Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN


COMPUTER BASED TEST (CBT) POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU

“Struktur Pemasaangan Batu Bata”

KERJA PRAKTIK INDUSTRI

Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata Kuliah Kerja
Praktik dari Fakultas Teknik Universitas Sulawesi Barat

Oleh:
Yosafat Bongga Lola
D0120521
(TEKNIK SIPIL)

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
JULI 2023
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

LEMBAR PERSETUJUAN
KERJA PRAKTEK INDUSTRI

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN


COMPUTER BASED TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN
MAMUJU

Nama : Yosafat Bongga Lola


Nim :D0120521
Program Study :Teknik Sipil
Jenjang Pendidikan :(S1)
Alamat Lokasi :Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat
Waktu Pelaksanaan :

Telah diperiksa dan disetujui :

Majene,.,..........................,2023

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

( Aji Marwadi, ST., M.T. ) ( AHMAD HAMBALI. S.T


NIDN. 0002118305 NIP/NIK...............................

Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat

( Amalia Nurdin, ST., M.T. )


NIDN. 0012128702
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

LEMBAR PENGESAHAN
KERJA PRAKTEK INDUSTRI

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN


COMPUTER BASED TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN
MAMUJU

Disusun Oleh:

Yosafat Bongga Lola ( D0120521 )

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal .....................
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji :

Penguji 1 Penguji 2

( Irma Ridhayani, S.T., M.T. ) ( Herni Suryani. S.T., M.Eng


NIDN.0014038006 NIDN. .0009108607

Mengetahui,
Ketua Prodi Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat

( Amalia Nurdin, ST., M.T. )


LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

ABSTRAK

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN


COMPUTER BASED TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN
MAMUJU

Yosafat Bongga Lola

Yosafatji794@gmail.com

Teknik Sipil (2023)

Gedung perkantoran merupakan salah satu tempat terjadinya


perokonomian masyarakat luas. Seiring berjalannya waktu, roda perokonomian
khususnya di ibukota terus berkembang untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pekerjaan. Dan di era globalisasi ini, gedung perkantoran pun juga
berkembang dari gedung berlantai 1 (satu) sampai menjadi bangunan gedung
tinggi berlantai banyak, sudah terlihat di perkotaan-perkotaan mana saja. Dan bagi
pelaksana ataupun penyedia jasa pembangunan menjadi keuntungan tersendiri.
Penyedia jasa pembangunan gedung tinggi berlantai banyak tentunya memiliki
standar struktur bangunan yang aman dan tahan, untuk ditempati. Dalam ilmu
teknik sipil struktur bangunan yang dimaksud ialah terdiri dari struktur bawah
(lower structure) dan struktur atas (upper structure). Struktur bawah (lower
structure) adapun ialah pondasi dan struktur bangunan yang berada di bawah
permukaan tanah, sedangkan yang dimaksud dengan struktur atas (upper
structure) adalah struktur bangunan yang berada di atas permukaan tanah seperti
kolom, balok, plat, tangga. Setiap komponen tersebut memiliki fungsi yang
berbeda-beda di dalam sebuah struktur.

Kata Kunci : Pelaksanan Gedung

i
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

ABSTRACT

ABSTRACT OF MAMUJU HEALTH POLYTECHNIC AUDITORIUM AND CBT


BUILDING CONSTRUCTION PROJECT

Dwi Siwi Yudiarti, Tabita, Yosafat Bongga Lola, Reno Raharjo, Dialto
yudiartidwisiwi@gmail.com,tabitasari843@gmail.com,renoraharjo01@gmail.co
m,dialtodial1@gmail.com,

CivilEngineering(2023)

office buildings are one of the places where the wider community's
economy occurs. As time goes by, the economy, especially in the capital,
continues to develop to increase work efficiency and effectiveness. And in this era
of globalization, office buildings have also developed from 1 (one) story buildings
to multi-story high-rise buildings, which can be seen in every city. And for
implementers or providers of development services, this is an advantage in itself.
Providers of multi-storey high-rise building construction services certainly have
standards for building structures that are safe and resistant to occupy. In civil
engineering, the building structure in question consists of a lower structure and
an upper structure. The lower structure is the foundation and building structure
that is below the ground surface, while what is meant by upper structure is the
building structure that is above the ground surface such as columns, beams,
plates, stairs. Each component has a different function in a

structure.Keywords : Building Implementation

ii
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena
Kasih dan penyertaan-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
praktik industri ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan.
Laporan ini berisi mengenai struktur pelaksanaan pemasangan batu bata,
kegiatan kerja praktik industri pada Proyek Pembangunan Gedung Auditorium
dan Cbt Politeknik Kesehatan Mamuju dengan item pekerjaan Abutmen pada
tanggal 7 juli sampai 7 september selama 2 (dua) bulan.
Laporan kerja praktik ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas
Sulawesi Barat. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
mendukung serta membantu penyelesaian kerja praktik industri untuk itu
penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Abdy, M.Si. Selaku Rektorat Universitas
Sulawesi Barat.
2. Bapak Dr. Hafsa Nirwana, ST,. M.T. Selaku Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat.
3. Amalia Nurdin, ST.,MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil
Universitas Sulawesi Barat.
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Sulawesi
Barat.
5. Aji Marwadi, S.T,. MT. selaku dosen pembimbing laporan kerja praktik
6. Ahmad Hambali S.T selaku pembimbing lapangan
7. Semua tim yang memberikan ilmu pada saat di lapangan.
8. Keluarga tercinta, terkhusus kedua orang tua yang terus memberikan doa,
dukungan dan motivasi kepada penulis.
9. Beserta rekan rekan kerja praktek yang selalu setia menemani dalam setiap
kegiatan yang berlangsung di lokasi proyek.

iii
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Majene, 7 juni 2023

Penyusun

iv
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek Industri
1.3 Manfaat kerja Praktek Industri
1.4 Lokasi dan Durasi Kerja Praktek Industri
1.5 Metode dan Sistem Laporan Kerja
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Dinding
2.2 Jenis-Jenis Dinding
2.2.1 Dinding Beton
2.2.2 Dinding Batu Batuan
a. Dinding Bata
b. Batako
c. Dinding Kayu
2.3 Plesteran
2.4 Kolom Praktris
2.4.1 Fungsi Kolom Praktis
2.4.2 Fungsi Kolom Utama
BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI
3.1 Tahapan-tahapan pekerjaan di lokasi kerja praktek
3.1.1 Pekerjaan Kolom Praktis
3.1.2 Pekerjaan Plesteran Dinding
3.2 Tinjauan pekerjaan kerja praktek industri
3.2.1 Identitas pelaksana kerja praktek
a. Biodata pelaksana kerja praktek
3.2.2 Riwayat pendidikan
3.2.3 Pelaksanaan kegiaatan kerja praktek

v
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

3.2.4 Pekerjaan Pemasangan Bata


3.2.5 Posedur Pemasangan Bata
3.3 Bahan Material Yang digunakan
3.3.1 Semen Portland
3.3.2 Agregat Halus
3.3.3 Air
BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI
4.1Permasalahan yang terjadi dilokasi proyek………………………………….
4.1.1 Permasalahan umum.........................................................................
4.1.2 Permasalahan pekerja pondasi sumuran...........................................
4.2 Solusi permasalahan
4.2.1 Solusi permasalahan umum..............................................................
4.2.2 Solusi permasalahan pekerjaan pondasi sumuran............................

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................
5.2 Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi Kerja Praktek.........................................................................


Gambar 2.1 Semen Portland
Gambar 2.2 Agregat Kasar dan Halus
Gambar 2.3 Baja Tulangan Beton Polos (BJTP)
(Placeholder1)Gambar 2.4 Baja Tulangan Beton sirip (BJTS)

vi
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED
TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar2.5 Jenis tumpuan plat


Gambar 2.6 Jenis perletakan plat pada balok
Gambar 2.7 jenis – jenis kolom
Gambar 3.1 Proses pelepasan bekisting kolom
Gambar 3.2 Pembuatan Tulangan Balok
Gambar 3.3 Pengecoran Balok
Gambar 3.4 Pemasangan batu bata
Gambar 3.5 Kolom praktis
Gambar 3.6 Ring balok
Gambar 3.7 Plesteran Dinding Bata
Gambar 3.8 Penimbunan Lantai Kerja
Gambar 3.9 Pembesian Plat Lantai
Gambar 3.10 Concrete Pump (CP)
Gambar 3.11 Uji Slam Beton
Gambar 3.12 Pengecoran Plat
Gambar 3.13 Pemasangan Tulangan Badan dan Bekisting
Gambar 3.14 Pengecoran Tangga
Gambar 3.15 Pembongkaran Bekisting
Gambar 4.1 Tangga
Gambar 4.2 Plesteran
Gambar 4.3 Pemasangan Batu Bata
....................................... Gambar 4.4 Pemadatan Tanah Dengan Mesin Bomag

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Gradasi Saringan Ideal Agregat Halus


Tabel 2.1 Gradasi Saringan Ideal Agregat Kasar

vii
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


.. Pembangunan Konstruksi bangunan di indonesia berkembang dengan
pesat seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, terutama di
kota-kota besar yang mengakibatkan meningkatnya kebutuhan terhadap sarana
dan prasarana, khususnya bangunan rumah dan gedung. Pada umumnya
sebagian besar sarana dan prasarana (infrastruktur) yang ada menggunakan
konstruksi beton, dimana teknologinya telah dapat dikuasai oleh seluruh
lapisan masyarakat dari tingkat bawah hingga tingkat atas. Saat ini sudah ada
banyak sekali bangunan yang sangat tinggi dan mempunyai struktur yang luar
biasa, tidak hanya itu saja, permukaan tanah juga menentukan sekali
bagaimana sebuah bangunan bisa berdiri dengan baik. Tanah yang stabil tidak
membutuhkan teknik konstruksi yang sulit, sedangkan tanah yang lebih
memerlukan pondasi yang baik agar bisa berdiri tegak dengan baik.
Bata merah adalah jenis yang paling banyak digunakan oleh masyarakat.
Proses pembuatannya dimulai dari tanah liat yang dicetak dalam balok persegi
panjang, kemudian dibakar pada suhu yang sangat tinggi hingga mengeras dan
berwarna kemerahan.Bata merah yang dimaksud adalah bata yang dibuat dari
tanah yang dicetak kemudian dibakar dengan suhu tinggi sehingga menjadi
benar-benar kering, mengeras, dan berwarna kemerah-merahan. Tanah yang
digunakan pun bukanlah sembarang tanah, tetapi melainkan tanah yang agak
liat sehingga bisa menyatu saat proses pencetakan. Karena itulah rumah yang
dindingnya dibangun dari material bata merah akan terasa lebih nyaman dan
adem. Selain itu material ini sangat tahan terhadap panas sehingga dapat
menjadi perlindungan tersendiri bagi bangunan dari bahaya api. Selain lebih
kuat dan kokoh serta tahan lama, juga jarang sekali terjadi keretakan dinding
yang dibangun dari material bata merah.

8
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

salah satu langkah penting bagi mahasiswa untuk mencocokkan antara


kondisi yang di lapangan dengan yang di dapatkan dalam perkulihan.
Sehingga mahasiswa mempunyai kemampuan teoritis dan pemahaman
sebagai bekal memasuki dunia kerja. Proyek yang dijadikan tempat kerja
praktek adalah PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN
COMPUTER BASET TEST (CBT) POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU
yang berlokasi di JL. Mamuju-Kalukku km.16 tadui sulawesi barat.
Pada pekerjaan proyek pembangunan gedung auditorium dan cbt
politeknik kesehatan mamuju ini penulis mengamati dan terlibat langsung
mempelajari proses pekerjaan struktur sesuai standar. Selain itu penulis juga
menganalisis masalah yang timbul saat pekerjaan berlangsung dan mampu
mendapatkan solusi dari masalah tersebut. Penuslis berharap laporan kerja
praktek ini bisa menjadi studi untuk penelitian selanjutnya.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek


Adapun maksud dan tujuan dari kerja praktek yang dilaksanakan pada
pekerjaan dinding batu bata pembangunan gedung auditorium dan cbt
politeknik kesehatan mamuju adalah:
1.2.1 Bagi Mahasiswa
a. Mengetahui secara rinci mengenai proses berjalannya suatu proyek
dan juga hambatan serta cara menyelesaikannya yang harus
dilakukan.
b. Menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan pada program studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sulawesi Barat.
c. Menambah ilmu dan wawasan serta pengalaman mengenai pekerjaan
proyek di lapangan.
d. Membuka jaringan lebih luas agar memperoleh gambaran yang harus
dilakukan kedepannya.

9
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

1.2.2 Bagi Program Studi


a. Memperoleh masukan agar program studi dapat memberikan materi
perkuliahan sesuai dengan keadaan proyek.
b. Sebagai wawasan informasi bagi Program Studi yang dapat di
pertanggung jawabkan.

1.3 Manfaat Praktek Kerja Industri


1.3.2 Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengalaman tentang Pembangunan
Auditorium dan CBT .
b. Mengetahui secara rinci mengenai proses berjalannya suatu proyek.
c. Dapat memperoleh kesempatan untuk menerapkan dan memperluas
ilmu yang didapat selama perkuliahan.
d. menambah kemampuan di bidang Teknik Sipil sehingga mampu
bersaing di dunia kerja.
e. Mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan situasi kerja
yang sebenarnya.
f. Mendapat pengalaman secara singkat di lapangan.
1.3.3 Bagi Jurusan Teknik Sipil Universitas Sulawesi Barat
a. Dapat lebih memperluas kerja sama antara Uiversitas Sulawesi Barat
dan perusahaan tempat Kerja Praktek Industri.
b. Mengenalkan kemampuan mahasiswa yang diandalkan untuk
melaksanakan prektek kerja industri.
c. Menambah citra jurusan teknik sipil dan Universitas Sulawesi Barat
ke instansi tempat praktek kerja lapangan (PKL)

1.4 Lokasi dan Lamanya Kerja Praktek


Tempat pelaksanaan kerja praktek ini berlokasi pada proyek
pembangunan gedung auditorium dan cbt politeknik kesehatan mamuju.
Adapun waktu pelaksanaan kerja praktek terhitung mulai tanggal 7 Juli 2023
s/d 7 September 2023.

10
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 1.1 Lokasi Kerja Praktek


Sumber : Google Eart

Kerja praktek ini dilaksanakan pada pekerjaan proyek pembangunan


GEDUNG AUDITORIUM DAN COMPUTER BASED TEST (CBT)
POLITEKNIK KESEHATAN MAMUJU, dengan besar anggaran yang
dibutuhkan untuk proyek ini adalah sebesar Rp 34.000.000.000,00 (Tiga
puluh empat milyar rupiah) target waktu pelaksanaan 270 hari dalam
kalender.

1.5 Metode Dan Sistem Penyusunan Laporan Kerja Praktek


1.5.3 Metode kerja praktek
Adapun metode dalam laporan kerja praktek, yakni sebagai berikut:
a. Metode identifikasi yaitu dengan melihat secara langsung proses
pelaksanaan dilapangan.
b. Metode interview yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan
pihak-pihak yang terlibat dengan pelaksanaan proyek di lapangan
c. Metode literatur yaitu digunakan sebagai pengarah dan panduan
dalam penulisan laporan hasil kerja praktek
1.5.4 Sistematika Penyusunan Laporan Kerja Praktek
Adapun sistematika penyusunan laporan adalah sebagai berikut
a. BAB I PENDAHULUAN

11
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Dalam bab ini dibahas mengenai gambaran umum isi


tulisan, yang meliputi latar belakang kerja praktek, manfaat tujuan
kerja praktek, lokasi dan lamanya kerja praktek serta metode dan
sistematika penyusunan laporan kerja praktek.
b. BAB II TINJAUAN TEORI
Dalam bab ini membahas tentang teori dasar atau acuan
yang berkaitan dengan aspek-aspek yang ditinjau pada saat
pelaksanaan praktek kerja industri.
c. BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI
Dalam Bab ini membahas tentang kegiatan pelaksanaan
kerja praktek, dan penjelasan kerja praktek.
d. BAB IV PERMASALAHAN DAN SOLUSI
Berisi tentang permasalahan yang terjadi di lokasi kerja
praktek dan solusi permasalahan di tawarkan dalam mencegah
maupun meminimalisir dampak buruk kedepannya
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini membahas tentang simpulan dan saran yang
berkaitan dengan tujuan maupun tahapan-tahapan dalam
pelaksanaan kerja praktek industri.
f. DAFTAR PUSTAKA
g. LAMPIRAN

12
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Dinding
Dalam pengertian umum, dinding adalah bagian dari bangunan yang
berfungsi sebagai pemisah antara ruangan luar dengan ruangan dalam,
melindungi terhadap intrusi dan cuaca, penyokong atap dan sebagai pembatas
ruang satu dengan ruangan lainnya, berfungsi pula sebagai penahan cahaya
panas darimatahari, menahan tiupan angin dari luar, dan untuk menghindari
gangguan binatang liar.Serta dalam pengenalan pengertin kamus teknik,
dinding adalah struktur solid yang menahan/membatasi dan melindungi suatu
area. Dalam kesimpulannya, dinding adalah bagian bangunan yang sangat
penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan
melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan
artistik dari bangunan.
Dinding dibagi menjadi 3 jenis yaitu dinding bangunan, dinding pembatas
dan dinding penahan. Dinding bangunan mempunyai fungsi utama sebagai
penyokong atap dan langit-langit atau melindungi dari intrusi cuaca. Dinding
pembatas befungsi sebagai sebagai dinding pribadi dan pembatas. Dinding
penahan berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan atau air dan
lain sebagainya.
Sebagian besar bangunan rumah tinggal di Indonesia menggunakan
dinding konvensional atau pasangan batu bata sebagai dinding bangunan.
Selain mudah didapat dan murah, batu bata mempunyai sifat yang tahan
terhadap suhu yang tinggi. Dinding merupakan bagian bangunan yang sering
terjadi kerusakan pada bangunan rumah tinggal 1 lantai akibat bencana alam
terutama di daerah rawan gempa, karena dinding telah ditetapkan (SNI 03-
2847 2002) peraturan tingkat nasional sebagai bagian non-structural suatu
bangunan sehingga tidak direncanakan dengan baik. Kerusakan pada dinding
batu bata yang sering terjadi karena tidak adanya struktur yang cukup untuk
menahan dinding terhadap gempa.
Berbagai penelitian tentang dinding memberikan pilihan sebagai alternatif
pengganti dinding konvensional, oleh karena itu dinding batu bata
memerlukan modifikasi atau perkuatan untuk menambah kekuatan dari
dinding bata. Pada bangunan bertingkat tinggi untuk memperkuat dinding
dipasang perkuatan baja yang dipasang menyilang. Pemasangan perkuatan
yang sama pada dinding bertingkat tinggi tidak memungkinkan untuk
bangunan satu lantai karena membutuhkan biaya yang mahal dan tenaga ahli

13
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

sehingga perkuatan baja diganti balok beton diagonal dengan bracing bambu.
Perkuatan diagonal tulangan bambu diharapkan dapat menambah nilai positif
dinding pasangan bata dan dapat meminimalisasi kerusakan akibat gempa
atau kecelakaan yang terjadi pada dinding. Dalam penelitian ini dipilih
tulangan bambu karena lebih murah dan kurang diminati atau dimanfaatkan
sebagai bahan bangunan, bambu juga 2 mempunyai nilai kuat lentur yang
cukup baik. Beton dengan perkuatan diagonal diharapkan mampu
mempertahankan kuat tekannya pada dinding.

2.2 Jenis-Jenis Dinding


Standard Dinding adalah salah satu elemen bangunan yang berfungsi
memisahkan/ membentuk ruang. Dilihat dari segi struktur dan konstruksi,
dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan beban) dan
ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).Dinding pengisi/ partisi
yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan
kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata).
`Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material atau bahan sesuai
dengan kebutuhannya, contoh-contoh dinding adalah :
a. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton
pra cetak)
b. Dinding dari batu buatan : bata dan batako
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding batu alam/ batu kali.
2.2.1 Dinding Beton
Penggunaan blok beton sudah dikenal sejak jaman
pembangunan piramid-piramid di Mesir, kuil-kuil tua Yunani dan
dinding-dinding bangunan Kerajaan Romawi. Dan seperti yang kita
ketahui, bangunan-bangunan tua yang didirikan dengan blok beton
ini banyak yang masih bertahan dengan kokoh hingga saat ini. Ini
menunjukkan salah satu kelebihan blok beton dibandingkan dengan
material bangunan lainnya.Dahulu blok beton dapat digunakan
untuk membuat dinding pengganti bata merah, namun karena bobot
dari blok beton ini lebih berat dari bata merah maka akan

14
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

berpengaruh pada besarnya struktur. Seiring dengan majunya


teknologi bahan bangunan, diciptakan bata ringan yang mempunyai
kualitas lebih baik di bandingkan blok beton.

Gambar 2.1 Dinding Beton


(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023

2.2.2 Dinding Batu Buatan


a. Dinding Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang
dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang
aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan
bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata
merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan
ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu
(struktural).Dinding pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus
diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan ringbalk yang
berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/
menyalurkan beban struktural pada bangunan agar tidak
mengenai pasangan dinding bata tersebut.Pengerjaan dinding
pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-
syarat yang ada, baik dari campuran plesterannya maupun teknik
pengerjaannya.

15
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 2.2 Dinding Bata

Sumber : (Dokumentasi ptibadi 2023)

b. Dinding Batako
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari
batu buatan/ cetak yang tidak dibakar. Terdiri dari campuran
tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena
dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako
pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%, berat tembok
50% – beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan
diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak
memerlukan plesteran+acian lagi untuk finishing

Gambar 2.3 Dinding batako


Sumber:(Google image)

16
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

c. Dinding Kayu
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi
rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding eksterior maupun
interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal
dan vertikal dengan jarak sekitar 1 meter (panjang papan di
pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25,
dll). Pemasangan dinding papan harus memperhatikan
sambungan/ hubungan antar papan(tanpa celah) agar air hujan
tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu
yangbisa mengalami muai dan susut.

Gambar 2.4 Dinding Kayu


Sumber: (google image)
2.3 Plesteran
Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu bidang
bangunan agar tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester berarti melapisi
suatu bidang bangunan memakai adukan yang terbuat dari campuran semen,
pasir, dan air. Dengan mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan
juga bakalan terlihat lebih rapi. Memplester berarti melapisi suatu bidang
bangunan memakai adukan yang terbuat dari campuran semen, pasir, dan air.
Dengan mengaplikasikan plesteran, suatu bidang bangunan juga bakalan
terlihat lebih rapi. Tidak hanya dinding, plesteran juga biasanya diterapkan di

17
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

struktur plafon dan lantai bangunan.Plesteran juga memiliki beberapa fungsi


Adapun fungsi dari plesteran yaitu:
a. Meningkatkan kekuatan struktur bidang bangunan
b. Meratakan permukaan suatu bidang bangunan
c. Melindungi struktur bangunan dari cuaca yang ekstrim

Jika ditinjau dari tingkat kerataannya, jenis-jenis plesteran dapat


dikelompokkan menjadi 3 macam. Yang pertama adalah plesteran kasar atau
beraben biasanya diterapkan pada pekerjaan struktur bangunan yang akan
diurug. Jenis kedua yaitu plesteran setengah halus yang biasanya
diaplikasikan pada pekerjaan pembuatan kamar mandi, lantai outdoor, dan
lapangan olahraga indoor. Dan untuk jenis plesteran yang ketiga ialah
plesteran halus di mana paling sering digunakan dalam membentuk dinding
dan lantai bangunan.

Gambar 2.5 Plesteran


Sumber:Dokumentasi pribadi 2023
2.4 Kolom Praktis
Dalam proses pembangunan properti, banyak komponen-komponen
penting yang vital terhadap hasil akhir sebuah pondasi bangunan. Salah satu
komponen tersebut adalah penggunaan kolom praktis pada bangunan. Secara
umum, terdapat dua jenis kolom yang sering digunakan dalam proses
pembangunan. Kolom praktis sendiri merupakan salah satu jenis kolom.
Definisi kolom praktis sendiri adalah sebuah komponen yang biasanya
berbentuk tiang pembentuk struktur bangunan yang berfungsi membantu

18
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

kolom utama menopang beban bangunan. Jika Anda tidak menggunakan


kolom jenis praktis pada proses pembangunan, resiko bangunan retak hingga
runtuh bisa saja terjadi. Kolom jenis praktis biasanya dipasang pada jarak 3-4
meter antara dinding bangunan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkokoh
dan menghindari keretakan pada dinding.Yang menjadikan kolom praktis
dibutuhkan dalam sebuah bangunan adalah, karena dinding berupa tumpukan
batako tidak memiliki kekuatan secara melintang. Kolom jenis praktis inilah
yang menjaga kestabilan agar dinding tidak roboh saat terjadi guncangan
agar bangunan tahan gempa maupun didorong.
Jika dilihat dari fungsinya, tentunya kolom jenis praktis dan kolom utama
memiliki beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan tersebut sebenarnya
dapat melengkapi satu sama lain. Dengan mengetahui perbedaan antara
kolom jenis praktis dan kolom utama, akan lebih memahami peran penting
kolom jenis praktis dan utama.Adapun perbedaan kolom praktis dan kolom
utama yaiu:
2.4.1 Fungsi Kolom Praktis
Adapun fungsi tersendiri dari kolom praktis adalah sebagai berikut
a. Menahan dinding secara horizontal agar tidak retak maupun
roboh.
b. Komponen tersembunyi dalam dinding sehingga tidak terlihat dar
luar.
c. Ditempatkan antara dinding-dinding balok
d. Membantu kolom utama dalam menopang balok.

19
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 2.6 Kolom Praktis


Sumber: (Dokumentasi Pribadi 2023)
2.4.2 Fungsi Kolom Utama
Adapun fungsi dari kolom utama adalah sebagai berikut:
a. Menahan keseluruhan struktur bangunan dalam bentuk vertikal.
b. Komponen kolom utama berbentuk lebih besar dan panjang serta
dapat terlihat dari luar.
c. Ditempatkan pada pondasi yang cukup dalam.
d. Ditempatkan pada pondasi yang cukup dalam.

Gambar 2.7 Kolom utama

Sumber : (Dokumentasi pribadi 2023)

20
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB 3

KEGIATAN KERJA PRAKTEK INDUSTRI

3.1 Tahapan Pekerjaan di Lokasi Kerja Praktek


Berikut tahapan-tahapan Kerja Praktek di pembangunan Gedung
Auditorium dan Computer Based Test (CBT) Politeknik Kesehatan Mamuju
ialah sebagai berikut:
3.1.1 Pekerjaan Kolom Paktis
Kolom praktis adalah tiang struktur yang dibuat untuk memperkuat
dinding bangunan. Cara peletakan kolom praktis tergantung dari material
yang digunakan. Dalam standar bangunan perumahan biasanya jarak
kolom praktis berkisar antara 3 sampai 4 meter. Berbeda dengan kolom
struktur utama yang berfungsi untuk menopang balok dan lantai
bangunan. Fungsi kolom praktis pada bangunan adalah untuk
memperkuat dinding agar tetap berdiri tegak.

Gambar 3.1 proses pembuatan kolom praktis


Sumber (Dokumentasi Pribadi,2023)

21
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 3.2 proses pembuatan kolom praktis


Sumber (Dokumentasi Pribadi,2023)

Gambar 3.4 Pengukuran Jarak kolom Praktis


Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2023)

3.1.2. Pekerjaan Plesteran Dinding


Plesteran adalah lapisan yang digunakan untuk menutupi suatu
bidang bangunan agar tingkat kekuatannya lebih kokoh. Memplester
berarti melapisi suatu bidang bangunan memakai adukan yang terbuat
dari campuran semen, pasir, dan air. Memplester merupakan bagian
penting karena akan menghasilkan tembok dengan bentuk yang rapi dan
bagus.Secara gampangnya, memplester tembok dilakukan dengan cara
merekatkan adukan semen ke dinding bata yang sudah dibuat hingga
menghasilkan permukaan rata dan halus.

22
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Untuk menghasilkan plesteran yang permukaannya rata dan halus


maka perlu diketahui cara pemasangan plesteran terlebih dahulu yaitu
a. Pastikan bahwa bentuk dinding bata sudah siap untuk diplester.
Bata yang siap diplester adalah yang sudah kering perekatnya
sudah dibuatkan lubang ventilasi, pipa kabel, pipa air, stop kontak,
dan jalur instalasi lainnya

Gambar 3.5 Dinding Siap Plester


Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2023)
b. Pastikan bagian dinding tidak memiliki kotoran yang menempel,
karena akan dapat menyebabkan kemampuan semen untuk
merekat akan berkurang. Untuk dinding bata ringan dan beton
yang permukaannya rata, buat goresan sedikit kasar untuk
membuat plester tembok dapat merekat dengan baik.

Gambar 3.5 Pembersihan Dinding


Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2023)

23
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

c. Buat panduan untuk ketebalan dan pembatas tembok, agar


permukaan dinding rata.Gunakan paku dan benang yang berulang
setiap satu hingga satu setengah meter.

Gambar 3.6 Panduan Plesteran


Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2023)
d. Buat bahan plesteran dengan campuran semen dan pasir,
komposisi perbandingan yang sering sekali digunakan adalah 1 : 3
sampai 1:5. Bahan plesteran yang baik dalam haruslah bebas dari
kotoran dan partikel-partikel besar atau menggumpal.

Gambar 3.7 Campuran Plesteran


Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2023)
e. Pembuatan kepala plesteran sangat penting dalam tahap awal,
karena akan menjadi sampel atau contoh ketebalan. Pembuatan
kepala plesteran dengan ketebalan kurang lebih 1,5 – 3 cm
tersebut dilakukan setelah terlebih dahulu dinding disiram air

24
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

secukupnya. Jika menggunakan tangan kiri maka kepala plesteran


berada disebelah kanan, begitu sebaliknya.

Gambar 3.8 Membuat kepala Plesteran


Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2023)
f. Sistem tumpang lapis dilakukan dengan cara menempel dan
melempar adonan plester kemudian akan menambal bagian yang
kurang lalu ratakan semua bagian plester menggunakan mistar
kayu yang lurus dengan panduan kepala plester agar hasilnya rata.
Akan lebih baik melakukan pekerjaan ini disaat matahari tidak
terlalu terik, karena semen akan sangat cepat kering.

Gambar 3.9 Sistem Tumpang Lapis


Sumber: (Dokumentasi Pribadi,2023)

25
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

3.2 Tinjauan Pekerjaan Kerja Praktek Industri


3.2.1 Identitas Pelaksana Kerja Praktek
a. Biodata Pelaksana Kerja Praktek

Nama : Yosafat Bongga Lola


Nim : D0120521
Tempat Tanggal Lahir : Kopian, 06 Mei 2002
Program Studi : Teknik Sipil
Universitas : Universitas Sulawesi Barat
Alamat : Kariango,Sulawesi Barat

3.2.2 Riwayat Pendidikan


a. Lulus Dari Sekolah Dasar SDN 001 KARIANGO Pada Tahun
2014.
b. Lulus Dari Sekolah Menengah Pendidikan Suasta (SMPS
BERBUDI KOPIAN )Pada Tahun 2017.
c. Lulus Dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 01 Mamasa Pada
Tahun 2020
d. Mencatatkan Diri Sebagai Mahasiswa Pada Fakultas Teknik
Program Studi Teknik Sipil (S-1) di Universitas Sulawesi Barat
pada tahun 2020

3.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek


Proyek Pekerjaan Pembangunan Gedung Auditorium Dan
Computer Based test (CBT) Poltekes Mamuju, yang berlokasi di JL.
Mamuju-Kalukku km.16 tadui sulawesi barat. Kabupaten Mamuju,
Sulawesi Bara, yang diikuti oleh penulis melalui Praktek Kerja
Lapangan dengan waktu pelaksanaan terhitung mulai tanggal 7 Juli
2023 s/d 7 September 2023.

26
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

3.2.4 Pemasangan Batu Bata Merah


Batu bata merah adalah jenis material bangunan buatan yang
terbuat dari tanah liat atau tanah lempung yang dicetak sesuai standar
ukuran pasaran kemudian dibakar. Merupakan salah satu yang paling
banyak digunakan untuk bahan membuat dinding rumah atau
bangunan . Salah satu keuntungan adalah batu bata merah memiliki
adhesi yang sangat kuat dari adukan semen dan pasir. Hal ini
menyebabkan dinding terbuat dari batu bata merah pair memiliki
struktur yang kuat dan kokoh. Batu bata merah tersedia dalam
berbagai ukuran, sesuai dengan daerah manufaktur. Ukuran batu bata
biasanya memiliki panjang 18 cm, dan lebar 8 cm, dan tinggi 8 cm.
Ada juga panjang 18 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 5 cm.
Bata merah disebut juga dengan bata konvensional, memiliki
bahan dasar berupa tanah liat (lempung), yang digunakan sebagai
salah satu bahan bangunan yang menjadi komponen utama dalam
sebuah struktur bangunan, terutama konstruksi dinding. Proses
pembuatan bata merah ini dapat dilakukan secara tradisional (manual)
atau secara mekanis di pabrik. Karena bata merah dibuat secara
manual, maka ukuran maupun bentuk tekstur dari bata tersebut dapat
beraneka ragam (Anilaputri, 2009).
Figure 1ss

Bahan dasar (tanah liat, abu sekam padi, air) dicampur dan
diaduk sampai rata. Campuran yang telah dibersihkan direndam
selama satu hari satu malam, dan selanjutnya dilakukan pencetakan di
atas permukaan tanah yang sudah diberi sekam padi. Pencetakan bata
merah biasanya dilakukan pada musim kemarau dan di bawah sinar
matahari agar cepat kering, setelah kering ditumpuk dalam susunan
setinggi 10-15 batu dengan tujuan agar bata merah dapat diangin-
anginkan. Pembakaran bata merah pada suhu ± 800oC selama 6 hari

27
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

membuat bata merah menjadi tahan air dan cuaca. Tujuan pemanasan
dengan suhu tinggi pada pembuatan bata merah adalah untuk
mengubah kekerasan pada bata merah yang memenuhi persyaratan
untuk keperluan penggunaannya yaitu sebagai konstruksi dinding.

Gambar 3.1 Proses pembakaran bata


Sumber:(google images)
Bata merah sebagai hasil industri rumah tangga yang biasanya
dilakukan oleh masyarakat di desa, dibuat dengan menggunakan
bahan-bahan dasar sebagai berikut :
a. Tanah liat (lempung) yang mengandung silica sebesar 50%
sampai dengan 70%.
b. Abu sekam padi atau abu gergaji kayu yang manfaatnya sebagai
alas pencetakan supaya bata merah tidak melekat pada tanah,

28
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

dan permukaan bata merah akan cukup kasar tetapi sekam padi
juga dicampur pada bata merah yang masih mentah.
c. Air digunakan untuk melunakkan dan merendam adonan bata
merah, serta sebagai pelican adonan bata merah agar
memudahkan dalam pencetakan.
d. Cara Memasang batu bata Pasangan batu bata pada sebuah
dinding rumah merupakan sebuah pekerjaan yang mudah namun
sebenarnya membutuhkan ketelitian dalam pelaksanaanya,
pasangan batu bata yang tidak baik akan menyebabkan hal-hal
yang tidak diinginkan seperti dinding retak, dinding
bergelombang, dinding miring atau bahkan akibat yang paling
fatal adalah kerobohan pasangan dinding batu bata.
e. Dalam pembuatan campuran adukan untuk pasangan batu bata
harus sesuai standar pekerjaan agar tidak terjadi keruntuhan dari
kekurangan semen sebagai bahan pengikat pasangan batu bata.
perbandingan campuran adukan yang umum digunakan antara
lain 1 pc : 6 ps misalnya dengan perbandingan satu ember semen
dicampur dengan enam ember pasir. perbandingan ini
menyesuaikan kualitas dinding yang direncanakan serta pada
posisi mana dinding dipasang apakah berhubungan langsung
dengan cuaca luar atau pada lokasi yang terlindung.
f. Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan tembok, tembok batu
diberi pilaster. Pilaster ini gunanya untuk memperkuat
kedudukan tembok agar kuat mendukung beban di atasnya.
Pasangan pilaster pada umumnya dipasang ditempat tempat
tertentu dengan ukuran sesuai kebutuhan, ada kalanya pilaster
sebagai hiasan (pemanis) ruangan belaka. Cara memasang
pilaster tetap mengacu pada ikatan pasangan yang berlaku untuk
tebal tembok yang telah ditentukan oleh ukuran pilaster tersebut,
sedang ikatan untuk tembok disebelahnya tetap digunakan

29
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

seperti aturan terdahulu. Untuk itu diberikan beberapa contoh


pilaster pada pertemuan ½ pasangan batu bata. Dengan
penggambaran siar satu garis.
3.2.5 Prosedur Pelaksanaan Pemasangan Bata
Agar pemasangan bata merah, bata ringan, bata ekspos tidak rubuh
sebaiknya anda perhatikan cara memasang batu bata yang benar.
a. Cek posisi penempatan dinding yang akan dikerjakan dan cek
kondisi pondasi penempatan dinding apakah sudah kondisi
baik.
b. Kondisi pondasi/sloof harus bersih dan mempunyai alur
pengikatan antara sloof ke pasangan bata. Jika terdapat kotoran
atau lumpur pada sloof harus dibersihkan supaya pengikatan
dinding dengan sloof terikat dengan baik.

Gambar 3.2 Peletakan Batu Pertama


Sumber : (Dokumentasi Pribadi,2023)

c. Kolom harus dipastikan tersedia angkur untuk pengikatan ke


dinding (biasanya angkur menggunakan besi 10 mm yang
ditanamkan ke kolom sewaktu pengecoran dan muncul dengan
panjang antara 15 – 20 cm).

30
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 3.3 Posisi Angkur


Sumber : (Dokumentasi Pribadi,2023)

d. Jika kondisi sloof dan kolom sudah baik, kemudian lakukan


pembuatan garis benang pada bagian dinding yang akan
dipasangkan.
e. Untuk garis lurus secara horizontal dilakukan pembuatan
benang pada salah satu sisi bagian pinggir bata yang akan
dipasang, dilakukan dengan penarikan benang dari ujung ke
ujung dinding.
f. Untuk ketegakan dibuat garis tegak lurus secara vertical
terhadap benang horizontal yang sudah dibuat, pembuatan
garis vertical dapat dibuat pada kolom yang ada ataupun
pembuatan mal bantu dikedua ujung dinding yang akan
dipasangkan .
g. Jika benang horizontal pada pemasangan awal sudah
terpasang, kemudian mulai memasang bata pada kedua ujung
bagian dinding.

31
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 3.4 Pemasangan Benang dan Bata


Sumber : (Dokumentasi Pribadi,2023)

h. Kemudian dilanjutkan mulai satu demi satu hingga tercapai


sambungan dari ujung ke ujung.
i. Lakukan pengecekan leveling di atas batu bata yang sudah
terpasang dan pastikan semua pasangan bata semuanya dalam
keadan rata. Jika sudah rata maka ini adalah menjadi panduan
untuk memasang ke tingkat berikutnya.
j. Harus dipastikan ketebalan mortar harus tetap sama dan
demikian juga pengisian mortar antar bata harus sama.
k. Jika saat pemasangan terdapat perbedaan ketinggian bata,
maka untuk mendapatkan kerataan dapat dilakukan dengan
memukul ujung bata dengan pelan sampai bata tetap rata,
pemukulan dapat dilakukan dengan kondisi adukan masih
dalam keadaan basah.

32
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 3.5 Pengecekan kembali pasangan bata


Sumber : (Dokumentasi Pribadi,2023)

l. Jika adukan/ mortar sudah kering maka mortar harus diambil


dan diganti dengan adukan/mortar baru.
m. Jika bata sudah dipasangkan dalam beberapa rangkaian,
kadang adukan/mortar ada yang berlebih atau sampai meleleh
hingga keluar dari sisi pinggir pasangan. Jika itu terjadi, maka
adukan berlebih harus segera di ratakan dengan menggunakan
sendok semen supaya permukaan tetap rata. Jangan biarkan
sempat mengering karena hal ini sangat mempengarui kerapian
dan kerataan dinding saat pelaksanaan plesteran.
n. Setelah mendapatkan beberapa tingkatan pasangan bata yang
sudah dipasangkan yang telah terhubung dari ujung keujung
bagian dinding yang dipasangkan, kemudian harus menarik
garis horizontal dari ujung ke ujung pada garis vertikal yang
dibuat untuk mendapatkan ketegakan dinding.
o. Pemasangan benang horizontal dapat dilakukan setiap 50 cm.
p. Pastikan anda tetap memasangkan dalam 1 garis lurus sesuai
dengan benang yang dipasangkan sehingga didapatkan
ketegakan dinding yang baik dan kondisi pasangan tetap rapi
sampai posisi atas.

33
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 3.6 Peletakan Batu Setinggi 1 m2


Sumber : (Dokumentasi Pribadi,2023)

3.3 Bahan Material Yang Digunakan


Adapun beberapa bahan material yang digunakan dalam pelaksanaan
pemasangan batu bata adalah sebagai berikut:
3.3.1 Semen Portland
Semen Portland Semen Portland adalah semen hidrolis yang
dihasilkan dengan cara menggiling terak semen, terutama yang terdiri
atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama – sama
dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa
kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan yang lain
(SNI 15-2049-2004, Halaman 1).

34
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 3.7 Semen Portland

Sumber : (Dokumentasi ptibadi)

Jenis atau tipe semen yang digunakan merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi kuat tekan beton, dalam hal ini perlu diketahui
tipe semen yang distandarisasi di Indonesia. Menurut ASTM C150,
Semen Portland dibagi menjadi lima tipe, yaitu: -Tipe I: Ordinary
portland cement (OPC), Semen untuk penggunaan umum, tidak
memerlukan persyaratan khusus (Panas hidrasi, ketahanan terhadap
sulfat, kekuatan awal). –Tipe II: Metoderate sulphate cement, semen
untuk beton yang tahan terhadap sulfat sedang dan mempunyai panas
hidrasi sedang. –Tipe III: High Early Strength Cement, semen untuk
beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras). –Tipe IV : Low
Heat Of Hydration Cement, semen untuk beton yang memerlukan
panas hidrasi rendah, dengan kekuatan awal rendah. –Tipe V : High
Sulphate Resistance Cemen, semen untuk beton yang tahan terhadap
kadar sulfat tinngi.

3.3.2 Agregat Halus


Agregat halus (pasir), baik berupa pasir alami yang diperoleh
langsung dari sungai atau tanah galian, atau dari hasil pemecahan
batu. Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butir lebih kecil
dari 4,75 mm (ASTM C125-06).

35
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 3.8 Agregat Halus

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2023)

Agregat yang butir- butirnya lebih kecil dari 1,2 mm disebut pasir
halus sedangkan butir-butir yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut silt
yang lebih kecil dari 0,002 mm disebut clay (SK SNI T–15- 1991-03).
Persyaratan mengenai proporsi agregat dengan gradiasi ideal yang
direkomendasikan terdapat dalam ASTM C 33/ 03 “standar
specification for concrete aggregates”.

Tabel 3.1 Gradasi Saringan Ideal Agregat Halus


DiameterSaringan PersenLolos(%) GradasiIdeal(%)
(mm)
9,5 100 100

4,75 95-100 97,5

2,36 80-100 90

1,18 50-85 67,5

600µ 25-6 42,5

300µ 5-30 17,5

36
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

150µ 0-10 5

sumber:ASTMC33/03

3.3.3 Air
Persyaratan air sebagai bahan bangunan, sesuai dengan
penggunaannya harus memenuhi syarat menurut Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Di Indonesia (PUBI-1982).Menurut Edward
Nawy(2008) penggunaan air dalam campuran beton hanya berkisar
antara 150 –200 kg/m³ dan beton yang kuat dapat diperoleh dengan
menggunakan air yang konsisten dan workability yang maksimal. Air
sebagai bahan bangunan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam SK SNI S-04-1989-F, diantaranya:
a. Air harus bersih
b. Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara visual. Benda-benda
tersuspensi ini tidak boleh lebih dari 2 gram/liter
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat
merusak beton (Asam, zat organik dan sebagainya) lebih dari
0,05 gram/liter
d. Tidakmengandung klorida (CI) lebih dari 0,5gram/liter.Khusus
untuk beton prategang kandungan klorida tidak boleh lebih
dari 1 gram/liter.
e. Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1
gram/liter.
3.4 Kelebihan Dan Kekurangan Batu Bata Merah

Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pemasangan batu


bata yaitu sebagai berikut:

3.4.1 Kelebihan
a. Kuat dan tahan lama.
b. Dapat menyerap panas pada musim panas dan menyerap dingin
pada musim dingin.
c. Merupakan bahan tahan panas dan dapat menjadi perlindungan
terhadap api/kebakaran.

37
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

d. Tidak memerlukan keahlian khusus untuk memasang data.


e. Ukurannya yang kecil memudahkan untuk pengangkatan dalam
jumlah kecil atau membentuk bidang-bidang yang kecil.
f. Murah dan mudah ditemukan.

