Anda di halaman 1dari 34

PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan
lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Jembatan yang merupakan bagian dari
jalan, sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan
menunjang pembangunan pada daerah tersebut. Perencanaan pembangunan
jembatan harus diperhatikan seefektif dan seefisien mungkin, sehingga
pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan kenyamanan bagi para
pengguna jembatan (Struyk, 1984). Panjang dan lebar bentang jembatan
disesuaikan dengan rintangan yang dilalui jembatan yang dibangun.
Pada saat ini jembatan menjadi salah satu prasarana transportasi yang
sangat viral untuk menunjang kelancaran pergerakan lalu lintas. Semakin lebar
bentang jembatan maka semakin banyak pula volume kendaraan yang dapat
dilayani dan berdampak pada peningkatan kelancaran lalu lintas. Keberadaan
jembatan saat ini terus mengalami perkembangan, dari bentuk sederhana sampai
yang paling kompleks, demikian juga bahan – bahan yang digunakan mulai dari
bambu, kayu, beton dan baja. Penggunaan bahan baja untuk saat-saat sekarang
maupun di masa mendatang, untuk struktur jembatan akan memberikan
keuntungan yang berlebih terhadap perkembangan serta kelancaran sarana
transportasi antar daerah maupun antar pulau yang ada di seluruh Indonesia
(Siswanto, 1999).
Dalam suatu pembangunan proyek umumnya terdiri atas beberapa tahap
pekerjaan, berawal dari tahap perencanaan, tahap konstruksi, tahap pengawasan,
hingga pada tahap pemeliharaan. Usaha-usaha untuk melaksanakan sebuah proyek
bangunan diawali dari tahap ide hingga tahap pelaksanaan. Pihak-pihak yang
terlibat dalam proyek konstruksi dari fase perencanaan sampai dengan
pelaksanaan dapat dikelompokkan dari tiga pihak, yaitu pihak pemilik proyek,
pihak perencana dan pihak pelaksana. Perencanaan pembangunan jembatan harus

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

diperhatikan, sehingga pembangunan jembatan dapat memenuhi keamanan dan


kenyamanan bagi para pengguna jembatan serta dapat mengurangi dampak
negatif yang kemungkinan akan terjadi.
Pelaksanaan suatu proyek pembangunan tidak akan efektif apabila tanpa
adanya kegiatan yang dilakukan sebelum proyek dilaksanakan, dimana kegiatan
itu adalah tahap pra konstruksi proyek karena pada tahap inilah awal mula proyek
akan dimulai. Semua permasalahan yang mungkin akan terjadi pada tahap pra
pelaksanaan konstruksi ini harus segera dicari solusinya karena akan
mempengaruhi jalannya suatu proyek karena kegiatan konstruksi ini bukan
merupakan kegiatan yang instant, melainkan kegiatan yang harus melalui proses
yang panjang dan dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan, maka
semakin cepat proyek itu dimulai maka akan semakin baik pula untuk kedepannya
nanti.
Oleh karena itu, laporan ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat
mengetahui metode yang tepat dalam merancang jembatan dilapangan dan juga
teknik serta prosedur khusus apabila diperlukan..

1.2 Tujuan dan Manfaat


Adapun beberapa tujuan dari pelaksanakan konstruksi jembatan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui cara membangun jembatan sesuai prosedur dan metode
yang tepat
2. Melakukan tinjauan yang lebih teliti untuk memperoleh data dan informasi
yang valid
3. Mempersiapkan ruang lingkup kerja dan rencana pelaksanaan.
4. Mampu menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi di lokasi
pembangunan.
5. Mengetahui cara merawat jembatan yang baik sesuai dengan umur rencana

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Struktur Jembatan

2.1.1. Jenis jembatan:


1. Jembatan diatas sungai
2. Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
3. Jembatan diatas lembah
4. Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct

2.1.2. Klasifikasi Jembatan


1. Menurut Kegunaanya
2. Menurut Jenis Materialnya
3. Menurut sistim struktur

2.1.3. Klasifikasi Jembatan Menurut Letak Lantai Jembatan


1. Jembatan Lantai Atas yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai
tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi atas struktur utama jembatan
2. Jembatan Lantai Bawah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai
tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi bawah struktur utama jembatan
3. Jembatan Lantai Tengah yaitu jembatan dimana posisi lantai jembatan (sebagai
tempat lalu lintas kendaraan) terletak disisi tengah struktur utama jembatan
4. Jembatan Lantai Ganda yaitu jembatan dimana sisi atas dan sisi bawah dari
jembatan digunakan untuk lalu lintas kendaraan

