Anda di halaman 1dari 9

RESUME PERAN PENDIDIKAN DALAM UPAYA

PELESTARIAN NILAI BUDAYA BANGSA

Disusun oleh:
Dwi Nugrohowati

14304241007

Nurhasanah

14304241011

Estu Ria Dwi Yulianingsih

14304241019

Furi Rahayu Marinta

14304244004

Evi margiyanti

14304244011
Pendidikan Biologi A 2014

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

A. Pengertian Pendidikan
Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari
kata didik dan mendapat imbuhan pe dan akhiran an, maka kata ini
mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa
definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang

atau

kelompok

orang

dalam

usaha

mendewasakan

manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.


Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional
Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan
yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,
pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anakanak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara.
Dari beberapa pengertian pendidikan tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang
diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas
hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.
B. Pengertian Nilai Budaya Bangsa
Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk bagi
kehidupan. Nilai merupakan sesuatu yang abstrak, namun hal tersebut

menjadi pedoman bagi kehidupan masyarakat. Contohnya orang


menganggap menolong bernilai baik dan mencuri bernilai buruk.
Pengertian nilai berdasarkan Kamus Bahasa Indonesia: Nilai
adalah, taksiran, sifat-sifat (hal-hal) penting yang dianggap penting atau
yang berguna bagi kemanusiaan yang dapat mendorong manusia mancapai
tujuannya.
Pengertian nilai menurut beberapa ahli :
a

Kimball Young : Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak


dan sering

tidak disadari tentang apa yang dianggap penting dalam

masyarakat.
b

A. W. Green : Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung


disertai

emosi terhadap objek.

Woods :

Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk

umum

yang telah berlangsung lama serta mengarahkan

tingkah laku dan


d

M. Z. Lawang :
yang

kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.

Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa

diinginkan,

yang pantas, berharga, dan dapat

mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai tersebut.


e

Hendropuspito : Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang


dihargai

masyarakat

fungsional bagi

perkembangan

karena

mempunyai

daya

guna

kehidupan manusia.

Nilai-nilai budaya merupakan nilai-nilai yang disepakati dan


tertanam dalam suatu masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan,
kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang
dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan
atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya bersifat
langgeng, tidak mudah berubah aaupun tergantikan dengan nilai budaya
yang lain. Anggota masyarakat memiliki nilai sebagai hasil proses belajar
sejak masa kanak kanak hingga dewasa yang telah mendarah daging.

Sedangkan yang dimaksud dengan nilai budaya itu sendiri sudah


dirumuskan oleh beberapa ahli seperti :
a

Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (1987:85) lain adalah nilai budaya terdiri
dari konsepsi konsepsi

yang

hidup

dalam

alam

fikiran

sebahagian besar warga masyarakat mengenai hal hal yang mereka


anggap amat mulia.
b

Clyde Kluckhohn
Clyde Kluckhohn dalam Pelly (1994) mendefinisikan nilai budaya
sebagai konsepsi umum yang terorganisasi, yang mempengaruhi
perilaku yang berhubungan dengan alam, kedudukan manusia dalam
alam, hubungan orang dengan orang dan tentang hal hal yang
diingini dan tidak diingini yang mungkin bertalian dengan hubungan
orang dengan lingkungan dan sesama manusia.

Sumaatmadja dalam Marpaung


Sementara itu Sumaatmadja dalam Marpaung (2000) mengatakan
bahwa pada perkembangan,

pengembangan,

penerapan

budaya

dalam kehidupan, berkembang pula nilai nilai yang melekat di


masyarakat

yang

mengatur

keserasian,

keselarasan,

serta

keseimbangan.
Suatu nilai apabila sudah membudaya didalam diri seseorang, maka
nilai itu akan dijadikan sebagai pedoman atau petunjuk di dalam
bertingkahlaku. Hal ini dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya budaya gotong royong, budaya malas, dan lain-lain. Jadi, secara
universal, nilai itu merupakan pendorong bagi seseorang dalam mencapai
tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai budaya adalah suatu bentuk
konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah
laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut.

C. Hubungan Pendidikan dan Kebudayaan


Para ahli antropologi pendidikan seperti Theodore Brameld melihat
keterkaitan yang sangat erat antara pendidikan, masyarakat, dan
kebudayaan (Brameld, 1957). Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat
hubungan yang sangat erat, dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu
hal yang sama, yaitu nilai-nilai.
Menurut Tylor (1929) dalam rumusan mengenai kebudayaan,
terdapat 3 komponen yang terjalin di dalamnya, yaitu manusia,
masyarakat, budaya yang ketiganya merupakan dimensi dari hal yang
bersamaan. Oleh sebab itu, pendidikan tidak bisa terlepas dari kebudayaan
dan hanya dapat terlaksana dalam suatu masyarakat.
Apabila kebudayaan mempunyai 3 unsur

penting,

yaitu

kebudayaan sebagai suatu tata kehidupan (order), kebudayaan sebagai


suatu proses, dan kebudayaan yang mempunyai suatu visi tertentu (goals),
maka pendidikan dalam rumusan tersebut adalah sebenarnya proses
pembudayaan. Dengan demikian tidak ada suatu proses pendidikan tanpa
kebudayaan dan tanpa masyarakat, dan sebaliknya tidak ada suatu
kebudayaan dalam pengertian suatu proses tanpa pendidikan, dan proses
kebudayaan dan pendidikan hanya dapat terjadi di dalam hubungan antar
manusia di dalam suatu masyarakat tertentu.
Pendidikan merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kualitas
hidup manusia dalam segala aspek kehidupan dan sekaligus sebagai upaya
pewarisan nilai-nilai budaya bagi kehidupan manusia. Dengan demikian,
pendidikan merupakan produk budaya dan sebaliknya budaya merupakan
produk pendidikan. Brameld (1957) , menegaskan bahwa "proses kunci
memperoleh kebudayaan adalah belajar dan kemudian meneruskan serta
mengubah apa yang dipelajari itu".
Pendidikan adalah merupakan gejala kebudayaan, Pandangan
bahwa pendidikan merupakan gejala kebudayaan didasarkan pada hal-hal
berikut:
1. Manusia adalah makhluk budaya

Pendidikan hanya dapat dilakukan oleh makhluk yang


berbudaya dan yang menghasilkan nilai kebudayaan yaitu manusia.
Hal ini juga yang merupakan perbedaan antara manusia dan hewan
dengan adanya budaya dan pendidikan.
a

Sifat dunia hewan statis, dimana instink dan dan reflek sebagai
pembatas kehidupan tersendiri bagi hewan tersebut (misalnya
lingkungan air, udara dan tanah).

Sifat dunia manusia terbuka, dimana manusia memberi arti bagi


dunianya (secara kongkrit).

2. Perkembangan pendidikan sejajar dengan perkembangan budaya


Pendidikan selalu berubah sesuai perkembangan kebudayaan,
karena pendidikan merupakan proses transfer kebudayaan dan
sebagai cermin nilai-nilai kebudayaan (pendidikan bersifat reflektif).
Pendidikan

juga bersifat

perubahan

perkembangan

progresif,
sesuai

yaitu

selalu

tuntutan

mengalami

perkembangan

kebudayaan. Kedua sifat tersebut berkaitan erat dan terintegrasi.


Untuk itu perlu pendidikan formal dan informal (sengaja diadakan
atau tidak). Perbedaan kebudayaan menjadi cermin bagi bangsa lain,
membuat perbedaan sistem, isi dan pendidikan pengajaran sekaligus
menjadi cermin tingkat pendidikan dan kebudayaan.
3. Pendidikan informal dan pendidikan formal sama derajatnya dan
harus ada kesejajaran tujuan
Pendidikan informal lebih dahulu ada dari pada pendidikan
formal (education and schooling). Pendidikan informal merupakan
unsur mutlak kebudayaan untuk semua tingkat kebudayaan yang
muncul karena adanya pembagian kerja. Pada dasarnya keduanya
disengaja dan gejala kebudayaan, pemisahan keduanya tidak
berguna. Tugas kebudayaan bukan memonopoli lembaga pendidikan

formal, tetapi kebersamaan warga dan negara karena segala unsur


kebudayaan bernilai pendidikan baik direncanakan atau tidak.
Dengan demikian pendidikan merupakan ikhtiar pembudayaan
demi peradaban manusia. Tiap ikhtiar pendidikan bermakna sebagai proses
pembudayaan dan seiring bersama itu berkembanglah sejarah peradaban
manusia. Seluruh sprektum kebudayaan hanya bisa dialihkan dari satu
generasi ke generasi lain melalui pendidikan. Kalau demikian halnya,
maka pendidikan tidak hanya merupakan prakarsa bagi terjadinya
pengalihan pengetahuan dan ketrampilan tetapi juga melalui pengalihan
nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial.
D. Peran Pendidikan Dalam Pelestarian Budaya
Pada dasarnya pendidikan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari
ruang lingkup kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil perolehan
manusia selama menjalin interaksi kehidupan baik dengan lingkungan
fisik maupun non fisik. Hasil perolehan tersebut berguna untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Proses hubungan antar manusia
dengan lingkungan luarnya telah mengkisahkan suatu rangkaian
pembelajaran secara alamiah. Pada akhirnya proses tersebut mampu
melahirkan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia. Disini
kebudayaan dapat disimpulkan sebagai hasil pembelajaran manusia
dengan alam. Alam telah mendidik manusia melalui situasi tertentu yang
memicu akal budi manusia untuk mengelola keadaan menjadi sesuatu
yang berguna bagi kehidupannya.
Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat
erat dalam arti keduanya berkenaan dengan suatu hal yang sama yakni
nilai-nilai. Dalam konteks kebudayaan justru pendidikan memainkan
peranan sebagai agen pengajaran nilai-nilai budaya. Karena pada dasarnya
pendidikan yang berlangsung adalah suatu proses pembentukan kualitas
manusia sesuai dengan kodrat budaya yang dimiliki.
Oleh karena itu kebudayaan diturunkan

kepada

generasi

penerusnya lewat proses belajar tentang tata cara bertingkah laku.

Sehingga secara wujudnya, substansi kebudayaan itu telah mendarah


daging dalam kepribadian anggota-anggotanya.
Dilihat dari sudut pandang individu, pendidikan merupakan usaha
untuk menimbang dan menghubungkan potensi individu. Adapun dari
sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan merupakan usaha pewarisan
nilai-nilai budaya dari generasi tua kepada generasi muda, agar nilai-nilai
budaya tersebut tetap terpelihara. Maka sudah jelas bahwa pendidikan dan
kebudayaan

sangat

erat

sekali

hubugan

karena

keduanya

berkesinambungan, keduanya saling mendukung satu sama lainnya.


Transfer nilai-nilai budaya dimiliki paling efektif adalah melalui
proses pendidikan. Dalam masyarakat modern proses pendidikan tersebut
didasarkan pada program pendidikan secara formal. Oleh sebab itu dalam
penyelenggarannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal. Pendidikan
mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu
dan pewarisan nilai-nilai budaya. Maka sudah jelas sekali bahwa kedua hal
tersebut pendidikan dan kebudayaan berkaitan erat dengan pandangan
hidup suatu masyarakat atau bangsa itu masing-masing, kedua hal tersebut
tidak dapat dipisahkan karena saling membutuhkan antara satu sama
lainnya.
Pendidikan bertujuan untuk membentuk agar manusia dapat
menunjukkan perilakunya sebagai makhluk yang berbudaya yang mampu
bersosialisasi dalam masyarakatnya dan menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, baik
secara pribadi, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan.
Dalam pandangan ini, pendidikan mengemban dua tugas utama,
yaitu peningkatan potensi individu dan pelestarian nilai-nilai budaya.
Manusia sebagai mahluk berbudaya, pada hakikatnya adalah pencipta
budaya itu sendiri. Budaya itu kemudian meningkatkan sejalan dengan
peningkatan potensi manusia pencipta budaya itu.
Sekolah atau pendidikan formal adalah salah satu sarana atau
media dari proses pembudayaan media lainnya (keluarga dan institusi
lainnya yang ada dalam masyarakat). Hartoko Dalam konteks inilah
pendidikan disebut sebagai proses untuk memanusiakan manusia (Dick).
Fungsi pendidikan budaya adalah:

Memperkenalkan, memelihara dan mengembangkan unsur- unsur

budaya.
Pengembangan: Pengembangan potensi peserta didik untuk menjadi
pribadi berperilaku baik; ini bagi peserta didik yang telah memiliki

sikap dan perilaku yang mencerminkan budaya bangsa;


Perbaikan: Memperkuat kiprah pendidikan nasional

untuk

bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang


4

lebih bermartabat.
Penyaring: Untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya
bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter

bangsa yang bermartabat.


Menumbuhkembangkan semangat kebudaya bangsa.

E. Kesimpulan
Peran pendidikan asalah sebagai transfer nilai-nilai budaya atau
sebagai cara yang paling efektif dalam mentrasnfer nilai-nilai budaya
adalah dengan cara proses pendidikan, karena keduanya sangat erat
hubungannya. Kebudayaan dengan pendidikan sangat erat sekali keduanya
saling berkesinambungan dan tidak dapat dipisahkan karena saling dan
membutuhkan antara satu sama lainnya. Dalam konteks, dapat dilihat
hubungan antara pendidikan dan kebudayaan. Kebudayaan akan
terlestarikan dalam setiap ini tentunya hanya akan mungkin terjadi bila
para generasi mudanya sebagai generasi penerus.

Anda mungkin juga menyukai