Anda di halaman 1dari 12

0142FAkuntansiInternasional

LECTURE NOTES

Foreign Currency Transactions and


Hedging Foreign Exchange Risk;
Translation of Foreign Currency
Financial Statements

Rosinta Ria Panggabean, S.S., S.E., M.Ak


Rosinta_Ria_Panggabean@binus.ac.id


0142FAkuntansiInternasional

LEARNING OUTCOMES

1. Peserta diharapkan mampu mengidentifikasikan jenis jenis transaksi valuta asing.


2. Peserta diharapkan mengerti sejarah sistem nilai tukar yang digunakan di dunia.

OUTLINE MATERI :
1. Sistem Nilai Tukar
a. Gold Standard
b. Fixed Exchange Rate System
c. Floating Exchange Rate System
2. Transaksi Valuta Asing
a. Forward
b. Swap
3. Option
4. Hedging


0142FAkuntansiInternasional

FOREIGN CURRENCY TRANSACTIONS AND


HEDGING FOREIGN EXCHANGE RISK

Valuta asing secara bebas dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan
sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Jadi suatu mata uang dikatakan sebagai valuta
asing tergantung dari siapa yang melihat. Untuk penduduk di negara bukan negara asal mata
uang akan menyebut sebagai valuta asing dan sebaliknya penduduk di negara asal mata uang
tidak akan menyebutnya demikian.
Sistem Nilai Tukar
Dalam sejarah perkembangannya ada beberapa sistem nilai tukar yang digunakan oleh banyak
negara dalam menentukan dan mengelola nilai tukar mata uangnya:
1. Gold Standard
Gold Standard pada tahun 1880 dan berakhir pada awal perang dunia pertama. Gold
Standard terbagi menjadi dua sistem:
a. Gold Specie Standard
Standar ini menentukan nilai mata uang suatu negara dikaitkan dengan nilai jumlah
tertentu emas. Pada saat standar ini diterapkan uang kertas belum dikenal luas sehingga
mata uang pada saat itu berbentuk koin logam. Nilai nominal yang tertera pada mata uang
tersebut sama dengan harga bahan baku emas mata uang tersebut.
b. Gold Bullion Standard
Standar ini digunakan saat uang kertas mulai banyak digunakan dan beredar di
masyarakat sehingga pada standar ini nilai mata uang tersebut dikaitkan dengan sejumlah
tertentu emas. Pada standar ini bank sentral menjamin konvertibilitas mata uangnya (uang
kertas) dengan emas. Artinya pemerintah akan menukar mata uangnya (uang kertas)
dengan emas dalam jumlah tetap yang telah ditentukan.
2. Fixed Exchange Rate System
Sistem ini mulai diterapkan pada pasca perang dunia kedua yang ditandai dengan digelarnya
konferensi internasional mengenai sistem nilai tukar yang diadakan di Bretton Woods, New
Hampshire Amerika Serikat pada tahun 1944 yang menyepakati hal-hal berikut:
a. Amerika Serikat akan mengaitkan mata uangnya US Dollar dengan sejumlah tertentu
emas. Waktu itu ditetapkan sebanyak 35 US Dollar per ounce emas.


0142FAkuntansiInternasional

b. Negara negara lain dapat mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas atau mata uang
US Dollar. Mata uang negara lain berfluktuasi sebesar 1% terhadap US Dollar.
c. Negara negara lain dapat menyimpan cadangannya dalam bentuk emas maupun dalam
bentuk mata uang US Dollar.
d. Amerika Serikat akan menjual emas dalam jumlah tertentu yang tetap kepada pemilik
uang US Dollar yang sah.
e. Begitu mata uang negara lain ditentukan nilai tukarnya maka pemerintah wajib
memelihara nilai tukar tersebut sehingga nilainya tetap.
f. Didirikan International Monetary Fund (IMF) guna membantu bank sentral yang
mengalami kesulitan keuangan dengan memberikan pinjaman sementara.
3. Floating Exchange Rate System
Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru yaitu Floating
Exchange Rate System. Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan bergerak bebas. Nilai
tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran valuta tersebut di pasar.
Dalam praktek terdapat dua jenis Floating Exchange Rate System yaitu:
a. Free Floating Exchange Rate System
Dalam sistem ini nilai tukar dibiarkan bergerak bebas. Pergerakannya sepenuhnya
tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan di pasar. Bank sentral tidak
melakukan intervensi ke pasar guna mempengaruhi nilai tukar mata uangnya.
b. Managed Floating Exchange Rate System
Pada sistem ini bank sentral dapat melakukan intervensi ke pasar guna mempengaruhi
pergerakan nilai tukar valuta. Bank sentral melakukan intervensi ini biasanya
disebabkan karena pergerakan kurs valuta dipandang tidak menguntungkan bagi
perekonomian negara tersebut sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah
akibat yang lebih buruk lagi.
Tansaksi Valuta Asing
Transaksi valuta asing dapat diartikan sebagai kesepakatan atau perjanjian antara dua pihak
untuk mempertukarkan mata uang yang dimilikinya. Dalam melakukan transaksi valuta asing
tersebut ada beberapa hal yang perlu disepakati kedua belah pihak yaitu:
Mata uang yang dipertukarkan
Jumlah yang dipertukarkan


0142FAkuntansiInternasional

Kurs / exchange rate


Tanggal penyerahan (Value Date)
Cara penyerahan valuta
Jenis transaksi valuta asing pada umumnya dibedakan berdasarkan jangka waktu antara tanggal
transaksi (deal date) dengan tanggal valuta (value date). Berdasarkan kriteria tersebut maka
transaksi valuta asing dibedakan menjadi:
Transaksi Today, transaksi valuta asing dimana tanggal penyerahan (value date) sama
dengan tanggal transaksi (deal date)
Transaksi Tomorrow, transaksi valuta asing dimana tanggal penyerahan satu hari kerja
setelah tanggal transaksi
Transaksi Spot, transaksi valuta asing dimana tanggal penyerahan dua hari kerja setelah
tanggal transaksi
Transaksi Forward / Future, transaksi valuta asing dimana tanggal penyerahan tiga hari
kerja atau lebih setelah tanggal transaksi
Transaksi Swap, pada dasarnya transaksi ini merupakan perpaduan antara jenis transaksi
di atas.
Tujuan orang bertransaksi di pasar valuta asing secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga
yaitu:
Untuk memenuhi kewajiban yang harus dibayar dalam valuta atau mata uang tertentu.
Untuk lindung nilai atau hedging.
Untuk mencari keuntungan dengan memanfaatkan pergerakan kurs valuta asing (trading).

Transaksi Forward
Transaksi valuta asing forward dapat diartikan sebagai transaksi valuta asing dimana value date
(tanggal penyerahan valuta) berjarak lebih dari dua hari kerja dari deal datenya (tanggal
kesepakatan transaksi) dengan kurs yang telah ditetapkan pada saat tanggal transaksi (deal date).
Transaksi forward merupakan transaksi yang dilakukan di luar bursa atau lebih dikenal dengan
istilah Over The Counter (OTC) Market. Karena dilakukan di luar bursa maka features dari
transaksi yang berlangsung adalah sepenuhnya kesepakatan pihak pihak yang melakukan
transaksi. Berbeda dengan transaksi yang dilakukan di bursa dimana produk yang
diperdagangkan diatur sepenuhnya oleh bursa, maka transaksi over the counter mempunyai sifat


