Secara sederhana, valuta asing atau biasa disebut dengan valas adalah mata
uang asing yang diakui dan bisa diterima oleh negara lain. Valuta asing dapat
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah saat melakukan transaksi ekonomi
internasional atau perdagangan internasional.
Nilai mata uang asing akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Pada umumnya, mata uang yang memiliki nilai jual paling tinggi akan
diperjualbelikan di dalam forex. Apa itu forex? Forex merupakan akronim dari
foreign exchange yang memiliki arti yaitu suatu transaksi pertukaran mata uang.
Mungkin bagi sebagian orang belum mengetahui tingkatan mata uang yang
memiliki nilai tukar paling tinggi dalam transaksi pertukaran mata uang atau
forex. Supaya bisa mengetahui tingkatan nilai mata uang maka bisa simak
informasi dari tabel berikut ini.
Mata uang Dolar Amerika menjadi mata uang yang paling banyak
diperjualbelikan dalam transaksi pertukaran mata uang. Hal itu dikarenakan lebih
dari setengah bagian dari seluruh transaksi pertukaran mata uang dikuasai atau
didominasi oleh mata Dolar Amerika.
3. Sistem politik yang dimiliki oleh Amerika Serikat cukup stabil dan kuat.
1. Pasar Spot
2. Pasar Forward
3. Pasar Currency Futures
1. Transaksi spot
4. Value spot
Value spot adalah penyerahan dana yang dilakukan selama dua hari kerja
setelah tanggal terjadinya transaksi. Biasanya cara seperti ini dilakukan pada
transaksi internasional.
5. Transaksi forward
Transaksi forward adalah transaksi yang berupa kontrak yang disetujui
pada hari yang sama, tetapi penunaiannya akan dilakukan di masa depan (tanggal
yang sudah disepakati). Karena hal itulah transaksi ini disebut juga dengan
transaksi berjangka.
6. Transaksi swap
Secara singkat, transaksi ini dilakukan oleh pembuat pasar (dealer) dengan
membeli suatu mata uang dengan transaksi spot dan pembayarannya dilakukan
dengan jumlah yang sama, tetapi dengan transaksi forward.
7. Transaksi option
Dalam sistem kurs ini, bank sentral atau pemerintah memiliki peran dalam
pasar valuta asing dengan membeli atau menjual valuta asing jika nilai kurs tidak
sesuai dengan standar atau aturan yang sudah ditetapkan.
Sistem kurs bebas atau mengambang adalah suatu sistem yang nilai tukar
mata uangnya dipengaruhi atau ditentukan oleh kekuatan-kekuatan pasar.
Penawaran dan permintaan pada mata uang asing akan menentukan nilai mata
uang itu sendiri.
Sistem ini bersifat bebas atau akan selalu berubah sehingga bagi para
peserta pasar valuta asing harus terus mengamati perkembangan yang terjadi pada
kurs mata uang asing.
Sistem kurs mengambang terkendali adalah suatu sistem nilai valuta asing
yang di mana pemerintah dan pasar sama-sama mempunyai hak untuk
menentukan nilai tukar valuta asing.
1. Kurs jual
Kurs jual adalah harga mata uang valuta asing yang diberikan atau
ditentukan oleh bank atau money changer kepada seseorang yang ingin menjual
valuta asing atau menukarkan Rupiah dengan valuta asing.
2. Kurs beli
Kurs beli adalah harga mata uang valuta asing yang diberikan atau
ditentukan oleh bank atau money changer kepada seseorang yang ingin membeli
valuta asing atau menukarkan valuta asing dengan Rupiah.
3. Kurs tengah
Secara garis besar, sejak tahun 1970, Indonesia telah menerapkan tiga
sistem nilai tukar, yaitu sistem nilai tukar tetap mulai tahun 1970 sampai tahun
1978, sistem nilai tukar mengambang terkendali sejak tahun 1978, dan sistem
nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system) sejak 14
Agustus 1997. Dengan diberlakukannya sistem yang terakhir ini, nilai tukar
rupiah sepenuhnya ditentukan oleh pasar sehingga kurs yang berlaku adalah
benarbenar pencerminan keseimbangan antara kekuatan penawaran dan
permintaan. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-
waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat
terjadi gejolak kurs yang berlebihan.
I. Neraca Pembayaran
Transaksi yang menghasilkan devisa atau mata uang asing dicatat sebagai
kredit dan diberi tanda positif. Sebaliknya transaksi yang mengeluarkan mata
uang asing dicatat sebagai debit dan diberi tanda negative. Dengan menggunakan
system pencatatan ganda, maka jumlah antara kredit dan debit akan sama dengan
nol. Walaupun pada kenyataannya neraca pembayaran mungkin tidak sama
dengan nol.
Neraca Pembayaran sering menjadi factor yang dapat mendorong naik atau
turunnya kurs mata uang suatu negara. Kenaikan atau surplus dari neraca
pembayaran akan diinterpretasikan sebagai indikasi awal kemungkinan terjadinya
apreasiasi suatu mata uang. Sebaliknya penurunan atau deficit neraca pembayaran
akan diterjemahkan sebagai indikasi awalnya terjadi depresiasi mata uang suatu
negara. Dengan adanya neraca pembayaran ini dapat diketahui kapan suatu negara
mengalami surplus atau deficit.
Jika total barang impor lebih besar daripada barang ekspor, maka disebut
deficit perdagangan. Jika nilai barang ekspor lebih besar daripada impor disebut
surplus perdagangan.
Penjualan asset ke luar negeri dicatat sebagai kredit, bertanda positif karena
menghasilkan aliran modal masuk (Capital flow). Pembelian asset dicatat sebagai
debit, bertanda negative karena mengakibatkan aliran modal ke luar negeri
(Capital outflow). Jika aliran modal masuk lebih besar dibandingkan aliran modal
keluar, Maka rekening modal akan mengalami surplus.
Jumlah antara neraca berjalan dengan neraca modal adalah nerasa transaksi
cadangan resmi (Official reserve transaction balance). Surplus atau deficit pada
neraca pembayaran mencerminkan surplus atau deficit pada neraca transaksi
cadangan resmi.
J. Tarif Pajak
Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak yang
menjadi tanggungannya. Tarif pajak biasanya berupa presentase (%). Dasar
Pengenaan Pajak adalah nilai berapa uang yang dijadikan untuk menghitung pajak
yang terutang. Secara struktural menurut tarif pajak dibagi dalam empat jenis
yaitu :
1. Tarif proporsional(a proportional tax rate structure) yaitu tarif pajak yang
presentasenya tetap meskipun terjadi perubahan dasar pengenaan pajak. Contoh:
Pajak Pertambahan Nilai
2. Tarif regresif / tetap (a regresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan selalu
tetap sesuai peraturan yang telah ditetapkan
3. Tarif progresif (a progresive tax rate structure) yaitu tarif pajak akan semakin
naik sebanding dengan naiknya dasar pengenaan pajak. Contoh Pajak Pengahsilan
4. Tarif degresif ( a degresive tax rate structure) yaitu kenaikan persentase tarif
pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin meningkat.
Tarif Pajak yang berlaku untuk Pajak Penghasilan di Indonesia adalah tarif
progressif sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-undang Pajak Penghasilan.
Sedangkan untuk Pajak Pertambahan Nilai berlaku tarif pajak proporsional yaitu
10%. Tarif pajak tersebut dipungut sesuai dengan pengelompokan jenis-jenis
pajak di bawah ini:
Pengelompokkan Pajak
1) Menurut golongannya
a. Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
2) Menurut sifatnya
a. Pajak Subjektif, yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya,
dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Wajib Pajak.
Contoh Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga negara.
Contoh: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah,Bea Materai.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan
digunakan untuk
Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan pajak bahan Bakar
Kendaraan
Bermotor.
Pajak Kabupaten/Kota, contoh Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan.
K. Inflasi
Sedangkan menurut Waluyo (2007) ada beberapa sebab yang dapat menimbulkan
inflasi antara lain:
IHK ( ) − IHK ( )
=
Tingkat IHK ( ) x 100%
DAFTAR PUSTAKA
https://www.gramedia.com/literasi/kurs-valuta-asing
https://www.pajakonline.com
Kewal, S.S. 2012. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, dan Pertimbuhan PDB
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan. Jurnal Economia, 8 (1), 53-64
Krisna, A.A G A. Dan Wirawati, N.G.P, 2013. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar
Rupiah, Suku Bunga SBI pada Indeks Harga Saham Gabungan di BEI.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 3 (2), 421-435