Latar Belakang
Indonesia mencapai 8,5 juta ha atau sekitar 4,47% dari luas wilayah Indonesia.
dari daerah yang padat ke daerah yang masih jarang penduduknya misalnya dari
tumbuh secara liar, dan tersebar luas dihutan, sawah, kebun. Rumput ini memiliki
bentuk morfologi terna, herba, merayap, tumbuh tegak dan tinggi tanaman 30 –
180 cm, berdaun tunggal, pangkal saling menutup, helaian berbentuk pita, ujung
runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, panjang daun (180 cm) dan lebar
daun (3 cm). Biji alang-alang yang sangat ringan dapat menyebar ketempat lain
melalui angin, air, hewan dan manusia. Proses pembungaannya sering terjadi pada
musim kemarau dan sering terjadi akibat stress oleh adanya pembakaraan,
sehingga sangat kuat berkompetisi dalam memperebutkan nutrisi dan air dengan
tanaman lain. Sesungguhnya bahan organik yang diserap oleh alang-alang dapat
dan C dalam abu. Tetapi setelah kebakaran, bila terjadi hujan yang besar maka
abu tersebut akan terbawa aliran bersama erosi yang terjadi. Akibatnya bahan
Kelapa sawit (Elaeis quinensis Jacq.) adalah tumbuhan tropis yang berasal
dari Afrika Barat. Tumbuhan ini dapat tumbuh di luar daerah asalnya, termasuk
nasional, Selain mampu menyediakan lapangan kerja, hasil dari tanaman ini juga
merupakan sumber devisa Negara.. Bunga dan buahnya berupa tandan, serta
zat alelopati yang berpengaruh buruk bagi tanaman. Oleh karena itu pengelolaan
Tujuan Penulisan
Kegunaan penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat
tanaman budidaya tidak terganggu oleh alang-alang dari segi kompetisi akan hara
dan cahaya maupun dari segi alelopati. Pengelolaan ini dilakukan dengan
lahan perkebunan dan jika populasi alang-alang sudah mencapai tingkat yang
Karakteristik dari alang-alang yang mampu bersaing dengan baik jika dihadapkan
lahan perkebunan maupun tempat budidaya yang lain harus dilakukan mengingat
alang-alang merupakan gulma tahunan yang mempunyai rimpang dan relatif sulit
sehingga sangat kuat berkompetisi dalam memperebutkan nutrisi dan air dengan
tanaman lain. Sesungguhnya bahan organik yang diserap oleh alang-alang dapat
dan C dalam abu. Tetapi setelah kebakaran, bila terjadi hujan yang besar maka
abu tersebut akan terbawa aliran bersama erosi yang terjadi. Akibatnya bahan
menghadapi resiko gagal atau hasil panen akan rendah, karena tanaman kalah
sehingga tanaman pertanian tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Apabila dilakukan pemupukan secara intensif, yang tumbuh lebih subur adalah
Penyebaran Gulma
Untuk mencegah adanya alang-alang di lahan perkebunan maka kita dapat
menggunakan jarak tanam yang tepat bagi tanaman budidaya sehingga cahaya
yang masuk di bawah tajuk tanaman rendah. Karena pada dasarnya alang-alang
bahwa apabila sinar matahari yang masuk ke lahan alang-alang sekitar 10%, maka
yang masuk 50%, maka perlu waktu yang lebih lama yaitu sekitar 8 bulan.
Naungan 25% (sinar yang masuk sekitar 75%) tidak dapat digunakan untuk
sawit
tumbuhan liar dan pengganggu bagi tanaman lain. Alang-alang adalah tanaman
tahunan yang cocok tumbuh di bawah sinar matahari,di tanah yang basah
(lembab) maupun kering (Atien, 2008). Alangalang merupakan jenis tanaman C4,
matahari yang tinggi, dan dapat tumbuh dengan baik pada lahan yang terbuka
Tanaman ini dapat berkembang biak dengan biji dan rhizoma. Biji alang-
alang yang sangat ringan dapat menyebar ketempat lain melalui angin, air, hewan
dan manusia. Proses pembungaannya sering terjadi pada musim kemarau dan
sering terjadi akibat stress oleh adanya pembakaraan, pembabatan hutan atau
Cahyani, R. 2011. Hama Dan Penyakit Kelapa Sawit Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. FKIP UNLAM Banjarmasin.
Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit Budidaya Pemanfaatan Hasil dan Limbah Analisis
Usaha dan Pemasaran. Edisi Revisi. Jakarta
Latif, S. dan Purba, H. 2007. Penelitian Kelapa Sawit Indonesis. Penelitian Kelapa
Sawit dan Parisindo Jaya. Medan
Susanto, A. Rolettha, Y. P. Agus, E.P. 2010. Hama Dan Penyakit Kelapa Sawit
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan