3. Idang Sobirin(084030008)
4. Andriana H. (084030006)
2010
Pada sekitar tahun 1790an Inggris mengalami sebuah kerugian besar-besaran karena
kekurangan uang logam perak dan dihentikannya percetakan uang logam emas yang lebih
besar. Lalu dikeluarkanlah "token" uang logam perak dan memukul telak uang logam asing.
Dengan berakhirnya Perang Napoleonic, Inggris mulai melakukan program besar-besaran
dalam mengembalikan uang logam yang menciptakan kekuasaan tertinggi standar emas dan
mensirkulasikan mahkota, setengah mahkota, dan secepatnya juga mengeluarkan uang logam
¼ sen pada tahun 1821. Pada tahun 1833, uang kertas dari Bank of England notes dibuat
menjadi alat pembayaran yang sah, dan penebusan dari bank-bank lain sangat mengecilkan
hati. Pada tahun 1844 didirikanlah Bank Charter Act yang uang kertas keluaran Bank of
England, berlapis penuh emas, yang merupakan standar yang sah. Sehubungan dengan
interpretasi yang keras pada standar mata uang emas, tahun 1844 ini ditandai sebagai
berdirinya standar penuh mata uang emas untuk uang Inggris.
Standar emas mulai runtuh di awal Perang Dunia I. Sehubungan dengan ketegangan politik
yang terjadi di Jerman, maka negara-negara di Eropa membuat proyek-proyek militer
raksasa. Akan tetapi, dengan adanya pembangunan proyek-proyek tersebut mengakibatkan
beban finansial sangat besar. Sehingga, pada saat itu negara-negara di eropa tidak mempunyai
cukup emas untuk menutupi beban financial itu.
Salah satu fungsi utama Bretton Woods adalah USD menggantikan emas sebagai standar
utama pertukaran mata uang dunia. Lebih jauh lagi, USD menjadi satu-satunya mata uang
yang didukung oleh emas. Bretton Woods System juga mengijinkan negara bertindak sesuai
dengan kebijakan moneter yang diinginkan dalam rangka menciptakan perekonomian yang
lebih stabil dan kondusif. Sehingga Pemerintah menjadi lebih confident dalam merencanakan
dan melakukan program kerja, bahkan melanjutkan guna mendorong laju perekonomian.
Kebijakan politik ini mencakup menaikkan dan menurunkan suku bunga, menekan
pengangguran, dan perekonomian yang relatif stabil. Akan tetapi di sisi lain sangat berisiko
mengundang inflasi sekaligus menurunkan kuota investasi jangka panjang dan cenderung
menerbitkan investasi yang bersifat jangka pendek yang rentan menciptakan ketidakstabilan
ekonomi antarnegara. Sebagaimana dicontohkan oleh Perancis dan Italia yang melakukan
kebijakan untuk menurunkan suku bunga 1-2 % sehingga mampu menekan tingkat
pengangguran serendah mungkin, terbukti menjaga kestabilan ekonomi tetapi mengakibatkan
inflasi lebih tinggi 1-2% dari Jerman yang saat itu menaikkan suku bunga dengan level yang
sama (Frieden, 2006: 291).
Bretton Wood juga mendorong nilai tukar tetap stabil dan pasar nilai tukar tetap terbuka
untuk memicu perdaganan dan investasi jangka panjang, tetapi sistem moneter Bretton Wood
mengharuskan batasan aliran keuangan untuk memperbolehkan pemerintah mengikuti
kebijakan yang mereka pilih. Sistem Bretton Wood terbukti menjaga kestabilan dan
kemajuan pesat ekonomi internasional dan mendukung pemerintahan secara nasional untuk
mengembangkan kebijakan ekonomi makro selaras dengan kondisi domestik (Frieden, 2006:
292). Berbeda dengan Gold Standard yang cenderung membatasi peran pemerintah untuk
mengikuti kebijakan yang dipilih demi menjaga kestabilan dan siklus jumlah mata uang yang
beredar di pasar. Ketika uang banyak beredar di masyarakat, pemerintah tidak bisa mengatur
kestabilan harga dan ekonomi melalui kebijakan devaluasi maupun revaluasi untuk
menyesuaikan dengan kondisi ekonomi domestik. Untuk pertama kalinya Bretton Wood
mengijinkan setiap pemerintahan nasional untuk mengikuti kebijakan yang dipilih sesuai
dengan kondisi ekonomi nasional masing-masing.
1. Dollarization
Dollarization diterapkan apabila negara yg bersangkutan tidak bermasalah untuk
menggantikan mata uangnya dengan mata uang negara lain. Dollarization biasanya
membuat sebuah negara terlihat lebih stabil untuk tempat investasi, tp sisi lainnya adalah
bank sentral negara yg bersangkutan tidak bisa lagi mencetak uang dan membuat
kebijakan keuangan. Contoh dollarization adalah penggunaan USD di El Savador.
2. Pegged rate
Pegged rate terjadi saat sebuah negara secara langsung menetapkan nilai tukarnya
terhadap mata uang asing sehingga negara itu punya stabilitas yg lebih daripada kalau
pakai normal float. Sebagai contoh, Cina menetapkan nilai Yuan thd USD adalah 8.28
yuan per dollar antara 1997 dan juli 2005. Kerugiannya adalah nilai mata uang
bergantung pada kondisi eknomi mata uang yg di-pegged. Contoh: Kalo USD menguat
terhadap smua mata uang lain, yuan juga akan menguat, yang mana mungkin tidak
diinginkan oleh bank sentral Cina.
3. Managed floating rate
Nilai tukar mata uang diperbolehkan berubah sesuai tekanan jual dan beli. Akan tetapi,
bank sentral boleh mengintervensi untuk menstabilkan fluktuasi nilai tukar yg ekstrim.
Contoh, Jika mata uang sebuah negara turun melampaui level yg “dapat diterima”
pemerintah dapat menaikkan suku bunga. Menaikkan bunga dapat membantu menaikkan
mata uang. Tapi ini cuma contoh yg sgt sederhana. Biasanya bank sentral punya sejumlah
cara untuk mengatur mata uang.
DAFTAR PUSTAKA
1. ___, Standar emas (gold standard) : sejarah dan dampaknya terhadap perekonomian.
Tersedia dalam www. jurnalskripsi.com
2. ___, Sejarah Forex. Tersedia dalam www.forexindo.com
3. ___, Standar Emas menuju Sistem Bretton Wood. Tersedia dalam www. koranus.com
4. ___, Ekonomi Internasional. Tersedia dalam www.SHVOONG.com