Anda di halaman 1dari 20

BISNIS INTERNASIONAL

MODUL : 04

PERANAN SISTEM MONETER


INTERNASION DAN NERACA
PEMBAYARAN INTERNASIONAL

ABSTRAK KOMPENTENSI
CMK 3 : Mata Kuliah ini membahas SUB-CMK 3. Mahasiswa mampu
teori hal [- hal yang berhubungan memahami segala sesuatu dengan
denganh sistem moneter masing – masing negara mempunyai
internasional dan neraca pembayar sejarah yang berbeda – beda dalam
internasional sistem moneter internasional mereka
disamping itu kekuatan dunia yang
. mempengaruhi kegiatan bisnis
internasional dan dapat megnetahui
kegiatan-kegiatan operasional dalam
berbagai bidang bisnis internasional,
baik dari perusahaan multinasional
maupun domestik yang mengglobal.

Skenario Perkuliahan :
 Naskah / Buku Referensi :
1.Ball,Donald A,dkk (2005), Bisnis Internasional,Buku 1 dan 2,Salemba empat,jakarta.
2.Hill,Gharles W.L (2009),Internasional Business,Sixth Edition,McGraw Hill,New York.
3.Rusdin (2002), Bisnis Internasional,Anabeta Jakarta.
4.Daniels,John D dan Lee H Radebaugh,Internasional Business,Edisi 9,Prentice Hall.
5.Farid Elasmawi dan Philip.R.Harris, Mulaticultural Management, Gramedia Jakarta.
6.Hirst and Thomson ( 1999 ) Globalisasi adalah mitos ( Terjemahan ). Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.

 Tujuan Mata Kuliah :


Mata Kuliah ini memberikan pemahaman kepada Mahasiswa agar memiliki wawasan
tentang bisnis yang lintas Negara sehingga tidak ada lagi batas-batas wilayah Negara.
.
 Bahan kajian :
1 Menjelaskan sejarah sistem moneter internasional .
2. Memahami sistem neraca akutansi dan neraga pembayaran.
3. Memhami masalah ekonomi valas dan struktur pasarnya .
4. Memahami mekanisme pasar modal internasional .
MODUL 4

SEJARAH SISTEM MONETER INTERNASIONAL

1. Sejarah Sistem Moneter Internasional

Setiap Negara memiliki mata uang sendiri, dan mata uang itu menunjukan
nilai barangnya. Namun, untuk perdagangan internasional, berbagai mata
uang di dunia harus di ubah dari satu mata uang ke mata uang yang lain.
Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh gejolak ekonomi. Dengan
mempelajari pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran timbulnya
ketidakstabilan ekonomi serta proses penyesuaian neraca pembayaran
internasional.

Moneter internasional dan sistem finansial memainkan peran sentral dalam


ekonomi politik global. Sejak akhir abad 19, awal pembentukan sistem ini
melalui berbagai transformasi dalam menganggapi perubahan kondisi politik
dan ekonomi baik level domestik maupun internasional. Perubahan yang
paling dramatik adalah krisis dalam pengintegrasian moneter internasional
dan rezim internasional selama tahun-tahun interwar.

Transformasi kedua terjadi setelah Perang Dunia II ketika sistem Bretton


Wood tengah berjalan. Sebab di tahun 1970an, periode perubahan di bawah
sistem Bretton Wood terjadi perubahan dari standar pertukaran emas menjadi
dolar Amerika dan komitmen terhadap kontrol kapital. Beragam perubahan ini
memiliki konsekuensi politik yang cukup penting tentang siapa yang
mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana dalam ekonomi politik global.

2. Evolusi standar emas dan pemecahannya (1930)

Konsep dari standar emas adalah penguunaan mata uang emas sebagai
media pertukaran, sebagai satuan perhitungan dan sebagai alat menyimpan
bilai. Kegiatan ini sudah terjadi sejak zaman kuno. Namun fenomena volume
perdagangan yang kian meningkat sejalan dengan bangkitnya revolusi
industri mendorong adanya permintaan atas sarana yang lebih mudah untuk
mendanai dan menyokong perdagangan internasional maka standar emas
hadir guna mengatur dan mendorong pemerintah agar sepakat untuk
menukar mata uang kertas mereka menjadi emas dengan suatu kurs yang
tetap.

Sejak tahun 1880 Inggris, Jerman, jepang dan Amerika telah mengadopsi
sistem standar Emas ini. Dengan berlakunya standar emas maka nilai dari
setiap mata uang dalam satuan mata uang lainnya dapat ditentukan secara
mudah sehingga dapat mengkatalisasi perdagangan internasional. Mulanya
US$ 1 dihargai dengan 23,22 grain emas murni yang mana 1 ons emas sama
dengan 480 grain emas. Dengan kata lain harga dari 1 ons emas adalah US
$20,67. Sejumlah mata uang yang diperlukan untuk membeli satu ons emas
disebut sebagai nilai pari emas.

3. Periode Perang Dunia 1914-1944

Standar emas hancur waktu perang dunia 1 pecah. Mata uang praktis
ditetapkan atas dasar emas atau mata uang lainnya dengan longgar.
Beberapa usaha kembali ke standar emas dilakukan sesudah perang dunia 1
berakhir.Emas hanya diperdagangkan dengan bank sentral, bukan pribadi.
Kurs mata uang ditetapkan berdasarkan emas. Sesudah tahun 1934 dan
sesudah perang dunia kedua, konvertibilitas mata uang yang bisa ditukarkan
(konvertibel) dengan mata uang lainnya.

4. Periode Kurs Tetap

Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini,
semua negara menetapkan nilai tukar mata uangnya berdasarkan emas,
tetapi tidak diharuskan memenuhi konvertibilitas mata uang mereka dalam
emas.Negara anggota diminta menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau
turun) dari nilai par, dan bersedia melakukan intervensi untuk menjaga kurs
tersebut. IMF membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs
mata uangnya.

Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi


dipertahankan. Pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberapa minggu
pada bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata uang
dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan pasar.

5. Post Bretton Woods (1973) - sekarang

Setelah kurs dibiarkan mengambang, fluktuasi kurs mata uang dunia menjadi
semakin tinggi dan semakin sulit diprediksi. Kejadian penting pertama setelah
Bretton Woods berakhir adalah embargo minyak negara OPEC yang cukup
sukses (Oktober 1973). Pada tahun 1974 harga minyak cenderung
melakukan kebijakan sangat tajam.

Kurs dollar dan juga kurs mata uang lainnya, di masa mendatang akan
berfluktuasi sama seperti sekitar dua puluh tahun terakhir ini. Selama tidak
ada patokan yang pasti, kurs mata uang di masa mendatang akan mengalami
fluktuasi yang tidak bisa diprediksi.

Beberapa ekonom mulai menganjurkan kembali ke sistem kurs tetap. Tetapi sampai
saat ini belum ada model yang ideal yang sesuai dengan kondisi saat ini, yang bisa
menjamin stabilitas kurs. Sistem yang ideal akan mencakup dua hal :

1. Sistem harus kredibel (bisa dipercaya)

2. Sistem harus mempunyai mekanisme stabilitas harga yang otomatis (built in).

1. Dana Moneter Internasional

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) adalah


organisasi internasional yang bertanggungjawab dalam mengatur sistem
finansial global dan menyediakan pinjaman kepada negara anggotanya untuk
membantu masalah-masalah keseimbangan neraca keuangan masing-
masing negara. Salah satu misinya adalah membantu negara-negara yang
mengalami kesulitan ekonomi yang serius, dan sebagai imbalannya, negara
tersebut diwajibkan melakukan kebijakan-kebijakan tertentu, misalnya
privatisasi badan usaha milik negara. Setelah melalui pertimbangan panjang
dan hati-hati, sebuah system moneter disepakati di Bretton Woods. Negara-
negara anggota sepakat untuk mengontrol batas kurs mereka dengan cara
yang sudah ditentukan. Menurut kesepakatan awal, kurs dibolehkan berfariasi
sampai satu persen dibawah atau diatas par. Bila kurs suatu Negara
mencapai atau mendekati salah satu batas, disebut ”titik pendukung
arbitrase”, bank sentralnya mengintervensi pasar untuk mencegah kurs
melewati batas itu. Inntervensi pasar mensyaratkan suatu Negara untuk
mengakumulasi cadangan devisanya, yang terdiri dari emas dan mata uang
asing, diatas kebutuhan perdagangan normal. Sebuah lembaga bernama
Dana Moneter internasional IMF, didirikan di Bretton Woods untuk mengawasi
system moneter yang baru disepakati. Ada beberapa hal yang telah dicapai
dana moneter internasional. Misalnya, lembaga itu:

a. Berhasil mempertahankan peningkatan yang cepat dari volume


perdagangan dan investasi.

b.Menunjukan flexibilitas dalam mengadaptasi perubahan-perubahan dalam


perdagangan internasional.

c. Semakin efisien (bahkan terjadi penurunan persentase cadangan devisa)

d. Semakin tangguh (lembaga itu berhasil melewati masa krisis awal pada
tahun 1971, mengatasi kegiatan spekulatif, dan bertahan dalam siklus bisnis
yang bergejolak).

e. Mendukung tumbuhnya kerja sama internasional.

f. Membangun kapasitas untuk mengakomodasi reformasi dan perbaikan.

2. Sistem Penetapan Kurs Mata Uang

Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok :

Free Float (Mengambang Bebas)


Berdasarkan sistem ini, kurs mata uang dibiarkan mengambang bebas
tergantung kekuatan pasar. Beberapa faktor yang mempengaruhi kurs, misal
inflasi, pertumbuhan ekonomi, inflasi akan digunakan oleh pasar dalam
mengevaluasi kurs mata uang negara yang bersangkutan. Jika variable
tersebut berubah, atau penghargaan terhadap variable tersebut berubah, kurs
mata uang akan berubah. Sistem mengambang bebas juga disebut sebagai
clean float.

Float yang dikelola (Managed Float)

Sistem mengambang bebas mempunyai kerugian karena ketidakpastian kurs


cukup tinggi. Sistem float yang dikelola, yang sering disebut juga sebagai dirty
float, dilakukan melalui campur tangan Bank Sentral yang cukup aktif.

3. Menunda kurs (leaning against the wind).

Melalui cara ini bank sentral melakukan intervensi dengan tujuan mencegah
atau mengurangi fluktuasi jangka pendek yang cukup tajam, yang diakibatkan
oleh kejadian yang sifatnya sementara.

4. Kurs tetap secara tidak resmi (unofficial pegging).

Melalui cara ini Bank Sentral melawan kekuatan pasar dengan menetapkan
(secara resmi) kurs mata uangnya.

5. Perjanjian Zona Target Tertentu

Melalui perjanjian ini, beberapa negara sepakat untuk menentukan kurs mata
uangnya secara bersama dalam wilayah kurs tertentu. Jika kurs melewati
batas atas atau batas bawah, Bank Sentral negara yang bersangkutan akan
melakukan intervensi.
Cara Melakukan Transaksi Internasional
Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, dapat digunakan
beberapa cara, antara lain:

1. Cash

Pembayaran dilakukan dengan menggunakan check/cheque atau bank draft, pada


saat barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini sangat baik bagi
eksportir yang keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir.

2. Open Account

Merupakan kebalikan dari cara cash, yaitu pembayaran dilakukan setelah beberapa
waktu atau kebijaksanaan importir setelah barang dikirim kepada importir tanpa
surat perintah pembayaran serta dokumen-dokumen.

3. Commercial Bill of Exchange

Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebut draft atau trade bills,
yaitu surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang
biasanya disebut trade drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draft dan documentary
draft.

4. Letter of Credit

L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik
oleh penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat
pengganti kredit bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang
terkait dalam L/C adalah Opener (importir), Issuer (bank yang mengeluarkan L/C),
Beneficiary atau penjual (eksportir), dan dalam prakteknya ada satu pihak lagi yaitu
Confirming Bank, yaitu bank di negara eksportir.
5. Private Compensation

Adalah penyelesaian pembayaran dengan kompensasi utang piutang tanpa


perpindahan mata uang ke negara lain.

Kelemahan Sistem Moneter Internasional


Ketika sistem moneter internasional dikaitkan dengan emas, yang pada akhirnya
menyebabkan saling ketergantungan di antara sistem mata uang sehingga menjadi
jangkar bagi nilai tukar yang tetap (fixed exchange rate) dan menstabilkan inflasi.
Ketika sistem Gold Standard hancur, fungsi yang bernilai ini tidak bertahan lama dan
dunia terjebak dalam rezim inflasi yang terus menerus. Sistem moneter internasional
saat ini tidak mengatur interdepensi (saling mengait) antara berbagai mata uang dan
juga tidak menstabilkan harga. Alih-alih mengandalkan keseimbangan yang
dihasilkan secara otomatis, AS terpaksa harus "menampar" mitra dagangnya yang
mengancam layaknya musuh. Setelah revolusi di Eropa Timur dan hancurnya
komunisme, kita tiba-tiba memiliki 10 negara baru yang masuk dalam sistem
moneter internasional, (pecahan Uni Soviet) seluruhnya dengan mata uang yang
baru atau kebutuhan baru terhadap kebijakan mata uangnya. Sistem moneter
seperti apa yang seharusnya Michel Camdessus (Managing Director IMF saat itu)
rekomendasikan kepada negeri-negeri baru itu? Jawabannya akan menjadi nyata
sebelum tahun 1971 : masing-masing negara itu mesti menstabilkan mata uangnya
terhadap Dollar AS atau terhadap salah satu mata uang yang stabil yang
berhadapan dengan Dollar AS yang dikaitkan dengan emas.

Memperbaiki nilai tukar terhadap blok Dollar yang meliputi hampir seluruh ekonomi
dunia, telah memberi negara-negara transisi baru yang relatif memiliki tingkat harga
yang stabil di antara negara-negara barat. Sekarang saya ingin menunjukkan
kontribusi amat penting oleh IMF di antara awal pendiriannya tahun 1946 dan 1971.
Pada awal pendiriannyaIMF memberi negara-negara sebuah filosofi manajemen
makro ekonomik yang logis berdasarkan nilai tukar tetap atau terkendali (fixed
exchange rate). Kesepakatan yang luar biasa ini sekarang diserahkan kepada para
pemimpin moneter domestik. Untuk meyakinkan, sebuah negara dapat memperbaiki
mata uangnya terhadap salah satu mata uang utama seperti Dollar AS. Pada
praktiknya, kebijakan seperti itu memerlukan aksi dari kepemimpinan yang kuat;
rencana stabilisasi (inflasi) melibatkan nilai tukar tetap yang diterapkan di Argentina
oleh Domingo Cavallo yang menggambarkan betapa jarang kualitas pemimpin
sepertinya.

Pemecahan Jangka Pendek


Cara mengatasi masalah utang jangka pendek yaitu dengan melakukan
penjadwalan ulang pembayaran utang agar negara penerima pinjaman dapat
mengembalikan utangnya pada saat jatuh tempo, walaupun diperlukan negosiasi
yang cukup alot.

Negara berkembang penerima pinjaman tidak dapat melaksanakan program-


program kegiatannya secara fleksibel karena adanya tekanan dari IMF.
Pertumbuhan ekonomi negara berkembang tertahan karena dana baru dari hasil
ekspornya atau pinjaman yang digunakan untuk membayar utangnya, bukan
melanjutkan programnya atau kegiatan produktif lainnya.

Negara berkembang dapat mengurangi utangnya dengan meningkatkan ekspornya


agar diperoleh surplus neraca pembayaran. Namun hasil surplus tersebut sebagian
digunakan untuk membayar utangnya, kemudian sebagian lagi untuk biaya impor
dalam upaya peningkatan ekspor. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi negara
berkembang sangat lamban dan bahkan terhenti. Negara berkembang memerlukan
banyak dana untuk menggerakkan roda perekonomiannya, tapi jika memperoleh
pinjaman juga akan memperberat beban utangnya. Negosiasi ulang utang biasanya
terlebih dahulu diikuti dengan tindakan pengetatan agar dapat mendorong
menurunnya standar kehidupan, pertumbuhan ekonomi dan ekpor. Kemudian,
meningkatkan kesadaran akan pentingnya melakukan penyesuaian dan
keterpaduan kebijaksanaan jangka pendek, karena permasalahan yang dihadapi
negara berkembang tidak hanya masalah utang tetapi juga masalah ekonomi,
budaya dan perilaku. Beberapa contoh kegagalan sovereign debt adalah Equador,
Yunani, dan Mesir. Equador mengalami kegagalan membayar utangnya sejak tahun
1800 dan untuk memulihkan perekonomiannya diperlukan waktu 113 tahun. Yunani
mengalami kegagalan membayar utangnya selama 87 tahun. Dua abad yang lalu
negara-negara terkenal seperti Belanda, Austria, Jepang dan Cina juga pernah
mengalami kegagalan memenuhi kewajibannya membayar utang luar negeri. Mesir
yang gagal memenuhi kewajiban utang luar negeri tahun 1976, telah
membelanjakan lebih banyak uang pinjamannya untuk penari balet dan
semacamnya daripada untuk pekerjaan umum. Paris Club, kelompok
pemberipinjaman negara Barat, memberikan ampunan berupa penghapusan
separoh utang Polandia atau senilai AS$ 17,5 milliar. Sedangkan Amerika Serikat
memberikan ampunan berupa penghapusan utang Mesir sebagai imbalan atas
bantuan Mesir kepada Amerika Serikat pada saat perang melawan Irak. Pemberian
bantuan ini didasarkan pada nilai kemanusiaan dan mendorong terciptanya
reformasi ekonomi, sehingga membangkitkan kegiatan ekonomi yang sudah rapuh.

Pemecahan Jangka Panjang


Beberapa saran untuk memecahkan masalah utang jangka panjang adalah sebagai
berikut:

1. Negara penerima pinjaman hendaknya memanfaatkan dana pinjaman barunya


untuk kegiatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi daripada untuk keperluan
yang bersifat konsumtif, capital flight , atau memenuhi ambisi pemeintah.

2. Negara penerima pinjaman hendaknya membangun dana cadangan yang cukup


untuk jangka pendek maupun jangka panjang sehingga mampu menjaga fluktuasi
harga komoditi ekspor bila terjadi perubahan yang tidak diinginkan

3. Negara maju harus terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan


membuka pasarnya untuk barang ekspor dari negara berkembang melalui
persaingan yang sehat.

4. IMF dan negara pemberi pinjaman hendaknya tidak melakukan suatu tekanan
kepada negara peminjam.

5. IMF, Bank Dunia dan negara pemberi pinjaman hendaknya memberi pinjaman
dalam jumlah yang cukup sehingga dapat digunakan untuk jangka panjang.

6. Sebagian utang negara berkembang hendaknya diubah bentuknya menjadi


bentuk equitas, sehingga mendorong timbulnya rasa memiliki atas proyek-proyek
yang dilaksanakan. Sebagian utang lainnya hendaknya diperpanjang jatuh
temponya dengan penerapan bunga ceiling.
7. Negara berkembang hendaknya mengurangi larangan investasi asing

8. Jangan menyalahkan satu pihak atas timbulnya krisis utang

Pengertian Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran (balance of payment /BOP) adalah catatan yang dilakukan
secara sistemik atas keseluruhan transaksi ekonomi yang dilakukan oleh suatu
negara dengan negara lain yang berupa perdagangan barang dan jasa, transfer
keuangan, dan moneter antara penduduk Indonesia dengan penduduk luar negeri
selama satu periode tertentu.

Secara sederhana, neraca pembayaran merupakan suatu catatan sistematis dalam


transaksi ekonomi (perdagangan internasional) yang dilakukan dalam jangka waktu
satu periode.

B. Transaksi Neraca Pembayaran

Di Indonesia transaksi neraca pembayaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu


transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial. Setiap transaksi memiliki
peranannya masing-masing. Simak penjelasan tiga jenis transaksi neraca
pembayaran sebagai berikut:

1. Transaksi berjalan

Transaksi berjalan adalah transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor berupa
barang dan jasa dalam kurun waktu satu tahun. Transaksi berjalan terdiri dari neraca
perdagangan (transaksi barang), transaksi jasa, pendapatan primer, dan
pendapatan sekunder. Namun, pada umumnya transaksi berjalan digunakan untuk
menilai atau mengukur neraca perdagangan.
a. Transaksi barang 

Transaksi barang meliputi transaksi ekspor dan impor barang yang digolongkan
menjadi migas dan non migas. Karena adanya proses penerimaan pembayaran
maka semua ekspor barang termasuk ke dalam transaksi kredit. Sedangkan impor
barang termasuk ke dalam transaksi debit karena menimbulkan kewajiban
pembayaran kepada negara lain.

Dalam investasi luar negeri, jika nilai ekspor melampaui nilai impor maka negara
akan mengalami surplus neraca perdagangan atau mendapatkan hasil positif (+).
Namun, jika nilai impor melebihi nilai ekspor maka negara mengalami defisit atau
kerugian neraca perdagangan karena memiliki pengurangan (-).

Untuk dapat lebih memahami kegiatan administrasi ekspor-impor, Grameds dapat


menjadikan buku Ekspor Impor: Teori Dan Praktikum Kegiatan Ekspor Impor Untuk
Praktisi Logistik Dan Bisnis sebagai referensi.

b. Transaksi jasa

Transaksi jasa meliputi penyediaan jasa dilakukan oleh penduduk Indonesia kepada
penduduk luar negeri (ekspor) dan penduduk luar negeri kepada penduduk
Indonesia (impor). Transportasi internasional dan perjalanan (travel) merupakan
bagian dari transaksi jasa.

c. Pendapatan primer

Pendapatan primer terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Sedangkan


pendapatan primer itu sendiri dapat diartikan sebagai perolehan atau hasil yang
berasal dari penyediaan faktor produksi tenaga kerja dan modal finansial. Yang
termasuk ke dalam pendapatan primer berupa dividen (kupon, diskon, bunga).

d. Pendapatan sekunder
Pendapatan sekunder terdiri atas penerimaan dan pembayaran. Yang termasuk ke
dalam pendapatan sekunder berupa transfer penghasilan atau remitansi TKA/TKI
dan transfer-transfer lainnya (hadiah, hibah, jasa, uang)

2. Transaksi modal

Transaksi modal biasanya dipakai untuk mencatat hasil bersih yang diperoleh dari
transaksi pengeluaran dan pendapatan modal. Transaksi modal terdiri dari aset
tetap dan hibah investasi. Sebagian besar transaksi modal berupa transfer modal.

Transaksi modal kurang memiliki kontribusi dalam neraca pembayaran sehingga


transaksi ini tidak begitu sering digunakan. Transaksi modal mempunyai dua unsur,
yaitu transfer modal dan aset non keuangan non produksi.

Transaksi modal dihitung dengan cara niali menjumlahkan nilai bersih yang
diperoleh dari transfer modal dan aset non produced non financial assets.
Kemudian, sisi kredit diwakili oleh transaksi aliran modal masuk (capital inflow
transaction), sementara itu, sisi debit diwakili oleh transaksi aliran modal keluar.

3. Transaksi finansial

Transaksi finansial adalah transaksi yang memberitahukan perubahan kepemilikan


aset dan kewajiban finansial luar negeri dalam waktu satu periode. Adapun kategori-
kategori yang ada di transaksi finansial, yaitu investasi langsung, investasi portofolio,
derivatif finansial, dan investasi lainnya. Agar lebih jelas simak penjelasan tentang
kategori-kategori transaksi finansial sebagai berikut:

a. Investasi langsung (Direct Investment)

Investasi langsung adalah investasi yang dilakukan investor dengan menanamkan


modalnya yang bertujuan untuk berinvestasi dalam jangka panjang di suatu
perusahaan Indonesia atau luar negeri. Modal yang semestinya ditanam cukup
besar sekitar 10% dari total modal perusahaan.

b. Investasi portofolio (Portfolio Investment)

Investasi portofolio adalah investasi yang keuntungannya didapatkan dari investasi


di surat-surat berharga. Investasi ini bersifat jangka pendek.

c. Derivatif finansial
Derivatif finansial adalah dokumen yang berisi tentang pencatatan derivatif yang
didapatkan dari instrumen finansial yang meliputi option (warrant) dan derivatif
lainnya (forward, future, dan swap).

d. Investasi lainnya

Yang termasuk ke dalam investasi lainnya adalah semua jenis finansial yang tidak
termasuk ke dalam tiga kategori sebelumnya. Pada sisi kewajiban, sebagian besar
investasi lainnya meliputi pinjaman luar negeri baik itu pemerintah atau swasta dan
hutang dagang (trade credit) yang didapatkan dari eksportir barang dan jasa di luar
negeri.

Sedangkan, pada sisi aset, investasi lainnya berupa simpanan penduduk yang ada
di perbankkan luar negeri dan piutang dagang eksportir Indonesia kepada pembeli di
luar negeri.

Pembahasan mendalam mengenai kegiatan ekspor impor berupa bagaiamana cara


menerapkan mutu pelayanan dengan mtra usaha, dan berbagai topik lainnya bisa
Grameds temukan pada buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor Jilid 3.

C. Jenis-Jenis Neraca Pembayaran

Pada dasarnya neraca pembayaran terdiri dari debit dan kredit. Pada neraca
pembayaran, kredit berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang menghasilkan
devisa atau memberikan tagihan terhadap luar negeri.

Sedangkan, debit berfungsi untuk mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan
pengurangan jumlah devisa karena. Pengurangan jumlah devisa yang ada pada
debit diperoleh dari pembayaran atau yang memunculkan utang terhadap luar
negeri.

Neraca pembayaran terbagi menjadi tiga jenis, yakni neraca pembayaran defisit,
neraca pembayaran surplus, dan neraca pembayaran seimbang. Berikut penjelasan
tentang tiga jenis neraca pembayaran tersebut.

1. Neraca Pembayaran Defisit


Neraca pembayaran defisit adalah neraca yang menandakan bahwa nilai impor lebih
besar daripada nilai ekspor. Jika suatu negara terus-menerus mengalami defisit
maka sektor keuangan berjalan lambat sehingga pertumbuhan ekonomi sulit untuk
berkembang.

“Bagaimana mengatasi masalah defisit?” Membatasi komoditas impor dan


meningkatkan komoditas ekspor merupakan salah dua cara yang dapat digunakan
untuk mengatasi permasalahan defisit pada suatu negara. Di samping membatasi
komoditas impor, pemerintah perlu memperluas pasar ekspor sehingga komoditas
ekspor meningkat.

Namun, untuk meningkatkan komoditas ekspor bukanlah hal yang mudah karena
masih tergantung dari banyaknya produksi dalam negeri sekaligus juga melihat
permintaan luar negeri. Permintaan luar negeri ini dipengaruhi oleh kualitas barang,
tingkat harga, dan nilai kurs yang berlaku.

Adapun cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komoditas ekspor


yakni melakukan diversifikasi ekspor, subsidi dan premi ekspor, devaluasi,
pengendalian harga dalam negeri, dan perjanjian internasional.

2. Neraca Pembayaran Surplus

Neraca pembayaran surplus adalah neraca yang menandakan bahwa transaksi


debit atau jumlah yang harus dibayarkan ke luar negeri lebih kecil daripada
penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit). Secara sederhana, neraca
pembayaran surplus dapat diartikan seperti jumlah pemasukan lebih besar daripada
jumlah pengeluaran yang dilakukan oleh suatu negara.

Surplus yang terjadi pada neraca pembayaran menandakan bahwa negara tersebut
mempunyai cadangan devisa dan dana yang lebih. Dengan kata lain, dana yang ada
pada neraca pembayaran surplus bisa digunakan untuk melakukan pembangunan
secara nasional pada suatu negara.

4. Neraca Pembayaran Seimbang

Neraca pembayaran seimbang adalah neraca yang menunjukkan bahwa transaksi


pembayaran ke luar negeri (transaksi debit) jumlahnya sama dengan penerimaan
dari luar negeri (transaksi kredit). Jika suatu negara ingin meningkatkan pendapatan
(surplus) maka perlu menurunkan nilai impor sekaligus menaikkan atau
menambahkan nilai ekspor.

Untuk lebih memahami berbagai hal dasar dan hal yang berhubungan dengan
kegiatan ekspor impor, buku Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor Jilid 2
membahas berbagai hal yang harus kamu ketahui.

. Fungsi Neraca Pembayaran

Kondisi masuk dan keluarnya dana yang terjadi pada neraca pembayaran dapat
menandakan bahwa neraca pembayaran berfungsi dengan baik. Penting bagi suatu
negara untuk memperhatikan transaksi ekonomi agar berjalan dengan semestinya
bahkan diusahakan untuk berjalan ke arah yang menguntungkan.

Dengan demikian, neraca pembayaran memiliki beberapa fungsi. Fungsi-fungsi


neraca pembayaran di antaranya:

 Sebagai bahan pemerintah dalam mengambil keputusan di bidang


perdagangan internasional.

 Sebagai bahan pemerintah dalam membuat keputusan atau kebijakan


moneter yang dilaksanakan oleh suatu negara.

 Sebagai alat untuk mengukur atau menilai keadaan ekonomi yang


berhubungan dengan transaksi ekonomi internasional dari suatu negara.

 Sebagai data-data keuangan internasional.

 Sebagai alat pendataan transaksi ekonomi supaya pemerintah suatu negara


ketika melakukan kegiatan ekspor dan impor tidak mengalami kerugian dan
bisa melakukan penyelesaian pembayaran tepat waktu.

 Sebagai alat untuk mencatat anggaran yang akan dikeluarkan dalam


transaksi internasional

E. Tujuan Neraca Pembayaran


Penyusunan neraca pembayaran yang dilakukan oleh suatu negara memiliki
tujuannya masing-masing. Setiap tujuan akan selalu memberikan manfaat bagi
suatu negara. Adapun tujuan-tujuan dari penyusunan neraca pembayaran sebagai
berikut:

1. Untuk Mengetahui Keadaan Perekonomian Dalam Hubungan Internasional


Suatu Negara

Untuk mengamati keadaan perekonomian suatu negara bisa menggunakan neraca


pembayaran. Dengan neraca pembayaran maka pola umum perekonomian suatu
negara bisa diketahui sehingga transaksi ekonomi bisa dilakukan dengan maksimal.

Di dalam transaksi internasional, suatu negara sangat perlu untuk mengetahui


keadaan terkini perekonomian negara lain. Dengan mengetahui keadaan tersebut
maka pemerintah dalam negeri bisa menentukan kebijakan atau langkah-langkah
yang harus diambil supaya ketika melakukan transaksi ekonomi mendapatkan
keuntungan.

2. Untuk Mengetahui Sumber Daya yang Ada Di Setiap Negara

Sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara berbeda-beda. Oleh karena itu, suatu
negara perlu mengetahui sumber daya yang dimiliki oleh negara lain agar bisa
menjalin hubungan dalam perdagangan internasional. Pendapatan yang dihasilkan
dari perdagangan internasional bisa digunakan sebagai cadangan devisa negara
dan menjalankan roda perekonomian dalam negeri.

Sumber daya yang dimiliki oleh suatu negara bisa diketahui dengan penggunaan
neraca pembayaran yang tepat. Jika sudah mengetahui sumber daya yang dimiliki
oleh negara lain maka pemerintah suatu negara bisa menentukan transaksi ekonomi
seperti apa yang harus dilakukan.

4. Untuk Mengetahui Besarnya Anggaran Devisa yang Diperlukan Dalam


Transaksi Ekonomi Internasional

Cadangan devisa yang dimiliki oleh suatu negara bisa digunakan sebagai transaksi
ekonomi internasional. Agar cadangan devisa bisa bertambah maka transaksi
ekonomi internasional harus dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga bisa
memperoleh dari transaksi ini.
Perencanaan anggaran devisa harus dilakukan dengan cermat dan teliti supaya
tidak ada kesalahan yang membuat suatu negara kekurangan anggaran devisa.
Salah satu alat yang dapat menentukan anggaran devisa adalah neraca
pembayaran. Dengan neraca pembayaran maka transaksi ekonomi internasional
bisa dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga suatu negara tidak mengalami
kerugian.

5. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah yang Harus Diambil Dalam Bidang


Transaksi Ekonomi

Agar tidak salah dalam melangkah saat melakukan transaksi ekonomi maka
pemerintah suatu negara perlu memikirkan langkah-langkah yang tepat supaya
negara tidak mengalami kerugian saat melakukan transaksi ekonomi.

Oleh karena itu, suatu negara harus punya neraca pembayaran agar bisa
mendapatkan data-data tentang perkembangan perekonomian negara lain. Data-
data tersebut akan bermanfaat bagi pemerintah suatu negara karena dengan
memiliki data yang akurat akan menghasilkan kebijakan yang tepat.

6. Untuk Mengetahui Permasalahan Ekonomi Dalam Negeri yang Ada Pada 


Suatu Negara

Suatu negara juga harus memperhatikan permasalahan ekonomi yang ada di dalam
negeri. Jika perekonomian dalam negeri terdapat masalah dan tidak segera
diselesaikan maka bisa saja akan mengganggu transaksi ekonomi internasional.

Permasalahan dalam negeri bisa diketahui melalui neraca pembayaran. Pencatatan


yang ada di dalam neraca pembayaran merupakan data-data yang akurat sehingga
pemerintah akan segera tahu permasalahan ekonomi dalam negeri dan segera
menyelesaikannya.

Komponen-Komponen Neraca Pembayaran

Komponen-komponen yang ada di dalam neraca pembayaran dibagi menjadi lima


kelompok neraca yaitu:

1. Neraca Perdagangan 
Neraca perdagangan adalah sebuah data yang berhubungan dengan perbandingan
nilai ekspor dengan nilai impor suatu negara yang terjadi dalam satu periode.

2. Neraca Lalu Lintas Modal

Neraca lalu lintas modal adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang
mencatat setiap pinjaman dari luar negeri atau kredit serta pinjaman atau kredit yang
diberikan kepada negara lain.

3. Neraca Lalu Lintas Moneter

Neraca lalu lintas moneter adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang
mencatat tentang perubahan atau pertumbuhan cadangan devisa pada suatu
negara.

4. Neraca Hasil Modal

Neraca hasil modal adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat
semua pembayaran dan penerimaan dividen, berbagai macam hadiah yang
diberikan oleh negara lain, dan bunga gaji tenaga asing

5. Neraca Jasa

Neraca jasa adalah pencatatan yang ada di dalam neraca yang mencatat transaksi
jasa yang dilakukan suatu negara dan diterima oleh negara lain selama satu
periode.

DAFTAR PUSTAKA
Jain, Subhash C.,Manajemen Pemasaran Internasional, Jakarta: Erlangga, 1996.

Boediono, Ekonomi Internasional, BPFF, Yogyakarta,2000

Anda mungkin juga menyukai