Anda di halaman 1dari 60

STANDAR MONETER

Arti Standar Moneter

 Sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai


uang, termasuk peraturan tentang ciri/sifat uang,
pengaturan jumlah uang beredar, ekspor-impor
logam mulia, dan fasilitas bank dalam
hubungannya dengan ekspansi demand deposit
Macam-macam Standar Moneter
 Ada 2 golongan standar moneter :
 Standar Barang (commoditys standard) sistem moneter di
mana nilai uang dijamin sama dengan berat tertentu barang (emas atau perak).
Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan barang tertentu yang ditetapkan
oleh pemerintah.

 Standar Kepercayaan (fiat standard) standar kertas


merupakan sistem moneter di mana nilai uang tidak dijamin dengan seberat
tertentu barang, tetapi kepercayaan masyarakat dapat menerima uang sebagai
alat pembayaran yang sah.

 Standar Barang (commoditys standard) terdiri atas :


 Standar emas (the gold standard)
 Standar perak (the silver standard)
 Standar kembar (emas & perak)
1. GOLD COIN STANDARD
Nilai satu-sat uan uang dikaitkan dg seberat
tertentu emas, contoh USA $ 1 = 23 ,22 gram emas
murni

2. GOLD BULLION STANDARD


Memiliki Persamaan dengan The Gold coin
Standard

3. THE MANAGED SOLD BULLION STANDAR

Yakni adanya sejumlah emas yang tetap pada


setiap satu-satuan uang tetapi tidak dapat dipakai
dalam peredaran umum (satuan uang yang di
back- up dengan emas).

4. THE GOLD EXCHANGE STANDARD

4 Macam Bentuk Standar Em as Yakni dimana satu-satuan uangnya


dinyatakan sama dengan seberat emas
yang tetap .
yang Pernah Digunakan
Standar Emas

 Sistem moneter dimana bangsa menyatakan kesatuan


moneternya dengan emas, bebas jual-beli/impor-ekspor
emas.
 Terdiri atas :
 The Gold Coin Standard
 The Gold Bullion Standard
 The Managed Gold Bullion Standard
 The Gold Exchange Standard
SEJARAH
 Logam dan perhiasan berharga telah memiliki nilai selama berabad-abad. Namun, standar emas modern mulai menjadi normal ketika
negara-negara pertama kali pindah ke standar bimetal (emas dan perak) untuk kemudahan perdagangan internasional. Kemudian,
persaingan harga antar logam dan kesalahan dalam penilaian mulai menyebabkan negara- negara beralih ke emas saja.

 Inggris mengadopsi standar emas pada tahun 1819. Diikuti oleh AS pada tahun 1900 dengan diberlakukannya Undang-Undang
Standar Emas setelah masalah rasio emas / perak pada akhir tahun 1700-an / awal tahun 1800-an. Negara-negara besar lainnya juga
pindah ke standar emas formal pada akhir tahun 1800-an. Tahun-tahun 1880 hingga 1914 sering disebut sebagai standar emas klasik
karena banyaknya negara yang pindah ke standar emas tersebut.

 Perang Dunia I mengganggu cara kerja gold standard adalah dalam praktiknya, seperti memerangi negara-negara yang terlibat dalam
perang finansial dan juga perang fisik. Setelah itu, dari tahun 1925 hingga 1931, dunia melihat standar emas kembali sebagai Standar
Pertukaran Emas (Standar Emas Rekonstruksi).

 Perjanjian itu terjadi karena sebagian besar negara sepakat untuk memegang cadangan emas, Dolar AS, atau British Pound sebagai
cadangan moneter mereka. AS dan Inggris bertindak sebagai semacam gerbang, hanya memegang cadangan emas dalam upaya untuk
menstabilkan kembali ekonomi dunia. Namun, upaya Prancis untuk membangun kembali Franc akhirnya merusak pengaturan
tersebut.
AMERIKA SERIKAT BERHENTI MENGGUNAKAN
STANDAR EMAS KARENA KRISIS KEUANGAN
GLOBAL PADA AWAL TAHUN 1930-AN DAN
DEPRESI HEBAT. KETIKA DEPRESI HEBAT
DIMULAI, ADA PERGERAKAN INTERNASIONAL
TERHADAP DOLAR AS PADA TAHUN 1931 DAN 1932
YANG MENAMBAH TEKANAN FINANSIAL YANG
TELAH MERUSAK EKONOMI AS. PRESIDEN
ROOSEVELT MENUTUP BANK-BANK MULAI DARI
TANGGAL 6 MARET HINGGA 13 MARET 1933, DAN
MENYEBUTNYA SEBAGAI HARI LIBUR BANK

Mengapa AS
KARENA ADA LAGI CADANGAN EMAS PADA
CADANGAN FEDERAL NEW YORK.

