Anda di halaman 1dari 2

POTENSI DAN TANTANGAN KEMBALI PADA SISTEM EMAS

Nadhifa Aulia Jasmine


16/393279/EK/20823

Uang memiliki tiga fungsi dasar, yaitu sebagai alat tukar, satuan hitung, dan penyimpan nilai.
Salah satu kritik yang seringkali ditujukan pada uang konvensional berkaitan dengan fungsinya
sebagai penyimpan nilai. Uang konvensional mengalami perubahan nilai seiring berjalannya
waktu (time value of money). Untuk mengatasi masalah tersebut, standar emas hadir sebagai solusi.
Standar emas atau gold standard merupakan suatu sistem moneter dimana emas dijadikan sebagai
alat pembayaran atau sebagai penjamin nilai dari mata uang yang berlaku yang senantiasa dapat
dikonversikan. Dengan standar emas, fluktuasi nilai mata uang dapat dihindari, atau dengan kata
lain, stabilitas nilai mata uang terjaga. Hal ini dapat terjadi karena pemerintah tidak dapat
sembarangan menambah jumlah uang beredar yang menyebabkan perubahan nilai mata uang
melalui inflasi. Untuk mengeluarkan besaran uang tertentu, pemerintah harus menyimpan emas
sebesar besaran tertentu.

Dalam perjalanannya, penggunaan standar emas di dunia mengalami pasang surut. Salah satu
faktor yang mempengaruhinya pasang surut tersebut adalah perang dunia. Ketika Perang Dunia I
terjadi, banyak negara di Eropa yang tadinya menggunakan standar emas beralih ke sistem nilai
tukar mengambang, di mana pada sistem ini nilai mata uang ditentukan mekanisme pasar tanpa
adanya jaminan emas. Hal ini bertujuan untuk menanggulangi defisit pengeluaran pemerintah
akibat biaya perang. Namun, sistem ini berujung pada pencetakan uang yang berlebihan. Inflasi
pun muncul sebagai akibat dari peningkatan jumah uang beredar. Hal ini mendorong negara-
negara Eropa untuk kembali menggunakan sistem standar emas untuk menstabilkan tingkat harga
dan disiplin kebijakan fiskal.

Dengan kelebihan standar emas yang tidak dimiliki standar uang kertas, seperti terjaminnya nilai
mata uang dan terhindarnya dari inflasi, standar emas berpotensi untuk berjaya kembali. Dengan
adanya penjamin nilai uang, yaitu emas, uang bisa diterima di mana saja. Standar emas juga akan
memberi rasa aman pengguna uang karena uang bisa sewaktu-waktu ditukarkan dengan emas.
Pemerintah tidak dapat sembarangan menambah jumlah uang beredar yang menyebabkan
perubahan nilai mata uang melalui inflasi.
Namun, untuk memberlakukan kembali standar emas, terdapat beberapa tantangan yang perlu
dihadapi. Yang pertama adalah terbatasnya supply uang akibat terbatasnya jumlah emas. Hal ini
akan berpengaruh terhadap dua hal. Pertama, usaha sulit mendapat modal karena para pengusaha
akan kesulitan meminjam uang ke bank akibat terbatasnya supply uang. Hal ini akan menghambat
pertumbuhan ekonomi. Kedua, supply uang yang terbatas juga membatasi bank sentral dalam
mengeluarkan kebijakan saat terjadi krisis. Pada saat krisis ekonomi atau perang, bank sentral tidak
bisa membuat kebijakan darurat karena keterbatasan supply uang. Bank sentral hanya bisa
mencetak uang sebanyak emas yang dimiliki bank sentral tersebut. Selain itu, terbatasnya jumlah
emas untuk menopang perekonomian ketika standar emas diberlakukan diyakini akan
menyebabkan kontraksi di dunia, di mana pertumbuhan ekonomi akan melambat.

Tantangan lain yang dihadapi ketika kembali pada standar emas yaitu adanya imbalance dalam
kepemilikan emas di setiap negara. Akan ada negara-negara yang kurang setuju dengan berlakunya
sistem emas karena negara-negara tersebut tidak memiliki cadangan emas yang besar. Namun,
mereka yang pro dengan standar emas berpendapat bahwa ini hanya masalah transisi. Perdagangan
antarnegara akan membuat mata uang emas terdistribusi ke daerah-daerah lainnya yang memiliki
sedikit cadangan emas.

Yang terakhir adalah mengubah sistem yang sudah ada. Sistem uang kertas yang sudah lekat pada
kehidupan sehari-hari masyarakat tentu tidak mudah untuk digantikan begitu saja. Selain berkaitan
dengan perubahan pola kegiatan perekonomian masyarakat, mengubah sistem uang kertas juga
berarti mengubah tatanan institusi bersangkutan yang sudah established. Beralih dari sistem
standar uang kertas menuju standar emas berarti adanya perombakan di berbagai bidang, sehingga
diperlukan persiapan yang matang.

Anda mungkin juga menyukai