Anda di halaman 1dari 7

Pembahasan Uji Capaian Pembelajaran Semester 1

1. E
Pembahasan:
Foto pada soal merupakan foto pembacaan teks proklamasi oleh Sukarno yang berlangsung 17
Agustus 1945 di halaman rumah kediaman Sukarno, di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Dalam peristiwa tersebut, Sukarno berperan sebagai pelaku sejarah dengan membacakan teks
proklamasi kemerdekaan Indonesia.
2. C
Pembahasan:
Cara berpikir diakronik mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam mengamati gejala atau
fenomena tertentu, peristiwa atau kejadian pada waktu yang tertentu.
3. C
Pembahasan:
Dalam peristiwa di Rengasdengklok, beberapa tokoh golongan muda seperti Sukarni, Wikana,
dan Chaerul Saleh berperan sebagai pelaku peristiwa sejarah. Dalam peristiwa ini, tokoh-tokoh
golongan muda berperan sebagai objek sejarah, karena mengalami dan menggerakkan peristiwa
sejarah.
4. A
Pembahasan:
Berikut ini adalah kronologi peristiwa Rengasdengklok.
1) Berita pengeboman Nagasaki dan Hisroshima diketahui oleh aktivis pergerakan pada 9
Agustus 1945. Pada hari yang sama, Sukarno, Moh. Hatta, serta Radjiman Wedyodiningrat
dipanggil ke Dalat, Vietnam.
2) Pada 12 Agustus, ketiga perwakilan BPUPKI mengumumkan bahwa Jepang akan
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia melalui PPKI.
3) Mendengar berita menyerahnya Jepang kepada Sekutu, pada tanggal 15 Agustus 1945,
golongan muda mendesak Sukarno agar segara memproklamasikan kemerdekaan.
4) Golongan muda membawa Sukarno ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945 dengan
tujuan mendesak kembali serta merencanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia
secepatnya.
5. E
Pembahasan:
Penerapan kebijakan Politik Etis pada tahun 1901 di Hindia Belanda secara tidak langsung telah
memberikan perubahan terhadap pendidikan pribumi di Hindia Belanda. Perubahan yang terjadi
akibat kebijakan tersebut adalah perubahan yang terjadi secara lambat. Kebijakan politik etis
pada akhirnya melahirkan para cendekiawan yang kelak menjadi para pelopor pergerakan
nasional pada awal abad XX.
6. E
Pembahasan:
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana, manusia purba hidup
bergantung sepenuhnya pada alam dengan berburu dan mengumpulkan makanan. Oleh karena
itu, manusia purba di zaman ini hidup secara nomaden mengikuti gerak binatang buruan dan
sumber air.
7. C
Pembahsan:
Makanan manusia purba pada zaman Paleolitikum bergantung sepenuhnya pada alam dengan
berburu dan mengumpulkan makanan. Hal ini karena kala Pleistosen sampai Holosen
merupakan masa puncak perkembangan hewan menyusui (mamalia). Oleh karena itu, berburu
hewan menjadi aktivitas pokok untuk bertahan hidup. Hewan-hewan yang diburu antara lain
rusa, kuda, babi hutan, kijang, kerbau, kera, gajah, dan kuda nil
8. B
Pembahasan:
Corak kehidupan manusia purba masa bercocok tanam antara lain sebagai berikut.
 Sudah tinggal menetap (sedenter) di perkampungan sederhana.
 Sudah mengenal tradisi bercocok tanam dan memelihara hewan.
 Mengenal pembagian kerja antara laki-laki dan wanita.
9. A
Pembahasan:
Berikut ini adalah ciri khas dari masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut.
 Masa ini berlangsung pada Zaman Batu Tengah/Madya atau Mesolitikum.
 Diperkirakan berlangsung pada masa holosen, 10.000–2.500 tahun yang lalu.
 Hasil kebudayaan pada masa ini adalah serpih bilah, alat tulang, dan kapak genggam
Sumatra.
10. A
Pembahasan:
Makna yang tersirat di dalam teks adalah menjelang berakhirnya masa praaksara, manusia
sudah memiliki kesadaran bahwa kehidupan harus bermakna dan dimaknai. Oleh karena itu,
pada masa itu sistem kepercayaan pada masa ini semakin matang, memiliki kesadaran untuk
melembagakan aturan-aturan yang sudah ada.
11. B
Pembahasan:
Menurut Teori Waisya, agama dan kebudayaan Hindu dibawa oleh para pedagang India (kasta
waisya). Selain berdagang, mereka bermukim dan menikah dengan orang Indonesia. Namun,
teori ini memiliki kelemahan. Jika para pedagang yang berperan terhadap penyebaran
kebudayaan, pusat-pusat kebudayaan mestinya hanya terdapat di wilayah perdagangan, seperti
di pelabuhan atau di pusat kota yang ada di dekatnya. Kenyataannya, kerajaan Hindu tidak
berkembang di wilayah pesisir, melainkan berkembang di wilayah pedalaman.
12. A
Pembahasan:
Huruf A pada peta menunjukkan lokasi Kerajaan Kutai. Kutai merupakan kerajaan Hindu teruta
yang berdiri sekitar abad ke-4. Raja pertama kerajaan ini adalah Mulawarman.
13. (ada perbaikan pilihan jawaban)

Pernyataan yang tidak tepat mengenai kerajaan yang ditunjukkan oleh huruf B pada peta
ditunjukkan nomor . . . .

A. 1) dan 2)
B. 1) dan 4)
C. 2) dan 3)
D. 3) dan 5)
E. 4) dan 5)
E

Pembahasan:
Huruf B pada peta menunjukkan lokasi Kerajaan Tarumanagara. Kerajaan bercorak Hindu ini
diperkirakan berdiri pada abad ke-V. menurut Prasasti Tugu, Kerajaan Tarumanagara pernah
membangun saluran air yang diberi nama Gomati, yang panjangnya setara dengan 11 km. Pada
akhir masa pemerintahan raja Tarumanagara yang terakhir, Sri Maharaja Linggawarman,
Kerajaan Tarumanagara pecah menjadi dua, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.
14. E
Pembahasan:
Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, Kerajaan Mataram dikuasai Dinasti Syailendra dari
Sriwijaya. Hal ini menjelaskan alasan pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran, Mataram
banyak mendirikan candi-candi bercorak Buddha seperti Candi Sewu, Plaosan, dan Kalasan.
15. A
Pembahasan:
Berikut ini adalah pengaruh kebudayaan Hindu dan Buddha terhadap masyarakat Nusantara.
1) Dalam bidang pemerintahan, kebudayaan Hindu dan Buddha mengenalkan konsep dewa-
raja.
2) Kebudayaan Hindu-Buddha mengantarkan masyarakat Nusantara kepada masa aksara,
dengan mulai digunakannya huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
3) Dalam bidang sosial, agama Hindu mengenalkan sistem kasta atau pelapisan sosial.
16. B
Pembahasan:
Berdasarkan kedua pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa baik zaman penjajahan
Belanda maupun pendudukan Jepang, sama-sama menyelenggarakan pendidikan bagi bangsa
Indonesia demi kepentingan para penguasa.
17. B
Pembahasan:
Dalam melihat peristiwa pemberontakan petani Banten tahun 1888, Sartono Kartodirdjo
menggunakan konsep berpikir sinkronik, artinya menerangkan peristiwa secara mendalam
terkait dengan latar belakang objek penelitian dengan gejala atau dampak yang ditimbulkannya.
18. Berikut ini adalah ciri khas tiap kebudayaan pada masa praaksara.
1) Budaya paleolitik: memiliki kebiasaan hidup omaden atau berpindah-pindah dari satu
tempat ke tempat lain.
2) Budaya mesolitik: sudah mengenal pembagian kerja, hidup secara semisedenter, mengenal
tradisi melukis, dan sudah menemukan api.
3) Budaya neolitik: sudah mengenal bercocok tanam dengan metode slash and burn, sudah
tinggal secara sedenter, memiliki tradisi gotong royong, dan mengenal konsep primus
interpares.
4) Budaya megalitik: tradisi cocok tanam semakin berkembang serta mengenal pembuatan
gerabah dan perhiasan.
5) Zaman Perundagian: mengenal pembuatan logam, melakukan perdagangan dengan cara
barter, serta sudah mengenal klasifikasi sosial.
19. Pithecanthropus erectus diperkirakan hidup sekitar 700.000– 1.000.000 tahun lalu di lembah-
lembah atau di kaki-kaki pegunungan dekat perairan darat di Jawa Tengah dan Jawa Timur
(sekarang). Manusia jenis ini mampu berjalan tegak dengan fungsi otak yang sudah lebih maju
namun masih sangat terbatas dibandingkan Homo sapiens. Menurut Eugene Dubois,
Pithecanthropus erectus merupakan manusia purba peralihan antara kera dan manusia.
20. C
Pembahasan:
Hasil-hasil budaya manusia purba pada tiap-tiap masa memiliki cciri khas dan perbedaan dalam
bentuk, mutu, dan kecanggihannya. Hasil-hasil budaya tersebut mengalami perkembangan dari
zaman ke zaman. Hal tersebut karena manusia purba juga mengalami perkembangan
kemampuan dan fungsi otaknya.
21. Berikut ini adalah hasil-hasil kebudayaan tiap masa pada zaman praaksara.
 Gambar (Masukkan gambar di buku SMK hlm 34) merupakan alat-alat yang dihasilkan pada
masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana.
 Gambar (Masukkan gambar di buku SMK hlm 39) merupakan alat tulang yang merupakan
hasil kebudayaan manusia praaksara pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
tingkat lanju
 Gambar (masukkan gambar di buku SMK hlm. 42) merupakan beliung persegi yang
merupakan hasil kebudayaan pada masa bercocok tanam.
 Gambar (Masukkan gambar di buku SMK hlm 46) merupakan bangunan megalitik yang
dihasilkan pada masa bercocok tanam tingkat lanjut.
 Gambar (Masukkan gambar di buku SMK hlm 52) merupakan nekara dan moko yang
merupakan hasil kebudayaan pada masa perundagian atau zaman logam.
22. Manusia purba lebih menyukai tinggal di tepi aliran sungai. Hal tersebut karena tepi aliran sungai
merupakan sumber air untuk kelangsungan hidup serta sumber makanan seperti ikan dan
binatang buruan. Selain itu, di tepi aliran sungai juga terdapat gua-gua payung yang dapat
digunakan sebagai tempat tinggal sekaligus tempat berlindung dari binatang buas.
23. Berdasarkan teks tersebut, terdapat informasi-informasi penting, yaitu sebagai berikut.
 Daerah tepi aliran sungai memudahkan manusia purba mendapatkan binatang buruan.
 Wilayah Sangiran, Sambungmacan, Cemeng, Trinil, Selopuro, dan Ngandong berada di tepi
aliran Sungai Bengawan Solo.
 Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, air tidak digunakan untuk mengairi
sawah.
24. Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut memiliki perbedaan dengan masa
sebelumnya. Manusia purba yang hidup di Nusantara pada masa ini adalah ras pendatang baru,
yaitu ras Australomelanesoid dan ras Mongoloid. Mereka merupakan manusia jenis Homo
sapiens yang ciri fisik dan kemampuan otaknya sudah sama dengan manusia modern.
25. Corak kehidupan masa praaksara Indonesia mendapat pengaruh kuat kebudayaan Bacson dan
Hoa Binh (± 12.000 – 8.000 SM) dan kebudayaan Dong Son (± tahun 1.500 SM). Kebudayaan
Bacson dan Hoa Binh mengenalkan tradisi pembuatan sumatralith (kapak genggam sumatra)
serta tradisi tinggal secara semi-sedenter. Sementara itu, kebudayaan Dong Son mengenalkan
tradisi bercocok tanam, tinggal secara menetap, gotong royong, serta alat seperti kapak lonjong
dan gerabah.
26. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut, manusia praaksara mulai
menyadari bahwa terdapat kekuatan adiduniawi atau adikodrati. Kepercayaan awal manusia
purba masa ini dibuktikan dengan penemuan lukisan-lukisan di dinding-dinding gua. Para ahli
juga meyakini kebiasaan ini merupakan bentuk kepercayaan awal manusia purba akan adanya
kehidupan setelah mati, yaitu berupa roh-roh orang yang telah meninggal. Roh-roh tersebut
patut mendapatkan penghormatan atau pemujaan.
27. Pada Zaman Logam, meski alat-alat logam telah dikenal luas, gerabah tetap memainkan peranan
penting. Dapat dikatakan, munculnya alat-alat dari logam hanya mengganti alat-alat dari batu
dan tulang, tetapi tidak menggantikan gerabah. Pembuatan gerabah bahkan mengalami
kemajuan yang pesat, tidak lagi menggunakan tangan dan tatap batu, tetapi menggunakan roda
pemutar. Hal tersebut karena pembuatan gerabah lebih mudah dan murah dari pembuatan
logam. Selain itu, tidak semua orang pada masa perundagian mampu membuat alat dari logam.
28. Berikut ini adalah informasi-informasi mengenai masa bercocok tanam dan masa perundagian.
 Masa bercocok tanam
Pada masa bercocok tanam, terjadi perubahan besar dalam kehidupan manusia, yaitu dari
food gathering menjadi food producing. Tradisi bercocok tanam ini dibawa oleh orang-
orang dari Yunan yang singgah di Vietnam dan Thailand, yang sudah mengenal tradisi
bercocok tanam ratusan tahun sebelumnya. Mereka adalah nenek moyang bangsa
Indonesia, dari ras Melayu Austronesia dan ras Mongoloid. Mereka datang dengan jumlah
yang lebih banyak dari penduduk asli.
 Masa perundagian
Adanya alat-alat yang terbuat dari logam merupakan ciri khas dari masa perundagian atau
zaman logam. Pada masa ini, alat-alat yang terbuat dari logam digunakan untuk tujuan
ritual keagamaan, seiring dengan berkembangnya sistem kepercayaan mereka dalam
bentuk animisme dan dinamisme.
29. Menurut Kuntowijoyo, tradisi lisan merupakan salah satu sumber sejarah, sebab dalam tradisi
lisan terekam masa lampau manusia yang belum mengenal tulisan. Tradisi lisan tersebut
memuat kebiasaan, adat-istiadat, kepercayaan, nilai-nilai, maupun pengalaman sehari-hari
mereka.
30. Berikut ini adalah informasi-informasi mengenai kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
 Kerajaan Tarumanagara mencapai masa keemasan pada masa pemerintahan raja
Purnawarman (memerintah 395 – 434).
 Kerajaan Pajajaran pernah terlibat Perang Bubat dengan Kerajaan Majapahit pada tahun
1357.
 Kerajaan Melayu mencapai puncak perkembangan pada masa pemerintahan Adityawarman
(memerintah 1357 –1375 M).
 Kerajaan Sriwijaya berakhir ketika diserang Majapahit pada 1477.
 Kerajaan Kalingga memiliki seorang raja bernama Sanjaya, yang mendirikan Kerajaan
Mataram Kuno sekaligus menyatukan kembali Kerajaan Sunda dan Galuh
31. Cirebon merupakan kerajaan bawahan Pakuan Pajajaran atau Kerajaan Sunda. Cirebon dipimpin
oleh Syarif Hidayatullah, cucu Prabu Siliwangi, raja terkenal Pajajaran. Cirebon selanjutnya terus
berkembang pesat dan menjalin hubungan dengan kerajaan Islam, yaitu Demak. Cirebon
berambisi menguasai/mengislamkan seluruh Pulau Jawa, dimulai dari Banten dan Sunda Kelapa,
dua pelabuhan besar Pajajaran.
32. Sepeninggal Samaratungga, sempat terjadi perebutan kekuasaan antara Pramodawardhani-
Rakai Pikatan di satu sisi dan Balaputradewa di sisi lain. Ambisi Rakai Pikatan (dari Dinasti
Sanjaya) untuk menjadi raja menjadi pemicu konflik tersebut. Balaputradewa merasa berhak
sebagai penerus Dinasti Syailendra, sedangkan Rakai Pikatan menganggap Mataram milik Dinasti
Sanjaya. Balaputradewa kalah, lalu menyingkir ke Sumatra (Sriwijaya), tempat asal Dinasti
Syailendra, lalu menjadi raja Sriwijaya. Dengan demikian, setelah berkuasa lebih dari satu abad,
sejarah Wangsa Syailendra di Jawa pun berakhir.
33. Pemindahan Kerajaan Mataram (Medang) oleh Mpu Sindok ke Jawa Timur disebabkan terjadinya
letusan Gunung Merapi yang disertai gempa bumi dan hujan material vulkanik yang memorak-
porandakan sebagian besar wilayah Jawa Tengah. Faktor lain adalah adanya konflik perebutan
takhta di dalam istana.
