Anda di halaman 1dari 8

SISTEM MONETER INTERNASIONAL

A. Pendahuluan
Sistem Moneter Internasional ditujukan bagi institusi yang bertugas mengatur
tingkat nilai tukar valuta. Pada bab 9. Mengasumsikan bursa valuta asing adalah
institusi primer yang menentukan nilai tukar dari kekuatan permintaan dan penawaran
yang menentukan harga relatif dua mata nilai uang. Ketika nilai tukar ditentukan juga
oleh nilai relatifnya, siste yang digunakan disebut nilai tukar mengambang.
Kebanyakan Negara berkembang mematok mata uang merekan tetutama pada
dolar atau euro. Pematokan nilai tukar mata uang, berarti bahwa nilai mata uang
relatif tetap pada mata uang patokan. Meskipun negara lain tidak mengadopsi nilai
tukar patokan yang biasa mencoba untuk mengendalikan nilai mata uang mereka
dengan beberapa nilai patokan lain yang juga menjadi referensi penting lainnya
seperti dolar AS atau “ keranjang” mata uang. Hal ini sering sering ditujukan sebagai
sistem nilai tukar mengambang tik murni/terkendali. Sebutan sistem teori
mengambang karena dalm teori ini nilai dari mata uang ditentukan oleh kekuatan
pasar, oleh karena itu hal ini disebut mengambang tidak murni/terkendali karena bank
sentral negara tersebut akan mengintervensi bursa valuta asing untuk menjaga nilai
tukar mata uangnya, jika mata uang terdepresiasi terlalu cepat pada mata uang
pertama.
Negara lain beroperasi dengan nilai tukar tetap/kurs tetapdengan susunan
nilai mata uang yang diajukan terhadap satu dengan yang lain dibeberapa kesepakatan
bersama dalam nilai tukar. Sebelum memperkenalkan euro pada 2000, beberapa
anggota UE beroperasi dengan nilai tukar tetap dalam konteks sistem moneter eropa.
B. Standar Emas
Standar emas memiliki asal-usul dalam penggunaan koin emas sebagai alat tukar,
unit perhitungan, dan penyimpanan nilai praktik yang ada di zaman kuno. Ketika
perdagangan internasional terbatas dalam volume, pembayaran untuk barang yang
dibeli dari negara lain biasanya terbuat dari emas atau perak. Namun karena volume
perdagangan internasional dibangun pada refolusi industri, dibutuhkan sarana yang
lebih nyaman dalam pembiayaan perdagangan internasional.
1) Mekanisme Standar Emas
Pematokan mata ung ke emas dan penjaminan konvertibilitas dikenal
sebagai standar emas. Menjelang 1880, sebagian besar negara-negara
perdagangan utama didunia, termasuk inggris, jerman, jepang, dan amereka
serikat, telah mengadopsi standar emas. Mengingat standar emas umum, nilai
mata uang apapun dlam satuan mata uang lain (kurs) mudah untuk ditentukan.

2) Kekuatan Dari Standar Emas


Kekuatan besar dikirim untuk standar emas bahwa itu berisi
mekanisme yang kuat untuk mencapai keseimbangan neraca perdagangan oleh
semua negara. Suatu negara dikatakan berada dalam keseimbangan neraca
perdagangan saat pendapatan penduduknya yang diperoleh dari ekspor sama
dengan jumlah yang digunakan unruk membayar kenegara lain untuk impor.
Dibawah standar emas, ketika jepang memiliki surplus perdagangan, akan ada
aliran bersih emas dari Amerika Serikat ke Jepang. Aliran emas ini otomatis
mengurangi jumlah uang yang beredar di AS dan membengkakkan pasokan
uang di jepang. Peningkatan jumlah uang yang beredar akan menaikkan
jumlah harga di jepang, sementara penurunan jumlah uang yang beredar di AS
akan mendorong turunnya harga di AS. Kenaikan harga brang-barang jepang
akan menurunkan permintaan untuk barang-barang sementara penurunan
harga barang-barang AS akan meningkatkan permintaan untuk barng-barang.

3) Periode Aantara Perang: 1918-1939


Standar emas bkerja cukup baik dari 1870 sampai awal perang dunia I
pada 1914, ketika itu ditinggalkan. Selama perang beberapa pemerintah
membiayai pengeluaran besar militer mereka dengan mencetak uang. Hal ini
mengakibatkan inflasi, dan pada akhirnya perang pada 1918, tingkat harga
yang lebih tinggi menjadi dimana mana, Amerika Serikat kembali kestandar
emas pada 1919, britani raya pada 1925, prancis pada 1928.
Britani raya kembali ke standar emas dengan mematok pound untuk emas,
pada tingkat £4,25 per ons meskipun inflasi cukup besar antara 1914 dan
1925. Amerika Serikat mengikuti dan meninggalkan standar emas pada 1931,
namun kembali kesana pada 1934, menikkan harga dolar terhadap emas dari
selisih $35 per ons.

C. Sistem Bretton Woods


Pada 1994, puncak perang dunia II, perwakilan dari 44 negara bertemu di
Bretton Woods untuk merancang sebuah sistem moneter internasional yang baru
dengan runtuhnya standar emas dan depresi besar pada 1930 an yang masih segar
dalam pemikiran mereka, negarawan tersebut bertekad untuk membangun sebuah
tatanan ekonomi yang akan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi pasca perang.
Namun msalah utama dalam standar emas waktu itu adalah bahwa tidak ada lembaga
multinasional yang bisa menghentiakan negara untuk terlibat dalam devaluasi
kompetitif.
Kesepakatan yang dicapai di Bretton Woods mendirikan dua lembaga
multinasional Dana Moneter Intenasional (IMF) dan Bank Dunia. Tugas IMF akan
menjaga ketertiban dalam sistem moneter internasional dan Bank Dunia akan
mempromosikan pembangunan ekonomi secara umum. Perjanjian Bretton Woods
juga menyertakan sistem nilai tukar tetap yang akan diawasi oleh IMF.
Aspek lain dari perjanjian Bretton Woods adalah komitmen untuk tidk menggunakan
devaluasi sebagai senjata kebijakan perdagangan yang kompetitif.
1) Peran IMF

Perjanjian IMF sangat dipengaruhi oleh runtuhnya keuangan dunia, devaluasi


kompetitif, perang dagang. Tujuan dari perjanjian Bretton Woods, dimana
IMF adalah penjaga utama, adalah untuk menghindari pengulangan kekacauan
melalui kombinasi disiplin dan fleksibilitas.

a) Disiplin

Sebuah rezim nilai tuakn memaksakan disiplin dengan dua cara.


Pertama, kebutuhan untuk mempertahankannilai tukar tetap
menempatkan rem pada devaluasi kompetitif dan membawa stabilitas
lingkungan perdagangan dunia. Kedua, rezim nilai tukar tetap
memakskan disiplin moneter pada negara sehingga membatasi inflasi
harga.

b) Fleksibilitas

Meskipun disiplin merupakan tujuan utama dari perjanjian Bretton


Woods diakui bahwa ketatnya kebijakan kurs tetap akan terlalu
fleksibel.

2) Peran Bank Dunia

Nama resmi untuk Bank Dunia adalah Bank Internasional untuk


rekontruksi dan pengembangan. Misi awal bank adaah untuk membantu
membiayai pembangunan ekonomi eropa dengan menyediakan pinjaman
berbunga rendah. Selama 1960, secara mandiri bank juga mulai meminjamkan
dana yang besar dalam mendukung pertanian, pendidikan, pengendalian,
populasi dan pembangunan perkotaan.

Bank meminjamkan uang dibawah dua skema. Berdasarkan pada skema


IBRD, uang diterbitkan melalui penjualan obligasi dipasar modal
internasional. Dibawah skema IBRD, bank menawarkan pinjaman berbunga
rendah kepada pelanggan yang berisiko, seperti pemerintah negara-negar
berkembang. Skema ke dua diwasi oleh Internasionl Development Association
(IDA). Sumber daya untuk mendanai pinjaman IDA diterbitkan melalui iuran
anggota negra kaya seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman. Peminjaman
IDA hanya untuk negara-negara termiskin.

D. Runtuhnya Sistem Nilai Tukar Tetap


Untuk memahami mengapa sistem nilai tukar tetp runtuh, kita harus
mengapresiasi peran khusus dari dolar AS. Sebagai satu-satunya mata uang yang
dapat dikonversi terhadap emas dan sebagai mata uang yang berfungsi sebagai acuan
bagi mata uang lain, dolar menduduki tempat sentral dalam sistem. Setiap tekanan
dalam dolar untuk mendevaluasi bisa mengacukan sistem dan itulah yang terjadi.
Kenaikan pengeluaran pemerintah telah mendorong perekonomian dengan lebih
banyak uang dalam saku mereka, orang menghabiskan lebih khususnya pada impor
dan neraca perdagangan AS mulai memburuk. Kenikan inflasi dan memburuknya
posisi perdagangan luar negri AS menimbulkan spekulasi dibursa vaaluta asing bahwa
dolar akan terdevaluasi. Hal ini membuktikan bahwa untuk pertama kalinya impor AS
lebih besar dari ekspornya.

E. Rezim Nilai Tukar Mengambang


1) Kesepakatan jamaika
Unsur-unsurnya:
a. Sistem nilai nilai tukar mengambang dinyatakan diterima
b. Emas ditinggalkan sebagai aset cadangan
c. Jumlah kuota IMF tahunan-jumlah negara anggota berkontribusi pada
IMF yang meningkat menjadi senilai $41 miliar
2) Nilai tukar sejak 1973
Volatilitas menyebabkan guncangan takterduga untuk sistem moneter dunia:
a. Krisisnya minyak
b. Hilangnya kepercayaan dalam dolar menyusul kenaikan tajam dalam
tingkat inflasi AS pada 1977-1978
c. Jatuhnya dolar AS dan yen jepang
d. Runtuhnya sistem moneter eropa
e. Penurunan nilai dolar AS
F. Nilai Tukar Tetap Versi Kurs Mengambang
1) Alasan untuk nilai tukar mengambang
a. Otonomi kebijakan moneter
Beberaapa analis berpendapat bahwa dibaah sistem tetep, kemmpuan
suatu negara untuk memperluas atau membatasi peredaran uangnya
seperti yang terlihat dibatasi oleh kebutuhan untuk menjaga paritas nilai
tukar.
b. Penyesuaian neraca perdagangan
Dibawah sistem Bretton Woods, jika negara maju defisit permanen
neraca perdagangan (mengimpor lebih banyak daripada mengekspor) hal
itu tidak dapat dikoreksi oleh kebjakan domestik, butuh persetujuan IMF
untuk menyetujuai devaluasi mata uang.
2) Alasan untuk nilai tukar tetap
a. Disiplin moneter
Kebutuhan untuk mempertahankan paritas nilai tukar tetap memastikan
bahwa pemerintah tidak menambah jumlah peredaran uang mereka
dengan harga inflasi.
b. Spekulasi
Spekulasi mendestabilasi terebut cenderung menonjolkan fluktuasi
nilai jangka panjang pertukaran tersebut.
c. Ketidakpastian
Spekulasi juga menambah ketidakpastian pergerakan mata uang pada
masa depan yang mencirikan rezim nilai tukar mengambang.
Ketidakpaastian pergerakan nilai tukar para era pasca Bretton Woods
telah membuat perencanaan bisnis yang sulit dan menambah resiko pda
pengeksporan, pengimporan dan kegiatan investasi asing.
d. Penyesuaian neraca perdagangan
Suku bunga mengambang membantu menyesuaikan
ketidakseimbangan perdagangan.
e. Siapa yang benar ?
Bukti pendukung belum jelas. Berbagai jenis sistem nilai tukar tetap
mungkin akan lebih bertahan dan mungkin mendorong stabilitas yng
akan memfasilitasi pertumbuhan yang lebih cepat dalam perdagangan
internasional dan investasi. Pada bagian berikutnya melihat dari model
potensial untuk sistem tersebut dan masalah sistem tersebut.

G. Rezim Nilai Tukar Dan Praktiknya


1) Nilai tukar patokan
Dibawah nilai rezim patokan, suatu negara akan mematok nilai mata uangnya
dengan sebuah mata uang utama. Misalnya dolar AS ketika dolar naik, mata uang
negara tersebut juga naik, pematokar uang nilai tukar populer dikalangan negara-
negara kecil didunia.

2) Dewan mata uang


Ketika mata uang Asia lainnya jatuh, hongkong mempertahankan nilai mata
uangnya terhadap AS. Sebuah negara yang memperkenalkan suatu dewan mata
uang yang berkomitmen untuk mengonveersi mata uang domestik terhadap
permintaan kemata uang lainnya pada nilai tukar tetaap. Dibawah kesepakatan,
dewan mata uang dapat mengeluarkan catatan domestik tambahan dan koin hanya
ketika cadangan devisa yang tersedia untuk mendukungnya.

H. Pengeloaan Krisis Oleh IMF


1) Krisis Keuangan Pada Masa Bretton Woods
Krisis mata uang terjadi ketika serangan spekulatif pda nilai tukar mata uang
dalam hasil depresiasi tajam nilai atau kekuatan otoritas untuk mengeluarkan
volume besar dangan besar mata uang internasional dan dengan tajam menaikkan
suku bunga untuk mempertahankan nilai tukar yang berlaku. Krisi perbankn
mengacu pada hilangnya kepercayaan terhadap sistem perbankan yang mengarah
ke bank sebagai individu-individu / perusahaan yang menarik deposit mereka.
Krisis utang luar negri, situasi dimana suatu negara tidak dapat melayani utang
luar negri, baik utang sektor swasta maupun pemerintah.
Krisis-krisis ini cenderung memiliki kesamaan penyebab makroekonomi:
inflsi harga relatif tinggi, defisit neraca berjalan yang melebar, ekspansi pinjaman
dalam negri yang berlebihan dan inflasi harga aset.

2) Krisis mata uang meksiko pada tahun 1995


Berdasarkan pada kesepakatan IMF, peso telah diizinkan untuk di
perdagangkan dalam sebuah kelompok toleransi kurang kurang lebih 3 persen
terhadap dolar.
IMF percaya bahwa kebutuhan untuk mempertahankan nilai tukara dalam
rentang perdagangan yang cukup sempit akan memaksa pemerintah meksiko
untuk mengadopsi kebijakan keuangan ketat untuk membatasi pertumbuhan
jumlah uang yang beredar dan berpotensi terhadap inflasi.
Namun banyak pedagang menyimpukan peso harus direndahkan, dan mereka
mulai mebuang peso dibursa valuta asing. Pemerintah berusaha untuk menahan
dengan membel peso dan menjual dolar, tetpi tidak memiliki cadangan mata uang
asing diperlukn untuk menghentikan gelombang spekulasi.
3) Krisis asia
a. Ledakan investasi
b. Kelebihan kapasitas
c. Ledakan utang
d. Memperluas impor
e. Krisis

4) Pengevaluasian perintah kebijakan IMF


a. Kebijakan yang tidak tepat
b. Moral hazard
c. Kurangnya akuntabilitas, dan
d. observasi

Anda mungkin juga menyukai