3.4.2 Kekurangan
a. Waktu pemasangan lebih lama dibandingkan bahan dinding
lainnya.
b. Tidak tahan terhadap perubahan suhu yang besar.
c. Menimbulkan beban yang cukup besar pada struktur bangunan.
d. Sulit untuk membuat pasangan bata yang rapi sehingga dibutuhkan
plesteran yang cukup tebal untuk menghasilkan dinding yang
cukup rata.
e. Kualitas yang beragam dan ukuran yang jarang sama membuat sisa
material dapat lebih banyak.

BAB 4

IDENTIFIKASI MASALAH DAN SOLUSI

1.1. Permasalahan yang terjadi


Permasalahan yang terjadi pada proyek pembangunan GEDUNG
AUDITORIUM dan CBT Politeknik Kesehatan Mamuju pada pemasangan batu
bata adalah adalah sebagai berikut:
1.1.1. Pada pengerjaan plesteran mengalami ketidakrataan karena
kesalahan pada kolom bordes tangga yang tidak sejajar dengan
kolom dan balok pada gedung.

38
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Gambar 4.2 Plesteran


Sumber : (Dokumentasi Pribadi,2023)
1.1.2. Terjadi miskomunikasi antara mandor dengan perencana sehingga
terjadi kesalahan sentring pada pembuatan kolom praktis yang
tidak sejajar dengan ash.

Gambar 4.3 Pemasangan Batu Bata


Sumber : (Dokumentasi Pribadi,2023)

1.2. Solusi
Adapun solusi yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan diatas
adalah sebagai berikut:
4.2.1 Pada permasalahan plesteran pada dinding, maka solusi yang dapat
dilakukan adalah melakukan pengerukan pada kolom bordes yang
menjulang keluar agar plesteran dan kolom bordes dapat rata.
4.2.2 Solusi yang dapat kami berikan untuk kesalahan sentring pada pemasangan
kolom praktis yang tidak sejajar dengan ash ialah melakukan pengecoran
ulang pada beberapa area yang ingin di tutup.

39
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam bidang pelaksanaan sebagai Konsultan pada Proyek
Pekerjaan Gedung Auditorium dan Computer Based Test (CBT)
Politeknik Kesehatan Mamuju, yang berlokasi di JL. Mamuju-Kalukku
km.16 tadui sulawesi barat. Dalam praktek tersebut penulis memperoleh
banyak pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan disiplin
ilmu yang kami tuntut di bangku kuliah khususnya dalam bidang
pengawasan dan pelaksanaan suatu proyek. Dari pengalaman dan
informasi tersebut penulis dapat menarik kesimpulan berbagai berikut:

40
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Dari pengalaman dan informasi tersebut dapat di tarik kesimpulan


sebagai berikut:
5.1.1 Dalam pelaksanaan kerja praktek pelaksanaan ini banyak sekali
manfaat bagi mahasiswa untuk dijadikan sebagai bahan
pengamatan dan bahan perbandingan antara teori-teori yang sudah
didapat dibangku kuliah dengan kenyataan yang sebenarnya
dilapangan selama proses kerja praktek berlangsung.
5.1.2 Khusus yang harus penulis ketahui dalam tahap pengawasan
adalah dapat mengetahui nama-nama dan istilah yang ada di
lapangan dan peran sebuah keompok kerja (team work) di tuntrut
untuk saling bekerja sama antara tim agar pengawasan bisa
berjalan dengan baik.
5.1.3 Masalah-masalah yang terjadi di lokasi pekerjaan dapat diatasi dan
diselesaikan dengan baik karena adanya kerja sama tim yang baik
dalam pengawasan selama di lokasi pekerjaan.

5.2 Saran
Setelah melalui proses kegiatan Kerja Praktek, adapun saran yang
dapat penulis berikan pada laporan ini adalah sebagai berikut:
5.2.1 Kiranya seluruh elemen yang berperan dalam sebuah kontruksi
baik dari Konsultan, Kontraktor, Mandor Maupun pengawas serta
Anggota, selalu menjamin komunikasi yang baik agar pekerjaan
tetap lancar dan mendapatkan hasil yang ,memuaskan.
5.2.2 Utamakan Keselamatan Kerja Kerja “Safety First’
5.2.3 Mahasiswa harus banyak bertanya dilapangan agar lebih banyak
menambah ilmu pengetahuan tentang bidang ilmu ketekniksipilan
5.2.4 Pentingnya Etika dalam pelaksanaan kerja praktek

41
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

5.2.5 Perlu adanya Pembekalan Mahasiswa sebelum melakukan kerja


praktek,agar mahasiswa dapat mengetahui hal-hal apa saja yang
perlu dicapai dalam kegiatan Kerja Praktek tersebut.
5.2.6 Sesibuk –sibuk apapun janganlah melupakan TUHAN-MU.

(Placeholder3)

Works Cited
(n.d.).

(n.d.).

(n.d.).

Amir, A. (2022). Proyek Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Tubo.


KERJA PRAKTEK INDUSTRI: 3.

Basri. (2021). Proyek Pembangunan Duplikasi Jembatan Sungai Budong-Budong.


Laporan Kerja Praktek Industri.

42
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Harun, M. F. (2020). Pembangunan Lanjutan Gedung Perkuliahan Universitas


Sulawesi Barat Perkuatan Balok. Laporan Kerja Praktik Industri.

Ma’dika, J. E. (2022). Pekerjaan Rangka Atap Pembangunan Toko Sejahtera.


Laporan Kerja Praktik Industri.

SNI 15-2049-2004. (n.d.). Semen Portland.

SNI 2847 2019. (n.d.). Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung dan
penjelasan (ACI 318M-14 dan ACI 318RM-14, MOD).

DAFTAR PUSTAKA

Lasaiba, Mohammad Amin. "Perkotaan dalam Perspektif Kemiskinan,


Permukiman Kumuh dan Urban Heat Island (Suatu Telaah
Literatur)." GEOFORUM 1.2 (2022): 1-11.

Basuki, Yoyok Rahayu. DASAR-DASAR KONSTRUKSI BANGUNAN+ K3. Azhar


Publisher.

Harun, M. F. (2020). Pembangunan Lanjutan Gedung Perkuliahan Universitas


Sulawesi Barat Perkuatan Balok. Laporan Kerja Praktik Industri.

Ma’dika, J. E. (2022). Pekerjaan Rangka Atap Pembangunan Toko Sejahtera.


Laporan Kerja Praktik Industri.

SNI 15-2049-2004. (n.d.). Semen Portland.

SNI 2847 2019. (n.d.). Persyaratan beton struktural untuk bangunan Gedung dan
penjelasan (ACI 318M-14 dan ACI 318RM-14, MOD).

43
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PEMBANGUNAN GEDUNG AUDITORIUM DAN CBT POLITEKNIK
KESEHATAN MAMUJU
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

44
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

Anda mungkin juga menyukai