0142FAkuntansiInternasional

yang sangat fleksibel. Features dari transaksi ini bisa diubah sesuai dengan kesepakatan pihak
pihak yang bertransaksi. Transaksi forward dapat dilakukan dimana saja, dengan demikian
transaksi forward bersifat desentralisasi dan dapat dilakukan oleh siapa saja (asalkan tidak ada
larangan dari otoritas setempat untuk melakukan transaksi tersebut). Hal ini berbeda dengan
transaksi di bursa yang tersentralisasi di bursa dan hanya dapat dilakukan oleh anggota bursa
saja.
Transaksi forward banyak digunakan untuk kegiatan Hedging atau lindung nilai. Hedging sendiri
merupakan kegiatan untuk melindungi kekayaan perusahaan dari gejolak harga yang terjadi di
pasar. Untuk memperjelas tujuan adanya transaksi forward ini maka kita lihat contoh di bawah
ini:
Perusahaan A di Indonesia mempunyai kewajiban untuk membayar mesin yang diimpornya dari
Amerika Serikat. Kewajiban membayar ini akan terjadi tiga bulan yang akan datang.
Pembayaran dilakukan dalam mata uang USD. Apabila pada masa tiga bulan mendatang kurs
USD/IDR naik maka perusahaan A harus mengeluarkan dana Rupiah lebih banyak untuk
membeli USD yang akan digunakan untuk membayar kewajibannya. Untuk menghindari hal ini
maka perusahaan A dapat melakukan transaksi forward (dalam hal ini transaksi forward beli).
Karena kurs dalam transaksi forward sudah ditetapkan pada tanggal transaksi (deal date) maka
apabila terjadi kenaikan kurs USD/IDR di pasar valuta asing maka perusahaan A tidak
terpengaruh oleh perubahan tersebut.

Transaksi Swap
Transaksi Swap dalam pasar valuta asing dapat juga diartikan sebagai pertukaran dua valuta
dalam satu periode tertentu melalui mekanisme pembelian dengan tanggal valuta spot sekaligus
penjualan kembali valuta tersebut di waktu yang akan datang (tanggal valuta forward) atau
penjualan valuta di tanggal valuta spot sekaligus pembelian kembali valuta tersebut di waktu
yang akan datang (tanggal valuta forward).
Jika kita lihat definisi transaksi Swap di pasar valuta asing maka kita dapat melihat bahwa pada
dasarnya transaksi swap adalah gabungan dari dua transaksi yaitu:
Transaksi Spot yang nantinya akan lebih dikenal dengan first leg atau near leg.
Transaksi Forward yang nantinya akan lebih dikenal dengan nama second leg atau far
leg.


0142FAkuntansiInternasional

Pada sisi first leg dapat berupa transaksi spot beli maupun transaksi spot jual, begitu pula dengan
second legnya dapat berupa transaksi forward beli maupun transaksi forward jual. Namun yang
terpenting adalah posisi transaksi spot harus berlawanan dengan posisi transaksi forwardnya.
Sebagai contoh dalam transaksi swap, apabila transaksi spotnya berupa transaksi spot beli maka
posisi transaksi forwardnya haruslah transaksi forward jual. Sebaliknya apabila posisi transaksi
spotnya adalah berupa transaksi spot jual, maka posisi transaksi forwardnya harus berupa
transaksi forward beli. Jadi apabila dilihat dari posisi transaksi spot dan posisi transaksi
forwardnya maka transaksi swap ada dua macam yaitu:
Transaksi Swap Jual/Beli atau transaksi Swap Sell/Buy adalah transaksi swap dimana
transaksi spotnya berupa transaksi spot jual dan transaksi forwardnya berupa transaksi
forward beli. Transaksi swap di atas dapat juga disebut dengan transaksi Swab S/B.
Transaksi Swab Beli/Jual atau transaksi Swap Buy/Sell adalah transaksi swap dimana
transaksi spotnya berupa transaksi spot beli dan transaksi forwardnya berupa transaksi
forward jual. Transaksi swap di atas dapat juga disebut dengan transaksi Swap B/S.

