0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan10 halaman
Standar moneter mencakup sistem nilai uang dan peraturan terkait ciri uang. Terdapat dua jenis standar: komoditas (emas/perak) dan kepercayaan (uang kertas tanpa jaminan logam). Standar emas memiliki keunggulan seperti pengontrol inflasi tetapi juga kelemahan seperti sulitnya transaksi besar-kecil. Standar kepercayaan berkembang dari uang representasi yang tidak dijamin penuh oleh emas tetapi masyar
Standar moneter mencakup sistem nilai uang dan peraturan terkait ciri uang. Terdapat dua jenis standar: komoditas (emas/perak) dan kepercayaan (uang kertas tanpa jaminan logam). Standar emas memiliki keunggulan seperti pengontrol inflasi tetapi juga kelemahan seperti sulitnya transaksi besar-kecil. Standar kepercayaan berkembang dari uang representasi yang tidak dijamin penuh oleh emas tetapi masyar
Standar moneter mencakup sistem nilai uang dan peraturan terkait ciri uang. Terdapat dua jenis standar: komoditas (emas/perak) dan kepercayaan (uang kertas tanpa jaminan logam). Standar emas memiliki keunggulan seperti pengontrol inflasi tetapi juga kelemahan seperti sulitnya transaksi besar-kecil. Standar kepercayaan berkembang dari uang representasi yang tidak dijamin penuh oleh emas tetapi masyar
Standar moneter diartikan dengan sistem moneter yang
menunjukkan standar nilai uang termasuk peraturan tentang ciri-ciri/sifat-
sifat dari uang, kebijakan pengendalian jumlah uang beredar, dan sebagainya.
Pada dasarnya standar moneter pada perekonomian mencakup dua bentuk,
yaitu : 1. Standar barang (commodity standard) yaitu standar moneter dimana nilai uang yang beredar dijamin sepenuhnya oleh pemerintah dengan seberat tertentu dengan barang yang berupa emas atau perak. 2. Standar kepercayaan (fiat standard) yaitu moneter dimana nilai uang yang beredar tidak dijamin oleh pemerintah dengan sejumlah tertentu barang yang berupa emas atau perak. Pada perekonomian yang menerapkan standar emas (Gold Standard) yaitu jika mata uang yang digunakan sebagai alat tukar adalah emas.
Ada beberapa variasi dari standar emas (Gold Standard) yaitu :
1. Standar mata uang emas (The Gold Coin Standard) 2. Standar Inti Emas (The Gold Bullion Standard) 3. Standar Inti Emas yang dikendalikan (The Managed Gold Bullion Standard) 4. Standar Pertukaran Emas (The Gold Exchange Standard) Secara umum standar Emas (Gold Standard) memiliki beberapa keunggulan yang diminati banyak orang, yaitu : 1. Diterima Masyarakat (acceptability) yaitu masyarakat menerima mata uang emas atau perak yang dijamin sepenuhnya. 2. Pembatasan secara Otomatis sebagai Alat Transaksi (Automatic Limitation on Medium of Exchange) 3. Dasar dalam Sistem Keuangan Internasional (Basis of an International Money System) 4. Pengontrol keadaan Inflasi dan Deflasi ( A Check on Inflation and Deflation) 5. Pendorong Perdagangan dan Investasi Internasional (Stimulus to International Trade and Investment) 6. Menyeragamkan Sistem Harga International (Uniform International Price System) Standar emas disamping ada sisi kelebihan namun juga ada aspek kelemahannya, yaitu : 1. Standar mata uang emas (the gold coin standard) sangat menyulitkan untuk transaksi perdagangan dengan volume perdagangan yg kecil/besar. 2. Penerapan Standar Inti Emas (the gold bullion standard) bisa berjalan manakala masyarakat masih percaya dgn uang kertas yg dijamin sepenuhnya dgn emas oleh pemerintah. 3. Dengan ditinggalkannya standar inti mata uang emas, maka pemerintah mengeluarkan ketentuan mengenai penurunan jaminan nilai mata uang kertas. 4. Implikasi dari dilepaskannya standar emas mewujudkan keseimbangan harga internasional secara otomatis tidak akan terwujud. 