Anda di halaman 1dari 127

Makalah valuta asing dan 

kurs
  DESEMBER 4, 2012 BY ALIECONOMIK
BAB I

PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Pengertian Pasar Valuta Asing dan Kurs

Pasar valuta asing adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah
transaksi-transaksi keuangan perdagangan dan keuangan internasional. Transaksivalas (foreign
exchange transaction) adalah pertukaran suatu mata uang dengan mata uang lain.

Setelah perang dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada tahun 1930-an, dunia
menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi yang lebih baik. Pada tahun 1944 lahirlah
suatu sistem moneter Internasional yang dikenal dengan nilai tukar tetap (fixed ekchange rate)
hasil persetujuan Bretton woods. Setiap Negara memberlakukan kurs yang tetap dari mata
uangnya terhadap US. Sejak saat itu ekonomi  negara-negara Eropa serta Amerika mulai tumbuh
pesat. Lebih dari itu lahirnya pasar Euro Dollar dan Asia Currency Unit adalah untuk
mengimbangi peredaran US Dollar yang semakin banyak jumlahnya.

Pentingnya aktivitas dalam foreign exchange timbul sehubungan dengan berkembangnya


perdagangan internasional serta semakin meningkatnya perpindahan uang dan capital
international. Dari sini bisa dilihat bahwa foreign exchange bukan sebatas money change tetapi
lebih luas dari itu. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa pasar  valuta asing adalah suatu pasar
di mana surat-surat berharga jangka pendek diperdagangkan. Dan dalam perkembangannya uang
berkembang menjadi komoditas yang bisa di perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri
mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal dekade 70’an. Adapun yang menyebabkan pasar
valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah:

1. Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga
menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing.
2. Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat
perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan tersebar di seluruh
dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu.
3.  Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, telex,
faaximile,  internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga
transaksi lebih mudah di lakukan.
4. Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan
keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.
Pengertian Kurs Mata Uang Definisi kurs / juga dikenal sebagai nilai tukar adalah rasio
pertukaran antara dua mata uang yang berbeda negara . Atau dengan kata lain kurs dapat
diartikan sebagai harga satu unit mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik. Setelah
kemarin berbicara mengenai definisi devaluasi, hari ini saya ingin berdiskusi mengenai kurs
mata uang. Dalam Forex trading (membeli dan menjual mata uang) yang biasanya dilakukan
pada bank atau transaksi lain yang bisa dilakukan secara online, biasanya terjadi dua transaksi:
satu untuk membeli dan satu lagi untuk dijual. Sebagai contoh: jika kita ingin membeli dolar,
maka kita harus membayar pertukaran uang sebanyak 9,018.08 rupiah per dolar. Tapi jika saya
ingin menjual dolar, akan mendapatkan 8,900 rupiah untuk setiap dolar yang kita berikan. Dapat
disebutkan dua jenis perubahan: nilai tukar riil dan kurs nominal. Perubahan yang nyata/riil
adalah salah satu yang menetapkan hubungan dengan mana orang dapat bertukar barang dan jasa
dari satu negara dengan yang lain.
Nilai tukar nominal, bagaimanapun, adalah hubungan langsung antara satu mata uang dan satu
asing. Apakah kurs yang digunakan bank dan lembaga pertukaran lainnya.
1.2              Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain :

 Memberikan wawasan yang luas mengenai valuta asing dan kurs


 Untuk memenuhi tugas perdagangan internasional
 Memberikankan  pemahaman yang yang luas
 

 
 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1       PASAR VALUTA ASING (VALAS)

2.1.1    Pengertian Valuta Asing dan Mekanisme Kerja Valuta Asing

Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal
dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang di keluarkan sebagai alat
pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta
tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Dan tempat bertemunya
penawaran dan permintaan valuta asing disebut dengan Bursa Valuta Asing atau Foreign
Exchange Market. Menurut Madura (2000:58) pasar valas adalah pasar yang memfasilitasi
pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan
internasional. Atau jika diartikan secara sederhana, pasar valas adalah perdagangan mata uang
(valuta) suatu negara dengan mata uang negara lainnya.

Sedangkan tarif dari pertukaran mata uang ini disebut juga dengan Foreign Exchange Rate di
Indonesia dikenal dengan Kurs Valuta Asing. Kuncoro (1996:105) menjelaskan bahwa semua
kegiatan bisnis internasional memerlukan transfer uang dari satu negara ke negara lain sebagai
contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang mendirikan pabrik di Inggris, pada akhir tahun
buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam bentuk
Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD) maka untuk mengkonversikan
mata uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar diperlukan adanya pasar Valuta Asing.

Di bursa valas ini orang dapat membeli ataupun menjual mata uang yang diperdagangkan. Secara
obyektif adalah untuk mendapatkan profit atau keuntungan dari posisi transaksi yang dilakukan.
Di bursa valas dikenal istilah Lot dan Pip. 1 Lot nilainya adalah $1000 dan 1 pip nilainya adalah
$10. Sedangkan nilai dolar di bursa valas berbeda dengan nilai dolar yang kita kenal di bank-
bank. Nilai dolar di bursa valas sangat bervariasi, yaitu 6000/8000 dan 10.000 rupiah. Transaksi
di valuta asing dapat dilakukan dengan cara dua arah dalam mengambil keuntungannya.
Seseorang dapat membeli dahulu (open buy), lalu ditutup dengan menjual (sell) ataupun
sebaliknya, melakukan penjualan dahulu, lalu ditutup dengan membeli. Pergerakan pasar valuta
asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan Australia yang berlangsung pukul 05.00–14.00
WIB, terus ke pasar Asia yaitu Jepang, Singapura, dan Hongkong yang berlangsung pukul
07.00–16.00 WIB, ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pukul 13.00–22.00
WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung pukul 20.30–10.30 WIB.

Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara dengan cadangan mata uang
asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang
bebas. Menurut survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang
dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4
triliun per harinya. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi
tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on
investmentatau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat bisa melebihi rata-
rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar valuta
asing juga memiliki risiko yang tinggi. Karena hal inilah wajar ketika tahun 1997 terjadikrisis
keungan di Negara di Asia begitpuntahun 1991 diAmerika

Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi diluar bursa perdagangan
(over the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar
valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda
diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada kurs tunggal mata
uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar
mana yang bertransaksi”. Namun dalam prakteknya perbedaan tersebut seringkali sangat tipis.

2.1.2           Fungsi pokok Pasar Valas

                   Nopirin (1987:165-166) menyebutkan beberapa fungsi pokok pasar valuta asing
dalam membantu lalu-lintas pembayaran internasional yaitu:

1. Mempermudah pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara
lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem clearing
seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta pedagang.
2. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera diselesaikan
pembayaran atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing memberikan kemudahan
untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli dengan kredit.
3. Memungkinkan dilakukannya hedging. Seorang pedagang melakukan hedging apabila dia
pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta asing yang berbeda, untuk
menghilangkan/mengurangi resiko kerugian akibat perubahan kurs.
2.1.3    Jenis-jenis Pasar Valas

Pasar valas dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1.      Pasar Spot (Pasar Tunai)

Menurut Madura (2000:58-66) kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta.Kemudian yang
dimaksud pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar berjalan
suatu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual secara tunai dengan penyerahan segera. Disebut
juga actual market atau physical market.

Menurut Kuncoro (1996:106-107) transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya selesai
dalam maksimal dua hari kerja. Dalam pasar spot, dibedakan atas tiga jenis transaksi:

1. Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan
dalam hari yang sama.
2. Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan pada hari
berikutnya.
3.  Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah perjanjian.
Menurut Hamdi (2000:20) contoh transaksi spot yaitu pada tanggal 22 Desember 1996 seorang
ayah membutuhkan US$ 10.000 untuk uang saku anaknya yang akan sekolah diluar negeri. maka
seorang ayah tersebut dapat menghubungi bank-bank devisa atau money changer untuk dapat
mengetahui dan membuat kesepakatan selling price pada tanggal tersebut.  Apabila telah tercapai
kesepakatan selling price pada tanggal 22 Desember 1996 adalah US$1 = Rp 5.500 maka
perhitungannya:

Jumlah Rupiah yang dibutuhkan = US$ yang dibutuhkan x selling price


= US$ 10.000 x Rp 5.5000

= Rp 55.000.000,-

maka untuk mendapatkan US$ 10.000 diperlukan Rp 55.000.000,- yang harus diserahkan paling
lambat tanggal 24 Desember 2004 (2 x 24 jam atau t +2).

1. 2.      Pasar Forward
Menurut Madura (2000:58-66) Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain
pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang dimaksud
Pasar Forward adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang.

Menurut Kuncoro (1996:106-107) transaksi forward merupakan transaksi valas dimana


pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa datang. Kurs dimana
transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui
kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata
uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun. Jatuh tempo
kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau enam bulan. Transaksi forward biasanya terjadi bila
eksportir, importir, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas harus membayar
atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di masa mendatang.
Menurut Madura (2000:63) contoh transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan
membutuhkan 1 juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari Jerman.
Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli Mark Jerman untuk pengiriman
langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan kurs spot ini
maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun perusahaan
belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark.

Perusahaan dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark menurut
kurs yang berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90 hari dari
sekarang. Jika naik menjadi $0,60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan $600.000 ($0,60
per Mark x 1.000.000 Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan merugi sebesar $100.000.
akan lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari sekarang.

Dimana kurs forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka perusahaan dapat
melakukan perjanjian kontrak forward dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari sekarang.
Sehingga dana yang dibutuhkan perusahaan sebesar
$510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000 Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan tidak
perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.

3.      Pasar Currency Options

Menurut Madura (2000:67-68) menjelaskan pasar Currency Options merupakan pasar yang
memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options dapat
diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call Options menyediakan hak untuk
membeli suatu valuta tertentu dengan harga tertentu (yang dinamakan dengan strike price atau
exercise price) dalam suatu periode waktu tertentu.

 Currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan
di masa depan. currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing dengan
harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options digunakan untuk meng-
hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan.
Menurut Madura (2000:131) contoh dari transaksi currency call options yaitu ada kemungkinan
perusahaan sebuah perusahaan akan membutuhkan valuta asing di masa depan, tetapi perusahaan
tidak begitu yakin. Sebagai contoh, anggaplah sebuah perusahaan AS terlibat dalam tender
sebuah poyek di Jerman. Jika proyek tersebut jatuh kepada perusahaan tersebut maka perusahaan
akan membutuhkan kira-kira DM625.00 untuk membeli bahan baku dan jasa di Jerman, namun
perusahaan tidak tahu apakah tawaran akan diterima atau tidak sampai tiga bulan ke depan.

Asumsikan bahwa exercise price bagi Mark adalah $0,50 dan premium call option-nya adalah $
0,02 per unit. Perusahaan akan membayar $1250 per opsi (62.500 x $0.02) atau $12.500 untuk
10 kontrak. Dengan adanya opsi tersebut, jumlah maksimum pengeluaran US Dolar untuk
membeli Mark adalah $312.500 (62.500 x $0,5).

2.1.4  Pelaku Valas

Pergerakan nilai valuta asing yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu karena hukum
demand dan supply selalu melibatkan berbagai pelaku pasar yang mempunyai berbagai
kepentingan. Pelaku pasar tersebut antara lain adalah :

1. 1.      Perusahaan.
Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi perusahaan selalu melakukan
eksplorasi terhadap berbagai sumber-sumber daya yang baru dan yang lebih murah. Bisanya kita
menyebut kegiatan ini dengan kegiatan impor. Dan perusahaan juga akan selalu melakukan
kegiatan eksplorasi market untuk memperluas jaringan distribusi barang dan jasa yang telah di
produksi oleh perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan timbul pendapatan dalam mata uang
lain. Biasanya kita menyebut kegitatan tersebut dengan ekspor. Karena ada kegiatan impor dan
ekspor inilah perusahaan kadang memerlukan mata uang negara lain dengan jumlah yang cukup
besar.

1. 2.      Individu
Masyarakat atau perorangan dapat melakukan transaksi valuta asing di sebabkan oleh beberapa
faktor.
1.  kegiatan spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi pergerakan nilai valuta asing
untuk memperoleh keuntungan.
2. kebutuhan konsumsi pada saat berada di luar negeri.
Contoh : ada sebuah keluarga yang melakukan perjalanan keluar negeri sebut saja negara
Amerika. Pada saat mereka akan melakukan kegiatan konsumsi di Amerika maka mereka tidak
bisa membayarnya dengan rupiah karena mata uang yang berlaku di Amerika adalah dolar
Amerika, sehingga mereka mau tidak mau harus menukarkan uangnya terlebih dahulu ke dalam
dolar Amerika.

Contoh lainnya adalah seorang ayah yang akan membiayai sekolah anaknya di Australia maka
sang ayah harus menukarkan uangnya kedalam bentuk Australian dolar terlebih dahulu.

1. 3.      Bank Umum.


Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai keperluan antara lain melayani
nasabah yang ingin menukarkan uangnya kedalam bentuk mata uang lain. Untuk memenuhi
kewajibannya dalam bentuk valuta asing.

1. 4.      Pialang  Pasar valas atau Broker.


Broker adalah perusahaan yang menjadi perantara terjadinya transaksi valuta asing. Mereka
membantu kita untuk mencarikan pembeli ataupun penjual.

1. 5.      Pemerintah.
Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain membayar hutang
luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata
uang local.

1. 6.      Bank Sentral.


Di banyak negara bank sentral adalah lembaga independent yang bertugas menstabilkan mata
uangnya. Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan
nilai tukar mata uangnya yang biasa disebut dengan kegiatan intervensi.

1. 7.      Spekulan dan Arbitraser


Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran serta Spekulan
dan arbitraser dalam pasar valas semata-mata didorong oleh motif mengejar keuntungan. Mereka
justru menuai laba dari fluktuasi drastis yang terjadi di pasar valas. Dengan kata lain, mereka
tidak mempunyai transaksi bisnis atau komersial yang perlu dilindungi di pasar valas.

2.2     Sistem Kurs

Setiap negara mempunyai sebuah mata uang yang menunjukkan atau menetapkan harga-harga
dari setiap barang dan jasa yang ada. Didunia ini terdapat begitu banyak mata uang yang
jumlahnya sama dengan jumlah negara yang ada di dunia.
Kurs mempunyai peranan sentral dalam hubungan perdagangan Internasional. Karena kurs
memungkinkan kita untuk membandingkan harga-harga segenap barang dan jasa yang dihasilkan
oleh berbagai negara. Mata uang selalu menghadapi kemungkinan penurunan nilai tukar (kurs)
atau depresiasi terhadap mata uang lainnya, atau sebaliknya mengalami kenaikan nilai tukar.
Kebijakan pemerintah terhadap kurs valuta asing akan sangat mempengaruhi kondisi
perdagangan internasional (ekspor dan impor) negara yang bersangkutan, sehingga perlu
dipahami bagaimana pemerintah mempengaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang
asing.

Madura (1995) secara umum membuat klasifikasi sistem kurs berdasarkan tingkat keterlibatan
pemerintah menjadi 4 (empat) sistem kurs sebagai berikut:

1) Fixed Exchange Rate System (sistem kurs tetap)

Dalam sistem kurs tetap ini, kurs dijaga pada kurs yang tetap, atau hanya dimungkinkan
berfluktuasi dalam batas-batas yang sempit. Apabila terjadi fluktuasi yang mengarah tajam, baik
menguat maupun melemah, pemerintah melakukan intervensi untuk menstabilkan kurs sesuai
dengan tingkat yang dianggap wajar atau yang dikehendaki.
2) Freely Floating Exchange Rate System (sistem Kurs Mengambang Bebas).

Dalam sistem kurs mengambang bebas (Freely Floating Exchange Rate System), nilai mata uang
ditentukan oleh kekuatan pasar tanpa ada campur tangan pemerintah. Kurs yang terjadi
merupakan tingkat keseimbangan dari jumlah permintaan dengan jumlah penawaran dari mata
uang yang bersangkutan terhadap mata uang asing lainnya.

3) Managed Floating Exchange Rate System (Sistem Kurs Mengambang Terkendali).

Sistem kurs yang sampai saat ini sering digunakan untuk menentukan kurs suatu mata uang
terhadap mata uang asing adalah diantara sistem kurs tetap dan sistem kurs mengambang bebas.
Maksudnya bahwa kadang-kadang kurs dibiarkan bebas sesuai kekuatan pasar dan suatu saat
pemerintah melakukan intervensi untuk menjaga agar kurs tetap sesuai dengan yang diinginkan.
Sistem kurs yang seperti ini yang disebut sebagai kurs mengambang terkendali. Bank sentral
tidak perlu melakukan pengawasan secara terus menerus, pemerintah dapat juga melakukan
intervensi apabila fluktuasinya sedemikian besar sehingga mengancam stabilitas perekonomian
atau apabila diyakini bahwa intervensi yang dilakukan mempunyai efek terhadap perbaikan
perekonomian.

4) Pegged Exchange Rate System (Sistem Kurs Tertambat).

Banyak negara melakukan kesepakatan untuk menggunakan sistem kurs tertambat, dimana kurs
mata uang dari negara yang bersangkutan secara tetap dikaitkan dengan mata uang negara lain
atau sekelompok negara yang merupakan mitra dagang utama. 
Dasar Pertimbangan Penetapan Nilai tukar .

1. Preferensi suatu negara terhadap keterbukaan ekonominya, terbuka atau tertutup. Maka
ditentukan fixed exchange rate atau nilai tukar fleksibel sebagai prioritas utama.

2. Kemandirian dalam melaksanakan kebijakan moneter yang independen maka nilai tukar
fleksibel. Tetapi bila negara tersebut memiliki sistem nilai tukar tetap maka dibutuhkan

cadangan devisa yang sangat besar untuk menjaga kredibilitas sistem nilai tukar tersebut.
3. Underlying shock pada pasar uang dan pasar barang. Pasar barang lebih besar dari pasar uang
maka pilihan terbaik floating exchange rate. Sebaliknya menggunakan fixed exchange rate.
Dalam hal keduanya tidak dominan maka kebijakan yang terbaik adalah managed floating.
(dikemukakan oleh Garber dan Svenson).

Fungsi nilai tukar pertama, berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran,
dengan sasaran akhir menjaga kecukupan cadangan devisa. 
Kedua adalah untuk menjaga kestabilan pasar domestik.  Ketiga, sebagai instrument moneter
khususnya bagi negara yang menerapkan suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional
kebijakan moneter. Keempat, adalah sebagai nominal anchor dalam pengendalian inflasi.

 
 

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

            Sehingga kurs dengan valuta asing (valas) merupakan suatu nilai pertukaran uang dengan
yang lain hanya saja yang membedakan dalam segi perdagangannya , dimana valas merupakan
alat pembayaran yang sah di Negara lain . sedangkan kurs merupakan perbedaan nilai matauang
antaa negara satu dengan negara lain . meskipun demikian valas dan kurs merupakan suatu
kesatuan untuk menambah pendapatan negara di dalam perekonomian internasional.

3.2 Penutup

Demikianlah sedikit penjelasan mengenai kurs dan valuta asing yang telah kami buat dengan
sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada makalah kami, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Semoga apa yang
terdapat pada makalah kami dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya
dan sebagai bahan informasi untuk anda

https://developmant.wordpress.com/2012/12/04/makalah-valuta-asing-dan-kurs/ JM8.42

PENGARUH PUBLIKASI LAPORAN ARUS KAS TERHADAP


VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BEJ (Studi Pada
Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di BEJ)
Posted by: admin Kategori Skripsi Akuntansi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang memiliki peran yang sangat penting bagi
suatu negara. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi
dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Syarat
utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar
modal adalah perasaan aman akan investasinya. Mengingat akan pentingnya pasar modal,
maka di Indonesia mulai memberi kesempatan bagi pihak swasta untuk mendirikan bursa efek
dan bursa paralel di daerah-daerah. Dengan demikian, unsur-unsur pemerataan semakin
tampak terutama bagi tumbuhnya sentra-sentra ekonomi baru.

Pertumbuhan pasar modal di Indonesia dapat dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah
emiten yang terus bertambah dari tahun ke tahun. Pada tahun 1985 sampai dengan 1988
jumlah emiten yang terdaftar hanya 24 perusahaan. Akan tetapi, setelah tahun 1988 dengan
dikeluarkannya paket-paket deregulasi oleh pemerintah, jumlah emiten yang terdaftar semakin
meningkat. Pada awal  1990-an jumlah emiten yang terdaftar sebanyak 122 perusahaan dan
terus meningkat sampai tahun 2007 dengan jumlah emiten sebanyak 346 perusahaan.

Dengan semakin meningkatnya perkembangan pasar modal, Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) mewajibkan emiten untuk menyampaikan laporan tahunannya agar terdapat
transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja
melalui Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep. 38/PM/1996 tentang Laporan Tahunan. Akibat
dari dikeluarkannya keputusan ini, maka para emiten secara periodik harus melaporkan hasil
keuangannya kepada masyarakat dengan harapan harga saham akan bereaksi terhadap
informasi yang dipublikasikan sehingga akan tercapai pasar perdagangan efek yang likuid,
efisien, fair, dan transparan. Hal ini dapat tercapai apabila didukung oleh penyempurnaan
peraturan yang berlaku, sistem perdagangan yang efisien, kliring, dan settlement, arus
informasi yang bebas dan akurat serta mutu pelayanan dan fasilitas yang memadai.

Investor memerlukan informasi dalam melakukan investasinya di pasar modal untuk


mengurangi ketidakpastian investasi, memperkirakan aliran kasnya di masa yang akan datang,
dan menentukan sekuritas apa yang harus dibeli dan dijual. Selain itu, informasi tersebut juga
digunakan untuk menentukan portofolio dan sekuritas-sekuritas yang dianggapnya
menguntungkan. Utami dan Suharmadi (1998) menyatakan bahwa salah satu sumber informasi
yang dapat digunakan oleh investor adalah laporan keuangan. Dengan memanfaatkan laporan
keuangan diharapkan investor dapat memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian (risiko)
arus kas bersih perusahaan. Hal yang senada juga disampaikan oleh Hastuti dan Sudibyo
(1998) yang juga mengungkapkan bahwa laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses
akuntansi memang dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon investor,
kreditur, dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan lainnya.
Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi investor sebagai salah satu
dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi dipasar modal dan juga sebagai
sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) setiap tahun mempublikasikan
laporan keuangannya untuk menjelaskan dan memberikan informasi kepada stakeholder,
khususnya investor, mengenai kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Salah satu komponen
dari laporan keuangan tersebut adalah laporan laba/rugi dan laporan arus kas yang juga
dijadikan bahan pertimbangan oleh para investor dalam menginvestasikan dananya di BEJ.

Laporan arus kas bukan merupakan bagian dari laporan keuangan sebelum dikeluarkannya
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 yang menyatakan bahwa perusahaan
harus menyusun laporan arus kas dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang
tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian pelaporan
keuangan. Sejak berlakunya PSAK No. 2 tahun 1994 ini laporan perubahan posisi keuangan
tidak boleh lagi disajikan dalam bentuk laporan arus dana, akan tetapi harus berbentuk laporan
arus kas yang dirinci ke dalam komponen-komponen arus kas dari aktivitas operasi,
pendanaan, dan investasi. Hal ini disebabkan informasi arus kas historis lebih berguna untuk
menunjukkan jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Selain itu, informasi arus kas
historis juga bermanfaat dalam meneliti kecermatan prediksi arus kas masa depan.

Kurniawan dan  Nur Indriantoro (2000) menyatakan bahwa laporan arus kas sebagai bagian
dari laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang juga mendapat perhatian
investor. Laporan arus kas bertujuan untuk melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas
selama satu periode yang berasal dari aktivitas operasi, pendanaan, dan investasi. Dengan
tersedianya informasi laporan laba dan laporan arus kas, maka stakeholder, terutama pihak
investor dapat melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Skripsi Lengkap (bab 1-5 dan daftar pustaka) untuk judul diatas bisa dimiliki segera

dengan mentransfer dana Rp350ribu Rp300ribu. Setelah proses pembayaran selesai skripsi

dalam bentuk file/softcopy langsung kita kirim lewat email kamu pada hari ini juga. Layanan

informasi ini sekedar untuk referensi semata. Kami tidak mendukung plagiatisme.

Cara pesan: Telpon kami langsung atau ketik Judul yang dipilih dan alamat email kamu

kirim ke0817-273-509 atau 0274-9300600

Kami akan selalu menjaga kepercayaan Anda!

Laporan laba rugi dan laporan arus kas mempunyai kandungan informasi
dan selanjutnya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investor. Hal
ini bisa diamati dari aktivitas yang terjadi di pasar modal yang tercermin dalam
perubahandemand dan supply surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal.
Informasi yang mempengaruhi gerak aktivitas pasar modal tidak hanya dipengaruhi oleh
laporan keuangan, tetapi dapat juga dipicu oleh informasi eksternal, seperti: rumor, permintaan
dan persediaan, kebijakan politik, tingkat suku bunga, tingkat inflasi, tingkat kurs valuta asing,
dan kondisi perekonomian internasional.
Berdasarkan uraian di atas penulis termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai
kandungan informasi yang dibawa oleh laporan arus kas dan pengaruhnya terhadap volume
perdagangan saham. Informasi laporan arus kas dianggap mempunyai kandungan informasi
apabila laporan tersebut mampu mengubah keyakinan (belief) atau pengharapan yang
menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
membahasnya dalam skripsi yang berjudul “PENGARUH PUBLIKASI LAPORAN ARUS KAS
TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA (Studi pada
Perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta)”.
1.2. Motivasi Penelitian
Studi mengenai kandungan informasi laba dan arus kas perusahaan publik dalam hubungannya
dengan harga dan return saham telah banyak dilakukan. Wilson (1986) menguji kandungan
informasi arus kas dan laba akrual dengan harga saham, yang hasilnya menunjukkan adanya
kandungan informasi arus kas. Livnat dan Zarowin (2002) menguji tambahan kandungan
informasi komponen arus kas, hasilnya menunjukkan komponen arus kas mempunyai
tambahan kandungan informasi dibandingkan total arus kas dan laba akuntansi. Hastuti dan
Sudibyo (1998) menguji pengaruh publikasi laporan arus kas terhadap volume perdagangan
saham, yang hasilnya menunjukkan adanya perbedaan volume perdagangan saham sebelum
dan setelah tanggal publikasi. Hasil studi tersebut beragam karena adanya perbedaan sifat
variabel independen dan variabel dependen yang digunakan atau perbedaan dalam
penggunaan metode statistik. Karena keragaman hasil tersebut, penelitian ini memandang perlu
mencari bukti empiris apakah terdapat pengaruh publikasi laporan arus kas total
terhadap Trading Volume Activity pada perusahaan LQ-45.
1.3. Perumusan dan Pembatasan Masalah
1.3.1. Perumusan Masalah
Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa informasi laporan arus kas merupakan salah
satu sumber informasi yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasinya di
pasar modal. Informasi laporan arus kas dikatakan memiliki kandungan informasi apabila
informasi tersebut mampu mengubah keyakinan (belief) atau pengharapan yang
menyebabkannya melakukan transaksi di pasar modal. Ada tidaknya pengaruh akan dilihat dari
perubahan volume pada hari-hari di seputar tanggal pengumuman. Apabila dengan
dipublikasikan laporan arus kas hal tersebut menyebabkan para investor di pasar modal
bereaksi untuk melakukan pembelian dan penjualan saham yang selanjutnya tercermin dalam
perubahan volume perdagangan saham, berarti variabel-variabel akuntansi tersebut memiliki
kandungan-kandungan informasi.
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah publikasi laporan arus kas akan berpengaruh terhadap aktivitas volume perdagangan
saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta?
2. Apakah informasi laporan arus kas mampu memberikan informasi yang relevan kepada
investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal?
1.3.2. Pembatasan Masalah
Penelitian ini merupakan event study yang hanya mengamati pengaruh suatu peristiwa pada
suatu periode tertentu. Untuk mengantisipasi agar penelitian ini tidak meluas sehingga
mengakibatkan tujuan penelitian tidak tercapai, penulis hanya menitik beratkan pada :
1. Reaksi pasar yang diteliti adalah volume perdagangan saham yang di perdagangkan di BEJ
akibat pengumuman arus kas.
2. Emiten yang dipilih adalah emiten yang termasuk dalam LQ-45 tahun 2003 dan 2004, serta
telah menyertakan laporan arus kas dalam pelaporan keuangan tahun 2003 dan 2004. Periode
volume perdagangan yang diamati adalah 3 hari disekitar publikasi laporan keuangan.
3. Komponen laporan keuangan yang akan diteliti adalah arus kas total beserta komponennya
http://jurnalskripsi.com/pengaruh-publikasi-laporan-arus-kas-terhadap-volume-perdagangan-saham-di-
bej-studi-pada-perusahaan-lq-45-yang-terdaftar-di-bej/ JM 8.45

RISIKO VALAS (VALUTA ASING)


BAB I PENDAHULUAN

 1.1 Latar Belakang

 Perkembangan perdagangan dunia yang semakin pesat di berbagai bidang menyebabkan terbukanya
kesempatan hubungan dagang antar negara sehingga kegiatan usaha tidak lagi berorientasi di dalam
negeri saja. Transaksi Perdagangan dunia pada era globalisasi ini berhubungan erat dengan perdagangan
valuta asing. Setiap transaksi, sekecil apapun transaksi tersebut, apabila melibatkan dua negara atau
lebih, pasti melibatkan pertukaran atau perdagangan valuta asing. Transaksi perdagangan, seperti impor
atau ekspor barang, jasa, dan bahan mentah, tidak dapat dipisahkan dari transaksi valuta asing. Berbagai
kegiatan investasi di seluruh dunia yang dilakukan dalam skala internasional, seperti Foreign Direct
Investment, maupunPortofolio Investment di pasar modal dan di pasar uang yang diakukan oleh
investor individu, Hedge Funds, dan Investment Bankers, selalu mengikutsertakan transaksi valuta asing.
Transaksi valuta asing dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: melakukan transaksi dalam mata uang
asing atau memiliki usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan transaksi dalam valuta
asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata uang pelaporan
perusahaan. Oleh sebab itu kegiatan tersebut harus dapat didukung oleh berbagai alat, contohnya
adalah penyesuaian nilai tukar (kurs).  
1.2 Rumusan Masalah
 a. Untuk mengetahui mengenai pengertian Valuta Asing b. Untuk mengetahui mengenai para pelaku
Pasar Valas
c. Untuk mengetahui mengenai fungsi Pasar Uang
 d. Untuk mengetahui mengenai mata uang dunia yang biasanya di perdagangkan e. Untuk mengetahui
mengenai Manajemen Risiko Valas
 f. Untuk mengetahui mengenai S
trategi Mengurangi Risiko Valas

 BAB II PEMBAHASAN

 2.1 pengertian Valuta Asing

 Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, FOREIGN EXCHANGE, forex atau juga
fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain, pasar valuta
asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal decade 70’an. Valuta Asing yang biasa
disingkat Valas atau dalam bahasa inggris dikenal sebagai forex ( singkatan dari Foreign Exchange ), yang
berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda, pasar valuta asing ini menyediakan pasar
sarana fisik maupun dalam pasar kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing,
menentukan nilai tukar mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.
 Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah:
 a Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga menarik bagi
beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing.
b Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat perusahaan
harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan tersebar di seluruh dunia sehingga
menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu.
c Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, telex, faximile,
internet maka memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi lebih mudah di
lakukan.
 d Keuntungan yang di peroleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan keinginan berbagai
pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing.

 2.2 Para pelaku Pasar Valas

 a. Dealer

 Dealer pada umumnya disebut juga sebagai market maker yang berfungsi sebagai pihak yang membuat
pasar bergairah di pasar uang. Dealer umumnya mengkhususkan pada mata uang tertentu dan
menetapkan tingkat persediaan tertentu pada mata uang tersebut. Biasanya yang bertindak sebagai
dealer adalah pihak bank, meskipun ada juga beberapa yang nonbank. Mereka mendapatkan
keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli valuta asing.
b. Perusahaan atau Perorangan

 Perusahaan maupun individu dapat pula melakukan transaksi perdagangan valuta asing (valas). Pasar
valuta asing dimanfaatkan untuk memperlancar transaksi bisnis. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah eksportir, importir, investor internasional, perusahaan multinasional dan lain-lainnya.

 c. Spekulan dan Arbitrator

 Spekulan dan arbitrator bertindak atas kehendak mereka sendiri dan mereka tidak memiliki kewajiban
untuk melayani konsumen serta tidak menjamin kelangsungan pasar, berbeda dari dealer. Spekulan juga
pelaku pasar yang akan meramaikan transaksi di pasar uang. Para spekulan dapat keuntungan dari
perubahan atau fluktuasi harga umum (capital gain ). Sementara itu, arbitrator memperoleh keuntungan
dengan memanfaatkan perbedaan harga di berbagai pasar.

 d. Bank Sentral

 Fungsi Bank Sentral dalam pasar valuta asing umumnya adalah sebagai stabilitator nilai tukar mata uang
lokal. Bank Sentral memanfaatkan pasar valuta asing untuk mendapatkan atau membelanjakan
cadangan valuta asingnya agar dapat mempengaruhi stabilitas nilai tukar mata uang sehingga
berdampak positif bagi perekonomian nasional negara. e. Pialang Pialang bertindak sebagai perantara
yang mempertemukan penawaran dan permintaan terhadap mata uang tertentu. Agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, perusahaan pialang memiliki akses langsung dengan dealer dan
bank di seluruh dunia.

 2.3 Fungsi Pasar Uang :


 • Merupakan sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan, perusahaan- perusahaan
non keuangan dan peserta-peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya
maupun dalam rangka penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya.
 • Melakukan transfer mata uang sebuah negara dengan negara lain, agar bisa dipergunakan di negara
tersebut ( mentransfer daya beli antar negara )
• Mendapatkan atau menyediakan kredit untuk membiayai transaksi perdagangan internasional
• Sebagai sarana untuk memperkecil resiko karena perubahan kurs

. 2.4 Mata Uang Dunia Yang Biasanya di Perdagangkan

 Ada tujuh mata uang dunia yang biasanya di perdagangkan oleh tujuh mata uang dunia tersebut
adalah :
 a. Dolar Amerika / USD
b. Poundsterling Inggris / GBP
c. Euro Dolar / EUR
d. Swiss Franc / CHF5. Japanese Yen / JPY
e. Australian Dolar / AUD
 f. Canadian Dolar / CAD

 2.5 Manajemen Risiko Valas

 Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan adalah dengan
cara mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat
dilakukan“Hedging”.Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi
pergerakan mata uang asing. Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi
kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu
kepastian melalui hedging.

Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure antara lain
adalah:

 a Forward Hedge

 Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan
forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa
depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan
akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Spot Rate saat ini adalah
$1.3950/€, sementara 3 month forward rate adalah $1.3840/€. Dengan melakukan forward hedge,
maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya padarate
$1.3840/€, dan menerima $62,900. Meskipun lebih kecil dari perkiraan $69,750 tanpa hedging, namun
dengan melakukan forward hedge berarti mengeliminasi transaction exposure. Tanpa melakukan
hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa mendapatkan
keuntungan ataupun kerugian. Keunggulan menggunakan forward hedge yakni seandainya rate forward
memprediksi spot rate di masa depan dengan tepat, maka real cost of hedging adalah nol. Kekurangan
dari forward hedge antara lain adalah bisnis kecil kadang tidak dapat mengaksesnya, karena bank
terekspos risiko bahwa perusahaan tidak memenuhi kontrak forward hedge tersebut. Perusahaan yang
creditwor thiness nya kurang baik juga bisa ditolak oleh bank. Sehingga, salah satu opsi lainnya yakni
dengan melakukan futures hedge.

 b Futures Hedge

 Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adal
ah mekanismenya. Jika forward maka counte rparty adalah bank, maka dalam futures mekanismenya
adalah menggunakan. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan marked to market, sehingga
dalam pergerakan harian bisa tercipta mendapatkan keuntungan ataupun kerugian, dan jika margin
tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.
 c MONEY Market Hedge

Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa depan, dengan
cara mengambil posisi di pasar uang. MONEY market hedge meliputi aktivitas meminjam dan
berinvestasi dengan mata uang yang berbeda. Misalnya, jika sebuah perusahaan punya piutang
sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Rupiah. Untuk
mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke
Rupiah, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan
digunakan untuk melunasi pinjaman.

 d CURRENCY Option Hedge

 Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata uang
asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai. Hedging options memungkinkan
perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga
memungkinkan perusahaan untuk menanggung untung.

 2.6 STRATEGI MENGURANGI RISIKO VALAS

 Ketatnya likuidasi dan mengurangnya mata uang dolar terhadap sebagian besar mata uang di dunia
berdampak pada kelemahan ekonomi global. Berbagai Negara di dunia termasuk Indonesia berusaha
memproteksi ekonomi negrinya dengan mengeluarkan kebijakan yang mendorong ekspor. Kepada
industry kecil dan menengah yang berorientasi ekspor, pemerintah Idonesia memberikan sejumlah
intensif menarik. Misalnya, insentif fiscal berupa bea masuk ditanggung pemerintah terhadap 11 sektor
industry, diantaranya, industry jasa pelayanan kendaraan bermotor, pengolahan susu, dan komponen
elektronik. Upaya mengurangi ekonomi biaya tinggi ditempuh pemerintah dengan menurunkan biaya
dan mempersingkat waktu transaksi bisnis melalui transaksi satu pintu dan penurunan biaya Terminal
Handling Cost di pelabuhan. Bank Indonesia juga turut mendukung eksportir dengan mengeluarkan
peraturan pembelian wesel eksport berjangka. Pemerintah berusaha mendorong industry kecil untuk
menembus pasar alternative seperti Timur Tengah, Cina,dan India. Alasanya, GDP tinggi, pertumbuhan
ekonomi mesih relative tinggi, lokasi dekat dan memiliki hubungan baik dengan RI. Sementara produk
yang masih berpotensi ekspor antara lain, produk makanan minuman, komoditas perhiasan, barang dari
kulit, elektronika, mobil dan komponennya, serta garmen dan tekstil. Meski mendapat dukungan dari
pemerinntah, industry kecil tetap harus pandai mencari strategi terutama terkait dengan resiko valas.
Untuk itu ada tiga hal penting yang tidak boleh ditinggalkan: • Pertama, sangat penting bagi eksportir
untuk mengenal mitra dagang dan Negara tujuan ekspor dengan baik sehingga dapat menemukan cara
untuk memotong biaya • Kedua, cermati dan hitung komponen bisnis yang memiliki risiko terpengaruhi
oleh perbedaan nilai valas, yaitu segala transaksi yang menggunakan mata uang asing. • Ketiga,
upayakan “natural hedging” yakni pengeluaran dan pembelian dalam mata uang yang sama. Namun, jika
tidak biasa, gunakan fasilitas linding nilaai valas dari bank yang dipercaya Sumber majalah SWA hal 53
Contoh Dalam sebuah investasi yang membutuhkan mata uang asing sebagai transaksi, misalkan US$,
apabila US$ menguat sedangkan Rupiah melemah akan membuat investor yang akan menanamkan
modalnya dengan US$ akan membuat rugi, karena Rupiah yang harus dikeluarkan semakin banyak.
Strategi Perusahaan atau pihak yang bergerak di jenis investasi ini sebaiknya melakukan tindakan
mengantisipasi atau meminimalisir resiko dengan melakukan hedging. Hedging adalah suatu kegiatan
perlindungan terhadap nilai uang.

 BAB III PENUTUP

 • Kesimpulan

 Sebelum melakukan ekspor yang harus diperhatikan adalah pengenaan pajak di Negara tujuan ekspor,
karena dengan kita mengetahui besarnya tarif pajak yang dikeluarkan di Negara tujuan sehingga kita
dapat mengasosiasi harga. Selain itu, perusahaan juga harus bisa meminimalisasi dampak resiko kurs,
diantaranya: Mengurangi jumlah transaksi yang dilakukan perusahaan dalam rangka mengurangi risiko
kurs. Penyesuaian harga dapat dilakukan dengan cara menaikan atau menurunkan harga jual untuk
menutup perbedaan. Dan perusahaan dapt merubah mata uang yang digunakan dalam penjualan.
(Vibizmanagement – Risk Management) – Jika suatu bisnis masuk ke dalam perdagangan internasional,
maka tentunya mereka terekspos terhadap risiko valuta asing. Risiko ini terdiri dari beberapa macam,
dan masing-masing punya strategi tersendiri untuk mengelolanya.

 DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/31592442/Strategi-Mengurangi-Risiko-Valas
www.scribd.com/doc/31592407/RISIKO-VALUTA-ASING www.lintasberita.com/Dunia/…/strategi-
mengelola-risiko-valas http://www.jpnn.com/read/2011/08/26/101654/Waspadai-Risiko-Valas-

http://pajarpamuji.blogspot.co.id/2015/02/risiko-valas-valuta-asing.html JM 8.50

http://www.distrodoc.com/191221-analisis-pengaruh-nilai-tukar-rupiah-us-dan-tingkat-suku-2

http://www.distrodoc.com/145546-pengaruh-tingkat-suku-bunga-sertifikat-bank-indonesia-indeks

http://www.distrodoc.com/519013-jurnal-andra-aulia

http://www.distrodoc.com/273791-pengaruh-kurs-valuta-asing-dan-dow-jones-industrial-average#?
w=500

Pengaruh metode translasi mata uang asing terhadap


laporan keuangan.
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing
menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal
laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam
mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing
pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs
nilai tukar kini atau kurs nilai tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories
dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai
koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya mempertahankan biaya
awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata
uang domestic.
1. Single Rate Method

Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan operasi luar negeri, yang dianggap
oleh perusahaan induk sebagai entitas yang otonom, memiliki domisili pelaporan mereka
sendiri. Ini adalah lingkungan akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut
mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari laporan valuta,
suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan dengan distorsi yang minimal.
Cara yang paling baik adalah penggunaan metode kurs berlaku.

Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta,
metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio
keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya
bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs
berlaku.

Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode kurs berlaku dipersalahkan oleh
sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena
menyajikan, untuk keuntungan pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan
posisi keuangan perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta
tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit pengukuran.
Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan mencerminkan perspekfif-perspektif
valuta dari masing-masing negara tempat dimana perusahaan-perusahaan anak berada.
Misalnya, jika sebuah aktiva dip=roleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA
1,000 ketika kursnya adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah
$1.000; dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1, biaya
historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis) tetap $1,000. Jika valuta lokal
tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran, nifai aset akan diekspresikan sebesar $200
(translasi kurs berlaku).

Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta
lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik
yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator
perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan
aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.

2. Multiple Rate Methods

Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar berjalan dan historis dalam
proses translasi. 3 metode semacam itu akan dibahas berikut ini.

Metode berlaku-historis. Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS dan


ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar sebuah
perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan perusahaan induknya
dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban non-lancar ditranslasikan dengan
kurs historis.

Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan
kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh
periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai
kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh.

Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik
justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-
lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan
digunakan dalam proses transiasi.

Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-


nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat.

Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk
mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang
mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.

Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses
konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat
digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat
mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate)
denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur
berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam
jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan
aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi
(harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku
pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau
pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini.

Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan
untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar
negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung.
Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa

uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan
memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga
uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan
dengan harga uang tersebut.

http://inekriestianti.blogspot.co.id/2011/05/translasi-mata-uang-asing-pengaruh.html jm 8.59

REAKSI PASAR VALUTA ASING INDONESIA TERHADAP  PERGANTIAN


MENTERI KOORDINATOR PEREKONOMIAN 
Ir. ABURIZAL BAKRIE OLEH  Dr. BOEDIONO 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pada era globalisasi saat ini transaksi perdagangan tidak hanya terbatas di dalam negeri saja

tetapi juga dengan negara-negara lain. Sekecil apapun transaksi tersebut apabila melibatkan dua

negara atau lebih pastilah membutuhkan pertukaran atau perdagangan valuta asing

Berkaitan  dengan transfer dana yang bersifat internasional tersebut, maka di setiap negara

diperlukan pasar valuta asing. Transaksi perdagangan valuta asing tidak terlepas dari pergerakan

atau fluktuasi nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain karena

keduanya merupakan suatu bagian yang utuh yang tak terpisahkan.

Fluktuasi atau pergerakan nilai tersebut  mengalami perubahan nilai setiap saat, bahkan

kadang kala perubahan terjadi dalam hitungan per sekian detik. Fluktuasi yang terjadi biasa

terbagi menjadi dua (www.gainscope.com 22/03/07 21:00) pertama, fluktuasi atau pergerakan

naik (bullish) yang mengindikasikan adanya penguatan nilai tukar suatu mata uang terhadap

mata uang negara lain. Kedua pergerakan atau pergerakan turun (bearish) yuang

mengindikasikan melemahnya nilai tukar  suatu mata uang tehadap mata uang negara lain
Di Indonesia juga terdapat pasar valuta asing untuk memperlancar transaksi

internasionalnya. Pasar valuta asing mempunyai beberapa fungsi pokok dalam membantu

kelancaran lalu lintas pembayaran internasional, di antaranya adalah untuk mempermudah

penukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Selain itu dengan

adanya pasar valuta asing memungkinkan dilakukanya lindung nilai (hedging) dengan tujuan

untuk menghilangkan atau mengurangi risiko kerugian akibat perubahan kurs

Pada masa orde baru pemerintah menetapkan sistem nilai tukar mengambang terkendali,

yaitu sistem dimana bank sentral ikut campur tangan dalam pasar valuta asing sehingga nilai

tukar mata uang asing di bursa valuta asing di intervensi oleh Bank Sentral. Kebijaksanaan yang

dilakukan oleh pemerintah melalui bank sentral dalam hal ini, Bank Indonesia (BI).  Sesuai

dengan fungsinya yaitu mengatur, menjaga dan memelihara stabilitas nilai tukar rupiah. Dengan

adanya intervensi dari BI tersebut nilai tukar rupiah terhadap US$ relatif stabil.

Perubahan terjadi pada tahun 1997 dimana di Indonesia mengalami krisis moneter yang

mengakibatkan terjadinya depresiasi mata uang rupiah, nilai rupiah di pasar valas asing tidak

menentu. Nilai rupiah terus terdepresiasi dan mencapai puncaknya di level Rp 19.000/US$.

Sekarang, dimasa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono perekonomian tidak

kunjung membaik, hal inilah yang membuat presiden tidak merasa puas dengan kinerja

kabinetnya. Setelah mengevaluasi kinerja kabinetnya selama setahun terakhir, presiden

memutuskan untuk melakukan reshuffle terbatas terhadap pos-pos yang kurang produktif.

Presiden meyatakan bahwa reshuffle akan dilakukan pada berbagai sektor termasuk bidang

ekonomi, selain itu presiden juga menyatakan bahwa reshuffle akan dilakukan 2 atau 3 hari

mendatang, ini beliau katakan ketika berada dibandara polonia medan setelah beliau melakukan
kunjungan kerja di Balige, Sumatera Utara jumat 2/12 2005. (sumber:PikranRakyat.com 2/12/05

19:45 WIB)

Reshuffle terbatas ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja berbagai sektor yang dirasa

kurang ada peningkatan termasuk di bidang ekonomi, presiden menyatakan bahwa bidang

perekonomian merupakan sektor yang paling vital dalam mendongkrak pertumbuhan disektor

lainnya, untuk itu beliau memprioritas penigkatan pertumbuhan disektor ekonomi, baik sektor

keuangan ataupun disektor riil.

Posisi menteri koordinator perekonoomian yang masih dijabat oleh Ir. Aburizal Bakrie

diproyeksikan akan digantikan oleh Dr. Boediono mantan menteri keuangan pada era megawati

saat menjabat menjadi presiden. Presiden Yudhoyono memilih Dr. Boediono berdasarkan

prinsip  the right people on the right place.

Rencana tersebut mendapatkan sedikit ganjalan karena Dr. Boediono menolak dengan

alasan masih ingin beristirahat dan memberikan kesempatan pada yang lain, namun setelah

didesak dengan alasan negara dan rakyat sangat membutuhkan tenaga dan pikirannya akhirnya

beliau mengiyakan.

Ditempat terpisah Ir. Aburizal bakrie mengatakan bahwa ia tidak mengetahui rencana

presiden yang akan melakukan reshuffle terbatas dan ia merupakan salah satu menteri yang akan

diganti, namun dia menyakan bahwa itu sepenuhnya adalah hak prerogatif presiden. 

(sumber:PikranRakyat.com 2/12/05 19:45 WIB)

Aburizl Bakrie menyerahkan sepenuhnya kepada presiden apakah ia akan diganti ataupun

tidak, karena presidenlah yang layak menilai kinierjanya selama ini, jika ia benar-benar diganti ia

berharap penggantinya kelak akan menruskan apa yang telah ia rintis selama ini, baik sektor riil,
moneter, maupun fiskal. Sektor riil termasuk juga infrastruktur, pertanian, perikanan, kehutanan,

dan pedesaan.

Masuknya nama Boediono kejajaran kabinet SBY disambut positif oleh kalangan

pengusaha, mereka menilai Track record dan pengalaman yang teruji, membuat pengusaha

respek terhadap mantan menteri keuangan ini, pengusaha menilai Boediono sebagai sosok yang

tepat untuk menempati posisi menteri keuangan ataupun menko perekonomian

Kondisi ekonomi makro sangat baik ketika Boediono menjabat Menteri Keuangan di era

pemerintahan Megawati, sehingga masuknya kembali Boediono bisa memberikan angin segar

bagi investor dan kalangan industri. Meskipun orangnya sederhana tapi kinerjanya baik dan tidak

banyak bicara. Itu terlihat dari pengalaman dan kinerja yang telah terbukti kata Direktur PT

Astra Internasional Tbk, Johny Darmawan, di sela acara workshop di Cibogo-Bogor, Jumat

(2/12).

Perombakan (reshuffle) kabinet yang akan menarik Boediono pada kabinet tersebut,

merupakan faktor utama yang mendorong kenaikan indeks harga saham. Sedangkan penguatan

indeks harga saham regional, hanya sebagai faktor pendukung saja. Kata Branch Manager

Trimegah Securities, Asep Saepudin, dia milai indeks harga saham hari Jumat (2/12) lebih

karena respons positif pada reshuffle.

Selain indeks saham, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga sedikit mendapat penguatan.

Pada sesi penutupan sore, kurs tengah rupiah berada pada posisi di bawah Rp 10.000,00 per dolar

AS, tepatnya Rp 9.980,00 per dolar AS. (sumber:PikranRakyat.com 2/12/05 19:45 WIB)

Nama Boediono benar-benar sakti. Beberapa menit setelah SBY menyebut namanya, pasar

langsung menyambut girang. IHSG langsung meroket 19,269 poin. Rupiah juga menguat di level
10.020. Analis menyebutkan, pasar bergerak positif justru bukan karena kabar reshuffle itu,

melainkan karena penyebutan sosok Boediono oleh SBY. Pada penutupan perdagangan 02/12/05

rupiah bahkan menguat di level 9.988. (sumber : Detik.com 02/12/05 19:45 WIB)

Pelantikan anggota Kabinet Indonesia Bersatu hasil reshuffle oleh Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY), Rabu 07 desember 2005, membawa dampak psikologis ke arah

penguatan rupiah. Rupiah kembali menembus level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Pada

akhir perdagangan kemarin pukul 17.00 WIB, rupiah ditutup menguat 80 poin pada level Rp

9.835 per dolar AS. Padahal, pada awal perdagangan, rupiah dibuka pada level Rp 9.885 per

dolar AS.

Begitu namanya dimunculkan, pasar menanggapi secara positif. Bukan saja terlihat dari

IHSG di Bursa Efek Jakarta yang terus menguat dari 1.119 pada akhir pekan lalu ke level 1.120

(5/12), 1.123 (6/12), dan 1.151 pada saat pelantikan 7/12, serta rupiah yang berturut-turut

menguat terhadap dolar dari kisaran Rp 10 ribuan ke level Rp 9.955, Rp 9.920, Rp 9.835, bahkan

pekan ini sudah masuk level Rp 9.700-an. Kalangan analis, pelaku dunia usaha dan politikus pun

sebagian besar menyambut baik masuknya ekonom UGM ini sebagai komandan tim ekonomi

Kabinet Indonesia Bersatu (KIB). (Sumber: Detik.Finance.com 8/12/05 20:05 WIB)

Berikut ini penulis sajikan total perdagangan yang terjadi antara Indonesia dengan

negara-negara yang yang menjadi mitra dagang Indonesia selama tahun 2005 hasil kerja dari

Kabinet Indonesia Bersatu sebelum direshuflle.

No Negara Total perdagangan dengan Indonesia tahun 2005


1 Amerika Serikat US$15.06 Milyar
2 Inggris US$ 3.25 Milyar
3 Jepang US$ 19.15 Milyar
4 Australia  US$ 2.56 Milyar
5 Uni Eropa US$ 17 Milyar
6 Singapura US$ 15 Milyar
7 China  US$ 15 Milyar
8 Swiss US$ 300 Juta
9 Hongkong USS 2.26 Milyar
Sumber: Di ambil dari berbagai sumber (detik.com, pikiranrakyat.com, kadin.net.id, kompas.com,
detik.finance 07 mei 2007 15:00 WIB)

Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai tukar adalah ekspektasi akan nilai tukar

dimasa yang akan datang. Pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki

dampak dimasa yang akan datang. Peristiwa yang memiliki informasi buruk akan direspon

negatif oleh pasar dan peristiwa yang memiliki informasi yang baik akan direspon positif oleh

pasar.

Melihat reaksi pasar yang sangat positif dengan masuknya Dr.boediono dalam jajaran

Kabinet Indonesia bersatu  menggantikan Ir. Aburizal bakrie penulis tertarik untuk megkaji lebih

dalam mengenai pengaruhnya terhadap pasar valuta asing indonesia, oleh karena itu penulis

mengambil Judul Reaksi Pasar Valuta Asing Indonesia terhadap pergantian menteri koordinator

perekonomian Ir. Aburizal bakrie oleh Dr. Boediono.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah yang dikemukakan adalah “Apakah

Pasar Valuta Asing Indonesia bereaksi positif terhadap pergantian menteri koordinator

perekonomian dari Ir. Aburizal bakrie oleh Dr. Boediono”.


C. Batasan penelitian

Untuk menghindari perluasan masalah dan lebih terfokus terhadap pembahasan masalah

yang diteliti, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Valuta yang akan diteliti merupakan valuta yang aktif diperdagangkan dipasar

valuta asing Indonesia, yaitu Dollar Amerika, Yen jepang, Poundsterling, EURO, Dollar

Singapura dengan menggunakan kurs tengah harian uang kertas harian uang kertas asing

terhadap Rupiah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

2. Objek penelitian yang dimaksud return adalah tingkat pengembalian dimasing-

masing valuta asing yang diperoleh selama 60 (enam puluh) hari perdagangan sebelum

peristiwa 1 (satu) hari saat peristiwa dan 7 (tujuh) hari setelah peristiwa. 

3. Hari peristiwa (event day) yang dimaksud adalah hari pengumuman Dr. Boediono

sebagai pengganti menteri koordinator perkonomian Ir. Aburizal Bakrie pada 2 desember

2005 sebagai tolak ukur apakah sebelum dan sesudah peristiwa terjadi pengaruh tidak

normal (abnormal return)

D. Tujuan & Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh pergantian menteri koordinator perekonomian terhadap pasar

valuta asing Indonesia sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi di

pasar valuta asing.

2. Manfaat penelitian
a. Bagi pelaku pasar valuta asing Indonesia

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan informasi dan

acuan bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi dipasar valuta asing

sehingga menambah kepekaan terhadap berbagai peristiwa yang dapat mempengaruhi

fluktuasi kurs valuta asing.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan pasar valuta asing

 
 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Peneliti Terdahulu

Landasan penelitian terdahulu yang digunakan sebagai perbandinganan bagi penulis

adalah “reaksi pasar valuta asing terhadap pergantian presiden Indonesia pada 20 oktober

2004” penelitian tersebut disususun oleh triwahyu wibowo mahasiswa universitas

muhammadiyah malang (UMM). Hipotesis dalam penelitian tersebut adalah “bahwa pasar

valuta asing Indonesia bereaksi negatif terhadap pergantian presiden 20 oktober 2004”

Penelitian menggunakan metode even study yang dilakukan terhadap 5 (lima) valuta

asing yang aktif diperdagangkan dipasar valuta asing Indonesia, yaitu: Dollar Amerika, Yen

Jepang,  Pounsterling,  Dollar Singapura, dan EURO. Sedangkan pengujian menggunakan

analisis kuantitatif dan uji statistik (uji-t). tolak ukurnya, taraf signifikansi yang dihasilkan

pengolahan data ini yang lebih kecil dari nilai t-tabel sebesar -1,645. Kedua tingkat

kepercayaan (tk) sebesar 95% dan KSE (kesalahan standart edtimasi) 5% 
Dari analisis yang teah dilakukan dihasilkan nilai pengujian yang signifikan (uji-t)

sebesar 2,667794183 pada periode waktu +1 sehingga kesimpulan adalah pergantian president

(20 oktober 2004) memberikan efek pengembalian negatif dipasar valuta asing Indonesia

Persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah

sama-sama menggunakan analisis kuantitatif dan uji statistik (uji-t) yang merupakan

merupakan penelitian event study serta mata uang yang diteliti. Perbedaan dengan penelitian

yang dilakukan oleh penulis meliputi: Event yang diteliti, serta periode (rentang waktu) yang

dijadikan penelitian. 

Event yang diteliti oleh peneliti terdahulu adalah pergantian presiden Indonesia pada 20

oktober 2004 sedangkan yang diteliti oleh peneliti sekarang adalah pengumuman pergantian

menteri koordinator perekonomian pada tanggal 2 desember 2005.

B. Tinjauan Teori

1. Keputusan investasi

Menurut Abdul Halim (2003: 2) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa

mendatang

Menurut Warsono (2001: 2) dalam investasi ada dua atribut penting, yaitu:

a. Tujuan, tujuan investasi adalah untuk menghasilkan pendapatan atau perolehan

modal.

b. Waktu, waktu berkaitan dengan unsur ketidakpastian, bahwa pendapatan atau

perolehan modal baru dapat dinikmati dimasa yang akan datang.

b. Proses investasi
Proses investasi menunjukkan bagaimana seorang investor membuat keputusan

investasi, tahapan-tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut (Halim, 2003: 2):

a. Menentukan tujuan investasi

Ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini, yaitu:

1)      Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)

2)      Tingkat risiko (rate of risk)

3)      Ketersediaan dana yang akan diinvestasikan

Apabila dana cukup tesedia maka investor menginginkan penghasilan yang maksimal

dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risiko dan return bersifat linear artinya

makin besar rate of risk semakin besar pula expected rate of return.

b. Melakukan analisis investasi

Dalam tahap ini investor melakukan analisis terhadap suatu investasi atau kumpulan

investasi.

c. Melakukan pembentukan portofolio investasi

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap investasi mana yang akan dipilih dan

berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing investasi.

d. Melakukan evaluasi kinerja portofolio investasi

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio investasi yang telah

dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan maupun terhadap tingkat

risiko yang ditanggung.

e. Melakukan revisi portofolio investasi


Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio. Dari hasil

evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan) terhadap investasi yang

membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi portofolio yang sudah

dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya rete of return-nya lebih rendah dari

yang disayaratkan.

3. Macam-macam investasi

Ada berbagai macam bentuk investasi menurut warsono (2001: 3) yaitu:

a. Berdasarkan bentuk asetnya investasi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1)      Investasi pada asset riil, investasi yang dilakukan pada asset-asset nyata seperti

investasi pada gedung, mesin, dll

2)      Investasi pada asset sekuritas, investasi yang dilakukan pada surat-surat berharga

seperti pada surat-surat berharga seperti investasi pada saham, obligasi, sertifikat

deposito dll.

b. Berdasarkan jangka waktu perputaran dananya investasi dapat diklasifikasikan

menjadi dua macam, yaitu:

1)      Investasi jangka pendek, yaitu investasi yang pertukarn dananya kurang dari atau

sama dengan 1 (satu) tahun, bentuk investasi jangka pendek ini misalnya investasi

pada modal kerja, ataupun investasi pada sekuritas jangka pendek seperti sertifikat

deposito, comercial paper dan lain-lain.

2)      Investasi jangka panjang, yaitu investasi yang perputaran dananya lebih dari 1 (satu)

tahun, bentuk investai jangka panjang ini misalnya pada aktiva tetap

dan surat berharga jangka panjang seperti saham dan obligasi.


c. Berdasarkan pihak yang mengadakan investasi, investasi dapat dibedakan menjadi

dua macam, yaitu:

1)      Investasi swasta, yaitu investasi yang dilakukan individu ataupun institusional

swasta. Tujuan investasi swasta ini biasanya lebih bersifat profit oriented

2)      Investasi pemerintah, yaitu investasi yang dilakukan oleh pemerintah baik itu

pemerintah pusat maupun daerah dan biasanya bersifat social oriented.

4. Studi peristiwa (event study)

Studi peristiwa (event study) menurut jogiyanto (2000: 410) merupakan studi yang

mempelajari reaksi-reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan

sebagai suatu pengumuman. Event studi dapat digunakan untuk menguji kandungan

informasi dari suatu pengumuman dan dapat digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk

setengah kuat

Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu

pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content) maka

diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar, reaksi

pasar ditunjukkan dengan adanya pergerakan harga dari valuta asing bersangkutan.

Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga

atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return maka dapat

dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberi

abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak

memberikan abnormal return kapada pasar seperi tampak pada gambar berikut ini:

Gambar 1
Kandungan informasi suatu pengumuman

Sumber : Jogiyanto, 2000: 393

Dalam menguji kandungan informasi dalam event study langkah-langkah yang harus

dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Actual return (pengembalian actual)

Untuk menghitung return sesungguhnya yang terjadi maka digunakan selisih harga

sekarang relatif terhadap harga ssebelumnya (Jogiyanto, 2000: 108)

b. Expected return (pengembalian diharapkan)

Pengembalian yang diharapkan oleh investor bersifat subjektif berdasar dari perhitungan

ecpected return ini menggunakan data hitoris harga valuta asing. (Jogiyanto, 2000: 127)

c. Abnormal return (pengembalian tidak normal)


Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap

return yang diharapkan investor (expected return) (Jogiyanto, 2000: 415)

d. Rata-rata abnormal return

Rata-rata abnormal return untuk hari ke-t tidak dilakukan untuk tiap-tiap valuta tetapi

dilakukan secara aggregat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh valuta

secara cross section untuk tiap-tiap hari diperiode peristiwa  (Jogiyanto, 2000: 429)

5. Hubungan antara investasi dan event study

Suatu peristiwa yang memiliki informasi buruk akan direspon negatif oleh pasar dan

peristiwa yang memiliki informasi yang baik akan direspon positif oleh pasar. Jika

pengumuman suatu peristiwa mengandung informasi (information conten) maka diharapkan

pasar akan bereaksi pada saat pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar

ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas atau instrument investasi

bersangkutan. (Jogiyanto, 2000: 392) Oleh karena itu suatu event sangat berpengaruh

terhadap investasi terutama jika investasi tersebut disektor keuangan baik itu di bursa efek

ataupun di bursa valas karena informasi berkembang dengan cepat dan pasarpun bergerak

dengan cepat

6. Definisi pasar valuta asing

Perkembangan dalam dunia ekonomi dan bisnis global menyebabkan valuta asing tidak

hanya dibutuhkan oleh pelaku bisnis internasional, namun kalangan masyarakat umum juga

membutuhkan valuta asing untuk berbagai keperluan transaksi. Meningkatnya kebutuhan

valuta asing menyebabkan valuta asing diperdagangkan dipasar valuta asing.


FOREX (Foreign Exchange) atau yang lebih dikenal dengan Valuta Asing (Valas)

(Gainscope.com: 26 Desember 2006) adalah merupakan suatu jenis perdagangan/transaksi

yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang

melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan (mulai

dari hari Senin pk.4 pagi sampai dengan hari Sabtu pk.4 pagi WIB/GMT+7)

Pasar valuta asing adalah (Madura, 19997: 57) pasar yang memfasilitasi pertukaran

valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional. 

Menurut survei BIS (Bank International for Settlement bank sentral dunia), yang

dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar forex mencapai lebih dari USD$1,4

Trilyun per harinya. Dan di tahun 2006, nilai transaksi pasar forex telah melebihi USD$ 2

Trilyun per harinya. Dengan demikian, prospek investasi di perdagangan forex adalah sangat

bagus.

Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut,

FOREX juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (Return On Investment

atau kembalinya nilai investasi yang telah kita tanam) serta profit yang akan didapat bisa

melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya (biasanya rata-rata return berkisar lebih dari

5% - 20% per bulannya, bahkan bisa mencapai lebih dari 100% per bulannya untuk

professional trader).

7. Fungsi dan bentuk pasar valuta asing

Seiring perkembangan pasar valuta asing, pasar valuta asing mempunyai fungsi

(Siamat, 1999: 136) antara lain:


a. Sebagai sarana alternatif khususnya bagi lembaga-lembaga keuangan,

perusahaan-perusahaan nonkeuangan dan peserta lainnya baik dalam memenuhi

kebutuhan dana jangka pendeknya maupun dalam rangka melakukan penempatan dana

atas kelebihan likuiditasnya.

b. Sebagai sarana pengendali moneter

Pasar valuta asing tidak hanya berupa bentuk fisik seperti newyork stock excange,

namun sebuah jaringan hubungan telepon dan komputer antara bank, pedagang valuta asing

dan pialang.

8. Pelaku pasar valuta asing

Pelaku utama pasar valuta asing (Kuncoro, 2001: 118) adalah

a. Individu

Individu-individu yang bermain dipasar valuta asing terdorong oleh kebutuhan bisnis

dan pribadinya.kebutuhan bisnis muncul bila seseorang terlibat dalam bisnis

internasional.

b. Institusi

Instisusi merupakan pelaku penting dalam pasar valuta asing karena kebutuhan mereka

yang besar dan bervariasi akan mata uang. Transnational Corporation atau Multinational

Corporation adalah pelaku utama dipasar valuta asing yang mentransfer sejumlah besar

mata uang melewati batas-batas Negara, mereka seringkali harus mengkonversi

investasi multi currency-nya yang pada gilirannya akan menciptakan transaksi valuta

asing yang cukup besar.

c. Perbankan
Perbankan adalah pelaku pasar yang terbesar dan paling aktif, perbankan beroperasi

dalam pasar valuta asing lewat para pedagangnya (exchange dealer atau exchange

trader). Pedagang valuta asing dari suatu bank membeli dan menjual mata uang atas

nama banknya, untuk  memenuhi kebutuhan para pelanggannya.

d. Bank sentral dan lembaga pemerintah

Tujuan utama bank sentral bukan untuk memperoleh laba atau menghindari risiko dari

operasi valuta asing yang dilakukannya, tujuan utama bank sentral adalah

mempengaruhi nilai mata uangnya dan mata uang penting lain agar bergerak sesuai

dengan nilai yang menurut bank sentral tersebut sesuai dengan kepentingan ekonomi

negaranya.

e. Sepekulan dan arbitraser 

Peran serta spekulan dan arbitraser dalam pasar valuta asing semata-mata didorong oleh

motif mengejar keuntungan. Mereka justru menuai laba dari fluktuasi drastis yang

terjadi dipasar valuta asing. Dengan kata lain mereka tidak mempunyai transaksi bisnis

atau komersial yang  perlu dilindungi dipasar valuta asing.

f. Pialang-pialang valuta asing

Pialang valuta asing adalah perantara yang menghubungkan antara pihak yang

membutuhkan dan menawarkan valuta asing dipasar valuta asing.

9. Struktur pasar valuta asing

Pasar valuta asing dunia menawarkan mekanisme  yang dapat menyelesaikan transaksi

yang kompleks dan beragam secara efisien dan segera. Perantara utama dalam pasar valuta

asing, bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama yang berdagang valuta
asing. Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang amat maju dan

canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya dan

bank-bank lain diseluruh dunia.

Ada dua tingkatan dalam pasar valuta asing menurut Mudrajad kuncoro (2001: 117)

yang pertama adalah pasar konsumen atau eceran (consumer/retail market) dimana individu

atau institusi membeli dan menjual valuta asing kepada bank. Tingkatan kedua adalah pasar

antar bank (interbank market) dimana bank membeli dan menjual valuta asing satu sama lain

untuk menutup kekurangan dan mengurangi kelebihan akibat transaksi dengan para

pelanggannya.

Gambar 2

Struktur Pasar Valuta asing

 
 

Sumber : Mudrajad kuncoro (2001: 119)

10. Kurs dan Quotation Valuta asing

Kurs valuta asing (Siamat, 1999: 185) adalah harga suatu mata uang yang dinyatakan

dalam mata uang lain, sedangkan quotation valuta asing merupakan suatu pernyataan

kesediaan melakukan transaksi jual beli valuta asing pada suatu kurs yang diumumkan.

Quotition valuta asing dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Kutipan langsung (direct quotation)

Kutipan langsung menunjukkan berapa unit mata uang domestik yang diperlukan untuk

membeli 1 (satu) unit mata uang asing.

b. Kutipan tidak langsung (indirect quotation)

Kutipan tidak langsung menunjukkan berapa mata uang asing yang diperlukan untuk

membeli 1(satu) unit mata uang domestik.

c. USD quotation
Dalam transaksi valuta asing international USD selalu dijadikan sebagai mata uang

referensi dalam penentuan kurs mata uang asing lain.

d. Point quotation

Dikalangan trader valuta asing mereka sering menyatakan forward rate dalam bentuk

poin. Quotation dalam bentuk poin sesungguhnya bukanlah kurs valuta asing melainkan

perbedaan atau selisih antara forward rate dengan spot rate dengan demikain spot rate

tidak dapat di sebut dengan menggunakan poin atau point basis.

e. Bid dan offer rate quotation

Quotaition dibuat dengan penentuan harga bid (kurs beli) dan offer (kurs jual). Bid dalam

transaksi jual beli valuta asing berarti dealer bersedia membeli mata uang tertentu pada

harga yang telah ditetapkan , sedangkan offer berarti berarti dealer bersedia menjual mata

uang tertentu pada harga yang telah ditetapkan

11. Transaksi utama pasar valuta asing

Ada dua tipe transaksi utama pasar valuta asing menurut (artur dkk, 2001:882) yaitu:

a. Kurs spot

Kurs spot adalah harga mata uang asing terhadap mata uang domestik. Sedangkan

transkasi spot adalah transaksi satu mata uang untuk ditukarkan dengan mata uang asing satu

hari. Dalam pasar transaksi spot kurs dapat dilakukan dalam dua penawaran

1)      Penawaran langsung

Nilai tukar yang menunjukkan jumlah unit mata uang domestik yang dibutuhkan untuk

membeli satu unit mata uang asing.

2)      Penawaran tidak langsung


Nilai tukar yang menunjukkan jumlah unit mata uang asing yang dibutuhkan untuk

membeli satu unit mata uang domestik.

b. Kurs forward

Transaksi kurs forward adalah transaksi harian dimana pembayaran dilakukan dimasa

datang seseuai dengan kontrak. Biasanya kontrk forward ditewarkan untuk periode 30, 90,

dan 180 hari.

12. Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar valuta asing

Faktor-faktor yang mempengaruhi pasar valuta asing menurut madura (1997: 89):

a. Laju inflasi relatif

Perubahan laju inflasi dapat mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional,

karena mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta dengan demikian mempengaruhi

nilai tukar, kenaikan laju inflasi secara tiba-tiba didalam  suatu negara akan

meningkatkan permintaan negara tersebut terhadap mata uang asing. Lonjakan inflasi

dalam suatu negara akan mengurangi keingginan konsumen terhadap prosuk-produk

negara yang mengalami inflasi sehingga mengurangi penawaran mata uang domestik

dalam pasar valuta asing.

b. Suku bunga relatif

Perubahan suku bunga relatif mempengaruhji investasi-investasi dalam sekuritas-

sekuritas asing yang selanjutnya akan mempengaruhi permintaan dan penawaran valuta

asing dan nilai tukar. Suku bunga yang relatif dapat menarik arus kas dari luar negeri
untuk berinvestasi dalam sekuritas yang menawarkan yield tinggi. Suku bunga yang

relatif tinggi disisi lain mungkin mencerminkan ekpektasi tingginya tingkat inflasi. Inflasi

yang tinggi dapat menekan nilai valuta, hal ini bisa membuat sejumlah investor luar

negeri membatalkan investasi dalam sekuritas-sekuritas yang didominasi dalam valuta

tersebut. Suku bunga riil dalam hali ini perlu diperhatikan yaitu suku bunga nominal yang

telah siesuaikan dengan investasi. Suku bunga riil antar negara sering diperbandingkan

untuk menilai pergerakan nilai tukar, karena suku bunga riil mengkombinasikan suku

bunga nominal dengan inflasi yang kesemuanya mempengaruhi nilai tukar.

c. Tingkat pendapatan relatif

Pendapatan sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan kemampuan

melakukan investasi, semakin tinggi pendapatan maka kemampuan untuk berinvestasi

akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknnya.

d. Kontrol pemerintah

Kontrol pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim investasi, bila pemerintah

mengeluarkan kebijakan yang mendukung iklim investasi maka para investor akan

bergairah untuk menanamkan modalnya dinegara tersebut.

e. Ekpektasi

Ekspektasi yang tinggi dari investor untuk berinvestasi di suatu negara akan sangat

berpengaruh terhadap iklim investasi dinegara tersebut.

13. Metode peramalan kurs untuk masa akan datang

Dalam investasi dipasar valuta asing diperlukan peramalan kurs, berbagai metode yang

dapat digunakan adalah sebagai berikut (Madura, 1997: 292)


 

a. Peramalan teknis

Peramalan teknis melibatkan pemakaian data-data nilai tukar historis untuik

memprediksi nilai tukar dimasa depan. Sejumlah kasus analisa statistik yang komplek

digunakan dalam peramalan teknis. Peramalan teknis untuk nilai tukar serupa dengan

peramalan harga saham, jika pola pergerakan nilai tukar sepanjang waktu perilakunya

acak, maka peramalan teknis tidak tepat kecuali kalau trend-trend historis dalam

pergerkan nilai tukar dapat diidentifikasi, pengkajian atas pergerakan masa lalu tidak

akan bermanfaat untuk memprediksi pergerakan dimasa depan. Model-model peramalan

teknis telah seringkali membantu spekulan dalam pasar valuta asing, namun suatu model

yang berkinerja sangat baik dalam satu periode tetentu belum tentu akan berhasil dalam

periode lain. Spekulan–spekulan yang menggunakan peramalan teknis seringkali

menanggung biaya transaksi.

b. Peramalan fundamental

Peramalan fundamental didasarkan pada hubungan fundamental antara variabel-

varibel ekonomi serta dampak historis atas nilai valuta diketahui, korporasi-korporasi

dapat membuat proyeksi nilai tukar,         proyeksi nilai tukar bisa muncul dari penilaian

subjektif menyangkut sejauh mana pergerakan umum dari variabel-variabel ekonomi di

satu negara mempengaruhi nilai tukar. Dari perspektif statistik, proyeksi akan didasarkan

pada dampak kuantitatif dari faktor-faktor yang dimaksud atas nilai tukar.

c. Permalan berbasis pasar


Proses pengembangan proyeksi dari indikator-indikator pasar yang dikenal dengan

peramalan berbasis pasar biasanya didasarkan pada kurs spot atau kurs forwad. Kurs spot

bisa berfungsi dalam peramalan ini karena kurs spot mencerminkan ekpektasi pasar

mengenai nilai tukar spot dalam beberapa saat kedepan. Sedangkan kurs forward

mencerminkan ekpektasi pasar menyangkut kurs spot pada akhir horizon. Spekulasilah

yang membantu kurs forward kearah yang mencerminkan ekpektasi umum mengenai

kurs spot dimasa depan.

d. Peramalan campuran

Peramalan ini merupakan gabungan dari teknik-teknik yang ada diberbagai

proyeksi untuk valuta asing tertentu dapat dikembangkan menggunakan beberapa teknik

peramalan. Masing-masing teknik yang digunakan diberikan bobot totalnya adalah 100%.

Teknik-teknik yang dipandang lebih handal mendapat bobot yang lebih tinggi nilai

prediksi aktual yang dihasilkan merupakan rata-rata tertimbang dari nilai-nilai yang

dihasilkan oleh masing-masing teknik peramalan  yang digunakan.

14. Sistem moneter international

Secara umum sistem kurs yang dianut oleh banyak Negara sekarang ini meliputi

(Kuncoro, 2001: 29)

a. Sistem kurs mengambang (floating exchange rates)

Ciri sistem ini selain tidak konvertibel terhadap emas, kurs ditentukan oleh

mekanisme pasar dengan atau tanpa upaya stabilitasi oleh otoritas moneter.
1)      Mengambang bebas atau murni (Clean/Freely/Pure floating) dimana kurs suatu

mata uang ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar tanpa campur tangan

pemerintah.

2)      Mengambang terkendali (managed or dirty floating rates) dimana otoritas

moneter berperan aktif dalam menyetabilkan kurs pada tingkat tertentu

b. Sistem kurs tertambat (pegged exchange rates)

Dalam sistem ini suatu negara mengaitkan mata uangnya dengan suatu mata uang

lain atau sekelompok mata uang, yang biasanya merupakan mata uang negara partner

dagang yang utama.

c. Sistem tertambat merangkak (crawling pegs)

Dalam sistem ini, suatu negara melakukan sedikit  perubahan dalam nilai mata

uangnya secara periodik dengan tujuan untuk bergerak menuju suat nilai tertentu pada

rentang waktu tertentu.

d. Sekeranjang mata uang (basket of currency)

Keuntungan utama sistem ini adalah menawarkan stabilitas mata uang suatu

negara karena pergerakan mata uang disebar dalam sekeranjang mata uang. Seleksi mata

uang yang dimasukkan dalam keranjang umumnya ditentukan oleh perannya dalam

membiayai perdagangan negara tertentu.

e. Sistem kurs tetap (fixed exchange)

Dalam sistem ini, suatu negara mengumumkan suatu kurs tertentu atas mata

uangnya dan menjaga kurs ini dengan menyetujui untuk membeli atau menjual valas
dalam jumlah tidak terbatas pada kurs tersebut. Kurs biasanya tetap atau di perbolehkan

berfluktuasi dalam batas yang sangat sempit.

15. Efisiensi pasar valuta asing

Pasar valuta asing dikatakan efisien apabila harga kurs di pasar valuta asing benar-

benar mencerminkan semua informasi yang tersedia dan relevan. Ada 3 (tiga) jenis efisiensi

pasar valuta asing secara umum (Kuncoro, 2001: 51)

a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weakly efficient market)

Efisiensi pasar bentuk lemah yaitu suatu pasar yang memasukkan semua informasi

perdagangan dan harga dimasa lalu. Pengujian pasar bentuk lemah berusaha untuk

mengetahui apakah semua informasi yang tercermin dalam harga valuta asing historis

tercermin seluruhnya dalam harga saat ini.

b. Efisiensi pasar bentuk semi kuat ( semi strong market)

Efisiensi pasar bentuk semi kuat yaitu kondisi pasar dimana memasukkan semua

informasi yang tercermin dalam kurs valuta asing spot lebih dari sejarah kurs. Tetapi juga

mencerminkan semua informasi yang tersedia bagi publik lainnya (selain harga historis)

yang mencerminkan dalam harga saat ini.

c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strongly efficient market)

Efisiensi pasar bentuk kuat yaitu jika harga saat ini mencerminkan semua informasi yang

memungkinkan dipublikasikan maupun yang belum, informasi-informasi tersebut dapat

menyangkut penawaran dan permintaan kurs valuta asing perubahan faktor-faktor

fundamental dan keadaan ekonomi makro.

 
C. Hipotesis

Presiden sebelum benar-benar merombak kabinetnya ia perlu melakukan tes pasar

dari Medan untuk menguji sejauh mana tingkat penerimaan publik dengan

melempar namaBoediono tanpa menyebut secara definitif pos yang bakal ditempati. Terbukti,

ternyata Boedionolah yang dikehendaki publik.

Dalam jumpa pers di Pangkalan TNI Angkatan Udara Kelapa Sawit, Medan, Sumatera

Utara, Jumat (2/12) Presiden susilo bambang yudhoyono mengungkapkan mengapa dia akan

menata kembali tim ekonomi. "Karena kita ingin semuanya tertata baik, makro-ekonomi, mikro-

ekonomi, jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang. Ada yang harus bergerak cepat,

yaitu ekonomi, tetapi harus ada yang menjaga stabilitas jangka panjang, sustainability, dan

balance," katanya.

Begitu namanya dimunculkan, pasar menanggapi secara positif. Bukan saja terlihat dari

IHSG di Bursa Efek Jakarta yang terus menguat dari 1.119 pada akhir pekan lalu ke level 1.120

(5/12), 1.123 (6/12), dan 1.151 pada saat pelantikan 7/12, serta rupiah yang berturut-turut

menguat terhadap dolar dari kisaran Rp 10 ribuan ke level Rp 9.955, Rp 9.920, Rp 9.835, bahkan

pekan ini sudah masuk level Rp 9.700-an. Kalangan analis, pelaku dunia usaha dan politikus pun

sebagian besar menyambut baik masuknya ekonom UGM ini sebagai komandan tim ekonomi

Kabinet Indonesia Bersatu (KIB).

Meski kedengarannya agak berlebihan, masuknya Boediono sudah cukup memulihkan

kepercayaan pasar dan optimisme publik, mengingat yang dilakukan SBY adalah reshuffle

kabinet terbatas. Dari tiga menteri baru, hanya dua yang masuk tim ekonomi. Dan dari dua itu,
yang satu adalah Meneg Perencanaan Pembangunan/ Kepala Bappenas, yang pengaruhnya tidak

sesignifikan dulu.

Berdasarkam tinjauan teori bahwa suatu peristiwa yang memiliki informasi buruk akan

direspon negatif oleh pasar dan peristiwa yang memiliki informasi yang baik akan direspon

positif oleh pasar. Berdasarkan tujuan penelitian untuk  mengetahui reaksi pasar valuta asing dan

hal-hal tersebut diatas maka dapat dapat di tarik sebuah hipotesis “bahwa pasar

valasIndonesia bereaksi positif terhadap pergantian menteri koordinator perekonomian

Ir.Aburizal Bakrie oleh Dr.Boediono”

BAB III

METODE PENELITIAN

A.  Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan studi kasus (case study) yang mempelajari secara intensif

latar belakang keadaan yang terjadi sekarang dan interaksinya yang diberikan lingkungan.

Ruang lingkup dari studi kasus dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup
keseluruhan siklus kehidupan dari individu, kelompok, dan sebagainya baik dengan

penekanan teradap faktor-faktor dan fenomene-fenomena dalam hal ini adalah pasar valuta

asing Indonesia (Nazir, 1999: 67). Berarti bahwa kesimpulan dan implikasinya dari

penelitian ini dapat diterapkan pada pasar valuta asing dan hanya berlaku pada periode

tertentu.

B.  Definisi Operasional Variabel

Variabel adalah segala sesuatu objek pengamatan penelitian yang berupa faktor yang

memiliki variasi nilai, adapun variabel yang berkaitan dengan penelitian ini adalah return.

Return merupakan ukuran kuantitatif dari performa investasi, return menyajikan

persentase peningkatan dari kekayaan investor yang berasal dari investasi, return biasa deberi

symbol (R). Dalam penelitian ini return dalam satuan rupiah (Rp) karena merupakan

penelitian mengenai valuta.

Untuk menghitung return yang berupa analisis kuantitatif dan berupa angka-angka

maka formula yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Actual return (pengembalian actual)

Untuk menghitung return sesungguhnya yang terjadi maka digunakan selisih harga sekarang

relatif terhadap harga sebelumnya yang diformulasikan sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:

110)

Rit =

Keterangan:
Rit                             = Return realisasi valuta asing ke-i pada periode estimasi ke j

              = Harga kurs sekarang relatif

              = Harga kurs hari sebelumnya

Untuk menghitung kurs harian:

Harga kurs sekarang relatif =

2. Expected Return (pengembalian diharapkan)

Mencari estimasi pengembalian ekspektasi valuta asing yang menggunakan mean adjusted

model dengan rumus matematis sebagai berikut:

E[Ri,t] =

Keterangan:

E[Ri,t]              = Return ekpektasi valuta asing ke I untuk periode t

              = Return realisasi yang terjadi untuk valas ke i selama periode estimasi

T              = Lamanya periode estimasi

3. Abnormal return

Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadasp

return yang diharapkan investor (ER) yang diformulasikan sebagai berikut:

RTNi,t = Ri,t – E(Ri,t)

Keterangan:

RTNi,t              = Return tidak normal (Abnormal return) valuta asing ke-i pada periode peristiwa ke-t
Ri,t              = Return sesungguhnya yang terjadi untuk valuta asing ke-i pada periode peristiwa ke t

E(Ri,t)              = Return ekpektasi (ER) valuta asing ke-i untuk periode peristiwake t

4. Rata-rata abnormal return

Rata-rata abnormal return untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika

sebagai berikut (Jogiyanto, 2000: 429)

ARRTNt =

Keterangan:

ARRTNt              = akumulasi rata-rata return tidak normal (acumualtive average abnormal return) pada hari

ke t

              = akumulasi return tidak normal (acumulatif abnormal return) untuk valas ke-i pada hari ke t

K              = jumlah valuta asing yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.

5. Pengujian statitik terhadap abnormal return (t-test)

Pengujian statistik ini dilakukan untuk menentukan signifikansi dari return-return tidak

normal berdasaarkan rata-rata return selama periode estimasi.

Pengujian statistik ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Jogiyanto, 2000:

437)

a. Menghitung deviasi standar

Nilai standar yang digunakan untuk mengukur deviasi standar adalah nilai estimasi

returnnya sebagai berikut (Jogiyanto, 2000: 437)

DSi =

Keterangan:
DSi              = deviasi standar estimasi untuk valuta asing ke i

Ri,t                            = Return valuta ke i hari ke t selama periode estimasi

                            = rata-rata return valuta asing selama periode estimasi

Ti                             = jumlah hari estimasi yaitu dari hari ke t1 dan ke t-t2

b. Menghitung kasalahan estimasi (jogiyanto,2000;444)

KSE =

Keterangan:

KSE              = kesalahan standar estimasi

K               = jumlah valuta asing

DSi              = deviasi standar untuk masing-masing valas yang dihitung dari periode estimasi

C.  Populasi dan sampel

Populasi adalah objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya

(Jogiyanto, 2004: 73). Dalam penelitian ini populasinya adalah pasar valua asing Indonesia.

Untuk mewakili populasi maka diambil sejumlah sampel dengan teknik “purposive

random sampling” yaitu pengambilan sampel berdasar kriteria tertentu. Sampel yang di

gunakan dalam penelitian ini sebanyak 5 valas  yang merupakan valuta dengan kriteria 

sebagai berikut:

1. Aktif diperdagangkan di pasar valas Indonesia

2. Tergolong mata uang dalam kriteria Hard Currency

3. Merupakan valuta suatu negara yang aktif melakukan perdagangan dengan

Negara Indonesia (mitra dagang Indonesia)
4. Merupakan valuta suatu negara dengan kapitalisasi perdagangan tertinggi dengan

Negara Indonesia.

D.  Data dan sumber data

1. Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif, yaitu

data publikasi yang berupa angka-angka mengenai fluktuasi kurs tengah valuta asing

terhadap rupiah yang ditetapkan oleh BI , terhitung 60 hari sebelum dan 7 hari perdagangan

setelah event day (Jogiyanto, 2000: 448). Hari peristiwa (event day) yang dimaksud adalah

hari pengumuman Dr. Boediono sebagai pengganti menteri koordinator perekonomian yaitu

tanggal 2 Desember 2005

2. Sumber data

Data sekunder kuantitatif mengenai kurs valuta asing diperoleh dari catatan-catatan

laporan harian transaksi kurs tengah uang kertas asing terhadap rupiah yang ditatapkan BI

yang dipublikasikan melaui internet periode november sampai dengan desember 2005.

E. Teknik pengambilan data

Tenik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

dokumentasi yaitu dengan cara mempelajari dan membaca catatan (Jogiyanto, 2004: 117)

tentang kurs tengah harian valuta asing yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia melalui

internet
 

F. Teknik Analis isi Data


Penelitian ini menggunakan event study, teknik analisis isi data yang digunakan adalah

analisis kuantitatif dengan menggunakan periode penelitian sebagaimana yang dijelaskan

pada gambar berikut:

Gambar 3

Periode estimasi dan periode jendela

             

                           

Ket :

b. Periode estimasi adalah rentang waktu yang dipakai untuk mengamati tingkat

hasil yang diharapkan dari pengembalian yaitu T1 hingga T2, selama 53 hari yakni

terhitung 60 hari sebelum peristwa (-)7 hari sebelum hari H

c. Periode jendela adalah rentang waktu yang digunakan untuk mengetahui tingkat

pengembalian pasar sebelum dan setelah terjadinya peristiwa yaitu T2 hingga T4 selama

15 hari (7hari sebelum peristiwa, 1 hari peristiwa dan 7 hari setelah peristiwa). Periode

jendela diambil 15 hari oleh peneliti karena pasar cenderung bergolak selama 7 hari

sebelum dan 7 hari sesudah hari H, dan sesudah periode terebut pasar cenderung stabil.

Untuk menghitung analisis kuantitatif yang berupa angka-angka, rumus yang

digunakan adalah seperti yang dijelaskan dalam definisi opersional variabel.


 

G. UJI HIPOTESIS

Uji hipotesis dilakukan untuk menerima atau menolak hipotesis (dajan,1996;4)

pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah secara signifikan peristiwa pengumuman

pergantian menko perekonomian Ir. Aburizal bakrie oleh Dr. Boediono 2 Desember 2005

bereaksi positif terhadap pasar valuta asing Indonesia adalah dengan t-hitung. Sebagaimana

telah dijelaskan diatas, pengujian yang dilakukan menggunakan tingkat signifikan 95% (α =

5%) langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dijelaskan dibawah ini

1)      Menyusun Ho dan Hi

Ho : µi = µo

Keterangan:

Ho              : hipotesis nihil / hiopotesis diterima

Ha              : hipotesis alternatif / hipotesis ditolak dengan sementara

µo              : Rata-rata return periode estimasi

µi              : Rata-rata return periode jendela

2)      Menentukan nilai t-tabel

Pengujian dengan satu sisi untuk menentukan nilai t-tabel, ditentukan dangan tingkat

kepercayaan / konfidental interval (tk = 95%), sehingga 100% - 95% = 5%, atau level of

significance (α = 5%). Nilai t-tabel 5% = 1.645

 
3)      Perhitungan nilai t dengan rumus

Pengujian t-hitung

tt =

4)      Kesimpulan apakah diterima /ditolak

Ho : t-hitung > 1,645 berarti pasar valuta asing Indonesia bereaksi positif tehadap

peristiwa pergantian menko perekonomian

Ho : t-hitung ≤ 1,645 berarti pasar valuta asing Indonesia tidak bereaksi positif tehadap

peristiwa pergantian menko perekonomian

 
 

Daftar Pustaka

Dajan, A. 1996. Pengantar Metode Statistika. Jilid kedua. LP3ES. Jakarta

Faisal, M. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Penerbit Salemba Empat. Jakarata

Halim, A. 2003.  Analisis Investasi. Penerbit Salemba Empat. Jakarata

Jogiyanto, 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi kedua. Cetakan Pertama. Penrbit PT.

BPFE. Yogyakarta

Jogiyanto, 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit  PT BPFE. Yogyakarta

Kuncoro, M. 2001. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi kedua. Cetakan Pertama. Penerbit

BPFE. Yogyakarta

Madura, Jeff. 1997. Manajemen Keuangan Internasional. Edisi keempat. Jilid 1. Penerbit

Erlangga. Jakarta

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Ghalid Indonesia, Jakarta

Siamat, D. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi kedua. Penerbit Lembaga Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia. Jakarta

Warsono, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. Cetakan Petama. Penerbit

UMM Press. Malang

http/www.bi.go.id

http/www.detik.com

http/www.detikfinance.com

http/www.gainscope.com

http/www.kadin.net.id
http/www.kompas.com

http/www.pikiranrakyat.com
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://directory.umm.ac.id/Data
%2520Elmu/doc/BAB_I_-_BAB_III.doc jm 9.08

APLIKASI TRANSAKSI PRODUK VALUTA ASING


PADA BANK SYARIAH MANDIRI CABANG
MALANG

Multinasional Company (MNC)


Posted Kamis, 04 November 2010 in makalah by dr 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan multinasional atau PMN (MNC/Multinasional Company) adalah perusahaan
yang berusaha di banyak negara, perusahaan ini biasanya sangat besar. Perusahaan
seperti ini memiliki kantor-kantor, pabrik atau kantor cabang di banyak negara. Mereka
biasanya memiliki sebuah kantor pusat di mana mereka mengkoordinasi manajemen
global. MNC merupakan perkembangan lebih lanjut dari perdagangan internasional
dengan mengekspor barang. Dalam kegiatan bisnisnya, sebuah MNC akan dikoordinir
oleh perusahaan induk (biasanya berlokasi di negara asal atau home country), di mana
fokus perhatian adalah prestasi MNC secara keseluruhan (Yulianti dan Handoyo,
1998:12).

Pembagian fungsi manajemen keuangan secara tradisional tidak dapat diterapkan secara
tegas di MNC. Hal ini karena banyak aktivitas keuangan MNC yang melibatkan transfer
dana internal, di mana suatu transaksi keuangan antar perusahaan anak harus
mempertimbangkan baik keputusan pembelanjaan maupun investasi. Ditinjau dari sudut
pandang operasionalisasinya, manajemen keuangan MNC memiliki kekhasan yang
membuatnya lebih kompleks dari manajemen perusahaan lokal. Selain memiliki daerah
operasi yang lebih luas, MNC juga mempunyai ragam kegiatan keuangan yang lebih
banyak. MNC lebih mampu mengontrol pergerakan uang dan laba dalam perusahaan
melalui mekanisme transfer internal. MNC juga lebih leluasa dalam menentukan waktu
dan modus transfer dana, untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis dalam penganggaran modal MNC?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan penganggaran modal MNC?
3. Bagaimana risiko politik dan ekonomi yang ditimbulkan dari penganggaran modal
MNC?

C. Tujuan Makalah
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1. Analisis penganggaran modal MNC. 
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penganggraan modal MNC.
3. Risiko dari penganggaran modal MNC. 

D. Prosedur Makalah
Dalam memperoleh data yang diperlukan untuk penyusunan makalah ini penulis
menggunakan metode studi literature yaitu dengan mempelajari buku-buku yang
berkaitan dengan masalah yang akan dikaji.

BAB II
PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)
MULTINATIONAL COMPANY (MNC) 

A. Pengertian
Alat analisis yang digunakan MNC untuk mengevaluasi penanaman modal asing adalah
analisis penganggran modal. Alat ini dipergunakan untuk mempertimbangkan apakah
suatu rencana penanaman modal layak atau tidak untuk dilaksanakan (Yulianti dan
Handoyo, 1998:325).
Penganggaran modal untuk suatu proyek luar negeri menggunakan kerangka teoritik yang
sama dengan proyek dalam negeri. Aliran kas dari proyek didiskonto pada rata-rata
tertimbang dari biaya modal, atau tingkat penghasilan (rate of return) yang diharapkan
dari proyek tersebut, untuk menetukan nilai bersih saat ini (net present value) (Kuncoro,
2001:397-398).
Suatu perusahaan yang akan melakukan investasi di luar negeri (Foreign Investment)
biasanya selalu melakukan analisis International Capital Budgeting dengan
membandingkan dua pendekatan (approach) untuk menentukan kelayakan investasinya
dengan cara sebagai berikut :
1. Pendekatan Mata Uang Domestik (Home Currency Approach)
2. Pendekatan Mata Uang Luar Negeri (Foreign Currency Approach)
Dalam hal ini beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi di
luar negeri antara lain :
• Nilai Investasi Awal (Initial Investment)
• Usia proyek
• Arus cash flow per tahun yang diharapkan
• Risk Free rate di dalam dan luar negeri
• Required Return yang diperlukan
• Nilai tukar atau current exchange rate 
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri merupakan elemen yang sangat penting
dalam strategi global sebuah perusahaan multinasional. Investasi asing langsung
umumnya melibatkan sejumlah besar modal dan prospek yang tidak pasti. Risiko
investasi diikuti oleh lingkungan yang asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan
formal merupakan suatu keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka
penganggaran modal yang membandingkan manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.
Pendekatan terhadap keputusan investasi yang lebih kompleks juga tersedia. Terdapat
beberapa prosedur untuk menentukan struktur modal yang optimum dari suatu
perusahaan, mengukur biaya modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternatif
investasi berdasarkan kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi
umumnya memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan
risiko berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya modal
perusahaan. Umumnya, perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya dengan
melakukan investasi yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang positif. Ketika
mempertimbangkan pilihan yang sifatnya saling lepas atau saling tidak bergantung
(mutually exclusive), perusahaan yang rasional akan memilih opsi yang menjanjikan nilai
sekarang bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan internasional, perencanaan investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan
dalam huokum pajak, sistem akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata
uang, segmentasi pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam
bahasa dan budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam
lingkungan domestik. Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut
membuat masalah yang ada bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model perencanaan investasi
tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran; (1) menentukan pengembalian
yang relevan untuk investasi multinasional, (2) mengukur ekspektasi arus kas, dan (3)
menghitung biaya modal perusahaan multinasional. Adaptasi ini memberikan data yang
mendukung pilihan strategic, yang langkah ketiga dalam proses pembuatan model
perusahaan.

B. Dasar-dasar Penganggaran Modal MNC 


Dalam sebuah perusahaan MNC yang akan melakukan investasi harus membuat daftar
kemungkinan investasi yang akan dilakukan. Dari daftar tersebut kemudian kan diseleksi
kemungkinan investasi mana yang akan dipilih. Proses seleksi ini tergantung pada kriteria
keputusan dan tujuan yang akan dicapai manajer. Umumnya manajer memilih investasi
yang memberikan nilai sekarang neto (net present value) yang terbesar, atau bisa pula
berdasarkan aliran kas masuk bersih terbesar dan nilai sekarang yang disesuaikan
(Yulianti dan Handoyo, 1998:325). 
1. Nilai Sekarang Bersih (Net Present Value)
NPV didefinisikan sebagai selisih antara nilai aliran kas masa depan yang tealah dinilai
sekarangkan dan di diskonto dikurangi aliran kas keluar untuk untuk membiayai proyek
(initial net cash outlay). Proyek yang bernilai NPV positif akan diterima sedangkan
proyek yang bernilai NPV negatif akan ditolak. Apabila dua proyek investasi bersifat
saling meniadakan (mutually exclusive), proyek dengan NPV yang lebih tinggi akan
diterima. Tingkat diskonto atau biasa dikenal dengan biaya moda (cost of capital) adalah
tingkat harapan kembalian (expected rate of return) proyek yang memiliki risio sejenis. 
Dengan rumus sebagai berikut :

Di mana :
IO = Pengeluaran awal (initial outlay)
CFt = Aliran kas pada periode t
k = Biaya model proyek
t = Periode waktu
Model NPV lebih memfokuskan pada keuntungan ekonomis daripada keuntungan
akuntansi dan lebih menekankan pada biaya kesempatan (opportunity cost) dari dana
yang diinvestasikan. Model ini konsisten dengan tujuan memaksimumkan kekayaan
pemegang saham. 
2. Aliran Kas Tambahan
Hal terpenting dan merupakan bagian yang paling sulit dalam analisis investasi adalah
menghitung aliran kas dari proyek yang akan dilakukan, antara lain biaya pendanaan
proyek, aliran kas masuk selama proyek berlangsung, dan nilai akhir proyek. Dalam
melakukan investasi, pemegang saham selalu mempertimbangkan berapa banyak
tambahan dana yang aka diterima di masa mendatang atas dana yang ditanamkan. Karena
itu, aliran kas per periode tidak begitu penting bagi pemegang saham, yang lebih penting
adalah aliran kas tambahan yag akan dihasilkan dari suatu investasi.
Dengan perhitungan secara matematis sebagai berikut :

Dimana :
ACOFt = Arus kas keluar tahunan setelah dipotong pajak selama periode t
ACIFt = Arus kas masuk tahunan selama periode t
TV = Nilai akhir kumulasi (compounded) yang diperlukan sesuai dengan tingkat
pengembalian yang diperlukan pada akhir proyek
Sebab-sebab terjadinya perbedaan antara alian kas total dan aliran kas tambahan, antara
lain adalah kemungkinan terjadinya kanibalisme, penciptaan penjualan baru, biaya
kesempatan, penetapan harga transfer dan royalti.
3. Nilai Sekarang yang Disesuaikan (Adjusted Present Value)
Analisis penganggaran modal standar meliputi perhitungan aliran kas setelah pajak dari
investasi yang layak dilakukan, dan perhitungan nilai sekarang aliran kas investasi
dengan memasukan faktor diskonto. Tingkat diskonto yang biasa dipergunakan adalah
Weighted Average Cost of Capital (WACC). WACC dihitung berdasarkan struktur
modal perusahaan.
Pendekatan nilai sekarang yang disesuaikan dapat dihitung dengan rumus :

Di mana :
IO = Initial Outlay
CF = Cash flow
T = Pajak
S = Subsidi
kd = biaya hutang sebelum pajak 
C. Penganggaran Modal dari Sudut Pandang Perusahaan Anak dan Perusahaan Induk 
Argumen teoritis yang kuat selalu dilontarkan untuk mendukung analisis proyek luar
negeri dari sudut pandang perusahaan induk. Aliran kas kepada perusahaan induk pada
intinya merupakan dasar bagi dividen untuk pemegang saham, reinvestasi di negara lain,
pembayaran utang perusahaan, dan tujuan-tujuna lain yang mempengaruhi kelompok-
kelompok yang berkepentingan dengan perusahaan (steak-holders).
Evaluasi suatu proyek dari sudut pandang lokal dapat bermanfaat namun sebaiknya
dimasukkan sebagai bagian dari evaluasi ari perspektif perusahaan induk. Dalam
mengevaluasi kinerja suatu proyek luar negeri dibanding proyek lain yang potensial di
negara tuan rumah yang sama, perhatian harus ditujukan kepada keuntungan lokal dari
proyek itu (Kuncoro, 2001:399-400). 
Perbedaan sudut pandang tersebut disebabkan berbagai faktor, yaitu (Yulianti dan
Handoyo, 1998:327-328):
1. Perbedaan Pajak
Apabila tingkat pajak yang dikenakan pemerintah tempat beradanya perusahaan anak
sangat rendah, sedangkan pajak yang dikenakan oleh pemerintah negara asal sangat
tinggi, maka proyek lebih layak di analisis dari sudut pandang perusahaan anak.
Tingginya pajak dana yang dikirim perusahaan anak ke perusahaan induk akan
menyebabkan pendapatan yang diterima oleh perusahaan induk lebih kecil daripada yang
diterima oleh perusahaan anak, untuk proyek yang sama. 
2. Pembatasan Repatriasi Pendapatan
Kadangkala pemerintah host country membatasi jumlah repatriasi pendapatan proyek
oleh perusahaan anak ke perusahaan induk, pada tingkat persentasi tertentu. Karena
perusahaan induk tidak dapat menerima keseluruhan dana yang diperoleh dari proyek,
maka proyek tersebut menjadi tidak menguntungkan bagi perusahaan induk. Salah satu
solusi yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah membiarkan
perusahaan anak membiayai sendiri proyek tersebut. Pendapatan yang diperoleh
perusahaan anak kemudian dapat digunakan untuk membiayai proyek selanjutnya. 
3. Pengenaan Biaya Administrasi yang Terlalu Mahal
Terkadang perusahaan induk mengenakan biaya administrasi yang tinggi kepada
perusahaan anak apabila manajemen yang diterapkan adalah sentralisasi. Bagi perusahaan
anak, biaya administrasi tersebut merupakan pendataan. Dalam kasus ini, pendataan dari
proyek aan terlihat kecil dari sudut pandang perusahaan anak dan tinggi dari sudut
pandang perusahaan induk. Karena itu, dari sudut andang perusahaan induk proyek
tersebut menjadi lebih menguntungkan.
4. Perubahan Kurs Valuta Asing
Ketika pendapatan MNC dikirimkan ke perusahaan induk, maka pendapatan tersebut
akan dikonversikan ke mata uang negara asal. Karena itu jumlah dana yang akan diterima
perusahaan induk akan dipengaruhi oleh perubahan kurs. Apabila pembiayaan proyek
dilakukan dari sudut pandang perusahaan anak, maka aliran kas yang diperoleh
perusahaan anak tidak akan dipengaruhi oleh kurs karena tidsk perlu dikonversikan ke
mata uang negara asal. 
Seorang manajer harus menentukan tingkat pengembalian yang relevan untuk
menganalisis kesempatan investasi asing. Namun, tingkat pengembalian yang relevan
merupakan masalah sudut pandang. Haruskah manajer keuangan internasional
mengevaluasi ekspektasi tingkat pengembalian investasi dari sudut pandang proyek luar
negeri atau dari sudut pandang induk perusahaan? Pengembalian dari dua sudut pandang
ini dapat berbeda secara signifikan karena beberapa hal seperti; (1) pembatasan oleh
pemerintah atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalti, dan pembayaran lain
yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak
perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, (4) perubahan kurs valuta asing, dan (5)
perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat pengembalian dan risiko suatu investasi luar negeri dapat
dievaluasi dari sudut pandang pemegang saham domestik induk perusahaan, sudah tidak
memadai lagi karena :
1. Investor dalam induk perusahaan semakin banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
2. Tujuan investasi harus mencerminkan kepentingan seluruh pemegang saham, bukan
hanya yang berasal dari domestik.
3. Pengamatan juga menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki horizon
investasi jangka panjang' (dan bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri
cenderung untuk diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk
perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi pengembalian
dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian proyek lokal
konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup konsolidasi.
Solusi yang memadai adalah mengakui bahwa manajer keuangan harus memenuhi
banyak tujuan, dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor
di organisasi dan di lingkungannya. Pemerintah negara tuan rumah merupakan salah satu
kelompok bagi investasi luar negeri. Kesesuaian antara tujuan investor multinasional dan
negara tuan rumah harus tercapai melalui dua perhitungan pengembalian keuangan: satu
dari sudut pandang negara tuan rumah, dan yang lain dari sudut pandang negara induk
perusahaan. Sudut pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa investasi luar
negeri yang menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan lokal) tidak akan salah
dalam mengalokasikan somber daya negara tuan rumah yang langka. Evaluasi atas
peluang investasi dari sudut pandang lokal juga memberikan informasi yang bermanfaat
bagi induk perusahaan.
Jika suatu investasi asing tidak menjanjikan pengembalian yang telah disesuaikan risiko
yang nilainya lebih tinggi dari pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka
pemegang saham induk perusahaan akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di
perusahaan lokal.

D. Biaya Penganggaran Modal MNC


Jika investasi luar negeri dievaluasi dengan menggunakan model arus kas terdiskonto,
maka tingkat diskonto yang tepat harus dikembangkan. Teori penganggaran modal secara
khusus menggunakan biaya modal perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan
demikian suatu proyek harus menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan
biaya modal perusahaan agar dapat diterima. Tingkat patokan (hurdle rate) ini berkaitan
dengan proporsi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan sebagai berikut:
Ka = rata-rata tertimbang biaya modal (setelah pajak)
Ke = biaya ekuitas
Ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai stuktur modal perusahaan (E + D)
T = tarif pajak marginal
Tidaklah mudah untuk mengukur biaya modal sebuah perusahaan multinasional. Biaya
modal ekuitas dapat dihitung dengan beberapa cara. Satu metode yang populer
menggabungkan ekspektasi pengembalian dividen dengan ekspektasi tingkat
pertumbuhan dividen. Dengan mengasumsikan Di = ekspektasi dividen per lembar saham
pada akhir periode. Po = harga pasar kini saham pada awal periode dan g = ekspektasi
tingkat pertumbuhan dalam dividen, biaya ekuitas, ke dihitung sebagai berikut ke = Di/Po
+ g. Meskipun mudah untuk mengukur harga kini saham, di kebanyakan negara di mana
sahamsaham perusahaan multinasional tercatat. Sering kali cukup sukar unhik mengukur
Di dan g. Pertama-tama karena Di merupakan ekspektasi. Ekspektasi dividen bergantung
pada arus kas operasi perusahaan secara keseluruhan. Mengukur arus kas ini diperumit
oleh pertimbangan faktor-faktor lingkungan.Terlebih lagi, pengukuran tingkat
pertumbuhan dividen, suatu fungsi ekspektasi arus kas masa depan, diperumit oleh
kontrol valuta asing dan restriksi pemerintah lainnya dalam transfer dana lintas Batas.
Pertimbangan pajak lainnya juga berlaku apabila sebuah perusahaan multinasional
meminjam dana pada beberapa pasar modal hear negeri. Tarif pajak kini dan prospektif di
masing-masing pasar luar negeri selama masa pinjaman harus dipertimbangkan. Status
pembayaran bunga yang dapat dikurangkan pajak harus diperiksa lagi, karena tidak
semua otoritas pajak nasional mengakui pengurangan bunga (khususnya jika pinjaman
yang terkait dilakukan antarpihak-pihak yang berhubungan istimewa). Lagi pula,
pengakuan pajak tangguhan, yang timbal pada saat laba untuk keperluan pajak berbeda
dari laba untuk keperluan pelaporan eksternal, menjadi praktik yang diterima secara
umum di banyak negara-negara industri maju yang menjadi tempat operasi MNC. Karena
pajak tangguhan dianggap sebagai kewajiban tanpa bunga yang perlu dibayar, orang
dapat bertanya apakah pajak tangguhan ini benar-benar merupakan suatu sumber
pendanaan tanpa bunga dan harus dimasukkan dalam menentukan biaya modal.
Meskipun gagasan ini memiliki beberapa masukan berharga, kami tidak menyakini
bahwa perhitungan biaya modal harus memasukkan pajak tangguhan.
Untuk mengimplementasikan teori penganggaran modal internasional dalam praktik,
tidaklah selalu langsung dan tidak mudah dilaksanakan. Dalam praktik nyata, aspek
proses penganggaran modal yang paling sukar dan paling penting adalah memperoleh
informasi yang akurat dan tepat waktu, khususnya dalam lingkungan internasional, di
mana perbedaan iklim, budaya, bahasa, dan teknologi informasi makin memperumit
masalah ini.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penganggaran Modal MNC


Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penganggaran modal MNC,
antara lain (Yulianti dan Handoyo, 1998:331-336): 
1. Fluktuasi valuta asing
Valuta asing selalu berfluktuasi sepanjang waktu, baik menguat maupun melemah.
Sulitnya peramalan kurs secara benar dan akurat menyebabkan MNC haurus membuat
beberapa skenario untuk mengantisipasi perubahan valuta asing. Ada dua skenario yang
dapat dipergunakan, yaitu skenario pesimis dan skenario optimis.
2. Inflasi 
Inflasi terjadi apabila biaya variabel per unit dan harga barang secara umum naik terus
menerus. Inflasi dalam setiap negara dapat berubah dari tahun ke tahun, sehingga akan
mempengaruhi aliran khas neto suatu proyek. Peramalan inflasi yang tidak akurat akan
menyebabkan ketidakakuratkan peramalan aliran kas neto. Tingkat inflasi di beberapa
negara berkembang dapat mencapai 200% atau lebih. Hal ini menyebabkan perusahaan
anak tidak mungkin melakukan peramalan tingkat inflasi secara akurat.
Biaya dan pendapatan juga dapat di pengeruhi oleh fluktuasi inflasi. Tetapi ukuran
pengaruh inflasi terhadap biaya berbeda dengan pengaruhnya terhadap pendapatan. Efek
bersama antara fluktuasi laju inflasi dan valuta asing terhadap aliran kas neto perusahaan
anak akana menghasilkan efak partial offestting ditinjau dari sudut perusahaan induk.
Apabila inflasi yang relatif tinggi tidak menyebabkan melemahnya nilai mata uang, maka
aliran kas neto proyek tidak akan mengalami partial offestting. 
3. Struktur penganggaran 
Nilai sebuah proyek ditentukan oleh struktur penganggaran perusahaan karena dengan
sumber pembiayaan yang berbeda, biaya modal akan berbeda pula. Dan hasil akhirnya,
NPV juga berubah. Sebuah perusahaan dapat memilih bentuk pembiayaan dengan modal
sendiri atau meminjam dari bank atau lembaga keuangan. Bentuk alternatif pembiayaan
seperti ini dapat pula ditentukan dengan analisis penganggaran modal. 
4. Blocked fund
Dalam beberapa kasus, negara tuan rumah mungkin melakukan pelarangan atas dana
yang akan dikirimkan oleh perusahaan anak ke perusahaan induk. Sebagai contoh,
beberapa negara mungkin mengharuskan pendapatan yang diterima perusahaan anak
diinvestasikan kembali di negara tuan rumah delama jangka waktu kurang lebih tiga
tahun sebelum pendapatan tersebut di izinkan untuk dikirimkan ke negara asal.
5. Ketentuan pembayaraan
Perusahaan induk kadang kala memaksa perusahaan anak untuk mengirimkan dana dalam
persentase tetap ( dihitung dari pendapatannya ). Tindakan ini akan memperumit
peramalan jumlah dana yang harus dikirimkan ke perusahaan induk. 
6. Nilai sisa
Besaranya nilai sisa ( salvage value ) proyek MNC memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap NPV proyek. Apabila salvage value tidak tentu, maka MNC tidak akan
mengetahui dengan pasti nilai salvage value yang akan dipakai dalam menghitung NPV
perusahaan dan harus mengestimasikan ulang NPV didasarkan pada perubahan salvage
value tersebut. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah nilai salvage value minimal harus
menyebabkan NPV 0. apabila salvage value aktual menyebabkan NPV kurang dari 0
maka proyek tersebut tidak layak. Niali salvage value pada saat NPV sama dengan 0
dinamakan break oven salvage value yang dapat diperoleh dengan membuat NPV sama
dengan 0 dan menyusun kembali persamaan penganggaran modal.
7. Insentif pemerintahan negara asal
Proyek baru MNC diluar negeri dapat memberikan dampak yang menguntungkan bagi
kondisi perekonomian negara asal. Karena itu, investasi berupa pendirian perusahaan
anak di luar negeri sangat didukung oleh pemerintah negara asal. Berbagai insentif
ditawarkan oleh pemerintah negara asal, antara lain berupa pinjaman dengan bunga
rendah dan pengurangan tingkat pajak. Hal ini mempengaruhi analisis pengangaran
modal. Dengan subsidi pemerintah maka initial aoutlays yang harus dikeluarkan
perusahaan untuk mendiirikan perusahaan diluar negeri akan berkurang. Kedua tipe
insentif pemerintah ini dapat memberikan dampak yang berbeda bagi perusahaan induk.
Insentif berupa pinjaman dengan tingkat bunga rendah, lebih menguntungkan bagi
perusahaan induk dari pada penurunan tingkat pajak. Karena apabila pemerintah negara
asal menurunkan tingkat pajak maka tidak mustahil pemerintah negara tujuan justru
menaikkan tingkat pajak untuk mengimbangi penurunan dari negara asal. Efek offestting
ini menyebabkan keuntungan yang akan diterima perusahaan induk menjadi berkurang
atau hilang sama sekali.

8. Biaya sosial
Suatu proyek perlu memasukkan biaya sosisl dalam perhitungan pengeluaran operasional
normal. Biaya sosial ini dapat berupa penyediaan tempat tinggal, pendidikan, dan
perawatan kesehatan bagi pekerja. Biaya-biaya ini dapat diperhitungkan secara langsung
dalam estimasi aliran kas periodik. Pengabaian biaya sosial akan menghasilkan
Keputusan penganggaran modal yang keliru. 
9. Pengambilan oleh pemerintahan negara tuan rumah
Salah satu bentuk risiko bentuk negara yang akan dihadapi MNC adalah diambilalihnya
perusahaan anak oleh pemerintah setempat. Risiko seperti ini akan mempengaruhi NPV.
Karena itu perusahaan perlu memperkirakan NPV proyek, sbelum diambil alih.

F. Analisis Pembubaran Usaha


Untuk proyek luar negeri yang telah dijalankan masih perlu dinilai kembali untuk
mengetahui apakah proyek tersebut masih layak atau lebih baik dibubarkan. Apabila nilai
NPV pembubaran negatif maka proyek tersebut lebih baik tidak dibubrkan. Demikian
pula sebaliknya, jika NPV pembubaran bernilai positif maka lebih baik dilakukan
pembubaran. Banyak pembubaran yang terjadi disebabkan oleh penilaian kembali
industri terkait dan kondisi perekonomian negara asal maupun negara tuan rumah.
Sebuah perusahaan yang rasional tidak akan mau mengoperasikan perusahaan anaknya
kalo tidak mendapatkan keuntungan. 
G. Akuisisi Internasional
Akuisisi internasional perusahaan sama halnya dengan investasi proyek internasional
lain. Perusahaan MNC juga perlu mengeluarkan initial outlays dan berharap memperoleh
aliran kas yang secara keseluruhan nilai sekarangnya lebih besar dari pada initial outlays.
Banyak perusahaan besar yang tertarik untuk melakukan akuisisi internasional. Analisis
penganggaran modal dapat digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan dapat di
akuisisi atau tidak. Analisis penganggaran modal untuk akuisisi internasional harus
memperhitungkan tingkat faluta asing. 
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan ketika akan melakukan akuisisi
internasional, antara lain :
1. Perubahan valuta asing
Waktu ideal untuk membeli perusahaan asing adalah ketika tingkat spot dalam mata uang
MNC mencapai tingkat yang sangat rendah dan diperkirakan akan naik setiap waktu.
Konsekuensinya, akuisisi proyek potensial dari negara lain akan menyebabkan MNC
menerima kekayaan yang lebih tinggi atau lebih rendah dari pada mengakuisisi
perusahaan lokal. 
2. Required rate of return
Faktor lain yang mempengaruhi nilai potensial akuisisi adalah rate of return akuisisi,
karena terdapat perbedaan biaya modal antar negara. Sehingga akuisisi di suatu negara
menjadi lebih menarik dari pada di negara yang lain.
3. Kemampuan untuk menggunakan finansial leverage
Perusahaan kadangkala meminjam dana untuk membiayai akuisisi internasional.
Erusahan-perusahaan dibernagai negar meiliki fleksibilitas yang lebih tinggi untuk
meminjam dana, karena investor dan kreditor di negara-negara tersebut mau menerima
finansial leverage yang lebih tinggi. Perusahaan-perusahaan seperti ini mungkin lebih
berhasil dalam menyelesaikan akuisisi internasional.
4. Akuntansi dan peraturan pajak 
Sistem akuntansi dan peraturan perpajakan dapat menciptakan keunggulan kompetitif
dalam perusahaan yang melekukkan akuisisi. Karena lebih menguntungkan bagi
perusahaan yang melakukan akuisisi di negara yang sistem akuntansinya lebih
menguntungkan dan yang memberikan profisi pajak.
5. Halangan oleh pemerintah negara tujuan
Halangan secara eksplisit maupun implisit yang dilakukan oleh pemerintah negara tujuan
terhadap akuisisi yang akan dilakukan MNC tidak selalu memberikan keuntungan.
Bahkan kadang merintangi dan menghilangkan kemungkinan untuk melakukan akuisisi.
H. Analisis Risiko Politik dan Ekonomi
Perusahaan umumnya lebih menyukai untuk menanam investasi di negara yang mata
uangnya relatif stabil, perekonomiannya sehat, dan peluang risiko politiknya kecil.
Namun, dalam praktek tidak semua negara memiliki kondisi yang menguntunkan seperti
itu. Oleh karena itu, perusahaan harus menaksir berbagai konsekuensi risiko politik dan
ekonomi atas usulan investasi yang potensial (Kuncoro, 2001:404).
Ada empat metode yang dapat digunakan untuk memasukan risiko politik dan ekonomi,
seperti risiko fluktuasi mata uang dan nasionalisasi, ke dalam analisis investasi asing,
yaitu:
1. Tingkat diskonto yang disesuaikan (Risk-Adjusted Discount Rate)
Dengan menganggap hal lain tetap, tingkat penyesuaian risiko dapat dihitung dari tingkat
diskonto perusahaan. Tingkat diskonto cenderung mengurangi nilai proyek secara
keseluruhan. Pendekatan ini sangat mudah digunakan, tetapi apabila aliran kas proyek
selama periode tidak diketahui secara pasti (tidak menentu) maka risiko yang dimasukan
dalam perhitungan proyek juga mengalami ketidakpastian. Akibatnya perhitungan risiko
dengan metode ini mengandung subjektivitas dan tidak mencerminkan risiko yang
sesungguhnya secara akurat. Namun demikian metode ini masih sering dipakai karena
sangat mudah. 
2. Certainty Equivalent
Metode ini menganggap bahwa aliran kas proyek dapat dikalikan dengan suatu koefisien
certainty ekuivalent, dengan nilai antara nol sampai satu. Apabila aliran kas diketahui,
risiko dapat dimasukan dalam perhitungan. Namun demikian karena metode ini
menghitung aliran kas secara ekuivalen, maka nilai risiko yang diperoleh dari
perhitungan terkadang terlalu besar untuk tahun-tahun tertentu.
3. Payback period
Payback periode dapat didefinisikan sebagai periode yang diperlukan perusahaan untuk
menutup initial outlay. Apabila selama periode proyek tidak dapat menutupi initial
outlay, maka proyek tersebut harus ditolak. Begitu pula sebaliknya, proyek dapat diterima
apabila aliran kas selama periode lebih besar daripada initial outlay-nya.
Metode ini memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak memperhitungkan aliran kas
proyek secara keseluruhan dan tidak memasukkan tingkat diskonto dalam perhitungan
penganggaran modal. Apabila jangka waktu proyek lebih panjang daripada waktu
penerimaan yang diharuskan dalam payback periode maka proyek tersebut layak
diterima, dan NPV akan bernilai positif. 
4. Analisis sensitivitas
Terkadang dalam memperkirakan NPV suatu proyek, MNC mengestimasinya melalui
estimasi terhadap variabel input. Analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui
seberapa sensitif NPV apabila variabel input berubah. Estimasi terhadap variabel input
dapat menghasilkan estimasi baru terhadap NPV. Secara lebih jelas, apabila NPV selalu
positif selama masa revisi dalam estimasi, maka proyek tersebut menjadi lebih layak bagi
perusahaan. Apabila dalam berapa kasus NPV bernilai negatif, maka keputusan untuk
menolak dan menerima proyek menjadi lebih sulit. 

I. Evaluasi Kinerja Operasi Luar Negeri


Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sistem pengendalian yang efektif. Sistem
evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat memungkinkan manajemen puncak untuk:
1. Mempertimbangkan profitabilitas operasi yang ada
2. Menentukan araea yang memiliki kinerja tidak seperti yang diharapkan
3. Mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yag terbatas dengan produktif
4. Mengevaluasi kinerja manajemen
5. Memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi.
Evaluasi kinerja untuk operasi luar negeri harus berhubungan dengan kerumitan seperti
volatilitas kurs, inflasi luar negeri, harga transfer, budaya nasional yang berbeda, dan
sejumlah pengaruh lingkungan lainnya. Jika faktor-faktor ini diabaikan, kantor pusat
menghadapi risiko untuk menerima ukuran-ukuran hasil operasi yang terdistorsi.
Konsekuensi langsung yanag timbul adalah berkurangnya efisiensi perushaan dan
kemungkinan berkurangnya daya saing.

1. Konsistensi
Tujuan utama evaluasi kinerja adalah untuk memastikan profitabilitas. Namun demikian,
terdapat potensi untuk terjadinya konflik apabila sistem evaluasi kinerja tidak sesuai
dengan sifat khusus operasi luar negeri yang mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari
laba jangka pendek.demikian pula, penekanan pada profitabilitas dan efisiensi jangka
pendek dapat mengalihkan perhatian dari strategi perusahaan dan manufaktur yang
penting dan meniadakan karyawan perusahaan. 
Berdasarkan keunikan misi tiap-tiap anak perusahaan luar negeri, sistem evaluasi kinerja
harus memungkinkan bagaimana tujuan anak perusahaan sesuai dengan keseluruhan
tujuan perusahaan. Perusahaan harus yakin untuk tidak mengorbankan tujuan jangka
panjang karena manajer anak perusahaan terlalu sibuk dengan hasil jangka pendek.
Kepatuhan terhadap tujuan jangka panjang dapat dicapai dengan memastikan bahwa
tujuan kinerja jangka pendek dan insentif manajemen terpenuihi di dalam rencana
strategis perusahaan.

2. Kinerja Unit versus Manajemen


Tindakan beberapa pihak, masing-masing dengan kepentingan yang berbeda terhadap
hasilnya, dapat memengaruhi kinerja operasi luar negeri. pihak-pihak ini meliputi (tidak
terbatas pada) manajemn lokal, manajemen kantor pusat, pemerintah negara penerima
dan pemerintah negara induk perusahaan.
Manajer lokal dengan jelas dapat memengaruhi laba yang dilaporkan melalui keputusan
operasi. Keputusan yang dibuat oleh kantor pusat juga memengaruhi laba luar negeri.
Untuk melindungi niali aktiva yang terletak pada negara yang rentan terhadap devaluasi,
bagian treasuri perusahaan seringkali menginstruksikan unit luar negeri untuk
mengirimkan dana kepada anak perusahaan yang berlokasi di negara dengan nilai mata
uang yang kuat.
Tindakan dan kebijakan pemerintah negara tuan rumah juga secara langsung
memengaruhi hasil yang dilaporkan dari suatu anak perusahaan asing. Rasio ketentuan
kapitalisasi minimum di berbagai negara seringkali memperbesar nilai investasi yang
menjadi dasar perbandingan laba. Kontrol valuta asing yang membatasi ketersediaan
mata uang asing untuk membayar impor yang diperlukan seingkali akan menekan kinerja
anak perusahaan. Kontrol gaji dan harga juga dapat merusak kinerja yang dilaporkan oleh
manajer lokal.
Manajer lokal harus dievaluasi hanya berdasarkan pos-pos neraca dan laporan laba rugi
yang dapat mereka pengaruhi.evaluasi spesifik dapat dilakukan dalam praktik dengan
membagi masing-masing pos neraca dan laporan laba rugi menjadi komponen yang dapat
dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.

3. Kriteria Kinerja
Dua dari kriteria kinerja keuangan yang paling banyak digunakan oleh MNC ketika
mengevaluasi operasi luar negeri adalah pengembalian atas investasi (return on
investment-ROI) dan kinerja yang dianggarkan. ROI menghubungkan laba perusahaan
menurut dasar investasi tertentu, kinerja yang dianggarkan membandingkan kinerja
operasi dengan anggaran. Ukuran ROI lebih tepat untuk mengukur kinerja unit,
sedangkan perbandingan anggaran lebih bermanfaat dalam mengevaluasi manajer.
Kriteria non keuangan menekan ukuran keuangan dengan memberikan perhatian terhadap
tindakan-tindakan yang mungkin secara signifikan memngaruhi kinerja jangka panjang.
Kriteria ini sangat penting khususnya dalam memisahkan kinerja manajemen dan unit.
Ukuran-ukuran non keuangan yang penting mencakup pangsa pasar, inovasi produk dan
proses, pengembangan personalia dan moral karyawan, dan ukuran produktivitas. Juga
kinerja dalam tanggung jawqab sosial dan hubungan dengan pemerintah negara tuan
rumah. Faktor-faktor tersebut sangat penting untuk memastikan berlanjutnya
keberhasilan di luar negeri.
4. Isu Pengukuran dan Perubahan Harga dalam Evaluasi
Perancang sistem evaluasi untuk operasi luar negeri juga harus menghadapi isu
pengukuran akuntansi. Apakah nilai aktiva dalam mata uang lokal harus disesuaikan
terhadap perubahan harga jika inflasi merupakan faktor pendorong yang signifikan?
Penyajian ulang seperti itu akan mempengaruhi secara langsung pengukuran berbagai
komponen ROI dan statistik kinerja untuk evaluasi anggaran dan kinerja.

BAB III
ANALISIS KOMPARATIF

A. Mengukur Ekspektasi Pengembalian


Mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup
menantang. Misalkan untuk keperluan diskusi semata, unit operasi manufaktur Daimler
Chrysler di AS sedang mempertimbangkan untuk membeli 100 kepemilikan fasilitas
manufaktur di Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai setengah dari investasi
tersebut dalam bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya akan didanai oleh pinjaman bank
lokal dengan tingkat suku bunga pasar yang berlaku. Fasilitas Rusia tersebut akan
mengimpor setengah dari bahan mentah dan komponennya dari induk perusahaan AS dan
akan mengekspor setengah dari basil produksinya ke Hungaria. Untuk mengembalikan
dana kepada induk perusahaan, fasilitas Rusia akan membayar lisensi, royalti untuk
penggunaan paten induk perusahaan, dan imbalan jasa teknis untuk jasa manajemen yang
diterima. Laba dari fasilitas Rusia akan dikirimkan kepada induk perusahaan sebagai
dividen. Tampilan 10-2 memberikan gambaran proyeksi arus kas yang perlu diukur.

Metode untuk mengestimasikan proyeksi arus kas yang terkait dengan fasilitas di Rusia
mirip dengan yang digunakan untuk sebuah perusahaan domestik. Pikiran penerimaan
didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman antisipasi penagihan. Beban operasi
(yang dikonversikan sesuai dengan setara kas) dan pajak lokal juga sama-sama
diramalkan. Namun demikian terdapat tambahan karumitan yang harus dipertimbangkan,
antara lain :
1. Arus kas Proyek versus induk perusahaan
2. Arus kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
3. Pendanaan yang bersubsidi
4. Risiko politik
Proses ini juga harus mempertimbangkan pengaruh perubahan harga dan fluktuasi nilai
mata uang atas ekspektasi pengembalian mata uang asing. Jika arus kas dalam mata uang
lokal bersifat tetap (yaitu jika perusahaan Rusia tersebut dalam bentuk investasi obligasi),
maka pengukuran pengaruh kurs akan bersifat langsung. Di sini depresiasi rebel Rusia
terhadap dolar AS mengurangi nilai ekuivalen dolar atas pendapatan bunga di masa
depan. Apabila suatu perusahaan manufaktur yang masih beroperasi menghasilkan laba
dalam mata uang asing, analisis yang dilakukan akan lebih rumit. Perubahan kurs
memengaruhi arcs kas operasi bersih. Dengan demikian, pengukuran akuntansi atas
pengaruh kurs terhadap masing-masing jenis aktivitas (seperti penjualan domestik vs
ekspor, biava domestik vs impor dan pengaruh kumulatif terhadap proyeksi arus kas)
menjadi perlu dilakukan.
Apabila sudut pandang induk perusahaan yang digunakan, arus kas untuk induk
perusahaan jarang sekali mencerminkan arus kas perusahaan afiliasi luar negeri. Satu-
satunya arus kas yang relevan adalah arus kas yang memiliki konsekuensi langsung
terhadap induk perusahaan.
Sumber utama arus kas induk perusahaan meliputi pinjaman dari induk perusahaan,
dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalti, harga transfer untuk pembelian dari atau
penjualan kepada induk perusahaan dan estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas
ini memerlukan pemahaman atas perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi
pemerintah, laju inflasi, dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan jika manajer keuangan bergantung
pada laporan keuangan pro forma dengan dasar lokal ketika mengestimasikan arus kas
masa depan. Apabila aturan pengukuran yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini
berbeda dari aturan yang digunakan di negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi
perbedaan dalam estimasi arus kas. Perbedaan ini dapat memengaruhi pajak penghasilan
perusahaan dan arus kas.
Dengan demikian, diperlukan estimasi inflasi masa depan dan pengaruhnya terhadap kurs
masa depan yang digunakan untuk mengonversikan arus kas luar negeri ke dalam mata
uang induk perusahaan. Akhirnya, provisi yang berkaitan dengan pengenaan pajak atas
sumber laba luar negeri harus dipertimbangkan.

B. Praktik Evaluasi Kinerja: ICI


Selama masa embargo awal tahun 1970-an, harga minyak yang merupakan salah satu
bahan mentah utama ICI meningkat sebanyak 5 kali lipat dalam 1 tahun. Akibatnya,
manajemen puncak diinformasikan bahwa tingkat pengembalian sebesar 50 persen tidak
cukup. Pengamatan atas pengaruh inflasi terhadap akun-akun historis mengungkapkan
enam konsekuensi negatif sebagai berikut:
1. Harga pokok penjualan dinilai lebih rendah dibandingkan dengan penjualan kini;
2. Modal yang digunakan dinilai lebih rendah terkait dengan nilai kini;
3. Sebagai akibat dari poin (1) dan (2), pengembalian atas modal dinilai lebih tinggi
secara ganda;
4. Perbandingan kinerja divisi yang didasarkan pada aktivitas serupa dengan umum yang
berbeda merupakan sesuatu yang tidak tepat;
5. Perbandingan kinerja anak perusahaan antarnegara tidak bermakna;
6. Perbandingan kinerja antarwaktu tidak valid.
Untuk menghilangkan distorsi ini, ICI menetapkan pernyesuaian biaya kini (Current Cost
Adjustment) ke dalam sistem pelaporan internal. Selain itu, ICI juga membagi ukuran
kinerja kedalam dua kategori, yaitu:
1. Jangka panjang
ICI menggunakan ukuran arus kas untuk menentukan apakah suatu produk akan
menghasilkan uang yang cukup untuk membayar penggantian pabrik, bagiannya untuk
biaya perusahaan dan menghasilkan laba untuk mendanai perubahan yang realistis.
Sebagai ukuran ROI, ICI menggunakan rasio laba operasi dalam biaya kini (sebelum
bunga, pajak, dan dividen) dengan aktiva tetap dalam biaya kini ditambah modal kerja
bersih. Aktiva dinilai berdasarkan biaya penggantian dan bersih dari depresiasi untuk unit
usaha besar dan belum dikurangkan depresiasi untuk lini produksi yang lebih kecil untuk
menghilangkan distorsi akibat umum aktiva (yaitu penyebut akan menurun dalam
beberapa waktu semata-mata karena depresiasi, sehingga meningkatkan tingkat
pengembalian).
2. Jangka pendek
Ukuran kinerja jangka pendek yang utama adalah dengan membandingkan hasil aktual
dengan anggaran, dengan perhatian khusus pada rasio keuangan seperti marjin laba kotor.
ICI menggabungkan ekspektasi inflasi ketika menyusun harga jual dan biaya operasi
seperti perkiraan beban tenaga kerja untuk anggaran lokal. Dengan demikian, kinerja
dilacak dengan menggunakan biaya aktual barang yang terjadi setiap bulan. Anggaran
juga mencakup ramalah beban depresiasi berdasarkan indeks lokal yang mencerminkan
biaya penggantian aktiva. ICI juga memasukkan ramalan penyesuaian modal kerja
moneter (monetaru working capital adjustments) ke dalam anggarannya.
Solusi ICI terhadap pelaporan inflasi pada dasarnya berfokus pada neraca dan laporan
laba rugi agregat. Berikutnya ditawarkan sistem pelaporan internal yang memungkinkan
manajer untuk mengamati angka yang dilaporkan dengan cara yang lebih terpisah.
Analisis varians valuta asing mengasumsikan bahwa manajer lokal bertanggungjawab
terhadap hasil operasi domestik. Idealnya, tanggung jawab manajer lokal terhadap valuta
asing harus sejalan dengan kemampuan untuk bereaksi terhadap perubahan kurs.
Pengaruh ekonomi yang ditimbulkan oleh perubahan kurs terhadap kinerja dapat lebih
besar daripada yang terlibat melalui ukuran akuntansi saja. Untuk dapat menganalisis
lebih lengkap pengaruh inflasi dan volatilitas mata uang, dan memperkuat kemampuan
untuk bereaksi, perusahaan perlu untuk menganalisis posisi pasar kompetitif dan
pengaruh perubahan mata uang terhadap biaya dan pendapatan dan terhadap persaingan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 

A. Kesimpulan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan penganggaran modal MNC, antara
lain : fluktuasi valuta asing, inflasi, struktur penganggaran, blocked fund, ketentuan
pembayaran, salvage value, insentif pemerintah, biaya sosial, dan pengambilalihan
perusahaan oleh pemerintah negara tujuan. Dasar yang dipakai dalam penganggaran
modal meliputi nilai sekarang neto, aliran kas tambahan, dan nilai sekarang yang
disesuaikan.
Ada dua sudut pandang yang dapat digunakan oleh MNC dalam melakukan
penganggaran modal. Sudut pandang ini adalah sudut pandang perusahaan induk dan
sudut pandang perusahaan anak. Kedua sudut pandang ini menimbulkan perbedaan hasil
akhir analisis penganggaran modal. Beberapa faktor yang menyebabkan perbedaan hasil
penganggaran modal dari kedua sudut pandang ini adalah perbedaan pajak, pembatasan
kiriman, pengenaan biaya administrasi yang terlalu mahal dan perubahan kurs valuta
asing.
Selain sudut pandang, ada beberapa karakteristik penting yang perlu dipertimbangkan
dalam analisis penganggaran modal, yaitu investasi awal (initial outlays), permintaan
konsumen, harga, biaya variabel, biaya tetap, jangka waktu proyek, nilai likuidasi,
pembatasan dana transfer, peraturan perpajakan, valuta asing, dan tingkat kembalian yang
diharapkan.
Akusisi internasional sama dengan proyek asing lainnya, yaitu sama-sama meliputi initial
outlays dan ekspektasi aliran dana yang akan diperoleh pada setiap periode. Regulasi
pemerintah atas akuisisi perlu dipertimbangkan MNC ketika melakukan estimasi aliran
kas masa yang akan datang. 

B. Rekomendasi
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penganggaran modal MNC perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama, perlu dilakukan penelitian lapangan yang lebih mendalam untuk mengetahui
kondisi tertentu yang terjadi dalam perusahaan MNC serta negara tujuannya. Hal ini
ditujukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor-faktor tertentu yang
mempengaruhi penganggaran modal MNC. Misalnya, kebijakan ekonomi suatu negara di
waktu tertentu pasti akan mempengaruhi strategi penganggaran modal MNC.
Kedua, perlu dilakukan penelitian terhadap semua dasar-dasar penganggaran modal MNC
sehingga kita dapat mengetahui sejauh mana semua dasar-dasar penganggaran modal
MNC dapat memberikan hasil yang diharapkan yang sesuai teori.
http://dr-skripsi.blogspot.co.id/2010/11/multinasional-company-mnc.html jm 9.12

Analisis Valuta Asing Dalam Penerapan IFRS

Munculnya perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional didorong karena adanya
kebutuhan manusia akan berbagai sumber daya, yang pada kenyataannya tidak dapat dipenuhi di dalam
negara tersebut karena keterbatasan sumber daya tertenty. Sedangkan di beberapa negara lain terdapat
sumber daya tertentu yang berlebihan, tetapi kekurangan dalam sumber daya lainnya. Oleh karena
itulah perdagangan internasional dibutuhkan, sebab bila suatu negara mengeluarkan biaya yang lebih
tinggi untuk memproduksi produk tertentu, dibandingkan membelinya dari negara lain. Perdagangan
barang-barang dan jasa dari suatu negara ke negara lain di luar batas negara itulah yang dimaksud
dengan perdagangan internasional. Setiap negara menjadi terspesialisasi dalam memproduksi barang
dan jasa sehingga mencapai efisiensi, yang berikutnya akan terjadi pertukaran dengan apa yang
diproduksi di pasar global semakin tajam dan menuntut perusahaan untuk semakin efisien. Hal ini
menjelaskan misalnya mengapa negara seperti jepang dan Amerika Serikat banyak memproduksi
komponen komputer (technology based), sedangkan negara seperti Jamaica dan Mexico yang memiliki
keunggulan murahnya ongkos dasar pekerja/buruh lebih memilih memproduksi barang pertanian dan
Handmade. Hal ini akan berkontribusi pula terhadap pencapaian standar hidup yang lebih baik di negara
yang terjun dalam perdagangan internasional. Faktor-faktor lainnya yang mendorong mempercepat
tumbuhnya pasar global diantaranya adalah standarisasi produk dan proses, kemajuan teknologi,
perkembangan infrastruktur, reformasi ekonomi, privatisasi sektor publik, berkembangnya perusahaan
domestik menjadi perusahaan multinasional dan transnasional.
Adanya operasi manufaktur secara global yang mengembangkan spektrum yang luas meliputi
pengembangan produk, proses produksi, pemasaran, dan distribusi serta technology. Serta adanya
pasar modal global yang mana menyediakan peluang untuk investor dan debitur untuk terlibat dalam
membiayai aktivitas dunia. Ditunjang oleh kemajuan terknologi dan deregulasi yang memungkinkan
kreditur dan debitur bertransaksi dalam waktu yang tidak nyata di pasar internasional. Hal ini telah
menimbulkan berbagai konsekwensi yang belum muncul pada pasar tradisional. Konsekwensi ini
diantaranya adalah: 1) bertransaksi dan bertranslasi ini menggunakan mata uang asing yang
menimbulkan aturan-aturan akuntansi tentang kurs mata uang asing, 2) resiko manajemen kurs devisa
yang dapat menimbulkan laba rugi perubahan kurs, 3) dampak perpajakan atas operasi internasional, 4)
dampak laporan konsolidasi mengenai cabang asing dan perusahaan yang digabungkan, karena masalah
ketidaksamaan standar akuntansi di satu negara dengan negara lain, 5) dampak penyesuaian daya beli
laporan keuangan, 6) dampak harga transfer multinasional, 7) dampak perbedaan standar akuntansi dan
pengungkapannya, 8) perlunya aturan untuk pasar modal global, 9) akuntan berperan dalam memberi
informasi tentang alokasi sumber daya yang optimum, 10) karena berubahnya orientasi akuntansi dari
stewardship function menjadi accountability, maka akuntan membantu orientasi perubahan tersebut
agar berjalan dengan smooth misalnya dengan membantu restrukturisasi system informasi untuk
mengadaptasi kemajuan teknologi informasi, 11) melakukan restrukturisasi system informasi untuk
mengadaptasi kemajuan teknologi informasi, 12) memberikan informasi untuk pengambilan keputusan
atas munculnya proyek infrastruktur yang sebelum pasar global belum muncul (baik tentang cost-
benefit analysis, estimasi biaya proyek, maupun pengendalian atas paska produksi), 13) aturan
perpajakan, 14) membantu menciptakan kode dalam perusahaan global, 15) aturan akuntansi untuk
lingkungan global (misalnya anlisa biaya energie dan limbah).

Praktik akuntansi Internasional merupakan suatu yang kompleks, baik bagi perusahaan yang
kepemilikan dan operasinya disatu negara maupun dibeberapa negara (Domestic maupun Multinational
Corporations) seperti: transaksi valuta asing, translasi laporan keuangan mata uang asing, translasi mata
uang asing dan inflansi, perpajakan internasional dan harga transfer.

Transaksi valuta asing adalah transaksi yang dilakukan dalam valuta asing, bukan pelaporan
mata uang perusahaan. Pelaporan mata uang perusahaan adalah pelaporan mata uang yang dipakai
didalam laporan keuangan perusahaan. Transaksi dalam valuta asing bisa mencakup pembelian dan
penjualan barang dan jasa, pinjam meminjam dana, penerimaan atau pembayaran deviden dan lain-lain.
Berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing, yaitu harga satu unit suatu mata uang dinyatakan dalam mata
uang lainnya. Mata uang negara-negara dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan menyediakan
tempat bagi pembeli dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi transfer pembayaran
internasional (contoh: dari importir kepada ekspotir), memungkinkan terjadinya pembelian atau
penjualan internasional secara kredit (contoh: letter of credit suatu bank yang memungkinkan barang
dikirimkan kepada pembeli yang belum dikenal sebelum dilakukan pembayaran) dan menyediakan alat
bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko nilai mata uang yang
tidak stabil melalui transaksi mata uang asing pada pasar spot, forward atau swap. Swap adalah sebuah
transaksi spot dan forward yang terjadi bersamaan. Berkaitan denga akuntansi untuk forward contract
ini ada empat nilai tukar yang perlu diketahui, yaitu: spot rate pada tanggal kontrak dibuat, nilai tukar
forward contract, nilai tukar yang diharapkan ketika kontrak dilakukan, dan nilai tukar spot rate
sesungguhnya ketika kontrak selesai. Informasi tentang nilai tukar ini diperlukan untuk menentukan
apakah akan melakukan kontrak dan evaluasi terhadap keputusan kontrak. Dalam mengambil keputusan
untuk melakukan kontrak, seorang manajer keuangan dapat melihat pada dua biaya yang berbeda, yaitu
premi/ diskon dan opportunity cost. Premi/diskon adalah perbedaan forward rate dan spot rate pada
saat kontrak dilakukan. Bila forward rate lebih besar dari spot rate maka ada premi, sebaliknya bila
forward rate lebih kecil dari spot rate ada diskon. Sedangkan opportunity cost adalah perbedaan antara
forward rate dan spot rate yang diharapkan. Dalam evaluasi kontrak yang sudah ada, opportunity cost
adalah perbedaan antar forward rate dan actual spot rate.

Ketika sebuah perusahaan melakukan komitmen berarti perusahaan melakukan kontrak


perjanjian untuk melakukan penjualan atau pembelian dengan delivery yang akan dilakukan dimasa
yang akan datang. Dalam hal ini tidak ada transaksi penjualan atau pembelian yang dicatat karena
pengiriman belum dilakukan dan pembayaran belum dilakukan, atau dengan kata lain kedua belah pihak
belum melaksanakan apa-apa yang telah ditetapkan dalam komitmen tersebut. Karena kontrak yang
terjadi merupakan kontrak yang melibatkan komitmen terhadap hedging (perlindungan) yang dilakukan
perusahaan, maka pengakuan adanya kerugian atau keuntungan akan ditangguhkan sampai transaksi
tersebut dicatat sebagai bagian penyesuaian terhadap harga yang disepakati bersama.Transaksi mata
uang asing ini dapat terjadi karena jual beli barang atau jasa, pembayaran atau penerimaan deviden,
atau dapat juga pembayaran atau penerimaan uang pokok dan bunga dari obligasi. Utang/piutang mata
uang asing diwujudkan pada tarif kurs yang berlaku saat ini pada setiap tanggal neraca, dengan
menghasilkan laba/ rugi yang mencerminkan pendapatan sekarang juga. Untuk forward contract yang
diadakan guna melindungi utang/ piutang mata uang asing, maka premi/ diskonnya diamortisasi selama
umur kontrak dan laba/ rugi dari kontrak tersebut dimasukkan langsung ke income. Alasan ketiga untuk
melakukan forward contract adalah untuk melindungi pengungkapan posisi neraca kantor perwakilan/
kantor cabang diluar negeri. Konsep dari pengungkapan tersebut secara singkat berarti bahwa
ekuivalensi dolar terhadap mata uang asing pada perkiraan dineraca akan berubah bila nilai tukarnya
berubah. Dalam hal ini, alasan utama perusahaan mengadakan kontrak adalah untuk memperoleh uang
dari kontrak, bukan untuk melindungi komitmen bisnis, transaksi, atau pengungkapan posisi neraca.
Prosedur akuntansi untuk kontrak spekulasi adalah 1) dalam pencatatan kontrak mengabaikan
premium/diskon, 2) pada setiap tanggal neraca, tandailah nilai kontrak ke nilai pasarnya, 3) mengakui
laba/rugi kontrak pada setiap tanggal neraca. Laba/rugi yang timbul dari langkah kedua didapat dengan
mengalikan jumlah kontrak dengan selisih antara tarif forwardnya dan nilai kontrak pada saat dicatat
pada laporan keuangan sebelumnya.

Bisnis internasional menyebabkan munculnya masalah baru, yaitu tentang mata uang suatu
negara yang berbeda dengan mata uang negara lain. Dengan demikian, proses konversi perlu dilakukan,
yaitu suatu mata uang asing diubah ke mata uang yang lain. Situasi menjadi kompleks ketika perusahaan
menyajikan laporan keuangannya dalam suatu mata uang tertentu namun harus disajikan pula dalam
mata uang yang lain. Kondisi ini melahirkan proses translasi, yaitu suatu mata uang disajikan dalam mata
uang yang lain. Situasi menjadi kompleks ketika suatu perusahaan menyajikan laporan keuangannya
dalam suatu mata uang tertentu namun harus disajikan pula dalam mata uang yang lain. Kondisi ini
melahirkan proses translasi, yaitu suatu mata uang disajikan dalam mata uang yang lain. Salah satu
alasan perlunya proses translasi suatu laporan keuangan adalah untuk membantu pemakai memahami
laporan keuangan tersebut. Contoh, investor perancis yang akan berinvestasi di Amerika serikat tentu
saja lebih menginginkan mengetahui laporan keuangan dalam bentuk franc dari pada dalam dolar.
Beberapa istilah dalam proses translasi di antaranya: 1) Functional Currency, adalah nilai mata uang dari
lingkungan di mana perusahaan beroperasi, 2) Reporting Currency, adalah nilai mata uang yang
digunakan perusahaan induk dalam menyiapkan laporan keuangannya, 3) Foreign Currency, adalah nilai
mata uang selain “Reporting Currency”, 4) Local Currency, adalah nilai mata uang negara dimana
perusahaan asing beroperasi. Local Currency merupakan “Foreign Currency” untuk perusahaan induk.
Functional Currency dapat menjadi reporting currency atau foreign (local) currency. Proses translasi
mencakup pencatatan kembali suatu perkiraan dari suatu nilai mata uang ke dalam nilai mata uang yang
lain. Bila nilai tersebut diistilahkan dengan “historical exchange rate”. Dan bila nilai tukar yang digunakan
adalah nilai tukar pada saat tanggal neraca, maka hal tersebut diistilahkan dengan “current or closing
rate”.

Proses pengubahan nilai mata uang dalam neraca dan laporan rugi laba dilakukan dengan
mengalihkan jumlah mata uang asing dengan nilai tukar yang layak. Ada 4 cara utama yang secara
historis digunakan dalam proses translasi, yaitu: Current-noncurrent method, Temporal method, dan
Current Rate Method. Sebagai tambahan, berbagai variasi dari beberapa metode juga digunakan. Dalam
hal ini tidak akan ada metode tunggal yang dipergunakan secara universal, namun keseluruhannya telah
digunakan di satu negara atau lebih pada suatu waktu. Current-Noncurrent Method, dalam metode ini
aktiva lancar dan utang lancar diubah dalam nilai tukar saat ini, sedangkan aktiva tetap, utang jangka
panjang, dan modal diubah dalam nilai tukar histories. Asumsi yang digunakan dalam metode ini adalah
perkiraan-perkiraan dalam neraca dapat dikelompokkan menurut tingkat maturitasnya. Monetary-
Nonmonetary Method, dalam metode ini, aktiva dan utang yang berbentuk uang diubah dengan nilai
tukar saat ini (current rate), dan aktiva, utang, dan modal yang tidak berbentuk uang diubah dalam
historical rate. Filosofi pendekatan ini adalah bahwa aktiva dan utang yang berbentuk uang memiliki
atribut yang sama sehingga penyajiannya harus disesuaikan dengan perubahan nilai tukar. Metode ini
membolehkan utang jangka panjang untuk diubah dalam current rate. Temporal Method, dalam metode
ini, kas, piutang, dan utang (baik jangka pendek maupun jangka panjang) diubah dalam current rate.
Sedangkan aktiva dan kewajiban yang lain diubah dalam current atau historical rate, tergantung pada
karakteristiknya. Metode ini memiliki kelebiham pada sifatnya yang fleksibel. Current Rate method,
metode ini paling mudah dilakukan karena semua aktiva dan kewajiban diubah dalam current rate.
Hanya nilai bersih yang dapat diubah dalam historical rate. Metode ini mengakibatkan laporan yang
sudah diubah dapat mempertahankan rasio dan hubungannya dengan local currency.

Perusahaan di Amerika Serikat harus mengikuti peraturan “Foreign Currency Translation”, yang
diterbitkan oleh Financial Accounting Standard Board, dimana anak perusahaan asing dikategorikan
menjadi 1) mandiri dan otonom atau 2) integral dengan aktivitas perusahaan-perusahaan induk. Anak
perusahaan yang mandiri dan otonom merupakan anak perusahaan yang beroperasi secara independen
dari perusahaan induk. Pendapatan dan biaya terjadi sebagai respons terhadap kondisi lokal, tidak
banyak arus kas anak perusahaan yang berdampak terhadap arus kas perusahaan induk, dan tidak
banyak terjadi transaksi antara perusahaana induk denga anak perusahaan. Mata uang lokal disebut
sebagai mata uang “fungsional”. Laporan keuangan untuk anak perusahaan yang mandiri ditranslasi
menggunakan nilai tukar akhir-tahun, dan laporan laba rugi di translasi menggunakan rata-rata nilai
tukar mata uang. Tidak ada dampak terhadap laba rugi konsolidasi akibat mentranslasi laporan
keuangan anak perusahaan asing otonom. Metode ini disebut dengan metode nilai tukar yang berlaku
yang dimodifikasi (modified current rate method). Metode ini mempertahankan rasio keuangan neraca
dan laba rugi dalam satuan dolar tetap sama dengan rasio dalam satuan lokal. Disisi lain, anak
perusahaan asing integral beroperasi sebagai ekstensi dari dan tergantung kepada perusahaan induk.
Pendapatan dan pengeluaran anak perusahaan amat dipengaruhi oleh induk perusahaan. Aliran kas
anak perusahaan berdampak langsung terhadap aliran kas perusahaan induk, dan terjadi banyak
transaksi intra perusahaan antara anak perusahaan dengan perusahaan induk. Untuk anak perusahaan
tipe ini, dolar AS disebut mata uang “fungsional” Laporan keuangan untuk anak perusahaan semacam ini
ditranslasi menggunakan metode temporal. Sebagian besar negara kontinental Uni Eropa tidak memiliki
standar. Praktik yang terjadi diserahkan ketangan perusahaan, namun saat ini sebagian besar
perusahaan dari negara ini mengikuti International Accounting Standards. Standar Jepang mewajibkan
penggunaan metode nilai tukar yang berlaku (current rate method) dalam segala situasi, dengan
penyesuaian translasi disajikan dalam  neraca sebagai aktiva atau utang. Mata uang Euro pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1999 di 11 negara anggota uni eropa. Perkenalan Euro akan
menyederhanakan translasi mata uang asing yang beroperasi di zona Euro. Dengan ini, perusahaan tidak
perlu lagi menangani 11 mata uang, cukup satu mata uang.

Suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi suatu negara dan nilai eksternal mata uangnya
telah ditunjukkan secara empiris. Alhasil penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan
aktiva nonmoneter yang berlokasi dilingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada
saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban
depresiasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan
pembaca ketimbang memberi informasi kepada pembaca. Penilaian mata uang yang lebih rendah
biasanya merendahkan kekuatan laba dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio
pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi disuatu operasi luar negeri dapat menciptakan
harapan yang palsu ats keuntungan masa depan.

Financial Accounting Standard Board menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi,
karena yakin bahwa penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya
historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi, standar amerika
mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang
berdomisili dilingkungan dengan hiperinflansi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan
ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs
historis. Metode ini memiliki keterbatasan. Pertama, translasi berdasarkan kusr historis akan bermakna
hanya jika perbedaan tingkat inflasi antara negara tuan rumah anak perusahaan dan negara induk
perusahaan berhubungan negatif sempurna dengan kurs nilai tukar. Jika tidak, nilai ekuivalen dolar
aktiva dalam mata uang asing, dalam lingkungan berinflasi akan menyesatkan. Jika tingkat inflasi
diperekonomian dengan hiperinflasi turun dibawah 100 persen selama periode tiga tahun dimasa
mendatang, perubahan kedalam metode kus ini (karena mata uang lokal akan menjadi mata uang
fungsional) akan menimbulkan penyesuaian yang signifikan selama masa semantara tersebut.
Berdasarkan keadaan ini, pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing
terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yan signifikan terhadap rasio keuangan
yang memiliki penyebut berupa ekuitas pemegang saham. Masalah translasi mata uang asing tidak
dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.

Penelitian yang dlilakukan oleh Andre Kevin Roring dkk dengan judul “Analisis Penerapan PSAK
No. 10 Tahun 2012 Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk”. Penelitian tersebut
menggunakan penelitian deskriptif yaitu menganalisa dan membandingkan data-data yang diperoleh
pada penerapan PSAK No. 10 tahun 2012 terhadap Bank BCA menyimpulkan bahwa PT. Bank Central
Asia (BCA) Tbk dalam menerapkan PSAK No. 10 tahun 2012 tentang pengaruh perubahan kurs valuta
asing telah menerapkan kebijakan-kebijakan yang  mendukung penerapan PSAK No. 10 tahun 2012
dalam kegiatan aktivitas bank sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, dalam hal ini bank
melakukan analisis-analisis untuk melihat kebijakan penerapan PSAK No.10 tahun 2012 yang dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu dilihat dari penentuan mata uang fungsional, pengukuran pos moneter
dan pos non-moneter, dan penyajian kembali laporan keuangan setelah diterapkan PSAK No.10 tahun
2012.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Heru Nugroho dengan judul “Analisis Pengaruh
Inflansi, Suku Bunga, Kurs Dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks LQ45” menyimpulkan bahwa
pengaruh inflasi terhadap kinerja saham adalah negatif. Artinya semakin tinggi laju inflasi akan membuat
kinerja saham akan memburuk. Pada penelitian ini terbukti bahwa variabel inflasi mempengaruhi secara
negatif kinerja saham LQ45 namun tidak signifikan, karena mempunyai tingkat signifikasi sebesar 0.171,
sehingga lebih besar dari 5 persen bahkan juga tidak signifikan di 10 persen. Karena itu hipotesa variabel
inflasi mempengaruhi secara negatif di tolak. Pengaruh suku bungan terhadap kinerja saham adalah
negatif, artinya semakin rendah suku bunga maka tingkat investasi di pasar saham akan meningkat. Pada
penelitian ini terbukti bahwa kinerja saham LQ45 dipengaruhi secara negatif suku bunga dengan tingkat
signifikansi 0.00 lebih kecil dari 0.05. oleh karena itu hipotesa variabel suku bunga mempengaruhi indeks
LQ45 secara negatif di terima. Pengaruh kurs mata uang $ terhadap kinerja saham adalah negatif. Pada
penelitian tersebut terjadi anomali yang membuktikan bahwa kinerja saham dipengaruhi secara positif
oleh kurs mata uang $. Sehingga semakin membesar nilai rupiah/ semakin membaik. Oleh karena itu
hipotesa variabel kurs mata uang $ mempengaruhi indeks LQ45 secara negatif di tolak.Pengaruh jumlah
uang beredar terhadap kinerja saham adalah positif. Pada penelitian ini terbukti bahwa kinerja saham
LQ45 dipengaruhi secara positif oleh jumlah uang beredar dengan tingkat signifikansi 0.00 lebih kecil
dari 0.05. oleh karena itu hipotesa variabel jumlah uang beredar mempengaruhi indek LQ45 secara
positif di terima.

Lain halnya penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Zuhdi Amin dengan judul “Pengaruh
Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar (USD/IDR), dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) “, menyimpulkan bahwa dari
hasil pengujian memberikan gambaran bahwa tingkat inflasi tidak berpengaruh secara parsial terhadap
IHSG, hal ini menunjukkan bahwa tingkat inflasi tidak secara langsung mempengaruhi keputusan
investor berinvestasi dalam bentuk saham di BEI. Faktor tingkat inflasi tidak secara langsung menjadi
pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor masih lebih cenderung
menunggu dan mengamati faktor lainnya (tingkat suku bunga SBI, nilai kurs USD/Rp, dan lainnya), baru
kemudian investor mengambil keputusan terkait investasi saham di BEI. Selanjutnya, suku bunga SBI
menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap pergerakan IHSG dalam empat tahun terakhir. Hal ini
bertentangan dengan mayoritas teori yang ada. Banyak teori/konsep yang menyatakan bahwa suku
bunga SBI berpengaruh terbalik (negatif) terhadap IHSG, terdapat berbagai asumsi atas penyimpangan
ini, mungkin karena investor tetap raru pada investasi saham sebagai imbas krisis finansial di AS dan
Eropa, meskipun suku bunga deposito telah turun. Selain itu, mungkin juga investor memiliki alasan lain
yang kuat (di luar faktor suku bunga) ketika tidak tertarik pada investasi saham dalam negeri meski pada
saat itu keadaan suku bunga SBI yang menurun. Keputusan investasi melibatkan faktor tekhis dan
psikologis dari investor itu sendiri sehingga tidak selamanya teori yang ada selalu terbukti. Kemudian,
alasan lain adalah dalam periode penelitian ini pernah terjadi keadaan tidak cateris paribus, sehingga
memungkinkan terjadi ketidaksesuaian kenyataan denga teori yang ada. Untuk variabel kurs
menunjukkan pengaruh negatif signifikan faktor nilai kurs USD/Rp terhadap IHSG. Hal ini
menginformasikan bahwa menguatnya kurs dollar terhadap rupiah akan berdampak pada menguatnya
indeks harga saham gabungan (IHSG), dan juag sebaliknya. Kenyataan ini sesuai dengan konsep bahwa
jika dollar menguat terhadap rupiah (harga dollar mahal) maka kemungkinan investor akan cenderung
mengalihkan investasinya dalam bentuk valas dollar AS dibandingkan berinvestasi saham, dan
sebaliknya. Menguatnya dollar terhadap rupiah juga akan berdampak pada perusahaan emiten pada
umumnya. Perusahaan emiten yang mempunyai hutang dalam bentuk dollar dan pemenuhan sumber
daya produksi yang diimpor atau dibayar menggunakan dollar, akan mengalami peningkatan beban
maupun kerugian selisih kurs. Hal ini akan berdampak pada penurunan laba perusahaan, sehingga
investor menjadi lebih ragu untuk berinvestasi pada saham perusahaan-perusahaan emiten yang
terkena dampak negatif itu dan lebih memilih berinvestasi dalam dollar atau lainnya. Terakhir dari hasil
uji regresi menunjukkan pengaruh positif signifikan pergerakan indeks Dow Jones terhadap pergerakan
IHSG. Hal ini sejalan dengan teori dan beberapa penelitian yang adan menyatakan bahwa indeks Dow
Jones berpengaruh positif atau searah secara signifikan terhadap IHSG. Pengaruh positif indeks Dow
Jones terhadap IHSG mengindikasikan telah terintegrasinya pasar modal indonesia dengan pasar modal
Amerika Serikat.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Imam Mukhlis dengan judul “ Analisis Volatilitas
Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Terhadap Dolar” menyimpulkan bahwa volatilitas nilai tukar mata uang
Rp/US $ sebelum krisis ekonomi pada tahun 1997/1998 menunjukkan pergerakan yang relatif rendah
dan stabil. Hal ini sebagai akibat dari sistem nilai tukar yang dianut yang menerapkan sistem nilai tukar
mengambang terkendali. Dalam konteks ini intervensi dari otoritas moneter sangat dominan dalam
menjaga pergerakan nilai tukar mata uang Rp/US $ agar tidak terlalu Volatil. Namun demikian periode
setelah krisis ekonomi menunjukkan adanya pergerakan nilai tukar mata uang US$ dibandingkan dengan
periode sebelum krisis ekonomi terjadi. Puncak dari volatilitas nilai tukar mata uang Rp/US$ terjadi pada
periode 1997/1998 yang menandakan adanya kesenjangan antara penawaran dan permintaan terhadap
mata uang asing (US$) dibandingkan dengan mata uang lokal (Rp). Hal ini terjadi karena ekspektasi
masyarakat yang tidak rasional dalam mensikapi krisis ekonomi yang terjadi. Sehingga perilaku
ekonominya menjadi liar dan mencerminkan moral hazard yang tinggi. Berkenaan dengan dinamika yang
terjadi pada perkembangan nilai tukar mata uang Rp/US$ tersebut, maka dibutuhkan beberapa
kebijakan, diantaranya adalah: 1) fokus kebijakan pada stabilitas nilai tukar mata uang Rp/US$ dengan
memperhatikan faktor ekspektasi masyarakat terhadap kondisi perekonomian. Hal ini dapat dilakukan
dengan mencermati pola kegiatan ekonomi masyarakat yang terjadi, sehingga dapat lebih terkendali
transaksi ekonominya, 2) diperlukan instrumen keuangan lain dalam rangka untuk memperbanyak
pilihan masyarakat dalam mengalokasikan dana yang dimilikinya. Hal ini tentunya juga dibarengi dengan
memberikan insentif yang ada yang lebih menarik, sehingga dapat mengurangi konsentrasi terhadap
salah satu instrument yang ada.

Penelitian yang dilakukan oleh Linda Dwi Oktavia dengan judul “ Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai
Tukar Rupiah, Dan Inflasi Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Sesudah Privatisasi (studi
kasus pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk) hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
berdasarkan pada hasil uji parsial diketahui bahwa variabel independen yang berpengaruh secara parsial
terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelum privatisasi adalah suku bunga SBI, hal tersebut
disebabkan karena suku bunga merupakan salah satu instrumen konvesional untuk mengendalikan laju
pertumbuhan inflasi, dimana inflasi yang tinggi menyebabkan menurunnya profitabilitas suatu
perusahaan, sehingga variabel suku bunga SBI berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Sedangkan untuk variabel independen lainnya yaitu nilai tukar rupiah dan inflasi tidak berpengaruh
secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan sebelum privatisasi, hal tersebut disebabkan
karena dalam operasional perusahaan, kebutuhan akan pemakaian mata uang asing tidak begitu
diperlukan, biasanya setiap aktivitas yang dilakukan perushaan menggunakan mata uang rupiah,
sehingga variabel nilai tukar rupiah tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan
dan karena pada tahun 2000 hingga 2001. Dan, berdasarkan hasil uji secara parsial bahwa variabel
independen yang berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan sesudah privatisasi
adalah suku bunga SBI dan Inflasi, hal tersebut disebabkan suku bunga merupakan salah satu instrumen
konvensional untuk mengendalikan laju pertumbuhan tingkat inflasi, dimana inflasi yang tinggi
menyebabkan menurunnya profitabilitas suatu perusahaan, sehingga variabel suku bunga SBI
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pada variabel independen lainnya yaitu nilai tukur rupiah
tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja keuangan perusahaan sesudah privatisasi, hal
tersebut disebabkan karena dalam operasional perusahaan, kebutuhan akan pemakaian mata uang
asing tidak begitu diperlukan, biasanya setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan menggunakan mata
uang rupiah, sehingga variabel nilai tukar rupiah tersebut tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.

Daftar Pustaka

Amin, Muhamad Zuhdi, 2012, Pengaruh tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar (USD/IDR), Dan Indeks
Dow Jones (DJIA) Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia (BEI) ,
Skripsi FEB UB.

Fauziah, Fitri Ella, 2005, Exposure Translasi Akuntansi Perkembangan Dan Dampaknya Bagi Negara-Negara
ASIA, Jurnal Dinamika Ekonomi & Bisnis, Vol. 2, No. 1.

Kewal, Suramaya suci, 2012, Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs, Dan Pertumbuhan PDB Terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan, Jurnal Economia, Vol.8, No. 1, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Musi Palembang.

Lestari, Etty Puji, 2008, Dampak Ketidakstabilan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Permintaan Uang M2 Di Indonesia ,
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol.9, No.2, Universitas Terbuka Jakarta.

Manurung, Elizabeth T, 2008, Pengaruh Perubahan Kurs Mata Uang Asing Dengan Kondisi Ekonomi Dihubungkan
Dengan Peran Akuntan Dalam Mendukung Harmonisasi Penerapan IFRS Di Indonesia, Bina Ekonomi
Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi Unpar, Vol. 12, No. 2.
Mukhlis, Imam, 2011, Analisis Volatilitas Nilai Tukar Mata Uang Rupiah Terhadap Dolar, Journal of Indonesian
Applied Economic, Vol. 5, No. 2, Fakultas EkonomiUniversitas Negeri Malang.

Nugroho, Heru, 2008, Analisi Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dam Jumlah Uang Beredar Terhadap Indeks LQ45
(Studi Kasus Pada BEI Periode 2002-2007), Tesis program Studi Magister Manajemen Universitas
Diponegoro.

Oktavia, Linda Dwi, 2009, Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah, dan Inflasi Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Privatisasi, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta.

Roring, Andre Kevin, 2014, Analisis Penerapan PSAK No.10 Tahun 2012 Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank
Central Asia (BCA) Tbk, Jurnal Emba, Vol. 2, No. 4, Universitas Sam Ratulangi Manado.

Santoso, Hendra F, 2005, Akuntansi Inflasi, Jurnal Akuntansi, Vol. 5, No. 1, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen
Krida Wancana.

Santoso, Hendra F, 2010, Akuntansi Internasional, Jurnal Akuntansi, Vol. 10, No. 1, Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Krida Wacana

http://mei270593.blogspot.co.id/2015/04/analisis-valuta-asing-dalam-penerapan.html jm 9.16

Pengaruh tingkat
inflasi, tingkat
Suku Bunga (BI
Rate)Terhadap
Nilai Tukar Rupiah
atas Dolar Amerika
Rabu, 01 April 2015

BAB I
PENDAHULUAN

Abstrak

Nilai mata uang Rupiah dan perbandingan dengan nilai mata uang acuan internasional yaitu
Dollar Amerika. Dalam Kurs valuta asing nilai tukar antara suatu mata uang terhadap mata uang lainnya,
adalah sebagai indicator utama untuk melihat tingkat kestabilan perekonomian suatu negara. Jika kurs
mata uang negara tersebut tidak stabil, maka perekonomian negara tersebut tidak baik atau sedang
mengalami krisis ekonomi. Jadi, dalam kajian makalah ini saya membahas tentang “ Pengaruh tingkat
inflasi, tingkat Suku Bunga (BI Rate)Terhadap Nilai Tukar Rupiah atas Dolar Amerika Periode 2009-
2013”bertujuan untuk mencari dan mengetahui apakah pengaruh dan factor-faktor mendasar dari
tingkat inflasi terhadap nilai tukar rupiah dolar amerika dan tingkat suku bunga  Efek (BI rate) terhadap
nilai tukar rupiah dolar Amerika Serikat,  hasil dari analisis yang saya cari menyatakan bahwa inflasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Gerakan tukar rupiah dolar Amerika (USD / IDR). Di sisi lain,
tingkat suku bunga berpengaruh negative dan signifikan terhadap nilai tukar (USD / IDR). Kenapa bisa
terjadi demikian, karena dari hasil yang saya cari dan ketahui bahwa jika tingkat BI rate mengalami
kenaikan maka arah pergerakan nilai tukar USD/IDR akan menurun. Selain itu, pertumbuhan ekonomi
setiap negara maju dan berkembang semakin pesat dan banyaknya perusahan-perusahan yang memiliki
aktiva yang sangat besar maka melindungi nilai terhadap aktiva menjadi kebutuhan perusahaan maupun
suatu negara dalam melindungi aktivanya.

Kata kuncinya : Kurs mata uang, inflasi, Suku bunga (BI rate) pengaruhnya terhadap USD/IDR.
A.   Latar Belakang Masalah

Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran  dan permintaan
terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata,2004:163). Kurs merupakan salah satu harga yang penting
dalam perekonomian terbuka. Penerapan nilai tukar mengambang dan penggunaan bahan baku impor
menyebabkan nilai tukar sangat berpengaruh terhadap perekonomian Negara. Sejak periode 1970
hingga sekarang Indonesia telah melakukan 3 kali perubahan system nilai tukar. Pada tahun   1964-1978
Indonesia menganut system nilai tukar tetap. Berdasarkan UU No. 32 tahun 1964 nilai tukar resmi
Indonesia yaitu RP250/USD. Pada tahun 1978 Indonesia menetapkan nilai tukar mengambang terkendali
ditetapkan di Indonesia, nilai tukar rupiah dari tahun ke tahun terus mengalami depresiasi terhadap US
dollar. Nilai tukar rupiah berubah-ubah antara Rp644/USD – RP2.383/USD.

            Pada tahun 1997 Indonesia menganut system nilai tukar mengambang bebas. Sejak pertengahan
Juli 1997, Rupiah mengalami tekanan yang mengakibatkan semakin melemahnya nilai rupiah terhadap
US dollar. Tekanan tersebut diakibatkan oleh adanya currency turmoil,yang melanda Thailand dan
menyebar ke negara-negara ASEAN termasuk Indonesia. Hal ini menyebabkan Indonesia mengalami
krisis moneter pada tahun 1998, yang mana pada saat itu banyak perusahaan mengalami kebangkrutan
karena tidak mampu membayar kewajibannya dalam bentuk valuta asing.

            Nilai tukar rupiah pada tahun 2013 berada dalam tren melemah. Berdasarkan laporan Bank
Indonesia tekanan terhadap nilai tukar rupiah tersebut tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global
yang melambat dan harga komoditas internasional yang menurun, yang kemudian mendorong
melebarnya defisit transaksi berjalan indonesia. Tekanan terhadap nilai tukar rupiah semakin kuat sejak
akhir Mei 2013 saat terjadinya aliran keluar modal asing tersebut dipicu oleh ketidakpastian global
akibat rencana pengurangan stimulus moneter di AS (tapering off). Melemahnya nilai tukar rupiah
terhadap US dollar tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global, namun dapat juga dipengaruh factor
dari dalam negeri, diantarannya tingkat inflasi, BI rate dan nilai impor.

            Inflasi merupkan kondisi meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus sehingga
dapat menurunkan nilai mata uang suatu negara (Serfianto dkk, 2013:98). Adapun salah satu penyebab
inflasi adalah karena adanya kenaikan permintaan. Kenaikan permintaan ini akan mengakibatkan harga-
harga naik karena penawaran tetap, yang mana factor lain dianggap tetap (ceteris paribu).

berubah sehingga barang-barang di Indonesia relative semakin mahal dan barang-barang di


Amerika relative lebih murah. Hal ini mengakibatkan permintaan barang-barang Amerika akan
meningkat yang juga diikuti oleh peningkatan permintaan US dollar. Semakin tinggi permintaan US
dollar hal ini akan menyebabkan semakin sedikitnya persediaan US dollar, Sehingga harga
memperolehnya akan semakin mahal. Hal ini menggambarkan bahwa tingkat inflasi yang tinggi dapat
melemahkan nilai tukar mata uang suatu negara. Selain itu tingkat inflasi yang tinggi dapat memicu
bertambahnya nilai impor.

            Factor lain yang mempengaruhi perubahan nilai tukar adalah suku bunga (BI rate). Menaikkan
atau menurunkan suku bunga (BI rate) merupakan salah satu kebijakan moneter yang dilakukan oleh
Bank Indonesia untuk mengatur jumlah  uang beredar dan menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Perubahan suku bunga(BI rate) akan mempengaruhi investasi pada surat berharga luar negeri. Investor
yang berinteraksi secara global akan mencari negara dengan tingkat suku bunga yang menguntungkan
(Situmeang, 2010:51). Jika BI rate meningkat ketika tingkat suku bunga luar negeri relative tidak
berubah. Investor Indonesia akan mengurangi permintaan terhadap US dollar karena Indonesia
menawarkan tingkat pengembalian yang lebih menarik dan investor dari luar negeri akan menawarkan
US dollar untuk diinvestasikan dalam rupiah.

            Selain tingkat inflasi dan BI rate, factor lain yang mempengaruhi perubahan nilai tukar adalah nilai
impor. Impor merupakan perdagangan barang dari luar negeri ke dalam negeri, sehingga menyebabkan
adanya transaksi pembayaran ke luar negeri. Nilai impor Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun
ke tahun. Tingginnya nilai impor Indonesia dikarenakan banyak komponen bahan mentah dan penolong
yang masih harus diimpor. Makin besar kebutuhan impor makin besar pula permintaaan valuta asing
(Triyono, 2008:159).

            Dari latar belakang yang telah di uraikan, penulis ingin membuktikan secara empiris mengenai
bagaimana “ Pengaruh tingkat inflasi, tingkat Suku Bunga (BI Rate) Terhadap Nilai Tukar Rupiah atas
Dolar Amerika Periode 2009-2013”

B.     Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar balakng di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah sebagai

Berikut:

1.      Apa saja factor-faktor yang menyebabkan Rupiah melemah terhadap dollar Amerika?
2.      Apakah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dipengaruhi oleh inflasi?

3.      Apakah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dipengaruhi oleh BI rate?

C.   Tujuan Penulis

1.     Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Rupiah melemah terhadap dollar Amerika

2.      Untuk mengetahui pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dipengaruhi oleh inflasi

3.      Untuk mengetahui pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dipengaruhi oleh BIrate

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A.  Nilai tukar

            Menurut Situmeang (2010:44) “Nilai tukar adalah pernyataan nilai suatu mata uang dalam satu
mata uang negara lain”.
Menurut Sukirno (2006:397) ”Kurs adalah jumlah uang domestic yang dibutuhkan, yaitu
banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing”.

Menurut Oktavia dkk (2013:149) “Kurs adalah salah satu harga yang paling penting dalam
perekonomian terbuka, karena di tentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan
penawaran yang terjadi di pasar. Dari defenisi di atas dapat disimpulkan, nilai tukar adalah banyaknya
mata uang suatu negara yang dibutuhkan untuk memperoleh mata uang negara lain.

Nilai tukar lazim juga disebut kurs valuta asing dalam berbagai transaksi atau pun jual beli valuta asing,
dikenal ada 3 (tiga) jenis (sukwiaty dkk, 2005:25) yaitu:

1.      Kurs Jual

Kurs Jual adalah kurs yang dikeluarkan oleh bursa valuta asing untuk menjual satu unit mata uang asing
tertentu.

2.      Kurs Beli

Kurs Beli adalah kurs yang dikeluarkan oleh bursa valuta asing untuk membeli satu unit mata uang asing
tertentu.

3.      Kurs Tengah

Kurs Tengah adalah rata-rata dari kurs jual dan kurs beli. Kegunaan kurs tengah adalah untuk
menganalisis naik turunnya harga valuta asing di bursa, seperti memperjelas apresiasi dan depresiasi
valuta asing tertentu.

1. Faktor-Faktor yang mempengaruhi nilai tukar

Menurut situmeang (2006) ada 6 (enam) factor yang mempengaruhi kurs yaitu :

a.       Tingkat inflasi

Perubahan tingkat inflasi dapat mempengaruhi aktifitas perdagangan internasional karena adanya
perbedaan harga sebagai dampak inflasi tersebut.perubahan aktivitas perdagangan ini akan
mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang sehingga mempengaruhi nilai tukar, misalnya jika
tingkat inflasi Indonesia naik lebih tinggi relative dari pada amerika, maka nilai tukar rupiah terhadap US
dollar akan melemah. Secara nyata perubahan tersebut tidak hanya di sebabkan oleh sebuah factor
seperti inflasi namun kombinasi dari berbagai factor.

b.      Tingkat suku bunga

Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi investasi pada surat berharga luar negerisehingga
akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang asing. Investor yang berinteraksi secara
global akan mencari negara dengan tingkat suku bunga yang menguntungkan asumsikan jika tingkat
suku bunga di Indonesia naik ketika suku bunga di Amerika relative tidak berubah, maka investor dari
Indonesia akan mengurangi permintaan terhadap US dollar karena suku bunga di Indonesia
menawarkan pengembalian yang lebih menarik. Sebaliknya investor dari amerika akan
menginvestasikan modalnya di Indonesia dengan menawarkan US dollar untuk di investasikan di dalam
rupiah. Tingginya penawaran US dollar mengakibatkan penguatan Rp terhadap US dollar. Namun secara
nyata kenaikan suku bunga biasanya menggambarkan kenaikan inflasi.

c.       Kontrol pemerintahan

Pemerintahan adalah pihak yang memegang posisi yang sangat menentukan dalam menentukan nilai
tukar. Pemerintah memiliki kekuasaan yang besar dan juga memiliki kapasitas modal yang memadai
untuk mempengaruhi pasar

d.      Ekspektasi

Ekspektasi terhadap masa depan dapat menggerakkan nilai tukar mata uang seperti halnya pasar
keuangan lainnya. Investor akan melakukan antisipasi terhadap kemungkinan penggerakan nilai di  masa
yang akan datang.

Peramalan terhadap perubahan di masa depan tersebut mendorong investor mengambil keuntungan
dengan harapan mendahului pasar dalam mengambil tindakan antisipatif

e.       Interaksi factor-faktor

Factor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar tidak bekerja secara individual. Factor-faktor tersebutbaik
yang berhubungan dengan perdagangan maupun factor yang berhubungan dengan mata uang antar
negara.

2.      Sistem Nilai Tukar

(Menurut Sartono, 2003) ada empat sistem nilai tukar yaitu:


a.       Sistem nilai tukar tetap, adalah sistem dimana nilai mata uang suatu negara ditentukan tetap terhadap
mata uang negara lain. Sistem ini memaksa pemerintah untuk selalu menyesuaikan nilai tukarnyajika
tidak lagi sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan dengan cara mendevaluasikan mata uangnya.

b.      Sistem nilai tukar mengambang terkendali, dalam sistem ini bank sentral menentukan bahwa mata
uangnya boleh bergerak dalam rentan tertentu yang telah di tetapkan. Jika mata uang bergerak melebihi
batas atas dan batas bawah, maka bank sentral akan melakukan intervensi dengan membeli atau
menjual US dollar. Selain intervensi secara langsung dilakukan pemerintah juga menggunakan
instrument lain seperti suku bunga.

c.       Sistem nilai tukar bebas mengambang, dalam sistem ini pemerintah tidak lagi berkewajiban untuk
melakukan intervensi terhadap pergerakkan nilai tukar. Mata uangnya dibiarkan melakukan
penyesuaian melalui mekanisme pasar. Selain itu sistem ini dapat menghemat cadangan devisa negara.

B.  Inflasi

Inflasi merupakan suatu keadaan dimana harga barang mengenai kenaikan secara terus-menerus.
Menurut Serfianto (2013:98) “inflasi merupakan kenaikan di tingkat harga umum sehingga dapat
menurunkan nilai mata uang suatu negara”. Jadi, suatu keadaan mengidentifikasikan terjadinnya inflasi
adalah dimana harga barang-barang secara umum ( bukan satu atau dua barang saja) yang mengalami
kenaikkan harga.” Apabila terjadi kenaikkan harga namun hanya pada satu atau beberapa jenis barang
saja dan tidak berlangsung secara terus-menerus, maka hal itu tidak dapat di sebut sebagai inflasi.

1.      Factor-factor penyebab inflasi, yaitu:

a.       Inflasi karena kenaikan permintaan ( demand-pull inflation)

Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis barang. Dalam
hal ini, permintaan masyarakat maningkat secara agregat. Peningkatan ini dapat terjadi karena
peningkatan belanja pemerintah, peningkatan permintaan barang untuk diekspor, dan peningkatan dari
permintaan barang untuk kebutuhan swasta. Kenaikan permintaan masyarakat ini mengakibatkan
harga-harga naik karena penawaran tetap.

b.      Inflasi karena biaya produksi (cost-pull inflation)

Inflasi seperti ini terjadi karena adanya kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi terjadi
karena kenaikan  harga-harga baku, misalnya karena keberhasilan serikat buruhdalam menaikan upah
atau karena kenaikan bahan bakar. Kenaikan biaya produksi mengakibatkan harga naik dan terjadi inflasi
c.       Inflasi karena jumlah uang yang beredar bertambah

Teori ini diajukan oleh kaum klasik yang mengatakan bahwa ada hubungan antara jumlah uang
yang beredar dan harga-harga. Jika jumlah barang tetap sedangkan uang beredar bertambah maka
harga akan naik. Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi misalnya karena mencetak uang
bataaru yang mengakibatkan harga-harga naik.

d.      Jenis-Jenis Inflasi

Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat dibedakan atas empat (Alam 2007:217),yaitu:

1.      Inflasi ringan adalah inflasi yang masih belum Bgitu menganggu keadaan ekonomi. Inflasi ini masih
mudah di kendalikan. Harga-harga naik secara umum, tetapi belum menimbulkan krisis di bidang
ekonomi. Inflasi ringan berada dibawah 10% per tahun

2.      Inflasi sedang, inflasi ini belum membahayakan kegiatan ekonomi, tetapi inflasi ini sudah menurunkan
kesejahteraan orang-orang yang berpenghasilan tetap. Inflasi sedang berkisar antara 10%-30% per
tahun.

3.      Inflasi berat, inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian. Pada inflasi berat ini, orang
cenderung menyimpan barang. Dan umumnya orang enggan untuk menabun, karena bunga tabungan
lebih rendah dari laju inflasi. Inflasi berat berkisar antara 30%-100% per tahun

4.      Inflasi sangat berat (hyperinflasi), inflasi jenis ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian dan susah
dikendalikan walaupun dengan kebijakan moneter dan kebijakan fiskal. Inflasi sangat berat berada
diatas 100% per tahun

Kebijakan ekonomi suatu negara biasanya akan berusaha agar inflasi tetap berada pada taraf inflasi
ringan. Inflasi seperti ini akan mengurangi pandapatan rill pekerja-pekerja berpenghasilan tetap, tetapi
kemorosotan tersebar tidaklah terlalu besa. Inflasi seperti ini juga menimbulkan efek yang baik dalam
perekonomian. Keuntungan perusahaan meningkat (akibat harga yang meningkat tetapi tidak diikuti
oleh kenaikan gaji) dan ini akan meningkatkan lebih banyak investasi. Lanjutan dari perkembangan ini
adalah kesempatan kerja dan pendapatan meningkat dan mendorong pada pertumbuhan ekonomi.

e.       Dampak inflasi

Uang dapat menimbulkan banyak persoalan dalam kegiatan perekonomian uang yang berlebihan
akan menimbulkan kenaikkan harga-harga yang menyeluruh. Hal ini sesuai  dengn teori kuantitas yang
menyatakan bahwa tingkat harga ditentukan oleh jumlah uang beredar. Kemudian harga-harga yang
tinggi dan terus-menerus bukan saja menimbulkan beberapa efek buruk atas kegiatan ekonomi, tetapi
juga kepada kemakmuran individu dan masyarakat.

            Menurut Alam (2007:223-224) akibat-akibat yang ditimbulkan inflasi terhadap kegiatan ekonomi
masyarakat yaitu sebagai berikut:

a.       Dampak inflasi terhadap pendapatan, inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat.perubahan dapat
bersifat menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi inflasi lunak) inflasi dapat
mendorong perkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para pengusaha memperluas
produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan kerja baru sekaligus bertambahnya
pendapatan seseorang. Namum bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap inflasi akan menyebabkan
mereka rugi karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan barang dan jasa akan semakin
sedikit

b.      Dampak inflasi terhadap ekspor, pada keadaan inflasi daya saing untuk barang ekspor berkurang,
berkurangnya daya saing terjadi karena harga barang ekspor semakin mahal. Inflasi dapat menyulitkan
para eksportir dan negara. Negara mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang yang
mengakibatkan jumlah penjualan berkurang.

c.       Dampak inflasi terhadap minat orang untuk menabung. Pada masa inflasi, pendapatan riil para
penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena laju
inflasi

d.      Dampak inflasi terhadap kalkulasi harga pokok. Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk
menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar. Oleh karena persentase dari
inflasi tidak teratur. Kita tidak dapat memastikan berapa persen untuk masa tertentu.akibatnya,
menetapkan harga pokok dan harga jual sering tidak tepat. Keadaan inflasi ini dapat mengacaukan
perekonomian, terutama untuk produsen.

Inflasi yang serius, yaitu inflasi yang kelajuannya sudah tidak dapat dikendalikan. Tingkat inflasi yang
terlalu tinggi dapat membahayan perekonomian suatu negara. Hal ini akan mengurangi gairah
perusahaan untuk melakukan investasi yang produktif dan dapat menimbulkan kemerosotan nilai mata
uang dan defisit dalam neraca pembayaran. Berbagai masalah ini akan memperlambat pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan pengangguran.

      Inflasi akan memperkaya pemilik harta tetap, karena kenaikan nilai kekayaan mereka semangkin
meningkat. Maka jurang kesenjangan social masyarakat akan bertambah. Selain itu juga tingkat inflasi
luar negeri lebih tinggi dari pada tingkat inflasi domestic (Indonesia) maka penawaran dollar akan
meningkat untuk ditukarkan dengan rupiah. Maka semakin tinggi tingkat inflasi akan melemahkan nilai
tukar mata uang suatu negara. Oleh karena it, inflasi harus segera diatasi. Tindakan yang dapat diambil
untuk mengatasi inflasi dapat berupa kebijakan moneter, kebijakan fiskal atau kebijkan lainnya.

C. Suku Bunga (BI Rate)

BI rate merupakan variabel penting variabel ini digunakan dari penentuan suku bunga yang lain.
BI rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap rapat Dewan Gubernur bulan dan
diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan Ekuiditas
di pasar uang. Suku bunga menjadi lebih penting bagi Indonesia sejak dilepaskannya sistem nilai tukar
mengambang terkendali dan diganti dengan sistem nilai tukar mengambang bebas.

Menurut Gormaen, (2005:81). ”suku bunga adalah harga uang yang dibayarkan peminjam
diberbagai keadaan”.

Menurut suhandi (dalam Situmeang :2006 ) “ suku bunga adalah biaya yang harus di bayar oleh
peminjam yang diterima dan merupakn imbalan bagi pemberi pinjaman dan investasinnya”.

Menurut suhandi (dalam Situmeang,:2006) “ suku bunga adalah sebuah harga yang
menghubungkan masa kini dengan masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga
ditentukan oleh interaksi antara permintaab dan penawaran uang”.

Menurut Puspopranoto, (2004:69) “ tingkat bunga adalah biaya peminjam atau harta yang
dibayar untuk meminjam sejumlah dana”. Menurut milber, RL.Dan Vanhoose,DD (Puspranoto (2005:69)
menyatakan bahwa “ bunga adalah Sejumlah dana di nilai dalam uang, yang di terima si pemberi
pinjaman(kreditur), dan suku bunga adalah rasio dari bunga terhadap jumlah permintaan”.

Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa suku bunga adalah biaya yang harus dibayarkan
peminjam dan imbalan yang diterima pemberi pinjaman.

Suku bunga di bedakan atas 2 (dua), yaitu:

1.      Suku bunga nominal adalah tingkat bunga yang dapat diamati di pasar

2.      Suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga
nominal dikurangi dengan laju inflasi yang di harapkan.

Adapu Fungsi dan peran suku bunga adalah Suku bunga akan mempengaruh investasi surat
berharga luar negeri sehingga akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang asing
investor yang bertransaksi secara global akan mencari negara denagn tingkat suku bunga yang
menguntungkan. Jika tingkat suku bunga domestic (Indonesia) naik dan tinggkat suku bunga luar negeri
relative tidak berubah. Investor Indonesia akan mengurangi permintaan terhadap US Dollar suku bunga
di Indonesia menawarkan pengembalian yang menarik dan investor asing akan menawarkan US dollar
untuk ditukarkan dengan mata uang domestic (Indonesia). Penjelaan ini menggambarkan bahwa
kenaikan suku bunga akan mendorong pengutan nilai tukar mata uang suatu negara.

Menurut Puspopranoto (2004:71) tingkat bunga mempunyai beberapa fungsi dan peran penting dalam
perekonomian, yaitu:

a.       Membantu menggalinyatabungan berjalan kearah investasi guna mendukung pertumbuhan


perekonomian

b.      Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya memberikan dana kredit kepada proyek
investasi yang menjanjikan hasil tertinggi

c.       Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan permintaan akan uang di suatu negara

d.      Merupakan alat penting menyangkut kebijakan pemerintah melalui pengaruhnya terhadap jumlah
tabungan dan investasi.

BAB III

PEMBAHASAN ANALISIS
Indonesia memepunyai sumber daya alam yang besar, termasuk minyak mentah, gaas alam,
timah, dan emas. Indonesia mengekspor gas alam terbesar kedua di dunia, meski beberapa tahun
terakhir menjadi pengimpor bersih minyak mentah. Hasil pertanian yang utama termasuk beras, the,
kopi, rempah-rempah, dan karet. Sektor jasa adalah penyumbang terbesar PDB(SEKITAR 45.3%), dan
sektor pertanian 14,0% untuk pdb 2005. Meskipun demikian sektor pertanian mempekerjakan lebih
banyak orang daripada sektor-sektor lainnya, yaitu 44,3% dari 95 juta orang tenaga kerja. Pertumbuhan
PDB Indonesia tahun 2004 dan 2005 melebihi 5% dan diperkirakan akan terus berlanjut. Namun
demikian, dampak pertumbuhan itu belum cukup besar dalam memengaruhi tingkat pengangguran,
yaitu sebesar 9,75%. Perkiraan tahun 2006. Sebanyak 17,8% masyarakat hidup di bawah garis
kemiskinan, dan terdapat 49,0% masyarakat yang hidup dengan penghasilan kurang dari ASS 2 per hari.

Setiap negara memiliki kesatuan mata uang sendiri untuk kegiatan ekonomi dalam negri, yang
berbeda dwngan mata uang negara lain. Untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dan swasta yang tidak
dapat dipenuhi dari dalam negeri sendiri, melainkan dari luar negeri, maka suatu negara harus memiliki
devisa atau mata uang dari berbagai negara lain untuk mengadakan transaksi ekonomi dan keuangan
internasioanal. Dari sinilah awal terjadinya perdagangan mata uang asing (currency exchange) antar
negara. Perdagangan mata uang (valuta asing) pada masa lalu dilakukan secara konvensiaonal, selalu
menghadirkan fisik mata uang itu sendiri. ( Dauda paris, Analisis Pengaruh Fundamental Ekonomi,Vol 1)

Nilai tukar merupakan suatu pernyataan atau wujud suatru nilai mata uang dalam satu mata
uang negar lain. Pergerakan nilai mata uang ini akan terjadi setiapsaat seiring perubahan berbagai factor
yang berpengaruh terutama factor ekonomi negara-negara terkait. Pergerakkan nilai tukar mata uang
akan mempengaruh arus kas bersih yang diterima dari anak perusahaan serta jumlah jumlah uang yang
akan dibayarkan untuk transaksi internasionalnya. (situmenag, (2010:44)

Mata uang asing (valas) yang sering digunakan sebagai alat pembayaran dan kesatuan hitung
dalam transaksi ekonomi dan keuangan internasioanl disebut sebagai hard currency,yaitu mata uang
yang nilainya relative stabil dan kadang-kadang mengalami kenaikan (apresiasi nilai) terhadap mata
lainnya. Salah satu mata uang asing yang paling banyak digunakan dalam kegiatan ekonomi dan
keuangan internasioanal adalah mata uang Dollar Amerika Serikat (USD). Nilai tukar valuta asing
khususnya Dollar AS dapat mengalami apresiasi atau depresiasi terhadap mata uang lainnya (dalam hal
ini Rupiah). Naik turunya tingkat inflasi, suku bunga, tingkat pendapatan masyarakat, suhu politik,
kebijakan pemerintah di bidang moneter, keamanan dalam negeriyang tidak kondusif. Dengan
mengethui kondisi masa depan nilai tukar valuta asing terhadap Rupiah enggunakan prediksi deret
berkala (time series) baik jangka pendek maupun jangka panjang berguna bagi penyusunan rencana bagi
para pelaku ekonomi untuk mepersiapkan segala sesuatu sedini mungkin, sehingga hasil yang di capai
dapat optimal.
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi nilai tukar antara dua mata uang. Yaitu:

a.       Tingkat inflasi

b.      Tingkat suku bunga

c.       Tingkat pendapatan

d.      Kontrol pemerintahan

e.       Ekspektasi

Selain itu niali tukar rupiah juga terbentuk oleh pengaruh dari luar. Dalam teori (Purchasing
power parity)yang sering digunakan sebagai rujukan  untuk mengukur hubungan antar inflasi dan nilai
tukar menyebutkan bahwa harga dari produk yang sama seharusnya sama. Jika terdapat perbedaan,
maka permintaan akan berubah yang mendorong  harga menjadi sama.(Situmeang, 2010:103).

            Nilai tukar yang berflutuasi secara drastic tidak terkendali akan menyebabkan kesulitan pada
dunia usaha dalam merencanakan usahanya terutama bagi mereka yang mendatangkn bahan baku dari
luar negeri atau menjual barangnya ke pasar ekpor. Hal ini akan mendorong investor untuk melakukan
aksi jual terhadap saham-saham yang dimilikinya. Apabila banyak investor yang melakukan hal tersebut,
tentu akan mendorong penurunan indeks harga saham. Bagi investor sendiri,depresiasi rupiah terhadap
dollar menandakan bahwa prospek perekonomian Indonesia suram. Oleh karena itu, pengelolaan nilai
mata uang yang relative stabil menjadi salah satu factor moneter yang mendukung perekonomian
secara makro. Sebab depresiasi rupiah dapat terjadi apabila factor fundamental perekonomian
Indonesia tidaklah kuat.

a.       Tingkat inflasi

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus
menerus dan meluas. Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi factor produksi
nasional. Menurut (Nopirin,2000), efek inflasi yaitu:

1.      Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect)

Efek Terhadap Pendapatan (Equity Effect) sifatnya tidak merata, ada yang di rugikan tetapi ada pula
yang di untungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan
oleh adanya inflasi.

1.      Efek Terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)


Dengan adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dan
barang lin, yang kemudian mendorong terjadinya kenaikan produksi barang tertentu.

2.      Efek Terhadap Output (Output Effects)

Dalam keadaan inflasi yang tinggi nilai uang riil turun dengan drastic masyarakat cenderung tidak
mempunyai uang kas, transaksi mengarah ke barter dan biasanya diikuti dengan turunnya produksi
barang.

2.      Pengaruh Inflasi Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika

Inflasi merupakan kenaikan harga secara umum , misalnya jika laju inflasi di Indonesia meningkat
ketika inflasi di Amerika relative tidak berubah akan mengakibatkan barang Indonesia relative mahal dan
barang amerika relative lebih murah. Hal ini mengakibatkan permintaan barang amerika akan meningkat
yang juga di ikuti oleh peningkata permintaan US dollar.  Semangkin tinggi permintaan US dollar dan jika
tidak di barengi dengan penawaran yang cukup hal ini dapat menyebabkan semakin sedikitnya
persediaan US dollar, Sehingga Harga memperolehnya akan semakin mahal. Jadi dapat disimpulkan
tingkst inflasi yang tinggi dapat melemahkan nilai tukar mata uang suatu negara.

Salah satu cara pemerinth dalam menanggulangi inflasi adalah melakukan kebijakan menaikan
tingkat suku bunga. Tingkat inflasi sebagai salah satu indicator fundamental ekonomi mencerminkan
tingkat PDB dan PNB ke nilai yang sebenarnya. Nilai GDP dan GNP riil Merupakan indicator penting bagi
seoarang investor dalam membandingkan peluang dan resiko invests di mancanegara.

3.      Tingkat Suku Bunga

Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi investasi pada surat berharga luar negeri
sehingga akan mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang asing. Investor yang berinteraksi
secara global akan mencari negara dengan tingkat suku bunga yang menguntungkan. Kenaikan tingkat
suku bunga akan mendorong penguatan nilai tukar karena adanya investasi masuk, namun secara nyata
kenaikan suku bunga biasanya menggambarkan kenaikan inflasi yang berdampak pada pelemahan nilai
tukar.

4.      Pengaruh Suku Bunga (Bi Rate)  Terhadap Nilai Tukar Rupiah Atau Dollar Amerika Serikat

BI Rate merupakan suku bunga yang di tentukan Bank Indonesia, menaikkan atau menurunkan BI
rate merupakan salah satu kebijakan moneter. BI rate sangat penting perannya dalam mempengaruhi
aliran modal. Karena investor akan mencari negara dengan tingkat suku bunga yang menguntungkan.
Jika BI rate domestic rendah akan menyebabkan aliran modal dalam negeri mengalir keluar negeri dan
jika BI rate tinggi akan menyebabkan modal luar negeri masuk ke dalam negeri. Apabila banyak modal
yang mengalir ke Indonesia, maka penawaran akan dollar amerika akan meningkat. Hal ini menyebabkan
penentuan dollar amerika meningkat sehingga harga untuk memperolehnya sedikit atas apresiasi
rupiah.

Semangkin tinggi tingkat  BI rate akan menguatkan nilai tukar rupiah atau dollar amerika serikat.
Menurut Krugman (dalam Oktavia dkk, 2013:111) menyatakan kenaikan suku bunga domestic akan
menyebabkan apresiasi mata uang suatu negara dan kenaikan suku bunga luar negeri akan
menyebabkan depresiasi mata uang domestic.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa:

1.      Inflasi berpengaruh positif terhadap pergerakan nilai tukar USD/IDR, yang berarti bahwa jika tingkat
inflasi mengalami kenaikan maka arah pergerakan nilai tukar USD/IDR juga akan meningkat

2.      BI rate berpengaruh negative dan signifikan terhadap pergerakan nilai tukar USD/IDR, yang berarti
bahwa jika tingkat BI rate mengalami kenaikan maka arah pergerakan nilai tukar USD/IDR akan menurun

3.      PDB beropengaruh positif dan tidak signifikasi terhadap pergerakan nilai tukar USD/IDR, yang berarti
bahwa jika PDB mengalami kenaikan maka arah nilai tukar akan naik namun pengaruh sangat kecil

Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan di atas maka disarankan bahwa:

1.      Perlu ada pengendalian inflasi oleh pemerintah agar tingkat inflasi tidak terlalu tinggi (rendah) yang
dapat memengaruhi naiknya (turunynya) nilai tukar sehingga akan member dampak terhadap pelaku
ekonomi dalam negeri maupun yang melakukan perdagangan internasional. Oleh karena itu perlu ada
standar inflasi yang dipertimbangkan oleh pemerintah ( Bank Indonesia) sehingga dampak-dampak dari
tinggi atau rendahnya inflasi ini tidak menjadi risiko yang harus diterima dari pelaku ekonomi domestic.

