Anda di halaman 1dari 13

MISBACHUL MA’RUP

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

Tugas perbaikan nilai ekonomi


moneter semester 4
Sistem permintaan internasional

Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang


memungkinkan suatu negara dapat saling berhubungan satu dangan yang
lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem moneter internasional. Sistem
moneter internasional (International Monetary System) dapat diartikan
sebagai pengaturan atau kesepakatan formal antarnegara terkait nilai tukar
dari masing-masing mata uang negara dunia, terhadap mata uang lain. Jadi,
sederhananya, sistem moneter ini berhubungan dengan nilai mata uang dan
perbandingannya. Sistem moneter internasional menunjukkan seperangkat
kebijakan, institusi, praktik, peraturan dan mekanisme yang menentukan
tingkat dimana suatu mata uang ditukarkan dengan mata uang lain.
Sejarah Sistem Moneter Internasional

Sistem moneter internasional berjalan melalui lima tahap evaaluasi:


1. Bimetalisme
Bimetalisme adalah kebijakan moneter dimana nilai mata
uang ini terkait dengan nilai dua logam, biasanya (tetapi tidak selalu)
perak dan emas. Dalam sistem ini, nilai dari dua logam akan
dihubungkan satu sama lain-dengan kata lain, nilai perak akan
dinyatakan dalam hal emas, dan sebaliknya -dan baik logam dapat
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Standar emas
adalah sistem moneter di mana
pemerintah mematok mata uang domestik ke emas. Di bawah sistem
ini, nilai nominal uang anda setara dengan emas yang akan anda
peroleh ketika menukarnya. Jadi, pemerintah sepakat untuk
mengkonversi uang kertas menjadi emas dalam jumlah tetap. Oleh
karena itu, jumlah uang yang beredar akan berubah sesuai dengan
persediaan emas di sebuah negara.
. Jadi, pemerintah sepakat untuk
mengkonversi uang kertas menjadi emas dalam jumlah tetap. Oleh
karena itu, jumlah uang yang beredar akan berubah sesuai dengan
persediaan emas di sebuah negara.
3. Interwar period -1944)
Ada 4 tahap intererwar period :

a. Nasionalisme Ekonomi akibat Perang Dunia I


b. Standar emas klasik gagal untuk dipulihkan(karena
agenda politik masing-masing)
c. Ekonomi tak stabil dan bank-bank bangkrut karena
terjadi penarikan besar-besaran
d. Investor panik, ingin melarikan modal ke luar
negeri, tapi semua di luar negeri juga bernasib sama.
4. Sistem Bretton Woods (1944-1976)
Bretton Woods System adalah sebuah sistem perekonomian
dunia yang dihasilkan dari konferensi yang diselenggarakan di
Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944[1]. Konferensi ini
merupakan produk kerjasama antara Amerika Serikat dan Inggris
yang memiliki beberapa fitur kunci yang melahirkan tiga institusi
keuangan dunia yaitu Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, dan
Organisasi Perdagangan Dunia.
5. Rezim Nilai Tukar Fleksibel
Sistem ini belaku sejak November 1978 Agustus 1997. –
Pada masa ini nilai rupiah tidak lagi semata-mata dikaitkan dengan
dolar Amerika Serikat akan tetapi terhadap sekeranjang mata uang
asing (basket currency). Pada periode ini telah terjadi tiga kali
devaluasi yaitu pada bulan November 1978, Maret 1983, dan
September 1986.
C. Sistem penetapan Kurs Valuta Asing

1. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)


Kurs Tetap adalah nilai kurs mata uang dalam negeri yang
ditetapkan besarnya oleh pemerintah terhadap mata uang asing
seperti Dollar Amerika berdasarkan standar emas, artinya
pemerintah menjamin mata uangnya dengan emas.

2. Kurs Mengambang/Fleksibel (Floating Exchange Rate )


Kurs Mengambang adalah nilai kurs mata uang yang
besarnya ditentukan oleh kekuatan pasar atau permintaan dan
penawaran mata uang asing.
Kelebihan dari sistem kurs ini adalah, Mampu menjaga
stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu
negara.
akan tetapi kelemahannya Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa
karena memakai devisa untuk
menutupi selisihnya.
D. Mekanisme untuk Menetapkan Nilai Tukar
International monetary system merupakan sekumpulan
peraturan, institusi, aplikasi praktis dan mekanisme yang menetapkan
nilai tukar suatu mata uang asing terhadap mata uang lainnya.
Mekanisme untuk menetapkan nilai tukar terbagi menjadi 5
diantaranya:
1. Free Float (Clean Float)
Supply dan/atau demand untuk mata ang tertentu terhadap mata
uang lain dipengaruhi oleh:
a. Perubahan price level
b. Perbedaan suku bunga
c. Pertumbuhan ekonomi
2. Manage Float (dirty float)
Resiko Free Float dapat menyebabkan terjadinya inflasi serta
dapat menyebabkan terancamnya neraca pembayaran luar negeri
karena membahayakan ekspor. Oleh karena itulah dalam rangka
mengurangi ‘volatility’ intervensi bank sentral diperlukan.
Terdapat 3 pendekatan intervensi:
a. Smoothing (daily fluctuation)
b. Leaning against the wind
c. Unofficial pegging

3. Target Zone Arrangement


Dasar dari pada pembentukan mekanisme Target Zone
Arrangement ini adalah adanya kepercayaan dari beberapa ekonom
bahwa negara-negara industri maju dapat mengurangi volatilitas
nilai tukar mata uangnya dengan cara membentuk suatu aliansi
untuk menetapkan nilai tukar tetap mata uangnya (fixed central
exchange rates).
4. Fixed Rate System
Pada mekanisme Fixed rate System ini setiap negara anggota
bersepakat untuk menjaga target tingkat nilai tukar mata uangnya.
Bank sentral secara aktif berjual-beli mata uang di forex market
apabila nilai tukar mata uangnya akan melenceng dari ‘stated par
value’ nya pada prosentase diatas jumlah yang ditolelir. Dengan
demikian mereka akan memiliki tingkat inflasi yang hampir sama
besarnya.
terdapat 4 cara untuk menstabilkan kembali nilai tukar yaitu :
a. Foreign Borrowing
b. Austerity dan Austerity
c. Kontrol Terhadap Harga dan Gaji
d. Kontrol Nilai Tukar (Exchange controls)

5. Current Hybrid System


Sistem nilai tukar pada masa kini merupakan suatu
perpaduan / hybrid antara managed-floating dengan free floating,
dimana mata uang utama akan dibatasi floating nya sedangkan mata
uang lainnya dibiarkan free float dan di’pegged’ terhadap mata uang
utama dunia.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs

Kurs adalah nilai atau harga sebuah mata uang dari suatu negara
terhadap mata uang negara lain. Kurs dasarnya adalah perbandingan antar
dua mata uang dengan negara yang berbeda. Faktor yang Mempengaruhi :

1. Kebijakan Pemerintah
2. Inflasi
3. Ekspektasi
4. Perbedaan Suku Bunga Berbagai Negara
5. Aktivitas Neraca Pembayaran
6. Tingkat Pendapatan Relatif
F. Kelemahan Sistem Moneter Internasional

Ketika sistem moneter internasional dikaitkan dengan emas, yang pada


akhirnya menyebabkan saling ketergantungan di antara sistem mata uang
sehingga menjadi jangkar bagi nilai tukar yang tetap (fixed exchange rate) dan
menstabilkan inflasi. Ketika sistem Gold Standard hancur, fungsi yang bernilai ini
tidak bertahan lama dan dunia terjebak dalam rezim inflasi yang terus menerus.
Kesimpulan

Sistem keuangan internasional dari sejarahnya telah mengalami


begitu banyak perkembangan dan transpormasi dari masa ke masa.
Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi dan politik
domestik sertan internasional pada masing-masing masa. Para ahli
beranggapan bahwa uang dan Sistem Moneter Internasional merupakan
unsur yang bersifat netral baik ekonomis atau politis, namun anggapan ini
tidak terbukti dalam ekonomi modern. Norma dan konvensi yang mengatur
Sistem Moneter Internasional dengan ini mempunyai efek distributif yang
penting bagi power suatu negara dan kesejahteraan dalam kehidupan negara
tersebut.
Suatu Sistem Moneter Internasional yang berjalan dengan baik akan
melancarkan perdagangan dunia, arus investasi asing dan interdepedensi
global. Kemampuan Sistem Moneter Internasional adalah prasyarat bagi
sehatnya ekonomi dunia, sebaliknya runtuhnya Sistem Moneter
Internasional barat menjadi penyebab terpisahnya kesuraman dalam
ekonomi internasional.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai