Anda di halaman 1dari 10

Artikel Ilmiah

Dalam dunia akademik, artikel ilmiah memiliki peran yang sangat penting,
baik bagi pengembangkan ilmu pengetahuan itu sendiri maupun bagi
pengembangan karir peneliti dan akademisi. Bagi sivitas akademika (dosen
peneliti dan mahasiswa), tentunya diwajibkan melakukan penelitian. Setelah
penelitian selesai, maka akan diakhiri dengan membuat laporan penelitian yang
bentuknya dapat bermacam-macam. Untuk penelitian dosen biasanya berbentuk
laporan penelitian, sedangkan laporan penelitian sebagai suatu produk akhir dari
suatu jenjang pendidikan, dapat berupa skripsi, tesis, atau disertasi.
Walaupun memiliki kadar ilmiah, pada dasarnya, skripsi, tesis, dan disertasi
(LPSTD) belum dapat dikategorikan sebagai karya publikasi ilmiah, karena pada
dasarnya LPSTD adalah karya ilmiah yang tidak dipublikasikan. Oleh karena
ada slogan di dunia akademik bahwa suatu penelitian belumlah dianggap selesai
kecuali jika hasilnya telah dipublikasikan secara luas.
Cara mempublikasikan karya ilmiah banyak ragamnya, dapat berupa makalah
yang diseminarkan lalu dijadikan prosiding, atau diunggah ke internet sebagai
tulisan dari para penelitinya. Namun demikian, nilai kredit tertinggi dari suatu
publikasi ilmiah adalah jika hasil penelitian dipublikasikan sebagai artikel ilmiah
dalam jurnal ilmiah yang direview oleh pakar sebidang ilmu (peer-reviewed
articles).
Ada beberapa jenis artikel ilmiah yang dapat dimuat dalam suatu jurnal ilmiah,
yaitu artikel ilmiah primer (melaporkan hasil penelitian si penulis artikelnya
sendiri), artikel ilmiah review atau kupasan (si penulisnya mengupas berbagai
artikel yang sejenis dan meramunya menjadi artikel baru secara komprehensif),
book review, surat kepada Editor jurnal (letter to editor), komunikasi singkat
(short report), laporan perdana (first report), dan lain-lain.
Artikel ilmiah primer, pada dasarnya adalah versi ringkas dari suatu
laporan hasil penelitian (laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi -
LPSTD). Dengan demikian, bagi seorang dosen termasuk juga bagi
mahasiswa, seharusnya menulis artikel ilmiah jauh lebih mudah karena pada
dasarnya hanya menyingkat laporan ilmiah versi LPSTD saja.
a. Perbedaan Format Dasar LPSTD Dengan Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah memiliki format dasar atau komponen yang berbeda dengan
LPSTD. Artikel ilmiah adalah bentuk ringkas dari LPSTD. Format baku bagian
inti dari suatu artikel ilmiah, terkenal dalam sebutan berbahasa Inggris sebagai
IMRaD, yang merupakan singkatan dari Introduction (Pendahuluan), Materials
and Method (Bahan dan Metode), Results(Hasil), and Discussion (Diskusi atau
Pembahasan). Pada sebagian jurnal, bagian Hasil digabungkan dengan
Pembahasan, sebagai Hasil dan Pembahasan. Berikut adalah contoh dari format
atau komponen bagian inti dari LPSTD.

Untuk LPSTD kuantitatif, mengubahnya menjadi artikel ilmiah adalah dengan


cara menggabungkan kemudian meringkas Bab I dan Bab II menjadi bagian
Pendahuluan, sementara untuk bagian lainnya tetap namun hanya diringkas saja.

b. Format dan Isi


Artikel jurnal atau karya tulis ilmiah bergaya jurnal, biasanya terdiri dari
bagian-bagian seperti berikut: Judul, Pengarang dan Afiliasi Institusi, Abstrak,
Pengantar, Metode, Hasil, Diskusi, Penghargaan (acknowledgment), dan Rujukan
(references). Susunan bagian yang akan tampil dalam suatu artikel jurnal adalah
seperti susunan berikut:
Proses Bagian
Apa yang telah saya lakukan secara singkat? Abstrak
Apa masalahnya? Pengantar
Bagaimana saya memecahkan masalah tersebut? Bahan-bahan dan Metode
Apa yang saya temukan? Hasil
Apa maknanya? Diskusi
Siapa yang membantu? Penghargaan (opsional)
Karya siapa yang saya rujuk? Rujukan
Informasi Tambahan Lampiran (opsional)

