Anda di halaman 1dari 4

PENGERTIAN IBADAH

•Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’
(terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara
lain adalah:

1.Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.

Surat An-Nahl Ayat 36

َ ‫اغ‬
ۖ ‫وت‬ ُ َّ‫اع ب ُُد وا هَّللا َ َو اجْ تَ نِ بُوا الط‬ْ ‫َو لَ قَ ْد بَ َع ْث نَ ا فِ ي ُك ِّل أُ َّم ةٍ َر ُس و اًل أَ ِن‬
‫ض اَل لَ ة ُ ۚ فَ ِس ي ُر وا فِ ي‬
َّ ‫ت َع لَ يْهِ ال‬ ْ َّ‫فَ ِم ْن ه ُْم َم ْن هَ َد ى هَّللا ُ َو ِم ْن ه ُْم َم ْن َح ق‬
َ ِ‫ان َع اقِ بَ ة ُ ْال ُم َك ِّذ ب‬
‫ين‬ َ ‫ْف َك‬ َ ‫ا أْل َ رْ ضِ فَ ْان ظُ ُر وا َك ي‬

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah
Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk
oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
mendustakan (rasul-rasul).

2.Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi
disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

Allah ta’ala berfirman,

‫ج ًدا َو َقا ِئمًا َيحْ َذ ُر اآْل خ َِر َة َو َيرْ جُو َرحْ َم َة َر ِّب ِه‬ ٌ ‫أَمَّنْ ه َُو َقان‬
ِ ‫ِت آ َنا َء اللَّي ِْل َسا‬
“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang
beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut
kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?” (QS. Az-
Zumar [39]: 9)

Kedua hal ini (al-khauf  dan ar-raja’) haruslah disertai dengan rasa cinta


kepada Allah ta’ala (al-mahabbah).  Oleh karena itu, seorang mukmin harus
menggabungkan tiga hal ini: mencintai Allah ta’ala, takut terhadap azab dan
siksaan Allah ta’ala dan mengharapkan kasih sayang, rahmat, pahala dan
ampunan Allah ta’ala.
3.Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Surat An-Nisa' Ayat 36

‫ْن إِ حْ َس انًا َو بِ ِذ ي‬ ِ ‫اع ب ُُد وا هَّللا َ َو اَل تُ ْش ِر ُك وا بِ هِ َش يْئًا ۖ َو بِ ْال َو الِ َد ي‬ ْ ‫۞ َو‬
ِ‫ين َو ْال َج ارِ ِذ ي ْال قُ رْ بَ ٰى َو ْال َج ارِ ْال ُج نُ ب‬ ِ ‫ام ٰى َو ْال َم َس‬
ِ ‫اك‬ َ َ‫ْال قُ رْ بَ ٰى َو ْال يَ ت‬
‫ت أَ ي َْم انُ ُك ْم ۗ إِ َّن هَّللا َ اَل‬
ْ ‫يل َو َم ا َم لَ َك‬ َّ ‫ْن‬
ِ ِ‫الس ب‬ ِ ‫اح بِ بِ ْال َج ْن بِ َو اب‬ ِ ‫ص‬ َّ ‫َو ال‬
‫ان ُم ْخ تَ ا اًل فَ ُخ و ًر ا‬َ ‫ي ُِح بُّ َم ْن َك‬

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat
baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,

PENGERTIAN AKHLAK

•Pengertian Akhlak Secara Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan “akhlak” berasal dari
bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya “Khuluqun” yang menurut logat diartikan: budi pekerti,
perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuain dengan perkataan
“khalkun” yang berarti kejadian, serta erat hubungan ” Khaliq” yang berarti Pencipta dan “Makhluk”
yang berarti yang diciptakan.

•Pengertian akhlak adalah kebiasaan kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu
disebut akhlak .Jadi pemahaman akhlak adalah seseorang yang mengerti benar akan kebiasaan perilaku
yang diamalkan dalam pergaulan semata – mata taat kepada Allah dan tunduk kepada-Nya.

Maka kedudukan akhlak dalam agama ini sangat tinggi sekali. Bahkan Nabi kita Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau
mengatakan:

ِ ُ‫تَ ْقوى هَّللا ِ َو ُحسْنُ ْال ُخل‬


‫ق‬
“Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Juga beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ي َوأَ ْق َربِ ُك ْم ِمنِّي َمجْ لِسًا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة أَحْ َسنُ ُك ْم أَ ْخاَل قًا‬
َّ َ‫إِ َّن ِم ْن أَ ِحبِّ ُك ْم إِل‬

“Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada
hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

‫ق‬ َ ‫ت أِل ُتَ ِّم َم‬


ِ ‫صالِ َح اأْل َ ْخاَل‬ ُ ‫إِنَّ َما بُ ِع ْث‬

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari)

Juga ada banyak sekali hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan akhlak yang baik, juga
tingginya kedudukan akhlak dalam agama ini, serta baiknya buah yang akan didapatkan oleh orang yang
berakhlak dengan akhlak yang baik ketika di dunia dan di akhirat.

Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mensifati NabiNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Al-Qur’anul Karim
dengan akhlak yang sempurna, akhlak yang agung dan akhlak yang baik. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

Baca Juga:

Cara Beragama Islam Yang Benar

ٍ ُ‫ك لَ َعلَ ٰى ُخل‬


٤﴿ ‫ق َع ِظ ٍيم‬ َ َّ‫﴾ َوإِن‬

“Dan sesungguhnya engkau berada di atas akhlak yang agung.” (QS. Al-Qalam[68]: 4)

Dan dahulu Nabi kita ‘Alaihish Shalatu was Salam adalah manusia yang paling baik akhlaknya, paling
sempurna adabnya, paling baik pergaulannya, paling indah muamalahnya, semoga shalawat dan salam
senantiasa tercurahkan kepada beliau. Beliau adalah contoh bagi seluruh hamba dalam segala akhlak
yang baik, segala adab yang indah dan segala muamalah yang baik. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

٢١﴿ ‫ُول اللَّـ ِه أُ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو اللَّـهَ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر َو َذك ََر اللَّـهَ َكثِيرًا‬
ِ ‫﴾لَّقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي َرس‬

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah bagi kalian contoh yang baik bagi orang yang mengharap
pertemuan dengan Allah dan hari akhir dan mengingat Allah dengan dzikir yang banyak.” (QS. Al-
Ahzab[33]: 21)

Anda mungkin juga menyukai