041211431170
Universitas Airlangga
Silfi.indririyani@gmail.com
REVIEW JURNAL
RE-INTRODUCING GOLD:
AN ISLAMIC FINANCE APPROACH
ISRA International Journal of Islamic Finance Vol. 5 Issue 2
2013
Noureddine Krichene
Abstrak
Isu tentang moneter islam yang saat ini hangat dibicarakan adalah
(currency). Hal ini dipicu karena mata uang sekarang ini yaitu uang kertas
hari. Puncak ketidakstabilan itu ditandai dengan adanaya krisis pada tahun
2008 dimana jatuhnya system perekonomian dunia yang berakibat
Emas adalah komoditas yang dapat diterima secara luas oleh dunia
dengan emas sebagai standar, yang tidak ada dalam ekonomi konvensional.
berbasis bunga; (ii) sistem uang cadangan 100 persen; dan (iii) pembagian
ini membahas bagaimana penggunaan emas pada zaman dulu hingga pada
INTRODUCTION
Mengoperasikan standart emas dalam ekonomi adalah hipotesis yang
dalam konvensional namun hal ini sering kali gagal, hal ini dikarenakan
dasar keuangan Islam adalah: (i) larangan ketat utang berbasis bunga; (ii)
sistem uang cadangan 100 persen; dan (iii) pembagian risiko dan
equitybased intermediasi keuangan. Saat ini otoritas moneter dan para ahli
tidak banyak yang mengetahui tentang standart emas ini. Kebanyakan dari
mereka focus pada standart kertas atau fiat money yang mengakibatkan
Dalam tulisan ini dipaparkan penggunaan emas di masa lalu serta runtuhnya
standart emas yang dimulai pada tahun 1931-1936. Pemicu utama dari
telah berulang kali diusulkan untuk membangun 100 persen uang cadangan,
perbankan (Walker, 1873; Mises, 1953; Rothbard, 1962; Carroll, 1965; Paul,
1985 dan 2009). Usulan Mises (1953), Rothbard (1962), dan Paul (1985 dan
tidak menguangkan defisit dan ekonomi harus dibebaskan dari hukum dan
beredar ditentukan oleh bank sentral, uang riil yang beredar ditentukan
kartu kredit, rumah kliring, kompensasi melalui buku kredit, surat berharga,
Tidak diragukan lagi, emas dan perak adalah mata uang yang dominan
di sebagian besar negara dari dulu sampai kematian standar emas di 1931-
1936 ketika negara-negara pindah dari standar emas ke standart yang lain.
Emas sebagai uang tidak dilembagakan oleh pemerintah, hal itu alami dan
uang sebagai pelaku pasar memilih untuk menetap domestik dan transaksi
paling laku atau diwakili komoditas cair berdasarkan kebajikan, yang meliputi
sebagai alat tukar, tetapi juga sebagai penyimpan nilai. emas yang
ditawarkan mempunyai
komoditas yang lain, uang komoditas memiliki biaya produksi dalam hal
tenaga kerja dan modal dan memiliki nilai non-moneter. Mirip dengan mobil,
komputer, jagung, ternak, dan apel, emas tidak dapat diproduksi jika
produsen emas tidak dapat membuat emas jika tidak ada keuntungan
Amerika Serikat, pemerintah pada tahun 1933 warga negara yang memiliki
memulihkan kebebasan.
mata uang kertas lainnya di Amerika Latin dan Afrika berakhir pada bencana
ekonomi.
sebagai uang, sering kali negara berada di bawah sistem bi-logam yang
dengan kurs tetap atau variabel. Dalam denominasi rendah, koin emas
menjadi terlalu kecil dan mungkin dengan mudah dapat rusak. Oleh karena
itu, emas dilengkapi dengan perak dan logam lainnya seperti tembaga,
perunggu dan nikel, untuk transaksi kecil. Sedangkan Emas disediakan untuk
transaksi besar.
Banyak buku mengenai sejarah mata uang (misalnya, del Mar, 1895).
usul koin emas. Menentukan tanggal untuk mata uang awal yang tidak ada
relevansinya. Dalam Qur'an emas dan perak yang disebut sebagai uang,
yaitu media pertukaran dan penyimpan nilai. Emas dan perak sebagai
Artinya :Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di
kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua,
Pencetakan uang emas dalam koin sering dilakukan oleh negara untuk
mencegah pemalsuan dan untuk standarisasi koin yang beredar, atau untuk
gambar raja atau ratu ditampilkan dalam uang kertas. Bahkan di masa lalu,
pencetakan emas dan koin logam lainnya adalah fungsi negara. kata dinar
(emas), dirham (perak), qinr dan Kanz sering muncul di Quran untuk
dan dirham tidak diciptakan oleh umat Islam pada masa Nabi (saw). Dinar
Pemalsuan koin emas sulit karena koin emas menggunakan perangko. Selain
itu, koin palsu bisa mudah dideteksi karena mereka kehilangan warna emas.
Namun, aturan itu diamati oleh Gresham (1519-1579) bahwa uang yang
buruk mendorong keluar yang baik uang. Misalnya, untuk denominasi berat
yang sama, koin emas baru yang memiliki berat badan penuh yang ditimbun
atau diekspor sedangkan tua koin emas yang kehilangan berat badan terus
beredar.
biayanya dengan satu dinar, yang berarti jumlah yang diberikan gandum
dipertukarkan terhadap jumlah tertentu emas. Rasio ini tidak tetap sesuai
untuk gandum dan juga sesuai dengan penawaran dan permintaan untuk
emas. Jika yang lebih tinggi adalah permintaan emas, maka harga gandum
turun. sebaliknya, jika harga gandum naik dan emas diproduksi lebih, maka
badan dan kehalusan. Nilai tukar antara uang ditentukan oleh masing-
masing Isi berat dalam biji-bijian dari emas murni. Pada tahun 1834, $ 1
adalah sama dengan 23,22 butir emas murni (1 troy ounce = 480 butir
emas). Dengan kata lain, harga emas adalah $ 20,67 / ounce. Setiap
pemegang uang kertas AS bisa menukarnya dengan emas di bank AS. kadar
emas dari Inggris Raya (UK) pound sterling pada tahun 1816 at 113 butir
emas murni. Dengan demikian, nilai tukar nominal antara dolar dan pound
penyelesaian transaksi besar. Pada akhir abad kedelapan belas ada pasar
senilai 100 ons emas dari standar yang ditetapkan, eksportir AS mengekspor
senilai 100 ons emas dari standar yang sama ke Perancis dan importir
Inggris mengimpor barang dari Perancis senilai 100 ons emas standar yang
Tagihan pertukaran untuk jumlah dari 100 emas standar yang sama yang
emas untuk beredar secara bebas sebagai uang, dalam bentuk koin atau
fiat money dalam perekonomian. Para penulis ini mengakui bahwa uang
kertas tidak memiliki nilai untuk sebuah komoditas. Para penulis ini
Inggris memiliki uang emas di abad lampau Namun, ditinggalkan pada tahun
1931 dan tidak bisa kembali ke standart emas lagi karena ada kelompok
oleh pasar dan jika pemerintah membiarkan pasar beroperasi secara bebas,
maka pasar akan memilih emas sebagai uang. Disini akan dijelaskan rencana
d) pada akhir periode transisi, ketika mata uang lokal telah dihargai
secara signifikan
tenaga kerja dan monopoli modal. Banyak negara tidak bisa melakukan
Kembali ke standar emas bukan masalah teknis tetapi di dalam nya juga
islam
Uang tidak boleh dibuat dari bahan yang mudah rusak serta tidak
memiliki nilai
buruh, dan
diijinkan dalam Islam. Penetapan upah dan kompetisi yang tidak adil
diilustrasikan oleh Fed AS, yang pada tahun 2008 membeli semua
aset beracun dari lembaga keuangan melalui mencetak uang. Selain
debitur dan kreditur dalam system keuangan Islam yang ada adalah
dengan akad yang telah disepakati jadi dari kedua belah pihak tidak
ada yang saling dirugikan karena system yang dianut adalah profit
and lost sharing. Berbeda dengan system yang ada di konvensional
tingkat harga menurun, debitur akan dirugikan dan oleh karena itu
jika tingkat harga naik, kreditur akan yang akan di rugikan dan oleh
tidak dapat terjadi Selain itu, penyebab inflasipun tidak ada karena
pelarangan riba.
uang adalah sama dengan satu dan tidak ada ekspansi atau
negara tidak bisa lagi mengeluarkan mata uang lokal, kecuali dalam
kaitannya dengan emas atau valuta asing. Oleh karena itu, kondisi
100 persen.
Diasusikan ekonomi Islam memiliki lembaga moneter dengan
memfloating sebuah
nilai tukar terhadap mata uang asing saja. Ini berarti bahwa lembaga
keuangan siap untuk bertukar setiap jumlah dinar dalam mata uang
asing pada nilai tukar yang ditentukan pasar. Kita berasumsi bahwa
dinar bukanlah mata uang cadangan. Dalam kata lain, negara tidak
lokal ke dinar. Hal ini untuk memungkinkan bank dan dealer forex
untuk membeli dan menjual koin emas yang berasal dari domestik
maupun asing. Selain itu hal ini untuk mencabut pembatasan pada
yang dicetak secara lokal atau luar negeri. misalnya troy ounce, troy
Impor emas dibayar oleh devisa yang diperoleh dari ekspor barang
untuk diamankan di
operasi terpisah di bank resmi dan forex biro atau langsung di agen
moneter. Selama periode transisi emas beredar bersama dengan
uang kertas dengsn cara yang sama seperti mata uang asing
kaitannya dengan emas saja dan tidak terhadap mata uang asing. Di
tahun 1930-an.
satuan moneter, dan koin dan emas batangan akan terus menjadi
yang sama.
Kita bisa melihat bahwa harus ada sebuah koin logam lain
seperti
nikel lain ini, sejumlah uang dinar harus ditarik untuk setiap jumlah
tingkat yang stabil dan tahan lama. Syarat utama untuk menetapkan
bahwa tidak ada kondisi awal merumuskan mengenai stok dinar atau
dan emas juga akan ditentukan oleh pasar dan kemudahan yang
yang kuat dan ditandai dengan upah dan kekakuan harga sehingga
yang besar. Selain itu, sebuah negara yang mata uangnya adalah
defisit fiskal yang besar, inflasi yang tinggi, dan krisis keuangan
berulang.
Oleh karena itu, kita tidak memiliki kasus empiris dari mana
Islam memungkinkan
akumulasi modal
kertas memiliki nilai yang terus terdepresiasi dan Bank sentral harus
melalui kredit dan uang cetak seperti yang terjadi dalam spekulasi
hadap keadilan terus terjadi selama uang kertas dan kredit berbasis
bunga dipertahankan.
IV. Kesimpulan
Jurnal ini mendiskribsikan strategi prraktis untuk memperkenalkan
bunga yang dilarang keras. Keuangan Islam memiliki sistem dual banking,
yaitu bank sebagai tempat penyimpanan cadangan 100 persen dan sistem
dengan pembiayaan konvensional dalam pasar. Oleh karena itu, kita tidak
memiliki kasus empiris dari mana kitadapat membangun bukti kuat dari
Royal Exchange.
Mises, V. L. (1953). The Theory of Money and Credit. 2nd Ed. New Haven: Yale
University Press.
Meera, Ahamed Kameel Mydin ed. (2009), Real Money - Money and Payment
Paul, R. (1985). The Political and Economic Agenda for a Real Gold Standard.
Institute.
Paul, R. (2009). End the Fed. New York: Grand Central Publishing.
Phillips, R. (1994). The Chicago Plan and the New Deal Banking Reform. M E
Sharpe Inc.