2.      Perlu ada standar nilai BI rate yang berimbang bagi pelaku ekonomi domestic sehingga akibat dari BI
rate yang terlalu tinggi/ rendah yang berdampak pada nilai tukar rupiah tidak menjadi risiko yang bias
merugikan pelaku ekonomi domestic.
DAFTAR PUSTAKA

HadiWinata, Bob Sugeng. 2004. Politik Bisnis Internasional. Yogyakarta: Kanisiusa

Serfianto,R.dkk.2013. Pasar Uang dan Pasar Valas. Jakarta:  PT Gramedia Pustaka

Situmeang, Chandra.2010. Manajemen Keuangan Internasioanal. Bandung: Citaputaka Media Perintis

Ming, The Fer. 2005. Day Trading Valuta Asing. Jakarta: PT Alex Media Kumputiondo

Oktavia, Adek L, dkk. 2013. Analisis Kurs dan Money Supply di Indonesia. Jurnal kajian ekonomi.
Vol.1.No.02. Padang: Universitas Negeri Padang

Thobarry, Ahcmad Ath. 2009. Analisis Penagaruh Nilai Tukar Suku Bunga, Laju inflasi dan Pertumbuhan
GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sartono R, Agus, 2003. Manajemen Keuangan Internasioanal. Edisi ke 5. Jakarata: Erlangga


S, Alam, 2007. Ekonomi. Jakarta:Esis

Serfianto, R, dkk.2013 Pasar Uang dan Pasar Valas. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama

Puspopranoto, Sawaldjo, dkk.2004. Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan, Konsep, Teori dan
Realitas. Jakarta: Pustaka SPJES Indonesia

Dauda, Paris. 2011. Analisis Pengaruh Fundamental Ekonomi dan Pegerakan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Dollar Amerika(USD/IDR). STIMNETRO Makasar. Vol 1 No.2 tahun 2011

http://ayuagustinaregulerb.blogspot.co.id/ jm9.20

makalah resiko valuta asing manajemen resiko

KATA  PENGANTAR

         Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan tepat

waktu. Tanpa pertolongan Dia penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

        Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang ‘Risiko Valuta Asing’ yang kami

sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini disusun oleh penyusun dengan

berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan

penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan yang pada akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan.

        Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Penyusun menyadari makalah ini mempunyai banyak kekurangan. Krtik dan saran yang
bersifat membangun tentu sangat berarti bagi kami.

Banjar,    Mei 2015

       Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.……...…………………………………..………………………………………...i

DAFTAR ISI……………………………………..…………………………..…………………...ii

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang……………………….……………………………………………………….1

1.2  Rumusan masalah………………...…………………………………………………………..1

1.3  Metode penelitian……………………………………………………………………………..2

1.4  Tujuan penelitian……………………………………………………………………………..2

1.5  Sistematika penelitian…………………………………………………………………….…..3

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Valuta Asing…………………………………………………………………………………..5

2.2 Pengertian Pasar Valuta Asing………………………………………………………………..5

2.3 Pelaku Pasar Valas……………………………………………………………………………7

2.4 Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal………………………………………………………8

2.5 Tujuan Pasar Uang…………………………………………………………………………….8

2.6 Instrumen Pasar Uang…………………………………………………………………………9


2.7 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurs………………………………………………..11

2.8 Tujuan Transaksi Valas………………………………………………………………………14

2.9 Jenis Jenis Transaksi Valas…………………………………………………………………..14

2.10 Margin Trading……………………………………………………………………………..16

2.11 Pengertian Risilo Valas…………………………………………………………………….16

2.12 Manajemen Risiko Valas…………………………………………………………………...17

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………..19

3.2 Saran…………………………………………………………………………………………19

3.3 Kata Penutup…………………………………………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………20
BAB I
PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang

 Perkembangan perdagangan dunia yang semakin pesat di berbagai bidang menyebabkan


terbukanya kesempatan hubungan dagang antar negara sehingga kegiatan usaha tidak lagi berorientasi
di dalam negeri saja. Transaksi Perdagangan dunia pada era globalisasi ini berhubungan erat dengan
perdagangan valuta asing. Setiap transaksi, sekecil apapun transaksi tersebut, apabila melibatkan dua
negara atau lebih, pasti melibatkan pertukaran atau perdagangan valuta asing. Transaksi perdagangan,
seperti impor atau ekspor barang, jasa, dan bahan mentah, tidak dapat dipisahkan dari transaksi valuta
asing. Berbagai kegiatan investasi di seluruh dunia yang dilakukan dalam skala internasional, seperti
Foreign Direct Investment, maupunPortofolio Investment di pasar modal dan di pasar uang yang
diakukan oleh investor individu, Hedge Funds, dan Investment Bankers, selalu mengikutsertakan
transaksi valuta asing. Transaksi valuta asing dapat dilakukan dalam dua cara yaitu: melakukan transaksi
dalam mata uang asing atau memiliki usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan
transaksi dalam valuta asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan
dalam mata uang pelaporan perusahaan. Oleh sebab itu kegiatan tersebut harus dapat didukung oleh
berbagai alat, contohnya adalah penyesuaian nilai tukar (kurs).

1.2  Rumusan Masalah

a.       Apa yang dimaksud dengan valuta asing?

b.      Apa pengertian pasar valuta asing?

c.      Siapa pelaku pasar valas?

d.     Apa perbedaan pasar uang dan pasar modal?

e.       Apa tujuan pasar uang?

f.       Apa saja instrumen pasar uang?

g.      Apa yangmempengaruhi perubahan kurs?

h.      Apa tujuan transaksi valas?


i. Apa saja jenis jenis transaksi valas?

j. Apa yang dimaksud margin trading?

k. Apa pengertian risiko valas?

l. Bagaimana manajemen risiko valas?

1.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang kami gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan
menggunakan metode tidak langsung yaitu dengan cara mencari bahan melalui buku dan internet.

1.4  Tujuan Penelitian

a.      Pembaca dapat mengetahui valuta asing.

b.     Pembaca dapat mengetahui pengertian pasar valuta asing.

c.      Pembaca dapat mengetahuipelaku pasar valas.

d.     Pembaca dapat mengetahui perbedaan pasar uang dan pasar modal.

e.      Pembaca dapat mengetahuitujuan pasar uang.

f.       Pembaca dapat mengetahui instrument pasar uang.

g.      pembaca dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi perubahan kurs.

h.      Pembaca dapat mengetahui tujuan transaksi valas.

i.        Pembaca dapat mengetahui jenis jenis transaksi valas.

j.        Pembaca dapat mengetahui margin trading.

k.      Pembaca daoat mengetahui pengertian risiko valas.

l.        Pembaca dapat mengetahui manajemen risiko valas.


1.5  Sistematika Penelitian

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang

1.2  Rumusan masalah

1.3  Metode penelitian

1.4  Tujuan penelitian

1.5  Sistematika penelitian

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Valuta Asing

2.2 Pengertian Pasar Valuta Asing

2.3 Pelaku Pasar Valas

2.4 Perbedaan Pasar Uang dan Pasar Modal

2.5 Tujuan Pasar Uang

2.6 Instrumen Pasar Uang

2.7 Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Kurs

2.8 Tujuan Transaksi Valas

2.9 Jenis Jenis Transaksi Valas

2.10 Margin Trading

2.11 Pengertian Risilo Valas


2.12 Manajemen Risiko Valas

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3.3 Kata Penutup

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN STRATEGI TATA LETAK (LAYOUT) 

2.1 Valuta Asing


Valas adalah singkatan dari valuta asing dari asal kata foreign currency. Disebut mata uang asing
karena mata uang tersebut bukanlah mata uang negara yang bersangkutan. Sebagai contoh, dollar AS di
Indonesia adalah valas, dan juga sebaliknya rupiah di AS adalah valas.

Seperti mencerminkan kuat tidaknya atau stabil tidaknya suatu negara, berbagai mata uang
yang dipergunakan dalam transaksi juga mengenal mata uang yang relatif kuat atau stabil dan mata
uang yang relatif lemah dan tidak stabil. Hard currency adalah sebutan untuk mata uang yang relatif
stabil nilainya, sedangkan soft currency adalah sebutan yang ditujukan untuk mata uang yang nilainya
relatif lemah atau tidak stabil.

            pada umumnya merupakan mata uang dari negara-negara industri maju seperti dollar Amerika
(USD), Euro (EUR), yen Jepang (JPY), dollar Australia (AUD), poundsterling Inggris (GBP), dollar Kanada
(CAD), dan franc Swiss (CHF). Sedankan soft currency pada umumnya merupakan mata uang dari negara-
negara berkembang seperti rupiah Indonesia (IDR), baht Thailand (THB), peso Argentina (ARS), dan
sebagainya.

2.2  Pengertian Pasar Valuta Asing

Pasar Valuta Asing (Valas) adalah pasar yang memperdagangkan valuta asing atau uang asing dan
sebagai lembaga pasar di mana orang dapat memperoleh fasilitas untuk melakukan pembayaran atau
menerima pembayaran dari penduduk negara lain. Secara umum, permintaan atau penawaran valuta
asing dilakukan di bursa valuta asing yang diselenggarakan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya.

Pertemuan antara permintaan dan penawaran valuta asing akan membentuk kurs atau nilai tukar
(exchange rate). Kurs valuta asing terdiri atas:

  kurs jual, adalah kurs yang berlaku apabila bank atau lembaga keuangan lainnya menjual/mengeluarkan
uang asing.

  kurs beli, adalah kurs yang berlaku apabila bank atau lembaga keuangan lainnya membeli/menerima uang
asing.

  Kurs tengah merupakan kurs antara kurs jual dan kurs beli (hasil bagi dua dari penjumlahan kurs beli dan
kurs jual).

Pasar valas atau foreign exchange market (forex market) meruapakan pasar keuangan yang
memperdagangkan berbagai mata uang asing/valas. Harga yang terbentuk pada pasar valas ini
merupakan hasil dari adanya permintaan (demand) dan penawaran (supply) terhadap valas.
Perdagangan valas tidak harus dilakukan melalui bursa sebagaimana perdagangan saham dan
futures. Perdagangan valas bisa dilakukan setiap saat melalui jaringan elektronik antar bank dan
internet. Selama 24 jam 5 hari per pekan perdagangan valas dimulai setiap harinya dari Sydney, lalu
kemudian bergerak ke seluruh penjuru dunia ke Tokyo, London, dan New York.

Saat ini bisa dikatakan bahwa perdagangan valas merupakan pasar keuangan terbesar di dunia
dengan rata-rata perputaran harian mencapai 4 trilyun dollas AS atau 30 kali lebih besar dibandingkan
transaksi pasar modal di seluruh Amerika. Uniknya hanya 5% dari transaksi harian tersebut yang benar-
benar dilakukan sebagai transaksi perdagangan barang dan jasa antar perusahaan atau negara.
Selebihnya lebih banyak dilakukan untuk berspekulasi mencari keuntungan dari naik turunya nilai valas.

Transaksi valas yang paling banyak dilakukan oleh para spekulan dan investor jatuh pada beberapa
mata uang utama yang disebut “the majors”. Beberapa mata uang yang masuk dalam kategori “the
majors” pada umumnya adalah hard currency seperti dollar Amerika (USD), Euro (EUR), Yen Jepang
(JPY), dollar Australia (AUD), poundsterling Inggris (GBP), dollar Kanada (CAD), dan franc Swiss (CHF).

2.3 Pelaku Pasar Valas

Pelaku pasar valas adalah para pedagang besar dan retail seperti:

  Bank Sentral

Bank sentral suatu negara berkepentingan terhadap pasar valas untuk menstabilkan nilai tukar mata
uang.

  Bank Komersial

Bank memerlukan valas manakala mereka menyediakan produk atau jasa yang berkaitan dengan
valas.

  Perusahaan dan Individu

Kebutuhan terhadap valas bagi perusahaan utamanya untuk kegiatan ekspor-impor yang melakukan
jual beli dengan valas. Sedangkan individu membutuhkan valas salah satunya untuk melakukan
perjalanan/travelling ke luar negeri. Kurs yang dipakai adalah kurs spot yang ada pada bank atau money
changer.

  Investor dan Spekulan


Investor yang memerlukan valas adalah mereka yang pada umumnya berinvestasi pada efek atau
surat berharga dalam mata uang asing, sedangkan aktifitas yang dilakukan spekulan/trader di pasar
uang adalah semata-mata untuk mendapatkan keuntungan dari naik-turunnya mata uang.

  Broker

Pada perdagangan valas retail seorang trader membutuhkan broker sebagai penghubung trader dengan
trader lainnya atau pasar uang. Broker akan meneruskan order/transaksi yang dilakukan oleh trader,
menerima pemasukan dana untuk trading, dan melakukan penarikan dana atas keuntunngan yang
didapat trader.

2.4  Perbedaan Pasar Uang dengan Pasar Modal

Pasar Uang Pasar Modal

Inbstrumen yang Surat berharga jangka pendek Surat berharga jangka panjang
diperjualbelikan

Tempat jual beli abstrak Bursa efek

Tujuan jual beli Pemenuhan kebutuhan modal Investasi dan ekspansi


jangka pendek perusahaan

Mencari keuntungan Selain mencari keuntungan


juga untuk penguasaan
perusahaan

Peserta dalam pasar Bank dan lembaga lembaga Emiten, investor dan lembaga
keuangan yang memerlukan lainnya
dana jangka pendek

2.5 Tujuan pasar uang

1.      Pihak yang membutuhkan dana


Dalam hal ini baik bank maupun perusahaan non bank yang kebetulan membutuhkan dana yang
segera harus dipenuhi untuk kepentingan tertentu.

  Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek, seperti: membayar utang jangka pendek yang akan
segera jatuh tempo.

  Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas,disebabkan kekurangan uang kas.

  Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya biaya, upah karyawan, gaji, pembelian
bahan baku dan kebutuhan modal kerja lainnya.

  Sedang mengalami kalah kliring. Hal ini terjadi di lembaga kliring dan harus segera dibayar.

2.      Pihak yang menanamkan modal

Yaitu pihak yang menyediakan dana atau pihak yang menjual baik bank maupun perusahaan non
bank dengan tujuan investasi.

  Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu.

  Bermaksud membantu pihak yang benar benar mengalami kesulitan keuangan.

  Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar dalam wktu yang relative singkat dan
dalam kondisi ekonomi tertentu.

2.6 Instrumen pasar Uang

Pemilihan dana oleh investor di dalam pasar uang tentu dengan berbagai pertimbangan. Surat-
surat berharga yang ditawarkan di pasar uang kita sebut dengan instrumen pasar uang

Adapun jenis-jenis instrumen pasar uang yang ditawarkan antara lain :

  interbank call Money

Yaitu kredit atau pinjaman yang harus segera dilunasi dari pihak pemberi dana. Dibayar apabila
sudah ada tagihan atau panggilan dari pihak pemberi dana (kreditor). Jangka waktu pelunasan sekitar 1-
7 hari. Dapat juga dikatakan pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses kliring.

Ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pemberian fasilitas call money
antara lain :
  fasilitas call money diberikan dilembaga kliring kepada bank-bank yang mengalami kekalahan kliring dan
kekurangan likuiditas.

  besarnya pinjaman call money tidak boleh melebihi kalah kliring hari ini.

  instrumen pinjaman dapat berupa promes.

  maksimal jangka waktu 7 hari dan apabila tidak dapat dilunasi pada masa jatuh tempo, maka akan
berubah menjadi pinjaman biasa.

  Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Merupakan surat berharga yang diterima oleh Bank Sentral (Bank Indonesia). Tujuan bagi investor
baik bank maupun lembaga keuangan lainnya membeli SBI adalah sebagai akibat kelebihan dana yang
tidak disalurkan untuk sementara waktu, namun jika pihak investor memerlukan dana kembali, maka
dengan mudah SBI dapat diperjualkan kepada pihak Bank Indonesia

  Sertifikat Deposito

Sertifikat deposito diterbitkan atas ujuk dengan nominal tertentu. Jangka waktunya bervariasi sesuai
dengan keinginan bank.

Perbedaan antara sertifikat deposito dengan s\deposito berjangka adalah dalam hal identitas,
dimana sertifikat deposito antas unuk, sedangkan deposito berjangkan atas nama

  Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

Merupakan surat berharga yang diperkenalkan oleh Bnak Indonesia tahun 1985 sebagai salah satu
alat untuk melakukan operasi pasar terbuka dalam rangka ikut menstabilkan nilai rupiah

  Banker’s Acceptance

Merupakan wesel bank yang diberikan cap dengan kata-kata “accepted” dan dapat diperjualbelikan
di pasar uang sebagai salah satu sumber dana jangka pendek.

  Commercial Paper

Merupakan kertas berharga yang dapat diperdagangkan di pasar uang dengan jangka waktu yang
tidak lebih dari satu tahun.
  Treasury Bills

Merupakan instrumen pasar modal yang diterbitkan oleh Bank Central dengan jangka waktu paling
lama 1 tahun. Penerbitan treasury bills oleh bank sentral ini biasanya untuk dengan nominal tertentu
pula

  Repuchase Agreement

Merupakan bentuk surat berharga yang juga dapat diperjualbelikan dengan suatu perjanjian tertulis
bahwa si penjual akan membeli kembali surat-surat berharga tersebut

  Foreign Exchange Market

2.7 Faktor yang mempengaruhi perubahan kurs

Disamping tingkat inflasi dan suku bunga, nilai tukar mata uang sering digunakan untuk
mengukur level perekonomian suatu negara. Nilai tukar mata uang memegang peranan penting dalam
perdagangan antar negara, dimana hampir sebagian besar negara-negara di dunia saat ini terlibat dalam
aktivitas ekonomi pasar bebas. Bagi perusahaan investasi dan investor mancanegara, nilai tukar mata
uang akan berdampak pada return dan portofolio investasinya.

Nilai tukar mata uang suatu negara adalah relatif, dan dinyatakan dalam perbandingan dengan
mata uang negara lain. Tentu saja perubahan nilai tukar mata uang akan mempengaruhi aktivitas
perdagangan kedua negara tersebut. Nilai tukar yang menguat akan menyebabkan nilai ekspor negara
tersebut lebih mahal, dan impor dari negara lain lebih murah, dan sebaliknya.

Berikut adalah faktor yang bisa mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antara 2
negara:

  Perbedaan tingkat inflasi antara 2 negara

Suatu negara yang tingkat inflasinya konsisten rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya
dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi. Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut
relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah
adalah Jepang, Jerman dan Swiss, sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai
tukar mata uang negara-negara yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan
negara partner dagangnya.
  Perbedaan tingkat suku bunga antara 2 negara

Suku bunga, inflasi dan nilai tukar sangat berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga,
bank sentral suatu negara bisa mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih
tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Investor domestik dan luar
negeri akan tertarik dengan return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan
keluar hingga bank sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan
suku bunga maka akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

  Neraca perdagangan

Neraca perdagangan antara 2 negara berisi semua pembayaran dari hasil jual beli barang dan jasa.
Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut membayar lebih banyak ke negara
partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang diperoleh dari negara partner dagang.
Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak mata uang negara partner dagang, yang
menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap negara partnernya melemah. Keadaan
sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata uang negara tersebut menguat terhadap negara
partner dagang.

  Hutang publik (Public debt)

Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk membiayai proyek-proyek untuk
kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka public debt membengkak. Public debt
yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit anggaran bisa ditutup dengan menjual bond
pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara
tersebut default (gagal bayar) sehingga peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan
cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.

  Ratio harga ekspor dan harga impor

Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor maka nilai tukar mata uang negara
tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa dari negara tersebut naik yang berarti
permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat
dari harga ekspor.

  Kestabilan politik dan ekonomi


Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi yang bagus dan kondisi politik
yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan cenderung beresiko tinggi sebagai tempat
berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.

  pertumbuhan ekonomi

Efek yang akan diakibatkan oleh kemajuan ekonomi kepada nilai mata uangnya tergantung kepada
corak pertumbuhan eknoomi yang berlaku . apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh
perkembangan ekspor, maka permintaan keatas mata uang negar itu akan bertambah lebih cepat dari
penawarannya dan oleh karena itu mata uang negara tersebut naik. akan tetapi apabila kemajuan
tersebut meyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor , penawaran mata uang itu akan lebih
cepat bertambah permintaanya dan oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot. 

  Ekspektasi

Faktor terakhir yang mempengaruhi nilai tukar valuta asing adalah ekspektasi nilai tukar di masa depan.
Sama seperti pasar keuangan yang lain, pasar valas bereaksi cepat terhadap setiap berita yang memiliki
dampak ke depan. Dan sebagai contoh, berita mengenai bakal melonjaknya inflasi di AS mungkin bisa
menyebabkan pedagang valas menjual Dollar, karena memperkirakan nilai Dollar akan menurun di masa
depan. Reaksi langsung akan menekan nilai tukar Dollar dalam pasar.

2.8 Tujuan transaksi valas

  untuk transaksi pembayaran

  mempertahankan daya beli

  pengiriman uang ke luar negeri

  mencari keuntungan

  pemagaran resiko

  kemudahan berbelanja

2.9 Jenis-jenis Transaksi Valas

Ada tiga jenis transaksi yang dapat dilakukan yaitu :

1. transaksi tunai (spot transaction)


Biasanya penyerahan valas ditetapkan 2 hari kerja berikutnya, ada 3 cara penyerahan dalam transaksi
spot sebagai berikut :

  Value Today

Dimana penyerahan dilakukan pada tanggal (hari) yagn sama dengan tanggal (hari) dilakukannya
transaksi.

  Value Tomorrow

Penyerahan dilakukan pada hari kerja berikutnya atau disebut one day settlement

  Value Spot

penyerahan dilakukan 2 hari kerja setelah transaksi

2. Transasksi Tunggak (forward transaction)

Berbeda penyerahab antara transaksi spot dengan transaksi forward. Dalam transaksi forward
atu disebut juga forward contrack penyerahan dilakukan beberapa hari mendatang, biak secara
mingguan atau bulanan. Transaksi forward sering juga disebut transaksi berjangka, karena memang
memiliki jangka waktu tertentu.

Transaksi forward sering dilakukan untuk pemagaran resiko atau (bedging) tehadap fluktuasi
tingkat pertukaran (exchange rates)

3. Transaksi Barter (Swap Transaction)

Adalah kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang secara tunai yang diikuti
membeli dan menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak secarasimultan dengan
batas waktu yang berbeda.

Tujuan dari transaksi barter untuk menjaga kemungkinan dari kerugian yang disebabkan perubahan
kurs.
2.10 Margin Trading

Margin trading merupakan kegiatan pembelian valas secara terus-menerus dalam suatu pasar
misalnya di new York untuk kemudian dijual kembali dipasar lain dengan harga yang lebih tinggi
misalnya di paris. Dan sistem penjualan berlangsung secara tunai.

Secara umum Margin Trading yang dilakukan oleh Bank harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :

1.    Dilaksanakan berdasarkan:

a)    Kebijaksanaan direksi bank

b)    Suatu kontrak yang telah disetujui sebelumnya.

2.    Margin trading dilakukan atas dasar tersedianya margin deposit yang tersedia.

3.    Ditetapkan setinggi-tingginya 10% dari modal bank untuk kepentingan bank.

4.    Untuk kepentingan nasabah margin trading ditetapkan setinggi-tingginya 10x dari margin deposit
nasabah yang disetor ke bank.

5.    Jika mengalami kerugian 5% dari modal, maka harus segera menghentikan kegiatan margin trading
dan baru dapat dilakukan kembali setelah memperoleh persetujuan BI.

6.    Margin deposit nasabah maupun bank harus dicantumkan dalam laporan mingguan dan bulanan.

2.11 Pengertian risiko valas

Risiko valas yaitu risiko akibat adanya kemungkinan nilai mata uang yang mendominasi
aktifa/kekayaan perusahaan yang mendominasi perusahaan berfluktuasi.

2.12 Manajemen Risiko Valas

 Untuk dapat mengurangi risiko valas, maka salah satu strategi yang dapat dipergunakan adalah
dengan cara mengatasi exposure yang disebabkan oleh mata uang asing, maka dapat
dilakukan“Hedging”.Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi
pergerakan mata uang asing. Manfaat dari hedging yaitu melindungi asset perusahaan dari potensi
kerugian valas, serta mengurangi variasi dari arus kas di masa depan. Perusahaan memperoleh suatu
kepastian melalui hedging.

Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi transaction exposure
antara lain adalah:

  Forward Hedge

Cara yang paling sederhana dalam menghilangkan transaction exposure adalah dengan melakukan
forward hedge. Forward hedge memungkinkan perusahaan untuk mematok nilai valas untuk masa
depan, yang sudah ditentukan sejak hari ini. Misalnya, sebuah perusahaan AS mengekspor ke Eropa, dan
akan menerima pembayaran sebesar €50,000 dalam 90 hari ke depan. Spot Rate saat ini adalah
$1.3950/€, sementara 3 month forward rate adalah $1.3840/€. Dengan melakukan forward hedge,
maka dalam 3 bulan mendatang perusahaan AS akan menerima €50,000 dan menukarkannya padarate
$1.3840/€, dan menerima $62,900. Meskipun lebih kecil dari perkiraan $69,750 tanpa hedging, namun
dengan melakukan forward hedge berarti mengeliminasi transaction exposure. Tanpa melakukan
hedging, maka perusahaan terekspos oleh risiko pergerakan mata uang asing, bisa mendapatkan
keuntungan ataupun kerugian. Keunggulan menggunakan forward hedge yakni seandainya rate forward
memprediksi spot rate di masa depan dengan tepat, maka real cost of hedging adalah nol. Kekurangan
dari forward hedge antara lain adalah bisnis kecil kadang tidak dapat mengaksesnya, karena bank
terekspos risiko bahwa perusahaan tidak memenuhi kontrak forward hedge tersebut. Perusahaan yang
creditwor thiness nya kurang baik juga bisa ditolak oleh bank. Sehingga, salah satu opsi lainnya yakni
dengan melakukan futures hedge.

  Futures Hedge

Konsep dalam forward dan futures hedge pada dasarnya sama, yang berbeda adalah
mekanismenya. Jika forward maka counte rparty adalah bank, maka dalam futures mekanismenya
adalah menggunakan. Kelemahan dari metode ini adalah penggunaan marked to market, sehingga
dalam pergerakan harian bisa tercipta mendapatkan keuntungan ataupun kerugian, dan jika margin
tidak cukup kuat, maka bisa terkena call margin.

  Money Market Hedge

Hedging di pasar uang yakni aktivitas lindung nilai untuk utang maupun piutang di masa depan,
dengan cara mengambil posisi di pasar uang. MONEY market hedge meliputi aktivitas meminjam dan
berinvestasi dengan mata uang yang berbeda. Misalnya, jika sebuah perusahaan punya piutang
sebanyak $100,000, maka terekspos risiko jika nantinya Dollar melemah terhadap Rupiah. Untuk
mengeliminasi risiko tersebut, maka perusahaan bisa mengambil pinjaman dalam Dollar, menukarnya ke
Rupiah, kemudian berinvestasi pada pasar uang. Selanjutnya hasil pembayaran piutang tersebut akan
digunakan untuk melunasi pinjaman.

  Currency Option Hedge

Hedging menggunakan option yakni dengan menggunakan hak beli atau hak jual sejumlah mata
uang asing pada tingkat harga tertentu untuk melakukan lindung nilai. Hedging options memungkinkan
perusahaan untuk melindungi risiko pergerakan mata uang asing yang tidak diharapkan, juga
memungkinkan perusahaan untuk menanggung untung.

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Valas adalah singkatan dari valuta asing dari asal kata foreign currency. Disebut mata uang asing
karena mata uang tersebut bukanlah mata uang negara yang bersangkutan. Pasar Valuta Asing (Valas)
adalah pasar yang memperdagangkan valuta asing atau uang asing dan sebagai lembaga pasar di mana
orang dapat memperoleh fasilitas untuk melakukan pembayaran atau menerima pembayaran dari
penduduk negara lain. Secara umum, permintaan atau penawaran valuta asing dilakukan di bursa valuta
asing yang diselenggarakan oleh bank atau lembaga keuangan lainnya.

3.2 Saran

Demikianlah, sebagai seorang calon calon pebisnis kita perlu mengetahui apa itu valas, tujuan
transaksi valas serta manajemen risiko valas.
3.3 Kata Penutup

        Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

        Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan –
kesempatan berikutnya.

       Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

http://makalahmahmudah.blogspot.co.id/2015/05/makalah-resiko-valuta-asing-manajemen.html jm
9.40

Pelaporan-Transaksi-Mata-Uang-Asing#

Anda mungkin juga menyukai