Anda di halaman 1dari 20

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan masyarakat dunia pada abad ke 21 telah menunjukkan
kecenderungan adanya perubahan perilaku dan gaya hidup serta pola
konsumsinya ke produk perikanan. Dengan keterbatasan kemampuan pasok
hasil perikanan dunia, ikan akan menjadi komoditas strategis yang dibutuhkan
oleh masyarakat dunia. Oleh karena itu, permintaan komoditas perikanan di
masa datang akan semakin tinggi sebagai akibat meningkatnya jumlah
penduduk, kualitas dan gaya hidup masyarakat dunia (Sukadi, 2002).
Perikanan budidaya merupakan andalan bagi pemenuhan kebutuhan
sumber protein ikan yang semakin meningkat sementara sumber dari
penangkapan semakin menurun. Untuk itu dibutuhkan benih ikan yang
berkualitas dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan. Penyediaan benih bermutu
dapat dilakukan dengan memperhatikan berbagai faktor salah satunya adalah
manajemen pakan yang harus mencukupi kebutuhan gizi untuk proses tumbuh
kembang bagi ikan komoditas budidaya (Kristanto, 2007).
Cacing tanah termasuk dalam kelas Oligochaeta yang mempunyai banyak
suku (famili). Terdapat 4 spesies cacing tanah yang sudah banyak dibudidayakan
yaitu Lumbricus rubellus, Eisenia foetida, Pheretima asiatica, dan Eudrilus
eugeniae (Hadisoewignyo dan Rendy, 2013).
Cacing tanah sangat potensial untuk dikembangkan dengan kandungan
gizinya yang cukup tinggi, terutama kandungan protein yang mencapai 64-76%.
Protein yang sangat tinggi pada tubuh cacing tanah terdiri dari setidaknya
sembilan macam asam amino essensial dan empat macam asam amino non-
essensial yang berguna bagi kesehatan manusia.
2

Pemanfaatan cacing tanah sebagai pakan ternak unggas didasarkan pada
hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa cacing tanah memiliki
kandungan protein, lemak dan mineral yang sangat tinggi. Kualitas protein cacing
tanah olahan yang lebih tinggi daripada protein daging maupun ikan tersebut
membuat cacing tanah sangat berpeluang sebagai bahan pakan ternak unggas
dan ikan. Tepung cacing pernah juga dilaporkan mampu menekan pengaruh
racun dalam ternak (Palungkun (1999) dalam Sofyan (2007)).
Hasil analisa didapatkan bahwa kandungan protein tepung cacing tanah
sebesar 60-70%, lemak kasar 7%, kalsium 0,55%, fosfor 1%, serat kasar 1,08%.
Lumbricus rubellus mempunyai kandungan Lumbricin yang merupakan atibiotika
berupa peptide, berasal dari protein bersifat bakteriostatik sehingga termasuk
anti bakteri bakteriosin. Bakteriosin sendiri berfungsi sebagai penghambat
pertumbuhan bakteri lain dengan cara absorbs ke dalam permukaan dinding sel
bakteri (Pelczar et. al. 1986 dalam Pujiati et. al. 2013).
Dengan memperhatikan banyaknya manfaat cacing tanah inilah, dewasa
ini masyarakat termotivasi untuk melakukan budidaya cacing tanah. Pada
praktek kerja lapang ini mengambil judul budidaya cacing tanah (Lumbricus
rubellus) dikarenakan perlunya informasi dan pengetahuan tentang cara
budidaya cacing tanah yang baik dan benar sehingga proses produksi cacing
tanah dapat maksimal dan menghasilkan profit yang besar.

1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari secara langsung serta mendapatkan gambaran secara jelas dan
menyeluruh tentang teknik budidaya cacing tanah (Lumbricus rubellus) di Unit
Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT) Kepanjen, Malang, Jawa Timur.
3

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja dalam bidang budidaya cacing
tanah (Lumbricus rubellus) di Unit Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT)
Kepanjen. Juga untuk membandingkan antara teori yang telah dipelajari dengan
kenyataan yang ada di lapangan.

1.3 Kegunaan
Praktek Kerja Lapang ini dilakukan dengan harapan agar mahasiswa dapat
menambah wawasan, informasi dan pengetahuan serta dapat memadukannya
dengan teori yang telah didapatkan tentang budidaya cacing tanah (Lumbricus
rubellus) sehingga mahasiswa dapat menjadi lebih tanggap dalam menghadapi
masalah-masalah yang dihadapi di lapangan. Selain itu, dapat dijadikan
informasi bagi para usahawan atau siapa saja yang berkeinginan membuka
usaha di bidang ini.
1.4 Tempat dan Waktu
Praktek Kerja Lapang (PKL) akan dilaksanakan di Unit Pengelola Budidaya
Air Tawar (UPBAT) Kepanjen, Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini dilaksanakan
pada bulan Juli-Agustus 2014.









4

II. METODE PELAKSANAAN

2.1 Metode Pengambilan Data
Menurut Suryabrata (1991), metode deskriptif adalah suatu metode yang
menggambarkan keadaan atau kejadian-kejadian pada suatu daerah tertentu.
Dalam metode ini pengambilan data dilakukan tidak hanya terbatas pada
pengumpulan dan penyusunan data, tapi meliputi analisis dan pembahasan
tentang data tersebut. Metode ini bertujuan untuk memberikan gambaran secara
umum, sistematis, aktual dan valid mengenai fakta dan sifat-sifat populasi daerah
tersebut.

2.2 Teknik Pengambilan Data
Pengambilan data pada Praktek Kerja Lapang akan dilakukan dengan
mengambil dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder, dimana data
primer pengumpulannya dilakukan dengan cara mencatat hasil observasi,
wawancara serta partisipasi aktif, sedangkan data sekunder diperoleh dari
lapangan.
2.2.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang
memerlukannya. Data ini diperoleh secara langsung dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan dari hasil observasi, wawancara dan partisipasi aktif
(Hasan, 2002).
a. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi dalam Hoerunisa (2013), observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Yang terpenting dalam teknik pengamatan dengan
5

menggunakan observasi adalah pengamatan dan ingatan. Tapi di sisi lain,
peneliti harus terlibat langsung dalam kehidupan sehari-hari obyek yang
dipelajari. Dengan cara ini peneliti dapat memperoleh data khusus di luar struktur
dan prosedur formal organisasi. Dalam participant observation, peneliti
melakukan hal meliputi melibatkan diri dalam kegiatan sehari-hari. Mencatat
kejadian, perilaku dan setting social secara sistemik. Adapun data yang
dikumpulkan selama observasi adalah deskripsi program, perilaku, perasaan dan
pengetahuan, mencatat apa yang terjadi, bagaimana terjadinya dan siapa yang
ada disana, dan semua kejadian atau peilaku yang dianggap penting oleh
peneliti. Dalam praktek kerja lapang ini kegiatan observasi dilakukan dengan
cara mengamati dan mencatat serta mendokumentasikan kegiatan
pembudidayaan cacing tanah (Lumbricus rubellus) di Unit Pengelola Budidaya
Air Tawar (UPBAT) Kepanjen, Malang, Jawa Timur.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara untuk memperoleh informasi dengan
cara tanya jawab kepada nara sumber secara langsung. Menurut Kusumawati et
al. (2011), wawancara merupakan proses perolehan keterangan untuk tujuan
penelitian yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung dengan
responden.
c. Partisipasi Aktif
Menurut Natzir (1983), partisipasi aktif adalah keterlibatan dalam suatu
kegiatan yang dilakukan secara langsung di lapang. Pada partisipasi aktif,
peneliti ikut melakukan apa yang dilakukakn oleh narasumber, tetapi data yang
diperoleh belum sepenuhnya lengkap. Partisipasi aktif pada praktek kerja lapang
ini yaitu turut serta dan berperan dalam kegiatan
pemudidayaan Lumbricus rubellus di Unit Pengelola Budidaya Air Tawar
(UPBAT) Kepanjen guna mendapatkan data dan informasi mengenai teknik
6

pemudidayaan cacing tanah Lumbricus rubellus di Unit Pengelola Budidaya Air
Tawar (UPBAT) Kepanjen, Malang, Jawa Timur.
2.2.2 Data Sekunder
Menurut Black dan Champion (1999), penelitian dalam menggunakan data
sekunder tidak perlu hadir, kapan dan di mana pun data dikumpulkan. Informasi
yang mula-mula dikumpulkan, apakah diperoleh melalui wawancara, kuisioner,
observasi atau gabungan di antara ketiganya, dibatasi konteks ruang dan waktu
si peneliti. Hanya ketika orang lain bisa menggunakannya, data itu menjadi
bebas dari pembatasan ini. Keterbatasan semacam itu tidak ditemukan, ketika
penelitian menggunakan sumber sekunder. Data dikumpulkan untuk tujuan ilmiah
yang tidak terikat konteks ruang dan waktu sebagaimana data yang mula-mula
dikumpulkan.

2.3 Data yang Diperlukan
Kondisi tempat praktek kerja lapang
Syarat-syarat lokasi budidaya cacing tanah
Sarana dan prasarana di tempat praktek kerja lapang
Pakan yang digunakan selama produksi cacaing tanah
Hama atau penyakit yang biasa menyerang cacing tanah
Pengamatan cacing tanah mulai dari penebaran benih hingga
pendistribusian pasca panen
Analisa peluang usaha budidaya cacing tanah

2.4 Jadwal Kegiatan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini akan dilaksanakan pada bulan JuliAgustus
2014 dengan perincian waktu kegiatan partisipasi aktif, observasi secara
langsung dan wawancara terhadap narasumber serta pengolahan data dengan
7

berbagai perbandingan literatur yang didapat dari berbagai sumber sebagai
berikut :
No Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
2.
Pelaksanaan
PKL
2.1 Kegiatan
Observasi
2.2 Kegiatan
Partisipasi


























































3. Analisa Data
4.
Penyusunan
Laporan













8

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
3.1.1 Sejarah UPBAT Kepanjen
UPBAT Kepanjen berdiri pada tahun 1957. Di awal mula berdirinya, balai
ini merupakan Dinas Perikanan Darat Kabupaten Malang. Pada tahun 1963,
UPBAT Kepanjen berubah menjadi Kursus Pengamat Perikanan Darat Kepanjen.
Dalam kurun waktu lima tahun (1968), balai ini kemudian berubah fungsi menjadi
Training Centre Perikanan Darat. Empat tahun kemudian, pada tahun 1972
UPBAT Kepanjen berubah menjadi Training Centre Aquaculture. Dalam kurun
waktu tujuh tahun, pada tahun 1979 UPBAT Kepanjen berfungsi sebagai Unit
Pembinaan Budidaya Air Tawar. Kemudian pada tahun 2002, berubah nama
menjadi Balai Benih Ikan Kepanjen. Akhirnya, berdasarkan SK Kepala Dinas
Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jawa Timur No. 061/6614/116.01/2010, BBI
Kepanjen berubah nama menjadi Unit Pengelola Budidaya Air Tawar (UPBAT)
Kepanjen.
3.1.2 Letak Geografis dan Topografis
Secara geografis, UPBAT Kepanjen terletak di Jalan Trunojoyo No. 12,
Desa Panggungrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Berada pada
garis 112
o
34 30 BT dan 8
o
7 30 LS. Daerah ini termasuk dataran rendah
dengan ketinggian 358 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata berkisar
antara 25-30
o
C dan curah hujan rata-rata 600-1.000mm/tahun. Batas sebelah
utara dari balai ini adalah Jalan Raya Kepanjen-Gondanglegi. Sebelah selatan
merupakan tanah hak dari suatu yayasan. Sebelah timur berbatasan langsung
dengan perumahan penduduk dan persawahan. Dan sebelah barat yang
berbatasan dengan Jalan Raya Kepanjen-Sengguruh yang terdapat markas
tentara angkatan darat Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur 5). Luas total areal
UPBAT ini adalah 31.400 m
2
dengan luas perumahan, kantor, aula dan asrama
9

12.990, 39 m
2
serta luas sarana fisik kegiatan produksi, budidaya dan
laboratorium adalah 18.409, 61 m
2
. Denah dan lokasi UPBAT Kepanjen pada
citra satelit tergambar pada Gambar 1 dan 2 berikut ini.










Gambar 1. Denah
UPBAT Kepanjen











10

Gambar 2. Citra Satelit UPBAT Kepanjen

3.1.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja











Gambar 3. Struktur Organisasi UPBAT Kepanjen

















11

3.3 Biologi Cacing Tanah
3.3.1 Klasifikasi Cacing Tanah
Klasifikasi Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) menurut Sugiri (1988)
dalam Herayani (2001) adalah sebagai berikut :
Filum : Annelida
Kelas : Oligochaeta
Ordo : Opisthophora
Famili : Opisthophora
Genus : Lumbricus
Spesies : Lumbricus rubellus

Gambar 4. Cacing Tanah (Lumbricus
rubellus)
Sedangkan menurut Gates (1972) dalam Haryono (2003), klasifikasi
Cacing Tanah (Lumbricus rubellus) adalah sebagai berikut :
Filum : Annelida
Class : Chaetopoda
Ordo : Oligochaeta
Famili : Lumbricidae
Genus : Lumbricus
Species : Lumbricus rubellus
3.3.2 Morfologi
Sugiri (1984) dalam Herayani (2001), menyatakan bahwa Cacing tanah L.
rubellus mempunyai bentuk tubuh yang gilig dengan panjang tubuh 8-14 cm.
tubuh bagian ventral lebih pipih dan pucat dari bagian dorsal. Warna tubuh
cacing ini adalah merah sampai coklat dengan bagian dorsal yang lebih merah
tua. Cacing L. rubellus mempunyai tubuh bersegmen dimana pada seluruh
12

tubuhnya terdapat 85-140 segmen. Setiap segmen kecuali segmen pertama dan
terakhir terdapat 4 pasang seta menjulur kea rah lateral dan ventral.
Menurut Palungkun dan Budiarti (1990) dalam Haryono (2003), cacing
tanah memiliki seta ditubuhnya yang berfungsi sebagai alat gerak,
menggenggam permukaan tanah serta membantu proses perkawinan dengan
cara memberikan rangsangan fisik kepada pasangannya. Cacing tanah juga
tidak memiliki mata, tetapi di tubuhnya terdapat prostomium yang merupakan
organ syaraf perasa dan berbentuk seperti bibir. Inilah yang menyebabkan
cacing tanah dapat menemukan bahan organic sebagai makanannya walaupun
tidak memiliki mata.







13

DAFTAR PUSTAKA

Black, J.A. dan Champion, D.J. 1999. Methods and issues in sosial research.
Terjemahan oleh Koswara, E., Salam, D., dan Ruzhendi, A. 2001. Metode
dan Masalah Penelitian Sosial. Refika Aditama. Bandung. 348 hlm.


Hadisoewignyo, Lannie dan Yohanes Rendy. 2013. Formulasi kapsul ekstrak
Lumbricus rubellus dengan laktosa sebagai bahan pengisi dan PVP K-30
sebagai bahan pengikat. Jurnal Farmasi. 1 (1): 1-7.

Hoerunisa, Novia. 2013. Pengaruh pendekatan taktis terhadap hasil belajar
permainan bola tangan dan implikasinya terhadap nilai-nilai kerjasama.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hasan, I. 2002. Pokok-pokok materi metodologi penelitian dan aplikasinya.
Ghalia Indonesia. Jakarta. 260 hlm.

Kristanto, Anang Hari. 2007. Penguasaan teknologi budidaya untuk
menghasilkan benih ikan air tawar. Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Tawar.

Kusumawati, P., A. Rosyid., A.M. Kohar. 2011. Upaya peningkatan kinerja usaha
perikanan melalui peningkatan lingkungan usaha pada alat tangkap
cantrang (boat seine) dan kebijakan pemerintah daerah di kabupaten
rembang. J. Saintek Perikanan. 6 (1): 36-45.

Natzir. 1983. Metode penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pujiati, Astri., Sarjito dan Suminto. 2013. Pengaruh penambahan tepung cacing
tanah (Lumbricus rubellus) dalam pakan buatan terhadap jumlah total
hemosit dan aktivitas fagositosis Udang Vanname (Litopenaeus vannamei).
Journal of Aquaculture Management and Technology. 2 (1): 66-74.

Sofyan, Sashadi. 2007. Karakter dan pertumbuhan cacing tanah local pada
media mengandung limbah tanaman pisang serta jerami padi. Skripsi.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Brawijaya.
Malang.

Sukadi, M. Fatuchri. 2002. Peningkatan teknologi budidaya perikanan. Jurnal
Iktiologi Indonesia. 2 (2): 61-66.

Suryabrata. 1991. Metodologi penelitian. CV. Rajawali. Jakarta. 96 hlm.




14

LAMPIRAN
Lampiran 1
KERANGKA SEMENTARA
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Kegunaan
1.4 Tempat dan Waktu
2. METODE PELAKSANAAN DAN TEKNIK PENGAMBILAN DATA
2.1 Data Primer
2.2 Data Sekunder
3. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
3.1 Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
3.1.1 Sejarah UPBAT Kepanjen
3.1.2 Letak Geografis dan Topografis
3.1.3 Struktur Organisasi dan Tata Kerja
3.2 Prasarana dan Sarana
3.2.1 Prasarana
15

a. Jalan dan Transportasi
b. Tanah Lokasi
c. Fasilitas
d. Komunikasi
3.2.2 Sarana
a. Persyaratan Lokasi
b. Konstruksi Bangunan Budidaya Cacing Tanah
3.3 Biologi Cacing Tanah
3.3.1 Klasifikasi
3.3.2 Morfologi
3.3.3 Habitat dan Penyebaran
3.3.4 Reproduksi
3.4 Komposisi Kimia Cacing Tanah
3.5 Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Cacing Tanah
3.5.1 Ketersedian Makanan
3.5.2 Temperatur
3.5.3 Kelembaban
3.5.4 pH
3.5.5 Aerasi
3.5.6 Cahaya
3.6 Teknik Pembenihan Cacing Tanah
3.6.1 Manajemen Induk
a. Pemuliaan Induk
b. Pemeliharaan Induk
c. Pemberian Pakan
3.6.2 Pemijahan
a. Persiapan Induk
16

b. Teknik Pemijahan
3.6.3 Telur
a. Penanganan Telur
b. Pemanenan Telur
3.6.4 Larva
a. Pemeliharaan Larva
b. Pemberian Pakan
3.6.5 Teknik Pemanenan
3.7 Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Induk
b. Larva
3.8 Analisis Usaha dan Produksi
a. Analisis Usaha
b. Produksi
3.9 Pemasaran
a. Teknik Pengepakan
b. Pemasaran
3.10 Prospek Usaha ke Depan
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

17

Lampiran 2

DAFTAR PERTANYAAN PENGUMPULAN DATA

1. Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang
1.1 Sejarah berdirinya
Kapan berdirinya UPBAT ..........................................................................
Siapa pendirinya .......................................................................................
Tujuan didirikan ........................................................................................
Latar belakang didirikannya ......................................................................
1.2 Letak Geografis dan Topografi
Dimana letaknya (Desa, Kecamatan, Kabupaten) ....................................
Kondisi geografis dan topografinya ...........................................................
Ketinggian diatas permukaan laut .............................................................
Batas wilayah ............................................................................................

2. Struktur Organisasi dan Tenaga kerja
Bagaimana struktur organisasinya ............................................................
Berapa jumlah tenaga kerja ......................................................................
Pendidikan tenaga kerja ...........................................................................

3. Sarana dan Prasarana
3.1 Prasarana
Akses jalan ...............................................................................................
Jaringan listrik ...........................................................................................
Transportasi..............................................................................................
Perpustakaan ...........................................................................................
Ruang rapat ..............................................................................................
Auditorium ................................................................................................
Ruang komputer .......................................................................................
Mushola dan masjid ..................................................................................
Guest house .............................................................................................
Lapangan olahraga ...................................................................................
Lain-lain........................................................................................... ...........
3.2 Sarana
Kolam pemeliharaan .................................................................................
Laboratorium ............................................................................................
Kantor ......................................................................................................
Rumah dinas ............................................................................................

4. Sumber Air
Dari mana sumber air tersebut (air laut/air tawar) .....................................
Sumber air tawar (sungai/waduk/air tanah/pegunungan) ..........................
Sumber air laut .........................................................................................
Bagaimana sistem filtrasinya ....................................................................
Bagaimana sistem pengairannya....................................................

5. Bak Pemeliharaan
5.1 Bak Pemeliharaan Cacing Tanah
Bagaimana konstruksinya .........................................................................
Bak tersebut terbuat dari apa ....................................................................
Bagaimana bentuk dan ukuran bak tersebut .............................................
Berapa kapasitas dan jumlah bak tersebut ...............................................
18

5.2 Bak Larva
Bagaimana konstruksinya .........................................................................
Bak tersebut terbuat dari apa ....................................................................
Bagaimana bentuk dan ukuran bak tersebut .............................................
Berapa kapasitas dan jumlah bak tersebut ...............................................
5.3 Bak Telur
Bagaimana konstruksinya .........................................................................
Bak tersebut terbuat dari apa ....................................................................
Bagaimana bentuk dan ukuran bak tersebut .............................................
Berapa kapasitas dan jumlah bak tersebut ...............................................

6. Pemberian Pakan
6.1 Pemberian Pakan Cacing Tanah
Jenis pakan apa yang diberikan ................................................................
Bahannya apa saja ....................................................................................
Perbandingannya berapa .........................................................................
Bagaimana cara pembuatannya .............
Bagaimana sistem pemberian pakannya ..................................................

7. Metode Pemuliaan
7.1 Teknik Perkawinan
Bagaimana teknik perkawinan cacing tanah ............................................
7.2 Standart Operational Prosedure Pemuliaan
Bagaimana Standart Operational Prosedure budidaya cacing tanah
tersebut ....................................................................................................

8. Ciri-ciri Induk
Dari mana asal indukan tersebut ..............................................................
Bagaimana proses pengangkutannya .......................................................
Bagaimana cara menyeleksi indukan .......................................................
Bagaimana ciri indukan yang baik ............................................................
Bagaimana cara memijahkan induk ..........................................................
Kapan terjadi pemijahan ...........................................................................
Bagaimana tingkah laku cacing tanah saat memijah.................................

9. Penetasan Telur
9.1 Pemanenan Telur
Bagaimana teknik penanganan telurnya ...................................................
Bagaimana cara pengumpulan dan pemanenan telur ...............................
9.2 Persiapan Wadah dan Pemeliharaan Telur
Bagaimana persiapan wadah untuk tempat memelihara telur ...................
Bagaimana kualitas media yang baik ........................................................
9.3 Perkembangan Telur
Bagaimana perkembangan telur tersebut .................................................
Kapan telur tersebut menetas ...................................................................
Berapa hatching rate telur tersebut ...........................................................

10. Pemeliharaan Cacing Tanah
10.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan
Bagaimana persiapan wadah tersebut ......................................................
Bagaimana media yang baik .....................................................................
Media terbuat dari apa ...............................................................................
Berapa perbandingannya ...........................................................................
19

Berapa tinggi media yang optimal ...........................................................
Bagaimana cara pemeliharaan cacing tanah ..........................................
Bagaimana cara penebaran cacing tanah dan berapa padat tebarnya...

11. Pemeliharaan Larva
11.1 Persiapan Wadah Pemeliharaan
Bagaimana persiapan wadah tersebut ......................................................
Bagaimana media yang baik .....................................................................
Media terbuat dari apa ...............................................................................
Berapa perbandingannya ...........................................................................
Berapa tinggi media yang optimal untuk larva ..........................................
Bagaimana cara pemeliharaan larva .........................................................
Bagaimana cara penebaran larva dan berapa padat tebarnya ..................
11.2 Pemberian Pakan
Bagaimana cara pemeliharaan larva ........................................................
Bagaimana system pemberian pakan tersebut .........................................
Pakan apa saja yang diberikan .................................................................
Dari mana asal pakan tersebut .................................................................

12. Pengendalian Hama Penyakit
12.1 Induk
Jenis hama atau penyakit apa yang menyerang .......................................
Bagaimana cara penanganan hama penyakit tersebut .............................
Bagaimana ciri-ciri penyakit tersebut ........................................................
12.2 Larva
Jenis hama atau penyakit apa yang menyerang .......................................
Bagaimana cara penanganan hama atau penyakit tersebut .....................
Bagaimana ciri-ciri hama atau penyakit tersebut .......................................

13. Pemanenan
Kapan dilakukannya .................................................................................
Bagaimana tekniknya ...............................................................................
Berapa SRnya ..........................................................................................
Berapa jumlah produksi yang dihasilkan ...................................................

14. Pemasaran
Bagaimana teknik pengepakan yang baik dan benar ................................
Ke mana saja hasil produksi dipasarkan ...................................................

15. Analisis Usaha dan Produksi
14.1 Analisis Usaha
Berapa jumlah modal tetapnya .................................................................
Berapa jumlah modal operasionalnya .......................................................
Berapa persentase penyusutannya ..........................................................
Berapa keuntungan yang diperoleh ..........................................................
14.2 Produksi
Berapa jumlah produksi per bulan ............................................................

16. Pengembangan Usaha Ke Depan
16.1 Kendala
Apa kendala yang dihadapi .......................................................................
Bagaimana cara mengatasi kendala tersebut ...........................................
16.2 Prospek Usaha Ke Depan
20

Bagaimana prospek usaha ini ke depan ...................................................

Anda mungkin juga menyukai