Kegunaan Transaksi Swap


Di pasar valuta asing transaksi swap mempunyai beberapa kegunaan antara lain:
Hedging atau Lindung Nilai
Transaksi swap biasanya digunakan sebagai salah satu sarana untuk hedging atau lindung
nilai karena posisi atau kondisi yang telah ada dalam satu perusahaan atau organisasi.
Untuk lebih jelasnya kita lihat salah satu contoh berikut:
Misalnya PT Titan Internasional mendapat utang luar negeri sebesar USD1,000,000,-.
Jangka waktu utang tersebut adalah satu tahun. Jadi tahun depan perusahaan harus
mengembalikan utang tersebut dalam bentuk USD. Utang tersebut rencananya akan
digunakan untuk memperkuat modal kerja perusahaan. Modal kerja yang diperlukan
adalah dalam valuta Rupiah. Karena modal yang diperlukan dalam bentuk rupiah maka
perusahaan harus menukar dana pinjaman yang diterimanya dalam bentuk USD ke dana
rupiah. PT Titan Internasional dapat menjual USD yang diterima sekarang dan digunakan
untuk modal kerja, satu tahun kemudian saat perusahaan harus membayar utangnya, dia
bisa membeli USD untuk membayar utangnya. Jika cara seperti di atas digunakan oleh
perusahaan, maka dia akan menghadapi risiko kenaikan kurs USD/IDR pada saat


0142FAkuntansiInternasional

membeli kembali valuta USD satu tahun yang akan datang. Pada saat itu kurs USD/IDR
dapat naik sehingga mengakibatkan perusahaan menanggung kerugian karena selisih kurs
pada saat dia menjual USDnya dengan kurs pada saat dia membeli kembali USD tersebut
untuk membayar utang.
Untuk menghindari hal tersebut PT Titan Internasional dapat melakukan transaksi swap.
Pada saat perusahaan menerima utang tersebut dia melakukan transaksi swap sell/buy
dengan jangka waktu satu tahun. Dengan melakukan transaksi swap sell/buy berarti
perusahaan menjual USD yang diterimanya sekarang sehingga dapat digunakan sebagai
tambahan modal kerja sekaligus dia membeli USD tersebut satu tahun yang akan datang
dengan kurs yang telah ditentukan sekarang. Karena kurs sudah ditentukan sekarang
maka apabila kemudian satu tahun yang akan datang ternyata kurs USD/IDR naik tinggi
maka hal ini tidak merugikan perusahaan. Tindakan perusahaan melakukan transaksi
swap ini dapat dikategorikan sebagai tindakan hedging atau lindung nilai yaitu tindakan
melindungi posisinya yang muncul dari utang dari kemungkinan kerugian akibat
pergerakan kurs di pasar valuta asing.
Trading atau mencari keuntungan
Transaksi swap dapat juga digunakan sebagai salah satu sarana dalam mencari
keuntungan karena pergerakan kurs di pasar valuta asing.
Alat penyediaan dana dalam valuta tertentu
Transaksi swap dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk menyediakan dana dalam
satu valuta tertentu. Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini;
PT Titan Internasional saat ini kelebihan dana USD yang didapat dari hasil ekspor
barang. Dana USD ini sebulan yang akan datang digunakan untuk melunasi impor mesin
produksi baru dari luar negeri. Saat ini pula perusahaan memerlukan dana Rupiah untuk
membeli salah satu bahan baku dari dalam negeri. Diperkirakan dana rupiah ini akan
kembali ke kas perusahaan pada satu bulan yang akan datang. Dengan melihat kondisinya
tersebut PT Titan Internasional dapat melakukan transaksi swap sell/buy untuk
mendapatkan dana rupiah dan memanfaatkan kelebihan dana USD yang ada padanya.
Option
Option secara umum dapat diartikan sebagai suatu instrumen keuangan yang memberi
pemegangnya hak untuk membeli atau menjual sesuatu yang diperjanjikan (underlying assets)


0142FAkuntansiInternasional

dalam jumlah tertentu pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang dan atau sebelumnya
(exercise date) dengan harga yang sudah ditentukan (exercise price/strike price). Dari pengertian
umum mengenai option tersebut dapat dilihat beberapa point penting yang menggambarkan
transaksi option yaitu:
Option memberi pemegangnya hak bukan kewajiban untuk membeli atau menjual
sesuatu. Berbeda dengan jenis transaksi jual beli yang sudah dikenal selama ini yang
mengikat masing-masing pihak dengan satu kewajiban untuk membayar atau
memberikan satu barang tertentu yang diperjualbelikan maka option memberi
pemegangnya hak bukan kewajiban untuk menjual atau membeli satu barang yang
diperjanjikan. Pemegang option tidak bisa dipaksa untuk membeli atau menjual satu
barang yang diperjanjikan tersebut.
Hak untuk membeli atau menjual satu barang tersebut hanya bisa dilaksanakan pada satu
waktu tertentu di masa yang akan datang atau sebelumnya. Hal ini tergantung dari jenis
option yang dipegang. Ada option yang mengatur bahwa hak untuk membeli atau
menjual satu barang bisa dilaksanakan pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang
tidak dapat dilaksanakan sebelum waktu yang ditentukan tersebut, ada pula jenis option
yang hak untuk membeli atau menjualnya dapat dilaksanakan sebelumnya.
Apabila pemegang option melaksanakan haknya untuk membeli atau menjual satu barang
tertentu maka harga barang yang dibeli atau dijual tersebut sudah ditentukan sebelumnya
(biasanya ditentukan pada saat transaksi option dilakukan) tidak peduli berapa harga
pasar barang tersebut saat pelaksanaan hak. Jadi harga yang dipakai saat pelaksanaan hak
sudah ditentukan sebelumnya dan bukan harga pasar barang tersebut saat itu.
Dalam pasar valuta asing transaksi option valuta asing dapat diartikan sebagai satu instrumen
keuangan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual satu mata
uang tertentu dalam jumlah tertentu pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang dan atau
sebelumnya dengan kurs yang sudah ditentukan sebelumnya (biasanya sudah ditentukan saat
transaksi dilakukan).
Hedging
Penyediaan cadangan untuk menopang kerugian merupakan best practice dalam manajemen
risiko. Namun, penyediaan dana cadangan ini tentu saja memerlukan biaya, yaitu sebesar biaya
pengorbanan (opportunity cost) suku bunga apabila dana tersebut disimpan di bank. Sebelum


0142FAkuntansiInternasional

menyediakan cadangan, perusahaan dapat mengurangi risikonya terlebih dahulu dengan


melakukan hedging, tepatnya adalah hedging finansial.
Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi
instrumen hedging. Sebelum melakukan hedging, hedger hanya memegang sejumlah aset awal.
Setelah melakukan hedging, hedger memegang sejumlah aset awal dan sejumlah tertentu
instrumen hedging. Portofolio yang terdiri atas aset awal dan instrumen hedging-nya disebut
portofolio hedging. Portofolio hedging ini mempunyai risiko yang lebih rendah dibanding risiko
aset awal.
Misalkan, sebelum melakukan hedging, hedger mempunyai risiko 100. Setelah hedging, risiko
portofolio hedging-nya adalah 20. Hedging dapat menurunkan risiko sebesar 80. Dikatakan
bahwa efektivitas hedging sebesar 80 persen.
Tentu saja penurunan risiko tersebut tidak gratis. Penurunan risiko dibarengi dengan penurunan
keuntungan. Perlu diingat bahwa prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal
dengan keuntungan posisi instrumen hedging. Implikasinya adalah apabila posisi aset awal
memberikan keuntungan, posisi instrumen hedging mengalami kerugian. Akibatnya, keuntungan
dari posisi aset awal menutupi kerugian dari posisi instrumen hedging.
Selain keuntungan yang menurun, biaya penurunan risiko adalah biaya hedging. Hedging
memerlukan biaya transaksi instrumen hedging. Kandidat instrumen hedging yang terbaik adalah
futures dari aset awalnya. Biaya transaksi futures secara umum relatif kecil. Jadi, biaya transaksi
hedging adalah relatif kecil.
Futures aset dasar menjadi kandidat terbaik untuk menjadi instrumen hedging, karena perubahan
harga aset awal dengan futures-nya berkorelasi tinggi. Kemudian, supaya perubahannya saling
berlawanan, posisi futures aset awal harus berkebalikan dengan posisi futures-nya. Apabila
hedger memegang aset awal (posisi long), hedging dengan futures-nya mensyaratkan hedger
menjual instrumen hedging (posisi short).


0142FAkuntansiInternasional

SIMPULAN

Valuta asing secara bebas dapat diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan
sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Dalam sejarah perkembangannya ada beberapa
sistem nilai tukar yang digunakan oleh banyak negara yaitu: Gold Standard, Fixed Exchange
Rate System dan Floating Exchange Rate System.
Transaksi valuta asing diartikan sebagai kesepakatan atau perjanjian antara dua pihak untuk
mempertukarkan mata uang yang dimilikinya. Jenis transaksi valuta asing dibedakan
berdasarkan jangka waktu antara tanggal transaksi (deal date) dengan tanggal valuta (value date)
menjadi: transaksi Today, transaksi Tomorrow, Spot, Forward / Future, serta transaksi Swap.
Transaksi forward banyak digunakan untuk Hedging atau lindung nilai. Hedging merupakan
kegiatan untuk melindungi kekayaan perusahaan dari gejolak harga yang terjadi di pasar.
Transaksi Swap dalam pasar valuta asing diartikan sebagai pertukaran dua valuta dalam satu
periode tertentu melalui mekanisme pembelian dengan tanggal valuta spot sekaligus penjualan
kembali valuta tersebut di masa depan (tanggal valuta forward) atau penjualan valuta di tanggal
valuta spot sekaligus pembelian kembali valuta tersebut di masa depan (tanggal valuta forward).
Option secara umum diartikan sebagai suatu instrumen keuangan yang memberi pemegangnya
hak untuk membeli atau menjual sesuatu yang diperjanjikan (underlying assets) dalam jumlah
tertentu pada satu waktu tertentu di masa depan dan atau sebelumnya (exercise date) dengan
harga yang sudah ditentukan (exercise price/strike price).
Prinsip hedging adalah menutupi kerugian posisi aset awal dengan keuntungan dari posisi
instrumen hedging. Sebelum melakukan hedging, hedger hanya memegang sejumlah aset awal.
Setelah melakukan hedging, hedger memegang sejumlah aset awal dan sejumlah tertentu
instrumen hedging. Portofolio yang terdiri atas aset awal dan instrumen hedging-nya disebut
portofolio hedging, mempunyai risiko yang lebih rendah dibanding risiko aset awal.


0142FAkuntansiInternasional

DAFTAR PUSTAKA

1. Timothy Doupnik & Hector Perera (2012). International Accounting 3rd edition
McGrawHill, New York. Chapter 7 & 8
2. Frederick D.S. Choi & Gary K. Meek (2011). International Accounting 7th edition
Prentice Hall, New Jersey. Chapter 6 & 11
3. Lee H. Radebaugh, Sidney J. Gray & Ervin L. Black (2006). International Accounting
and Multinational Enterprises 6th edition John Wiley & Sons, Inc., Hoboken. Chapter
10 & 13
4. Berlianta, Heli C. (2006). Mengenal Valuta Asing Gadjah Mada University Press.
5. Sunaryo, T. (2007). Manajemen Risiko Finansial Penerbit Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai