Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

UANG

1. Pengertian Umum Uang


Diagram Alir Melingkar Perekonomian (Circular Flow Diagram)

- sektor rumah tangga dan perusahaan melakukan kegiatan perekonomian


pada suatu tempat yang disebut pasar.
- Sektor rumah tangga menawarkan faktor produksi atau input kepada
sektor perusahaan melalui pasar input.
- Sektor rumah tangga memperoleh pendapatan berupa uang.
- Pendapatan bagi sektor rumah tangga yang akan digunakan untuk
membeli output yang dihasilkan oleh sektor perusahaan disebut
pengeluaran konsumsi sektor rumah tangga.
- Pengeluaran konsumsi sektor rumah tangga menjadi sumber pendapatan
bagi sektor perusahaan. Dengan demikian, uang yang diterima sektor
perusahaan digunakan sebagai alat transaksi untuk membeli input yang
ditawarkan sektor rumah tangga.

Ketika perekonomian berada pada tahapan primitif, alat pembayaran yang digunakan
untuk melakukan transaksi dilakukan secara barter, yaitu barang ditukarkan secara
langsung dengan barang. Ketidakuntungan cara perdagangan barter adalah
antarpelaku ekonomi saling mencari keuangan untuk saling bertukar produk yang
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing pelaku ekonomi.

Uang digunakan untuk memudahkan perdagangan sebagai pemecahan masalah


ekonomi mikro yang berfungsi sebagai alat tukar menukar atau alat yang
memperlancar pertukaran.

Uang berfungsi untuk memcahkan masalah ekonomi makro:

1. Uang adalah kekayaan yang menjadi kunci penentu tingkat bunga yang akan
berpengaruh terhadap tabungan, investasi, dan siklus bisnis.
2. Jumlah uang yang beredar akan krusial mempengaruhi inflasi.
3. Nilai tukar antarmata uang atau kurs mata uang berbeda maka perdagangan
internasional dan pasar modal internasional tergantung juga dengan uang.

Perolehan dan penggunaan penghasilan akan mewujudkan suatu arus uang yang
disebut sebagai peredaran/sirkulasi uang. Perkembangan kegiatan ekonomi yang
sangat cepat ditimbulkan oleh berkembangnya peradaban manusia. Perkembangan
peradaban manusia ini diiringi dengan berkembangnya kebutuhan dan keinginan
manusia.

Proses perkembangan ekonomi menurut Bruno Hilderbrand terjadi melalui tiga


tahap:

a. Perekonomian barter: pertukaran dilakukan atara barang dengan barang


b. Perekonomian uang: pertukaran dilakukan dengan menggunakan instrumen
uang
c. Perekonomian kredit: pertukaran dilakukan dengan menggunakan alat
pembayaran kredit (instrumen kredit), seperti cek,kartu kredit, dan lain-lain.

2. Definisi dan fungsi uang


- Uang adalah sesuatu yang diterima secara umum yang digunakan para pelaku
ekonomi sebagai alat -pembayaran dari transaksi ekonomi yang dilakukan.

- Uang didefinisikan dari fungsi uang yaitu sebagai alat tukar menukar, alat atau
satuan pengukur nilai, standar atau ukuran pembayaran masa depan, alat penimbun
kekayaan atau daya beli, dan sebagai suatu komoditi yang diperdagangkan.

Fungsi uang:

a. alat tukar menukar


Orang tidak harus menukar barang yang diinginkan dengan barang yang
diproduksikannya tetapi langsung menjual produksinya di pasar dan dengan
uang yang diperolehnya dari hasil penjualan tersebut dibelanjakan untuk
pembelian barang yang diinginkan.
b. Alat atau satuan pengukur nilai
Sebagai alat yang digunkan untuk membandingkan nilai suatu produk dengan
produk lainnya.
c. Standar atau ukuran pembayaran masa depan
Uang berfungsi sebagai standar pembayaran masa depan atau angsuran utang
atau pembayaran.
d. Alat penimbun kekayaan atau daya beli
Menyimpan uang berarti menimbun kekayaan dalam bentuk uang tunai. Uang
dipilih untuk disimpan karna uang bersifat likuid, yaitu mudah diambil untuk
keperluan transaksi atau pembayaran angsuran utang.
e. Sebagai suatu komoditi yang diperdagangkan
Perubahan kurs mata uang mengakibatkan nilai tukar antarmata uang
menjadi lebih tinggi atau lebih rendah sehingga menarik bagi pelaku ekonomi
untuk memperoleh laba dari selisih harga jual dengan harga beli.

- Syarat-syarat alat pembayaran sebagai berikut:

1) Diterima secara umum dan mudah dikenali (Acceptability dan Cognizability)


2) Nilai stabil (Stability of value)
3) Perubahan jumlah uang beredar elastis (Elasticity of supply)
4) Mudah dibawa kemana-mana (Portability)
5) Tidak mudah rusak atau awet (Durability)
6) Mudah dipecah dalam satuan kecil (Divisibility)

3. jenis uang

Berdasarkan bahan (material):

1. Uang logam
Tergantung dari berbagai jenis logam yang digunakan, antara lain: emas,
perak, dan perunggu.
2. Uang kertas
Berdasarkan perkembangan perekonomian mempunyai diversifikasi yaitu
sebagai uang kartal (currencies) dan sebagai uang giral (deposit money).
Uang kertas biasa (bagian dari uang kartal) diterbitkan Bank Sentral,
sedangkan uang giral diterbitkan bank umum.

Berdasarkan nilainya:

1. Uang bernilai penuh (full bodied money)


Adalah uang yang memiliki nilai sama antara nilai sebagai barang dan
sebagai uang
2. Uang bernilai tidak penuh (representative full bodied money)
Adalah uang yang mewakili dari sejumlah barang atau logam yang nilai
logam sebagai barang sama dengan nilai sebagai uang.
Uang kertas yang dicetak pemerintah disebut dengan fiat money.

Berdasarkan tingkat likuiditasnya:

1. M1 adalah uang kartal yang beredar di masyarakat ditambah


simpanan dalam bentuk uang giral (demand deposits).
2. M2 adalah M1 ditambah tabungan (saving deposits) dan deposito
berjangka (time deposits) pada umum.
3. M3 adalah M2 ditambah “simpanan’’ pada lembaga keuangan
nonbank.

m1 yang paling likuid, karena proses menjadikannya uang tunai sangat cepat.
4. Nilai Uang
a. Nilai Intrinsik, merupakan nilai bahan untuk membuat mata uang (berapa
nilai emas, perak, atau kertas yang digunakan untuk membuat uang tersebut).
b. Nilai Nominal, yaitu nilai yang tercantum atau tertera pada uang tersebut.
Jika dinilai dari pembuatannya terdapat dua jenis nilai uang nominal:
 uang Penuh (Full Bodied Money), yaitu uang yang nilai nominalnya sama
dengan nilai bahan atau proses pembuatannya. Contohnya uang logam
yang nominalnya Rp. 500 terbuat dari bahan logam yang berharga sama.
 Uang Tanda (Fiducier Money), yaitu uang yang nilai nominalnya lebih
besar daripada nilai intrinsiknya. Contohnya adalah uang kertas yang
nominalnya Rp. 1.000, dimana pemerintah menghabiskan Rp. 750 dalam
pembuatan uang ini
c. Nilai Riil Uang, nilai tukar adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan suatu barang atau jasa (daya beli uang).
 Internal, Nilai tukar dengan barang tertentu atau daya beli uang tersebut
 eksternal, Nilai tukar dengan mata uang Negara lain.

5. Teori Permintaan Uang


1. Teori Permintaan Uang menurut teori klasik
Teori permintaan uang menurut teori klasik tercermin dari teori
kuantitas uang dengan formula sebagai berikut:
MV=PT
M: Jumlah uang diminta
V: Perputaran uang dari satu tangan ke tangan lain dalam satu periode
P: Tingkat harga umum
T: Volume barang ditransaksikan
Asumsi full employment mengakibatkan nilai T menjadi konstan dan
V juga tetap karena tidak terjadi perubahan kelembagaan keuangan. Sehingga
M hanya mempengaruhi variable P secara proporsional.
Bentuk formula MV=PT dapat berubah menjadi
M=1/V(PT)
1
/V=k
PT=Y
M=k Y
M atau jumlah uang yang diminta adalah sebesar k Y atau sebesar proporsi
tertentu dari pendapatan.
Teori klasik menjelaskan menjelaskan bahwa masyarakat
melakukanpermintaan uang untuk tujuan transaksi (Mt) dan berjaga-jaga
(Mj). Jumlah uang yang diminta dipengaruhi oleh tingkat pendapatan secara
positif. Artinya jika pendapatan naik, jumlah uang yang diminta untuk
transaksi dan berjaga-jaga akan naik dan apabila tingkat pendapatan turun
maka jumlah uang untuk transaksi dan berjaga-jaga juga turun. Secara
matematis, teori uang menurut teori klasik adalah:

Md=f(Y)
Md adalah jumlah uang yang diminta untuk tujuan transaksi dan
berjaga jaga
Md= Mt+Mj
Y adalah tingkat pendapatan

2. Teori permintaan uang menurut john maynard Keynes


Teori permintaan uang john maynard Keynes menjelaskan bahwa
maskyarakat melakukan permintaan uang untuk tujuan memenuhi
kebutuhannya (transaksi, berjaga-jaga, dan spekulasi). Menurut Keynes,
terdapat tiga macam tujuan seseorang memegang uang, yaitu motif transaksi,
berjaga-jaga, dan spekulasi. Disamping itu,Keynes juga menjelaskan bahwa
seseorang akan mengalokasikan bentuk kekayaan yang dimilikinya dalam
bentuk uang tunai yang liquid dan kepemilikan surat berharga.
A. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga-jaga
Permintaan uang untuk tujuan transaksi menunjukkan jumlah uang
yang diminta untuk tujuan membiayai transaksi/pengeluaran yang
sifatnya rutin
Permintaan uang untuk tujuan berjaga-jaga menunjukkan jumlah uang
yang diminta untuk tujuan membiayai transaksi/pengeluaran yang
sifatnya bukan rutin dan bukan bersifat spekulatif.
B. Permintaan uang untuk tujuan spekulatif
Permintaan uang untuk tujuan spekulatif menunjukkan jumlah uang
yang diminta untuk tujuan membiayai pengeluaran yang sifatnya
spekulatif. Jumlah uang yang diminta untuk tujuan spekulatif dipengaruhi
secara negatif.
Secara matematis, teori permintaan uang menurut teori Keynes secara
keseluruhan adalah:
Md = Mdtb+Msp= f(Y,i)
Md adalah jumlah uang yang diminta untuk transaksi, berjaga-jaga,
dan spekulasi
Mdtb afalah jumlah uang yang diminta untuk tujuan transaksi dan
berjaga-jaga
Msp adalah jumlah uang yang diminta untuk tujuan spekulatif
Y adalah tingkat pendapatan
i adalah tingkat bunga.
Secara matematis, hubungan yang searah ditunjukkan slope fungsi
bertanda positif dan hubungan yang tidak searah ditunjukkan dengan slope
fungsi yang negative. Contoh fungsi permintaan uang untuk tujuan transaksi,
berjaga-jaga, dan spekulatif sebagai berikut:
Md= Mt+Mj+Msp
Md= 0,15Y+0,10Y-5i
Md=0,25Y-5i
Apabila tingkat pendapatan 1.000.000 dan tingkat bunga 10% maka
jumlah uang yang diminta untuk tujuan transaksi.=, berjag-jaga, dan
spekulasi adalah [0,25x1.000.000] – [5x10%] = 249.999,50
3. Teori permintaan uang menurut baumol dan tobin
Teori permintaan uang menurut baumol dan tobin muncul karena
pendapatan masyarakat diterima sekali [misalnya per bulan] tetapi harus
menggunakan pendapatan tersebut untuk konsumsi sepanjang waktu
[misalnya sebulan].
Teori permintaan uang menurut baumol dan tobin bisa dirumuskan
dengan formulasi berikut:
Md= 0,5 . [(2Bt)/R]0,5.P
Md : jumlah permintaan uang
B : biaya perantara yang besarnya tetap
T : nilai riil pendapatan satu periode atau merupakan nilai rill
transaksi satu periode [misal satu bulan]
r : tingkat bunga yang tetap selama satu periode
P : tingkat harga

6. Uang yang Diedarkan

Uang yang diedarkan adalah uang kartal, yaitu uang yang dicetak dan
diterbitkan oleh Bank Sentral. Bank sentral menerbitkan uang kartal untuk
menunjukan peran lembaga keuangan dalam perekonomian, yaitu sebagai
transmission role yang melancarkan jalannya transaksi ekonomi antarpelaku
ekonomi (masyarakat).

Uang yang diedarkan di Indonesia, dicetak oleh PT. Peruri dan diterbitkan
oleh Bank Indonesia. Jumlah uang yang diedarkan dari waktu ke waktu semakin
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia semakin
mempunyai derajat penggunaan uang yang semakin meningkat.

7. Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang yang beredar meliputi uang kartal yang beredar, uang giral, dan
uang kuasi. Uang kartal adalah uang yang diterbitkan oleh bank sentral yang
terdiri atas uang kertas dan uang logam. Uang giral adalah uang uang yang
diterbitkan oleh bank umum yang berupa saldo rekening koran yang ada di bank
umum. Uang kuasi adalah uang yang diterbitkan oleh bank umum yang terdiri
atas deposito berjangka, tabungan, dan rekening valuta asing milik swasta
domestik.

Jumlah Uang Beredar dalam Arti Luas (M2): Likuiditas


M1 + Uang Kuasi Perekonomian
Tahun Jumlah Uang Beredar
dalam arti sempit (M1) M1 Uang Kuasi
Uang Kartal Uang Giral

Jumlah uang beredar dalam arti sempit atau disebut ‘Narrow Money’ (M1),
yang terdiri dari uang kartal dan uang giral. Jumlah uang beredar dalam arti luas
atau ‘Broad Money’ (M2), yang terdiri dari M1 ditambah dengan uang kuasi. Di
Indonesia, pengertian jumlah uang beredar dalam arti luas menunjukkan posisi
likuiditas perekonomian suatu Negara.

8. Teori Kuantitas Uang


a) Teori Kuantitas Sederhana (David Hume)
Teori ini menjelaskan bahwa harga produk berbanding lurus
(proporsional) dengan jumlah uang yang beredar. Formulasi matematis
teori ini adalah :

P = f (M)

Keterangan :

P adalah harga produk

M adalah jumlah uang beredar


Dengan demikian, jumlah uang yang beredar akan mempengaruhi
harga produk dan selanjutnya harga produk akan mempengaruhi nilai
uang.

b) Transaction equation dan cash balance (Irving Fisher, Chambrige, dan


Marshall)

Teori ini menjelaskan seberapa besar (proporsi) bagian dari tingkat


pendapatan masyarakat yang diujudkan dalam bentuk uang untuk tujuan
transaksi.

c) Teori kuantitas uang modern (Milton Friedman)

Teori ini menjelaskan bahwa permintaan uang identik dengan


permintaan produk yang tahan lama (durable goods). Pemilikan sejumlah
uang oleh seseorang dianggap sebagai pemilikan terhadap suatu produk.

Anda mungkin juga menyukai