Anda di halaman 1dari 26

SLIDE 1

Judul : PENAWARAN UANG


KELOMPOK 3
PS-3B
Anggota :
1. Ekkyfria Adyadida (4.42.20.1.10)
2. Salsabila Najihatul Ulya
(4.42.20.1.25)

SLIDE 2
Materi yang akan dibahas:
1. Definisi penawaran uang
2. Faktor² yang mempengaruhi
3. Teori penawaran klasik
4. Teori penawaran modern
5. Efek perubahan penawaran uang
dengan analisis AD-AS
6. Penawaran uang dalam islam
7. Stabilisasi dinar (emas) dalam konsep
ekonomi
8. Studi kasus

SLIDE E
A. DEFINISI PENAWARAN UANG
Penawaran uang ialah jumlah uang
yang
tersedia serta yang beredar dalam
sebuah perekonomian.
(1) Penawaran uang dalam arti sempit
(M1)
=> Penawaran uang dimaknai uang
yang terdapat dalam peredaran yang
berupa uang giral serta uang kartal.
Rumus: M1 = Uang Kartal + Uang Giral
(2) Penawatan uang dalam arti luas
(M2)
=> Uang yang beredar dikenal juga
sebagai likuiditas perekonomian, yakni
kewajiban sistem moneter pada sektor
swasta domestik mencakup M1 yang
ditambahkan dengan uang kuasi (QM).
Rumus : M2 = M1 + Uang Kuasi
(3) Penawaran uang lebih luas lagi (M3)
=> mencakup semua uang kartal
ditambah dengan uang giral
ditambahkan dengan uang kuasi yang
dilakukan penyimpanan di bank umum
serta BPR.
Rumus: M3 = M2 + Deposito Berjangka
Panjang

SLIDE 4
B. FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENAWARAN
UANG
1. Bank Sentral, dengan kebijakan
moneter:
(a) Kebijakan diskonto
(b) Kebijakan pasar terbuka
(c) Kebijakan cash ratio
(d) Kebijakan kredit selektif
2. Pendapatan
=> Apabila pendapatan masyarakat
bertambah besar, semakin banyak uang
yang beredar.
3. Tingkat Suku Bunga
=> Jika suku bunga kecil, maka orang
enggan untuk menabung dan uang yang
beredar semakin bertambah.
4. Harga Barang
=> Harga barang naik = Jumlah uang
beredar semakin banyak
5. Fasilitas Kredit
=> Fasilitas kredit => Penggunaan uang
tunai berkurang => Penawaran uang
turun
6. Selera Masyarakat Terhadap Barang
=> Selera masyarakat terhadap barang
meningkat => Naiknya permintaan =>
Harga barang naik => Penawaran uang
naik

SLIDE 5
C. TEORI PENAWARAN UANG KLASIK
1. Teori Kuantitas
(a) Teori kuantitas sederhana (David
Ricardo)
=> Hubungan antara jumlah uang
dengan nilai uang memiliki hubungan
yang terbalik. Apabila dihubungkan
dengan harga, maka dapat dinyatakan
ketika jumlah uang naik dua kali lipat,
maka harga juga akan naik dua kali lipat
dan sebaliknya.
Rumus: M = k.p atau P= 1/k.M
(b) Teori kuantitas Irving Fisher
=> Keterkaitan antara jumlah uang
beredar dengan total pengeluaran dari
barang dan jasa akhir yang diproduksi di
dalam suatu perekonomian. Dalam teori
ini, mendorong orang untuk lebih
condong memegang uang dengan motif
untuk melakukan transaksi.
Rumus: M V = P T
2. Teori Sisa Tunai
=> Menekankan pada tujuan
masyarakat untuk meminta uang dan
bagaimana faktor ini menentukan jumlah
uang yang diperlukan masyarakat.
Rumus: M = kPT
SLIDE 6
D. TEORI PENAWARAN UANG
MODERN
Teori penawaran uang modern
menjelaskan bahwa dalam
perekonomian modern sumber dari
uang yang beredar adalah pemegang
otoritas moneter. Sebuah peredaran
uang di dalam masyarakat merupakan
proses pasar, yakni hasil interaksi
antara permintaan dan penawaran.
Apabila sewaktu-waktu permintaan uang
tidak sesuai dengan penawaran uang,
maka para pelaku dalam pasar uang
akan melakukan penyesuaian berupa
tindakan tindakan di sub pasar uang
sehingga akhirnya terjadi keseimbangan
anatara permintaan dan penawaran
uang.
SLIDE 7
E. EFEK PERUBAHAN PENAWARAN
UANG DALAM ANALISIS AD-AS
=> - Analisis AD-AS merupakan analisis
keseimbangan ekonomi negara dalam
keadaan harga yang mengalami
perubahan. Analisis AD-AS merupakan
analisis keseimbangan
pendapatan nasional yang melengkapi
analisis keseimbangan pengeluaran
agregat penawaran agregat (Y = AE).
- Dalam analisis AD-AS diperhatikan
bagaimana keseimbangan pendapatan
nasional dicapai dalam keadaan harga-
harga mengalami perubahan.

SLIDE 8
Gambar 1. Kurva AS landai dan Curam
- Keadaan 1 (Kurva AS Landai)
=> Tingkat harga mengalami kenaikan
yang relatif kecil, sedangkan
pendapatan nasional rill mengalami
kenaikan yang relatif besar.
- Keadaan 2 (Kurva AS Curam)
=> Tingkat harga mengalami kenaikan
yang lebih tinggi, sedangkan
pendapatan nasional rill mengalami
kenaikan yang rendah.

SLIDE 9
F. PENAWARAN UANG DALAM
PERSPEKTIF ISLAM
1. Penawaran Uang Mazhab
Iqtishaduna
=> Jumlah uang yang beredar
merupakan elastis sempurna, dimana
pemerintah sebagai pemegang otoritas
moneter tidak mampu mempengaruhi
jumlah uang yang beredar dan tidak
akan berdampak serta tidak
berpengaruh terhadap rasio harga
tangguh terhadap harga tunai.
2. Penawaran Uang Mazhab
Mainstream
=> Penawaran uang dalam islam
sepenuhnya dikontrol oleh negara
sebagai pemegang monopoli dari
penerbitan uang yang sah (legal tender),
sehingga akan terlihat bahwa kurva
penawaran uang nantinya bersifat
perfect inelastic.
3. Penawaran Uang Mazhab Alternatif
=> - Keberadaan uang pada dasarnya
terintegrasi dalam sistem sosial ekonomi
yang berlaku sehingga value dan jumlah
uang bukanlah variabel utuh yang
berdiri sendiri.
- Penawaran uang dipengaruhi oleh π
(profit), y (pendapatan), p (tingkat
harga), S (total pengeluaran), R (reserve
requirment bank umum), X (variabel
sosio-ekonomi), Y (kebijakan
pemerintah), dan ϴ (pengetahuan
ekonomi).

SLIDE 10
G. STABILITAS MATA UANG EMAS
(DINAR) DALAM KONSEP EKONOMI
(1) Stabilitas Dinar (Emas) menurut
Quantity Theory of Money
RUMUS: MV = PQ
- Peningkaran money supply dibatasi
oleh cadangan devisa dan cadangan
emas.
- Sistem standard emas tidak akan
berhasil dalam mengatasi persistent
shocks yang terjadi di luar kontrol
negara bersangkutan jika tidak
dilakukan secara bersama.
(2) Stabilitas Dinar dalam Perspektif
Monetarist Model
RUMUS: E = (Q + F + G) m/P* 1 (r* +
e,Y)
Keseimbangan nilai tukar dalam dinar
relatif stabil dibandingkan dengan fiat
money, karena:
- Money supply tidak bisa dinaikkan
semaunya sendiri oleh otoritas moneter
karena dibatasi oleh cadangan devisa
dan cadangan emas
- Uang yang beredar di masyarakat
akan terserap di sektor riil sehingga
membawa keseimbangan sektor riil dan
finansial.
- Apresiasi atau depresiasi nilai tukar
terjadi seiring dengan pertumbuhan
output akibat volume transaksi di sektor
riil.
SLIDE 11
H. STUDI KASUS
FIAT MONEY DAN STABILITAS
SISTEM KEUANGAN, MUNGKINKAH
KEMBALI KE STANDAR EMAS?
=> Pada tahun 2019 telah
diselenggarakan salah satu Konferensi
Tingkat Tinggi (KTT) negara muslim di
Kuala Lumpur, Malaysia. Salah satu
agenda yang dibahas dalam KTT
tersebut tentang bagaimana
menciptakan stabilitas keuangan dunia.
Untuk itu, Datuk Mahatir Muhammad
menyarankan agar menggunakan
kembali dinar emas sebagai mata uang
bagi negara-negara muslim. Akhir-akhir
ini Tiongkok kembali mengejutkan dunia,
dimana mereka telah mengeluarkan
uang digital sebagai alat pembayaran
dan akan meninggalkan fiat
money sebagai alat pembayaran. Uang
digital ini akan distandarkan pada emas,
sehingga menutup kemungkinan bagi
para spekulan untuk berspekulasi.
Alasan yang mendasari fiat money akan
ditinggalkan karena terbukti membuat
keuangan dunia tidak stabil. Dengan
demikian, mungkinkah fiat money dan
stabilitas sistem keuangan akan kembali
ke standar emas?

SLIDE 12
ANALISIS STUDI KASUS
=> Pemakaian uang Fiat yang dibarengi
dengan pemakaian sistem nilai tukar
mengambang, maka membuat nilai
tukar kurang begitu stabil. Saat ini fiat
money sudah terjadi krisis sebanyak
8 kali. Seringnya terjadi krisis mata uang
Fiat Money tentu menandakan bahwa
ada masalah dengan penggunaan mata
uang tersebut.
Seperti yang diketahui bahwa Sistem
Moneter saat ini dibangung dengan tiga
pilar, yaitu :
(1) Fiat Money
(2) Fractional Reserve
(3) Interest dan Default

SLIDE 13
Lalu, bagaimana dengan mata uang
emas (dinar)? Apkah ada hambatan jika
kembali ke standar emas?

SLIDE 14
Mata uang emas (dinar) mempunyai
keunggulan seperti sejenis, langka, dan
bisa disimpan serta bernilai tinggi.
Namun, juga mempunyai kelemahan,
yaitu membutuhkan biaya yang lebih
besar, tidak elastis, dan pemetintah
kesulitan dalam mengendalikan mata
uang emas. Selain itu terdapat
hambatan jika kembali ke standar emas:
(1) Besarnya kuantitas atau kecukupan
emas
(2) Tidak boleh mengimplementasikan 2
mata uang sekaligus dalam satu negara
(3) Terjadi GAP di bidang politik,
ekonomi serta sosial antar negara
(4) Tidak dapat dijalankan oleh sebuah
negara, minimal dijalankan secara
regional

SLIDE 14
DAMPAK PADA PENAWARAN UANG
JIKA KEMBALI KE STANDAR EMAS
(1) Nilai mata uang emas bisa naik
turun.
Contoh: contoh, ada data yang dilansir
dari situs resmi PT Antam,
logammulia.com, jika koin 1 dinar
dengan tingkat kemurnian 99,99%
mempunyai harga Rp 3.897.250,
menurun 1,08% dibanding harga
kemarin. Sedangkan koin 1 dinar
dengan tingkat kemurnian 91,7%
mempunyai harga Rp 3.585.692, juga
anjlok 1,08%.
(2) Uang beredar dengan otomatis
sesuai dengan mekanisme pasar.
(3) Uang yang beredar tidak dipengaruhi
oleh pemerintah dan perbankan.
(4) Sistem penawaran uang dalam mata
uang
emas masih belum berkembang.
(5) Mata uang emas (dinar) dipercaya
mampu meminimalisir risiko moneter
dibanding dengan Fiat money.
(6) Dengan penerapan mata uang
emas, risiko kurs menjadi minim serta
tidak terdapat aspek spekulasi.
(7) Menghindari perilaku buruk dalam
keuangan dengan memakai keuntungan
ganda karena adanya selisih nilai tukar.
(8) Memerlukan biaya produksi cukup
tinggi.

SLIDE 15
THANK YOU
ANY QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai