Anda di halaman 1dari 18

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

LABORATORIUM UJI TRANSPORTASI No. Bagian :


INSTRUKSI KERJA Terbitan / Revisi : 1/0
JUDUL : Tanggal Terbit :
MARSHALL TEST Halaman : 1 dari 18

REFERENSI:

a. SNI 03-2489-1991
b. AASHTO T-245-90
c. ASTM D-1559-76

1. TUJUAN UMUM
a. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang cara membuat benda uji aspal beton
b. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang cara-cara pemeriksaan campuran aspal beton
dengan alat marshall.
c. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang nilai karakteristik Marshall
d. Mahasiswa mampu membuat grafik, dan barchat dari hasil pengujian Marshall

2. TUJUAN KHUSUS
a. Mahasiswa bersikap teliti dan hati-hati dalam membuat benda uji aspal beton
b. Mahasiswa memahami sifat-sifat ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow)
dari campuran aspal.
c. Mahasiswa bersifat teliti dan hati-hati dalam melakukan pemeriksaan campuran aspal
beton dengan alat Marshall.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan nilai-nilai karakteristik Marshall dengan benar
e. Mahasiswa mampu menghitung nilai karakteristik Marshall dengan benar
f. Mahasiswa mampu menentukan kadar aspal optimum dengan benar

3. PENGERTIAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan
plastis (Flow) dari campuran aspal. Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu
pencampuran aspal untuk menerima beban sampai menjadi kelelehan plastis. Kelelehan plastis

1
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143
adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat suatu batas runtuh
yang dinyatakan dalam mm atau inchi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana perbedaan sifat marshall dgn nilai struktural lapis perkerasan, sehingga dapat
menghasilkan yang terbaik secara laboratorium.

4. PERALATAN DAN BAHAN


1) Peralatan

Mold/cetakan Alat pengeluar sampel Thermometer

Water batch Alat Penumbuk mesin Aspal Mesin marshall

2
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

2) Bahan
(a) aspal
(b) Agregat.

5. LANGKAH KERJA

a. Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ± 1200 gram sehingga menghasilkan
tinggi benda uji kira – kira 6,8 cm.

b. Panaskan panci pencampur beserta agregat kira-kira 280 C diatas suhu pencampur untuk
aspal panas dan ter dan aduk sampai merata, untuk aspal dingin panaskan sampai 140 C
diatas suhu pencampuran.

3
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

c. Sementara itu panaskan aspal sampai suhu pencampuran.

d. Tuangkan aspal sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang dipanaskan tersebut.
e. Aduklah dengan cepat sesuai dengan suhu pencampuran dan pemadatan sampai agregat
terlapis merata.

f. Pemadatan benda uji


1) Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan seksma
dan panaskan suhu antara 93,3 dan 1100C.
2) Letakkan selembar kertas kering atau kertas pengisap yang sudah digunting menurut
ukuran cetakan kedalam dasar cetakan.

4
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

3) Masukkanlah seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras


dengan spatula yang dipanaskan atau aduklah dengan sendok semen sebanyak 15 kali
keliling pinggirannya dan 10 kali di bagian dalamnya.

4) Lepaskan lehernya dan ratakanlah permukaan campuran dengan mempergunakan


sendok semen menjadi bentuk yang sedikit cembung. Waktu akan dipadatkan suhu
campuran berada dalam batas-batas suhu pemadatan.

5) Tutup campuran aspal panas dengan kertas pengisap.

5
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

6) Lakukan pemadatan dengan alat penumbuk. Lepaskan keeping alas dan lehernya,
balikan alat cetakan berisi benda uji dan pasanglah lagi seperti awal dan lakukan
pemadatan dengan jumlah tumbukan yang sama.

7) Sesudah pemadatan lepaslah keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji pada
permukaan ujung ini.

8) Letakkan benda uji pada tempat yang rata dan biarkan selama kira-kira 24 jam pada suhu
ruang.

6
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

Prosedur pengujian Marshall Test


a. Timbang benda uji kering, sehingga didapat benda uji kering.

b. Rendam benda uji didalam bak perendam pada suhu 25 0 C selama 3–5 dan timbang
didalam air akan didapat berat benda uji di
dalam air.

c. Keringkan permukaan benda uji dengan lap kering kemudian ditimbang, akan didapat
berat kering permukaan jenuh (SSD).

7
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

d. Lakukan penimbangan dalam air

e. Rendam benda uji dalam bak perendam selama 30 menit dengan suhu tetap 600C (± 10 C )
untuk benda uji aspal padat.untuk benda uji dengan aspal cair masukkan benda uji kedalam
oven minimum 2 jam dengan suhu tetap (250 C ± 10 C)

d. Keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven dan letakkan ke dalam segmen
bawah kepala penekan dengan catatan bahwa waktu yang diperlukan dari saat diangkatnya
benda uji dari bak perendaman atau oven sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh
melebihi 30 detik.
e. Dari hasil pengujian dengan marshall test didapatkan nilai stabilitas dan flow. Setelah
diperoleh semua data, maka dilakukan analisa sehingga mendapatkan nilai kadar aspal
optimum.
f.
g.
h.
i.

8
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143
Angka korelasi
Tebal benda uji
Isi benda uji (cm) 3 Angka Korelasi
(in) (mm)
200-213 1 25.4 5.56
214-225 1 1/16 27.0 5.00
226-237 1 1/8 28.6 4.55
238-250 1 3/16 30.2 4.17
251-264 1 ¼ 31.8 3.85
265-276 1 5/16 33.3 3.57
277-289 1 3/8 34.9 3.33
290-301 1 7/16 36.5 3.03
302-316 1 ½ 38.1 2.78
317-328 1 9/16 39.1 2.50
429-340 1 5/8 41.3 2.27
341-353 1 11/16 42.9 2.08
354-367 1 ¾ 44.4 1.92
368-379 1 13/16 46.0 1.79
380-392 1 7/8 47.6 1.67
393-405 1 15/16 49.2 1.56
406-420 2 50.8 1.47
421-431 2 1/16 52.4 1.39
432-443 2 1/8 54.0 1.32
444-456 2 3/16 55.6 1.25
457-470 2 ¼ 57.2 1.19
471-482 2 5/16 58.7 1.14
483-495 2 3/8 60.3 1.09
496-508 2 7/16 61.9 1.01
509-522 2 ½ 63.5 1.00
523-535 2 9/16 64.6 0.96
536-546 2 5/8 65.1 0.93
547-559 2 11/16 66.7 0.89
560-573 2 ¾ 68.3 0.86
574-585 2 13/16 71.4 0.83
586-598 2 7/8 73.0 0.81
599-610 2 15/16 74.6 0.78
611-625 3 76.2 0.76

a. Stabilitas benda uji yang diukur dikalikan angka pebandingan tabel sama dengan stabilitas
setelah koreksi untuk benda uji tebal 63,5 mm
b. Hubungan isi/tebal, didasarkan pada benda uji yang berdiameter 101,6 mm

9
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

Hasil Pengujian Marshall


Project Checked
Tested by
Date
Agregat: Aspal:
Bulk specific gravity,Gsb: Specific gravity(T) :
Efective specific gravity:
Berat
kadar aspal Berat sampel (Gram) % Volume % Pori Stabilitas
Jenis Berat
bulk
Jenis Agregat Flow
% berat % berat Volume Aspal
No. Gm dalam bulk, efektif Justifikasi Koreksi (mm)
terhadap terhadap Gse kering SSD (cm3) terhadap VMA VIM VFB
m air Gmb terhadap (kN) (kN)
agregat campuran Campuran
Campuran
A B C D E F G H I J K L M N O P R
1
2
3

1
2
3

1
2
3

1
2
3

1
2
3

10
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

MARSHALL TEST

Kelelehan (mm)
Stabilitas (Kg)

Kadar Aspal (%) Rongga terhadap camp VIM (%)


Kadar Aspal (%)
Berat Isi

Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)


Rongga dalam Agregat, VMA (%)
Rongga terisi aspal. VFA (%)

Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)

11
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

Karateristik Campuran
Beton aspal dibentuk dari agreagat, aspal dan atau tanpa bahan-bahan, yang dicampur
ecara merata atau homogen di instalasi pencampuran pada suhu tertentu. Campuran kemudian
dihamparkan, dipadatkan, sehingga berbenuk beton aspal padat.Secara analitis, dapat
ditentukan sifat volumetric dari aspal beton, baik yang dipadatkan di laboratorium, maupun di
lapangan. Parameter yang biasanya digunakan adalah :
1. Berat Jenis Bulk Beton Aspal Padat (Gmb)
Berat Jenis Bulk dari Beton Aspal Padat (=Gmb) dapat diukur dengan mempergunakan
hukum Archimedes, yaitu :

Gmb =

Catatan : untuk keperluan praktis nilai ini adalah juga berat isi campuran
2. Berat Jenis Maksimum Beton Aspal yang Belum Dipadatkan (Gmm)
Berat jenis maksimum dari campuran beton aspal yang belum dipadatkan (=Gmm) adalah
berat jenis campuran beton aspal tanpa ada udara, yang diperoleh dari pemeriksaan di
laboratorium.
Gmm =

dimana:
Gmm = berat jenis maksimum campuran
Pb = jumlah aspal, % terhadap total berat campuran
Ps = jumlah agregat, % terhadap total berat campuran
Gb = berat jenis aspal
Gse = berat jenis efektif agregat
3. Perhitungan Jumlah Kadar Aspal yang Terserap

Pba = 100 Gb

di mana:
Pba = aspal yang terserap, % berat terhadap berat agregat
Gse = berat spesifik agregat
Gsb = berat jenis bulk agregat
Gb = berat spesifik aspal

12
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

4. Perhitungan Efektif Jumlah Aspal Dalam Campuran


Pbe = Pb Ps
di mana :
Pbe = jumlah aspal efektif, % trhadap total berat campuran
Pb = jumlah aspal, % terhadap total berat campuran
Pba = aspal yang diserap,% berat terhadap berat agregat
Ps = jumlah agregat, % terhadap total berat campuran

5. Volume Pori dalam Agregat Campuran (VMA)


Volume pori dalam agregat campuran (VMA = Voids in the mineral aggregate), adalah
banyaknya pori diantara butir-butir agregat di dalam beton aspal padat, dinyatakan dalam
persentase.
Jika komposisi camran ditentukan beradasarkan Betat Total Campuran

VMA = 100 –

di mana :
Gmb = berat jenis bulk campuran
Ps = jumlah agregat, % terhadap total berat campuran
Gsb = berat jenis efektif agregat
Jika komposisi campuran ditentukan sebagai persentase dari berat total agregat.

VMA = 100 – x 100

dimana:
VMA = volume poi antara agregat di dalam beton aspal padat, % dari
volume bulk beton aspal padat
Gmb = berat jenis bulk campuran
Pas = jumlah aspal, % berat terhadap total berat campuran
Gsb = berat jenis efektif agregat

6. Volume Pori dalam Beton Aspal Padat (VIM)


Banyaknya pori yang berada dalam beton aspal padat (=VIM) adalah banyaknya
pori diantara butir-butir agregat yang diselimuti aspal. VIM dinyatakan dalam persentase
terhadap volume beton aspal padat. Dasar perhitungan berdasarkan

13
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143
volume beton aspal padat = 100 cm³.

VIM = ( 100 x )

di mana: Gmm = berat jenis maksimum campuran


Gmb = berat jenis bulk campuran

7. Volume Pori Antara Butir Agregat Terisi Aspal (VFA)


Banyaknya pori-pori antara butir agregat (=VMA) di dalam beton aspal padat, yang terisi
oleh aspal, dinyatakan sebagai VMA. Persentase pori antara butir agregat yang terisi aspal
dinamakan VFA. Jadi, VFA adalah bagian dari VMA yang terisi oleh aspal, tidak termasuk
di dalamnya aspal yang terabsorbsi oleh masing-masing butir agregat. Dengan demikian,
aspal yang mengisi VFA inilah yang merupakan persentase volume beton aspal padat yang
menjadi film atau selimut aspal. Dasar perhitungan dilakukan berdasarkan volume beton
aspal padat = 100 cm³.

VFA =
di mana:
VFA = volume pori antara butir agregat yang terisi aspal % dari VMA
VMA = volume pori antara butir agregat di dalam beton aspal padat, % dari
volume beton bulk beton aspal padat
VIM = volume pori dalam beton aspal padat, % dari volume beton bulk beton
aspal padat

Gambar 2.15 Skematis Berbagai Jenis Volume Beton Aspal


(Sumber : Sukirman, 2003)

14
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

8. Berat Jenis Bulk Agregat Campuran (Gsb)


Agregat yang digunakan untuk membentuk beton aspal padat, memiliki gradasi tertentu
yang biasanya diperoleh dari pencampuran beberapa fraksi agregat yang tersedia di lokasi.
Masing-masing agregat mempunyai berat jenis yang berbeda, sehingga untuk menghitung
berat beton aspal padat dibutuhkan
dibutuhkan berat jenis agregat campuran.

Gsb =

Jika :
P₁, P₂....Pn = persentase berat tiap jenis agregat
Gsb = berat jenis bulk agregat campuran
G₁, G₂....Gn = spesifikasi berat tiap jenis agregat

9. Jika Jenis Berat Efektif Agregat Campuran (Gse)


Berat jenis maksimum dari beton aspal yang belum dipadatkan, Gmm, dapat ditentukan di
laboratorium. Dasar perhitungan dilakukan berdasarkan berat beton aspal belum dipadatkan
= 100 gram.

Jadi :

Gse =

di mana :
P₁, P₂....Pn = persentase berat tiap jenis agregat
Gse = berat jenis efektif agregat
G₁, G₂....Gn = spesifikasi berat tiap jenis agregat

15
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

PENGUJIAN BERAT JENIS


(SNI 03-1969-1990)
Pekerjaan : Diperiksa :
Dikerjakan :
Tanggal :

Sampel : Batu pecah 2/3


PEMERIKSAAN Satuan I II Rata-Rata
1. Berat benda uji SSD
Gram
(Bj)
2. Berat dalam air (Ba) Gram
3. Berat kering (Bk) Gram
(Bk)
4. Berat Jenis Kering/bulk
( Bj-Ba )
( Bj )
5. Berat Jenis SSD
( Bj-Ba )
8.Berat Jenis (Bk)
semu/Apparent (Bk-Ba)
(BJ Bulk+BJ
9.Berat jenis Efektif
Semu)/2

Sampel : batu pecah 1/2


PEMERIKSAAN Satuan I II Rata-Rata
1. Berat benda uji SSD
Gram
(Bj)
2. Berat dalam air (Ba) Gram
3. Berat kering (Bk) Gram
(Bk)
4. Berat Jenis Kering/bulk
( Bj-Ba )
( Bj )
5. Berat Jenis SSD
( Bj-Ba )
8.Berat Jenis (Bk)
semu/Apparent (Bk-Ba)
(BJ Bulk+BJ
9.Berat jenis Efektif
Semu)/2

16
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

Sampel : batu pecah 1/1


PEMERIKSAAN Satuan I II Rata-Rata
1. Berat benda uji SSD
Gram
(Bj)
2. Berat dalam air (Ba) Gram
3. Berat kering (Bk) Gram
(Bk)
4. Berat Jenis Kering/bulk
( Bj-Ba )
( Bj )
5. Berat Jenis SSD
( Bj-Ba )
8.Berat Jenis (Bk)
semu/Apparent (Bk-Ba)
(BJ Bulk+BJ
9.Berat jenis Efektif
Semu)/2

Sampel : Abu batu


PEMERIKSAAN Satuan I II Rata-Rata
1. Berat benda uji SSD (A) Gram
2. Berat Picnometer + Air (C) Gram
3. Berat Picnometer + Air + Benda Uji (D) Gram
4. Berat Benda uji kering Oven (E) Gram
(E)
5. Berat Jenis Kering/bulk
( C + A - D)
(A)
6. Berat Jenis SSD
(C+A-D)
7.Berat Jenis (E)
semu/Apparent ( E-D+C)
(BJ Bulk+BJ
8.Berat jenis Efektif
Semu)/2

17
LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
Jl. Srijaya Negara Palembang 30139
Telp. 0711-353414 psw. 143

Formulir Perhitungan Sifat Volumetrik Beton Aspal Padat

Pekerjaan Diperiksa :
Dikerjakan :
Tanggal :

Berat Jenis Komposisi campuran % dari berat Total


(gram) benda uji
Komposisi benda uji
Efektif Bulk 1 2 3 4 5 6
1 Batu pecah 2/3
2 batu pecah 1/2
3 batu pecah 1/1
4 Abu batu
5 Filler
6 Campuran Agregat
7 Kadar Aspal
Berat Jenis Komposisi campuran % dari berat Total
(gram) agregat
Efektif Bulk 1 2 3 4 5 6
8 Batu pecah 2/3
9 batu pecah 1/2
10 batu pecah 1/1
11 Abu batu
12 Filler
13 Campuran Agregat
14 Kadar Aspal
15 jumlah

16 Berat jenis aspal = 1,018

17 BJ Bulk agregat Campuran,Gsb (gram)

BJ Efektif Agregat
18 Campuran,Gse
(gram)

BJ Maksimum beton
19
aspal, Gmm (gram)

20 Kadar aspal efektif (%)

21 Kadar aspal terabsorsi (%)

18

Anda mungkin juga menyukai