Suatu negara harus mempunyai dasar dalam mencetak uang. Nah, dasar itulah yang disebut sebagai
standar moneter. Untuk lebih lanjutnya, kamu dapat menyimak pembahasan berikut ini.
Wawasan Ekonomi
Satuan perbandingan untuk mengukur berat ialah kg, sedangkan untuk membandingkan nilai tukar
barang-barang, kita pergunakan suatu satuan nilai, yang disebut satuan uang. Di Indonesia satuan uang
tersebut bernama rupiah.
a. Standar kertas, adalah sistem keuangan di mana uang kertas berlaku sebagai alat tukar/alat
pembayaran yang sah dan tak terbatas, akan tetapi tidak ditukarkan dengan emas dan perak pada bank
sirkulasi.
b. Standar logam (metalisme) yang dibedakan menjadi dua, yaitu monometalisme dan bimetalisme.
1) Monometalisme (standar tunggal) merupakan sistem standar moneter yang menggunakan standar
uangnya berupa satu buah logam mulia, bisa emas maupun perak.
2) Bimetalisme merupakan sistem standar moneter yang didasarkan pada dua logam. Sistem ini
digolongkan dalam standar kembar, standar paralel, dan standar pincang.
a) Standar kembar, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara
bersama-sama sebagai standar uangnya. Dalam standar ini akan berlaku dua macam perbandingan
emas dan perak, yaitu:
b) Standar paralel, yaitu standar uang yang menggunakan dua logam mulia (emas dan perak) secara
bersama-sama sebagai standar uangnya, tetapi perbandingan yang berlaku hanya satu macam yaitu
menurut pasar saja.
c) Standar pincang, yaitu standar uang yang menggunakan emas sebagai standar uang dan perak
sebagai alat bayarnya.
Jika suatu negara menggunakan standar kembar atau bimetalisme, maka dalam negara tersebut akan
berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi “Bad money always drives out good money from circulation”
artinya uang yang nilai bahannya lebih rendah akan mendesak uang yang nilai bahannya lebih tinggi dari
peredaran.
1. Standar Emas
Standar emas diartikan sebagai suatu sistem moneter di mana suatu negara bebas memperjualbelikan
emas dengan harga yang pasti. Di samping itu, negaranya juga mengizinkan seseorang untuk
mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas. Kebaikan standar emas di antaranya sebagai berikut.
Acceptability, artinya masyarakat menerima emas dan uang yang didasarkan atas emas karena
kegunaan dari logam ini.
A chek on inflation and deflation, artinya dapat mencegah timbulnya inflasi (kenaikan harga
secara terus-menerus) dan deflasi (penurunan harga secara terus-menerus).
Automatic limitation on medium of exchange, artinya persyaratan minimum cadangan emas untuk
uang kertas yang diciptakan dan deposito bank dapat menekan secara otomatis pada kelebihan
pencetakan uang kertas dan kredit bank.
Basic of international money system, artinya diterimanya uang kartal secara umum yang
didasarkan pada emas dan karena nilainya yang stabil sehingga uang dipakai sebagai nilai
standar internasional serta sebagai alat penukar.
Stimulus to international investment and trade, artinya standar emas dapat menggairahkan
perdagangan internasional dan investasi.
Uniform international price system, artinya dapat membentuk harga internasional dari kegiatan
ekspor dan impor emas di pasar bebas dan secara otomatis dapat membuat penyesuaian pada
harga-harga internasional.
Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan, karena selama resesi
kepercayaan terhadap uang hancur, sehingga permintaan masyarakat terhadap emas untuk
uang dan deposito bank menghabiskan cadangan logam yang dimiliki pemerintah dan memaksa
untuk meninggalkan standar emas ini.
Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada
penawaran uang dan deposito.
Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut atau kita percayai, dan harapan
penyesuaian harga internasional tidak akan terjadi.
Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan dunia usaha yang
bersangkutan akan menimbulkan spekulasi dan berakibat nilai uang jatuh.
Selama kadar emas tetap pada setiap satu-satuan moneternya akan menjamin stabilitas
pertukaran dan perdagangan luar negeri, tetapi tidak menjamin keseimbangan harga di dalam
negeri.
2. Standar Perak
Standar perak adalah suatu sistem standar moneter di mana suatu bangsa bebas memperjualbelikan
perak dengan harga yang pasti dan mengizinkan seseorang untuk mengimpor dan mengekspor perak
tanpa batas. Standar perak mempunyai kebaikan dan keburukan yang sama dengan standar emas.
3. Standar Kembar
Standar kembar artinya suatu negara menggunakan dua logam sebagai logam standar, misalnya emas
dan perak dengan perbandingan tertentu di antara kedua macam standar tersebut.
Kurang memadainya penyediaan emas sebagai uang dan kredit, mendorong dipakainya standar
logam kembar.
Dapat menciptakan kestabilan nilai uang daripada standar tunggal yang didasarkan atas emas.
Nilai dari cadangan emas juga akan lebih stabil karena produksi emas dan perak berubah-ubah
dalam arah yang berlainan.
Sedangkan keburukan standar kembar yaitu berlakunya Hukum Gresham. Sebagai jawaban untuk
mengatasi agar tidak terjadi kenyataan yang dikemukakan oleh Gresham dinamai dengan istilah Hukum
Newton.
Wawasan Ekonomi
Hukum Newton, kira-kira dapat diilustrasikan sebagai berikut. “Apabila dua negara berada dalam standar
kembar, maka bila nilai logam emas di negara A turun, maka permintaan negara B terhadap emas
kepada negara A naik. Ini berarti, logam emas di negara A akan mengalir ke negara B, sebaliknya
sebagai gantinya logam perak akan mengalir dari negara B ke negara A. Jika di negara A jumlah logam
perak sudah demikian banyaknya, akan mengakibatkan turunnya nilai logam perak. Dengan demikian,
baik di negara A maupun negara B nilai logam perak dan nilai emas akan kembali seperti semula.
Terlepasnya dari cadangan logam untuk penciptaan uang dan kredit mengakibatkan perluasan
uang dan kredit serta memenuhi persyaratan perdagangan.
Akibat yang bersifat inflasi dan deflasi dari standar emas otomatis dapat dihindari.
Lebih murah untuk mencetak uang kertas daripada uang logam.
Tidak dikaitkannya dengan cadangan logam mengakibatkan pencetakan uang kertas dan kredit
bank yang berlebihan.
Pencetakan uang adalah suatu hal yang mudah tetapi akan berakibat inflasi yang hebat
(hyperinflation).
Dapat mengakibatkan fluktuasi harga atau nilai tukar valuta asing sehingga dapat
menghancurkan keuangan internasional, perdagangan, dan investasi.
Sumber: http://www.plengdut.com/2013/02/sistem-standar-moneter.html