Anda di halaman 1dari 2

Tugas Manajemen Internasional

Nama: Muhammad Fadle Hijri Fatra


NIM: B1023211039
1. Maksud dari pernyataan system Bretton Woods sering juga diebut sebagai
standar nilaitukar emas berbasis dolar yaitu nilai masing-masing mata uang
negara dipatok senilaidengan harga emas dan dolar Amerika Serikat sebagai mata
uang utama. Selain itu negaram e n g g u n a k a n e m a s d a n v a l u t a a s i n g
k h u s s n y a U S $ s e b a g a i a l a t p e m b a y a r a n internasional, karena US$
menjadi satu-satunya mata uang yang dapat dikonversi secarapenuh ke emas.
Contoh yang dapat mengabarkan system moneter ini yaitu: Rupiah tidakbisa
ditukar dengan emas secara langsung.kita harus beli US$ dan dengan US$ itu
kitabaru bisa menukarnya dengan emas.
2. Dilema Triffin atau paradoks Triffin adalah konflik kepentingan ekonomi yang
muncul antara target domestik jangka pendek dan target internasional jangka panjang
bagi negara-negara yang mata uangnya berperan sebagai mata uang cadangan global.
Dilema ini pertama kali diidentifikasi tahun 1960-an oleh ekonom Belgia-Amerika
Serikat Robert Triffin. Ia menunjukkan bahwa negara yang mata uangnya ingin
dipegang negara lain harus mau memasok mata uangnya untuk memenuhi
permintaan cadangan valuta asing negara lain. Pasokan berlebih ini memicu defisit
perdagangan
Penggunaan mata uang nasional seperti dolar Amerika Serikat sebagai mata
uang cadangan global memunculkan ketegangan antara kebijakan moneter nasional
dan global. Hal ini dapat dilihat dari ketimpangan mendasar pada neraca pembayaran,
khususnya akun berjalan, karena sejumlah target pemerintah memerlukan arus dolar
keluar dari Amerika Serikat, sedangkan target lainnya memerlukan arus dolar ke
dalam Amerika Serikat.
Dilema Triffin biasanya digunakan untuk menjelaskan masalah peran yang
diemban dolar A.S. sebagai mata uang cadangan di bawah sistem Bretton
Woods. John Maynard Keynes sudah mengantisipasikan persoalan ini dan mendorong
penggunaan mata uang cadangan global bernama Bancor. Saat ini, SDR yang
dimiliki Dana Moneter Internasional sangat mendekati Bancor, namun tidak cukup
luas cakupannya untuk menggantikan dolar sebagai mata uang cadangan global.
Setelah krisis keuangan 2007–2008, gubernur Bank Rakyat Cina secara
eksplisit menyebut status mata uang cadangan dolar A.S. sebagai faktor pemicu
ketimpangan simpanan dan investasi global yang berujung pada krisis tersebut.
Dilema Triffin juga dikaitkan dengan hipotesis gelembung simpanan global karena
peran mata uang cadangan dolar memperparah defisit akun berjalan A.S. lewat
naiknya permintaan dolar dari negara lain.
3. Berbagai negara di dunia telah mencoba berbagai sistem moneter Internasional yang
berlainan. Tak satu sistem pun yang benar-benar memuaskan. Periode krisis dan
periode stabilitas silih berganti mewarnai perekonomian.

          Abad dua puluh dimulai dengan sistem dengan sistem nilai tukar yang
berdasarkan standar emas. Meskipun sistem ini mengalami krisis periodik semasa
tahun-tahunan sesudah perang dunia 1, namun sistem ini kemudian berakhihr dengan
adanya perang dunia 2, ketika banyak pemerintah beralih menganut sistem nilai tukar
tetap.

          Pada tahun 1944, nilai tukar tetap diresmian dengan persetujuan Internasional
dalam dalam suatu konferensi di Bretton Woods, New hampshire. Sistem Bretton
Woods berlangsung selama lebih seperempat abad, namuin kelemahan dan masa-
masa krisis yang ditimbukan akhirnya mengalahkan kekyuatan di masa-masa
stabilitas yang dihasilkannya. Setelah dilakukan beberapsa usaha untuk menolongnya
pada tahun 1970-an, sistem ini akhirnya runtuh dan secara bertahap ditingalkan ketika
banyak negara satu demi satu beralih ke sistem nilai tukar fleksibel yang ditetukan
oleh pasar.

Pihak yang pro terhadap system nilai tukar fleksibel melihat terdapat pengaruh
negative jika menerapkan system nilai tukar tetap seperti mendorong terjadinya
spekulasi capital inflow. Moral hazard dan overinvestment. Sebaliknya pihak kontra
terhadap system nilai tukar fleksibel menekankan dampak positif stabilitas nilai tukar
pada perekonomian negara-negara Asia Timur seperti pertumbuhan ekonomi yang
lebih stabil dan biaya transaksi yang lebih rendah dalam perdagangan internasional
dan intra-ragional.

Anda mungkin juga menyukai