Seperti yang dialami oleh responden
resiko pada pelaksanaan jual beli sistem
yang telah diwawancarai yaitu Juli

6 | Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun


JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

Miswanto dan Okti Kurniasih saat membeli tetapi bisa juga barang ditukarkan dengan
barang melelui sistem dropshipping, barang sejumlah uang.
yang dikirim kepada mereka berbeda Sebagaimana telah dijelskan dalam
dengan spesifikasi barang yang dipesan. bab-bab sebelumnya, dalam menjalankan
Ketiga, barang datang terlambat. Seperti akad jual beli terdapat rukun dan syarat
yang dialami oleh responden Ely Wahyudi, yang harus dipenuhi, apabila rukun dan
barang yang ia beli diterima setelah tiga syarat tidak terpenuhi maka akad jual beli
minggu melakukan transfer pembayaran. tersebut tidak sah atau haram. Dalam
Hal tersebut tidak sesuai dengan pelaksanaannya akad jual beli ada rukun
kesepakatan penjual/dropshipper. Namun yang harus dipenuhi. Akan penulis bagi
dengan adanya resiko tersebut, sesuai beberapa sub bab diantaranya adalah
dengan wawancara terhadap responden hal sebagai berikut :
itu tidak jadi kendala untuk melakukan jual 1. Para Pihak Yang Terkait Dalam
beli dengan sistem tersebut. Karena Transaksi
sebelumnya mereka sudah mengetahui Aqid adalah pihak-pihak yang
resiko-resiko yang akan terjadi. Jika mereka melakukan transaksi dalam jual beli meraka
tetap melakukan jual beli dengan sistem adalah penjual dan pembeli. Ulama fiqh
tersebut, berarti para pelaku jual beli sistem memberikan persyaratan atau kreteria yang
dropshipping sudah siap dan rela atas harus dipenuhi oleh aqid, yakni ia harus
resiko yang akan terjadi. memiliki ahliyah, wilayah dan iradah.
Makna ahliyah adalah keduanya harus
Tinjauan Hukum Islam tentang Resiko memiliki kecakapan dan kepatutan dalam
Jual Beli system dropshipping di desa melakukan transaksi. Terlepas mereka
pajarakan Kulon. sudah memiliki ahliyah atau tidak jika
Jual beli sebagaimana definisinya telah baligh dan wilayah bias diartikan
adalah saling melakukan tukar-menukar sebagai haka tau wewenang seseorang
harta dengan harta melalui cara tertentu mendapat legalitas syar’I untuk melakukan
atau tukar-menukar sesuatu yang diinginkan transaksi atas suatu objek tertentu. Artinya
dengan yang sepadan melalui cara tertentu orang tersebut memang merupakan pemilik
yang bermanfaat. Tukar menukar tidak asli, wali atau wakil suatu objek untuk
hanya digambarkan dengan barang yang bertransaksi, sehingga mereka memiliki hak
satu ditukarkan dengan barang yang lain atau otoritas penuh untuk transaksi tersebut.

Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun |7


AINUL, TOTOK HARIANTO

[ CITATION Dju08 \l 1033 ]. Sedangkan iradah rukun kedua akad jual beli sistem
bermakna adanya kehendak mengadakan dropshipping di Desa Pajarakan Kulon
akad yang harus ada pada wktu tidak ada masalah sudah sesuai dengan
mengadakan akad. rukun akad.
a. Penjual 2. Objek Transaksi
Seorang penjual memiliki barang a. Barang yang diakadkan
yang dijualnya atau mendapat ijin untuk Barang yang dijual harus merupakan
menjualnya, dan sehat akalnya. yang diperbolehkan dijual, suci, memberi
Dropshipper di Desa Pajarakan Kulon tidak manfaat menurut syara’, tidak dibatasi
memiliki barang sendiri tetapi mempunyai waktunya, dapat diserahterimakan dengan
izin untuk menjualnya. Dalam jual beli cepat maupun lambat, milik sendiri,
dropshipping di Desa Pajarakan Kulon diketahui (dilihat) pembeli meskipun hanya
menggunakan fasilitas jejaring internet dengan ciri-ciri tersebut.
untuk melakukan upaya penjualan atas Seperti yang sudah dijelaskan di bab
produk-produk yang akan diperjualbelikan. sebelumnya mengenai barang yang
Tempat penjualannya melalui media sosial diakadkan dalam akad jual beli sistem
BBM dan instagram. dropshipping di Desa Pajarakan Kulon,
b. Pembeli pada saat memesan barang pembeli bisa
Seorang pembeli diperbolehkan melihat produk-produk dari dropshipper
bertindak dalam arti bukan orang tidak dengan ciri-ciri yang pembeli inginkan.
waras, atau bukan anak kecil yang tidak Artinya barang yang diakadkan
mempunya ijin untu membeli. Penulis diperbolehkan oleh syariat Islam karena
menyimpulkan bahwa pembeli tersebut sudah memenuhi syarat, walaupun barang
dewasa karena dalam suatu hak bank pasti yang dijual bukan milik si
sudah mempunyai prosedur konsumen penjual/dropshipper tetapi
tersebut termasuk orang sudah dewasa yang penjual/dropshipper sudah mendapat izin
memiliki izin untuk membuat rekening dari pemilik barang/supplier.
disuatu bank tersebut. Dari bank
membolehkan orang tersebut membuat b. Adanya kejelasan
rekening berarti orang tersebut sudah Kejelasan adalah salah satu hal yang
dewasa dan mempunyai izin untuk terpenting dalam jual beli melalui media
membuat rekening. Tinjauan penulis dari sosial. Kejelasan ini harus ditunjukkan oleh

8 | Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun


JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

kedua belah pihak. Pihak Pertama selaku orang lain yang dituju oleh tulisan itu
penjual menawarkan barang dagangannya mamu membacanya. Ini sesuai dengan jual
lengkap dengan ciri-ciri tersebut serta juga beli sistem dropshipping di Desa Pajarakan
memberikan informasi terkait Kulon yang kesemuanya menggunakan
pengirimannya, kemudian pihak pembeli tulisan dan gambar untuk mempermudah
harus memberikan suatu informasi yang jalannya akad yang memang kedua belah
jelas tentang identitas, cara pembayarannya, pihak yang melakukan akad tidak
dan tujuan pengirimannya. Apabila pihak memungkinkan untuk bertemu muka. Pihak
yang mempunyai keluhan terhadap barang penjual menggunakan dengancara
yang dibeli akibat kelalaian atau kesalahan menampilkan gambar barang dagangannya,
pihak penjual, maka pihak penjuan telah harga, ukuran, warna dan berat barang
menyediakan pelayanan konsumen dengan tersebut. Penjual mencetak hasil sebuah
pihak penjual/dropshipper tersebut. transaksi dalam bukti-bukti pembelian.
Kemudian apabila pembeli telah Dalam ijab qabul akad secara online
mentransfer uang kepada penjual dan yang diterapkan di Desa Pajarakan Kulon
penjual belum mengirimkan atau meberikan sudah dijelaskan di bab sebelumnya bahwa
barangnya, maka pihak pembeli dalam ijab dan qabul yang diterapkan
mempunyai bukti pembelian dan bukti dengan perkataan melalui telepon. Jika
transfer sebagai bukti transaksi yang bias tempatnya di luar kota bisa lewat kantor pos
digunakan untuk membuktikan bahwa dan jasa pengiriman JNE dengan
pembeli benar-benar membeli dan mebayar memberikan pemberitahuan sebelumnya
barang tersebut. kepada pemesan. Pendapat penulis tidak
ada masalah dalam arti sesuai dengan rukun
3. Ijab Qabul akad.
Penyerahan (ijab) dan penerimaan 4. Kerelaan kedua belah pihak
(qabul) dengan perkataan atau hijab dengan Bukan hanya seorang pembeli saja
suatu perbuatan. Dalam islam yang harus percaya kepada penjual, namun
diperbolehkan suatu akad pemesanan penjual juga harus percaya kepada pembeli,
dibolehkan untuk melaksanakan akad dan harus sadar adanya kejujuran antara
dengan suatu tulisan dengan syarat bahwa kedua belah pihak agar keduanya saling
kedua belah pihak tempatnya berjauhan. rela. Adanya kerelan antara kedua belah
Biar sempurna akad tersebut sebaiknya pihak yaitu penjual dan pembeli meskipun

Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun |9


AINUL, TOTOK HARIANTO

terdapat resiko yang bisa saja terjadi. lambatnya waktu pengiriman. Demikianlah
Sehingga akad tersebut jual beli tidak sah resiko yang dialami oleh pembeli atau
dengan ketidakrelaan salah satu dari konsumen jual beli dengan system
mereka. Sesuai dengan wawancara kepada dropshipping di desa Pajarakan Kulon.
beberapa responden mengenain resiko jual Tinajuan hukum Islam tentang
beli dropshipping di desa Pajarakan Kulon, resiko jual beli dengan sytem dropshipping
yaitu Mitha dan Subhan yang tertipu saat di desa Pajarakan Kulon diperbolehkan,
melakukan jual beli sistem dropshipping karena pembeli sudah mengetahui resiko
karena barang yang dibeli tidak sesuai yang akan diterima jika melakukan jual beli
dengan pesanan dan jangka waktu dengan system dropshipping tersebut, maka
pengiriman tidak sesuai dengan perjanjian. ada unsur kerelaan pada kasus ini. Dengan
Tetapi menurut responden itu sudah adanya kejadian tersebut pihak-pihak yang
menjadi resiko pembeli dalam melakukan terkait melakukan jual beli menurut Hukum
jual beli sistem dropshipping. Karena Islam maka jual beli online dengan
pembeli sudah mengetahui resiko yang ada, menggunakan system dropshipping di
akan tetapi tetap melakukan jual beli Pajarakan Kulon hukumnya boleh.
dengan system tersebut, maka disini ada
kerelaan dari pembeli.

Kesimpulan
Resiko jual beli dropshipping di
desa Pajarakan Kulon disimpulkan bahwa
dalam jual beli online tersebut terdapat
resiko terhadap salah satu pihak yaitu
pembeli. Resiko tersebut yaitu; Pertama,
jenis penipuan dengan tidak terkirimnya
barang yang sduah dibeli dengan transfer
pembarayaran atas suatu barang, baik yang
dilakukan oleh para penjual atau
dropshipper yang tidak bertanggung jawab.
Kedua, terlanjur beli tapi barang tidak
sesuai dengan apa yang dipesan. Ketiga,

10 | Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun


JUAL BELI SISTEM DROPSHIPPING DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

DAFTAR PUSTAKA

Abas Salim, Asuransi Dan Manajemen


Resiko, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2005).
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh
Muamalat, (Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2010).
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan
Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya
Bakti, 2004.
Abdul Rahman Ghazaly, Ghufron Ihsan,
dan Sapiudin Shidiq, Fiqh
Muamalat, (Jakarta: Kencana,
2012).
Abi Abdullah Muhammad bin Ismail al-
Bukhari, Shahih Bukhari, (Beirut:
Dar El-Aker, 1993).
Ahmad Syafii, Step by Step Bisnis
Dropshipping dan Reseller, (Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo, 2013).
Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqani,
Terjemahan Bulughul Maram,
(Jakarta: Pustaka Amani, 1995).
Amir Syarifuddin, Garis – garis Besar
Fiqh, (Bogor: Prenada Media,
2003).
Cholid Narbuko, Abu Achmadi,
Metodologi Penelitian, Jakarta:
Bumi Aksara 2007.
Darmawi, H. (2004). Manajemen Asuransi. Jakarta: Manajemen Asuransi.

Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun |11


AINUL, TOTOK HARIANTO

Djuwaini, D. (2008). Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Psutaka Pelajar.


Iswidharmanjaya, D. (2012). Dropshipping Cara Mudah Bisnis Online. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Pos, I. (2016, Januari 22). https://www/islampos.com. Retrieved from https://www/islampos.com.
Suhendi, H. (2002). Fiqih Mu'amalah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ulum, Miftahul. “Fikih Organisasi


(Reaktualisasi Sejarah Nahdlatul
Ulama di Indonesia)”, Al-Insyiroh
Jurnal Studi Keislaman, Vol. 5
Nomor 2 (September 2019).

Ulum, Miftahul. “The Concept of


Maslahah By Al-Imam Malik And Al-
Imam Al-Tufi (Comparatif Study of
Maslahah Al-Imam Malik and Al-
Imam Najm al-Din Al-Tufi)”, Veteran
Law Review, Vol. 2, No. 1
(November, 2018).

12 | Al‘Adalah, Vol. xx, No. xx, Bulan Tahun

Anda mungkin juga menyukai