5. Perubahan jumlah cadangan emas yang tidak langsung terkait dengan nilai nominal uang yg beredar membuka peluang terjadinya spekulasi yang berakibat munculnya fluktuasi nilai uang baik secara internal maupun eksternal. Secara operasional standar perak (the silver standard) dalam sistem moneter suatu perekonomian tidak berbeda dengan standar emas (the gold standard). Klasifikasi standar perak juga sama dengan standar emas yaitu standar mata uang perak (the silver coin standard), standar inti perak (the silver bullion standard), standar inti perak yang dikendalikan(the managed silver bullion standard) dan standar pertukaran perak (the silver exchange standard). Penjelasan operasional dari masing-masing standar moneter perak tersebut hampir sama dengan standar emas demikian juga dengan aspek kelebihan dan kekurangannya. Dalam perkembangan selanjutnya muncul kombinasi antara standar emas dengan standar perak yaitu standar kembar (bimetalism standard) karenan masing-masing komoditas tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama. Pada perekonomian yang menerapkan standar kembar, maka uang yang dipakai dalam transaksi ekonomi adalah emas dan perak dengan menetapkan nilai perbandingan antara emas dan perak. Implikasi yang ditimbulkan dari sistem perekonomian yang menerapkan standar kembar adalah: 1. Nilai komoditi emas dan perak sebagai barang sama dengan nilai emas dan perak sebagai uang dan disebut dengan istilah full bodied money. 2. Adanya kebebasan bagi masyarakat untuk melebur mata uang emas dan perak untuk dijadikan barang-barang perhiasan atau kerajinan tangan lainnya. Keadaan ini muncul karena berlakunya hukum Gresham yaitu Bad Money Drives Out Good Money artinya bahwa uang yang ‘buruk’ akan mendorong keluar mata uang yang ‘baik’. Standar Kepercayaan (fiat Standard) merupakan perkembangan lebih lanjut dari standar moneter sebelumnya. Dan dikatakan standar kepercayaan karena nilai uang yang beredar di masyarakat tidak dijamin dengan jumlah tertentu cadangan emas atau perak tetapi semata-mata oleh kepercayaan masyarakat. Masyarakat mau menerima uang kertas yang tanpa dijamin sejumlah tertentu cadangan emas karena masyarakt percaya bahwa mata uang kertas atau logam tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk transaksi perdagangan dan sebagai penyimpan nilai. Munculnya uang kepercayaan (fiat money) merupakan perkembangan lebih lanjut uang representasi. Pada awal perkembangannya uang representasi dijamin 100% dengan emas, kemudian pemerintah menetapkan kebijakan bahwa sertifikat representasi tidak dijamin 100% dengan emas namun tetap sah sebagai alat tukar perdagangan. Sehingga masyarakat tetap menerima dan percaya dengan uang yang ditangan sebagai alat pertukaran dan penyimpan nilai meskipun tidak bisa ditukar dengan emas. Uang representasi atau uang kertas yang tidak dijamin 100% dengan emas dan sah sebagai alat tukar perdagangan disebut dengan uang kepercayaan (fiat money). Termasuk dalam klasifikasi uang kepercayaan yaitu simpanan atau deposito di bank yang dapat ditarik dengan cek. Masyarakat yang menerima pembayaran dengan cek juga percaya bahwa cek tersebut bernilai dan dapat dicairkan di bank dengan sejumlah tertentu sesuai dengan yang tercantum di cek tersebut. Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi sekarang ini memungkinkan transaksi tidak lagi dilakukan secara langsung dengan bertatap muka dengan menunjukkan lembaran-lembaran uang kartal atau giral namun sudah ada banking via handphone melalui pengiriman short message system (SMS), internet, anjungan teller mandiri (ATM), dan kartu kredit (credit card). Semua bentuk pembayaran tersebut dilakukan dengan persyaratan harus mempunyai simpanan dan deposito di bank komesial.