Anda di halaman 1dari 11

Rangkuman Uang dan Lembaga Keuangan

KELOMPOK 4

1. 2112070342 OTNIEL TAMPUBOLON


2. 2112070343 MUHAMAD RAYNALDY ABBYMANYU
3. 2112070344 RAKHA FIRMANSYAH
4. 2112070345 HASYA AMILA
5. 2112070349 ANDI MUHAMMAD AL-FAYED
6. 2112070350 YUNI RAHMAWATI
7. 2112070351 SYIFA VIOLITA
8. 2112070356 AYUNDA SILFIARANI
9. 2112070360 MARETA DAMAYANTI PURNOMO

A. Definisi Uang
Pengertian Uang
Uang merupakan hasil ciptaan manusia yang berguna untuk melancarkan kegiatan
transaksi. Uang adalah persediaan asset yang bisa dengan segera digunakan untuk
melakukan transaksi Dalam perekonomian, uang merupakan sebuah alat yang
disepakati secara bersama oleh para pelaku kegiatan ekonomi untuk melakukan
transaksi perdagangan. Uang adalah alat tukar yang memiliki standar pengukur nilai
(satuan hitung) yang sah, yang dikeluarkan oleh pemerintah yang dapat berupa uang
kartal, uang giral yang terdapat dalam rekening tabungan maupun deposito berjangka
dan seluruh simpanan masyarakat yang ada di lembaga keuangan non bank.

Syarat- Syarat Uang


Banyak sekali komoditi yang pernah dijadikan uang, apapun komoditi itu, agar sah
diakui diterima sebagai uang oleh masyarakat maka uang sebagai alat tukar harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Budisantoso: 2006):

1. Dapat diterima oleh umum (Acceptability


2. Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability),
3. Mudah disimpan dan nilainya tetap (stability),
4. Mudah dipindah dan dibawa kemana-mana (portability), uang sebaiknya
mudah dibawa untuk keperluan sehari-hari.
5. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility),
6. Jumlahnya mencukupi ( elasticity of supply)
7. Syarat psikologis, bahwa uang harus bisa memuaskan keinginan orang yang
memilikinya.

Definisi uang menurut fungsinya


1. Medium of Changes Sebagai alat pertukaran atau bertransaksi atau biasa disebut
dengan M1 yaitu keseluruhan mata uang baik kertas maupun logam yang beredar
(currency) atau disebut sebagai Uang Cartal, ditambah deposito penerimaan,
traveler’s check, deposito dan cek yang dapat diuangkan, kartu kredit
2. Store of Value Sebagai alat penyimpan kekayaan disebut sebagai M2, terdiri atas
M1 ditambah dengan neraca reksadana pasar uang ritel, deposito tabungan,
termasuk rekening deposito pasar uang, dan deposito berjangka pendek.
3. Unit of Account Sebagai alat untuk menghitung kekayaan dan pendapatan disebut
M3, terdiri atas M2 ditambah dengan deposito berjangka panjang, dan neraca
reksadana pasar uang institusi.

Definisi Uang Menurut Nilai Mata Uang tersebut


1. Full Bodied Money Yaitu uang yang nilai bendanya sama dengan nilai yang
tertera. Nilai nominal sama dengan nilai intrinsiknya. Ciri-ciri uang penuh adalah:
● Nilai uang = nilai bahan pembuatnya
● Money’s value is what value money has artinya nilai mata uang adalah nilai
yang dipunyai oleh benda yang menjadi mata uang tersebut
2. Fiat Money
Yaitu uang yang nilai bedanya tidak sebesar nilai yang tertera atau uang yang
dibuat berdasarkan kepercayaan masyarakat bahwa nilai mata uang tersebut
akan diterima umum dengan nilai yang sama di manapun, diw wilayah uang
tersebut dicetak. Ciri-ciri uang flat adalah:
● Nilai uang = nilai kepercayaan
● Nilai uang =/ nilai bahan pembuatnya
● Money Value is What Money Can Buy yaitu nilai uang adalah seberapa besar
uang itu bisa digunakan untuk membeli.

Jenis - Jenis Uang


Sesuai dengan perkembangan zaman, maka jenis uang pun mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Ada baiknya Bapak/Ibu juga memahami bagaimana
jenis-jenis uang yang berbeda penggolongannya berdasarkan bahan, lembaga,
kawasan, dan pemakainya, uang dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria sebagai
berikut (Kasmir: 2014):
a. Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat uang
1). Uang Logam,
2). Uang Kertas,
b. Berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya
1). Uang Kartal, adalah uang kertas dan uang logam yang beredar di
masyarakat.
2). Uang Giral, adalah uang yang digunakan sebagai alat pembayaran yang
berupa cek, bilyet giro, dan kartu kredit. Kekuatan hukumnya lemah, karena
tidak semua transaksi disemua tempat dapat menerima uang giral.
c. Berdasarkan kawasan/daerah berlaku
1) Uang domestik, yaitu uang yang hanya berlaku di dalam wilayah suatu negara
tertentu saja.
2) Uang regional, yaitu uang yang hanya berlaku di kawasan tertentu, seperti
euro berlaku bagi negara- negara kawasan Eropa.
3) Uang internasional, yaitu uang yang berlaku tidak hanya di dalam wilayah
suatu negara tertentu saja, tetapi juga berlaku di berbagai wilayah negara
didunia (internasional).
d. Berdasarkan Pemakai di dalam dan luar negeri
1) Internal Value, yaitu kemampuan dari uang untuk membeli barang di dalam
suatu negara, dengan kata lain nilai internal uang adalah kemampuan daya
beli uang terhadap barang-barang.
2). External Value, yaitu kemampuan dari uang dalam negeri untuk bisa ditukar
dengan mata uang asing. Dengan kata lain eksternal value adalah daya beli
uang dalam negeri terhadap uang asing atau lebih dikenal dengan istilah nilai
kurs. Pengelolaan Uang Rupiah Oleh Bank Indonesia
2. Pasar Uang
a. Penawaran Uang
Jumlah uang beredar merupakan seluruh jenis uang yang berada di perekonomian
uang dikeluarkan dan diedarkan secara resmi oleh Bank Sentral untuk uang kartal,
dan Bank Umum menerbitkan uang giral maupun uang kuasi (tabungan, valas dan
sebagainya) (Solikin, 2002). Jenis-jenis uang beredar di Indonesia terdiri dari
(Boediono, 1982) :
1. Uang beredar dalam arti sempit (M1)
Uang beredar dalam arti sempit (M1) yaitu kewajiban sistem moneter (Bank
Sentral) dan Bank Umum terhadap sektor swasta domestik atau penduduk
meliputi uang kartal (C : uang kertas dan uang logam) yang dikeluarkan oleh Bank
Indonesia dan uang giral (deposito yang disimpan dalam bank-bank umum, dan
dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek, rekening giro, atau surat perintah
lainnya). Uang kartal dan uang giral atau Narrow Money memiliki sifat dapat
dipakai sebagai alat pembayaran sewaktu-waktu atau setiap saat bila diinginkan
karena sifatnya yang likuid dan tidak terkait waktu dalam pemakaiannya. Sehingga
dapat dirumuskan menjadi :
M1 = C + D

2. Uang beredar dalam arti luas (M2)


Selanjutnya, jumlah uang beredar dalam arti luas dikenal dengan istilah Broad
Money (M2), sering disebut juga dengan likuiditas perekonomian karena dapat
mempengaruhi perkembangan tingkat harga, produksi dan keadaan ekonomi
pada umumnya. M2 susunannya terdiri dari M1 ditambahkan dengan deposito
berjangka (time deposit) dan saldo tabungan miliki masyarakat yang berada di
bank (saving deposits), sehingga dapat dirumuskan menjadi :

M2 = M1 + TD + SD

Irving Fisher menyatakan dalam teori kuantitas uang, bahwa keterkaitan antara
jumlah uang beredar dengan total pengeluaran dari barang dan jasa akhir yang
diproduksi di dalam suatu perekonomian. Menurut Fisher dalam teori ini,
mendorong orang untuk lebih condong memegang uang dengan motif untuk
melakukan transaksi. Kemudian Persamaan Kuantitas ini muncul dimana Total
Pengeluaran dipecah ke dalam dua variabel yaitu Harga (P) dan Total Transaksi
(T).

Uang x Perputaran = Harga x Transaksi


MV=PT
Dimana :
M : Jumlah uang beredar
V : Velocity / perputaran uang dalam satu periode
P : Harga barang dan jasa
T : Jumlah transaksi
Sisi kanan dari persamaan identitas tersebut mencerminkan transaksi yang
terjadi di dalam suatu perekonomian, dimana P adalah harga rata rata (average price)
dan T adalah jumlah transaksi yang terjadi di dalam 15 perekonomian selama periode
tertentu. Sisi kiri dari persamaan di atas mencerminkan jumlah uang yang digunakan
untuk melakukan transaksi yang dilakukan di dalam suatu perekonomian selama
periode tertentu. M adalah kuantitas uang, sedangkan V adalah perputaran uang
transaksi (transaction velocity of money) untuk mengukur tingkat dimana uang
bersirkulasi dalam perekonomian.
Menurut Mankiw (2007), persamaan kuantitas adalah sebuah identitas: definisi
dari empat variabel membuatnya benar. Persamaan ini berguna karena menunjukan
bahwa jika satu dari variabel-variabel itu berubah, satu atau lebih variabel juga harus
berubah untuk menjaga persamaan. Akan tetapi persamaan di atas mempunyai
permasalahan, yaitu bahwa transaksi sulit untuk diukur. Maka Mankiw berpendapat
bahwa untuk memecahkan permasalahan ini, jumlah transaksi T diganti menjadi
menjadi output total dari perekonomian Y. Transaksi dan output berkaitan dikarenakan
semakin banyak perekonomian berproduksi maka semakin banyak pula barang/jasa
dibeli atau dijual, namun keduanya tidaklah sama.
Fisher menyadari bahwa Total Pengeluaran dapat berubah dan kemudian
memisahkan Total Pengeluaran menjadi Kuantitas Barang yang dibeli (Y), dan Harga
dari barang tersebut (P). Sehingga persamaannya menjadi:
Uang x Perputaran = Harga x Output
MV=PY
Karena Y juga merupakan pendapatan total, maka V dalam persamaan
kuantitas versi ini menjadi perputaran pendapatan uang (income velocity of money).
Perputaran pendapatan uang menyatakan 16 berapa kali uang masuk ke dalam
pendapatan seseorang dalam periode waktu tertentu

b. Permintaan Uang
Teori-teori permintaan uang secara garis besar menjelaskan faktor faktor apa
saja yang mempengaruhi sifat individu dalam menentukan jumlah permintaan
uangnya sehingga dari preferensi individu dalam menyimpan bentuk kekayaan yang
dimiliki. Teori tentang permintaan uang dikemukakan oleh beberapa ekonom seperti
teori permintaan uang Irving Fisher, teori permintaan uang Cambridge, teori
permintaan uang Keynes, teori permintaan uang Baumol Tobin dan teori permintaan
uang Friedman.
Secara garis besar dalam teori permintaan uang, ada dua variabel yang
menentukan permintaan akan uang. Pertama adalah variabel skala atau yang biasa
disebut dengan variabel kendala. Variabel kendala merupakan suatu variabel yang
membatasi maksimal memegang uang dalam bentuk tunai, contohnya pendapatan.
Kedua adalah variabel biaya memegang uang tunai (opportunity cost of holding
money).
Opportunity cost of holding money adalah biaya yang hilang karena memegang
uang tunai. Pada teori permintaan uang, biaya yang hilang karena memegang uang
tunai dapat berupa bunga dan capital gain apabila kita memegang kekayaan dalam
bentuk obligasi dan saham. Dengan adanya perkembangan alat pembayaran non
tunai dapat memberikan manfaat dan kemudahan dalam bertransaksi.
Dihubungkan dengan teori permintaan uang yang membahas tentang
opportunity cost of holding money, maka jika menggunakan uang tunai dalam
bertransaksi akan kehilangan biaya seperti manfaat pendapatan bunga, pemberian
diskon belanja dan kemudahan dalam bertransaksi jika memegang uang dalam bentuk
non tunai. Semakin besar opportunity cost of holding money akan semakin kecil
keinginan memegang uang tunai sehingga akan mempengaruhi jumlah uang tunai
yang diedarkan Bank Indonesia.

Menurut Klasik uang diminta hanya untuk kepentingan melayani transaksi dengan
menitikberatkan fungsi uang sebagai unit of account and medium of exchange
Menurut Keynesian ada 3 alasan mengapa uang diminta atau diperlukan
•Melayani transaksi menitikberatkan fungsi uang sebagai unit of account and
medium of exchange atau M1
•Untuk berjaga jaga dalam melakukan transaksi
•Untuk spekulasi atau uang yang belum dibelanjakan dalam bentuk interest
bearing money (bonds) dan liquidity preference

3. Lembaga Keuangan
Lembaga Keuangan
Lembaga keuangan (financial institution) adalah lembaga yang kegiatan utamanya
mengumpulkan dan menyalurkan dana dari pihak yang memiliki dana (unit surplus)
kepada pihak yang membutuhkan dana (unit defisit). Motivasi yang mendorong
aktivitas lembaga keuangan dan menyalurkan dana adalah memperoleh keuntungan
(profit oriented), orientasi ini adalah positif, karena dapat memicu agar lembaga
keuangan bekerja secara efisien, produktif, kreatif dan inovatif.

Karakteristik Lembaga Keuangan


Karena kegiatan utamanya adalah perantara antara pihak yang membutuhkan dengan
pihak yang memiliki dana maka lembaga keuangan memiliki karakteristik yang
berbeda dengan perusahaan yang bergerak di sektor riil atau sektor yang
memproduksi barang dan jasa.
a. Sangat Mengandalkan Kepercayaan
b. Dominannya aktiva dan pasiva finansial
c. Beroperasi berdasarkan prinsip transformasi asset (asset transformation)
d. Efisiensi baru terjadi jika produksi dilakukan dalam skala amat besar
e. Persaingan non harga
f. Membutuhkan sumber daya manusia berkualitas tinggi
g. Beroperasi dalam pasar berstruktur non kompetisi sempurna
h. h. Beroperasi dalam pasar yang sangat penuh regulasi.

Manfaat Lembaga Keuangan


Sebenarnya tanpa adanya lembaga keuangan pihak yang membutuhkan dan memiliki
dana dapat saja bertransaksi langsung (direct financing), namun cara ini memiliki
kelemahan karena berbagai alasan, misalnya likuiditas, dan tingkat bunga. Karenanya
lembaga keuangan hadir untuk mengatasi masalah itu, beberapa manfaat lembaga
keuangan adalah:
a. Mengatasi masalah double coincidence
b. Menurunkan biaya informasi dan transaksi
c. Bagi pemilik dana, dapat membantu masalah likuiditas, keamanan,
kenyamanan, aksesibilitas,dan meningkatkan berbagai pilihan bentuk
penyimpanan dana dalam sistem balas jasanya
d. Memungkinkan perolehan dana sesuai dengan kebutuhan, serta berbagai
jangka waktu pelunasan dan sistem pembayaran.
e. Terus melakukan inovasi untuk mendapatkan laba.

Jenis Lembaga Keuangan


Berdasarkan batasan kegiatan pengumpulan dan penyaluran dananya, lembaga keuangan
dikelompokkan menjadi:
a. lembaga keuangan depositori dan non depositori. Lembaga keuangan depositori
adalah lembaga keuangan yang diperbolehkan mengumpulkan dana dari masyarakat
dalam bentuk deposito. Dalam prakteknya yang boleh mengumpulkan deposito
hanyalah bank
b. Lembaga keuangan non depositori tidak diperbolehkan mengumpulkan deposito
sehingga disebut lembaga keuangan bukan bank.
Ada juga yang disebut dengan lembaga keuangan mikro, sasaran utama pelayanannya
adalah usaha kecil, di Indonesia yang termasuk lembaga keuangan mikro adalah BPR,
kopersi simpan pinjam, dan pegadaian.

Lembaga Keuangan Bank


Sebagaimana yang telah disinggung pada awal pembahasan bahwa secara garis besar,
terdapat dua jenis lembaga keuangan. Salah satunya adalah lembaga keuangan bank.
Lembaga ini terdiri dari beberapa jenis bank, di antaranya sebagai berikut:

a. Bank Sentral

Bank sentral merupakan suatu institusi atau badan usaha nasional yang berfungsi
untuk menjaga stabilitas nilai mata uang yang berlaku di sebuah negara. Dan di
Indonesia, yang berperan sebagai bank sentral tak lain dan tak bukan adalah Bank
Indonesia (BI). Lembaga ini termasuk lembaga negara yang sifatnya independen.
Artinya, lembaga tersebut bebas menjalankan semua tugas dan wewenangnya tanpa
adanya campur tangan dari pemerintah maupun pihak lain. Maka dari itu, tak heran
bahwa Bank Indonesia punya andil besar dalam menjaga perekonomian negara, yakni
agar nilai rupiah tetap stabil. Baik itu terhadap benda, jasa maupun kurs.

b. Bank Umum

Jenis lembaga keuangan bank selanjutnya adalah bank umum, yakni lembaga yang
menjadi perantara antara pihak yang memberikan dana dengan pihak yang
membutuhkan dana. Lembaga yang satu ini juga melakukan layanan perbankan, baik
yang menggunakan prinsip konvensional maupun syariah. Adapun kegiatan yang
dilakukan oleh Bank Umum adalah menghimpun dana dalam bentuk tabungan atau
simpanan, memberikan pinjaman atau kredit, dan menyimpan surat serta barang
berharga. Selain itu, bank umum juga bertugas untuk membuat dan menerbitkan surat
pernyataan hutang.Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank
Mandiri, BRI Syariah, dan sebagainya merupakan deretan contoh bank umum yang
biasanya kamu jumpai di wilayah atau domisili tempat tinggal kamu.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Berdasarkan referensi yang diperoleh laman OJK (Otoritas Jasa Keuangan) bahwa
BPR atau Bank Perkreditan Rakyat ialah lembaga keuangan yang menjalankan
aktivitas usaha secara konvensional maupun syariah. Dalam segala aktivitas
usahanya, BPR tidak menyediakan layanan dalam pemindahan dana antara pengirim
dan penerima dana.

Lembaga Keuangan Bukan Bank


Dalam masyarakat, terdapat setidaknya lima macam lembaga keuangan bukan bank, yakni
sebagai berikut:

a. Pegadaian

Suatu lembaga keuangan bukan bank yang menyediakan penawaran layanan


peminjaman uang kepada masyarakat dengan menyertakan barang atau surat
berharga sebagai jaminan disebut dengan pegadaian. Apabila kamu ingin meminjam
uang ke lembaga ini, kamu wajib menyerahkan suatu barang untuk jadi jaminan
(barang gadai). Baru kemudian setelah kamu menerima uang pinjaman, kamu boleh
menebus kembali barang yang kamu gadaikan. Tentunya dengan bunga sebagai
tambahan biaya. Bunga inilah yang menjadi sumber keuntungan pihak pegadaian.

Beberapa jenis barang yang bisa kamu gadaikan agar bisa mendapat pinjaman antara
lain sertifikat rumah, kendaraan bermotor, barang elektronik (ponsel, laptop, televisi,
kulkas, dan lain-lain), dan emas. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
kesimpulannya bahwa fungsi utama pegadaian adalah melakukan aktivitas
pembayaran berupa penyaluran dana kepada masyarakat dengan sistem kredit.
Dalam menjalankan perannya, pegadaian termasuk salah satu lembaga yang ada di
bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

b. Koperasi Simpan Pinjam


Koperasi simpan pinjam merupakan institusi keuangan yang menjalankan usaha
berupa penerimaan simpanan maupun pinjaman. Sebagaimana jenis koperasi
lainnya, koperasi simpan pinjam juga menerapkan asas kekeluargaan dalam
melakukan segala kegiatan usahanya. Dari mana sumber modal koperasi simpan
pinjam dalam menjalankan usahanya? Pertama, berasal dari simpanan pokok,
simpanan wajib, dan simpanan sukarela dari setiap anggota koperasi. Dan sumber
yang kedua yakni berasal dari modal pinjaman kepada koperasi atau badan usaha
lainnya.
c. Lembaga Asuransi
Yang dinamakan lembaga asuransi adalah lembaga jasa keuangan yang menawarkan
produk-produk asuransi, seperti asuransi jiwa, asuransi pendidikan, dan sebagainya.
Dengan adanya lembaga asuransi, masyarakat dapat memperoleh jaminan atau
proteksi berupa ganti rugi finansial jika resiko yang diasuransikan betul-betul terjadi.
d. Leasing
Leasing merupakan lembaga pembiayaan yang menyewakan barang kepada
masyarakat yang ingin menyewa dalam jangka waktu yang telah disepakati. Apabila
di tengah jalan penyewa tidak lagi mampu membayar, maka pihak perusahaan leasing
selaku lessor berhak untuk mengambil kembali bawang sewa.
e. Pasar Modal
Pasar modal adalah sarana atau tempat bertemunya lembaga seperti perusahaan
atau institusi lain yang memerlukan dana dari masyarakat dengan masyarakat yang
memiliki dana untuk diinvestasikan.
Dana investasi tersebut biasanya digunakan untuk keperluan pengembangan bisnis,
ekspansi, penambahan modal usaha, dan sebagainya.
Kegiatan usaha yang dilakukan di pasar modal meliputi perdagangan atau jual beli
saham dan surat berharga lainnya seperti obligasi, reksadana, waran, right, surat
pernyataan hutang, serta produk derivatif lainnya.
4. Bank Sentral
Pengertian Bank Sentral
Lembaga Negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang
sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga sistem pembayaran, mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai
Lender of The Last Resort. Bank Sentral Indonesia adalah bank Indonesia (Penjelasan
UUD 45 Pasal 23 Ayat 3. Bank Indonesia adalah Lembaga negara yang independen bebas
dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lain. Bank Indonesia merupakan
badan hukum berdasarkan UU 23/1999.
Fungsi Bank Sentral
a. Mendorong pengembangan sistem perbankan yang sehat
b. Pelaksanaan kebijakan moneter dan keuangan
c. Memberi nasehat kepada pemerintah dibidang moneter dan keuangan
d. Melakukan pengaturan, pembinaan dan pengawasan perbankan
e. Sebagai bankers Bank
f. Memelihara stabilitas keuangan nasional
g. Melancarkan pembiayaan pembangunan ekonomi

Tujuan dan tugas pokok bank sentral


Tujuan Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
Tugas Pokok
a. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
b. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran
c. Mengatur dan mengawasi bank
Bank sentral sebagai pelaksana kebijakan moneter
a. Menetapkan Sasaran Moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi
b. Pengendalian Moneter
- Operasi pasar terbuka Rupiah dan Valuta Asing
- Pentetapan tingkat diskonto
- Penetapan cadangan wajib minimum
- Pengaturan kredit atau pembiayaan
c. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan system nilai tukar yan telah
ditetapkan
d. Mengelola cadangan devisa
Pengendalian moneter
a. Kebijakan operasi Pasar terbuka
Kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah
uang yang beredar dimasyarakat dengan cara mengeluarkan sertifikat Bank
Indonesia atau membeli surat berharga di pasar modal.
b. Kebijakan diskonto
Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menambah atau mengurangi
jumlah uang yang beredar dengan cara mengubah diskonto bank umum, menaikkan
tingkat suku bunga agar masyarakat tertatik untuk menabung.
c. Kebijakan cadangan kas
Kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan
cadangan kas atau penetapan persentase sejumlah uang nasabah yang tidak boleh
dipinjamkan.
d. Kebijakan kredit ketat
Kebijakan yang diambil oleh bank sentral untuk menaikkan atau menurunkan
cadangan kas atau penetapan persentase sejumlah uang nasabah yang tidak boleh
dipinjamkan.

Bank sentral sebagai pegatur system pembayaran


a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan atas penyelenggaraan jasa system
pembayaran
b. Mewajibkan penyelenggara jasa pembayaran menyampaikan laporan kegiatannya
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d. Berwenang mengatur system kliring antar bank
e. Satu-satunya Lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan dan menyebarkan uang
rupiah
Bank sentral sebagai sebagai pengawas bank
a. Mencabut dan memberi izin usaha bank
b. Melakukan pengawasab langsung maupun tidak langsung kepda bank-bank di
Indonesia
c. Menetapkan ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian
d. Mewajibkan Bank menyampaikan laporan serta melaksanakan pemeriksaan terhadap
bank
e. Bank Sentral dilarang memberikan kredit kepada pemerintah
f. Pemerintah wajib berkonsultasi dengan bank sentral dalam penerbitan surat utang
negara

Tugas Lain Bank sentral


Hubungan Internasional
1. Melakukan kerjasama dengan bank sentral negara lain, lembaga keuangan
internasional.
2. Atas nama pemerintah dapat menerima pinjaman dari luar negeri, menata usahakan
dan serta menyelesaiakan kewajiban pemerintah
3. Betindak atas nama negara sebagai anggota dalam lembaga internasional/multilateral
Akuntabilitas Dan Anggaran
1. Menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan wewenangnya kepada DPR setiap 3
bulan sekali.
2. Menyampaikan informasi secara terbuka kepada masyarakat setiap awal tahun perihal
evaluasi kebijakan moneter tahun lalu dan rencana kebijakan moneter yang akan
datang
Usaha-Usaha Bank sentral
1. Memeriksa dan membayarkan Kembali uang dalam rekening koran
2. Menjalankan perintah untuk pemindahan uang
3. Menerima pembayaran atas tagihan kertas berharga
4. Memberikan jaminan bank (bank garansi)
5. Membeli dan menjual wessel yang diakseptasi oleh suatu bank, kertas
perbendaharaan atas beban negara, Surat utang negara, cek, suratberharga dan
kertas dagang lainnya.

5. Industri Perbankan Indonesia


Perbankan mempunyai peran sangat sentral dalam kehidupan masyarakat saat ini, yaitu
sebagai Agent of Development. Industri Perbankan di Indonesia telah mengalami pasang
surut, dimulai dari tahun 1993 ketika berbagai macam deregulasi muncul sampai dengan krisis
ekonomi yang melanda dengan imbas yang luar biasa bagi bisnis Perbankan.

Kronologis Industri Perbankan


a. Era sebelum Juni 1983. Ditandai dengan campur tangan Bank Indonesia sebagai bank
sentral dalam pengaturan pagu kredit dan tingkat bunga terhadap bank-bank nasional
serta penyediaan likuiditas dalam jumlah yang melimpah sehingga bank komersial hanya
sebagai penyalur kredit Bank Indonesia.
b. Paket Juni 1983 (Pakjun 1983). Deregulasi ini mengandung 3 unsur utama yaitu:
1. Menghapus pagu kredit sehingga bank nasional bisa memberikan kredit secara
leluasa sesuai dengan kemampuannya
2. Bank diberikan kebebasan untuk menentukan tingkat suku bunganya sendiridalam
rangka memobilisasi dana dari dan kepada masyarakat
3. Mengurangi sebanyak mungkin atau meniadakan ketergantungan kepada bank
sentral Bank Indonesia) dengan cara mengurangi meniadakan kredit likuiditas.
c. Paket 27 Oktober 1988 (Pakto 1988). Berupaya meningkatkan akses masyarakat
terhadap financial market sambil mendorong perbankan ke arah kompetisi (persaingan)
yang efisien dan sehat dengan kemudahan dalam mendirikan bank. 29 Mei 1993.
Penilaian Tingkat kesehatan bank. Dengan Pakto 1988 yang memberikan kebebasan dan
kemudahan bagi bank komersiil untuk melakukan inovasi menyebabkan banyak bank
yang salah langkah, kurang hati-hati atau menyimpang dari aturan atau ketentuan yang
berlaku.
d. PP No 68 th 1996. Peraturan pemerintah ini terutama menekankan soal kewajiban bank
dalam memelihara kesehatan bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank
Indonesia serta melaksanakan usaha – usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. PP
No 68 berisikan 3 unsur yaitu: Peningkatan CAR, Peningkatan modal disetor menjadi Rp
50 miliar bagi bank umum non devisadan Rp 150 miliar bagi bank devisa, dan
Peningkatan Giro wajib Minimum dari 3% menjadi 5% per April 1997.
e. 10 Nopember 1998: UU No 10 Tahun 1998. Isi UU tersebut antara lain:
1. Penegasan kemandirian Bank Indonesia dalam pembinaan dan pengawasan
perbankan dengan mengalihkan kewenangan seluruh perizinan di
bidangPerbankan dari semula berada pada menteri keuangan
2. Pembentukan badan khusus sebagai pelaksana penyehatan perbankan
3. Perubahan cakupan rahasia bank
4. Penyesuaian ketentuan pendirian dan kepemilikan bank dengan menghapus
diskriminasi pengaturan antara bank campuran dan bank umum
5. Kemudahan pelaksanaan prinsip-prinsip syari'ah dalam kegiatan usaha bank.
f. 13 Maret 1999: Program Rekapitalisasi Perbankan

Anda mungkin juga menyukai