c. Judul, Nama Pengarang, dan Afiliasi Institusi


Fungsi:
Artikel biasanya dimulai dengan judul singkat yang menggambarkan isi
karya tersebut. Sebaiknya menggunakan kata-kata deskriptif yang benar-benar
berhubungan dengan isi karya.Kebanyakan pembaca akan menemukan karya
tersebut melalui database elektronik dengan menelusur kata kunci yang ditemukan
pada judul.
Format:
1. Judul sebaiknya diketengahkan pada bagian atas halaman pertama, tidak
digaris-bawah atau cetak miring.
2. Nama pengarang (pengarang utama pertama) dan afiliasi institusi dicantumkan
dua spasi setelah judul dan diketengahkan. Jika pengarang lebih dari dua,
nama dipisahkan dengan tanda koma kecuali untuk nama terakhir dipisahkan
dengan menggunakan kata dan.
Contoh:
Penghambatan pertumbuhan bakteri Pseudomonas solanacearum oleh
streptomycin secara in vitro.
Kriteria judul yang baik adalah :
1. Dapat dengan ringkas mengidentifikasikan masalah yang dilaporkan oleh
tulisan.
2. Dapat mengidentifikasi tujuan dari penelitian yang dilaporkan dalam artikel.
3. Menarik, dalam arti dapat mempengaruhi pembaca untuk membaca seluruh
artikel.
4. Judul artikel dibatas jumlah katanya, biasanya maksimum hanya 15 buah kata.
Bagian kedua dari sebuah artikel ilmiah adalah Nama Diri penulis artikel
danalamat tempat penulis berafiliasi saat penelitian dilaksanakan. Beberapa hal
berikut perlu dipahami oleh penulis artikel ilmiah :
1. Tetaplah konsisten dalam menuliskan nama diri dari satu artikel ke artikel
lainnya. Penulisan nama yang konsisten memiliki dua sisi penting, yaitu (1)
tidak membingungkan orang ketika akan menyitir artikel Anda sebagai
pustaka; dan (2) sebagai bukti bahwa anda adalah satu orang yang sama. Di
Indonesia, orang sering tidak konsisten dalam menuliskan nama diri dalam
tulisan ilmiah. Sebagai contoh, seseorang yang bernama Deliana Rima
Susanti, dapat saja menuliskan namanya sebagai Deliana R.S.; D.R. Susanti;
D. Rima Susanti, atau kombinasi lainnya. Jika orang tersebut secara konsisten
meneliti hal yang sama namunmempublikasikan artikel ilmiah dengan nama
yang berlainan, maka orang akan bingung, apakah penulis artikel tersebut
orang yang sama atau berlainan.
2. Jurnal ilmiah harus memenuhi kaidah internasional, termasuk penulisan nama.
Artinya, suka atau tidak suka, nama belakang, baik berupa marga ataupun
tidak sebaiknya jangan disingkat. Untuk contoh di atas, sebaiknya jangan
pernah menggunakan nama Deliana R.S., karena nama akan membingungkan
ketika harus ditulis dalam daftar pustaka. Nama belakang berupa singkatan
(pada contoh kasus di atas sebagai R.S.) tidak dikenal dalam sistem penulisan
nama.
3. Jika autor artikel lebih dari seorang, maka cantumkanlah siapa yang
bertanggungjawab untuk komunikasi surat jika ada yang berminat
menghubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang artikel
tersebut.
4. Alamat yang dicantumkan menyertai nama autor adalah alamat tempat
pelaksanaan penelitian yang artikelnya dilaporkan dan bukan tempat institusi
bekerja para autornya. Jadi, jika artikel melaporkan hasil riset pascasarjana di
Unpad, maka alamatnya harus alamat Unpad sekalipun penulis utamanya
merupakan pegawai di tempat lain. Jika autornya sekarang sudah tidak lagi
berada di tempat tersebut, maka hal itu biasanya diberitahukan sebagai catatan
kecil di bagian lain dari artikel tersebut.
5. Tuliskanlah alamat sejelas-jelasnya, termasuk alamat surel, sehingga akan
mempermudah orang lain yang ingin melakukan korespondensi. Salah satu
tujuan mencantumkan alamat penulis adalah selain sebagai identitas diri
(contohnya adalah membedakan "Robert" yang bekerja di instansi A dengan
'Robert' yang bekerja di instansi B), adalah untuk keperluan komunikasi bagi
yang berminat mendapatkan informasi tambahan tentang artikel tersebut.
d. Abstrak
Fungsi:
Abstrak adalah ringkasan aspek-aspek utama dari keseluruhan karya tulis,
biasanya dalam satu paragraf, dengan urutan sebagai berikut:
1. Masalah yang diselidiki (atau tujuan), (diambil dari Pengantar), sebutkan
tujuan dengan jelas pada kalimat pertama atau kedua.
2. Rancangan percobaan dan metode yang digunakan, (dari Metode). Ungkapkan
dengan jelas rancangan dasar studi; sebutkan atau uraikan dengan
ringkas metodologi dasar dan teknik kunci yang digunakan.
3. Temuan utama termasuk hasil kuantitatif, atau kecenderungan (dari Hasil).
Laporkan semua hasil dengan menjawab masalah yang telah
dikemukakan; identifikasi kecenderungan, perubahan relatif atau perbedaan-
perbedaan, dsb.
4. Ringkasan interpretasi dan kesimpulan (dari Diskusi). Sebutkan dengan jelas
implikasi dari hasil yang diperoleh.
Jika judul dapat memberikan pernyataan sangat sederhana tentang isi suatu
artikel, maka Abstrak memberikan uraian lebih terperinci untuk masing-masing
aspek utama dari karya tersebut. Setiap aspek dapat terdiri dari dua atau tiga
kalimat. Abstrak membantu pembaca untuk memutuskan apakah mereka ingin
membaca seluruh karya tersebut. Abstrak merupakan satu-satunya bagian dari
suatu karya yang dapat diperoleh melalui penelusuran literatur elektronik atau
abstrak yang dipublikasikan.
Berikut adalah anatomi dari salah satu contoh abstrak yang baik :
Responses of barley cultivars and lines to isolates of Pyrenophora teres
A Douiyssi, DC Rasmusson, and AP Roelfs (Plant Disease, 1998)
(Penerjemahan dan pemaragrafan dimaksudkan untuk memperjelas bagian
bagian abstrak)
Rasionalisasi Net blotch, yang disebabkan oleh Pyrenophora teres,
merupakan salah satu penyakit daun yang sangat merugikan
pada tanaman barley di seluruh dunia.
Tujuan Informasi mengenai reaksi varietas lokal, galur harapan unggul,
dan variabilitas patogen mutlak diperlukan dalam
mengembangkan suatu program pemuliaan untuk mendapatkan
varitas resisten.
Metode Reaksi dari 38 galur barley terhadap 15 isolat P. teres telah
dilakukan pada stadia bibit di rumah kaca dan hasilnya
kemudian diuji di tiga lokasi di Maroko.
Hasil Tidak ditemukan adanya galur yang resisten terhadap semua
isolat patogen. Variabilitas patogen sangat tinggi karena tidak
ada satu isolat pun yang identik. Untuk setiap isolat yang diuji,
suatu aras resisten yang tinggi ditemukan pada satu atau
beberapa galur. General adult resistance dijumpai sebagairespon
terhadap isolat I-1, sementara general seedling resistance
ditemukan terhadap isolat I-14. Resistensi dewasa tidak
dijumpai pada stadia bibit pada 9 galur terhadap isolat I-1. Hasil
pengujian stadia bibit tidak konsisten dengan hasil pengujian
stadia dewasa, sehingga mengurangi manfaat uji stadia bibit.
Resistensi lapang varitas resisten dan medium resisten
(Heartland, Minn7, CI 2333, dan CI 2549) konsisten pada
seluruh lokasi eksperimen.
Kesimpulan Adanya variabilitas pada P. teres dan tidak adanya galur yang
resisten terhadap semua isolat mengindikasikan bahwa
strategipemuliaan tanaman harus menekankan terhadap
piramidisasi gen-gen resistensi.
e. Pengantar
Fungsi:
1. Memperlihatkan konteks dari karya yang dilaporkan. Pengantar diisi dengan
mendiskusikan literatur utama penelitian (dengan kutipan) dan
meringkaskan pemahaman kita terkini tentang masalah yang diselidiki;
2. Menyatakan tujuan dari karya dalam bentuk hipotesis, pertanyaan, atau
masalah yang diselidiki; dan
3. Menjelaskan dengan ringkas dasar pemikiran atau alasan dan
pendekatan, dan jika memungkinkan, hasil yang mungkin diperoleh dari
studi tersebut.
Suatu Pengantar harus dapat menjawab pertanyaan: Apa yang telah saya
pelajari? Mengapa hal tersebut menjadi suatu masalah yang penting? Apa
yang kita ketahui tentang hal tersebut sebelum saya melakukan studi ini?
Bagaimana studi ini bisa memajukan pengetahuan?
f. Metode
Fungsi:
Dalam bagian ini, kita menguraikan dengan jelas bagaimana kita
melaksanakan studi tersebut, dengan struktur dan organisasi seperti berikut:
1. Subjek yang digunakan (tumbuhan, hewan, manusia, dsb.) dan
penanganannya, kapan dan dimana studi tersebut dilakukan (jika lokasi dan
waktu menjadi faktor penting);
2. Jika studi lapangan, suatu uraian tentang tempat studi, termasuk fitur fisik dan
biologis dari lokasi yang sesungguhnya;
3. Percobaan atau rancangan sampel (antara lain bagaimana
percobaan atau studi distrukturisasi, contoh, kontrol, perlakuan, variabel
yang diukur, berapa banyak sampel yang dikumpulkan, replikasi, dsb.);
4. Protokol untuk pengumpulan data, antara lain bagaimana prosedur
penyelidikan telah dilakukan; dan
5. Bagaimana data tersebut dianalisis (prosedur statistik yang digunakan).
Penyajian sebaiknya diorganisasikan sehingga pembaca akan
memahami alur logis dari penyelidikan tersebut; untuk itu diperlukan
sub-heading. Secara umum, diberikan rincian kuantitatif (berapa banyak,
berapa lama, kapan, dsb.) tentang prosedur penyelidikan tersebut sehingga
ilmuwan lain bisa mereproduksinya. Kita juga harus menjelaskan prosedur
statistik yang digunakan untuk menganalisis hasil, termasuk tingkat
probabilitasnya.
g. Hasil
Fungsi:
Fungsi dari bagian Hasil adalah menyajikan hasil utama secara objektif, tanpa
interpretasi, dalam suatu susunan logis dan teratur menggunakan bahan
ilustratif (tabel dan gambar) dan teks. Ringkasan analisis statistik dapat dimuat
dalam bentuk teks (biasanya dalam tanda kurung) tabel atau gambar yang relevan
(dalam bentuk legenda atau catatan kaki terhadap tabel atau gambar). Hasil
seharusnya diorganisasikan dalam suatu seri tabel dan/atau gambar secara
berurutan untuk menyajikan temuan utama dalam susunan logis. Uraian
tentang Hasil mengikuti urutan tersebut dan jawaban terhadap
pertanyaan/hipotesis yang diselidiki disorot (highlight). Hasil negatif yang penting
juga harus dilaporkan. Penulis biasanya menulis bagian uraian hasil
didasarkan kepada susunan tabel dan gambar.
h. Diskusi
Fungsi:
Fungsi Diskusi adalah untuk menginterpretasikan hasil yaitu apa yang
telah diketahui tentang subjek penyelidikan tersebut, dan menjelaskan
pemahaman baru terhadap masalah yang dikemukakan dengan
memperhatikan hasil yang diperoleh. Diskusi akan selalu dihubungkan
dengan Pengantar dengan pertanyaan atau hipotesis yang ditetapkan dan
literatur yang dikutip, tetapi bukan berarti mengulang atau menata kembali
Pengantar tersebut. Tetapi sebaliknya Diskusi menjelaskan bahwa studi yang
dilakukan telah menggerakkan kita ke depan dari posisi semula seperti pada
uraian akhir Pengantar.
Suatu diskusi yang baik akan terdiri dari :
1. Prinsip-prinsip, hubungan, dan generalisasi yang didukung oleh data hasil
Eksperimen
2. Kekecualian, ketiadaan korelasi, dan definisi dari hal-hal yang belum baku,
kesenjangan pengetahuan, dan hal-hal yang memerlukan suatu penyelidikan
lanjutan
3. Penekanan pada hasil dan kesimpulan yang baik setuju maupun tidak setuju
dengan hasil-hasil pengamatan lain
4. Implikasi praktis maupun teoritis
5. Kesimpulan, dengan ringkasan bukti-buktinya
i. Penghargaan
Jika di dalam penyelidikan tersebut, kita memperoleh suatu bantuan
penting dalam hal pemikiran, perancangan, atau pelaksanaan pekerjaan,
atau memperoleh bahan-bahan dari seseorang yang dengan kemurahan hati
memberikannya, kita harus menghargai bantuan mereka dan layanan atau
bahan-bahan yang disediakan. Penulis selalu menghargai reviewers naskah
mereka dan setiap sumber pendanaan yang mendukung penelitian tersebut.
Walaupun hal ini bersifat opsional, tetapi penghargaan ini penting apabila
kita ingin memperoleh dukungan mereka berikutnya di masa yang akan datang.
j. Rujukan
Bagian Rujukan atau literatur yang dikutip menyajikan suatu daftar
rujukan yang benar-benar dikutip dalam karya tulis, yang disusun secara
alfabetis. Di dalam tulisan (terutama pada Pengantar dan Diskusi), setiap
merujuk pada suatu sumber informasi, kita harus membuat kutipan dari
mana informasi tersebut diperoleh. Cara paling sederhana untuk itu adalah
dengan menggunakan tanda kurung, dan mencantumkan nama-akhir
pengarang dan tahun publikasi di dalamnya. Beberapa jurnal seperti Science,
menggunakan sistem nomor untuk rujukan. Setiap jurnal harus menetapkan suatu
model yang harus diikuti oleh setiap penulis.
Selanjutnya, di dalam Rujukan atau literatur yang dikutip, harus
diberikan kutipan (citations) yang lengkap untuk setiap artikel yang dipublikasi
yang dikutip di dalam karya. Berikut ini adalah beberapa aturan dasar yang
dapat diterapkan pada semua format (Siregar, 1999).
1. Semua entri harus didaftar berdasarkan nama-akhir pengarang secara
alpabetis.
2. Jika pengarang yang sama dikutip beberapa kali dari karya yang berbeda,
entri harus didaftar dalam urutan kronologis berdasarkan tahun publikasi.
3. Jika pengarang dikutip untuk dua atau lebih karya yang dipublikasi
pada tahun yang sama, tambahkan huruf kecil a, b, c, dst.setelah tahun
terbit.
k. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka adalah daftar yang lengkap memuat semua referensi tercetak yang
dijadikan acuan dalam artikel yang ditulis.
1. Gaya penulisannya juga bervariasi dari jurnal ke jurnal.
2. komunikasi pribadi dan data belum dipublikasikan hanya boleh ditulis di
dalam teks dan tidak ada di Daftar Pustaka. Biasanya ditulis di dalam tanda
kurung.
3. Jika ada referensi yang disebut dalam naskah tapi tidak ada dalam Daftar
Pustaka, maka editor jurnal dapat menolak naskah.
4. Hati-hati dengan salah ketik, baik nama maupun judul referensi. Kesalahan
pengetikan akan diartikan kita dianggap tidak memiliki atau tidak
membacareferensi aslinya. Editor tidak akan dapat membantu merevisi
kesalahan ketik dalam daftar pustaka.
l. Lampiran
Fungsi:
Suatu Lampiran berisikan informasi yang tidak penting untuk
pemahaman karya tulis, tetapi menyajikan informasi lebih lanjut untuk
mengklarifikasi suatu butir dengan tidak membebani tulisan. Lampiran
merupakan bagian opsional dari suatu karya, dan jarang ditemukan pada
artikel yang dipublikasikan.
Setiap Lampiran harus ditandai dengan angka Romawi secara berurutan,
misalnya Lampiran I, Lampiran II, dst. Setiap Lampiran biasanya berisikan
materi yang berbeda. Beberapa contoh materi yang mungkin dimasukkan
dalam lampiran adalah: data mentah, peta (dilipat), foto tambahan, penjelasan
formula, program komputer khusus untuk prosedur tertentu, nama-nama
generik lengkap bahan kimia atau senyawa yang dirujuk dalam teks, dan diagram.

Dapus
A.Ridwan Siregar. 2008. Desain, Format dan Isi Jurnal Ilmiah. Artikel. Departemen
Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.
Siregar, A. Ridwan. 1999. Pedoman Pencantuman Sitasi dan Bibliografi. Medan:
Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra USU (unpublished).
Tarkus Suganda. 2014. Prinsip dan Teknik Menulis Artikel Ilmiah dari Laporan
Penelitian, Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Makalah Pelatihan Penulisan Artikel
Ilmiah, Kampus ITB Jatinangor, 10 Mei 2014.

Anda mungkin juga menyukai