Berhenti SELAMA ITU, LANGKAH-LANGKAH DARURAT

Menggunakan DIBERLAKUKAN UNTUK MEMULIHKAN


CADANGAN EMAS, TERMASUK MENGHARUSKAN
BANK UNTUK MENUKAR EMAS MEREKA DENGAN

Standar Emas? UANG KERTAS AS DAN WARGA NEGARA UNTUK


MELAKUKAN HAL YANG SAMA. PERISTIWA INI
ADALAH AKHIR TIDAK RESMI DARI STANDAR
EMAS DI AMERIKA SERIKAT.

PROSES PINDAH KE STANDAR FIAT YANG


DIMODIFIKASI BERLANJUT SAMPAI TAHUN 1970-
AN. NAMUN, KURANGNYA SISTEM KOMODITAS
MASIH MENJADI MASALAH BAGI BANYAK
ORANG, DAN TAGIHAN BARU KADANG-KADANG
DIPERKENALKAN DALAM UPAYA UNTUK
MENGEMBALIKAN AS KE STANDAR EMAS.
The Gold Coin Standard

 Syarat :
 Uang dikaitkan dengan berat emas
 Orang bebas ekspor/simpan/tujuan lain
 Uang emas diterima sebagai alat pembayaran
 Kelebihan :
 Uang emas = emas batangan (nilainya)
 Uang kertas dll bisa ditebus dengan uang emas
 Kelemahan :
 Emas jarang utk perdagangan domestik
 Saat krisis, orang akan simpan uang emasnya, sehingga
cadangan emas pemerintah kurang
The Gold Bullion Standard
 Persamaan dengan “The Gold Coin” :
 Nilai moneter dikaitkan dengan berat
emas
 Pemerintah menjual/beli emas dgn
harga tetap
 Terbatasnya kemampuan masyarakat
Atau Emas Batangan adalah beli emas
system dimana koin emas yang  Bisa dijual/simpan/tujuan lain
tidak beredar
 Uang kredit bisa ditukar uang

 Perbedaan dengan “The Gold Coin” :


 Buat batangan emas utk bayar utang
pemerintah/swasta
 Tidak bebas buat uang emas
The Gold Bullion Standard
 Kelebihan :
 Negara tidak perlu membuat uang emas

 Pemerintah jual emas dalam bentuk batangan, bukan


koin, sehingga mampu mencegah larinya emas ke
luar negeri

 Kelemahan :
 Hanya bisa dibeli oleh kalangan atas/kaya

 Operasinya tidak berlaku untuk orang kecil


The Managed Gold Bullion Standard
 Emas tidak diedarkan secara umum, jadi tidak ada pasar
bebas untuk emas

The Gold Exchange Standard


(PERTUKARAN EMAS)
• Terkait dengan The Gold Coin & The Gold Bullion Standard
• Satuan uang = berat emas yang tetap
• Pasar bebas diperolehkan
• Beda dengan TGC & TGB :
– Uang kertas dapat ditebus dengan sertifikat emas pada bank asing
yang ada dalam suatu negara
The Gold Exchange Standard
• Kelebihan :
– Dimungkinkan mendapat bunga jika didepositokan/dijadikan
obligasi
– Aliran emas minimum karena ada cadangan emas di luar negeri
– Ongkos kirim logam berharga menurun karena aliran emas terbatas
– Distribusi emas tidak merata, akan mempermudah penggunaan
standar ini di banyak negara.

• Kelemahan :
– Mengurangi berlakunya operasi otomatis standar emas secara
umum
– Negara yang menyimpan cadangan emas negara lain harus siap
ekspor jika pemilik memintanya
– Jumlah uang beredar negara yg menyimpan menurun kalau emas
negara lain diekspor.
Standar EMAS
• Kelebihan :
– Acceptability (uang & emas diterima sebagai pembayaran)
– A Check on Inflation & Deflation (adanya cadangan emas akan
membatasi pencetakan uang sehingga inflasi tidak timbul)
– Automatic Limitation on Medium of Exchange (adanya syarat minimum
cadangan emas akan meningkatkan kepercayaan masyarakat pad alat
tukar)
– Basis of an International Money System (Nilai emas yang stabil
berakibat dipakai sebagai standar internasional)
– Stimulus to International Investment and Trade (Mendukung
perdagangan/investasi internasional karena uagn emas diterima secara
umum)
– Uniform International Price System (jika negara A harga emas rendah,
maka menerima pembayaran dari negara B dengan emas, akibatnya
negara A harga2 akan naik & negara B harga2 akan turun  mekanisme
DAVID HUME)
Standar EMAS
• Kelemahan :
– Saat resesi, permintaan emas menghabiskan cadangan pemerintah.
– Saat cadangan menipis, pemerintah akan menolak ekspor emas untuk
bayar utang
– Berkurangnya emas tidak berarti penurunan tingkat harga begitu pula
sebaliknya, jadi penyesuaian harga internasional belum tentu terjadi
– Nilai uang bisa jatuh jika banyak spekulasi karena cadangan emas
dikumpulkan tanpa melihat perkembangan usaha.
– Cadangan emas mempengaruhi inflasi & deflasi
Standar PERAK
• Banyak persamaan dengan standar EMAS, terdiri atas :
1. The Silver Coin Standard
2. The Silver Bullion Standard
3. The Managed Silver Bullion Standard
4. The Silver Exchange Standard

Standar Logam Kembar


(Bimetallism Standard)
• Negara menganut standar ini jika :
– Dua logam dengan perbandingan tetap dipakai sebagai standar nilai
satuan moneternya
– Pemerintah harus punya emas & perak dengan harga tetap
– Uang kertas apapun dapat ditukar dengan uang logam/batangan logam
Standar Logam Kembar
(Bimetallism Standard)

• Kelebihan :
– Akan menstabilkan nilai uang
– Nilai cadangan emas lebih stabil

• Kelemahan :
– Faktanya menjadi sistem standar logam tunggal
STANDAR KEPERCAYAAN (FIAT
STANDARD)
 Standar kepercayaan atau standar
kertas adalah sistem keuangan negara
saat uang kertas berlaku sebagai alat Standar kertas ini merupakan standar
pembayaran yang sah.
dasar yang dipakai oleh negara di
 Mengutip kembali buku yang disusun seluruh dunia. Kelebihan dari jenis
Supriyanto dan Ali Mushon, uang
kertas yang beredar di masyarakat standar kertas ini antara lain:
diterima dan digunakan karena •Menghemat pemakaian emas dan
masyarakat ‘percaya’ pada penguasa menghindari dari risiko kemungkinan
moneter. Tiap kesatuan uang diukur
tidak dengan berat logam tertentu hilang.
melainkan dengan nominalnya. •Ongkos pembuatannya murah dan
untuk pengiriman dalam jumlah besar
lebih mudah.
•Peredaran mudah disesuaikan dengan
kebutuhan.
• STANDAR KEPERCAYAAN (FIAT STANDARD)
– Sistem moneter dimana nilai/daya beli uang tidak dijamin dengan
berat logam, hanya berdasar kepercayaan masyarakat.
– Contohnya : THE MANAGED PAPER STANDARD yang terdiri atas :
1. FIAT MONEY
Uang kartal yang tidak dijamin dengan emas batangan/perak
pemerintah, jumlah uang beredar diatur pemerintah.
2. INCOVERTIBLE PAPER MONEY
Uang kertas yang tidak dapat ditukarkan

Kelebihan Managed Money :


- Terlepas dari cadangan logam untuk penciptaan uang
- Terhindar dari akibat inflasi & deflasi standar emas
- Lebih murah cetak uang kertas drpd logam

Kelemahan :
- Karena tidak terkait cadangan logam berakibat pencetakan uang berlebihan
yang berakibat inflasi
- Nilai tukar valas tidak dijamin logam berakibat fluktuasi harga yang
menghancurkan keuangan internasional, perdagangan & investasi.
SISTEM MONETER
INTERNASIONAL
PENGANTAR

 Sistem moneter dapat didefinisikan sebagai


kerangka kerja institusional saat
(1) Pembayaran internasional dilakukan.
(2) Pergerakan modal diakomodasi.
(3) Nilai tukar antar mata uang dilakukan.

 Berhubungan dengan serangkaian perjanjian,


aturan, institusi, mekanisme, dan kebijakan yang
kompleks yang berkaitan dengan 3 hal tersebut di
atas.
SEJARAH SISTEM
MONETER INTERNASIONAL

 Sistem moneter internasional berjalan melalui


lima tahap evolusi:
 Bimetalisme

 Standar Emas Klasik


 Interwar Period
 Sistem Bretton Woods
 Rezim nilai tukar fleksibel / mengambang terkendali
BIMETALISME (sebelum 1875)

 Suatu standar ganda dalam mata uang bebas yang digunakan


baik untuk emas maupun perak.
 Inggris Raya  dipakai sampai tahun 1816
 Amerika Serikat  1792 – 1873
 Prancis  dipakai sampai tahun 1878
 Cina, India, Jerman, dan Belanda menggunakan standar perak.

 Hukum Gresham = rasio pertukaran antara dua logam secara


resmi (adalah) tetap, dan hanya logam yang berlimpah saja
yang digunakan sebagai uang.
BIMETALISME (sebelum 1875)

 Akibatnya, logam yang lebih langka (di


negara/wilayah tersebut) tidak diedarkan. Dengan kata
lain, “Uang buruk” (berlimpah) harus mengusir “uang
baik” (langka)

 Tapi bagaimana jika “uang baik” itu menjadi uang


yang berlimpah?? Lihat kasus Prancis 1850-an
STANDAR EMAS KLASIK
 Berdasarkan standar emas klasik (1875 – 1914), nilai
tukar antara dua mata uang ditentukan oleh kandungan
emas dari mata uang tersebut. Sebagian besar negara
memulai standar ini pada saat Perang Dunia I meletus.

 London menjadi pusat sistem keuangan internasional


yang mencerminkan kemajuan perekonomian inggris
STANDAR EMAS KLASIK
 Syarat implementasi:
 Hanya emas yang dijamin mata uang logam tidak terbatas
 Terdapat konvertabilitas dua arah antara emas dan mata uang
nasional pada rasio yang tetap.
 Emas dapat diekspor dan diimpor secara bebas.

 Konvertabilitas dijamin dengan prinsip: uang kertas bank


harus didukung dengan cadangan emas sebesar rasio
minimal yang ditentukan.

 Pasokan uang domestik harus naik-turun sesuai


pengeluaran-penerimaan emas di negara tersebut.
STANDAR EMAS KLASIK
 Ketidakseimbangan neraca pembayaran secara
otomatis dikoreksi menggunakan price-specie-flow
mechanism (mekanisme arus harga mata uang logam).

 Standar emas klasik masih memiliki pendukung


setianya dengan argumen bahwa “emas adalah alat
lindung nilai yang efektif terhadap inflasi harga”.
STANDAR EMAS KLASIK
 Namun perekonomian dunia dapat menghadapi
tekanan deflasioner akibat suplai emas yang tersedia
secara global jumlahnya terbatas.  menghambat
pertumbuhan perdagangan dan investasi dunia.

 Standar emas internasional juga tidak dapat mengikat


negara-negara besar, yang punya agenda politik yang
tak sejalan dengan penggunaan standar emas, untuk
mematuhi aturan main bersama.
INTERWAR PERIOD: 1915-1944
 Standar emas klasik berakhir pada masa setelah Perang
Dunia I, dimana negara-negara yang kalah khususnya
Jerman, Austria, Hungaria, Polandia, dan Rusia mengalami
hiperinflasi.

 Contoh: Jerman mengalami kenaikan indeks harga sebesar 1


triliun kali lipat daripada saat sebelum perang.

 Fluktuasi nilai mata uang di masa 1920-an membuat banyak


negara menerapkan kebijakan depresiasi habis-habisan agar
dapat memperoleh untung di pasar ekspor global.
INTERWAR PERIOD: 1915-1944
 Banyak negara ‘sepertinya’ kembali ke standar emas klasik
setelah mulai pulih dari dampak perang. Namun, itu cuma
kedok saja agar mereka bisa mengimplementasikan
kebijakan sterilisasi emas.
 Sterilisasi Emas  kebijakan untuk menyesuaikan arus
masuk dan keluar emas, dengan cara pengurangan jumlah
uang dalam negeri dan peningkatan kredit dalam negeri.
 ‘Usaha’ untuk kembali ke standar emas klasik hancur total
dengan terjadinya Great Depression (1929) dan kekacauan
itu mengakibatkan ditarik keluarnya emas besar-besaran dari
‘tangan’ bank-bank di negara-negara besar.
INTERWAR PERIOD: 1915-1944
SISTEM BRETTON WOODS

 Untuk mencegah kembali terjadinya nasionalisme


ekonomi dengan “aturan main” yang tidak jelas selama
Interwar Period, perwakilan 44 negara bertemu di
Bretton Woods, New Hampshire (1944) dan setuju
untuk mengadopsi sistem moneter internasional yang
baru.
SISTEM BRETTON WOODS

 Pada tahun 1945, perjanjian ditandatangani dan


melahirkan IMF dan IBRD International Bank for
Reconstruction and Development/World Bank.

 IMF = membuat, mewujudkan, dan menegakkan


serangkaian aturan eksplisit yang mengatur kebijakan
moneter internasional.

 IBRD/World Bank = bertanggung jawab atas pendanaan


proyek-proyek pengembangan dan/atau pembangunan di
masing-masing negara pemohon kredit/modal.
SISTEM BRETTON WOODS

 Sistem Bretton Woods pada dasarnya mewajibkan tiap


negara untuk membentuk nilai pari (par value) mata
uangnya masing-masing terhadap dolar Amerika Serikat,
yang sepenuhnya dikonversi ke emas.

 Negara yang fundamental ekonominya stabil, harus


mempertahankan nilai pari nya dengan toleransi rentang rate
jual dan belinya ±1%

 Negara yang fundamental ekonominya masih tidak stabil,


boleh untuk melakukan perubahan nilai pari mata uangnya
(sejauh dirasa perlu)
SISTEM BRETTON WOODS

Pound Mark Franc


Inggris Jerman Prancis

Nilai Pari Nilai Pari = NILAI


Nilai Pari
YANG TERTERANilai
pari digunakan dalam
Dolar pertukaran mata uang
Amerika Serikat dengan yang lainnya

Dipatok pada
$35/ons

Emas
SISTEM BRETTON WOODS

 Negara menggunakan emas dan valuta asing-- khususnya


US$--sebagai alat pembayaran internasional, karena US$
menjadi satu-satunya mata uang yang dapat dikonversi
secara penuh ke emas.

 Contoh: Rupiah tidak bisa untuk ditukar dengan emas secara


langsung. Kita harus beli US$, dan dengan US$ itu kita baru
bisa menukarnya dengan emas.

 Sistem ini sering juga disebut sebagai Standar Nilai Tukar


Emas Berbasis Dolar.
SISTEM BRETTON WOODS

 Sistem ini dibangun dengan tujuan untuk mempertahankan


nilai tukar yang stabil (fixed-rate) dan menghemat emas.

 Keuntungan sistem nilai tukar emas ini:


1. Cadangan valas dapat menghapus hal-hal yang dapat
memicu deflasi di sebuah negara akibat bertambahnya
jumlah pasokan emas global.
2. Setiap negara yang memiliki valas dapat memperoleh
bunga, sedangkan emas tak bisa memberikan bunga.
3. Membawa uang kertas atau emas, mana yang lebih praktis??
 kaitannya dengan biaya transaksi
SISTEM BRETTON WOODS

 Prof. Robert Triffin, “Sistem ini akan hancur dalam


jangka panjang!”

 Inti dari Paradoks Triffin:


 US$ adalah mata uang yang menjadi ‘dasar cadangan’
untuk ditukarkan dengan emas.
 Artinya
US$ harus tersebar ke seluruh dunia  harus
membuat neraca perdagangan tahunannya defisit terus
 Jika kondisi negara ‘minus’ terus, kepercayaan
terhadap US akan turun  krisis kepercayaan
terhadap mata uangnya juga.
SISTEM BRETTON WOODS

 Perjanjian Smithsonian, yang intinya adalah untuk


mendevaluasi nilai tukar US$ terhadap negara lain,
hanya berjalan setahun dan tak mampu menstabilkan
situasi yang sudah terlanjur tak terobati.

 Sistem ini runtuh pada tahun 1973 karena inflasi yang


dialami Amerika Serikat (Perang Vietnam 1970 dan
program Great Society) dan defisit neraca perdagangan
yang berkepanjangan (bank di seluruh dunia dalam
situasi harus membeli dolar semakin banyak tiap
tahunnya).
 Untuk memajukan kerjasama moneter internasional dengan jalan mendirikan lembaga.

 Untuk memperluas perdagangan dan investasi dunia

 Untuk memajukan stabilitas kurs valuta asing

 Untuk menyediakan dana yang dapat dipinjamkan dalam bentuk pinjaman jangka pendek atau jangka menengah yang
dibutuhkan guna mempertahankan kurs valuta asing yang stabil selama neraca pembayaran mengalami defisit
sementara. Sampai dapat diatasi dengan jalan menyesuaikan tingginya kurs devisa.

 Untuk memperpendek dan memperkecil besarnya defisit atau surplus neraca pembayaran.

Tujuan IMF
Dolar AS disepakati untuk menjadi satu-satunya
mata uang yang secara langsung konvertibel
dengan emas untuk tujuan moneter yang resmi.
Satu Ons emas disepakati bernilai US$ 35 dan
untuk mata uang lainnya ditetapkan apa yang

Peraturan yang disebut nilai pari atau kurs yang ditambatkan


pada mata uang dolar Amerika (US$), dan US$
menambatkan pada emas ($35/ons).

