Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI

ONLINE DI SHOPEE
(studi kasus toko online kocep store)

Ujian Tengah Semester


Mata Kuliah Metode Penelitian Hukum Ekonomi Syariah
Dosen Dr. Jaenudin, M.Ag

Mochammad Irvan Fauzy Anwar


(1183020064)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH (MUAMALAH)


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2021
TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARIAH TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI
ONLINE DI SHOPEE
(studi kasus toko online kocep store)

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan Jual beli pada era modern ini sangat beragam mulai dengan cara barter pada

masa dahulu sampai sekarang masyarakat tidak perlu lagi dating secara langsung untuk

melakukann kegiatan jual beli secara tatap muka antara penjual maupun pembeli. Kebanyakan

masyarakat muslim modern melakukann kegiatan ekonomi dengan cara cara yang efektif dan

efisien akan tetapi hal tersebut apa bila dilihat darisudut pandang agama islam terkadang dalam

melakukann kegiatan jual beli masyarakat muslim modern tidak sadar mereka telah memenuhi

syariat islam atau tidak memenuhi syariat islam kerena kebanyakan masyarakat tidak

mengidahkan dasar dasar hukum syariah dalam melakukann kegiatan ekonomi. Banyak

masyarakat muslim modern yang melakukann kegiatan usahanya tidak memeperhatikan syariah

yang telah ditentukan dikarenakan hanya mengejar materi semata 1. Zaman modern kini telah

banyak membawa perubahan dalam hal jual beli, seperti memanfaatkan media internet sehingga

proses bertransaksi atau jual beli lebih cepat. Saat ini banyak sekali model kegiatan jual beli

salah satunya dengan menjadi reseller atau Dropshiping. Dropshiping ada dua cara dengan cara

menjadi reseller yang berhubungan dengan supplier melalui cara suatu persetujuan serta terdapat

Dropshiping yang tidak memiliki persetujuan dengan pihak supplier secara langsung seperti yang

banyak terdapat dalam onlne shop. Dropshiping online shop yaitu penjualan produk secara

online yang memungkinkan Dropshipper menjual barang ke pelanggan dengan bermodalkan foto

dari supplier atau toko dan menjual ke pelanggan dengan harga yang ditentukan oleh

1
Jusmaliani, 2008. Bisnis Berbasis Syari’ah Jakarta: Bumi Aksara.
Dropshipper. Setelah pelanggan mentransfer uang kerekening Dropshipper, Dropshipper

membayar kepada supplier sesuai dengan harga beli Dropshipper serta memberikan data-data

pelanggan kepada supplier, karena dengan adanya data ini, maka supplier akan mengirimkan

barang kepada konsumen, dengan menggunakan nama Dropshipper. Dropshipper adalah agen

yang menjual kembali produk suppliernya dengan tidak memiliki produk suppliernya tersebut.

Jadi Dropshipper hanyalah agen yang menjual informasi dari suatu produk. Secara tidak

langsung Dropshipper dapat dikatakan seperti seorang salesman yang menjual barang milik

perusahaannya kepada end user tanpa perlu memiliki produknya. Dapat kita lihat perbedaan yang

cukup mendasar dari hal ini, jika Reseller menjual kembali dengan memiliki produknya,

Dropshipper hanya menjual informasi dari produk tersebut. Jadi kita dapat mengatakan pula

bahwa dengan menjadi seorang Dropshipper dapat menjadi pelaku bisnis yang tidak perlu

mengeluarkan modal untuk menjual produk supplier.

Dengan kemudahan yang ditawarkan dan peluang yang cukup menggiurkan ini, banyak

orang yang mulai menekuninya. Karena cukup dengan bermodalkan smartphone, laptop, dan

koneksi internet setiap orang bisa melakukan kegiatan ini. Dalam mu’amalah sendiri prinsip

umumnya adalah boleh hingga ada dalil yang mengharamkan.2 Selain itu, jual beli baru

dikatakan sah apabila memenuhi syarat dan rukunnya.

Oleh karena hal tersebut penulis bermaksud melakukann Pembahasan secara lengkap

disertai penelitian terkait apa dasar hukum yang dapat digunakan apakah praktik dropship

dengan studi kasus pelaku dropship online shop kocep store sudah memenuhi syarat syar’i dan

diperbolehkan untuk masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim serta mengetahui

tanggung jawab pelaku usaha apabila terjadi kecacatan pada barang yang diterima pembeli.

2
A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih, (Bandung: Kencana, 2011), hlm. 130
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti membatasi masalah untuk menjadi bahan

penelitian yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan dropship jual beli online di Shopee (studi kasus toko online kocep

store)?

2. Bagaimana tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap praktik dropship di Shopee (studi

kasus toko online kocep store)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pelaksanaan dropship yang diterapkan oleh Shopee (studi kasus toko online kocep

store).

2. Mengetahui tinjauan Hukum Ekonomi Syariah terhadap model dropship tersebut.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat memberikan

masukan terhadap masyarakat dalam masalah gadai mana yang sesuai dengan syariah dan tidak

sesuai dengan syariah.

2. Kegunaan Praktis
Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan penelitian

serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan dapat menerpakan ilmu

yang sekama ini di perlajari.

Anda mungkin juga menyukai