Anda di halaman 1dari 8

Chelly Yunita

1761201211
Manajemen Keuangan Internasional

TUGAS 2
SISTEM MONETER INTERNASIONAL

1. Sistem moneter internasional


Sistem moneter internasional dapat didefinisikan sebagai struktur, instrumen,, institusi,
dan perjajian yang menentukan kurs atau nilai berbagai mata uang di dunia. Termasuk
juga penyesuaian aliran modal dan perdagangan internasioanal, dan neraca pembayaran
(Eiteman et.al., hal 26).
Dalam sistem moneter internasional tersebut terdapat ketentuan-ketentuan yang
mengatur cara-cara atau metode-metode pembayaran yang dapat diterima antara pembeli
(konsumen) dan penjual (produsen) dalam batas negara yang berbeda. Namun, ketentuan-
ketentuan ini terus harus disepakati oleh para anggotanya atau negara serta bank
sentralnya.

2. Sejarah sistem moneter internasional.


a. Bimetalisme
Sebelum tahun1870-an banyak negara menganut bimetalisme, yaitu standar ganda dalam
mata uang bebas yang digunakan naik untuk emas maupun perak. Di inggris raya,
misalnya bimetalisme digunakan hingga tahun 1816 ( stelah berakhir perang napoleon)
ketika parlemen mengesahkan undang-undang yang hanya menggunakan mata uang bebas
dari emas dan menghapuskan mata uang dari perak.
Sistem moneter internasional bimetalisme diartikan sebagai emas dan perak digunakan
sebagai sarana pembayaran internasional dan kurs antarmatauang ditentukan oleh
kandungan emas dan perak. Sekitar tahun 1870-an misalnya kurs antara pound inggris
yang sepenuhnya menggunakan standar emas dan franc prancis yang secara resmi
menggunakan standar bimetalisme ditentukan dari kandungan emas dari kedua mata uang
tersebut. Disisi lain, kurs antara franc prancis dan mark jerman yang menggunakan standar
perak ditentukan oleh kandungan perak dari mata uangnya.
Negara-negara yang menggunakan sistem standar dua logam (bimetalisme) sering
mengalami fenomena yang dikenak dengan hukum Gresham (gresham’s law). Rasio
pertukaran antara dua logam secara resmi tetap dan hanya logam yang berlimpah saja yang
digunakan sebagai uang. Hal ini menyebabkan logam yang lebih langka tidak diedarkan.
Hukum gresham menyatakan bahwa uang “buruk” (berlimpah) mengusir uang “baik”
(jarang).
b. Standar emas klasik
Pada tahun 1821 di Inggris Raya. Ketika itu, uang kertas dari Bank of England
seluruhnya dibuat agar dapat ditukarkan dengan emas. Seperti disebutkan sebelumnya
prancis secara efektif menggunakan standaremas mulai tahun 1850-an dan secara resmi
mengadopsi sstandar tersebut pada tahun 1878. Kekaisaran jerman yang baru muncul
menerima ganti rugi perang cukup besar dari prancis kemudian beralih ke standar emas
pada tahun 1875 dan menghentikan mata uang bebas dari perak. Amerika serikat
mengadopsi standar emas pada tahun 1879, sedangkan rusia dan jepang pada tahun 1897.
Standar emas internasional ada sebagai realita sejarah perode tahun 1875-1914. Sebagian
besar negara memulai standar emas pada tahun 1914 ketika perang dunia I meletus.
Standar emas kelasik sebagai sistem moneter internasional bertahan kurang lebih selama
40 tahun. Selama periode ini, london menjadi pusat sistem keuangan internasional yang
mencerminkan kemajuan perekonomian inggris dan posisinya sebagau pemimpin
perdagangan dunia.
Standar emas internasional dapat dikatakan ada apabila di negara-negara besar
memenuhi beberapa hak :
1). Hanya emas yang dijamin mata uang logam tidak terbatas
2). Terdapat konvertibilitas dua arah antara emas dan mata uang nasional pada rasio yang
tetap
3). Emas dapat diekspor atau diimpor secara bebas.

Untuk mendukung konvertibilitas yang tidak terbatas menjadi emas, uang kertas bank
harus di dukung dengan cadanganemas sebesar rasio minimalyang ditentukan. Selain itu,
pasokan uang domestik juga harus naik turun sesuai dengan pengeluaran penerimaan emas
di negara tersebut.
Berdasarkan standar emas, ketidak sesuaian kurs secara otomatis akan diperbaiki melalui
arus emas lintas negara. Ketidakseimbangan pembayaran internasional juga akan
diperbaiki secara otomatis. Contohnya ketika ekspor inggris raya ke prancis lebih banyak
dari pada impornya dari prancis, ketidakseimbangan perdagangan ini tidak akan terus ada
berdasarkan standar emas. Ekspor bersih inggris raya ke prancis akan diikuti dengan arus
emas bersih dengan arah yang berlawanan. Arus emas internasional dari prancis ke inggris
raya akan mendorong penurunan tingkat harga di prancis dan kenaikan tingkat harga di
inggris raya pada saat bersamaan. Perubahan akhir pada tingkat harga relatif nantinya akan
memperlambat ekspor inggris raya dan mendorong ekspor prancis. Akibatnya ekspor
bersih awal inggris raya akan berangsur-angsur hilang. Mekanisme penyesuaian ini
disebut sebagai mekanisme arus spesifik harga (price-specific-flow mechanism)
Stndar emas memiliki kelemahan penting. Pertama, pasokan emas yang baru dilebur
jumlahnnya terbatas sehingga dapat menghambat pertumbuhan perdagang dan investasi
dunia. Hal ini karena kurangnya ketercukupan cadangan moneter. Perekonomian dunia
dapat menghadapi tekanan-tekanan deflasi. Kedua, setiap pemerintahan dapat
meningggalkan standar emas. Dengan kata lain, standar emas internasional tidak memiliki
cara untuk memaksa setiap negara besar agar mematuhi aturan main. Karena alasan ini,
standar emas klasik tidak mungkin kembali digunakan dimasa mendatang.

c. Interwar period
Standar emas klasik diakhiri pada agustus 1914 karena Negara-negara besar seperti
Inggris Raya, Prancis, Jerman, dan Rusia menangguhkan uang kertas bank dalam emas
dan memaksa embargo atas ekspor emas. Ketika Negara-negara besar mulai pulih dari
perang dan berusaha menstabilkan perekonomian, mereka berupaya untuk kembali pada
standar emas. Amerika serikat yang menggantikan inngris raya sebagai kekuatan keuangan
dominan. Hanya dengan iflasi ringan, amerika serikat mampu meningkatkan pembatasan
ekspor emas dan kembali pada standar emas pada tahun 1919. Tetapi, standar emas
internasional pada akhir tahun 1920-an tidak lebih dari sebuah kedok saja. Karena, banyak
Negara besar memberikan prioritas bagi stabilitas perekonomian dalam negeri dan secara
sistematis menaganut kebijakan sterilisasi emas dengan menyesuaikan arus masuk dan
keluar emas, masing-masing dengan pengurangan dan peningkatan uang dan kredit dalam
negeri. Pandangan terhadap pemulihan standar emas runtuh setelah terjadinya Depresi
Besar dan krisis keuangan yang menyertai pada tahun 1929, banyak bank mengalami
penurunan tajam pada nilai portofolio. Pada tahun 1931, pemerintah inggris penangguhkan
pembayaran emas dan membiarkan pound mengambang. Ketika inggris menurunkan
emas, Negara-negara seperti kanada, swedia, Australia, dan jepang mengikuti hal yang
sama di akhir 1931. Amerika menurunkan emas Pada tahun 1933 setelah mengalami
rentetan kegagalan bank dan arus keluar emas. Terakhir, prancis meninggalkan standar
emas pada tahun 1936, mengingat pelarian dari terhadap franc akhirnya menjerminkan
ketidakstabilan ekonomi dan politik.
Ringkasnya, interwar period ditandai dengan nasionalisme ekonomi, upaya setengah hati
dan kegagalan untuk memulihkan standar emas, ketidakstabilan ekonomi dan politik, dan
kegagalan bank, dan kepanikan untuk mendirikan untuk melarikan modal ke luar negeri.
Hal ini mengakibatkan dampak yang sangat merugikan bagi perdagangan dan investasi
internasional. Ini merupakan periode ketika dolar amerika serikat muncul sebagai mata
uang dunia yang dominan dan secara berangsur-angsur menggantikan peran pound
Inggris.

d. Sistem Bretton Woods


Pada juli 1944, perwakilan 44 negara berkumpul di Bretton Woods, New Hampshire.
Mereka berkumpul untuk membahas dan merancang sistem moneter internasional pasca
perang. Perjanjian ini diratifikasi oleh sebagian besar Negara untuk memperkenalkan IMF
pada tahun 1945. Para delegasi juga membentuk lembaga saudara IMF, yaitu internasional
Bank for Reconstruction and Development (IBRD) yang lebih dikenal dengan Bank Dunia
(World Bank). Pasokan cadangan moneter internasional yang cukup disertai dengan nilai
tukar yang stabil akan memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan
perdagangan dan investasi internasional selama tahun 1950-an dan tahun 1960-an. Tetapi
profesor Robert triffin menemukan dilema yang disebut paradoks triffin, paradoks ini
bertanggung jawab atas jatuhnya sistem nilai tukar emas berbasis dolar di awal 1970-an.
Amerika serikat dan Negara lain di dunia mulai mengalami deficit neraca perdagangan
pada akhir tahun 1950-an. Masalah itu terus berlanjut hingga tahun 1960-an. upaya yang
dilakukan untuk memulihkan masalah tersebut dipusatkan pada:
a) Seperangkat ukuran pertahanan dolar yang diambil oleh pemerintahan Amerika
Serikat.
b) Penciptaan asset cadangan baru, yaitu special drawing rights (SDR) Oleh IMF.
Pada tahun 1970, IMF membentuk cadangan internasional semu yang disebut SDR.
Pembentukan SDR bertujuan untuk meringankan sebagian tekanan pada Dolar Amerika
Serikat sebagai mata uang cadangan yang utama. SDR hanya terdiri dari lima mata uang
utama: dolar amerika serikat, mark jerman, yen jepang, pound inggris, dan franc prancis.
Saat ini, SDR terdiri dari empat mata uang utama-dolar Amerika Serikat (bobot 41,9
persen), euro (37,4 persen), pound inggris (11,3 persen dan yen Jepang (9,4 persen).

SDR tidak hanya digunakan sebagai asset cadangan tetapi juga sebagai mata uang
dminasi untuk transakasi internasional. SDR merupakan mata uang “portofolio”sehingga
nilainya cenderung lebih stabil stabil daripada nilai mata uang lain yang termasuk dalam
SDR. Pada awal tahun 1970-an, semakin jelas bahwa dolar dinilai terlalu tinggi,
khususnya secara relative, terhadap mark dan yen. Akibatnya, bank sentral jerman dan
jepang harus melakukan intervensi besar-besaran di pasar valuta asing untuk
mempertahankan nilai pari mereka. Pada tahun 1971, presiden Richard Nixon
menangguhkan konvertibilitas dolar menjadi emas mengenakan biaya tambahan atas
impor. Pondasi sistem Bretton woods retak di bawah tekanan tersebut.

Dalam upaya menyelamatkan sistem Bretton wood, 10 negara besar yang dikenal sebagai
group of ten bertemu di Smithsonian institution di Washington, D.C, pada desember 1971.
Mereka mencapai perjanjian Smithsonian yang berisi:

a) Harga emas naik menjadi $38 per ons


b) Masing-masing Negara merevaluasi mata uangnya terhadap dolar Amerika Serikat
hingga 10%
c) Rentang nilain tukar boleh bergerak naik turun diperluas dari 1% hingga 2,25%.
Perjanjian Smithsonian berlaku kurang dari satu tahun dan akhirnya terkena serangan
lag. Harga emas kemudian menigkat dari $38 menjadi $42 per ons. Pada maret 1973,
mata uang eropa dan jepang dibiarkan mengambang sehingga melengkapi jatuhnya sistem
Bretton woods.

e. Rezim nilai tukar fleksibel / mengambang terkendali


Rezim nilai tukar fleksibel yang menggantikan sistem bretton woods memulai
langkahnya pada 1976 ketika perjanjian jamaika diratifikasi. Isi perjanjian jamaika :
1. nilai tukar fleksibel dinyatakan dapat diterima oleh anggota IMF dan bank sentaral
masing-masing negara berhak mengintervensi aktivitas perdagangan (volatilitas) valas
yang berdasar /tidak jelas.
2. emas sudah bukan cadangan internasional lagi separuh stok emas global dikembalikan
ke masing-masing negara anggotanya, separuh dijual dan hasilnya untuk membantu
negara-negara miskin.
3. negara non-penghasil dan pengekspor minyak dan negara-negara miskin mendapat
akses kepada dana IMF yang lebih besar. Negara peminjam harus mengikuti “saran”
pembangunan IMF.

Selama pemerintahan presiden Ronald Reagan, suku bunga riil di AS sengaja ditinggikan
agar arus modal investasi asing masuk deras ke AS demi membantu menopang defisit
anggarannya. Fluktuasi US$ pada era 1980-an yang sangat besar dan US$ menjadi terlalu
mahal membuat para negara industri besarsepakat untuk merancang sistem nilai tukar
yang lebih stabil dalam skala yang lebih besar. Plaza Accord (1985) menentukan bahwa
US$ harus terdepresiasi dan negara-negara G5 9 (prancis, jepang, jerman, inggris dan AS)
sepakat untuk mengintervesikan pasa valas agar tujuan tersebut segara tercapai, akhirnya
US$ terlalu terdepresiasi. Louvre Accord (1987) menandai lahirnya sistem mengambang
terkendali (floating-rate)saat negara anggota G-7 bergabung untuk mengoreksi nilai mata
uang yang dipandang kemahalan atau kemurahan.

3. Dengan sistem kurs mengambang, fluktuasi kurs semakin menjadi tinggi. Dengan
berfluktuasinya kurs, maka kesempatan memperoleh keuntungan dari permainan valas
menjadi semakin tinggi.
Tingkat kurs ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang, salah satu yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang ialah perubahan harga. Apabila harga
barang di negara asing mengalami kenaikan, maka permintaan menurun dan akan
meningkatkan permintaan terhadap barang lokal. Akibatnya nilai mata uang lokal terhadap
negara asing akan mengalami kenaikan sehingga dapat menyebabkan daya saing barang lokal
di pasar ekspor akan menurun karena diluar negeri harganya akan menjadi mahal. Hal ini
akan akan mengurangi tekanan inflasi di negara asing, karena konsumen di negara asing akan
membeli barang lokal dengan harga mahal karena harga barang impor mengalami kenaikan,
sedangkan konsumen lokal akan membeli barang asing dengan harga yang murah. Sehingga
hal ini dapat memberikan keuntungan yang tinggi terhadap negara lokal. Tetapi hal ini juga
dapat memberikan dampak yang buruk bagi pemerintah dan para pebisnis karena sistem kurs
mengambang ini dapat memberikan dampak terhadap nilai tukar mudah berfluktuasi sehingga
dapat memperngaruhi stabilitas perekonomian lokal.

4. Kasus sistem moneter internasional (Venezuela)

Venezuela merupakan negara yang berada di ujung utara Amerika Selatan dengan ibu kota
(distrito capital) di Caracas. Penemuan minyak mentah tahun 1913 membuat Venezuela
menjadi negara penghasil minyak dengan sumbangan cadangan devisa sebagian besar berasal
dari minyak. Peningkatan dan volatilitas lebih besar dari harga minyak tahun 1974
menyebabkan pendapatan tidak terduga dari negara Venezuela. Ekspor minyak mendominasi
90 persen dari total keseluruhan ekspor dan menyumbang 60 persen dari pendapatan
pemerintah. Peningkatan ini berdampak pada pertumbuhan positif GDP riil per capita
Venezuela yang terus mengalami kenaikan dari tahun 1960 -1970 an, namun dekade setelah
itu GDP riil perkapita terus menurun.

Secara garis besar negara Venezuela terus mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi
hingga tahun 1970. Namun, semua itu berubah pada tahun setelahnya diakibatkan adanya
gangguan pada perekonomian Venezuela. Elemen penting dari dalam pertumbuhan yang
relatif rendah adalah proses nasionalisasi industri minyak. Perburukan perekonomian tidak
hanya faktor penurunan harga minyak saja namun juga faktor politik dan ketidakstabilan
variabel ekonomi lainnya.
Ketidakstabilan perekonomian Venezuela juga diperburuk dengan pergolakan krisis
politik di bawah kekuasaan otoriter Presiden Nicolas Maduro. Rezim Maduro dituduh telah
melakukan berbagai pelanggaran hak asasi manusia yang menyebabkan krisis kemanuasian
yang mendalam di Venezuela. Maduro juga memiliki berbagai kebijakan yang
kontroversional, seperti penggunaan pengadilan dan pasukan keamanan untuk menindas dan
membagai oposisi politik. Keterpurukan ekonomi politik di Venezuela menandakan krisis di
negara Vennezuela yang ditandai dengan ketidakstabilan inflasi, kekuarangan barang
konsumsi, dan memperburukanya kondisi kehidupan.

Penurunan harga pada tahun 1980 an tidak menjadi pembelajaran bagi Presiden Hugo
Chaves, akibatnya penurunan tajam harga minyak pada 2014 memiliki dampak yang cukup
signifikan pada perekonomian Venezuela karena tidak adanya penahanan akan adanya shock
harga minyak. Kondisi ekonomi mengalami keterburukan dengan cepat di bawah Presiden
Maduro, kondisi ini diperparah karena pada bulan November 2017 pemerintah
mengumumkan akan adanya restrukturisasi utang pemerintah.

Kondisi inflasi di Venezuela juga memprihatinkan yang mencapai rata- rata sekitar ratusan
persen. Kondisi ini membuat inflasi Venezuela dikategorikan sebagai hyperinflasi. Istilah ini
berarti kenaikan harga konsumen mencapai 50 persen dalam sebulan. International Moneter
Fund (IMF) memproyeksi bahwa inflasi Venezuela mecapai 13.000 persen pada tahun 2018.
Salah satu penyebab hyperinflasi ini adalah rendahnya harga minyak dunia, penurunan
produksi minyak, serta kesalahan pengolahan ekonomi yang membebani pemerintah
Venezuela. Selain itu, nilai tukar mata uang boliviar (mata uanag Venezuela) melemah
terhadap dollar AS sejak awal 2016. Kebijakan penggantian uang kertas 100 bolivar dengan
uang kertas lainnya, ini belum cukup karena produksi barang telah anjlok dan biaya impor
dalam mata uang lokal telah meroket, sehingga kombinasi ini yang membuat konsumen tidak
bisa mengimbangi peningkatan harga.

5. Neraca pembayaran.
Neraca pembayaran (balance of payments) adalah sebuah laporan akutansi yang
merangkum seluruh transaksi yang dilakukan oleh residen domestik dan asing selama periode
waktu tertentu. Pencatatan dilakukan dengan prinsip pembukuan berpasangan (double-
entry bookkeeping) yang artinya setiap transaksi dicatat aik pada sisi debet dan kredit
sehingga jumlah seluruh sisi debet dari neraca pembayaran suatu negara akan sama persis
dengan sisi kreditnya. Akan tetapi, untuk setiap bagian dari laporan neraca pembayaran,
mungkin terdapat posisi surplus atau defisit.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca berjalan.


a. inflasi domestik
bila domestik suatu negara nail relatif terhadap partner dagang utamanya, umumnya
keseimbangan transaksi berjalan menurun.
b. pendapatan domestik
bila pendapatan siap pakai suatu negara meningkat dalam presentase yang lebih tinggi
dibanding partner dagang utamanya, keseimbangan transaksi berjalan umumnya menurun.
c. kurs valuta asing
bila mata uang suatu negara mengalami apresiasi relatif terhadap partner dagang
utamanya, keseimbangan transaksi berjalan biasanya menurun.
d. restriksi pemerintah
pemerintah pusat dapat mempengaruhi keseimbangan transaksi berjalan dengan
menggunkan bea masuk maupun kuota terhadap barang –barang produksi luar.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi neraca modal


a. perubahan harga
apabila ekspor lebih besar dari impor berarti barang yang ada didalam negeri sangat laku
terjual di luar negeri, maka harga barang dalam negeri menjadi meningkat.
b. perubahan kurs devisa
jika neraca pembayaran mengalami defisit, maka kurs valuta asing mengalami kenaikan
dan kurs rupiah turun. Dan apabilaterjadi surplus maka kurs valuta asing mengalami
penurun dan kurs rupiah mengalami kenaikan.
c. tingkat pendapatan
ekspor merupakan komponen pendapatan, sehingga berubahnya nilai ekspor maka dapa
merubah perndapatan nasional

8. Badan-badan yang mendorong pertumbuhan bisnis internasional.


a. International Monetary Fund
badan yang didirikan pada tahun 1994 untuk mendorong dan memfasilitasi perdgangan
dan pembiayaan internasional. Salah satu perangkat penting yang dimiliki IMF adalah
Compensatory Financing Facility yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari
ketidakstabilan ekspor atas perekonomian suatu negara. Dana bantuan dari IMF diukur
menggunkan Special Drawing Rights (SDRs), yaitu cadangan aset internasional yang
diciptakan oleh IMF dan dialokasikan kepada negara-negara anggota untuk melengkapi
cadangan devisa masing-msing negara.
b. World bank
International Bank Of Reconstruction And Development (IBRD) atau disebut dengan
World Bank dibentuk pada tahun 1944. Tujuan utamnya adalah memberikan pinjaman
kepada negara-negara yang membutuhkan demi kelangsungan pembangunan ekonomi.
Sumber dana utama bank dunia adalah penjualan obligasi dan instrumen hutang lainnya
kepada sektor swasta dan pemerintah. Salah satu fasilitas penting dari Bank dunia adalah
Structural Adjustment Loan (SAL) yang dibentuk pada tahun 1980 dengan tujuan untuk
membantu pertumbuhan ekonomi jangka panjang suatu negara melalui proyek-proyek
pembiayaan.
c. International Financial Corporation
didirikan pada tahun 1956 untuk mendorong pertumbuhan korporasi-korporasi swasta di
berbagai negara.
d. International Development Association
merupaka asosiasi yang didirikan pada tahun 1960 untuk merangsang pembangunan,
khususnya untuk negara-negara berkembang. IDA memberikan pinjaman berbunga kepada
negara-negara miskin yang tidak memenuhi syarat mendapatkan pinjaman dari Bank
Dunia
e. Bank for International Settlements
Merupakan institusi yang memfasilitasi kerjasama antar negara yang terlibat dalam
transaksi-transaksi internasional dan menyediakan bantuan kepada negara-negara yang
sedang mengalami masalah pembayaran internasional.
f. Badan Pembangunan Regional
Terdapat beberapa badan lain yang bersifat regional dari segi tujuannya, diantaranya :
1. Inter-American Development Bank, yang berfokus pada pembangunan di Amerika
Latin.
2. Asian Development Bank, ditujukan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan
sosial asia
3. African Development Fund, berfokus pada pembangunan di negara-negara afrika.
4. European Bank For Reconstruction and Development, dibentuk untuk membantu
negara-negara eropa timur menyesuaikan diri dari komunisme ke kapitalisme.

Anda mungkin juga menyukai