Anda di halaman 1dari 16

STANDAR EMAS

1. Nanda Mulyani 1712070236


2. Siti RahmahAmalia 1712070242
3. May Hardiyanti 1712070244
4. RolikhaSriwaniSaragih 1712070263
5. Merpagrace Agustina 1712070267
6. Siti LaelatulFazliah 1712070275
7. Albert Hutabarat 1712070323
Standar Emas

 Sistem standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang
suatu negara berdasarkan pada nilai emas. Pemerintah atau negara
yang telah menetapkan mata uangnya terhadap emas harus menjaga
persediaan emas yang cukup agar jual beli emas dapat terjamin. Jika
pemerintah negara lain juga menetapkan nlai tukar uangnya
berdasarkan pada emas, maka kurs antar dua mata uang dari dua
negara berbeda dapat ditentukan.
 Emas dijadikan standar dalam menetapkan mata uang adalah karena
nilai emas yang cenderung stabil dibanding logam mulia lainnya. Hal
ini dapat membantu dalam menjaga stabilitas mata uang, terutama
terhadap pertukaran dengan kurs nilai tukar atau valuta asing.
Kestabilan nilai emas yang berlaku di hampir semua negara ini
diharapkan dapat menciptakan keseragaman dalam sistem moneter
dunia
Menurut Sattar, dalam bukunya “Buku Ajar Ekonomi Internasional”
bahwa sebuah sistem devisa dapat disebut sebagai sistem standar
emas apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Nilai mata uang negara tersebut dinyatakan dengan emas.
 Emas dalam jumlah yang tak terbatas bebas keluar masuk negara
itu.
 Badan moneter negara tersebut selalu bersedia membeli atau
menjual emas berdasarkan perbandingan nilai yang telah
ditentukan
Standar Inti Emas
Standar inti emas merupakan sistem moneter dimana persediaan emas \
yang ada dalam negeri dijadikan sebagai cadangan untuk pembayaran ke
luar negeri dan sebagai jaminan uang kertas yang dikerluarkan. Standar
inti emas hampir mirip dengan standar mata uang emas, yaitu nilai mata
uangnya dikaitkan dengan kandungan emas dalam mata uang.
Persyaratan standar inti emas :
 a. Masyarakat tidak mempunyai hak lagi untuk menempa mata uang emas.
 b. Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan uang dengan seberat
tertentu emas.
 c. Bank sentral bersedia untuk membeli dan menjual emas dengan harga
sesuai undang-undang
 d. Mata uang emas masih beredar dalam masyarakat tetapi jumlahnya lebih
kecil.
STANDAR WISSEL EMAS

Standar wissel emas merupakan adalah sistem moneter dimana uang emas
sudah tidak beredar lagi di masyarakat dan diganti dengan uang kertas
tetapi nilai satu-satuan uang tetap dijamin dengan seberat tertentu emas.
Standar wissel emas pernah dijalankan di Jerman pada tahun 1924.
Persyaratan standar wissel emas :
 a. Selalu dipelihara perbandingan antara niali satuan uang seberat
tertentu emas
 b. Bank Sentral tidak lagi membeli dan menjual emas
 c. Mata uang emas tidak beredar dalam masyarakat tetapi diganti uang
kertas
 d. Emas disimpan oleh Bank Sentral sebagai jaminan uang beredar,
investasi di luar negeri dan disimpan di bank-bank luar negeri, emas
dapat ditukar dengan valuta asing
Standar Emas Internasional
Standar emas internasional
muncul pada tahun 1871 setelah
diadopsi oleh Jerman. Pada tahun
1900, mayoritas negara maju
terkait dengan standar emas.
Ironisnya, AS adalah salah satu
negara terakhir yang bergabung. Standar emas Internasional dikatakan ada
jika kebanyakan negara utama memenuhi
3 (tiga) syarat:
• Hanya emas yang dijamin dalam
pembuatan uang logam yang tidak
dibatasi
• Ada dua cara konvertabilitas antara
emas dan mata uang nasional pada
rasio yang stabil
• Emas secara bebas di ekspor dan
impor
Keuntungan Standar Emas International

Acceptability

Automatic limitation on medium of exchange,

Basic of international money system

Stimulus to international investment and trade

Uniform international price system


Keburukan Standar Emas International
 Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu
diperlukan.
 Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita
percayai.
 Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan
dunia usaha yang bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan
berakibat nilai uang jatuh.
 Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya
akan menjamin stabilitas pertukaran dan perdagangan luar
negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam
negeri.
Keadaan Emas 1919-1931 & Kritik
Terhadap Standard Emas Internasional
 Dengan adanya Perang Dunia I (1919-1923) serta depresi dunia (1931-1934)
negara-negara di Eropa dilanda inflasi serta ketidakstabilan politik. Sistem moneter
internasional menjadi kacau. Kekacauan ini menimbulkan kurang kepercayaan
dunia terhadap poundsterling yang masih dikaikan dengan emas. Poundsterling
semakin lama semakin lemah posisinya. Kelemahan ini ditambah keharusan Inggris
memberi bantuan kepada Jerman. Pada tahun 1931 Inggris menanggalkan standar
emas dan poundsterling jatuh nilainya, diikuti oleh dolar Amerika.
 Dengan Perang Dunia I, aliansi politik berubah, hutang internasional meningkat dan
keuangan pemerintah memburuk. Sementara standar emas tidak ditangguhkan,
standar emas berada di posisi limbo selama perang, menunjukkan
ketidakmampuannya untuk terus melewati masa baik dan buruk. Hal ini
menciptakan kurangnya kepercayaan pada standar emas yang hanya memperburuk
kesulitan ekonomi. Menjadi semakin jelas bahwa dunia membutuhkan sesuatu yang
lebih fleksibel untuk mendasarkan ekonomi globalnya.
Jenis-Jenis Standar Emas
A. Standar Kembar (Bimetalism Standard)
Pada perekonomian yang menerapkan standar kembar maka yang dipakai
adalah emas dan perak dengan menetapkan perbandingan antara emas
dan perak misalnya 1 : 10 yang artinya harga 1 emas senilai 10 kali harga
perak pada bobot kandungan tertentu. Nilai perbandingan tersebut
dikenal dengan mint ratio.

B. Standar Emas (Gold Standard)


Secara umum, suatu negara menggunakan standar emas apabila nilai mata
uangnya dikaitkan/didasarkan atas nilai seberat emas tertentu.Masyarakat
bebas melebur mata uang emasnya menjadi batangan atau menukarnya
menjadi mata uang kertas atau menukar mata uang nya yang bukan emas
menjadi mata uang emas dengan perbandingan yang telah ditentukan oleh
bank sentral.Karena negara lain juga mengaitkan nilai mata uangnya
dengan emas maka diketahu nilai perbandingan mata uang mereka
(kurs).Nilai tukar tersebut akan stabil apabaila bank sentral di kedua
negara tidak mengubah perbandingan nilai mata uangnya dengan emas.
c. Standar Perak (Silver Standard)
Secara operasional standar perak dalam sistem moneter suatu
perekonomian tidak berbeda dengan standar emas.Aspek kelebihan dan
kekurangannya juga sama. Dalam perkembangan selanjutnya muncul
kombinasi antara standar emas dan standar perak yaitu standar kembar
(bentalism standard) karena masing-masing komoditas tersebut memiliki
karakteristik yang hampir sama.

d. Standar Kepercayaan (Flat Standard)


Dikatan standar kepercayaan karena nilai uang yang beredar di
masyarakat tidak dijamin dengan sejumlah tertentu cadangan emas atau
perak tetapi semata-mata oleh kepercayaan masyarakat.Masyarakat mau
menerima uang kertas yang tanpa dijamin oleh sejumlah cadangan emas
tertentu karena masyarakat percaya bahwa mata uang kertas atau logam
tersebut dapat digunakan sebagai alat transaksi perdagangan dan sebagai
alat penyimpan nilai.Penggunaan uang dianggap kurang praktis dan
kurang efisien maka kemudian digunakan sistem representasi dalam
bentuk surat emas atau surat perak sebagai pengganti emas dan perak
yang disimpan sehingga disebut dengan backing sertificate.
Hukum Gresham
 Hukum Gresham adalah hukum yang dikemukakan oleh H. Mac Leod
dikutip dari kepada ratu Inggris Hukum Gresham menyatakan bahwa
Bad Money Drives Out Good Money yang berarti uang yang nilainya turun
akan mendesak uang yang nilainya naik. Hukum Gresham hanya berlaku
pada negara-negara yang menerapkan standar kembar atau bimetalism.
Syarat berlakunya Hukum Gresham adalah sebagai berikut.
 1. Negara menggunakan standar kembar.
 2. Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas
maupun perak.
 3. Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa ataupun melebur
uang emas
 maupun perak.
 4. Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah dan pasar
berbeda.
Hukum Newton Standard Pincang

 Kesulitan yang dialami suatu  Standar pincang, yaitu standar


negara yang memakai yang uang yang menggunakan emas
memakai standard kembar sebagai standar uang dan perak
dapat diatasi bila semua sebagai alat bayarnya. Sama
negera memakai standard seperti pada standar kembar, mata
uang yang beredar dalam
kembar
perekonomian pun menggunakan
emas dan perak. Pemerintah
menetapkan uang emas sebagai
standarnya, tetapi mata uang
perak tetap beredar tanpa ada
batasan perbandingan yang jelas.
Standard Kertas
 Standar kertas adalah sistem keuangan di mana nilai tiap
satuan uang tidak lagi ditentukan dengan berat tertentu
logam mulia. Dalam sistem standar kertas, uang kertas
diterima sebagai alat pembayaran yang sah karena masyarakat
'percaya' pada penguasa moneter, dan beredar dalam jumlah
yang tak terbatas. Agar sah, uang kertas ini hanya dikeluarkan
oleh bank sentral atau di Indonesia adalah Bank Indonesia dan
dijamin oleh undang-undang.
Perbedaan Standard Emas dengan
Standard Kertas

Anda mungkin juga menyukai