1. Sistem barter
Kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan cara
menukarkan barang dengan barang lain yang dibutuhkan
dengan nilai tukar tertentu. Sistem barter tidak bisa digunakan
lagi karena kesulitan untuk mencari kesesuaian antara orang
yang membutuhkan dan orang yang memiliki barang yang
dibutuhkan.
2. Uang barang (Commodity money)
Dengan keterbatasan sistem barter orang membutuhkan
alat pertukaran yang sah dan disepakati bersama. Uang barang
dibuat dari komoditi tertentu seperti emas, perak maupun kulit
kayu.
Meskipun uang barang lebih baik dari sistem barter tetapi terdapat kelemahan
sebagai berikut :
a. Nilainya tidak stabil
Nilai yang terkandung pada komoditi yang dijadikan sebagai uang
tidak stabil berkaitan dengan jumlah persediaan komoditi yang digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan uang itu dalam masyarakat
b. Kesulitan untuk membaginya
Uang yang terbuat dari komoditi tertentu, sulit untuk melaksanakan
perdagangan dalam jumlah yang besar maupun sangat kecil. Hal ini
dikarenakan uang barang sulit untuk dipecah atau dibagi menjadi
satuan-satuan hitung yang lebih kecil.
c. Keamanannya tidak terjamin
Karena uang terbuat dari barang ukurannya biasanya terlalu besar
atau kadang terlalu kecil, maka akan mengakibatkan keamanannya tidak
terjamin
d. Tidak fleksibel
Uang barang tidak fleksibel karena uang barang sulit untuk dibawa.
Kesulitan ini karena ukurannya yang terlalu besar apabila satuan
unitnya besar
3. Uang kartal
Jenis uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang terdiri
dari uang kertas dan uang logam. Meskipun uang kartal lebih baik
dari pada uang barang tetapi terdapat kelemahan sebagai
berikut :
a. Keamanannya tidak terjamin
Apabila seseorang memiliki uang dan uang tersebut hilang, maka
orang tersebut tidak dapat mengkalim bahwa uang tersebut
miliknya apabila ditemukan orang lain.
b. Rentan terhadap pemalsuan
Uang kertas , nilai bahan pembuat uang biasanya lebih murah
dari pada nilai uang tersebut, maka uang kertas rentan terhadap
pemalsuan. Kemajuan tehnologi memungkinkan orang untuk
membuat tiruan uang kertas
c. Mudah rusak
Perputaran uang yang selalu berpindah
kepemilikannya antar pemegang uang, terutama
uang kertas, mengakibatkan uang tersebut mudah
rusak dan robek.
d. Uang giral
Sebagai pelengkap dari uang kartal dalam
kegiatan ekonomi dan pertukaran terdapat uang
giral dalam bentuk time deposit (Deposito
berjangka), cek, rekening giro dan kartu kredit.
Adapun kelemahan dari uang giral adalah
likuiditasnya rendah atau tidak semua transakasi
dapat menggunakan uang giral.
II. PERANAN UANG DALAM PEREKONOMIAN
Uang diciptakan oleh pemerintah melalui otoritas moneter
(Bank Sentral atau Bank Indonesia berperanan sebagai
berikut :
1. Uang sebagai alat tukar
Dengan adanya uang sebagai alat tukar kebutuhan
barang dan jasa manusia dapat dipenuhi dengan membeli dari
pedagang barang atau jasa tersebut dengan menggunakan uang.
2. Uang sebagai satuan nilai
Uang dapat digunakan sebagai ukuran yang menentukan
seberapa besar nilai suatu barang dan jasa. Dengan adanya uang
nilai suatu barang atau jasa dapat ditentukan yaitu seberapa
banyak uang yang harus dibayarkan untuk mendapatkan barang
atau jasa tersebut.
3. Uang sebagai standar pembayaran yang tertunda
Penundaan pembayaran bagi pedagang tidak menjadi
masalah karena pembayaran pada waktu yang
akan datang dapat diukur dengan satuan uang.
M₁ = C + D
Dimana :
M₁ = Uang beredar dalam arti sempit
C = Uang kartal
D = Uang giral
2. Uang beredar dalam arti luas
Jumlah uang beredar yang terdiri dari uang kartal,
uang giral dan uang kuasi dengan
persamaan sebagai berikut :
` M2 = C + D + T
Dimana :
M2 = Uang beredar dalam arti luas
T = Deposito berjangka
Y2 B
Y1 A
0 MDT1 MDT2 MDT
2. Motif untuk spekulasi
Dalam motif spekulasi permintaan uang dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu : pendapatan, tingkat bunga, jumlah kekayaan dan keuntungan. Tujuan
utama motif spekulasi adalah untuk mencari keuntungan dari dengan tingkat
bunga dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut :
MDS = f ( r )
r ( % )
r A A
B
r B MDS
0 MA MB MDS
3. Motif untuk berjaga-jaga
0 300 400 Y
2. Pasar uang dan kurva LM
Keseimbangan di pasar uang terjadi pada saat jumlah uang yang diminta
oleh masyarakat untuk berbagai motif sama dengan jumlah uang
yang beredar. Jumlah uang yang diminta meningkat seiring dengan
menurunnya tingkat bunga. Dalam jangka pendek jumlah uang yang
beredar diasumsikan tetap.
Permintaan uang adalah jumlah uang yang diminta tergantung pada tingkat
bunga. Tingkat bunga adalah biaya dari memegang uang, sehingga
semakin tinggi tingkat bunga semakin rendah jumlah keseimbangan
uang riil yang diminta.
Jika tingkat pendapatan naik, maka tingkat bunga juga naik. Pendapatan
yang naik, akan menaikkan permintaan uang dan kemudian
menaikkan tingkat bunga keseimbangan.
Keseimbangan di pasar uang terjadi pada saat jumlah uang yang diminta
oleh masyarakat untuk berbagai motif sama dengan jumlah uang
yang beredar. Jumlah uang yang diminta meningkat seiring dengan
menurunnya tingkat bunga. Dalam jangka pendek jumlah uang yang
beredar diasumsikan tetap.
Tingkat Bunga ( % )
MS
E
9
7 E
LM
0 m₂ m₁ Jumlah Uang
Permintaan di pasar uang secara keseluruhan adalah :
M1 = MDT + MDP
M2 = MDS
Md = M1 + M2 atau Md = f ( Y ) + f ( r )
Kurva LM adalah kurva yang menghubungkan besarnya tingkat
pendapatan nasional (Y) pada berbagai tingkat bunga (r), dimana pasar
uang berada pada posisi keseimbangan.
Contoh : Menentukan kurva LM
Diketahui :
Jumlah uang yang beredar adalah 650.
Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga adalah M1 =
0,25 Y.
Permintaan uang untuk spekulasi adalah M2 = 400 - 50 r
Ditanyakan :
a. Tentukan keseimbangan di pasar uang
b. Gambarkan kurvanya serta penjelasannya
Jawab :
a. Keseimbangan di pasar uang
MS = 650
Md = M1 + M2
= 0,25 Y + 400 - 50 r
Kondisi keseimbangan terjadi apabila :
MS = Md
650 = 0,25 Y + 400 + 50 r
650 - 400 + 50 r = 0,25 Y
250 + 50 r = 0,25 Y
0,25 Y = 250 + 50 r
Y = 1000 + 200 r
r (%)
10 Kurva LM
0 2000 3000 Y
Kenaikan tingkat suku bunga (r) akan mengakibatkan
kenaikan tingkat pendapatan nasional (Y). Dengan
tingkat bunga sebesar 5 % pendapatan nasional
sebesar 2000, kenaikan tingkat suku bunga sebesar 10%
akan mengakibatkan pendapatan nasional
meningkat sebesar 3000.
3. Keseimbangan di pasar barang dan pasar uang
Keseimbangan umum terjadi pada saat besarnya
pendapatan nasional (Y) dan tingkat suku bunga (r)
mencerminkan tingkat pendapatan nasional dan
tingkat suku bunga keseimbangan, baik di pasar barang
dan pasar uang. Keseimbangan umum terjadi pada
saat perpotongan antara kurva IS dan kurva LM.
Contoh : Menentukan keseimbangan umum
Diketahui :
Keseimbangan dipasar barang dan di pasar uang adalah :
Persamaan kurva IS : Y = 1.750 - 20 r
Persamaan kurva LM : Y = 1.100 + 2000 r
Ditanya :
a. Tentukan keseimbangan umum di pasar barang dan pasar uang
b. Gambarkan kurvanya
Jawab :
Y = 1.750 - 20 r
Y = 1.100 + 2.000 r _
0 = 650 - 2.020 r
2.020 r = 650
r = 650 / 2.020
r = 0,3217
Dengan mensubtitusikan ke salah satu persamaan IS atau LM maka tingkat
pendapatan nasional keseimbangan adalah sebagai berikut :
Y = 1.100 + 2.000 r
Y = 1.100 + 2.000 ( 0,3217 )
Y = 1.100 + 643,4
Y = 1.743,4
r (%)
LM
E
0,321
IS
0 1.743,4 Y
VI. BANK SENTRAL
Bank Indonesia sebagai suatu lembaga negara yang independen dan
bebas dari campur tangan, baik dari pemerintah maupun pihak
lainnya.
Tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral adalah :
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
c. Mengatur dan mengawasi perbankan di indonesia
Kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat dalam rangka mengatasi inflasi antara
lain:
a. Politik diskonto (Discount Policy), adalah kebijakan bank
yang berhubungan dengan perubahan tingkat suku bunga.
b. Politik pasar terbuka (Open market policy), adalah
kebijakan yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan
surat berharga.
c. Politik pembatasan kredit (Plafon credit policy), adalah
membatasi pemberian pinjaman atau kredit kepada masyarakat.
d. Politik uang ketat (Tight money policy), artinya kebijakan
untuk mengurangi banyaknya jumlah uang yang beredar.
e. Politik cadangan kas (cash ratio policy), adalah kebijakan
yang berhubungan dengan perbandingan antara kas dengan
kredit yang diberikan kepada masyarakat.
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral Bank Indonesia
mempunyai satu tujuan tunggal yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah yang
mengandung dua aspek yaitu :
a. Kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan
jasa
Aspek pertama ini tercermin dalam perkembangan
laju inflasi
b. Perkembangan nilai mata rupiah terhadap mata
uang negara lain
Aspek kedua ini tercermin dalam perkembangan
nilai valuta asing.