34. Belajar dari sejarah Kerajaan Singasari yang banyak diwarnai pertumpahan darah atau perang
saudara merebut takhta, ada beberapa hal yang dapat menjadi solusi yang bisa dilakukan untuk
menghindari konflik tersebut, seperti dialog bersama, rekonsiliasi, dan berbagi kekuasaan.
35. Majapahit meninggalkan warisan yang teramat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia hingga
saat ini. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, kemajemukan berbudaya sudah tercipta. Pada
masa ini pula lah lahir semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Selain itu, kesadaran akan pentingnya
bersatu dalam satu atap, satu naungan, dan satu kekuatan dalam menghadapi dominasi
kekuatan dari luar ini diperkuat lagi oleh Patih Gajah Mada (Majapahit) setengah abad kemudian
melalui Sumpah Palapa (tahun 1336) dan konsep Nusantara.
36. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang tepat mengenai beberapa kerajaan Hindu-
Buddha di Indonesia.
 Ken Arok mengalahkan Kertajaya dalam pertempuran di Ganter (1222). Meninggalnya
Kertajaya dalam pertempuran tersebut menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Isyana di
Jawa Timur.
 Perang Bubat (1357 M) menyebabkan seluruh anggota rombongan Pajajaran tewas,
termasuk paduka raja dan putrinya Dyah Pitaloka.
 Perang Paregreg (1405–1406 M) menyebabkan melemahnya kendali Majapahit atas
daerah-daearah taklukan dan kerajaan-kerajaan bawahannya.
37. Kesadaran akan pentingnya Nusantara bersatu dalam satu atap, satu naungan, dan satu
kekuatan telah dirintis sebelumnya oleh tiga kerajaan di Nusantara, yaitu Sriwijaya, Singasari,
dan Majapahit.
 Oleh Sriwijaya, Nusantara sejak abad ke-7 telah disatukan secara ekonomi dengan
penguasaan lalu-lintas perdagangan dari barat ke timur, dari utara dan selatan di Selat
Malaka, Laut Tiongkok Selatan, dan Laut Jawa.
 Pada era Singasari, konsep penyatuan Nusantara berbasis maritim diletakkan oleh raja
Singasari bernama Kertanagara (memerintah 1268–1292) melalui visi Cakrawala Mandala
Dwipantara-nya.
 Penyatuan ekonomi dan politik diperkuat oleh Patih Gajah Mada (Majapahit) setengah abad
kemudian melalui Sumpah Palapa (tahun 1336) dan konsep Nusantara.
38. Berikut ini adalah alasan berakhirnya kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.
 Kerajaan Sriwijaya: serangan Majapahit pada tahun 1477 M.
 Kerajaan Medang Kemulan: Istana kerajannya dipindahkan ke Jawa Timur.
 Kerajaan Kediri: tewasnya Kertajaya melawan Ken Arok dalam Pertempuran Ganter.
 Kerajaan Singasari: Tewasnya Kertanegara di tangan Jayakatwang, yang melahirkan
pemimpin baru bernama Raden Wijaya
 Kerajaan Majapahit: Serangan Raden Patah, putra Brawijaya V, yang melululantakkan istana
dan seluruh harta bendanya.
39. Berikut ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi runtuhnya satu per satu kerajaan Hindu
Buddha di Indonesia.
 Lemahnya kepemimpinan raja, yang memengaruhi tata kelola kerajaan di segala bidang.
 Terjadinya perang saudara (internal) untuk merebut kekuasaan, yang melemahkan
ketahanan negara.
 Diserang/dikuasai oleh kerajaan lain yang lebih kuat.
40. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan oleh warga masyarakat, pemerintah, dan masyarakat
bersama pemerintah agar kita memiliki ketahanan yang kuat sebagai bangsa:
 Pemerintah dapat mewujudkan pemerintahan yang bersih, efektif, dan efisien serta
memiliki angkatan perang dan intelijen yang kuat.
 Masyarakat dapat bersikap toleran, terbuka, menghargai perbedaan, bekerja keras, ulet,
dan disiplin untuk mewujudkan potensi yang dimiliki demi kemajuan bangsa.
 Pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama dapat memilih pemimpin berdasarkan
prestasi dan kompetensi, bukan berdasarkan keturunan.

Anda mungkin juga menyukai