Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata Kuliah Kerja
Praktik dari Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat
Oleh:
Yosafat Bongga Lola
D0120521
(TEKNIK SIPIL)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
JULI 2023
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LEMBAR PERSETUJUAN
KERJA PRAKTEK INDUSTRI
Majene,.,..........................,2023
Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat
LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK INDUSTRI
Disusun Oleh:
Penguji 1 Penguji 2
Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat
ABSTRAK
Yosafatji794@gmail.com
i
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
ABSTRACT
Dwi Siwi Yudiarti, Tabita, Yosafat Bongga Lola, Reno Raharjo, Dialto
yudiartidwisiwi@gmail.com,tabitasari843@gmail.com,renoraharjo01@gmail.co
m,dialtodial1@gmail.com,
CivilEngineering(2023)
office buildings are one of the places where the wider community's
economy occurs. As time goes by, the economy, especially in the capital,
continues to develop to increase work efficiency and effectiveness. And in this era
of globalization, office buildings have also developed from 1 (one) story buildings
to multi-story high-rise buildings, which can be seen in every city. And for
implementers or providers of development services, this is an advantage in itself.
Providers of multi-storey high-rise building construction services certainly have
standards for building structures that are safe and resistant to occupy. In civil
engineering, the building structure in question consists of a lower structure and
an upper structure. The lower structure is the foundation and building structure
that is below the ground surface, while what is meant by upper structure is the
building structure that is above the ground surface such as columns, beams,
plates, stairs. Each component has a different function in a
ii
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena
Kasih dan penyertaan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik industri ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan.
Laporan ini berisi mengenai struktur pelaksanaan pemasangan batu bata,
kegiatan kerja praktik industri pada Proyek Pembangunan Gedung Auditorium
dan Cbt Politeknik Kesehatan Mamuju dengan item pekerjaan Abutmen pada
tanggal 7 juli sampai 7 september selama 2 (dua) bulan.
Laporan kerja praktik ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas
Sulawesi Barat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
mendukung serta membantu penyelesaian kerja praktik industri untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Abdy, M.Si. Selaku Rektorat Universitas
Sulawesi Barat.
2. Bapak Dr. Hafsa Nirwana, ST,. M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat.
3. Amalia Nurdin, ST.,MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sulawesi Barat.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Sulawesi
Barat.
5. Aji Marwadi, S.T,. MT. selaku dosen pembimbing laporan kerja praktik
6. Ahmad Hambali S.T selaku pembimbing lapangan
7. Semua tim yang memberikan ilmu pada saat di lapangan.
8. Keluarga tercinta, terkhusus kedua orang tua yang terus memberikan doa,
dukungan dan motivasi kepada penulis.
9. Beserta rekan rekan kerja praktek yang selalu setia menemani dalam setiap
kegiatan yang berlangsung di lokasi proyek.
iii
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
Penyusun
iv
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Industri
1.3 Manfaat kerja Praktek Industri
1.4 Lokasi dan Durasi Kerja Praktek Industri
1.5 Metode dan Sistem Laporan Kerja
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Dinding
2.2 Jenis-Jenis Dinding
2.2.1 Dinding Beton
2.2.2 Dinding Batu Batuan
a. Dinding Bata
b. Batako
c. Dinding Kayu
2.3 Plesteran
2.4 Kolom Praktris
2.4.1 Fungsi Kolom Praktis
2.4.2 Fungsi Kolom Utama
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI
3.1 Tahapan-tahapan pekerjaan di lokasi kerja praktek
3.1.1 Pekerjaan Kolom Praktis
3.1.2 Pekerjaan Plesteran Dinding
3.2 Tinjauan pekerjaan kerja praktek industri
3.2.1 Identitas pelaksana kerja praktek
a. Biodata pelaksana kerja praktek
3.2.2 Riwayat pendidikan
3.2.3 Pelaksanaan kegiaatan kerja praktek
v
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................
5.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
vi
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
DAFTAR TABEL
vii
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
BAB 1
PENDAHULUAN
8
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
9
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
10
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
11
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
12
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 Dinding
Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari bangunan yang
berfungsi sebagai pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam,
melindungi terhadap intrusi dan cuaca, penyokong atap dan sebagai pembatas
ruang satu dengan ruangan lainnya, berfungsi pula sebagai penahan cahaya
panas darimatahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari
gangguan binatang liar.Serta dalam pengenalan pengertin kamus teknik,
dinding adalah struktur solid yang menahan/membatasi dan melindungi suatu
area. Dalam kesimpulannya, dinding adalah bagian bangunan yang sangat
penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan
melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan
artistik dari bangunan.
Dinding dibagi menjadi 3 jenis yaitu dinding bangunan, dinding pembatas
dan dinding penahan. Dinding bangunan mempunyai fungsi utama sebagai
penyokong atap dan langit-langit atau melindungi dari intrusi cuaca. Dinding
pembatas befungsi sebagai sebagai dinding pribadi dan pembatas. Dinding
penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan atau air dan
lain sebagainya.
Sebagian besar bangunan rumah tinggal di Indonesia menggunakan
dinding konvensional atau pasangan batu bata sebagai dinding bangunan.
Selain mudah didapat dan murah, batu bata mempunyai sifat yang tahan
terhadap suhu yang tinggi. Dinding merupakan bagian bangunan yang sering
terjadi kerusakan pada bangunan rumah tinggal 1 lantai akibat bencana alam
terutama di daerah rawan gempa, karena dinding telah ditetapkan (SNI 03-
2847 2002) peraturan tingkat nasional sebagai bagian non-structural suatu
bangunan sehingga tidak direncanakan dengan baik. Kerusakan pada dinding
batu bata yang sering terjadi karena tidak adanya struktur yang cukup untuk
menahan dinding terhadap gempa.
Berbagai penelitian tentang dinding memberikan pilihan sebagai alternatif
pengganti dinding konvensional, oleh karena itu dinding batu bata
memerlukan modifikasi atau perkuatan untuk menambah kekuatan dari
dinding bata. Pada bangunan bertingkat tinggi untuk memperkuat dinding
dipasang perkuatan baja yang dipasang menyilang. Pemasangan perkuatan
yang sama pada dinding bertingkat tinggi tidak memungkinkan untuk
bangunan satu lantai karena membutuhkan biaya yang mahal dan tenaga ahli
13
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
sehingga perkuatan baja diganti balok beton diagonal dengan bracing bambu.
Perkuatan diagonal tulangan bambu diharapkan dapat menambah nilai positif
dinding pasangan bata dan dapat meminimalisasi kerusakan akibat gempa
atau kecelakaan yang terjadi pada dinding. Dalam penelitian ini dipilih
tulangan bambu karena lebih murah dan kurang diminati atau dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan, bambu juga 2 mempunyai nilai kuat lentur yang
cukup baik. Beton dengan perkuatan diagonal diharapkan mampu
mempertahankan kuat tekannya pada dinding.
14
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
15
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
b. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari
batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran
tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena
dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok
50% – beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan
diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak
memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing
16
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
c. Dinding Kayu
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi
rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun
interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal
dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di
pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25,
dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan
sambungan/ hubungan antar papan(tanpa celah) agar air hujan
tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu
yangbisa mengalami muai dan susut.
17
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
18
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
19
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
20
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
BAB 3
21
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
22
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
23
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
24
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
25
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
26
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
Bahan dasar (tanah liat, abu sekam padi, air) dicampur dan
diaduk sampai rata. Campuran yang telah dibersihkan direndam
selama satu hari satu malam, dan selanjutnya dilakukan pencetakan di
atas permukaan tanah yang sudah diberi sekam padi. Pencetakan bata
merah biasanya dilakukan pada musim kemarau dan di bawah sinar
matahari agar cepat kering, setelah kering ditumpuk dalam susunan
setinggi 10-15 batu dengan tujuan agar bata merah dapat diangin-
anginkan. Pembakaran bata merah pada suhu ± 800oC selama 6 hari
27
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
membuat bata merah menjadi tahan air dan cuaca. Tujuan pemanasan
dengan suhu tinggi pada pembuatan bata merah adalah untuk
mengubah kekerasan pada bata merah yang memenuhi persyaratan
untuk keperluan penggunaannya yaitu sebagai konstruksi dinding.
28
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
dan permukaan bata merah akan cukup kasar tetapi sekam padi
juga dicampur pada bata merah yang masih mentah.
c. Air digunakan untuk melunakkan dan merendam adonan bata
merah, serta sebagai pelican adonan bata merah agar
memudahkan dalam pencetakan.
d. Cara Memasang batu bata Pasangan batu bata pada sebuah
dinding rumah merupakan sebuah pekerjaan yang mudah namun
sebenarnya membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaanya,
pasangan batu bata yang tidak baik akan menyebabkan hal-hal
yang tidak diinginkan seperti dinding retak, dinding
bergelombang, dinding miring atau bahkan akibat yang paling
fatal adalah kerobohan pasangan dinding batu bata.
e. Dalam pembuatan campuran adukan untuk pasangan batu bata
harus sesuai standar pekerjaan agar tidak terjadi keruntuhan dari
kekurangan semen sebagai bahan pengikat pasangan batu bata.
perbandingan campuran adukan yang umum digunakan antara
lain 1 pc : 6 ps misalnya dengan perbandingan satu ember semen
dicampur dengan enam ember pasir. perbandingan ini
menyesuaikan kualitas dinding yang direncanakan serta pada
posisi mana dinding dipasang apakah berhubungan langsung
dengan cuaca luar atau pada lokasi yang terlindung.
f. Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok, tembok batu
diberi pilaster. Pilaster ini gunanya untuk memperkuat
kedudukan tembok agar kuat mendukung beban di atasnya.
Pasangan pilaster pada umumnya dipasang ditempat tempat
tertentu dengan ukuran sesuai kebutuhan, ada kalanya pilaster
sebagai hiasan (pemanis) ruangan belaka. Cara memasang
pilaster tetap mengacu pada ikatan pasangan yang berlaku untuk
tebal tembok yang telah ditentukan oleh ukuran pilaster tersebut,
sedang ikatan untuk tembok disebelahnya tetap digunakan
29
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
30
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
31
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
32
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
33
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
34
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
Jenis atau tipe semen yang digunakan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kuat tekan beton, dalam hal ini perlu diketahui
tipe semen yang distandarisasi di Indonesia. Menurut ASTM C150,
Semen Portland dibagi menjadi lima tipe, yaitu: -Tipe I: Ordinary
portland cement (OPC), Semen untuk penggunaan umum, tidak
memerlukan persyaratan khusus (Panas hidrasi, ketahanan terhadap
sulfat, kekuatan awal). –Tipe II: Metoderate sulphate cement, semen
untuk beton yang tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai panas
hidrasi sedang. –Tipe III: High Early Strength Cement, semen untuk
beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras). –Tipe IV : Low
Heat Of Hydration Cement, semen untuk beton yang memerlukan
panas hidrasi rendah, dengan kekuatan awal rendah. –Tipe V : High
Sulphate Resistance Cemen, semen untuk beton yang tahan terhadap
kadar sulfat tinngi.
35
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
Agregat yang butir- butirnya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir
halus sedangkan butir-butir yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut silt
yang lebih kecil dari 0,002 mm disebut clay (SK SNI T–15- 1991-03).
Persyaratan mengenai proporsi agregat dengan gradiasi ideal yang
direkomendasikan terdapat dalam ASTM C 33/ 03 “standar
specification for concrete aggregates”.
2,36 80-100 90
36
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
150µ 0-10 5
sumber:ASTMC33/03
3.3.3 Air
Persyaratan air sebagai bahan bangunan, sesuai dengan
penggunaannya harus memenuhi syarat menurut Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Di Indonesia (PUBI-1982).Menurut Edward
Nawy(2008) penggunaan air dalam campuran beton hanya berkisar
antara 150 –200 kg/m³ dan beton yang kuat dapat diperoleh dengan
menggunakan air yang konsisten dan workability yang maksimal. Air
sebagai bahan bangunan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam SK SNI S-04-1989-F, diantaranya:
a. Air harus bersih
b. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara visual. Benda-benda
tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gram/liter
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat
merusak beton (Asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari
0,05 gram/liter
d. Tidakmengandung klorida (CI) lebih dari 0,5gram/liter.Khusus
untuk beton prategang kandungan klorida tidak boleh lebih
dari 1 gram/liter.
e. Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1
gram/liter.
3.4 Kelebihan Dan Kekurangan Batu Bata Merah
3.4.1 Kelebihan
a. Kuat dan tahan lama.
b. Dapat menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin
pada musim dingin.
c. Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan
terhadap api/kebakaran.
37
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
3.4.2 Kekurangan
a. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding
lainnya.
b. Tidak tahan terhadap perubahan suhu yang besar.
c. Menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
d. Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi sehingga dibutuhkan
plesteran yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang
cukup rata.
e. Kualitas yang beragam dan ukuran yang jarang sama membuat sisa
material dapat lebih banyak.
BAB 4
38
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
1.2. Solusi
Adapun solusi yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan diatas
adalah sebagai berikut:
4.2.1 Pada permasalahan plesteran pada dinding, maka solusi yang dapat
dilakukan adalah melakukan pengerukan pada kolom bordes yang
menjulang keluar agar plesteran dan kolom bordes dapat rata.
4.2.2 Solusi yang dapat kami berikan untuk kesalahan sentring pada pemasangan
kolom praktis yang tidak sejajar dengan ash ialah melakukan pengecoran
ulang pada beberapa area yang ingin di tutup.
39
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Dalam bidang pelaksanaan sebagai Konsultan pada Proyek
Pekerjaan Gedung Auditorium dan Computer Based Test (CBT)
Politeknik Kesehatan Mamuju, yang berlokasi di JL. Mamuju-Kalukku
km.16 tadui sulawesi barat. Dalam praktek tersebut penulis memperoleh
banyak pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan disiplin
ilmu yang kami tuntut di bangku kuliah khususnya dalam bidang
pengawasan dan pelaksanaan suatu proyek. Dari pengalaman dan
informasi tersebut penulis dapat menarik kesimpulan berbagai berikut:
40
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
5.2 Saran
Setelah melalui proses kegiatan Kerja Praktek, adapun saran yang
dapat penulis berikan pada laporan ini adalah sebagai berikut:
5.2.1 Kiranya seluruh elemen yang berperan dalam sebuah kontruksi
baik dari Konsultan, Kontraktor, Mandor Maupun pengawas serta
Anggota, selalu menjamin komunikasi yang baik agar pekerjaan
tetap lancar dan mendapatkan hasil yang ,memuaskan.
5.2.2 Utamakan Keselamatan Kerja Kerja “Safety First’
5.2.3 Mahasiswa harus banyak bertanya dilapangan agar lebih banyak
menambah ilmu pengetahuan tentang bidang ilmu ketekniksipilan
5.2.4 Pentingnya Etika dalam pelaksanaan kerja praktek
41
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
(Placeholder3)
Works Cited
(n.d.).
(n.d.).
(n.d.).
42
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
SNI 2847 2019. (n.d.). Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung dan
penjelasan (ACI 318M-14 dan ACI 318RM-14, MOD).
DAFTAR PUSTAKA
SNI 2847 2019. (n.d.). Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung dan
penjelasan (ACI 318M-14 dan ACI 318RM-14, MOD).
43
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
44
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT