Uslûb Ikhtishah adalah Uslûb yang isim dohirnya disebutkan setelah isim domirnya, untuk
menjelaskan dan mempertegas maksud pembicaraan.
Rukun ikhtishash
1. Domir : انا
2. Mukhtash (isim dohir yg jatuh setelah isim domir) : المسلَم
Hukum ikhtishash
Wajib di nashobkan sebagai maf’ul bih dari amil yang wajib di sembunyikan/di buang,
yaitu lafadz اعنىatau اخص
ّ
Contoh : انا المسلَم مجتهٌد
lafadz المسلَمmenjadi mukhtas yg I’robnya berupa nashob sebagai maf’ul bih dari amil yg
di buang yaitu اخّص, asalnya/bentuk lengkapnya adalah انا اُخ ُّص المسلَم مجتهٌد
Hukum ikhtishas menggunakan اّية/ اّيadalah secara mahal kedudukanya tetap mansub
menjadi maf’ul bih, akan tetapi secara lafadz dia di mabnikan dummah, dan lafadz yg
jatuh setelah اّية/ اّيdi jadikan sebagai na'at.
Contoh : انا اُّي ها المسلمون نعبد هللا
Bentuk/pola ikhtishas
Rukun istighost
Mustaghost (orang yg di mintai pertolongan) : َلخالِد
Mustaghost lahu (orang yang harus di tolong) : ِلزيد
Adat istighost (adat yg harus berupa nida’) : يا
1) Ketentuan mustaghost
Wajib di baca jer dengan di dahului huruf لyang berharokat fathah
Di baca fathah karna di ikuti alif zaidah اyang fungsinya sebagai taukid
Di baca sesuai hukum asal apabila mustaghost berupa mufrod alam, maka di
mabnikan dummah
Contoh : يا خالُد ِلزيد
Jika mustaghost berupa domir selain ya’ mutakalim, maka huruf lam yg ada pada
mustaghost di harokati fathah
Jika mustaghost berupa ya’ mutakalim, maka huruf lam yg ada pada mustaghost di
harokati kasroh
Contoh : ياِلي