0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen ayam petelur mulai dari pemilihan bibit, program pakan, kandang, penyakit, vaksinasi, hingga produksi dan pengelolaan telur. Hal-hal penting dalam manajemen ayam petelur antara lain pemilihan bibit unggul, program pakan berkualitas, penyakit dan vaksinasi tepat waktu, serta pengelolaan yang baik untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas telur yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen ayam petelur mulai dari pemilihan bibit, program pakan, kandang, penyakit, vaksinasi, hingga produksi dan pengelolaan telur. Hal-hal penting dalam manajemen ayam petelur antara lain pemilihan bibit unggul, program pakan berkualitas, penyakit dan vaksinasi tepat waktu, serta pengelolaan yang baik untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas telur yang optimal.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen ayam petelur mulai dari pemilihan bibit, program pakan, kandang, penyakit, vaksinasi, hingga produksi dan pengelolaan telur. Hal-hal penting dalam manajemen ayam petelur antara lain pemilihan bibit unggul, program pakan berkualitas, penyakit dan vaksinasi tepat waktu, serta pengelolaan yang baik untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas telur yang optimal.
Zaman dahulu orang memelihara ayam untuk kebutuhan konsumsi keluarga
atau hanya untuk hobi saja. Peternakan tradisional tidak dapat memenuhi permintaan kebutuhan telur yang terus meningkat. Oleh karena itu, muncul peternakan ayam petelur dengan menggunakan teknologi yang tinggi dan modern. Secara umum beberapa hal dasar yang harus diperhatikan dalam memelihara ayam petelur adalah 1) pemilihan bibit unggul, 2) program pakan, 3) kandang, 4) penyakit dan program vaksinasi, 5) manajemen. Pemilihan bibit ayam petelur yang bermutu baik adalah tahap awal yang sangat penting. Sebaik apapun tahap selanjutnya, tidak dapat menjamin produktivitas telur tinggi kalau bukan bibit unggul. Program pakan jenis dan mutu makan sangat berperan besar atas pertumbuhan dan penampilan yang baik dari ayam petelur. Pakan juga dapat menentukan tingkat produktivitas telur. Selain jenis dan mutu, takaran pakan juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur ayam. Ayam membutuhkan tempat tinggal atau kandang yang layak secara higienis. Kelayakan kandang akan berpengaruh pada kualitas ayam dan mutu telur. Kesahatan merupakan syarat mutlak dalam beternak ayam petelur. Program penyakit dan vaksinasi dilakukan untuk mencegah ayam terkena wabah. Program kesehatan meliputi kandang, ayam, pengelola, pendatang, dan wadah pengangkut. Program pencegahan penyakit lebih penting daripada pengobatan. Keberhasilan dalam beternak ayam petelur sangat ditentukan oleh cara pengelolaan yang benar, perananan manajemen modern mutlak diperlukan agar dapat memperoleh efisiensi kerja maksimal dan produktivitas optimal. Syarat kandang yang baik adalah mempunyai aliran udara, mempunyai air yang bersih, serta letak kandang pada lokasi tertinggi atau jauh dari pemukiman penduduk. Syarat yang harus dipenuhi untuk sebuah kandang yaitu mempunyai ruang pencuci hama, arah kandang membujur dari timur ke barat. Desain kandang diperhatikan dengan ukuran 8 – 10 m untuk ayam remaja, kepadatan maksimum 8 ekor/m2 pada kandang postal, kepadatan maksimum 12 ekor/m 2, jarak kandang minimum 10 m untuk ayam satu umur, jarak kandang minimum 50 m untuk ayam yang berbeda umur, tinggi atap ke lantai minimum 1.5 m atau 2.5 m pada kandang ayam petelur dengan lebar kandang 5.6 m, dengan lebar jalan pada kandang baterai 80 cm, persiapan kandang dilakukan setelah ayam dikeluarkan peralatan kandang juga dikeluarkan dan menyemprot litter dengan air bersih serta desinfektan dan insektisida kemudian menutup tirai, semprotkan insektisida dan fumigasi kandang, alas sekam bebas jamur disebar dengan ketebalan 5 – 7 cm, memasang peralatan pemanas, semprotkan desinfektan, dan membiarkan kandang setidaknya 7 hari. Peralatan yang dibutuhkan untuk 500 – 600 ekor Day Old Chiken (DOC) diantaranya yaitu alat pemanas, sekat berukuran 3 x 3 m, tempat pakan plastik sebanyak 8 buah, tempat minum 8 buah, dan alat pengukur suhu ruangan. Persiapan sebelum DOC datang dilakukan dengan mengatur suhu kandang 32 – 35 °C pada pinggir pemanas, siapkan air minum dengan campuran 100 liter air ditambah 15 g Lincospectin 50, 75 g Nopetress merah, dan 500 gula pasir untuk 6000 – 7000 ekor DOC dan dibagi ke setiap tempat minum sebanyak 1 liter. Penerimaan DOC dilakukan dengan cepat membongkar sewaktu DOC tiba kemudian letakkan 5 – 6 box berisi DOC ke dalam setiap pemanas, lakukan sampling, penimbangan, dan penghitungan DOC, kemudian disebar ke dalam indukan. Anak ayam perlu dikenalkan untuk meminum air serta pemberian pakan sedikit demi sedikit serta bersih dari kotoran seperti sekam serta frekuensi pemberian pakan dikurangi. Perluasan sekat dilakukan karena ayam memerlukan ruang yang lebih luas siring dengan pertumbuhan, perluasan sekat dilakukan setiap 4 hari dan sekat dikeluarkan setelah hari ke-20. Secara bertahap tempat pakan dan tempat minum diganti alat untuk ayam remaja. Suhu kandang diturunkan 3 °C setiap minggu. Selain itu dilakukan pemotongan paruh pada ayam untuk mencegah kanibalisme. Masa pertumbuhan dan perkembangan pada ayam terjadi pada umur 7 – 17 minggu. Berat badan ayam perlu diperhatikan dan keseragamannya perlu disesuaikan. Penimbangan dilakukan pada umur 5 minggu sampai mulai produksi umur 19 – 20 minggu. Sampel yang dibutuhkan adalah 80% dari sampel yang memiliki berat sekitar 10% dari berat badan rata-rata. Kriteria berat badan dengan keseragaman yang cukup baik adalah berkisar dari 900-1100 gram. Untuk memenuhi kriteria ini diperlukan pemantauan pengaturan pakan, pengaturan air minum dengan penambahan klorin 3 – 5 ppm, dan tempat minum dibersihkan setidaknya dua kali sehari, pengelompokkan ayam sesuai berat badan, dan program penyinaran yang baik. Masa bertelur ayam layer berada pada usia 18 minggu sampai afkir. Pada masa bertelur hal yang penting bahwa biaya pakan merupakan 70% dari total biaya produksi. Maka itu dibutuhkan pakan dengan kualitas yang baik, sehingga dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas telur yang baik. Hal ini dilakukan dengan tujuan menekan biaya produksi. Bahan baku dari pakan seperti tepung ikan, tepung tulang, dan lain-lain dapat menimbulkan bila terdapat kesalahan dalam nutrisi untuk ayam. Pakan komersil sudah cukup baik untuk dapat diberikan ke ayam layer meliputi pakan jadi dan pakan konsentrat. Hal lain yang tidak kalah penting adalah penyimpanan dan pencampuran dari kedua pakan. Penyimpanan pakan disarankan pada tempat yang kering, memiliki ventilasi yang baik, diberi alas, dan penyusunan tidak terlalu padat. Barang yang digunakan harus menggunakan sistem barang yang masuk pertama, itulah barang yang harus digunakan pertama. Untuk pencampuran pakan siapkan jagung dibagi menjadi 3 bagian, konsentrat 2 bagian, dan bekatul 2 bagian. Masukkan bahan bahan tersebut dengan urutan jagung, konsentrat, bekatul, jagung, konsentrat, katul, dan jagung dilakukan selama 15 menit pada mesin pencampura vertikal. Program pemberian pakan pada ayam remaja atau ayam muda, dilakukan pemberian 80 gram per ekor per hari dengan peningkatan sebanyak 5 gram per minggu mengikuti perkembagan umur ayam. Puncak pemberian pakan ayam berada pada umur 26 minggu dengan pemberian 120-122 gram per hari per ekor. Pada umur 18 minggu, dilakukan perpindahan jenis pakan dari pakan grower menjadi pakan layer dengan cara sebagai berikut, 2 hari pertama perbandingan pakan grower dengan layer 3:1, 2 hari ke dua 1:1, 2 hari ketiga 1:3, dan hari ketujug 100% pakan layer. Penyediaan air minum harus selalu diberikan, dengan kualitas air minum yang baik. Ada dua hal yang penting dalam program penyinaran, intensitas cahaya dan lama penyinaran dilakukan. Intensitas yang dibutuhkan untuk ayam bertelur adalah 20-40 lux. Perhitungan dengan 1 watt per meter persegi dengan lampu neon, sedangkan untuk bola lampu 4 watt per meter persegi yang dipasangkan 1,5 meter diatas kandang baterai. Penambahan lampu dilakukan pada 18 minggu selama 13 jam, dengan setiap penambahan perminggu setengah jam hingga mencapai 16 jam sehari sampai ayam afkir. Jangan mengurangi penyinaran baik intensitas maupun lama penyinaran pada ayam yang telah berproduksi. Bila mendung, maka lampu harus dinyalakan. Kedua hal ini harus diperhatikan, agar tidak terjadi fluktuasi pada hasil produksi telur. Program pencegahan penyakit cacing dilakukan selama dua bulan sekali. Cacing pita diberikan flubenol dalam pakan 60 ppm selama 7 hari terus menerus 2-3 kali selama 28 hari. Cacing gelang dilakukan pada ayam berumur 8, 12, 16 minggu dengan piperazine DHC sebanyak 100 mg per kg BB dicampurkan dengan air minum, dan flubenol 20 ppm ketika ayam berumum 20 minggu dicampurkan dengan pakan. Pencegahan kutu dilakukan dengan penyemprotan menggunakan cyperkiller 25W dengan dosis 60-100 gram per 100 liter air, cara pemberian dapa dilarutkan dalam air, semprotkan/celupkan, semprotan minimum 100cc/ekor, semprotkan pada umur 19-22 minggu dan diulang setiap 3 bulan. Pengendalian kutu diperlukan karena dapat membuat kerugian sebanyak 5%. Pengendalian lalat dan kecoa perlu dilakukan karena dapat menjadi vektor penyakit seperti cacing. Pengendalian lalat dengan racun lalat yang ditabur pada daerah yang disenangi lalat, penyemprotan insektisida pada kotoran ayam. Kontrol kesehatan perlu dilakukan dengan tes imunitas ayam terhadap mikoplasma dan newcastle disease 4 bulan sekali. Jadwal manajemen rutin sebagai berikut, pukul 07.00 dilakukan pembersihan air minum dengan menggantikan dengan yang baru dan pemberian pakan pertama secara merata. Pukul 09.00 dilakukan pengambilan telur, pengisian air minum dan pakan kembali. Pukul 11.00 dilakukan pengumpulan telur dan pembersihan telur. Pukul 13.00 dilakukan pengumpulan telur ketiga, pengisian air minum dan pakan kembali. Pukul 14.00 pemberian pakan tahap kedia seperti pada pertama. Pukul 15.00 pengumpulan telur dan pengecekkan terhadap ketersediaan fasilitas air minum dan pakan. Manjemen yang baik, menunjukkan hasil produksi yang baik seperti produksi telur, bobot telur, konsumsi pakan, persentase kematian. Program vaksinasi diperlukan dengan hal waktu dan hal yang benar. Sebelum dilakukan vaksinasi ayam haru dipuasakan selama 2 jam. Air yang digunakan untuk vaksinasi harus bebas dari klorin dan disinfektan. Jumlah air bergantung dari umur ayam, air minum dengan vaksin harus habis dalam waktu 1,5 jam. Sebelum dicampu vaksin air minum dicampur dengan susu skim, hal ini untuk memaksimalkan umur dari vaksin. Pemberian vaksin tetes mata, harus dilakukan dengan benar. Satu tetes untuk satu mata, ujung dari botol tidak boleh mengenai mata ayam. Apabila vaksin sudah diterima dapat dilakukan pengecekan pada langit langit mulut dari ayam yang membiru. Tetes hidung cara pelaksanaannya sama dengan tetes mata, hanya saja hidung satu harus ditutup menggunakan jari. Tusuk daging dilakukan dengan jarum nomor 20-22 tergantung umur dari ayam. Vaksin subkutan sangat baik untuk vaksin killed dengan tambahan atau adjuvant minyak. Subkutan dilakukan dibawah kepala. Vaksin tusuk sayap dilakukan untuk vaksin cacar dengan cara ditusukkan sampai tembus. Vaksin spray dilakukan dengan menggunakan alat tertentu, hal ini baik untuk memvaksin dengan jumlah ayam yang banyak. Vaksin harus selalu berada pada tempat yang dingin. Bahan yang digunakan dalam pembuatan vaksin spray adalah 500cc NaCl dicampur dengan 1 botol vaksin ND untuk 1000 ekor ayam. Semua yang ditunjukkan pada video ini merupakan standart pemeliharaan ayam layer, guna meningkatkan produktivitas dari ayam layer, meningkatkan keberhasilan dalam bisnis ayam layer, menguntungkan peternak dan meningkatkan kesejahteraan manusia pada umumnya.