2.1.4. Jembatan Menurut Kegunaanya


1. Jembatan jalan raya (highway brigde)
2. Jembatan pejalan kaki (foot path)
3. Jembatan kereta api (railway brigde)
4. jembatan jalan air

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5. jembatan jalan pipa


6. jembatan penyebrangan

2.1.5. Menurut Jenis Materialnya


1. Jembatan jalan raya (highway brigde)
2. Jembatan kayu
3. Jembatan baja
4. Jembatan beton bertulang dan pratekan
5. Jembatan komposit

2.1.6. Menurut Jenis Struktural


1. Jembatan dengan tumpuan sederhana (simply supported bridge)
2. Jembatan menerus (continuous bridge)
3. Jembatan kantilever (cantilever bridge)
4. Jembatan integral (integral bridge)
5. Jembatan semi integral (semi integral bridge)
6. Jembatan pelengkung tiga sendi (arches bridge)
7. Jembatan rangka (trusses bridge)
8. Jembatan gantung (suspension bridge)
9. Jembatan kable (cabled-stayed bridge)
10. Jembatan urung-urung (culverts bridge)

2.1.7. Prinsip Pemilihan Konstruksi Jembatan


1. Konstruksi Sederhana (bisa dikerjakan masyarakat) bos
2. Harga Murah (manfaatkan material lokal)
3. Kuat & Tahan Lama (mampu menerima beban lalin)
4. Perawatan Mudah & Murah (bisa dilakukan masy)
5. Stabil & Mampu Menahan Gerusan Air

2.1.8. Pemilihan Letak Jembatan


1. Pilih Bentang Terpendek

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Hindari Lokasi Belokan Sungai


3. Hindari Tinggi Abutment yang Tinggi

2.2. Hal Hal Yang Perlu Diperhitungkan Dalam Pembuatan Pondasi


1. Berat bangunan yang harus dipikul pondasi berikut beban-beban hidup, mati
serta beban-beban lain dan beban- beban yang diakibatkan gaya-gaya eksternal
2. Jenis tanah dan daya dukung tanah
3. Bahan pondasi yang tersedia atau mudah diperoleh di tempat
4. Alat dan tenaga kerja yang tersedia
5. Lokasi dan lingkungan tempat pekerjaan
6. Waktu dan biaya pekerjaan

2.3. Bagian - Bagian Konstruksi Jembatan


Struktur jembatan terdiri dari struktur atas, struktur bawah dan pondasi.
Didalam pemilihan tipe maupun ukuran dari struktur jembatan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain :
1. Aspek Lalu Lintas
2. Aspek Geometri
3. Aspek Tanah
4. Aspek Hidrologi
5. Aspek Perkerasan
6. Aspek Konstruksi
Struktur jembatan dapat berfungsi dengan baik untuk suatu lokasi tertentu
apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Tingkat pelayanan
2. Keawetan
3. Kemudahan pelaksanaan
4. Ekonomis
5. Keindahan estetika

2.3.1. Struktur Atas (Superstructures)

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Struktur atas jembatan merupakan bagian yang menerima beban langsung


yang meliputi berat sendiri, beban mati, beban mati tambahan, beban lalu-lintas
kendaraan, gaya rem, beban pejalan kaki, dll.
Struktur atas jembatan umumnya meliputi :
1. Trotoar
• Sandaran dan tiang sandaran,
• Peninggian trotoar (Kerb),
• Slab lantai trotoar.
2. Slab lantai kendaraan
3. Gelagar (Girder)
4. Balok diafragma
5. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan melintang)
6. Tumpuan (Bearing)

2.3.2. Struktur Bawah (Substructures)


Struktur bawah jembatan berfungsi memikul seluruh beban struktur atas
dan beban lain yang ditumbulkan oleh tekanan tanah, aliran air dan hanyutan,
tumbukan, gesekan pada tumpuan dsb. untuk kemudian disalurkan ke fondasi.
Selanjutnya beban-beban tersebut disalurkan oleh fondasi ke tanah dasar.
Struktur bawah jembatan umumnya meliputi :
1. Pangkal jembatan (Abutment)
• Dinding belakang (Back wall)
• Dinding penahan (Breast wall)
• Dinding sayap (Wing wall)
• Oprit, plat injak (Approach slab)
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel)
• Tumpuan (Bearing)
2. Pilar jembatan (Pier)
• Kepala pilar (Pier Head)
• Pilar (Pier), yg berupa dinding, kolom, atau portal
• Konsol pendek untuk jacking (Corbel)

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

• Tumpuan (Bearing)

2.3.3. Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah
dasar. Berdasarkan sistimnya, fondasi abutment atau pier jembatan dapat
dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
1. Fondasi telapak (spread footing)
2. Fondasi sumuran (caisson)
3. Fondasi tiang (pile foundation)
• Tiang pancang kayu (Log Pile)
• Tiang pancang baja (Steel Pile)
• Tiang pancang beton (Reinforced Concrete Pile)
• Tiang pancang beton prategang pracetak (Precast Prestressed Concrete
Pile), spun pile
• Tiang beton cetak di tempat (ConcreteCast in Place), borepile, franky pile
• Tiang pancang komposit (Compossite Pile)

2.4. Jembatan Baja


2.4.1 Pengertian
Sebuah jembatan truss adalah jembatan yang beban suprastruktur terdiri
dari truss.sedangkan konstruksinya dipertimbangkan pada kebutuhan bentang,bisa
berbentuk rangka bisa hanya merupakan baja propil menerus.. Unsur-unsur yang
terhubung (biasanya lurus) dapat ditekankan dari ketegangan, kompresi, atau
kadang-kadang baik dalam respons terhadap beban dinamis. Jembatan truss
adalah salah satu jenis tertua dari jembatan modern. Jenis dasar jembatan truss
ditunjukkan dalam artikel ini memiliki desain sederhana yang dapat dengan
mudah dianalisis oleh para insinyur abad kedua puluh kesembilan belas dan awal.
Sebuah jembatan truss ekonomis untuk membangun karena penggunaan yang
efisien bahan.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Sifat truss memungkinkan analisis struktur menggunakan beberapa asumsi


dan penerapan hukum Newton tentang gerak sesuai dengan cabang fisika yang
dikenal sebagai statika. Untuk keperluan analisis, gulungan diasumsikan pin
bersendi dimana komponen lurus bertemu. Asumsi ini berarti bahwa anggota truss
(chords, vertikal dan diagonal) akan bertindak hanya dalam ketegangan atau
kompresi. Sebuah analisis lebih kompleks diperlukan di mana sendi kaku
memaksakan beban lentur signifikan terhadap unsur-unsur, seperti dalam truss
Vierendeel.
Di jembatan diilustrasikan dalam kotak info di bagian atas, anggota
vertikal dalam ketegangan, anggota yang lebih rendah horisontal dalam
ketegangan, geser, dan lentur, anggota luar diagonal dan atas adalah dalam
kompresi, sedangkan diagonal batin dalam ketegangan. Para anggota vertikal
pusat menstabilkan anggota kompresi atas, mencegah dari tekuk. Jika anggota atas
adalah cukup kaku maka elemen vertikal ini dapat dihilangkan. Jika akord yang
lebih rendah (anggota horizontal truss) cukup tahan terhadap lentur dan geser,
elemen vertikal luar dapat dihilangkan, tetapi dengan kekuatan tambahan
ditambahkan ke anggota lain sebagai kompensasi.
Kemampuan untuk mendistribusikan kekuatan dalam berbagai cara telah
menyebabkan berbagai macam jenis truss jembatan. Beberapa jenis mungkin lebih
menguntungkan bila kayu digunakan untuk elemen kompresi sementara jenis lain
mungkin lebih mudah untuk mendirikan dalam kondisi situs tertentu, atau ketika
keseimbangan antara tenaga kerja, mesin dan biaya bahan memiliki proporsi yang
menguntungkan tertentu.
Dimasukkannya unsur yang ditunjukkan sebagian besar keputusan
rekayasa berdasarkan ekonomi, menjadi keseimbangan antara biaya bahan baku,
fabrikasi off-site, transportasi komponen, di tempat ereksi, ketersediaan mesin dan
biaya tenaga kerja.
Dalam kasus lain penampilan struktur dapat mengambil kepentingan yang
lebih besar sehingga mempengaruhi keputusan desain lebih dari sekedar masalah
ekonomi. Bahan modern seperti metode beton pratekan dan fabrikasi, seperti

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

pengelasan otomatis, dan perubahan harga baja relatif terhadap tenaga kerja secara
signifikan mempengaruhi desain jembatan modern.

2.4.2. Kelebihan Jembatan Baja


1. Gaya batang utama merupakan gaya aksial
2. Dengan sistem badan terbuka (open web) pada rangka batang dimungkinkan
menggunakan tinggi maksimal dibandingkan dengan jembatan balok tanpa
rongga.

2.4.3. Kelemahan Jembatan Baja


Efisiensi rangka batang tergantung dari panjang bentangnya, artinya jika
jembatan rangka batang dibuat semakin panjang,maka ukuran dari rangka batang
itu sendiri juga harus diperbesar atau dibuat lebih tinggi dengan sudut yang lebih
besar untuk menjaga kekakuannya, sampai rangka batang itu mencapai titik
dimana berat sendiri jembatan terlalu besar ,sehingga rangka batang tidak mampu
lagi mendukung beban tersebut.

2.4.4. Keuntungan dan Kerugian Material Baja


1. Keuntungan
• Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi, sehingga
dengan material yang sedikit bisa memenuhi kebutuhan struktur.
• Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi
di pabrikan dilapangan hanya memasang saja.
• Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan
dipindahkan ke tempat lain, setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan
mudah diperbaiki dari karat.
• Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan
jembatan beton.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

2. Kerugian
• Bisa berkarat
• Lebih berisik jika dilewati beban seperti kereta api

2.5. Perencanaan Sambungan


Sambungan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu :
1. Sambungan dengan laut
2. Sambungan dengan paku/keeling
3. Sambungan dengan las

2.5.1. Sambungan dengan menggunakan baut


Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keeling
danlas. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah
baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu :
Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut
berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 tipe yaitu :
Tipe 1 : Baut baja karbon sedang,
Tipe 2 : Baut baja karbon rendah,
Tipe 3 : Baut baja tahan karat.
Walaupun baut ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keeling
danlas, tetapi masih banyak digunakan karena pemasangan baut relative lebih
praktis. Pada umumnya baut yang digunakan untuk menyambung profil baja ada 2
jenis, yaitu

2.5.1.1. Baut yang diulir penuh


Baut yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut sampai ujung baut
diulir. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar berikut.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.1. Baut yang Diulir Penuh


Diameter baut yang diulir penuh disebut Diameter Kern (inti) yang ditulis
dengan notasi kd atau 1d pada Tabel Baja tentang Baut, misalnya :

Tabel 2.1 Spesifikasi Baut


Diameter Nominal Diameter Inti
Tinggi Mur Ket.
(dn) (dk)
(mm)
Inchi mm (mm)
½ 12,70 13 9,99 M12
5/8 15,87 16 12,92 M16
¾ 19,05 19 15,80 M20
1 25,40 25 21,34 M25
Diameter yang dipergunakan untuk menghitung luas penampang (Abaut) ialah “
1 2
Abaut = π . d s
4
Dimana : Abaut =Luas Baut Penampang
d n+ 3.d k
ds =
4
Jadi kalau anda ingin mengetahui luas penampang buat M16 diulir penuh,
maka anda harus menghitung dengan rumus dari table di atas, yaitu :
15,87+ ( 3 x 12.92 )
ds = =13,66 mm=1,366 cm
4
1 2
maka Abaut = π . d s
4
1 2 2
¿ . 3,14 ( 1.366 ) =1.46 cm
4

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kalau baut yang diulir penuh digunakan sebagai alat penyambung, maka
ulir baut akan berada pada bidang geser. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
berikut.

Gambar 2.2 Ulir Baut Berada pada Bidang Geser

2.5.1.2. Baut yang tidak di ulir penuh


Baut yang tidak diulir penuh ialah baut yang hanya bagian ujungnya
diuliar. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar berikut ini.

Gambar 2.3 Baut yang tidak Diulir Penuh


Diameter nominal baut yang tidak diulir penuh ialah diameter terluar dari
batang baut. Diameter nominal ialah diameter yang tercantum pada nama
perdagangan, misalnya buat M16 berarti diameter nominal baut tersebut = 16mm
Mengenai kekuatan tarik baut, anda dapat melihat pada tabel konstruksi
baja. Sebagai contoh, berikut ini diuraikan kekuatan baut masing-masing dari baut
hitam dan baut berkekuatan tingg. Kalu baut hitam¸ada tertulis dikepala baut 4,6
ini berarti tegangan leleh minimum baut = 4 x 6 x 100 = 2400 kg/cm2.

Sedangkan, untuk baut berkekuatan tinggi, ada tertulis di kepala baut


A325 atau A490, untuk baut A325 dengan diameter 16 mm, maka kekuatan tarik

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

baut = 10700 kg. Untuk menghitung luas penampang baut tidak diulir penuh
digunakan rumus :
1
Abaut = π . d 2s
4

2.5.1.3. Jenis-jenis sambungan yang menggunakan baut


ada 4 jenis sambungan yang menggunakan baut, yaitu :
1. Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)

Gambar 2.4 Baut dengan Satu Irisan

1. Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut)

Gambar 2.5 Baut dengan Dua Irisan

2. Baut yang dibebani /sumbunya

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.6 Baut yang dibebani Sejajar dengan Sumbu


3. Baut Yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus

Gambar 2.7 Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu
Besarnya tegangan izin baut pada sambungan yang menggunakan
baut telah diatur pada PPBBI Pasal 8.2 yaitu
Tegangan geser izin : τ =0,6. σ
Tegangan Tarik izin :σ tarik =0,7. σ
Tegangan idiil (akibat geser dan tarik) izin :

Tetapi perlu diperhatikan, apabila pelat tidak kuat bila dibandingkan


dengan baut, maka lubang baut pada pelat akan berubah bentuk dari bulat

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

akan berubah menjadi oval. Karena itu harus dihitung kekuatan tumpuan
dengan rumus :

Gambar 2.8 Rumus Perhitungan Kekuatan Tumpuan


Mengenai jarak baut pada suatu sambungan, tetap harus berdasarkan PPBBI
pasal 8.2, yaitu :

 Banyaknya baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya,
tidak boleh lebih dari 5 buah.

 Jarak antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang
disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar
dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan).

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

 Pada sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke
sumbu dari 2 baut yang berurutan tidak boleh kurang dari 2,5 d dan
tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.

 Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling,
maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2
baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan
tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t.
2,5 d < s < 7 d atau 14 t
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
1,5 d < s1 < 3 d atau 6 t
 Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang
dipasangberseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak bole kurang
dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t, sedangkan jarak
antara satu baut dengan baut terdekat pada baris lainnya (s2) tidak
boleh lebih besar dari 7
d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u.
2,5 d < u < 7 d atau 14 t
s2> 7 d – 0,5 u atau 14 t – 0,5 u

2.5.2. Sambungan dengan menggunakan paku keling


Paku keeling (rivet) adalah salah satu alat penyambung atau profil
baja, selain baut dalam las. Paku keeling terdiri dari sebuah baja yang
pendek yang mudah ditempa dan berbentuk mangkuk setengah bulatan.
Pada saat paku keeling dalam keadaan plastis, paku keeling dipukul
dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi lainnya.
Dan biasanya, paku keeling akan mengembang sehingga mengisi seluruh
lubang. Penggunaan paku keeling sebagai alat penyambung lebih kaku bila
dibandingkan dengan penggunaan baut.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Pada umumnya paku keeling yang dipakai pada struktur baja adalah
paku keeling yang dipasang di bengkel dan paku keeling yang dipasang di
lapangan. Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, paku keeling
terdiri secara sederhana dari sebuah baja yang pendek, mudah ditempa dan
berbentuk mangkuk setengan bulatan. Tetapi bias juga kepala paku keeling
tersebut berbentuk bonggalan.
Pada saat paku keeling berada dalam keadaan plastis, paku keeling
dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi
yang lainnya, dan paku keeling tersebut mengembang serta mengisi
seluruh lubang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gamabr berikut ini.

Gambar 2.9 Alat Penyambung Dengan Paku Keling


Selama proses penempaan, sebuah alat bucking di tempelkan dibawah
kepala paku keeling disisi belakang sambungan, untuk memegang paku
keeling supaya tidak bergerak dan berfungsi sebagai landasan. Setelah
ditempa, paku keeling kemudian menjadi angin dingin dan pendek, proses
pemendekan ini akan memberikan tekanan pada pelat-pelat yang
disambung. Didalam perhitungan, prinsip sambungan dengan
menggunakan paku keeling sama saja dengan prinsip sambungan dengan
menggunakan baut. Yang membedakannya hanyala tegangan izin. Untuk
mengetahui tegangan izinnya dapat dilihat PPBBI pasal 8.3. ayat (1).

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Kecuali kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik yang diizinkan sama
dengan kombinasi tegangan tarik pada sambungan baut, yaitu:

Hal ini didasarkan kepada pendapat Gunawan dan Margaret (1991)


yang menyatakan bahwa pada PPBBI rumus tersebut ditulis salah.
Besarnya tegangan gizi dalam menghitung kkekuatan paku keeling adalah:
Tegangan geser yang diizinkan : = 0,8
Tegangan tarik yang diizinkan :  tr= 0,8 
Tegangan tumpuan yang diizinkan :
 tr =2  untuk S1 > 2 d
 tr = 1,6 untuk 1,5 d≤S1≤2d
Dimana:
S1 = Jarak dari paku keeling yang paling luar ke tepi bagian sambung
d = Diameter paku keeling.
 = Tegangan dasar menurut table (pasal 2.2), kecuali untuk tumpuan
menggunakan tegangan dasar bahan yang di sambung.

2.5.3. Sambungan dengan menggunakan las


Pengelasan adalah salah satu cara menyambung pelat atau profil
baja, selain menggunakan baut dan pake keeling. Kalau diperhatikan
sekarang ini, sebagian besar sambungan yang dikerjakan di bengkel
menggunakan las, misalnya pembuatan pagar beis, pembuatan tangga besi
ataupun jerejak. Proses pengelasan biasanya dikerjakan secara manual
dengan menggunakan batang las(batang elektroda).
Batang elektroda berbeda-beda tipenya tergantung kepada jenis
baja yang akan dilas, di pasaran biasanya disebut las listrik. Selain itu ada
juga proses pengelasan dengan menggunakan gas acetylin yang disebut las
antigen(las karbit). Pada kontruksi baja biasanya terdapat 2 macam las,
yaitu las tumpul dan las sudut.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

a. Las Tumpul :
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las tumpul ada 4 jenis
yaitu :
1. Las tumpul persegi panjang : Sambungan jenis ini hanya dipakai bila
tebal logam dasar tidak lebih dari 5mm

Gambar 2.10 Las Tumpul Persegi Panjang


2. Las tumpul V tunggal : Sambung 1.112an jenis ini tidak ekonomis bila
logam dasar tebalnya melebihi 15mm

Gambar 2.11 Las Tumpul V Tunggal

3. Las tumpul V ganda : sambungan jenis ini lebih cocok untuk seluruh
kondisi.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.12 Las Tumpul V Ganda


4. Las tumpul U tunggal : Sambungan jenis ini cocok untuk logam dasar
yang tebalnya tidak lebih dari 30mm

Gambar 2.13 Las Tumpul U Tunggal

b. Las Sudut
Untuk menyambung pelat atau profil baja dengan las sudut ada 3 jenis
yaitu:
1. Las sudut datar : Sambungan jenis ini adalah sambungan las yang
paling umum digunakan karena memberikan kekuatan yang sama
dengan pemakaian elektroda yang lebih sedikit.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 2.14 Las Sudut Datar


2. Las sudut cekung : pemakaian elektoda lebih banyak dibandingkan
dengan las susut datar.

Gambar 2.15 Las Sudut Cekung


3. Las sudut cembung: Pemakaian elektroda lebih banyak sama seperti
las sudut cekung.

Gambar 2.16 Las Sudut Cembung

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB III
PERALATAN DAN BAHAN
3.1 Peralatan
Alat atau Perkakas adalah benda yang digunakan untuk mempermudah
pekerjaan dalam pelaksanaan bengkel perakitan jembatan ini ialah sebagai
berikut :
1. Meteran
Digunakan untuk mengukur jarak atau panjang batang yang diperlukan.

Gambar 3. 1 Meteran

2. Gergaji Potong
Memotong profil baja sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan saat
dilapangan.

Gambar 3.2 Gergaji potong

3. Palu

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Digunakan untuk menggetok penitik besi pada pelat simpul sebagai


tanda saat pengeboran.

Gambar 3.3 Palu

4. Mesin Bor Tangan


Digunakan untuk mengebor baut ke profil baja.

Gambar 3.4 Mesin Bor Tangan

3.2 Bahan

1. Profil Baja C

Sebagai rangka utama, diafragma, dan bracing jembatan.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.11 Profil Baja C

3. Pelat Baja

Digunakan sebagai pelat sambung antar batang pada tiap segmen, dan
sambungan rangka utama dengan diafragma, dan bracing, serta perletakan
jembatan

Gambar 3.13 Pelat Baja

4. Baut

Digunakan sebagai media penyambung, pengikat rangka dengan pelat baja

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.14 Baut

3.3 Perlengkapan K3

Untuk melindungi diri dari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi saat


pelaksanaan perlu digunakan alat pelindung diri. Beberapa APD dibawa secara
perorangan dan ada pula yang telah disediakan di bengkel :

1. Sarung tangan
Sebagai pelindung tangan dari sisi pelat atau profil baja yang tajam setelah
pemotongan dan pelindung saat menggerinda

Gambar 3.16 Sarung Tangan

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3. Masker

Melindungi pernafasan dari debu dan bram-bram besi hasil penggerindaan.

Gambar 3.18 Masker

4. Wear pack
Sebagai seragam dan pelindung utama tubuh dari kotoran di tempat
pelaksanaan.

Gambar 3.19 Pakaian Bengkel

5. Safety Shoes

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda benda keras dan berat
seperti profil dan alat alat lainnya.

Gambar 3.20 Sepatu Safety

BAB IV

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

PROSEDUR PELAKSANAAN

4.1. Prosedur Pelaksanaan Perakitan Jembatan Rangka Baja


1. Pemotongan ptofil baja untuk batang atas dan bawah serta bagian kiri dan
kanan jembatan rangka baja
Batang bagian lurus sepanjang 2 meter sebanyak 14 buah
Batang bagian diagonal sepanjang 2,016 meter sebanyak 16 buah

Gambar 4.1 Pemotongan Profil Baja C

2. Pemotongan pelat simpul untuk sambungan jembatan rangka baja dengan


bentuk menyesuaikan posisi pelat yang akan di pasang di jembatan rangka
baja.

Gambar 4.2. Pemotongan Pelat Simpul

3. Penyambungan batang-batang profil baja yang telah dipotong dengan


menggunakan pelat simpul (sisi kiri dan kanan) dan baut.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.3. Penyambungan batang baja ptofil C

4. Pemasangan gelagar melintang dengan 2 bagian rangka baja yang telah disusun
sebelumnya dengan menggunakan pelat dan baut.

Gambar 4.4 Pemasangan Gelagar Melintang

5. Pemasangan ikatan angin bawah dengan baja reng TASO dengan bentuk
menyilang.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.5. Pemasangan Ikatan Angin Bawah

6. Pemasangan ikatan angin atas dengan baja reng TASO dengan bentuk
menyilang.

Gambar 4.6. Pemasangan Ikatan Angin Atas

7. Pemasangan pipa sandaran sebagai pelindung untuk pejalan kaki.

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.7. Pemasangan Pipa Sandaran

Gambar 4.8 Pemasangan Pipa Sandaran Bagian Tengah Bentang

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

8. Pemasangan trotoar dan pelat lantai kendaraan dengan profil baja C dan profil
baja reng

Gambar 4.9 Pemasangan Trotoar dan Pelat Lantai

Gambar 4.10. Hasil Pemasangan Pelat Lantai dan Trotoar

RINA MEIRIANI | 061940110225


PRAKTEK PERAKITAN JEMBATAN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Alamat : Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414, Fax. 355918 Email: Info@mail.polsriwijaya.ac.id

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. panjang bentang jembatan yang dibuat dalam praktik ini yaitu 8 meter dengan
tinggi 1,75 meter.
2. Pekerjaan ini dibagi menjadi 2 kelompok, dimana saat penyambungan antara
kedua sisi jembatan tersambung dengan baik.
3. Untuk batang horizontal membutuhkan profil baja dengan panjang 2m
sebanyak 14 batang

5.2 Saran
1. Persiapan material dan alat untuk setiap pekerjaan harus dipastikan dalam
keadaan tersedia dan kondisi baik.
2. Dalam proses pemotongan profil baja untuk rangka batang haruslah dilakukan
dengan teliti karena akan mempengaruhi ke presisian dari jembatan rangka baja
itu sendiri.
3. Pada saat pengeboran pelat simpul clamp harus benar-benar terpasang dengan
baik karena apabila tidak makan akan bisa membahayakan pekerja karena pelat
simpul itu akan berputar saat dilakukan proses pengeboran.
4. Teamwork dan komunikasi yang baik sangat diperlukan untuk mencapai hasil
yang maksimal.

RINA MEIRIANI | 061940110225

Anda mungkin juga menyukai