Anda di halaman 1dari 80

SKRIPSI

DAMPAK AKTIVITAS PERTAMBANGAN EMAS TERHADAP


ASPEK SOSIAL EKONOMI DI KAWASAN PT. PANCA LOGAM
DESA WUMBUBANGKA KECAMATAN RAROWATU UTARA
KABUPATEN BOMBANA

Oleh:

NURMIATI SAIPULLAH
NIM. D1A1 12 190

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
ii

DAMPAK AKTIVITAS PERTAMBANGAN EMAS TERHADAP


ASPEK SOSIAL EKONOMI DI KAWASAN PT. PANCA LOGAM
DESA WUMBUBANGKA KECAMATAN RAROWATU UTARA
KABUPATEN BOMBANA

SKRIPSI

Oleh:

NURMIATI SAIPULLAH
NIM. D1A1 12 188

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Jurusan/Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017

ii
iii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-

BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN

SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI

ATAU LEMBAGA MANA PUN. APABILA DIKEMUDIAN HARI TERBUKTI

ATAU DAPAT DIBUKTIKAN BAHWA SKRIPSI INI HASIL JIPLAKAN,

MAKA SAYA BERSEDIA MENERIMA SANKSI SESUAI PERATURAN

YANG BERLAKU.

Kendari, Oktober 2017

Nurmiati Saipullah
NIM. D1A1 12 190

iii
iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Dampak Aktivitas Pertambangan Emas Terhadap


Aspek Sosial Ekonomi di Kawasan PT. Panca
Logam Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu
Utara Kabupaten Bombana
Nama : Nurmiati Saipullah

NIM : D1A1 12 190

Jurusan/Program Studi : Agribisnis

Minat : Sosial Ekonomi Tambang (SET)

Fakultas : Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Mukhtar, M.Si Ima Astuty Wunawarsih, S.P., M.Si


NIP. 19571231 198603 1 025 NIP. 19741227 200812 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis


Universitas Halu Oleo

Prof. Dr. Ir. M. Tufaila, M.P Abdul Gafaruddin, S.P., M.Si


NIP. 19660705 199103 1 004 NIP. 19750814 200604 1 001

Tanggal Lulus : 23 Oktober 2017

iv
v

HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN

Judul : Dampak Aktivitas Pertambangan Emas Terhadap


Aspek Sosial Ekonomi di Kawasan PT. Panca
Logam Desa Wumbubangka Kecamatan
Rarowatu Utara Kabupaten Bombana
Nama : Nurmiati Saipullah

NIM : D1A1 12 190

Fakultas : Pertanian

Jurusan/Program Studi : Agribisnis

Minat : Sosial Ekonomi Tambang (SET)

Telah diuji di hadapan Tim Penguji Skripsi dan telah diperbaiki sesuai saran-saran
saat ujian.

Kendari, 23 Oktober 2017

Tim Penguji:

Ketua : Dr. Ir. Lukman Yunus, M.Si Tanda Tangan: ...............

Sekretaris : Sukmawati Abdullah, S.P., M.Si Tanda Tangan: ...............

Anggota : Dr. Ir. Mukhtar, M.S Tanda Tangan: ................

Anggota : Muhammad Aswar Limi, S.Pi., M.Si Tanda Tangan: ...............

Anggota : Ima Astuty Wunawarsih, S.P., M.Si Tanda Tangan: ................

v
vi

ABSTRAK

Nurmiati Saipullah (D1A112190). Dampak Aktivitas Pertambangan Emas


Terhadap Aspek Sosial Ekonomi di Kawasan PT. Panca Logam Desa
Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana. Dibimbing oleh
Mukhtar, selaku pembimbing I dan Ima Astuty Wunawarsih, selaku
pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif aktivitas pertambangan
emas terhadap aspek sosial ekonomi dan untuk mengetahui dampak negatif
aktivitas pertambangan emas terhadap aspek sosial ekonomi di kawasan PT.
Panca Logam di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten
Bombana. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 – Januari 2017.
Penentuan informan kunci dilakukan secara purposive (sengaja). Berdasarkan hal
tersebut maka penentuan informan sebanyak 10 orang yang terdiri dari 2 orang
dari pemerintah (kelurahan dan kecamatan), 5 orang petani, 1 orang pedagang 1
orang informan dari perusahaan dan 1 orang pekerja tambang. Analisis data yang
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dampak dari aktivitas pertambangan emas PT. Panca Logam adalah
perubahan mata pencaharian masyarakat yang sebelumnya berprofesi sebagai
petani padi sawah setelah adanya aktivitas tambang emas masyarakat beralih
profesi sebagai penambang dan berdagang.

Kata Kunci: Dampak, Sosial, Ekonomi, Tambang

vi
vii

ABSTRACT

Nurmiati Saipullah (D1A112190). The Impact of Gold Mining Activity Against


Socio-Economic Aspect of PT. Panca Metal Village Wumbubangka District North
Rarowatu District Bombana. Guided by Mukhtar, as mentor I and Ima Astuty
Wunawarsih, as mentor II.
This study aims to determine the positive impact of corporate activities on socio-
economic aspects and to determine the negative impact on socio-economic
aspects in the region of PT. Panca Logam in Wumbubangka Village, North
Rarowatu District, Bombana Regency. This research was conducted in December
2016 - January 2017. The determination of key informants was done purposive.
Based on that, the number of informants as many as 10 people consisting of 2
people from the government, 5 peasants, 1 merchant 1 informant from the
company and 1 person miner. Data analysis used is qualitative descriptive
analysis. The results showed the activity of gold PT. Panca Logam is a change of
people's livelihoods that previously worked as rice farmers after the gold mining
activities of the community switched professions as miners and trade.

Keywords: Impact, Social, Economy, Mine

vii
viii

UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

seluruh rangkaian perkuliahan, penelitian serta penyusunan skripsi hingga dalam

wujud sekarang ini. Penulis mengucapkan terima kasih dan penghormatan kepada

Bapak Dr. Ir. Mukhtar, M. S selaku pembimbing I dan Ibu Ima Astuti

Wunawarsih, S.P., M.Si selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Spesial penulis ucapkan terima kasih

kepada Ayahanda Saipullah dan Ibunda Minarni atas perhatiannya dan doanya

kepada penulis.

Penulis sadar, dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan-

hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak maka

hambatan tersebut dapat teratasi. Olehnya itu dengan segala kerendahan hati

penulis menghanturkan rasa terima kasih kepada :

1. Rektor, Dekan, dan Ketua Jurusan/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan di Universitas Halu Oleo.

2. Dosen Pengajar pada Jurusan/Program Studi Agribisnis yang telah berperan

aktif dalam proses pembelajaran, pembentukan pola pikir dan karakter penulis.

viii
ix

3. Dosen-dosen penguji yang telah memberikan masukan berupa saran dan

penguatan untuk perbaikan skripsi ini

4. Pegawai administrasi Jurusan/Agribisnis dan Fakultas Pertanian atas urusan

administrasi yang mendukung penulis dalam masa pendidikan

5. Perangkat desa dan semua masyarakat Desa Wumbubangka Kecamatan

Rarowatu Uatara Kabupaten Bombana yang telah membantu, melayani dengan

baik dan memberikan informasi dan wawasan baru selama peneliti melakukan

kegiatan penelitian di lokasi.

6. Kakakku Nurlaela dan Brigadir Jaya Saputra yang selalu mendukung,

mendoakan, menyemangati dan menghibur penulis sehingga penulis

termotivasi untuk menyelesaikan studi penulis.

7. Adik-adikku Nuraini Saputra dan Ahmad Saputra atas dukungan, motivasi, doa

dan inspirasinya dan juga segenap keluarga besar atas dukungan penulis dalam

menempuh pendidikan.

8. Sahabat dan seperjuangan terkhusus Fashlia Maharani H.Rusdi, S.P., Rahmatia

Mamma, S.P., Azmul S.P., Sulmiyatin, Dwi Fera Tiar Pratiwi, Kasman, Dan

Yusman yang selalu menyemangati, mendukung, dan membantu selama studi

penulis.

9. Teman kuliah Agribisnis Kosentrasi Sosial Ekonomi Tambang angkatan 2012

yaitu Minggu Lestari Ningsih S.P., Eka Sari Wati, Gusti Ayu Made S.P., Laode

Hasri S.P,, Haswan Dida, Herdin, Laode Firman Yadi, La Yoreni S.P., Esmit

Dayanto, Untung, Wawan Banowu S.P., Laode Alam Damai S.P., dan yang

ix
x

lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan

menyemangati.

10. Teman dan Sahabat SMAN 3 Kendari yaitu Noni Sahia S.Pd, Sinar Zainudin

Amd. Keb, Haerun, Yasranti Yasin Idrus Amd. Keb, Ismail Marzuki, Ertin,

Wa ode Sitti Maemana S.P, Emy Nurul Suci, Lisna, Lilyan Wirdianita, Muh

Sigit Saputra Hasta, Fadhil dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu

persatu telah menyemangati penulis.

11. Pihak-pihak lain yang telah membantu penulis baik selama mengikuti proses

perkuliahan maupun proses penelitian berlangsung yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis hanya bisa berdoa agar semua amal dan kebaikan yang telah

diberikan dalam penyelesaian studi penulis diganjar dengan kebaikan dan bernilai

pahala disisi Allah SWT. Amin. Penulis menyadari dalam skripsi yang disusun

penulis masih memiliki kekurangan dan kelemahan sehingga bimbingan dan

arahan sangat diharapkan penulis. Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi setiap pihak yang membutuhkan informasi dan ingin meningkatkan

pemahamannya.

Kendari, Oktober 2017

Penulis

x
xi

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PANITIA UJIAN ......................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................ vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Kajian Teori ....................................................................................... 8
A.1. Konsep Dampak ......................................................................... 8
A.1.1. Dampak Positif Aktivitas Tambang Emas .............................. 9
a. Perubahan Mata Pencaharian ................................................... 10
b. Aspek Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat .................... 12
c. Pendapatan ................................................................................ 13
d. Kesempatan Kerja .................................................................... 14
e. Peluang Usaha .......................................................................... 15
A.1.2. Dampak Negatif Aktivitas Tambang Emas ............................. 16
a. Pencemaran Lingkungan .......................................................... 16
b. Tenaga kerja ............................................................................. 17
A.2. Konsep Pertambangan ................................................................. 17
B. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 20
C. Kerangka Pikir ..................................................................................... 22
III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 24
B. Teknik Penentuan Informan Kunci ..................................................... 24
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 24
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 25
E. Analisis Data ....................................................................................... 26
F. Konsep Operasional ............................................................................ 26

xi
xii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 29
A.1. Sejarah Desa Wumbubangka ................................................ 29
A.2. Letak dan Luas Wilayah ....................................................... 29
A.3. Keadaan Iklim dan Topografi ............................................... 30
A.4. Keadaan Kependudukan ....................................................... 30
A.4.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ......... 31
A.4.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ....... 33
A.4.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Suku .............................. 34
A.4.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Keyakinan/Agama ........ 34
A.4.5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Sektor Pertanian ........... 35
A.4.6. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pola Penggunaan Tanah 36
A.4.7. Keadaan Penduduk Berdasarkan Sarana dan Prasarana .... 37
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 38
B.1. Profil Informan ..................................................................... 38
B.2. Umur Informan ..................................................................... 38
B.3. Jenis Kelamin ....................................................................... 39
B.4. Tingkat Pendidikan Informan ............................................... 39
C. Pembahasan Penelitian ................................................................. 40
C.1. Dampak Aktivitas Pertambangan Emas PT. Panca Logam .. 41
C.1.1. Kondisi Ekonomi Masyarakat ........................................... 41
a. Mata Pencaharian Masyarakat .................................................. 41
b. Pendapatan ............................................................................... 46
c. Kesempatan Kerja .................................................................... 46
d. Peluang Usaha .......................................................................... 47
C.1.2. Kondisi Sosial Masyarakat ................................................ 48
a. Pencemaran Lingkungan .......................................................... 49
b. Tenaga Kerja ............................................................................ 53

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 54
B. Saran .............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 55


LAMPIRAN ........................................................................................ 58

xii
xiii

DAFTAR TABEL

Gambar Halaman

1. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan Menurut Jenis Penggunaannya


Tahun 2015 .............................................................................................. 3
2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Desa Wumbubangka
Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana Tahun 2016 ......................... 31
3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Wumbubangka
Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana Tahun 2016 ........................ 32
4. Jumlah Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Desa
Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana Tahun
Tahun 2016 .............................................................................................. 33
5. Jumlah penduduk berdasarkan suku di Desa Wumbubangka Kecamatan
Rarowatu Kabupaten Bombana Tahun 2016 ........................................... 34
6. Jumlah penduduk berdasarkan keyakinan/agama di Desa
Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana ................... 35
7. Keadaan Sektor pertanian di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu
Kabupaten Bombana Tahun 2016 ............................................................ 35
8. Pola Penggunaan Tanah di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu
Kabupaten Bombana Tahun 2016 ............................................................ 36
9. Keadaan Sarana dan Prasarana di Desa Wumbubangka Kecamatan
Rarowatu Kabupaten Bombana Tahun 2016 ........................................... 37

xiii
xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

10. Skema Kerangka Pikir ............................................................................. 23


11. Kerusakan Lahan Padi Sawah yang Disebabkan Karena adanya Aktivitas
Tambang Emas PT. Panca Logam ........................................................... 51
12. Kondisi Lahan Tidak Produktif ............................................................... 51
13. Gundukan Pasir yang Telah Digunakan dalam Aktivitas Tambang Emas 52
14. Sungai Tahi Ite yang Tercemar ................................................................ 52

xiv
xv

DAFTAR LAMPIRAN

Gambar Halaman

1. Identitas Responden di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara


Kabupaten Bombana ................................................................................. 59
2. Hasil Wawancara Informan ....................................................................... 60
3. Mata Pencaharian Informan ...................................................................... 61
4. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 62
5. Riwayat Hidup .......................................................................................... 64
6. Peta Wilayah Kecamatan Rarowatu Utara ................................................ 65

xv
1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai potensi sumber

daya alam yang melimpah, baik itu sumber daya alam hayati maupun sumber

daya alam non-hayati. Sumber daya mineral merupakan salah satu jenis sumber

daya non-hayati. Sumber daya mineral yang dimiliki oleh Indonesia sangat

beragam baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Endapan bahan galian pada

umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit bumi.

Sumberdaya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi

kehidupan manusia. Hal ini karena dalam kehidupannya, manusia tidak dapat

hidup tanpa adanya sumberdaya alam, ketergantungan manusia akan sumberdaya

alam tersebut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan pengelolaan

sumberdaya alam yang ada. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

peningkatan jumlah penduduk yang terus terjadi mengakibatkan semakin

meningkatnya jumlah permintaan akan pemenuhan hidup dari sumber daya alam.

Peningkatan jumlah permintaan akan sumberdaya alam mineral bagi

pemenuhan kebutuhan manusia dalam jumlah yang besar seringkali dapat tidak

terpenuhi karena terbatasnya persediaan sumberdaya alam mineral yang ada.

Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan adanya pengelolaan

dan pemanfaatan yang baik terhadap sumberdaya alam mineral. Pengelolaan dan

pemanfaatan yag baik terhadap sumberdaya alam mineral menjadi faktor penentu

keberlanjutan dari lingkungan hidup dan aktivitas kehidupan manusia

kedepannya.
2

Terjadinya perubahan disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk

menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan sosial dan lingkungan fisik

mereka atau lebih tepatnya menyesuaikan dengan perubahan yeng relefan terjadi

dalam lingkungan mereka (Zulfikar, dalam Peribadi, Roslan, Yusuf, Tanjli, 2014).

Sehubungan dengan perubahan dalam masyarakat maka pemanfaatan sumberdaya

alam diarahkan secara tepat guna untuk lebih mendorong perkembangan dan

pertumbuhan masing-masing daerah.

Pertambangan merupakan salah satu upaya pengembangan sumberdaya

alam yang terkandung dalam bumi yang sangat pontesial untuk dimanfaatkan

secara hemat dan optimal bagi kepentingan dan kemakmuran rakyat.

Pertambangan dilakukan melalui kegiatan eksplorasi, pengusahaan, dan

spemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut bertumpuk pada pendayagunaan

berbagai sumberdaya, terutama sumberdaya alam, didukung oleh sumberdaya

manusia yang berkualitas, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta

kemampuan manajemen. Selain pembangunan disektor pertambangan, pertanian

juga merupakan salah satu hal yang penting yang harus dilakukan dalam rangka

mensukseskan pembangunan nasional.

Kabupaten Bombana adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara

yang terletak di Jazirah Tenggara Sulawesi. Kabupaten ini memiliki luas wilayah

3.316,16 Km2 atau 3.316,16 ha. Sedangkan luas wilayah perairan lautan

11.837,31Km2. (BPS Kecamatan Rarowatu Utara dalam angka 2016).

Desa Wumbubangka Terletak di Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten

Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jarak kurang lebih 3 kilometer dari
3

ibukota kecamatan, 20 kilometer dari ibukota kabupaten dan sekitar 170 kilometer

dari ibukota provinsi.

Penggunaan lahan Di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara

Kabupaten Bombana, masing – masing memiliki Luas dan Persentase Penggunaan

lahan diantaranya lahan sawah, bangunan dan halaman sekitarnya, tegal atau

kebun, ladang, padang rumput, rawa yang tidak ditanami, tambak, lahan yang

sementara tidak diusahakan, lahan tansaman kayu, hutan negara, perkebunan dan

lainnya. Untuk melihat luas dan persentase lahan menurut jenis penggunaannya

dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Luas dan Persentase Penggunaan Lahan Menurut Jenis


Penggunaannya Tahun 2015

Luas Lahan Persentase


No. Jenis Penggunaan Lahan
(Ha) (%)
1. Lahan sawah 12.255,00 60,79
2. Bangunan dan halaman sekitarnya 3.167,50 15,71
3. Tegal/kebun 389,00 1,93
4. Ladang - -
5. Padang rumput 529,00 2,62
6. Rawa yang tidak ditanami - -
7. Tambak 676,00 3,35
8. Lahan yang sementara tidak diusahakan 602,00 2,99
9. Lahan tanaman kayu 400,00 1,98
10. Hutan negara 1.000,00 4,96
11. Perkebunan 995,00 4,94
12. Lainnya 147,00 0,73
Jumlah 20.160,50 100,00
Sumber/Source: Dinas Pertanian Bombana Tahun 2015.

Tabel 1 menunjukan bahwa luas dan persentase penggunaan lahan di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana sebagian besar

dari masyarakat yang memiliki luas lahan sawah yaitu 12.255,0 Ha (60,79%).

Berdasarkan jumlah luas lahan dan presentase penggunaanya yang sebagian besar
4

petani maka pemanfaatan sumberdaya alam khususnya disektor dijadikan sebagai

mata pencaharian masyarakat setempat.

PT. Panca Logam merupakan salah satu perusahaan swasta yang

bergerak di bidang sektor pertambangan. Salah satu rangkaian kegiatan usaha

perusahaan ini adalah pengolahan emas. Perusahaan ini di bangun di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana dengan

penggunaan lahan masyarakat setempat. Adanya perusahaan PT. Panca Logam di

Desa Wumbubangka secara tidak langsung dapat meransang penduduk atau

masyarakat setempat dalam memanfaatakan peluang kerja yang sebelumnya

hanya bekerja dibidang pertanian saja, namun dengan adanya perusahaan ini maka

dapat bekerja sebagai penambang dan berdagang.

Kegiatan Mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang dilakukan

manusia untuk hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun

kehidupan yang memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan

faktor seperti mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan

politik. Dalam perkembangannya, mata pencaharian seseorang seringkali berubah

baik karena faktor internal, eksternal, ataupun kombinasi dari keduanya

(Supriyadi, 2007), terjadinya perubahan mata pencaharian terjadi karena faktor

pemilikan lahan yang layak bagi keluarga petani untuk kehidupan dan

penghidupannya. Mata pencaharian penduduk di suatu wilayah akan mengalami

perubahan sesuai dengan keadaan fisik dan sosial ekonominya, seperti bentang

alam, bertambahnya pengetahuan, teknologi yang dimiliki penduduk wilayah

dengan perubahan waktu relative cepat atau lambat Adiwilaga dkk, (1987).
5

Sebelum adanya kegiatan perusahaan ini, mata pencaharian masyarakat

Desa Wumbubangka sebagai petani padi sawah, sayur-sayuran dan lain lain.

Pasca adanya perusahaan masyarakat di Desa Wumbubangka pun secara perlahan

beralih mata pencaharian sebagai penambang, dan sebagian masih tetap bekerja

sebagai Pedagang. Perubahan mata pencaharian ini dikarenakan lahan lahan

pertanian yang dulu dipakai sebagai lahan usahatani di pergunakan untuk

pembangunan perusahaan.

Pada uraian latar belakang diatas maka dampak aktivitas pertambangan

sangat mempengaruhi perubahan mata pencaharian masyarakat yang dulunya

menjadi petani, sekarang menjadi penambang, maupun pedagang, sehingga akan

berdampak pada pendapatan masyarakat sekitar pertambangan. Oleh karena itu,

penulis tertarik mengadakan penelitian judul “Dampak Aktivitas Pertambangan

Emas Terhadap Aspek Sosial Ekonomi Di Kawasan Pertambangan Emas PT

Panca Logam” dapat dilihat dari segi kondisi lingkungan kawasan panca logam

yang berada di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten

Bombana.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana dampak positif aktivitas pertambangan emas terhadap aspek

sosial ekonomi di kawasan PT. Panca Logam di Desa Wumbubangka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana ?


6

2. Bagaimana dampak negatif aktivitas pertambangan emas terhadap aspek

sosial ekonomi di kawasan PT. Panca Logam di Desa Wumbubangka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Dampak positif aktivitas pertambangan emas terhadap aspek sosial ekonomi

di kawasan PT. Panca Logam di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu

Utara Kabupaten Bombana.

2. Dampak negatif aktivitas pertambangan emas terhadap aspek sosial ekonomi

di kawasan PT. Panca Logam di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu

Utara Kabupaten Bombana.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait:

1. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan memperdalam pemahaman tentang

dampak aktivitas pertambangan emas terhadap perubahan mata pencaharian

di kawasan pertambangan emas PT Panca Logam Di Desa Wumbubangka

Kecamatan Rarowatu utara Kabupaten Bombana.

2. Bagi pembaca, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang

sama serta berguna sebagai bahan informasi rujukan untuk mengadakan

penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Petani, Sebagai bahan informasi agar dapat memahami dampak aktivitas

pertambangan emas terhadap perubahan mata pencaharian di kawasan


7

pertambangan emas PT Panca Logam Di Desa Wumbubangka Kelurahan

Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.

4. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan referensi dan kepustakaan serta sebagai salah satu sumber acuan

penelitian selanjutnya khususnya penelitian tentang dampak aktivitas

pertambangan emas terhadap perubahan mata pencaharian di kawasan

pertambangan emas PT Panca Logam Di Desa Wumbubangka Kecamatan

Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.


8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Adapun beberapa teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

A.1. Konsep Dampak

Dampak diartikan sebagai adanya suatu benturan antar dua kepentingan

yang berbeda, yaitu kepentingan pembangunan dengan kepentingan usaha

melestarikan kualitas lingkungan yang baik (Kristanto 2004).

Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu

aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah baik fisik, kimia maupun

biologi. Misalnya semburan asap beracun merapi merupakan aktivitas alam yang

bersifat kimia, gempa bumi adalah aktivitas alam yang bersifat fisik, dan

pertumbuhan masal eceng gondok adalah aktivitas alam biologi. Dampak

pembangunan selalu menjadi masalah karena perubahan yang disebabkan oleh

pembangunan selalu lebih luas daripada yang menjadi sasaran dari pembangunan

tersebut, secara umum dalam AMDAL dampak pembangunan diartikan sebagai

perubahan yang tidak direncanakan yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan.

Di dalam AMDAL ada dua jenis batasan tentang dampak yaitu 1) Dampak

pembangunan terhadap lingkungan sebelum ada pembangunan dan yang

diperkirakan akan ada setelah pembangunan 2) Dampak pembangunan terhadap

lingkungan adalah perbedaan antara kondisi lingkungan yang diperkirakan akan


9

nada tanpa adanya pembangunan dan yang diperkirakan ada karena adanya

pembangunan tersebut (Soemarwoto, 1997).

Dampak adalah sesuatu yang diakibatkan oleh sesuatu yang dilakukan,

bisa positif atau negatif atau pengaruh kuat yg mendatangkan akibat (baik negatif

maupun positif), (Waralah Rd Christo, 2008).

Dampak merupakan suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu

aktivitas. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik kimia, fisik maupun

biologi. Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, misalnya semburan asap

beracun dari kawah gunung berapi, gempa bumi,pertumbuhan massal eceng

gondok. Aktivitas dapat pula sebagai hasil dari suatu kegiatan manusia, misalnya

pembangunan industri kimia, bendungan, pencetakan sawah dan sebagainya

(Soemarwoto, 2003).

A.1.1. Dampak Positif Aktivitas Tambang Emas

Dampak positif adanya aktivitas pertambangan antara lain menciptakan

lapangan pekerjaan bagi masyarakat, hasil produksi tambang dapat digunakan

untuk memenuhi permintaan pasar domestik maupun pasar internasional,

sehingga hasil ekspor tambang tersebut meningkatkan pendapatan dan

pertumbuhan ekonomi negara. Industri pertambangan juga dapat menarik

investasi asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.


10

a. Perubahan Mata Pencaharian

Menurut kamus Sosiologi, perubahan (Change) adalah peristiwa yang

menyangkut perubahan posisi unsur-unsur suatu sistem, sehingga struktur sistem

tersebut berubah (Soekanto, 1993).

Perubahan yang direncanakan merupakan perubahan yang telah

direncanakan oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam

masyarakat. Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem teratur dan

direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial atau ada yang

menamakan perencanaan sosial. Perubahan yang tidak direncanakan adalah

perubahan yang terjadi diluar control dan pengawasan masyarakat sehingga akan

membawa dampak yang tidak diharapkan masyarakat (Soekanto,2005).

Mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk

hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang

memuaskan(peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan faktor seperti

mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik. Dalam

perkembangannya, mata pencaharian seseorang seringkali berubah baik karena

faktor internal, eksternal, ataupun kombinasi dari keduanya (Supriyadi, 2007).

Mata pencaharian merupakan aktivitas manusia untuk memperoleh taraf

hidup yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda

sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya (Daldjoeni,

1987).

Mata pencaharian merupakan keseluruhan kegiatan untuk mengeksploitasi

dan memanfaatkan sumber-sumber daya yang ada pada lingkungan fisik sosial
11

dan budaya yang terwujud sebagai kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi,

(Mulyadi, 1993).

Perubahan mata pencaharian adalah terjadinya atau berubahnya mata

pencaharian masyarakat dari satu sistem kesistem lain. perubahan tersebut terjadi

karena peningkatan kebutuhan, peningkatan pengetahuan tersedianya waktu dan

kesempatan untuk meningkatkan produktivitas (Yusuf, 1988).

Perubahan mata pencaharian terjadi karena faktor pemilikan lahan yang

layak bagi keluarga petani untuk kehidupan dan penghidupannya. Mata

pencaharian penduduk di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan

keadaan fisik dan sosial ekonominya, seperti bentang alam, bertambahnya

pengetahuan, teknologi yang dimiliki penduduk wilayah dengan perubahan waktu

relative cepat atau lambat Adiwilaga dkk, (1987).

Abdurrahmat dalam Mulyawan (2006), mengatakan bahwa macam dan

corak aktivitas mata pencaharian manusia berbeda-beda pada tiap golongan atau

daerah, sesuai dengan kemampuan penduduk dan tata geografi daerahnya.

Masalah utama yang dihadapi Indonesia saat ini adalah banyaknya jumlah

pengangguran terbuka dalam periode beberapa stahun terakhir ini terus

meningkat.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI edisi ke3), sistem mata

pencaharian terdiri dari dua unsur kata yaitu, Sistem dan Mata pencaharian.

Dari pengertian diatas sistem terbagi atas tiga yaitu :

1. Sekelompok bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja bersama-sama untuk

melakukan sesuatu, urat saraf dalam tubuh-pemerintahan.


12

2. Sekelompok dari pendapatan, peristiwa, kepercayaan. Yang disusun dan

diatur baik-baik-filsafat.

3. Cara (metode) yang teratur untuk melakukan sesuatu, pengajaran bahasa

Sedangkan mata pencaharian yaitu, pekerjaan yang menjadi pokok

penghidupan (sumbu atau pokok), pekerjaan/pencaharian utama yang

dikerjakan untuk biaya sehari-hari, misalnya pencaharian penduduk desa itu

bertani.

Sistem mata pencaharian adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok

orang sebagai kegiatan sehari-hari guna usaha pemenuhan kehidupan, dan

menjadi pokok penghidupan baginya.

b. Aspek Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat

 Penambang

Penambang merupakan suatu bagian kegiatan usaha penambang untuk

memproduksi mineral atau batubara.

 Pedagang

Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan

menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab

sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau

persatuan (Sugiharsono dkk, 2000).

Pedagang adalah orang atau badan membeli , menerima atau menyimpan

barang penting dengan maksud untuk di jual diserahkan , atau dikirim kepada

orang atau badan lain , baik yang masi berwujud barang penting asli , maupun

yang sudah dijadikan barang lain (Widodo, 2008).


13

Pedagang adalah orang atau instansi yang memperjual belikan produk atau

barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung (Damsar,

1997). Pedagang adalah orang yang melakukan perdagangan, memperjualbelikan

barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan (Eko

Sujatmiko, 2014)

Manning dan Effendi (1991) menggolongkan pedagang dalam tiga kategori,

yaitu:

1. Penjual Borongan adalah menggambarkan perihal yang mempunyai cadangan

penguasaan modal lebih besar dalam hubungan perekonomian. Istilah ini

digunakan untuk menggambarkan para wiraswasta yang memodali dan

mengorganisir sendiri distribusi barang-barang dagangannya.

2. Pengecer besar dibedakan dalam dua kelompok, yaitu pedagang besar yang

termasuk pengusaha warung di tepi jalan atau pojok depan sebuah halaman

rumah, dan pedagang pasar yaitu mereka yang memiliki hak atas tempat yang

tetap dalam jaringan pasar resmi.

3. Pengecer kecil termasuk katergori pedagang kecil sektor informal mencakup

pedagang pasar yang berjualan dipasar, ditepi jalan, maupun mereka yang

menempati kios-kios dipinggiran pasar yang besar.

c. Pendapatan

Pendapatan merupakan hasil pengurangan antara jumlah penerimaan

dengan biaya yang dikeluarkan. Menurut Soehardjo dan Patong (1994) terdapat

hubungan positif antara hasil produksi yang dipasarkan dengan pendapatan.

Semakin besar produksi yang dipasarkan semakin besar pula pendapatan yang
14

diperoleh. Pendapatan adalah jumlah keseluruhan uang atau barang yang diterima

sebagai hasil kerja yang dilakukan oleh masing - masing masyarakat. Hal ini

sesuai dengan pendapatan keluarga dapat bersumber pada yaitu: Usaha sendiri,

Bekerja pada orang lain, Hasil dari milik sendiri Gilarso dalam Riyawati (1992).

Sagit dalam Purwanto (2010) mengemukakan bahwa pendapatan

merupakan produk perolehan dan hasil, berdasarkan harga pasar yang

dijumlahkan dengan nilai tambah (Value) yang ditimbulkan oleh nilai tambah itu

sendiri, yang terdiri dari upah, sewa, tanah, keuntungan dan pajak langsung.

Meskipun terdapat pengertian tentang pendapatan, namun pada dasarnya

pendapatan dapat berupa uang dan dapat pula berupa barang yang diterima oleh

sseorang atau rumahtangga sebagai balas jasa dari kegiatan ekonomi. Pendapatan

dapat dilihat dari 2 aspek, yakni aspek ekonomi dan aspek sosiologis. Pendapatan

dilihat dari aspek ekonomi menyangkut kualitas atau jumlah pendapatan yang

dapat dihitung. Sedangkan pendapatan di lihat dari aspek sosiologis menyangkut

pengaruh atau efek dari pendapatan terhadap kehidupan sosial anggota

keluarganya. Untuk meningkatkan pendapatanya maka setiap induvidu harus

mengetahui biaya hidup yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan konsumtif

yakni sumber pangan, papan, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan pajak,

pemilihan investasi dan tabungan.

d. Kesempatan kerja

Perluasan akan kesempatan kerja akan memberikan pendapatan sekaligus

akan mengurangi tingkat kemiskinan dan mengurangi kesenjangan atas lapisan

masyarakat. Sebaliknya jumlah angkatan kerja yang tinggi bila tidak di ikuti
15

dengan perluasan kesempatan kerja, maka akan menjadi beban bagi

pembangunan.

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan

kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus di

imbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, demikian

dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan

kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukan tersedianya lapangan

pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses

produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan

bakatnya masing-masing (Hakim, 2012).

e. Peluang usaha

Peluang usaha adalah kesempatan yang pasti bila didapatkan seseorang

atau lebih dengan mengandalkan potensi diri yang ada dan dengan memanfaatkan

berbagai kesempatan baik itu peluang usaha apa saja, yang bias dengan sigap kita

ambil. Peluang usaha juga di artikan sebagai suatu kesempatan yang dapat di

ambil atau di tekuni sebagai wujud kita dalam berusaha untuk memperoleh

keuntungan (Aris, 2009).

Peluang usaha merupakan keadaan dimana terciptanya lapangan pekerjaan

sehingga setiap induvidu yang mampu bekerja dapat memperoleh pekerjaan yang

sesuai dengan keahlian, keterampilan dan bakatnya masing-masing (Raden,

2010). Mengemukakan bahwa setiap kegiatan yang berlangsung dalam

penambangan akan menimbulkan dampak positif maupun dampak negatif

terhadap sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.


16

A.1.2. Dampak Negatif Aktivitas Tambang Emas

Aktivitas pertambangan juga mempunyai dampak negatif, yaitu kerusakan

lingkungan. Wilayah yang menjadi area pertambangan akan terkikis, sehingga

dapat menyebabkan erosi. Limbah hasil pengolahan tambang juga dapat

mencemari lingkungan. Kegiatan industri tambang yang menggunakan bahan

bakar fosil menghasilkan CO2 yang dapat menimbulkan efek rumah kaca dan

pemanasan global.

a. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena

perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak

menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan

tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,

limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan

manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti

semula (Susilo, 2003).

Merkuri adalah unsur kimia sangat beracun (toxic). Unsur ini bila

bercampur dengan enzime di dalam tubuh manusia menyebabkan hilangnya

kemampuan enzime untuk bertindak sebagai katalisator untuk fungsi tubuh yang

penting. Logam Hg (Merkuri) ini dapat terserap ke dalam tubuh melalui saluran

pencernaan dan kulit. Karena sifatnya beracun dan cukup volatil, maka uap

merkuri sangat berbahaya jika terhisap oleh manusia, meskipun dalam jumlah

yang sangat kecil. Merkuri bersifat racun yang kumulatif, dalam arti sejumlah
17

kecil merkuri yang terserap dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan

menimbulkan bahaya. Bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri

di antaranya kerusakan rambut dan gigi, hilang daya ingat dan terganggunya

sistem syaraf.

b. Tenaga kerja

Tenaga kerja mempunyai fungsi sebagai sumber energi yang diperlukan

di dalam proses produksi dan kekuatan yang dapat menimbulkan pasar, seperti

yang dikemukakan oleh Soeroto (1986), mengemukakan bahwa tenaga kerja

mempunyai dua fungsi, sebagai sumberdaya untuk menjalankan proses produksi

dan distribusi barang dan jasa, kedua sebagai sarana untuk menimbulkan dan

mengembangkan pasar.

Adanya aktivitas tambang emas maka peluang untuk para tenaga kerja

untuk bekerja dapat terpenuhi. Hal ini di karenakan sebagian besar masyarakat

khususnya yang sudah beralih fungsi yang tadinya sebagai petani atau pekerjaan

lainnya kini menjadi penambang emas untuk mendapatkan pendapatan yang lebih

untuk dapat bertahan hidup. Selain itu tenaga kerja yang masih berusia produktiv

lebih berpeluang untuk bekerja dikarenakan mereka masih mampu untuk bekerja.

A.2. Konsep Pertambangan

Industri pertambangan adalah suatu industri dimana bahan galian mineral

diproses dan dipisahkan dari material pengikut yang tidak diperlukan. Dalam

industri mineral, proses untuk mendapatkan mineral-mineral yang ekonomis

biasanya menggunakan metode ekstraksi, yaitu proses pemisahan mineral-mineral


18

dari batuan terhadap mineral pengikut yang tidak diperlukan. Mineral-mineral

yang tidak diperlukan akan menjadi limbah industri pertambangandan mempunyai

kontribusi yang cukup signifikan pada pencemaran dan degradasi sumberdaya

mineral dan merupakan sumber bahan baku bagi industri hilir yang diperlukan

oleh umat manusia di dunia (Noor, 2006).

Bahan galian merupakan unsur-unsur kimia, mineral-mineral,bijih-bijih

dan segala macam bantuan termasuk batu-batu mulia seperti emas yang

merupakan endapan alam kemudian karateristiknya berupa: benda padat,cair dan

gas yang keadaannya masih daalm bentuk endapan alam atau letakkan alam yang

melekat pada batuan induknya dan belum terjamah oleh manusia Manan dan

Saleng (2004).

Pertambangan merupakan upaya pengembangan sumberdaya alam mineral

dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi

kepentingan dan kemakmuran rakyat, melalui serangkaian kegiatan eksplorasi,

pengusahaan dan pemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut bertumpu pada

pendayagunaan berbagai sumberdaya, terutama sumberdaya energi dan mineral,

sumberdaya energi manusia yang berkualitas, pengusaaan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kemampuan manajemen (Purnama, 2012).

Pertambangan merupakan sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam

rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang

meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,

penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta

kegiata pasca tambang. Kegiatan penambangan dapat menciptakan kerusakan


19

lingkungan yang serius dalam suatu kawasan/wilayah. Potensi kerusakan

tergantung pada berbagai faktor keadaan lingkungan (Arman ,2010).

Dampak buruk pertambangan merupakan kegiatan usaha yang bersifat

zero value sebagai akibat dari kenyataan berkembangnya kegiatan penambangan

yang tidak memenuhi kriteria dan kaidah-kaidah teknis yang baik dan benar,

adalah anggapan yang segera harus segera diakhiri. Caranya adalah melakukan

penataan konsep pengelolaan usaha pertambangan yang baik dan benar.

Menyadari bahwa industri pertambangan adalah industri yang akan terus

berlangsung sejalan dengan semakin meningkatnya peradaban manusia, maka

yang harus menjadi perhatian semua pihak adalah bagaimana mendorong industri

pertambangan sebagai industri yang dapat memaksimalkan dampak positif dan

menekan dampak negatif seminimal mungkin melalui konsep pengelolaan usaha

pertambangan berwawasan jangka panjang (Sudrajat, 2010).

Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dampak pertambangan

terhadap lingkungan sangat penting. Keterlibatan masyarakat sebaiknya berawal

sejak dilakukan perencanaan ruang dan proses penetapan wilayah untuk

pertambangan. Masyarakat setempat dilibatkan dalam setiap perencanaan dan

pelaksanaan usaha pertambangan serta upaya penanggulangan dampak yang

merugikan maupun upaya peningkatan dampak yang menguntungkan

(Diyahwanti, 2007).
20

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Denar (2015) yang berjudul “Dampak

Perahlian Mata Pencaharian Terhadap Mobilitas Sosial”. Tujuan Penelitian ini

adalah untuk mengetahui faktor penyebab perahlian mata pencaharian masyarakat

lampon dari nelayan ke penambang emas ilegal dan dampaknya terhadap

mobilitas sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

menyebabkan perahlian mata pencaharian masyarakat lampon dari nelayan ke

penambang emas adalah ilegal adalah (1) keinginan untuk meningkatkan taraf

hidup, kondisi nelayan yang cenderung subsisten dan hanya cukup untuk

kebutuhan sehari-hari (2) perbandingan pendapatan hasil tambang emas yang

lebih besar dibandingkan dengan nelayan (3) banyaknya hambatan sebagai

nelayan yang meliputi keterbatasan sarana dan monopoli usaha perikanan dan (4)

tidak jelasnya praktik hukum, tidak adanya dukungan pemerintah terhadap

nelayan lampon. Dampak dari perahlian mata pencaharian tersebut terhadap

mobilitas sosial masyarakat lampon adalah (1) Terbentuknya struktur mata

pencaharian baru adanya pertambangan membentuk struktur baru di lampon tanpa

menghapus struktur nelayan (2) Mobilitas sosialyang lebih dinamis masyarakat

lampon dapat melakukan mobilitas ekonomi lebih mudah disektor tambang dan

sektor usaha tidak lagi hanya dikuasai oleh juragan ikan.

Penelitian yang dilakukan oleh M.Ahyani (2011) yang berjudul “Pengaruh

Kegiatan Penambangan Emas Terhadap Kondisi Kerusakan Tanah Pada Wilayah

Pertambangan Rakyat Di Kabupaten Bombana”. Penelitian ini dilaksanakan di

Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana. Metode


21

penelitian yang digunakan metode komparatif kasual. Analisis sifat fisik dan

kimia tanah dilaksanakan melalui uji laboratorium sedangkan aspek sosial

ekonomi melakukan wawancara dengan pertanyaan terstruktur yang didukung

kuesioner terhadap responden untuk mengetahui pendapat tentang lingkungan

sekitar. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kerusakan tanah di lokasi

penambangan emas mengalami tingkat kerusakan berat dan menimbulkan dampak

fisik lingkungan seperti degradasi tanah. Hilangnya unsur hara yang dibutuhkan

oleh pertumbuhan tanaman, berkurangnya debit air permukaan, tingginya lalu

lintas kendaraan membuat mudah rusaknya jalan, polusi udara, dan dampak sosial

ekonomi. Dampak sosial ekonomi, banyaknya masyarakat beralih profesi dari

petani menjadi penambang emas,dan banyaknya pendatang yang ikut menambang

sehingga dapat menimbulkan konflik, adanya ketakutan sebagian masyarakat

karena penambangan emas yang berpotensi terjadinya erosi. Berdasarkan hasil

penelitian maka langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menghindari

dampak lingkungan adalah dengan memanfaatkan teknologi konservasi lahan dan

penegakan hukum melalui peraturan perundangan yang jelas, transparan dan

akuntabel serta pelibatan peran aktif masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat, H.N dan Kinseng, R.A (2013) yang

berjudul “Konversi Pertanian Dan Sikap Petani Di Desa Cihideung Ilir Kabupaten

Bogor”. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pola konversi sebagian besar

terjadi secara cepat dengan penggantian penguasaan lahan ke lain pihak.

Konversi lahan pada umumnya digunakan untuk perumahan. Faktor-faktor yang

memengaruhi konversi lahan dapat dikategorikan dalam faktor internal


22

diantaranya kebutuhan ekonomi yang mendesak, dan keinginan untuk merubah

nasib, dan faktor eksternal yakni pertumbuhan penduduk, dan kebijakan

pemerintah. Dampak dari konversi lahan terhadap kondisi sosial ekonomi petani

antara lain, berkurangnya hasil sawah, penurunan pendapatan petani,

berkurangnya ketahanan pangan keluarga, berkurangnya peluang kerja dalam

pertanian, sulitnya akses petani terhadap lahan, dan lainnya. akan tetapi terdapat

juga dampak positif dari konversi lahan yakni pembangunan perumahan bisa jadi

menunjukan perkembangan ekonomi pedesaan. Sikap petani terhadap konversi

lahan pertanian tidak memiliki hubungan dengan karakteristik individu, yakni

jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan bertani, jumlah

tanggungan dalam keluarga, tingkat pendapatan, serta luas dan pengusaan lahan.

Adapun uraian perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu

terdapat pada variabel penelitian yang lebih difokuskan pada dampak sosial

ekonomi pertambangan emas PT. Panca Logam meliputi; aspek ekonomi (mata

pencaharian masyarakat, pendapatan, kesempatan kerja dan peluang usaha.

Sedangkan pada aspek sosial (dampak pencermaran lingkungan terhadap

masyarakat sekitar pertambangan).

C. Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa aktivitas kegiatan

penambangan yang dilakukan oleh PT. Panca Logam di Desa Wumbubangka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana akan memberikan dampak bagi

kehidupan masyarakat area tambang. Baik dampak positif maupun dampak

negatif terhadap kondisi sosial ekonominya. Adapun beberapa kondisi sosial yaitu
23

antara lain pencemaran lingkungan, sedangkan kondisi ekonomi meliputi:

perubahan mata pencaharian masyarakat Desa Wumbubangka yang dulunya

petani padi sawah tetapi setelah adanya aktivitas tambang sebagian beralih profesi

menjadi penambang, pendapatan, kesempatan kerja dan peluang usaha. Lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.

Pertambangan Emas PT
Panca Logam

Dampak Aktivitas
Pertambangan

Dampak Positif Aktivitas Dampak Negatif Aktivitas


Tambang Emas Tambang Emas

Kondisi Sosial Ekonomi

Ekonomi:
- Mata Pencaharian Masyarakat
- Pendapatan
- Kesempatan Kerja
- Peluang Usaha
Sosial:
- Pencemaran Lingkungan

Gambar 1. Skema kerangka pikir


24

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember tahun 2016 – Januari

tahun 2017. Lokasi penelitian yaitu Di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu

Utara Kabupaten Bombana. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa Desa Wumbubangka Kecamatan

Rarowatu Utara Kabupaten Bombana merupakan kawasan penambangan emas

yang jaraknya dekat dengan pemukiman warga.

B. Teknik Penentuan Informan Kunci (Key Informant)

Penentuan informan kunci dilakukan secara purposive (sengaja) dengan

pertimbangan bahwa informan kunci mengetahui dengan jelas kondisi sebelum

dan setelah terjadinya akivitas pertambangan emas di PT. Panca Logam di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana. Berdasarkan

hal tersebut maka penentuan informan sebanyak 10 orang yang terdiri dari 2 orang

dari pemerintah (kelurahan dan kecamatan), 5 orang petani, 1 orang pedagang 1

orang informan dari perusahaan dan 1 orang pekerja tambang.

C. Jenis Dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah menggunakan data

primer dan data sekunder.

1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lokasi penelitian yang

bertempat, Di Desa Wububangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten


25

Bombana. Data diambil dengan menggunakan metode wawancara dari

sejumlah informan,catatan lapangan foto dan hasil obsevasi.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi-instansi terdekat yang

bertempat, Di Desa Wububangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten

Bombana erat kaitanya dengan masalah yang diteliti dan sumber pustaka

lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini seperti BPS, Kantor

Kecamatan dan Kantor Desa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Observasi/pengamatan adalah teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti.

2. Wawancara mendalam adalah pengumpulan data dengan menggunakan

teknik wawancara mendalam atau antara peneliti dan informan yang

dilakukan untuk mendapatkan keterangan dengan jelas. Pengumpulan data

dibimbing oleh pedoman wawancara yang sudah dipersiapkan.

3. Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan mencermati buku-buku

teks atau literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian dan bahan-bahan lainnya

yang relevan sebagai landasan teori dalam penelitian ini.

4. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengalir atau

mengambil data-data dari catatan, dokumentasi administrasi yang sesuai

dengan masalah yang diteliti.


26

E. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, dimana

data yang diperoleh dilapangan, diolah kemudian disajikan dalam bentuk tulisan

yaitu dengan menggunakan model Miles dan Hiberman yang terdiri dari 3 tahap

yaitu; 1) data reduction(reduksi data). 2) data display (penyajian data) 3.)

conclusion drawing /verification (penarikan kesimpulan) (Sugiyono, 2009).

Adapun tahapan-tahapan dalam menganalisis data kualitatif adalah sebagai

berikut:

1. Reduksi data, yaitu menyaring data yang diperoleh dilapangan kemudian di

tuliskan dalam bentuk uraian/laporan terperinci, laporan tersebut dirangkum,

dipilih, di fokuskan pada bantuan program, disusun lebih sistematis, sehingga

mudah dipahami.

2. Penyajian data, yaitu usaha untuk menunjukkan sekumpulan data/informasi

untuk melihat gambaran keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian

tersebut.

3. Kesimpulan, merupakan proses untuk menjawab permasalahan dan tujuan

sehingga di tentukan saran dan masukan untuk pemecahan masalah.

F. Konsep Operasional

Konsep operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu

peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama.

Karena berdasarkan informasi itu, kita dapat mengetahui bagaimana cara

melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang

sama.
27

1. Dampak Pertambangan adalah sesuatu yang diakibatkan oleh sesuatu yang

dilakukan, bisa positif atau negatif atau pengaruh kuat yg mendatangkan

akibat (baik negatif maupun positif) bagi masyarakat Desa Wumbubangaka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.

2. Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka

penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi

penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,

pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiata pasca

tambang di PT Panca Logam di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu

Utara Kabupaten Bombana.

3. Responden adalah masyarakat yang menjalankan kegiatan pertanian dan

kegiatan penambangan emas (orang) di Desa Wumbubangka Kecamatan

Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.

4. Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena perubahan

kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak menguntungkan

(merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan) yang

disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah, limbah

industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) di Lokasi PT Panca Logam di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.

5. Perubahan Mata Pencaharian adalah terjadinya atau berubahnya mata

pencaharian masyarakat dari satu sistem kesistem lain di Desa Wumbangka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.


28

6. Mata Pencaharian adalah aktivitas manusia untuk memperoleh taraf hidup

yang layak dimana antara daerah yang satu dengan daerah lainnya berbeda

sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan keadaan demografinya di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.

7. Penambang adalah bagian kegiatan usaha pertambangan untuk memproduksi

mineral atau batubara di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara

Kabupaten Bombana.

8. Pendapatan yang dimaksud adalah nilai ekonomi yang diperoleh petani setelah

bekerja di perusahaan pertambangan emas di Desa Wububangka Kecamatan

Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.

9. Kesempatan Kerja yang dimaksud adalah kesempatan bagi masyarakat yang

bermata pencaharian sebagai petani untuk dapat bekerja sebagai penambang di

perusahaan pertambangan emas di Desa Wububangka Kecamatan Rarowatu

Utara Kabupaten Bombana.

10. Peluang Usaha yang dimaksud adalah jenis usaha yang digeluti oleh

masyarakat di Desa Wububangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten

Bombana setelah adanya perusahaan pertambangan emas.

11. Pedagang adalah orang atau instansi yang memperjual belikan produk atau

barang kepada konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung di

Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupeten Bombana.

12. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.


29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran Umum wilayah merupakan deskripsi ringkas terkait kondisi

geografis dan demografis wilayah penelitian. Penggambaran ini di batasi pada

sejarah lokasi penelitian letak dan luas wilayah penelitian ini terdiri dari beberapa

sub bagian yaitu : keadaan iklim dan topografi, keadaan demografi, keadaan

penduduk berdasarkan umur, keadaan penduduk menurut mata pencaharian

keadaan penduduk menurut tingkat pendidikan, keadaan penduduk menurut suku

Keadaan penduduk menurut keyakinan/agama, keadaan pola penggunaan tanah,

keadaan sektor pertanian, keadaan sarana dan prasarana dan gambaran umum desa

wumbubangka.

A.1. Sejarah Desa Wumbubangka

Sejarah Desa Wumbubangka tidak terlepas dari kesejahteraan kerajaan

Moronene. Kebiasaan masyarakat Moronene yang hidup berkelompok dan

berpindah-pindah dalam bertani memperluas lahan pertanian mereka menuju

hutan sebelah utara wilayah kerajaan moronene. Ditempat inilah sekelompok

masyarakat menemukan sebuah gunung yang berbentuk perahu yang kala itu

masyarakat meyakini bahwa tempat itu mengandung nilai-nilai yang dalam

bahasa Moronene nya berarti Wumbubangka.

A.2 Letak dan Luas Wilayah

Desa Wumbubangka terletak di Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten

Bombana Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jarak kurang lebih 3 kilometer dari
30

ibukota kecamatan, 20 kilometer dari ibukota kabupaten dan sekitar 170 kilometer

dari ibukota provinsi. Luas wilayah Desa Wumbubangka 2050 ha. Batas-batas

wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aneka Marga

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Taubonto

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Totole, Mata Usu

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tempe

A.3. Keadaan Iklim dan Topografi

Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Penyuluhan Pertanian dan

Kehutanan (BPPK) tipe iklim desa wumbubangka adalah tipe iklim C4 yaitu 3-4

bulan basah dan 8-9 bulan kering dengan curah hujan rata-rata 2000/3000 mm

pertahun serta suhu udara rata-rata 27-37°C dengan kondisi topografi yang

bervariasi mulai dari datar hingga bergelombang dengan ketinggian rata-rata 14 m

diatas permukaan laut.

A.4. Keadaan Kependudukan Berdasarkan Umur

Keberhasilan suatu daerah khususnya daerah pedesaan tidak terlepas dari

peranan sumberdaya manusia yang dimaksud yaitu keahlian dan kemampuan

yang dimiliki penduduk Desa Wumbubangka. Data terakhir Tahun 2016

menunjukkan bahwa penduduk Desa Wumbubangka berjumlah 1.113 jiwa.

Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Desa Wumbubangka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana Tahun 2016 dapat dilihat pada

Tabel 2.
31

Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Desa Wumbubangka


Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana, Tahun 2016.

NO Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan Jiwa Persentase%
(Tahun)
1. 0 – 15 239 221 460 41,33
2. 16 – 55 314 313 627 56,33
3. 55 keatas 13 13 26 2,33
Jumlah 566 547 1.113 100,00
Sumber : Data Sekunder diolah 2015

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Desa Wumbubangka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana terbanyak adalah berada pada

kelompok umur 16-55 tahun sebanyak 627 jiwa atau sekitar 56,33%, sedangkan

jumlah penduduk terkecil berada pada kelompok umur 55 tahun keatas yakni

sebanyak 26 jiwa atau sekitar 2,33 %.

A.4.1. Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk

hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang

memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan faktor seperti

mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik, mata

pencaharian seseorang seringkali berubah baik karena faktor internal, eksternal,

ataupun kombinasi dari keduanya (Supriyadi,2007).

Mata pencaharian penduduk Desa Wumbubangka sangat bervariasi

diantaranya petani, buruh tani, PNS, polri, guru, pedagang, tukang batu, tukang

kayu, peternak, pensiunan, perangkat desa, lain-lain dan tidak bekerja. Untuk
32

mengetahui keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa


Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten
Bombana, Tahun 2016.

No Mata pencaharian Jumlah (Jiwa) Persentase (%)


1. Petani 194 17,43
2. Buruh Tani 35 3,14
3. PNS 9 0,81
4. Polri 2 0,18
5. Guru 5 0,45
6. Pedagang 33 2,97
7. Tukang batu 83 7,45
8. Tukang kayu 73 6,56
9. Peternak 50 4,50
10. Pensiunan 1 0,09
11. Perangkat Desa 12 1,07
12. Lain-lain 130 11,68
13. Tidak bekerja 486 43,67
Jumlah 1.113 100,00
Sumber: Data Sekunder diolah (Profil Desa Wumbubangka 2015)

Tabel 3 menunjukkan bahwa penduduk di Desa Wumbubangka

Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana sebagian besar dari masyarakat

yang memiliki mata pencaharian sebagai petani yaitu 194 orang (17,43 persen).

Berdasarkan jumlah penduduk yang sebagian besar petani maka pemanfaatan

sumberdaya alam khususnya disektor pertanian dijadikan sebagai mata

pencaharian utama masyarakat setempat. Selain bermata pencaharian sebagai

petani juga yang diprofesikan masyarakat setempat yang paling rendah yaitu

pensiunan sebanyak 1 orang (0,09%).


33

A.4.2. Keadaan Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk di DesaWumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara

Kabupaten Bombana berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu


Utara Kabupaten Bombana Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2016.

No Tingkat pendidikan Jumlah (Jiwa) Persentase (%)


1. Belum sekolah 139 12,49
2. Sementara TK 161 14,46
3. Sementara SD 212 19,05
4. Tamat SD 116 10,42
5. Tidak Tamat SD 48 4,31
6. TamatSMP/Sederajat 138 12,40
7. Tidak Tamat SMP 95 8,53
8. Tamat SMA/Sederajat 91 8,18
9. Tidak Tamat SMA 47 4,22
11. Strata 1 (S1) /Diploma 18 1,61
12. Buta aksara 48 4,31
Jumlah 1.113 100,00
Sumber : Data sekunder diolah (Profil Desa Wumbubangka 2015)

Tabel 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan penduduk Desa

Wumbubangka yang terbanyak adalah belum sekolah yakni sebanyak 139 jiwa

atau sebesar 12,49 % sedangkan yang terkecil adalah Strata 1 (S1) yakni sebanyak

18 jiwa atau sekitar 1,61%, hal ini terjadi sebagaian penduduk memiliki tingkat

pendidikan demikian ialah terbatasnya jumlah sekolah yang ada dan kurangnya

tingkat pendapatan mata pencaharian masyarakat di Desa Wumbubangka.

A.4.3. Keadaan Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku

Desa wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana tidak

hanya memiliki satu jenis suku melainkan memiliki suku yang bervariasi atau
34

berbeda-beda. Untuk mengetahui Keadaan penduduk berdasarkan suku dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku di Desa Wumbubangka


Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana, Tahun 2016.

No Suku Jumlah Jiwa Persentase (%)


1. Sunda 4 0,36
2. Jawa 32 2,87
3. Bugis 65 5,84
4. Makassar 20 1,80
5. Tolaki 40 3,60
6. Buton 11 0,99
7. Moronene 941 84,54
Jumlah 1.113 100,00
Sumber: Data Sekunder (Profil Desa Wumbubangka 2015)

Berdasarkan data pada tabel diatas menunjukkan bahwa penduduk Desa

Wumbubangka mayoritas besar bersuku Moronene dengan jumlah jiwa sebanyak

941 jiwa atau sebesar 84,54 % sedangkan suku yang paling sedikit yakni suku

sunda sebanyak 4 jiwa atau sebesar 0,36%, adanya campuran beberapa suku yang

ada merupakan salah satu masyrakat pendatang yang bermukim di Desa

Wumbubangka untuk memenuhi kebutuhan hidup baik dengan bertani maupun

penambang.

A.4.4. Keadaan Penduduk Berdasarkan Keyakinan/Agama

Keadaan penduduk berdasarkan agama atau keyakinan yang dianut oleh

masyarakat Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten

Bombana terdiri hanya 2 yaitu islam dan Kristen. Untuk mengetahui keadaan

penduduk berdasarkan keyakinan/agama dapat dilihat pada Tabel 6.


35

Tabel 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Keyakinan/Agama di Desa


Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten
Bombana, Tahun 2016.

No. Agama Jumlah Jiwa Persentase (%)


1. Islam 1016 91,28
2. Kristen 97 8,72
Jumlah 1.113 100,00
Sumber : Data Sekunder, 2015.

Tabel 6 menunjukkan bahwa keadaan penduduk berdasarkan keyakinan

atau agama paling tinggi atau mayoritas dianut oleh penduduk di desa

wumbubangka adalah agama islam yaitu sebanyak 1016 jiwa atau sekitar 91,28

%, sedangkan agama Kristen sebanyak 97 jiwa atau sekitar 8,72%.

A.4.5. Keadaan Penduduk Berdasarkan Sektor Pertanian

Sektor pertanian penduduk Di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowau

Utara Kabupaten Bombana, masing-masing tanaman yang di usahakan

masyarakat sangat bervariasi diantaranya kakao, kelapa, lada, jambu mete, dan

jagung, . Untuk mengetahui keadaan penduduk berdasarkan sektor pertanian dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Keadaan Sektor Pertanian Di Wumbubangka Kecamatan Rarowatu


Utara Kabupaten Bombana, Tahun 2016.

No Jenis komoditi Luas Areal (Ha)


1. Kakao 51
2. kelapa 102
3. Lada 49
4. Jambu Mete 408
5. Jagung 50
Jumlah 660
Sumber : Data Sekunder 2015
36

Tabel 7 menunjukkan bahwa di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu

Utara Kabupaten Bombana ialah tanaman yang diusahakan masyarakat yang

tertinggi tanaman jambu mete yang berjumlah 408 (Ha) sedangkan yang terendah

ialah tanaman lada yang berjumlah 49 (Ha), Berdasarkan data keadaan sektor

pertanian dapat disimpulkan bahwa di desa wumbubangka sektor pertanian

menjadi sektor andalan bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup.

A.4.6. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pola Penggunaan Tanah

Pola penggunaan tanah di Desa wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara

Kabupaten Bombana, masing – masing penggunaan tanah sangat bervariasi

diantaranya sawah, pekarangan, padang rumput, perkebunan rakyat, hutan rakyat,

dan hutan negara, untuk mengetahui keadaan penduduk berdasarkan pola

penggunaan tanah dapat di lihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Pola Penggunaan Tanah Di Desa Wumbubangka Kecamatan


Rarowatu Utara Kabupaten Bombana, Tahun 2016.

No Jenis penggunaan tanah Luas (Ha) Persentase (%)


1. Sawah 59 0,79
2. Pekarangan 53 0,73
3. Padang rumput 247 3,42
4. Perkebunan rakyat 80 1,11
5. Hutan rakyat 5.788 80,09
6. Hutan Negara 1.000 13,84
Jumlah 7.227 100,00
Sumber: Data Sekunder 2015

Tabel 8 menunjukkan bahwa pola penggunaan tanah di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana ialah hutan

rakyat yang berjumlah 5788 Ha atau sekitar 80,09% yang merupakan salah satu
37

pola penggunaan tanah yang tertinggi sedangkan pekarang yang berjumlah 53 Ha

atau sekitar 0,73% merupakan pola penggunaan tanah yang terendah.

A.4.7. Keadaan Penduduk Berdasarkan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana di Desa wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara

Kabupaten Bombana, masing – masing memiliki sarana dan prasarana sangat

bervariasi diantaranya kantor desa, SMP, SD, TK, mesjid, pasar, jembatan dan

puskesmas, untuk mengetahui keadaan penduduk berdasarkan sarana dan

prasarana dapat di lihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Keadaan Sarana dan Prasarana Di Desa Wumbubangka Kecamatan


Rarowatu Utara Kabupaten Bombana, Tahun 2016.

No Jenis sarana dan prasarana Jumlah


1. Kantor desa 1
2. SMP 1
3. SD 1
4. TK 2
5. Mesjid 1
6. Pasar 1
7. Jembatan 4
8. Puskesmas 1
Jumlah 12
Sumber: Data Sekunder, 2015

Tabel 9 menunjukkan bahwa keadaan sarana prasarana di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana adalah kantor

desa 1, SMP 1, SD 1, TK sebanyak 2, mesjid 1, pasar 1, jembatan sebanyak 4, dan

puskesmas 1.
38

B. Hasil Penelitian

B.1 Profil Informan

Berdasarkan judul penelitian mengenai “Dampak Aktivitas Pertambangan

Emas Terhadap Perubahan Mata Pencaharian di kawasan Pertambangan Emas PT

Panca Logam di Desa Wumbubangaka Kecamata Rarowatu Utara Kabupaten

Bombana. Informan dalam penelitian ini adalah 10 orang yang terdiri dari 2 orang

dari pemerintah (kelurahan dan kecamatan), 5 orang petani, 1 orang pedagang 1

orang informan dari perusahaan dan 1 orang pekerja tambang (profil informan

dapat dilihat pada Lampiran 1).

B.2. Umur Informan

Umur dalam penelitian ini dapat dilihat dari satuan waktu yang mengukur

waktu keberadaan hidup masyarakat yang bersangkutan mulai dari lahir sampai

pada saat dilakukan penelitian. Umur merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi perilaku dalam melakukaan atau mengambil keputusan dan dapat

bekerja secara optimal serta produktif.

Umur yang dimiliki oleh informan kunci pada penelitian ini yaitu

informan yang memiliki umur 52 tahun 1 orang, informan yang memiliki umur 34

tahun berjumlah 1 orang, informan yang memiliki umur 40 tahun 1 orang,

informan yang memiliki umur 33 tahun 1 orang, informan yang memiliki umur

54 tahun 1 orang, informan yang memiliki umur 35 tahun 1 orang, informan yang

memiliki umur 60 tahun 1 orang, informan yang memiliki umur 42 tahun 1 orang,

informan yang memiliki umur 48 tahun 1 orang dan informan yang memiliki
39

umur 31 tahun 1 orang. Hasil penelitian ini informan yang mengetahui kondisi

lingkungan alam sekitar dan perubahan mata pencaharian masyarakat.

B.3. Jenis Kelamin

Perbedaan laki-laki dan perempuan dalam pengambilan keputusan yaitu

kaum laki-laki dominan berpikir dengan daya nalar dari suatu tindakan atau

pilihan yang diambil. Sedangkan kaum perempuan yang dominan ialah perasaan

sebelum memutuskan sesuatu akan mempertanyakan seberapa jauh pribadinya

akan melibatkan diri secara langsung, dan seberapa jauh mereka merasa

bertanggung jawab terhadap dampak atas keputusan yang diambil, baik diri

sendiri maupun terhadap orang lain (Louann, 2006).

Berdasarkan Jenis Kelamin informan laki-laki berjumlah 6 orang,

informan perempuan 4 orang alasan peneliti memilih informan demikian karena

informan laki-laki dan perempuan lebih mengetahui kondisi alam yang ada

disekitar khususnya di Desa Wumbubangka yang merupakan salah satu titik

permasalahan perubahan mata pencaharian masyarakat yang tidak menatap

setelah adanya aktivitas tambang emas PT. Panca Logam.

B.4. Tingkat Pendidikan Informan

Tingkat pendidikan yang diterima informan baik pendidikan formal ataupun

pendidikan non-formal pada umumnya akan berpengaruh pada pengambilan

keputusan, sikap dan tindakan yang dapat dilakukan. Tingkat pendidikan

informan penelitian ini yaitu 1 orang informan S1, 2 orang informan SMA, 4

orang informan SMP dan 3 orang informan SD, karena diharapkan informasi
40

yang diberikan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi sebelum

dan setelah adanya aktivitas pertambangan emas PT Panca Logam S dengan dasar

pendidikan yang dimiliki seorang dalam hal ini informan akan mampu melihat

sejauh mana kondisi lingkungan setempat (Soekanto, 2000).

C. Pembahasan Penelitian

Pertambangan merupakan upaya pengembangan sumberdaya alam mineral

dan energi yang potensial untuk dimanfaatkan secara hemat dan optimal bagi

kepentingan dan kemakmuran rakyat, melalui serangkaian kegiatan eksplorasi,

pengusahaan dan pemanfaatan hasil tambang. Upaya tersebut bertumpu pada

pendayagunaan berbagai sumberdaya, terutama sumberdaya energi dan mineral,

sumberdaya energi manusia yang berkualitas, pengusaaan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta kemampuan manajemen (Purnama, 2012). Emas dalam sejarah

menusia ditemukan sejak tahun 5000 SM ada yang menyebutkan ditemukan oleh

bangsa mesir emas bersama tembaga dan perak adalah logam yang pertama kali

ditemukan oleh manusia. Emas atau Aurum (AU) adalah termasuk logam, mulia

karena sifatnya yang stabil tidak berubah zat, tidak beroksidasi dalam udara

normal mempunyai sifat yang stabil dan merupakan unsur murni selama beberatus

tahun, manusia masih berusaha untuk membuat emas karena nilai ekonomisnya

dan tidak berhasil karena emas adalah unsur kimia emas merupakan logam yang

bersifat lunak dan mudah ditampa, kekerasannya berkisar antara 2,5 - 3 (skala

mohs) serta berat jenisnya tergantung pada jenis dan kandungan logam lain yang

berpadu dengannya.
41

Dari Aktivitas pertambangan emas PT. Panca logam Desa wumbubangka

merupakan salah satu desa yang berada dikawasan PT. Panca Logam, dengan

keberadaan PT. Panca Logam masyarakat merasa terbantu dalam hal pendapatan

yang semakin meningkat sebab perusahaan dan karyawan untuk bekerja di

perusahaan sedangkan diluar dari Desa Wumbubangka yang tidak berada

dikawasan PT. Panca Logam tidak merasa terbantu oleh perusahaan seperti halnya

kesejahteraan untuk mendapatkan hasil bumi yang berada dikawasan PT. Panca

Logam, dan kurangnya masyarakat yang berada diluar panca logam yang bekerja

sebagai mitra dan karyawan.

C.1. Dampak Aktivitas Pertambangan Emas PT. Panca Logam

Aktivitas pertambangan yang terjadi di Desa Wumbubangka Kecamatan

Rarowatu Utara Kabupaten Bombana tentunya dapat memberikan dampak bagi

masyarakat area tambang. Baik dampak bagi kondisi ekonomi maupun dampak

bagi kehidupan sosial masyarakat area tambang. Lebih jelasnya mengenai dampak

aktivitas pertambangan diuraikan berdasarkan bagian-bagian berikut:

C.1.1. Kondisi Ekonomi Masyarakat

Adapun beberapa dampak dari aktivitas pertambangan bagi ekonomi

masyarakat area tambang di Desa Wumbubangka adalah sebagai berikut:

a. Mata Pencaharian Masyarakat

Mata pencaharian adalah pekerjaan pokok yang dilakukan manusia untuk

hidup dan sumber daya yang tersedia untuk membangun kehidupan yang
42

memuaskan (peningkatan taraf hidup), dengan memperhatikan faktor seperti

mengawasi penggunaan sumber daya, lembaga dan hubungan politik. Dalam

perkembangannya, mata pencaharian seseorang seringkali berubah baik karena

faktor internal, eksternal, ataupun kombinasi dari keduanya (Supriyadi, 2007).

Perubahan mata pencaharian terjadi karena faktor pemilikan lahan yang

tidak layak bagi keluarga petani untuk kehidupan dan penghidupannya. Mata

pencaharian penduduk di suatu wilayah akan mengalami perubahan sesuai dengan

keadaan fisik dan sosial ekonominya, seperti bentang alam, bertambahnya

pengetahuan, teknologi yang dimiliki penduduk wilayah dengan perubahan waktu

relative cepat atau lambat Adiwilaga dkk, (1987). Mata pencaharian masyarakat

Desa Wumbubangka sebelum adanya tambang emas adalah petani, hal ini

ditunjang oleh kondisi iklim C4 yaitu 3-4 bulan basah dan 8-9 bulan kering

dengan curah hujan rata-rata 2000/3000 mm pertahun serta suhu udara rata-rata

27-37°C dengan kondisi topografi yang bervariasi mulai dari datar hingga

bergelombang dengan ketinggian rata-rata 14 m diatas permukaan laut yang

relevan untuk lahan pertanian.

Setelah adanya aktivitas tambang emas warga Desa Wumbubangka beralih

mata pencaharian menjadi penambang maupun berdagang. Hal ini disebabkan

karena dengan adanya aktivitas tambang, lahan pertanian dan Sungai Tahi Ite

yang merupakan sumber air irigasi lahan sawah, telah tercemar oleh merkuri dan

limbah buangan pabrik yang mengandung logam berat sehingga sudah tidak

sesuai untuk usaha pertanian sehingga masyarakat tidak lagi mengolah lahan
43

sawah/pertanian yang mereka miliki. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

bersama salah satu responden yang bernama Samir yaitu sebagai berikut:

“sebelum bekerja ditambang, saya bekerja disawah, saya dulu seorang


petani. Semua keluarga dinafkahi dengan bertani karena dulunya produksi
bertani sangat tinggi tapi sekarang mungkin pengaruh pekerjaan tambang juga
hasil pertanian menjadi sedikit. Seperti air irigasi untuk sawah kan mungkin
sudah tercemar, makanya saya sekarang bekerja di tambang karena hasil
pertanian sedikit (23 Maret 2017, Nasrudin).

 Penambang

Mata pencaharian masyarakat di Desa Wumbubangka sebelum masuknya

tambang emas sebagian besar bekerja disektor pertanian dengan bersawah dan

berkebun kakao, namun setelah adanya aktivitas pertambangan, masyarakat desa

wumbubangka beralih profesi menjadi penambang rakyat maupun berdagang

yang disebabkan menurunnya kesuburan tanah yang disebabkan karena lahan

sawah, kebun dan Sungai Tahi Ite yang merupakan sumber air irigasi lahan

sawah, telah tercemar oleh merkuri dan limbah buangan pabrik yang mengandung

logam berat sehingga sudah tidak sesuai untuk usaha pertanian. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara bersama salah satu responden yang bernama Samir

adalah sebagai berikut:

”saya lebih memilih bekerja sebagai penambang di perusahaan, karena


kalau berharap dari pekerjaan sebagai petani sudah tidak cukup. Hasil pertanian
sudah kurang, tanahnya juga sudah tidak subur lagi seperti dulu (5 Maret 2017,
Samir)”.

 Pedagang

Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan

menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab
44

sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil

(Sugiharsono dkk, 2000). Aktivitas pertambangan emas mengarah pada perubahan

mata pencaharian masyarakat yang berdampak pada tingkat pendapatan

masyarakat khususnya Desa Wumbubangka yang dulunya hanya bekerja sebagai

penambang tradisional kini berahli profesi menjadi pedagang. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan salah satu responden yang bernama Muh. Tang

Gamang yaitu sebagai berikut:

“sebelum berdagang, saya dulunya penambang juga. Banyak juga


masyarakat luar yang bekerja sebagai penambang dan menetap disini. Karena
saya pikir masyarakat disini semakin banyak, ini menjadi peluang bagi saya
untuk buka usaha saja alias jadi pedagang sembako dan kebutuhan rumahtangga
lainnya. Yah lumayan penghasilannya lebih dari cukuplah (11 Maret 2017, Muh.
Tang Gamang).

Usaha berdagang ialah salah satu usaha yang dilakukan oleh masyarakat

desa wumbubangka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, setelah adanya

aktivitas pertambangan emas telah terjadi perubahan mata pencaharaian yang

berdampak pada kehidupan ekonomi keluarga yakni menurunnya pendapatan.

Kegagalan komunikasi perusahaan PT. Panca Logam dengan masyarakat

setempat di sekitar Desa Wumbubangka sangat merugikan, sebelum adanya

tambang emas kondisi lingkungan alam sekitar masih nyaman, mata pencaharian

masyarakat juga masih sangat baik sehingga pendapatan masyarakat lebih

meningkat, setelah adanya tambang emas mata pencaharian masyarakat desa

wumbubangka kini sudah tidak menetap dan pendapatan masyarakat juga mulai

menurun karna faktor lingkungan yang sudah tidak normal kembali. Perusahaan

sebagai suatu badan usaha pasti melakukan aktifitasnya dengan berpijak pada

prinsip kerjanya, walaupun demikian sesuai dengan kondisi masyarakat kita masih
45

memberikan hubungan sosial, karena itu perusahaan harus selalu

mensosialisasikan rencana program yang dapat mereka lakukan untuk

mewujudkan tanggung jawab sosial mereka kepada masyarakat sekitar tambang

emas PT Panca Logam terutama yang menyangkut kebutuhan hidup masyarakat

di Desa Wumbubangka namun tidak sesuai dengan apa yang dijanjikan dari pihak

perusahaan kepada masyarakat. Hal demikian terjadi karena peralihan mata

pencaharian yang dulunya bertani kini sudah tidak menetap setelah adanya

aktivitas tambang emas, terjadinya kerusakan lingkungan di Desa Wumbubangka

ini sangat berimplikasi terhadap ekonomi masyarakat yang salah satunya

mempengaruhi kurangnya pendapatan masyarakat disekitar Desa Wumbubangka

setelah adanya aktivitas tambang yang di lakukan oleh PT Panca Logam ini sangat

merugikan masyarakat. Kerugian masyarakat sekitar DesaWumbubangka ialah

rusaknya lahan pertanian yang mereka miliki seperti lahan sawah dan perkebunan,

dengan beralih mata pencaharian sebagian petani berprofesi sebagai pekerja

tambang sebagian juga hanya bekerja dengan berdagang. Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan salah satu petani yang menjadi responden dalam

penelitian ini yang menyatakan bahwa:

“Masyarakat disini kebanyakan bekerja sebagai petani, akan tetapi setelah


masuknya tambang banyak yang tidak bertani lagi, karena memang dengan
masuknya tambang tanah pertanian menjadi tidak subur lagi tidak sama seperti
dulu sebelum masuknya tambang, produksi pertaniannya tinggi-tinggi. Sekarang
pertanian kurang subur apalagi yang katanya air irigasi sudah tercemar oleh
limbah aktivitas tambang (24 Maret 2017, Samsul Alam).
46

b. Pendapatan

Pendapatan merupakan jumlah keselurahan uang atau barang yang diterima

sebagai hasil kerja yang dilakukan oleh masing-masing masyarakat. Hal ini sesuai

dengan pendapatan keluarga dapat bersumber pada yaitu: Usaha sendiri, Bekerja

pada orang lain, Hasil dari milik sendiri, Gilarso dalam Riwayat (1992).

Pendapatan masyarakat di desa wumbubangka sebelum adanya aktivitas

tambang emas yang umumnya bekerja sebagai petani padi sawah sebesar sehingga

dapat memenuhi kebutuhan hidupnya Namun setelah adanya aktivitas tambang

emas pendapatan petani mulai menurun, hal ini disebabkan karena terjadinya

kerusakan lahan sawah sehingga lahan yang mereka olah sudah tidak digarap lagi

yang pada akhirnya pendapatan petani menurun. Sesuai dengan hasil wawancara

bersama salah satu responden yaitu sebagai berikut.

“Saya menafkahi keluarga hanya dengan bersawah, hasilnya banyak.


Setelahnya masuknya tambang, air irigasi sumber pengairan sawah kami jadi
tercemar akibat aktivitas tambang (23 Maret 2017, Nasrudin).

c. Kesempatan kerja

Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja dengan

kemampuan penyerapan tenaga kerja. Pertambahan angkatan kerja harus di

imbangi dengan investasi yang dapat menciptakan kesempatan kerja, demikian

dapat menyerap pertambahan angkatan kerja. Dalam ilmu ekonomi, kesempatan

kerja berarti peluang atau keadaan yang menunjukan tersedianya lapangan

pekerjaan sehingga semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja dalam proses
47

produksi dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, keterampilan dan

bakatnya masing-masing (Hakim, 2012).

Kesempatan kerja masyarakat di Desa Wumbubangka yang sebagian besar

masyarakatnya bekerja sebagai petani padi sawah sebelum adanya aktivitas

tambang emas dalam kondisi baik. Pelung kerja disektor non pertanian masih

relatif mudah mereka peroleh. Setelah adanya perusahaan PT. Panca Logam

kesempatan kerja masyarakat menurun, walaupun disisi lain perusahan membuka

kesempatan kerja diperusahaan namun tidak memberikan pengaruh yang nyata

bagi masyarakat Desa Wumbubangka, hal ini disebabkan perusahaan membuat

beberapa kriteria yang harus dipenuhi bagi calon karyawan yang ingin bekerja di

PT. Panca Logam antara lain tingkat pendidikan dengan kualifikasi tertentu dan

telah memiliki pengalaman kerja, hal ini tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat

Desa Wumbubangka yang sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian

sebagai petani hanya didominasi pada tingkat pendidikan SD. Hal ini sesuai

dengan hasil wawancara dengan salah satu responden yaitu sebagai berikut.

“Masuknya tambang di Desa Wumbubangka malah mengurangi


kesempatan kerja, dulu masih banyak lahan pertanian yang bisa di pake, tetapi
sekarang semakin terbatas apalagi tanahnya sudar semakin tercemar akibat
tambang. Sedangkan kesempatan kerja di tambang juga tidak ada karena yang
diterima sebagai karyawan harus berpendidikan sedangkan saya hanya tamatan
SMA dan masih banyak persyaratan lain dan saya pasti tidak bisa (24 Maret
2017, Nasrudin).

d. Peluang Usaha

Peluang usaha adalah kesempatan yang pasti bila didapatkan seseorang

atau lebih dengan mengandalkan potensi diri yang ada dan dengan memanfaatkan

berbagai kesempatan baik itu peluang usaha apa saja, yang bias dengan sigap kita
48

ambil. Peluang usaha juga di artikan sebagai suatu kesempatan yang dapat di

ambil atau di tekuni sebagai wujud kita dalam berusaha untuk memperoleh

keuntungan (Aris, 2009).

Peluang usaha masyarakat Desa Wumbubangka sebelum adanya aktivitas

tambang emas cukup baik antara lain membuka tokoh sembako,tokoh peralatan

mesin tambang dan bengkel motor dan setelah adanya tambang emas terjadi

penurunan pendapatan dari usaha yang mereka tekuni dalam hal ini berkurangnya

pembeli sembako dan mesin tambang. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

bersama salah satu responden yaitu sebagai berikut.

“saya lihat masuknya tambang di desa ini banyak juga masyarakat dari
luar pekerja tambang dan menetap disini, jadi saya manfaatkan itu untuk buat
usaha, tko sembako dan barang lainnya, lumayan penghasilannya lebih banyak
(11 Maret 2017, Muh. Tang Gamang).

C.1.2. Kondisi Sosial Masyarakat

Secara sosial, corak kehidupan masyarakat sosial di desa dapat dikatakan

masih homogen dan pola interaksinya horizontal, banyak dipengaruhi oleh sistem

kekeluargaan. Semua pasangan berinteraksi dianggap sebagai anggota keluarga

dan hal yang sangat berperan dalam interaksi dan hubungan sosialnya adalah

motif-motif sosial. Interaksi sosial selalu di usahakan supaya kesatuan sosial

(social unity) tidak terganggu, konflik atau pertentangan sosial sedapat mungkin

dihindarkan jangan sampai terjadi. Prinsip kerukunan inilah yang menjiwai

hubungan sosial pada masyarakat pedesaan. Kekuatan yang mempersatukan

masyarakat pedesaan itu timbul karena adanya kesamaan-kesamaan


49

kemasyarakatan seperti kesamaan adat kebiasaan, kesamaan tujuan dan kesamaan

pengalaman (Soetardjo, 2002).

Kondisi sosial masyarakat desa wumbubangka. Baik sebelum dan setelah

adanya tambang tidak mengalami perubahan hal ini disebabkan karena hubungan

sosial masyarakat sudah terbina sejak dulu. Hubungan antar masyarakat terjalin

sangat erat baik sesama etnis maupun dengan etnis yab berbreda. Mayoritas

masyarakat di Desa Wumbubangka bermata pencaharian sebagai petani dan buruh

tani meskipun memiliki profesi yang berbeda kerjasama antar masyarakat masih

terjalin seperti keadaan di pedesaan pada umumnya, walaupun para petani selalu

menyebar saat bekerja, namun pada waktu-waktu tertentu masyarakat akan

berkumpul untuk bekerja bersama-sama, misalnya pada saat kerja bakti rutin yang

dilaksanakan setiap hari jumat pagi mereka bersama-sama dan bergotong royong.

Kegiatan organisasi masyarakat yang rutin diikuti antara lain karang taruna,

remaja mesjid dan majelis taklim aktif. Hal ini diperkuat dengan pernyataan

Kepala Desa Wumbubangka yaitu sebagai berikut.

“Masyarakat disini sifat saling membantunya memang kuat, bahkan setelah


masuknya perusahaan tambang, masyarakat di Desa Wumbubangka tetap
bergotong royong kalau ada masyarakat yang membuka lahan untuk sawah atau
ada kegiatan sosial lainnya (26 Maret 2017, Syamran).

a. Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan adalah suatu keadaan yang terjadi karena

perubahan kondisi tata lingkungan (tanah, udara dan air) yang tidak

menguntungkan (merusak dan merugikan kehidupan manusia, hewan dan

tumbuhan) yang disebabkan oleh kehadiran benda-benda asing (seperti sampah,


50

limbah industri, minyak, logam berbahaya, dsb.) sebagai akibat perbuatan

manusia, sehingga mengakibatkan lingkungan tersebut tidak berfungsi seperti

semula (Susilo, 2003).

Terjadinya Kerusakan Lahan mengarah kepada penurunan kapasitas lahan

bagi produksi atau penurunan potensi bagi pengelolaan lingkungan yang

mengarah kepada keberlansungan hidup masyarakat. Terjdinya pencemaran

lingkungan berdampak pada tingkat kesuburan tanah, hal ini dapat dilihat dari

aktivitas tambang emas yang menyebabkan menurunnya tingkat kesuburan lahan

sawah akibat tercemar oleh logam berat (merkuri) di Disa wumbubangka, dampak

lebih jauh setelah adanya aktivitas tambang, masyarakat mulai beralih dari

mengolah lahan sawah ke lahan kering dengan jenis tanaman yang diusahakan

adalah tanaman nilam. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara bersama salah satu

responden yaitu sebagai berikut.

“Sebelum masuknya tambang saya adalah petani padi sawah, tetapi


sekarang ini produksi padi sawah menurun setelah masuknya tambang, akibat
aktivitas tambang yang mencemari pengairan sawah saya, sehingga saya harus
menanam tanaman lain selain sawah untuk menghidupi keluarga saya seperti
tanaman nilam”.

Berikut ini Gambar aktivitas tambang emas PT. Panca Logam yang

menyebabkan terjadinya kerusakan lahan pertanian yang ada Di Desa

Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.


51

Gambar 2. Kerusakan Lahan Padi Sawah yang disebabkan karena adanya aktivitas
tambang emas PT. Panca Logam.

Gambar 1 menunjukkan bahwa terjadinya kerusakan lahan pada tanaman

padi sawah di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara akibat aktivitas

pertambangan. Berdasarkan hasil wawancara bersama responden kerusakan lahan

bersumber dari saluran irigasi atau pengairan padi sawah yang tercemar oleh

limbah tambang. Tentu hal ini merugikan masyarakat khususnya para petani di

Desa Wumbubangka karena mata pencaharian utamanya telah menunjukkan

produktivitas yang rendah.

Gambar 3. Kondisi Lahan tidak produktif


52

Gambar 3 menunjukkan bahwa kondisi lahan yang sudah tidak produktif

setelah adanya aktivitas tambang yang terus-menerus mencemari lahan pertanian

dengan limbah tambang

Gambar 4. Gundukan pasir yang telah digunakan dalam aktivitas tambang emas.

Gambar 4 menunjukkan bahwa terjadi penumpukkan pasir yang dihasilkan

oleh aktivitas perusahaan pertambangan. Hal ini akan menyebabkan pencemaran

lingkungan utamanya pada lahan pertanian di Desa Wumbubangka.

Gambar 5. Sungai Tahi Ite yang tercemar


53

Gambar 5 menunjukkan bahwa sungai Tahi Ite yang menjadi sumber

pengairan atau irigasi lahan pertanian padi sawah petani di Desa Wumbubangka

telah tercemar oleh limbah tambang. Berdasarkan hasil wawancara dengan

masyarakat setempat bahwa sungai tersebut telah tercemar oleh merkuri yang

merupakan limbah dari tambang. Hal ini menjadi salah satu sumber penurunan

produktivitas hasil pertanian padi sawah di Desa Wumbubangka.

b. Tenaga Kerja

Tenaga kerja mempunyai fungsi sebagai sumber energi yang diperlukan di

dalam proses produksi dan kekuatan yang dapat menimbulkan pasar, seperti yang

dikemukakan oleh Soeroto (1986), mengemukakan bahwa tenaga kerja

mempunyai dua fungsi, sebagai sumberdaya untuk menjalankan proses produksi

dan distribusi barang dan jasa, kedua sebagai sarana untuk menimbulkan dan

mengembangkan pasar.

Tenaga kerja yang ada di Desa Wumbubangka sebelum adanya aktivitas

tambang emas masih terfokus pada sektor pertanian, setelah adanya aktivitas

tambang emas tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada jumlah tenaga

kerja asal Desa Wumbubangka yang bekerja di PT. Panca Logam, hal ini

disebabkan karena serapan tenaga kerja yang dipekerjakan pada PT. Panca Logam

sebagian besar berasal dari luar Desa Wumbubangka. Pihak manajemen PT Panca

Logam lebih banyak mempekerjakan tenaga kerja dari luar Desa Wumbubangka

sangat beralasan karena spesifikasi keahlian tenaga kerja yang dibutuhkan

perusahaan tidak dapat dipenuhi oleh warga Desa Wumbubangka.


54

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa dampak dari

aktivitas pertambangan emas PT. PANCA LOGAM adalah perubahan mata

pencaharian masyarakat yang sebelumnya berprofesi sebagai petani padi sawah

setelah adanya aktivitas tambang emas masyarakat beralih profesi sebagai

penambang dan berdagang.

B. Saran

1. Bagi perusahaan agar dapat mengurangi dampak yang diakibatkan dengan

adanya kegiatan perusahaan telah merusak lingkungan dan lahan padi sawah

yang ada disekitar Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara

Kabupaten Bombana.

2. Bagi perusahaan memberikan solusi pada masyarakat agar kegiatan mata

pencaharian masyarakat menetap di Desa Wumbubangka Kecamatan

Rarowatu Utara Kabupaten Bombana.

3. Bagi peneliti dijadikan sebagai referensi untuk melakukan penelitian

selanjutnya.
55

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Subarkah. 2010. Fungsi kemiskinan Ciri-ciri Manusia Yang Hidup di Bawah
Garis Kemiskinan.Wordpress. go.id.

Arman, H. 2010. Definisi Pertambangan. (http:www.definisi-pertambangan.html


definisi pertambangan)

Abdurrahmat. 2006. Definisi Mata Pencaharian: Jakarta.

Aris, N.B. 2009. Peluang usaha. web.id/peluangusaha.html.diakses pada tanggal


15 april 2015).Skripsi. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian
Bogor

Adiwilaga. 1987. Pengertian Perubahan Mata Pencaharian. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Rarowatu Utara Dalam Angka. Badan
Pusat Statistik. Bombana.

Badan Pusat Statistik. 2015. Bombana Dalam Angka. Badan Pusat Statistik.
Bombana.

Daldjoeni. 1987. Definisi Mata Pencaharian. (http://melyloelhabox.blogspot.com)

Diyahwanti N.I,. 2007. Kajian Dampak Kegiatan Penambangan Pasir pada


Daerah Sabuk Hijau Gunung Sumbing di Kabupaten Temanggung.
Yogyakarta.

Damser, 1997. Definisi Pedagang. Gajah Mada University. Yogyakarta.

Eko, Sujatmiko. 2014. Kamus IPS. Aksara Sinergi Media Cetakan I. Surakarta

Furi, D.R. 2007. Implikasi Konversi Lahan Terhadap Aksesibilitas Lahan dan
Kesejahteraan Masyarakat Desa. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.

Hakim . 2012. Pengaruh Kesempatan Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di


Sulawesi Tenggara. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi, Universitas
Haluoleo. Kendari.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Pusat Bahasa. Jakarta.

Kristanto, P. 2004. Ekologi Industri. Pusat Bahasa. Yogyakarta.

Louann Brizendine.2006. The Female Brain. Ufuk Press. Jakarta.


56

Mulyadi.2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia–Dalam Prespektif Pembangunan.


Raja Grafindo. Jakarta

Purnaman, H.R,. 2012. Tambang vs Lingkungan di Sulawesi Tenggara, Fakultas


Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Haluoleo Kendari.

Raden,I., 2010. Kajian Dampak Penambangan Batu Bara Terhadap


Pengembangan Sosial Ekonomi dan Lingkungan Kabupaten Kutai
Kartanegara. Badan Pengembangan Kementrian Dalam Negeri. Jakarta

Rineka Cipta; Azwar, S., 2010, Sikap manusia Teori dan Pengukurannya,
Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Ritzer, George dan Douglas J. Goodman. 2008. Teori Kontemporer. Jakarta:


Kencana

Sugiharsono, 2000. Definisi Pedagang, Jakarta.

Superiadi,2007. Mata Pencaharian masyarakat. Gadja mada University Press.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo


Persada.

Soemarwoto,otto. 2003. Ananlisis Dampak lingkungan.


(yogyakarta.gadjahmada.university).

Soemarwoto,.1997.Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada


University.Press.Yogyakarta.

Soekanto, Soerjono. 1993. Kamus Sosiologi. Jakarta : PT Raja grafindo Persada.

Soeroto, 1986. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja.


BPFE-Press Yogyakarta.

Noor, D. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir. 1992. Pembangunan dan Alih
Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung.

Wahyu, Supriyadi Waskito. 2007. Pergeseran Mata Pencaharian Masyarakat


Desa, Skripsi : FISIP UNS,

Waralah Christo, 2008. Pengertian Dampak.


(http://www.artikata.com/arti-324325-dampak.html ) diakses 25 Oktober
2015.
57

Widodo, 2008. Definisi Pedagang. Jakarta.

Yusuf, 1988. Pengertian Perubahan Mata Pencaharian.Gadja mada University


Press.
58

LAMPIRAN
1
59

Lampiran 1. Identitas Informan di Desa Wumbubangka Kecamatan Rarowatu Utara Kabupaten Bombana

Tingkat Jumlah Tanggungan


No. Nama Umur Pekerjaan Jenis Kelamin
Pendidikan Keluarga
1. Syamran S.ip 52 Kepala Desa Wumbubangka Laki-Laki S1 8 Orang
2. Asriyani 34 Camat Wumbubangka Perempuan SMA 3 Orang
3. Abdul Sabri 40 Swasta/Perusahaan Tambang Laki-Laki SMA 4 Orang
4. Samir 33 Penambang Laki-Laki SMP 5 Orang
5. Muh Tang Gamang 54 Pedagang Laki-Laki SMP 6 Orang
6. Sumiyati 31 Petani Perempuan SD 3 Orang
7. Hasrianti 35 Petani Perempuan SMP 3 Orang
8. Nasrudin 60 Petani Laki-Laki SD 4 Orang
9. Samsul Alam 42 Petani Laki-Laki SD 5 Orang
10. Haslia 48 Petani Perempuan SMP 4 Orang
60
1

Lampiran 2. Hasil Wawancara Informan

Pendapatan dalam
Mata Pencaharian Peluang Usaha Kesempatan Kerja Kondisi Sosial Pencemaran Lingkungan Tenaga Kerja
ribu (000)
No. Nama
Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah Sebelum Setelah

1. Syamran S.ip Tetap Berubah 500-1000 1000-2000 Tetap Berubah Tetap Tetap Tetap Berubah Tetap Berubah Tetap Berubah
2. Asriyani Tetap Berubah 200 500 Tetap Berubah Tetap Tetap Tetap Tidak Tau Tetap Berubah Tetap Berubah
3. Abdul Sabri Tetap Berubah 600-1000 500-2000 Tetap Berubah Tetap Tetap - Tidak Tau Tetap Berubah Tetap -
4. Samir Tetap Berubah 100-200 200-300 Tetap Berubah Tetap Tetap - Tidak Tau Tetap Berubah Tetap -
5. Muh Tang Gamang Tetap Tetap 150-300 200-200 Tetap Berubah Tetap Tetap - Tidak Tau Tetap Berubah Tetap -
6. Sumiyati Tetap Tetap 100-200 150-200 Tetap Tetap Tetap Tetap - Tidak Tau Tetap Berubah Tetap Berubah
7. Hasrianti Tetap Berubah 200-300 100-150 Tetap Berubah Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Berubah Tetap Tetap
8. Haslia Tetap Berubah 100-200 200-300 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Berubah Tetap Tetap
Tidak Tidak
9. Nasarudin Tetap Tetap 150-300 200-300 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap - - Berubah
Baik tau
10. Samsul Alam Tetap Tetap 100 100 Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Tetap Berubah Tetap Tetap
1
61

Lampiran 3. Mata Pencaharian Informan

No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)


1. Berubah 6 60
2. Tetap 4 40
Total 10 100
262

Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Batas Desa Wumbubangka Gambar 2. Wawancara Informan

Gambar 3. Wawancara Informan Gambar 4. Lahan Non Produktif


363

Lanjutan Lampiran 4.

Gambar 5. Lahan Padi Sawah Non Produktif.

Gambar 6. Kerusakan Lahan Akibat Aktivitas Tambang Emas

Gambar 7. Jalan Setelah Adanya Aktivitas Tambang Emas


4
64

Lampiran 5.

RIWAYAT HIDUP

Penulis yang bernama Nurmiati Saipullah atau yang sering

disapa Yandi lahir pada tanggal 14 September 1993 di

Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Penulis

merupakan anak kedua dari 2 bersaudara dari pasangan

Bapak Saipullah dan Ibu Minarni. Jenjang pendidikan

formal yang pernah ditempuh adalah Pendidikan SD Penulis Tamatkan pada SD

13 Kendari pada tahun 2005, Pada tahun yang sama penulis melanjutkan studi di

SMP Negeri 2 Kendari yang tamat pada tahun 2008, kemudian penulis

melanjutkan studi di SMA Negeri 3 Kendari pada tahun yang sama dan tamat

pada tahun 2011. Pada tahun yang sama penulis diterima di Perguruan Tinggi

Negeri Halu Oleo Fakultas Pertanian Program Studi Jurusan Agribisnis

Kosentrasi Sosial Ekonomi Pertambangan melalui jalur Seleksi Lokal Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SLMPTN).


5
65

Lampiran 6.

Anda mungkin juga menyukai