Mendukung Tujuan Pada saat itu berlaku kurs mata uang tetap.
(Kurs mata uang tetap ialah apabila dua negara

IMF atau lebih sepakat tentang kurs mata uang


mereka ).
Selanjutnya, negara yang telah menentukan nilai
Nilai Paritas Mata UaNGng: Nilai Pari atau Nilai yang paritasnya diharuskan untuk menjaga agar kurs
Ditetapkan yang berlaku tidak menyimpang dari batasan-
barasan yang ditetapkan, yakni tidak lebih tinggi
alau lebih rendah daripada nilai paritas plus-minus
satu persen.

Misalnya pound Inggris memiliki nilai pari per ons


emas adalah £.2,80. Berdasarkan toleransi deviasi
± 1%, maka pound memiliki rentang antara £.2 ,772
dan £ .2 ,8 28 .
KUOTA DAN “DRAWING
LIGHT”

Untuk menjaga nilai mata uang dalam negeri tidak melampau batas-bat as plus minus seperti
disebut , pemerintah negara- negara anggota perlu memiliki jumlah cadangan internasional yang
cukup besar. Permasalahannya, sebagian besar cadangan internasional dimiliki oleh Amerika
Serikat . Negara-negara lain hanya memiliki cadangan yang sangat sedikit. Tercatat pada tahun 19
46 , Amerika Serikat memiliki cadangan sebesar US$ 26 Milyar dari total
cadangan Int ernasional sebesar US$ 33 Milyar. Berarti 78 ,8 persen cadangan dunia dimiliki
oleh Amerika. Maka dari itu IMF ketentuan “quota”, ditentukan dengan memperhatikan
besarnya pendapatan nasional, besarnyatransaksi dagang dan besarnya cadangan
moneter yang dimiliki oleh negara bersangkutan.

Bagaimana jika ada negara yang sulit mengendalikan nilai paritas mata uangnya akibat
defisit jangka pendek? Diadakan lah drawing right

“drawing right” : pinjaman jangka pendek. Dengan bentuk mata uang lain yang dibayar
dengan mata uang sendiri dengan jumlah yang sama.
SMI yang Berlaku
• Bretton Woods runtuh pada
Hingga Sekarang
tahun 1971

• Pada tahun 1976 dari pertemuan


Jamaica dihasilkan second
Amandement terhadap pasal-
pasal persetujuan IMF.

Amandemen kedua ini antara lain


menyangkut :

 Kurs Devisa
 Special Drawing Right (SDR)
 Cadangan Emas
 Tentang Pengawasan
 Fasilitas Kredit Dana IMF

BISNIS INTERNASIONAL
• Kurs Devisa yang berlaku adalah floating

Kurs Devisa exchange rate atau manage floating


• SDRmerupakan cadangan devisa

& SDR
internasional yang akan dibagikan kepada
semua negara anggota dengan jalann
memindah bukukannya pada rekening
negara bersangkutan, SDRbetul-betul
uang dan dapat diguunakan untuk
melunasi pembayaran.

BISNIS INTERNASIONAL
Cadangan Em as

 Emas secara resmi didemonetized dan fungsinya


 sebagai
 cadangan moneter dihapus. Negara-negara anggota
dilarang mengait kan nilai mata uangnya pada
emas. Separuh dari
 cadangan emas dikembalikan kepada para
angggota.
 Kewajiban IMF untuk mentransfer emas kepada
para anggotanya juga dihilangkan. Sisanya dijual
dengan
 harga lelang, hasilnya dipergunakan untuk
menolong negara- negara miskin
Pengawasan oleh IMF
Dengan tegas disebutkan bahwa IMF diwajibkan untuk:

01 02
melaksanakan menggunakan prinsip- prinsip
pengawasan yang ketat khusus
terhadap kebijakan- kebijakan kurs pembinaan para anggotanya.
devisa para angotanya
Tiga prinsip khusus itu
ialah:

1. Negara anggota harus menghindarkan diri


melakukan tindakan memanipulasikan kurs
devisa dengan maksud menghalang-halangi
penyeimbangan kembali neraca pembayaran
atau untuk meningkatkan daya saing melawan
hasil-hasil produksi para anggota lain secara
tidak wajar.

2. Negara anggota harus mengadakan intervensi


terhadap nilai valuta asing di bursa valuta asing
dengan tujuan untuk mengurangi gejolak pasar.

3. Negara-negara anggota harus


memperhitungkan kepentingan sesama angota
dalam menjalankan kebijakan-kebijakan
intervensinya.

Pengawasan oleh IMF


FASILITAS KREDIT DANA
IMF

1. Standby Agreement. Diperkenalkan pada tahun 1952.Tujuannya untuk memberikan


peluang kepada negara anggota guna mendapatkan dan pinjaman justru sebelumnya
adanya kesulitan neraca pembayaran

2. The Compensatory Financing Facility. Diperkenalkan pada tahun 1963. Fasiitas ini
memberikan bantuan kepada negara anggota untuk mengatasi kesulitan neraca
pembayaran sebagai akibat dari, misalnya kegagalan panen.

3. The Extended Fund Facility. Diperkenalkan mulai tahu 1n 1974 Memberikan pinjaman
kepada negara-negara anggota yang mengalami kesulitan neraca pembayaran yang
diakibatkan oleh faktor-faktor lain yang bersifat struktural yang membutuhkan waktu yang
lama untuk menyelesaikannya.
ndby
Fasilitas Kredit
Dana IMF

BISNIS INTERNASIONAL
• The Trust Fund.Dibentuk pada tahun 1976. Trust Fund
adalah pendapatan yangdihasilkan oleh penjualan emas IMF.
Fasilitas ini digunakan untuk membiayai kredit - kredit
pembangunan bagi para anggota yang memerlukan.

• The Suplementary Financing Facilityatau disebut juga Oil


Facility bertujuan memberikan bantuan negara-negara lain
yang mengalami kesulitan neraca pembayaran akibat
membumbungnya harga minyak dunia.

• The Buffer Stock Facility. Bertujuan untuk membantu


negara- negara anggotadalam pembiyaan pembelian bahan-
bahan produksi yang dinilai strategis oleh negara
bersangkutan.
A. Kurs Tetap (Fixed Exchange
Rate)
Kurs tetap adalah nilai kurs mata uang
dalam negeri yang ditetapkan besarnya
oleh pemerintah terhadap mata uang
asing seperti Dollar Amerika
berdasarkan standar emas, artinya
pemerintah menjamin mata uangnya
dengan emas.
Sebagai contoh pemerintah menetapan
Rp 8000, - = 1 Dollar Amerika.

Kelebihan dari system kurs ini adalah nilai tukar


mata uang akan stabil , akan tetapi
kelemahannya pemerintah harus menyediakan

Sistem Penerapan
cadangan devisa (emas) yang cukup besar
untuk menjaminnya.

Kurs Valas (1)


B. Kurs Mengambang (Floating Exchange
Rate)
Kurs mengambang adalah nilai kurs mata uang
yang besarnya ditentukan oleh kekuatan pasar
atau permintaan dan penawaran mata uang asing.
Dengan system kurs ini nilai mata uang dalam
negeri akan selalu berubah, bisa naik atau turun
terhadap mata uang asing.

Jika permintaan dalam negeri terhadap mata uang


asinig (dollar Amerika) naik maka nilai dollar
Amerika akan naik terhadap mata uang dalam
negeri (rupiah), akan tetapi jika permintaan atau
yang membeli dollar Amerika turun maka nilai
dollar Amerika juga akan turun .

Sedangkan apabila penawaran atau yang menjual


mata uang asing (dollar Amerika) naik maka
akibatnya nilai dollar Amerika akan turun . Begitu
juga sebaliknya. Dengan demikian dalam system

Sistem Penerapan kurs mengambang, penentuan tinggi rendahnya


kurs mata uang ditentukan oleh tinggi rendahnya
permintaan dan penawaran mata uang tersebut .
Kurs Valas (2)
C. Kurs Mengambang Terkendali
(Managed Floating Rate)

Kurs mengambang terkendali merupakan kombinasi


dari kurs tetap dengan kurs mengambang. Dalam
sistem kurs ini, pemerintahh bila dipandang perlu
ikut campur tangan menstabilkan kurs jika kurs
mata asing (dollar Amerika) nilainya terlalu tinggi ,
sedangkan nilai rupiah terlalu rendah.

Apabila nilai rupiah terlalu rendah terhadap dollar


Amerika maka pemerintah melalui Bank Indonesia
akan menjual dollar Amerika di pasar uang untuk
mengurangi laju depresiasi atau penurunan
rupiah agar nilai dollar Amerika menjadi turun .

Sistem Penerapan
Kurs Valas (3)
Sistem Moneter Eropa

 Pada tahun 1979, negara-negara Masyarakat Ekonomi


Eropa meluncurkan European Monetary System
(EMS) untuk:
 Membentuk “zona stabilitas moneter” di Eropa.
 Mengkoordinasi kebijakan nilai tukar terhadap mata
uang non-EMS.
 Membuka jalan bagi serikat moneter Eropa

 Dua instrumen utama EMS adalah Unit Mata Uang


Eropa (ECU-European Currency Unit) dan Mekanisme
Nilai Tukar (ERM-Exchange Rate Mechanism).
Sistem Moneter Eropa

 ECU adalah sekelompok mata uang yang terdiri dari mata


uang anggota EMS dan bertindak sebagai unit hitung EMS.
Nilainya dibentuk dengan metode rata-rata tertimbang,
mengacu pada (1) masing-masing nilai mata uang relatif
terhadap PDB, dan (2) pangsa pasarnya di perdagangan
Uni-Eropa.

 ERM mengacu pada prosedur bahwa anggota EMS secara


bersama-sama mengatur nilai tukar mereka. ERM
didasarkan pada parity grid yang harus dipertahankan oleh
para negara anggota. Parity grid adalah sistem nilai pari
antar mata uang ERM
Sistem Moneter Eropa

 Pada 1 Januari 1999 (Perjanjian Maastricht), 11 negara Eropa termasuk


Prancis dan Jerman mengadopsi mata uang bersama yang disebut Euro.
Yunani mengadopsi Euro pada 2001, kemudian diikuti lima negara
lainnya (Siprus, Malta, Slovakia, Slovenia, dan Estonia).

 Berdasarkan keputusan Serikat Moneter Eropa (European Monetary


Union—EMU), kebijakan moneter bersama untuk negara zona euro
dirumuskan oleh European Central Bank (ECB) yang berlokasi di
Frankfurt, Jerman.

 ECB secara resmi dimandatkan untuk mempertahankan stabilitas harga di


Eropa. Bersama dengan ECB, bank-bank sentral nasional di negara zona
euro membentuk Eurosystem yang bertanggung jawab atas penentuan dan
penerapan kebijakan moneter bersama untuk EMU.
Sistem Moneter Eropa: Keuntungan

 Negara zona euro mendapatkan manfaat secara langsung dari


pengurangan biaya transaksi dan penghapusan ketidakpastian nilai tukar.

 Munculnya Euro juga akan membantu mengembangkan pasar modal di


seluruh benua Eropa yang memungkinkan perusahaan memperoleh
modal pada tingkat yang menguntungkan  mengurangi biaya untuk
dapat memperoleh modal usaha.

 Memacu setiap negara untuk makin kokoh membangun persahabatan


politik dan menjaga perdamaian sebagai satu ‘keluarga besar’
Sistem Moneter Eropa: Kerugian

 Kerugian secara langsung bagi masing-masing negara Eropa adalah:


hilangnya kemandirian kebijakan moneter dan kemandirian kebijakan
nilai tukar nasional.

 Terkait dengan teori optimum currency area (OCA)  kriteria yang


seharusnya relevan untuk mengidentifikasi dan mendesain zona mata
uang bersama adalah derajat mobilitas faktor (modal dan tenaga kerja)
dalam zona tersebut.

 Austria, Belgia, Prancis, Luxemburg, Belanda & Jerman  negara yang


memenuhi teori OCA

 Denmark, Italia, & Inggris  negara yang tidak memenuhi teori OCA
Peristiwa Sejarah Lainnya Terkait Sistem
Moneter Dunia
 Krisis Peso Meksiko

 Krisis Mata Uang Asia:


 ‘Bath’ Thailand
 ‘Rupiah’ Indonesia
 ‘Ringgit’ Malaysia
 ‘Peso’ Filipina
 ‘Won’ Korea

 Krisis Peso Argentina


Kurs Tetap vs Kurs Fleksibel

 Sementara anggota inti EMU yang meliputi Prancis


dan Jerman menyukai sistem nilai tukar tetap (fixed-
rate), negara-negara maju lain seperti Amerika Serikat
dan Jepang lebih suka dengan sistem nilai tukar
fleksibel (floating-rate).

 Berdasarkan sistem nilai tukar fleksibel, pemerintah


dapat mempertahankan independensi kebijakan karena
keseimbangan eksternal akan tercapai melalui
penyesuaian kurs daripada intervensi kebijakan.
Kurs Tetap vs Kurs Fleksibel

 Namun, ketidakpastian nilai tukar dapat berpotensi


menghambat perdagangan dan investasi internasional.
Mayoritas perusahaan akan lebih memilih menghindari
risiko berdagang secara internasional jika harus
menghadapi masa depan yang selalu tidak pasti.

 Pilihan antara sistem nilai tukar tetap atau fleksibel


cenderung mengakibatkan adanya trade-off (pilihan)
antara otonomi kebijakan nasional dengan integrasi
ekonomi internasional.

Anda mungkin juga menyukai