Yeti Patmawati
Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Quran Bogor
Email: fatmafath44@gmail.com
Abstract: This study aims to further discuss the problems caused by the existence of
online buying and selling transactions in online shops in the perspective of Islamic
economics based on the Al-Quran Surah An-Nisaa verse 29 and Al-Mutaffifin verse 1.
library research with interpretive methods used in this research are maudu'i (thematic)
research methods and tahlili (analytic) interpretation methods. Based on the results of
this study, it can be concluded that an Online shop or online buying and selling place
is allowed in an Islamic economic perspective as long as it is based on the principle of
consensual or voluntary consent from both parties, namely from the seller and the buyer
and there is no cheating or fraud, so that each party gets what they want. rights that
should be accepted in full are not reduced and their rights are harmed or oppressed.
Keyword: Online shop, Islamic Economic
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membahas lebih jauh masalah-masalah yang
ditimbulkan dengan keberadaan transaksi jual beli secara daring yang ada di online
shop dalam perspektif ekonomi Islam berdasarkan Al-Quran Surat An-Nisaa Ayat 29
dan Al-Mutaffifin ayat 1. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library
research) dengan metode penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian maudu‘i (tematik) dan metode penafsiran tahlili (analitik).
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa online shop atau tempat jual
beli online dibolehkan dalam perspektif ekonomi Islam selama didasarkan pada prinsip
suka sama suka atau kerelaan dari kedua belah pihak yaitu dari penjual maupun pembeli
dan tidak ada kecurangan ataupun penipuan, sehingga setiap pihak mendapatkan apa
yang semestinya diterima secara penuh tidak terkurangi haknya dan dirugikan atau
terdzolimi.
Keyword: Online shop, Ekonomi Islam
Pendahuluan
Modernisasi telah membawa perubahan-perubahan perilaku manusia
disebabkan kemajuan teknologi internet. Dengan perkembangan teknologi internet
membuat internet menjadi salah satu fasilitas yang tidak hanya digunakan untuk
berkomunikasi saja, namun internet memunculkan fenomena baru dalam proses
transaksi jual beli barang. Dengan menggunakan internet, para calon pembeli sudah
dapat melihat produk yang ditawarkan kemudian memesan. Kemudahan dalam
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Online shop atau toko daring sama halnya dengan toko tradisional atau modern
yang ada di dunia nyata namun perbedaannya hanyalah pada cara bertransaksi atau
proses jual belinya dengan menggunakan jaringan internet. Keunggulan online shop ini
prosesnya dapat dengan mudah dilakukan cukup dengan membuka situs maupun media
sosial yang menyediakan fitur toko online atau online shop.2
Online shop sebagai salah satu sarana manusia untuk saling memenuhi
kebutuhan satu sama lain, sehingga online shop memiliki posisi penting dalam
kehidupan manusia dan menjadi bukti bahwa manusia adalah makhluk sosial yang
dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya membutuhkan keterlibatan manusia lain.3
Sebagai seorang muslim, aktifitas kita sudah diatur sedemikian rupa didalam
Al-Quran dan As-Sunnah. Sungguh sangat penting bagi seorang muslim menjalankan
aktivitas sesuai dengan jalan yang di ridhoi Allah SWT. Begitupun dalam hal jual beli
Allah telah mengaturnya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al Baqarah ayat 275
berikut:
ّٰ َّواَحل
ِّ اللهَّ الْبَ ْي ََّع َو َحرََّم
َّالربّٰوا َ َ
Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Hal yang menarik dari ayat tersebut adalah adanya pelarangan riba yang
didahului oleh penghalalan jual beli termasuk jual beli online atau Online shop selama
dilakukan dengan benar sesuai dengan syariah Islam.4 Tidak bisa terelakkan bahwa
fenomena online shop telah tumbuh menjamur di tengah-tengah masyarakat,
masyarakat menggunakan Online shop untuk melakukan transaksi jual-beli apapun.5
Seiring dengan perkembangan transaksi online shop, ternyata turut pula
menimbulkan berbagai permasalahan. Beberapa permasalahan yang dapat muncul
dalam transaksi online shop adalah (a) kualitas barang yang dijual, hal ini karena
pembeli tidak melihat secara langsung barang yang akan dibeli. Pembeli hanya melihat
tampilan gambar yang akan dijual; (b) potensi penipuan yang sangat tinggi, dimana
ketika pembeli sudah melakukan pembayaran namun barang tidak kunjung diantar
1
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syari’ah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 198 dan Lisa Octaviani,
Fenomena Perilaku Belanja Online Sebagai Alternatif Pilihan Konsumsi Di Kalangan Mahasiswa
Universitas Negeri Surabaya, Paradigma. Volume 04 Nomer 03 Tahun 2016
2
Haning Dwi Pratiwi, Online Shop Sebagai Cara Belanja Di Kalangan Mahasiswa Unnes, (Universitas:
Semarang, 2013), h. 3.
3
Nurhayati, S,. Wasilah,. Akuntansi syariah di Indonesia Edisi 4 Jakarta: Penerbit Salemba Empat,
(2015) dalam Misbahul Ulum, Prinsip-Prinsip Jual Beli Online Dalam Islam Dan Penerapannya Pada E-
Commerce Islam Di Indonesia Jurnal Dinamika Ekonomi dan Bisnis, 17 (01) Maret 2020, 49-64
4
Tira Nur Fitria, Bisnis Jual Beli Online Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara, STIE-AAS
Surakarta,Vol.03 No.01, Maret 2017
5
Tira Nur Fitria, Bisnis Jual Beli Online Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara, STIE-AAS
Surakarta,Vol.03 No.01, Maret 2017
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
6
M.Nur Rianto Al Arif, Penjualan On-line Berbasis Media Social Dalam Perspektif Ekonomi Islam,
Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Volume 23, No.1, Tahun 2013 (Juni
2013),hlm.34.
7
Suhrawardi lubis, Hukum Ekonomi Islam, Sinar Grafika offset: Jakarta, 2000
8
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima, Jakarta: Balai Pustaka, 2017
9
Meida Lutfi Samawi, Jual Beli Online Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Ad-Deenar: Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Islam Vol 4, No 01 (2020)
10
Munir Salim, Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam, Al- Daulah Vol. 6 No. 2
Desember 2017
11
Tira Nur Fitria. Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) dalam Hukum Islam dan Hukum Negara.
Surakarta: STIE AAS, 3(1) (2017). Hlm. 54
12
Ade Manan Suherman, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
13
Akad jual beli barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-
syarat tertentu (Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 5/DSN-MUI/IV/2000)
14
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati antara pemesan (pembeli, mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’) (Fatwa
Dewan Syari’ah Nasional No: 6/DSN-MUI/IV/2000)
15
Akad pelimpahan kekuasaan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan
(Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 10/DSN-MUI/IV/2000)
16
Akad jual beli tidak secara tunai (Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000)
17
Akad jasa perantara untuk menjual barang, di mana Perantara (Simsar/Broker) berhak memperoleh
pendapatan atas kelebihan harga jual dari harga yang disepakati sebelumnya (Fatwa Dewan Syari’ah
Nasional No: 93/DSN-MUI/IV/2014)
18
Akad jual beli dengan harga ditentukan melalui tawar menawar (Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No:
110/DSN-MUI/IX/2017)
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
19
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim (Beirut : Daar al-Fikr, 1923)
20
Kaidah ini adalah kaidah yang disepakati oleh jumhur ulama dari 4 madzhab yaitu hanafiyah,
malikiyah, syafiiyah, dan hanabilah sebagaimana ditulis dalam sumber utama 4 madzhab tersebut antara
lain dalam )َّ66َّاألشباهَّوالنظائرََّلبنَّنجيمَّ(َّص, )َّ111َّ/َّ1َّ(َّالذخيرةَّللْرافي, َّ/َّ3َّ(ََّّ)َّاألم646َّ(ََّّ)َّف232َّالرسالةَّلإلمامَّالشافعيَّ(َّص
َّ2dan )َّ326َّ/َّ22َّ(َّمجموعَّفُاوىَّابنَّتيمية
21
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim (Beirut : Daar al-Fikr, 1923)
22
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di . Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan. Cet. I;
Baerut: Dar Ibn Hazm, 2003.
23
Al-Baghawiy, Al-Husain bin Masúd. Ma’alim al-Tanzil,. Jilid. 1. Riyad: Dar al-Taybah, 1409.
ِّ ٍ عن َّتَراadalah
Adapun menurut ath-Thabary, yang dimaksud dengan َّم ْنك َّْم َ َْ
kerelaan kedua belah pihak atas keuntungan yang didapatkan penjual, sehingga
pengetahuan harga dari barang serta keuntungan menjadi syarat kerelaan tersebut. 25
ٍَّإنماَّالبيعَّعنَّتَرا
Artinya: Sesungguhnya jual beli dengan saling suka sama suka (Sunan Ibnu
Majah hadis nomor 2176).26
Lebih lengkap dijelaskan dengan hadist dalam shahih muslim no, 1512 berikut:
Imam Ibnu Katsir menegaskan kembali dengan menukil hadist mursal dalam
kitab tafsirnya tafsir al-quran al-adzim, Rasulullah SAW bersabda:
َّمسلما ِّ ِّ ِّ ِّ
ً البَ ْيعَّعنَّتَ َراٍَّوالخيارَّبع َدَّالص ْف َْةَّوَلَّيَح ُّلَّلمسلمَّأ ْنَّيَ ْغش
24
Al-Qurthubi, (al)Ahmad Muhammad bin. Al-Jāmi’ Li Ahkām Al-Qur’an. Bairut-Libnan: Muassasah
al-Risālah, 2006.
25
Al-Ṭhabarī , Abu Ja‟far Muḥammad Ibn Jarīr Ibn Yazīd Ibn Kathir Ibn Gālib . Jāmi’u al-Bayān fī
Ta`wīli al-Qur`ān (Beirut: Daarul Kitab, 1412 H/1992 M)
26
Ibnu Majah, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwainy, Sunan Ibnu Majah, Beirut: Dar el.
Fikr, 2008
27
Muslim, Abi al-Husaini Muslim bin al-Hujaj al-Qasyiri al-Nasaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-
Kutub al-'Ilmiyah, 1998
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Dalam kitab shahih al-bukhori no. 2933 dijelaskan soal khiyar ini sebagai syarat
prinsip suka sama suka, Rasulullah SAW bersabda:
28
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim (Beirut : Daar al-Fikr, 1923)
29
Muslim, Abi al-Husaini Muslim bin al-Hujaj al-Qasyiri al-Nasaburi, Shahih Muslim, (Beirut: Dar al-
Kutub al-'Ilmiyah, 1998 dan al Bukhari, Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih al Bukhari, Juz V,
(Beirut : Dar al Kitab al. 'Ilmiyyah, 1992
Ulumul Qur’an: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Dalil diatas diperkuat dengan larangan berbuat curang yang akan merusak
prinsip suka sama suka atau kerelaan diatas, sebagaimana dalam firman Allah surat Al-
Mutaffifin ayat 1 sebagai berikut:
ۡ
ََّو ۡي ٌلَّلِّلمطَِّف ِّف ۡي َن
Artinya: Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan
menimbang)!
Menurut ath-Thabary, celaka dalam ayat ini adalah neraka jahannam bagi
mereka yang berlaku curang, curang dalam jual beli, baik dalam ukuran, timbangan,
takaran maupun dalam hal lainnya yang terkait dengan barang yang diperjualbelikan
dan/atau harga yang disepakati. Prinsipnya adalah mengurangi hak orang lain sehingga
orang lain merugi dan terdzolimi. Berdasarkan tafsir ini, maka potensi pelaku jual beli
online yang mencurangi dan atau mengurangi hak orang lain baik dalam barang
maupun dalam harga atau pembayaran sehingga ada salah satu pihak yang dirugikan
dan didzolimi maka praktik ini dilarang dan diganjar dengan siksaan neraka
jahannam.31
Menurut al-Qurthubi, kecurangan ini mencakup seluruh aspek dalam jual beli,
yaitu tindakan merugikan salah satu pihak baik penjual maupun pembeli, menurut Ibnu
Abbas ayat ini diturunkan kepada orang yang paling buruk dalam timbangan dan
takaran ketika Rasulullah SAW tiba di madinah, ayat ini termasuk ayat yang pertama
kali diturunkan ketika Rasulullah tiba di madinah dan menyaksikan praktik curang di
madinah, dengan turunnya ayat ini maka Rasulullah segera memperbaiki timbangan
dan takaran di madinah sehingga tidak ada lagi praktik curang di madinah, masih
diriwayatkan dari ibnu abbas ra, curang dalam ayat ini adalah mengurangi hak yang
semestinya diterima orang lain, sehingga jual beli yang dibolehkan dalam Islam yaitu
jual beli yang memenuhi hak-hak yang semestinya diterima oleh pembeli maupun
penjual.32
Menurut Ibnu Katsir, kondisi madinah sebelum ayat ini turun adalah seburuk-
buruknya pasar karena marak terjadi kecurangan, yaitu mengurangi timbangan dan
takaran sehingga apa yang diterima tidak sama dengan apa yang dibeli, sehingga
pembeli merugi, dengan turunnya ayat ini, Rasulullah memperbaiki kondisi pasar ini
dengan menyesuaikan timbangan dan takaran yang berlaku dan menerapkan hukuman
yang tegas bagi orang yang masih mengambil keuntungan dari kerugian orang lain.33
30
Hidayat, Taufiq, Garansi Dan Penerapannya Perspektif Hukum Islam, Al-Mawarid Edisi XV Tahun
2006
31
Al-Ṭhabarī , Abu Ja‟far Muḥammad Ibn Jarīr Ibn Yazīd Ibn Kathir Ibn Gālib . Jāmi’u al-Bayān fī
Ta`wīli al-Qur`ān (Beirut: Daarul Kitab, 1412 H/1992 M)
32
Al-Qurthubi, (al)Ahmad Muhammad bin. Al-Jāmi’ Li Ahkām Al-Qur’an. Bairut-Libnan: Muassasah
al-Risālah, 2006.
33
Ibnu Katsir, Tafsir al-Qur’an al-Adzim (Beirut : Daar al-Fikr, 1923)
Daftar Pustaka
al Bukhari, Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih al Bukhari, Juz V, (Beirut : Dar
al Kitab al. 'Ilmiyyah, 1992
Al-Baghawiy, Al-Husain bin Masúd. Ma’alim al-Tanzil Jilid. 1. Riyad: Dar al-Taybah,
1409.
Al-Qurthubi, (al)Ahmad Muhammad bin. Al-Jāmi’ Li Ahkām Al-Qur’an. Bairut-
Libnan: Muassasah al-Risālah, 2006.
Al-Ṭhabarī , Abu Ja‟far Muḥammad Ibn Jarīr Ibn Yazīd Ibn Kathir Ibn Gālib . Jāmi’u
al-Bayān fī Ta`wīli al-Qur`ān (Beirut: Daarul Kitab, 1412 H/1992 M)
Arif, Nur Rianto Al, Penjualan On-line Berbasis Media Social Dalam Perspektif
Ekonomi Islam, Ijtihad, Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan,
Volume 23, No.1, Tahun 2013 (Juni 2013),hlm.34.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kelima,
Jakarta: Balai Pustaka, 2017
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 04/DSN-MUI/IV/2000
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 10/DSN-MUI/IV/2000
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 110/DSN-MUI/IX/2017
Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No: 5/DSN-MUI/IV/2000